Abstrak
Rumah Sakit Bahteramas, Rumah Sakit Bhayangkara dan RSUD Kota Kendari adalah beberapa rumah sakit
yang memiliki Instalasi radiologi, dimana di dalamnya terdapat pekerja radiasi yaitu radiografer dan fisikawan
medik yang berisiko terkena paparan radiasi sinar-x. Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada pekerja
radiasi, beberapa pekerja mengalami keluhan seperti lelah, pusing dan kerusakan pada area kulit. Paparan
radiasi ini juga mempengaruhi kadar leukosit dan kadar hemoglobin pekerja. Penelitian bertujuan untuk
mengetahui perbedaan kadar leukosit dan kadar hemoglobin pada pekerja kontak langsung dan kontak tidak
langsung di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Bahteramas, Rumah Sakit Bhayangkara dan RSUD Kota Kendari.
Jenis penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional dengan menggunakan analisis Uji independen
sampel T-test, sampel dalam penelitian ini yaitu 17 pekerja kontak langsung dan 17 pekerja kontak tidak langsung.
Pekerja kontak langsung terdiri dari radiografer dan fisikawan medik, sedangkan pekerja kontak tidak langsung
adalah perawat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, tidak terdapat perbedaan kadar leukosit antara pekerja
kontak langsung dan kontak tidak langsung (p = 0,437 atau p > 0,05). Dan tidak terdapat perbedaan kadar
hemoglobin (Hb) antara pekerja kontak langsung dan kontak tidak langsung (p = 0,886 atau p > 0,05). Saran
dilaksanakan pemeriksaan rutin pada peralatan radioterapi sebelum digunakan, mengatur jadwal shift bagi
pekerja serta melakukan pemeriksaan kesehatan rutin pada pekerja setiap enam bulan sekali.
Abstract
Bahteramas Hospital, Bhayangkara Hospital and Kendari City Hospital are several hospitals that have radiology
installations, in which there are radiation workers, namely radiographers and medical physicists who are at risk of
exposure to x-ray radiation. Based on interviews conducted with radiation workers, some workers experienced
complaints such as fatigue, dizziness and damage to the skin area. This radiation exposure also affects the levels
of leukocytes and hemoglobin levels of workers. This study aims to determine the differences in leucocyte levels
and hemoglobin levels in direct and indirect contact workers at the Radiology Installation at Bahteramas Hospital,
Bhayangkara Hospital and Kendari City Hospital. The type of this study was analytical study with a cross sectional
approach using the analysis of the independent test sample T-test, the sample in this study was 17 direct contact
workers and 17 indirect contact workers. Direct contact workers consist of radiographers and medical physicists,
while indirect contact workers are nurses. The results showed that, there is no difference in leucocyte levels
between direct contact and indirect contact workers (p = 0.437 or p> 0.05). there is no difference in hemoglobin
(Hb) levels between direct contact and indirect contact workers (p = 0.886 or p> 0.05). Suggestions to carry out
routine checks on radiotherapy equipment before use, arrange shift schedules for workers and carry out routine
health checks on workers every six months.
