Anda di halaman 1dari 7

Nama : Gina Aulia Suwandi

NPM : 160112190064
Angkatan : 2019 Gel. I
Tugas : Resume WEBINAR SHARING KNOWLEDGE VOL. I
Hari/Tanggal: Kamis, 13 Agustus 2020 Waktu: pk 09.00-12.00

Judul :
Radon: Radiasi Pengion Alami di Sekitar Kita

Narasumber 1`:

Prof. Dr. Suhardjo Sitam., drg., MS., Sp.RKG(K)

- Latar belakang mengenai radon muncul ketika banyaknya pertanyaan mengenai berapa
banyakah pasien yang terdampak radiografi dalam sehari.
- Sinar X dalam radiologi = radiasi pengion yang dapat menimblkan ion pada media yang
dilewati termasuk pasien -> tubuh akan mengalami ionisasi dengan bergantung pada
dosisnya.
- Sumber radiasi pengion tidak hanya dari instalasi, untuk medical hanya 11%, 8% natural.
- Radon = gas radioaktif, secara kimia gas mulia nomor atom 86 (Rn), dengan karakteristik
gas tidak berwarna, tidak berbau, bersatu di udara, inert non reaktif, memiliki titik leleh
dan didik tertinggi.
- Sumber radon = tanah uranium meluruh -> radioum -> radon yang akan menembus ke
dalam bangunan sekitar kita -> harus ada sirkulasi udara yang baik.
- Pasien berasal dari tempat tinggal dengan kandungan radon yang bervariatif, sehingga
riwayat radiasinya juga variatif -> butuh pemeriksaan radiologi yang sesuai setiap
individu. Peta radon juga diperlukan untuk membantu mempertimbangkan tingkat
pengion alami terhadap kehidupan pasien bergantung tempat tinggalnya. Warna merah
pada peta radon menunjukkan zona 1 (konsentrasi radon tinggi), warna orange
menunjukkan zona 2, warna kuning menunjukkan zona 3 (konsentrasi radon rendah).
- Beberapa penelitian yang telah dilakukan yang berkaitan dengan tingkat radon:
 Tingkat Super-Oxide Dismutase (SOD) = enzim antioksidan intrasesluler utama
yang dapat menetralkan zat reaktif
 Kadar protein P53 saliva = menjaga sel dari mutasi genetik (penduduk dgn
wilayah radon tinggi  protein P53 tinggi  terjadi mutasi genetik)
 Kondisi sosial ekonomi = menentukan makanan yang dikonsumsi seperti
antioksidan yang dikonsumsi masyarakat
Nama : Gina Aulia Suwandi
NPM : 160112190064
Angkatan : 2019 Gel. I
Tugas : Resume WEBINAR SHARING KNOWLEDGE VOL. I
Hari/Tanggal: Kamis, 13 Agustus 2020 Waktu: pk 09.00-12.00

Judul :
Radiophobia dan Proteksi Radiasi

Narasumber 2 :

Dr. Azhari., drg., MS., Sp.RKG(K)

- Radiophobia = rasa takut yang dimiliki pasien untuk melakukan pemeriksaan


pencitraan radiologi (indikasi medis) karena kurangnya edukasi&pemahaman
mengenai efek radiasi untuk kebutuhan medis dengan dosis rendah.
- Adanya penyampaian yang salah mengenai efek samping sehingga menakuti pasien
dibandingkan manfaatnya.
- Efek radiasi high dose = kebocoran lembah radioaktif, efek radiasi low dose =
pemeriksaan radiologi dentomaksilofasial berkontribusi 1/3 dari seluruh pemeriksaan
radiologi medis.
- Seiring berjalannya waktu -> adanya digital radiography dan CBCT -> mengurangi
jumlah dosis radiasi yang diterima oleh pasien (6-10x lebih rendah disbanding
radiografi konvensional) -> perlu disampaikan sebaik mungkin kepada pasien -> dapat
menurunkan rasa takut pada pasien.
- Efek negatif radiasi pengion:
 Demerministik effect  xerosomia,katarak, osteoradionekrosis
 Stokastik  mutase gen, leukimia, kanker tiroid, timor kelenjar saliva
- Prinsip proteksi radiasi di radiologi kedokteran gigi: Justifikasi, optimasi
 ALADA (as low as diagnostically acceptable) = fokus pada bagaimana gambaran
dapat diterima/ digambarkan dengan baik.
 ALADIP (as low as acceptable being indication oriented and patient-specific) =
dinilai jauh lebih spesifik ke individu karena terdapat parameter yang jelas
- Acuan yang digunakan dalam kedokteran gigi adalah Diagnostic Reference Lever (DRL)
yang ditetapkan di Negara masing-masing
Nama : Gina Aulia Suwandi
NPM : 160112190064
Angkatan : 2019 Gel. I
Tugas : Resume WEBINAR SHARING KNOWLEDGE VOL. I
Hari/Tanggal: Kamis, 13 Agustus 2020 Waktu: pk 09.00-12.00

Judul :
Efek Radiasi Paparan Sinar X Terhadap Perubahan DNA serta
Pengaruhnya Pada Virus Covid 19

Narasumber 3&4 :

- Lusi Epsilawati, drg., M.Kes., Sp.RKG(K)


- Bremmy Laksono, drg., M.Si.Med
- Low Dose Radiation (LDR) = < dari 10 mGy/jam atau milisivert, efek masih belum
jelas. Contoh RKG/medical procedure.
- High Dose Radiation (HDR) = > dari 10 mGy/jam atau milisivert, banyak jaringan dan
sel mati setelah terpapar.
- LDR  merusak DNA, jarang menyebabkan apoptosis (dosis rendah menginduksi proses
inflamasi, respon hormetik berupa respon seluler berlebihan juga imunologi yang
berkelanjutan).
- HDR  merusak DNA, seringkali menyebabkan apoptosis. Biasanya terjadi kerusakan
pada rantai DNA sehingga apoptosis
- Relasinya dengan covid-19, pasien dengan paparan LDR -> tubuh akan mengalami badai
kecil dari sitokin -> wabah sulit dikenali. Covid-19 = virus yang mudah mutasi dan sulit
dikenali tubuh.
- Faktor yang mempengaruhi efek radiasi: Dosis, durasi, rates/pengulangan, target
sel/organ
- Radiosensitifitas Organ dan Jaringan
Dari sensitifitas paling tinggi hingga rendah:
1. Hematopoietic system
2. Reproductive system
3. Gastrointestinal system
4. Epidermis and eyes
5. Lain: lung, kidney, dan kelenjar tiroid
6. Support system: pembuluh darah, otot dan tulang
7. Transmission system: nerve
- Kasus COVID-19 biasanya memiliki progresi yang cepat dibawah 2 minggu dan efek
LDR tidak hanya pada target tapi juga memiliki pengaruh efek sistemik -> efek LDR
harus diwaspadai dan diperhatikan pengaruhnya pada virus COVID-19.

Anda mungkin juga menyukai