163
Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo
Volume 1 No 4 Januari 2021
Published by FKM UHO
e-ISSN : 2723-519X; page 163-171
DOI: http://dx.doi.org/10.37887/jk3-uho
165
Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo
Volume 1 No 4 Januari 2021
Published by FKM UHO
e-ISSN : 2723-519X; page 163-171
DOI: http://dx.doi.org/10.37887/jk3-uho
Tabel 1. Distribusi Responden Menurut Umur, Jenis Kelamin, Masa Kerja, Jenis Pekerjaan, Tingkat
Pendidikan, Status Pernikahan, Indeks Massa Tubuh dan Tempat Kerja di Rumah Sakit
Bahteramas, Rumah Sakit Bhayangkara, dan RSUD Kota Kendari Tahun 2019
Jumlah (n)
Kontak Kontak Tidak Total
Variabel
Langsung Langsung
n % n % n %
Umur
24-27 7 20,6 7 20,6 14 41.2
28-31 1 2,9 1 2,9 2 5.9
32-35 5 14,7 5 14,7 10 29.4
36-39 3 8,8 3 8,8 6 17.6
40-43 1 2,9 1 2,9 2 5.9
Jenis Kelamin
Perempuan 12 35,3 12 35,3 24 70.6
Laki-laki 5 14,7 5 14,7 10 29.4
Masa Kerja
1-4 7 20,6 6 17,6 13 38.2
5-8 2 5,9 4 11,8 6 17.6
9-12 4 11,8 5 14,7 9 26.5
13-16 4 11,8 1 2,9 5 14.7
17-20 0 0 1 2,9 1 2.9
Jenis Pekerjaan
Radiografer 15 44,1 0 0 15 44,1
Fisikawan Medik 2 5,9 0 0 2 5,9
Perawat 0 0 17 50 17 50,0
Tingkat Pendidikan
S1 5 14,7 6 17,6 11 32,4
D3 12 35,3 11 32,4 23 67,6
Status Pernikahan
Menikah 8 23,5 14 41,2 22 64,7
Belum Menikah 9 26,5 3 8,8 12 35,3
Indeks Massa Tubuh
Kurus 1 2,9 1 2,9 2 5,9
Normal 13 38,2 14 41,2 27 79,4
Gemuk 3 8,8 2 5,9 5 14,7
Tempat Kerja
Rumah Sakit Bahteramas 7 20,6 7 20,6 14 41,2
Rumah Sakit Bhayangkara 4 11,8 4 11,8 8 23,5
RSUD Kota Kendari 6 17,6 6 17,6 12 35,3
Sumber: Data Primer, Oktober 2019
166
Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo
Volume X No XX April 2020
Published by FKM UHO
e-ISSN : 2723-519X; page xxx-xxx
DOI: http://dx.doi.org/10.37887/jk3-uho
pengambilan sampel darah vena, kemudian dilakukan proses pemeriksaan. Salah satu
dilakukan pemeriksaan Hematology Analyzer penyebab kadar hemoglobin (Hb) tidak normal
Mindray BC-3500. Kemudian dibuat apusan adalah kehamilan karena terjadi peningkatan
darah sebagai uji konfirmasi jika terjadi hasil kebutuhan dan peningkatan protein fase akut
yang meragukan untuk memastikan jika hasil (8). Selain itu beberapa responden dengan
yang dikeluarkan alat adalah positif sejati. kadar hemoglobin tidak normal karena hasil
Setelah itu dilakukan pewarnaan sediaan laboratorium yang digunakan berbeda dengan
apusan dengan menggunakan pewarnaan hasil laboratorium yang digunakan oleh peneliti,
wright. 13 orang lainnya (7 orang pekerja di dalam hal ini responden tersebut menggunakan
Rumah Sakit Bahteramas dan 6 orang pekerja data sekunder. Pada dasarnya setiap alat di
di RSUD Kota Kendari) tidak bersedia diambil laboratorium yang digunakan untuk mengambil
darahnya karena telah melakukan pemeriksaan darah memiliki nama, merk yang berbeda
darah sebelumnya yang dilakukan di sehingga dapat mempengaruhi hasil.
laboratorium masing-masing rumah sakit Dari hasil uji t tidak berpasangan
tempat bekerja sehingga analisis data diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan
menggunakan data sekunder pemeriksaan kadar leukosit antara pekerja kontak langsung
darah rutin yang telah dilakukan responden. dan kontak tidak langsung (p = 0,437). Tidak
Berdasarkan pemeriksaan laboratorium adanya perbedaan pada kedua aspek tersebut
yang telah dilakukan terhadap 34 responden karena pada pekerja kontak langsung di
terdapat 33 responden dengan kadar leukosit Instalasi radiologi setiap rumah sakit bekerja
normal dan 1 responden dengan kadar leukosit sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP)
tidak normal. Responden dengan kadar leukosit dimana pekerja kontak langsung bekerja
tidak normal tersebut yaitu pekerja kontak tidak dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
langsung (perawat) karena diketahui bahwa seperti apron, Thermoluminisence Dosemeter
responden memiiki indeks massa tubuh yang (TLD), dan lain-lain saat mengoperasikan
tidak normal (kategori gemuk). Salah satu faktor pesawat radiasi, serta memiliki surat izin
penyebab kadar leukosit tidak normal adalah pemanfaatan tenaga nuklir.
indeks massa tubuh, dimana seseorang Di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
dengan IMT golongan obesitas memiliki jumlah Bahteramas, Rumah Sakit Bhayangkara dan
leukosit yang lebih tinggi(7). RSUD Kota Kendari sudah memberikan dan
Berdasarkan pemeriksaan laboratorium memberlakukan prosedur kerja dalam bentuk
yang telah dilakukan terhadap 34 responden SOP yang wajib dilaksanakan oleh seluruh
terdapat 26 responden dengan kadar pekerja termasuk pekerja radiografer dan
hemoglobin (Hb) normal dan 6 responden fisikawan medik. Peraturan dan prosedur yang
dengan kadar hemoglobin (Hb) tidak normal. baik dan benar, mudah dimengerti dan mudah
Responden dengan kadar hemoglobin tidak diterapkan oleh pekerja. Pekerja radiasi kontak
normal tersebut yaitu 4 responden kontak langsung juga bekerja dengan menggunakan
langsung dan 2 responden kontak tidak APD karena kesadaran mereka terhadap
langsung. Diketahui bahwa terdapat responden pentingnya keselamatan. Selain itu hasil TLD
yang sedang dalam masa kehamilah saat selama ini selalu di ambang batas normal.
168
Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo
Volume X No XX April 2020
Published by FKM UHO
e-ISSN : 2723-519X; page xxx-xxx
DOI: http://dx.doi.org/10.37887/jk3-uho
Pekerja radiasi juga selain menggunakan apron hitung jenis leukosit pada petugas radiologi di
mereka menggunakan masker setiap kali Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat
bekerja demi terhindar dari efek nosokomial (BBKPM) Makassar menunjukkan hasil bahwa
maupun infeksi yang dapat menurunkan jumlah kuantitas leukosit (hitung jumlah leukosit) pada
leukosit pada pekerja. petugas radiologi sebanyak 6 sampel (85,71%)
Pekerja radiasi kontak langsung dan dalam kategori normal(9).
kontak tidak langsung di tiga rumah sakit Berdasarkan hasil penelitian dengan
tempat penelitian juga berusia di atas 18 tahun menggunakan uji t tidak berpasangan diketahui
sebagai syarat usia minimum pekerja radiasi. bahwa tidak terdapat perbedaan kadar
Tidak adanya perbedaan kadar leukosit antara hemoglobin (Hb) antara pekerja kontak
pekerja kontak langsung dan kontak tidak langsung dan kontak tidak langsung (p = 0,886).
langsung karena kadar leukosit kedua subjek Beberapa faktor yang dapat menyebakan tidak
dalam kategori normal. Kedua subjek pada adanya perbedaan tersebut antara lain karena
penelitian ini juga memiliki indeks massa tubuh adanya perhatian dari manajemen dalam hal
yang normal. kesehatan tenaga kerja, adanya tambahan
Berdasarkan observasi dan wawancara asupan gizi, terdapat standart operasional
yang dilakukan peneliti di instalasi radiologi prosedur (SOP). SOP yang dimaksud yaitu
Rumah Sakit Bahteramas, Rumah Sakit para pekerja harus menggunakan Alat
Bhayangkara dan RSUD Kota Kendari diketahui Pelindung Diri (APD) seperti apron,
bahwa penerapan surat izin pemanfaatan Thermoluminisence Dosemeter (TLD), serta
tenaga nuklir telah terpenuhi sesuai dengan dilakukan pemantauan terhadap radiasi
standar acuan PP Nomor 29 Tahun 2009 sehingga pekerja terlindungi saat bekerja.
tentang Perizinan Pemanfaatan Sumber Hasil observasi menyatakan bahwa dari
Radiasi Pengion dan Bahan Nuklir, PP Nomor segi pemantauan dosis radiasi, tampak pekerja
33 Tahun 2007 Keselamatan Radiasi Pengion kontak langsung menggunakan TLD selama
dan Keamanan Sumber Radioaktif, dan Perka bekerja di ruangan radiologi. TLD merupakan
Bapeten Nomor 8 Tahun 2011 Keselamatan suatu alat ukur radiasi yang terdiri dari detektor
Radiasi dalam Penggunaan Pesawat Sinar X dan rangkaian penunjang seperti pengukuran
Radiologi Diagnostik dan Intervensional. radiasi lainnya yang dapat memberikan
Penelitian ini sesuai sesuai dengan informasi dosis radiasi efek atau pengaruh
penelitian yang dilakukan oleh Mayerni et.al., radiasi tersebut terhadap manusia.
(2013) menunjukkan 39 responden (100%) Pemantauan radiasi dilakukan pada
kadar leukosit pekerja radiasi pada tiga rumah beberapa tempat secara menyeluruh yang
sakit di Kota Pekanbaru periode tahun 2008 - meliputi dinding penahan radiasi serta daerah
2011 sebagian besar normal. Pada tahun 2011 kerja di mana pekerja biasanya melakukan
terdapat 4 (1,3% ) orang pekerja radiasi yang kegiatan. Pemantauan pada dinding ruangan
memiliki kadar leukosit abnormal(4). dimaksudkan untuk mengantisipasi jika ada
Penelitian ini juga sejalan dengan keretakan ataupun kebocoran penahan radiasi
penelitian yang dilakukan oleh Suciyani et.al., yang dapat mengakibatkan paparan berlebihan
(2017) dengan judul analisis kuantitas dan terhadap pekerja radiasi kontak langsung.
169
Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo
Volume X No XX April 2020
Published by FKM UHO
e-ISSN : 2723-519X; page xxx-xxx
DOI: http://dx.doi.org/10.37887/jk3-uho
Sedang pemantauan daerah kerja bergantung pada seberapa banyak dosis yang
dimaksudkan agar para pekerja radiasi dapat diberikan, dan bergantung pula pada
mengatur dan menentukan posisi yang aman lajunya,apakah diberikan secara akut (dalam
dalam melaksanakan tugas. jangka waktu seketika) atau secara gradual
Pemantauan radiasi pada prinsipnya (sedikit demi sedikit). Selain bergantung pada
adalah kegiatan pengukuran tingkat radiasi di jumlah dan laju dosis, setiap organ tubuh
daerah kerja, biasanya dinyatakan dalam laju mempunyai kepekaan yang berlainan terhadap
dosis radiasi per satuan waktu, misal dalam radiasi, sehingga efek yang ditimbulkan radiasi
mrem/jam, μSv/jam dan sebagainya. juga akan berbeda(10) .
Pemantauan radiasi merupakan bagian dari Penelitian ini sesuai dengan penelitian
program proteksi radiasi yang harus dilakukan yang dilakukan oleh Suhaedi et.al., (2003)
dalam setiap kegiatan pemanfaatan tenaga dengan judul analisis pemaparan radiasi
nuklir. Sistem proteksi radiasi didesain untuk terhadap profil hematologi pekerja radiasi divisi
memperkecil dan mengontrol paparan radiasi radiologi Rumah Sakit Dr.Kariadi Semarang,
yang diterima pekerja radiasi kontak menunjukkan hasil bahwa kadar hemoglobin
langsung(4). (Hb) responden sebagian besar normal, yaitu
Pekerjaan sebagai pekerja radiasi pada 49 orang (78,4%) dan sisanya 13 orang
suatu rumah sakit berisiko terhadap kesehatan kategori tidak normal (21,6%). Pada penelitian
dibanding pekerja lainnya. Untuk itu perlu ini kadar leukosit pekerja radiasi didapatkan 62
dilakukan pemantauan kesehatan pekerja responden (100%) kondisi normal, sehingga
radiasi melalui pemeriksaan laboratorium tidak terdapat perbedaan antara kadar
kesehatan dengan mengambil sampel darah hemoglobin, kadar leukosit petugas radiasi
secara berkala minimal sekali dalam satu kontak langsung dengan petugas radiasi non
tahun(4). Berdasarkan observasi dan kontak langsung(11).
wawancara yang dilakukan diketahui bahwa di
setiap rumah sakit tempat penelitian telah Penutup
dilakukan pemeriksaan darah rutin setiap satu Adapun kesimpulan dari penelitian ini
tahun sekali. Pencatatan hasil pemeriksaan adalah tidak terdapat perbedaan yang
laboratorium kesehatan pekerja radiasi signifikan kadar leukosit antara pekerja kontak
dilakukan oleh pihak manajemen rumah sakit langsung dan kontak tidak langsung; dan tidak
dan didokumentasikan dalam bentuk kartu terdapat perbedaan yang signifikan kadar
kesehatan tersediri khusus pekerja radiasi. Hal hemoglobin (Hb) antara pekerja kontak
ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan langsung dan kontak tidak langsung.
yang menyatakan bahwa pencatatan hasil Adapun saran yang dapat diberikan
pemeriksaan kesehatan dilakukan oleh direktur adalah bagi pekerja kontak langsung yang telah
RS/pihak manajemen melalui PPR (Petugas bekerja sesuai standar operasional prosedur
Proteksi Radiasi) yang ditunjuk yang nantinya di (SOP) yaitu menggunakan Alat Pelindung Diri
simpan dalam kartu kesehatan/file tersendiri (APD), seperti apron dan Thermoluminisence
pekerja radiasi tersebut. Dosemeter (TLD), agar tetap mempertahankan
Efek radiasi terhadap tubuh manusia semua proses pengerjaannya sesuai SOP yang
170
Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo
Volume X No XX April 2020
Published by FKM UHO
e-ISSN : 2723-519X; page xxx-xxx
DOI: http://dx.doi.org/10.37887/jk3-uho
ada dan tetap merawat semua alat-alat Keselamatan Dan Kesehatan Terhadap
pelindung diri demi menjaga keselamatan Pemanfaatan Radiasi Pengion Jakarta.
pekerja. Dan bagi pekerja kontak tidak 7. Sari, P. (2015). Hubungan Pajanan
langsung (perawat) tetap memperhatikan pola Formaldehida dengan Jumlah Leukosit,
makan dengan menjaga kondisi tubuh saat Hitung Jenis dan Morfologinya Pada
bekerja agar kadar leukosit dan hemoglobin Pekerja Laki-Laki Bagian Dipping Dan
tetap normal. Weaving Industri Kain Ban. Jurnal
Universitas Indonesia : 17-18.
Daftar Pustaka 8. Widyastuti, P. A. (2014). Hubungan Kadar
1. New York State Department of Health. Hemoglobin Siswa Dengan Prestasi
(2007). Radiation and Health. New York. Belajar di Sekolah Dasar Negeri 1
2. Hasmawati. (2016). Analisis Dosis Bentangan Wonosari Kabupaten Klaten.
Paparan Radiasi Sinar X di Unit Radiologi Naskah Publikasi , 3-4.
RS Bhayangkara Makassar. 9. Suciyani, N.N. (2017). Analisis Kuantitas
3. Dokter Sehat. 2018. Mengenali Dampak dan Hitung Jenis Leukosit pada Petugas
Buruk Anemia pada Tubuh Anda. Radiologi di Balai Besar Kesehatan Paru
https://doktersehat.com/dampak-buruk-an Masyarakat (Bbkpm) Makassar : 59-65.
emia-atau-kurang-darah/. 24 September 10. Jahiroh, N. Hendrawati, M.M. Montain.
2019. (2015). Profil Hematologi dan Pemantauan
4. Mayerni, Ahmad, A., & Abidin, Z. (2013). Dosis Petugas Radiologi di Rumah Sakit
Dampak Radiasi terhadap Kesehatan Penyakit Infeksi (RSPI) Prof. Dr. Sulianti
Pekerja Radiasi di RSUD Arifin Achmad, Saroso Tahun 2014-2015. The Indonesian
RS Santa Maria dan RS Awal Bros Journal of Infectious Disease.
Pekanbaru. Ilmu Lingkungan. 11. Suhaedi, S.O. (2003). Analisis Pemaparan
5. Samosir, H., & Ilyas, S. (2012). Pengaruh Radiasi terhadap Profil Hematologi Pekerja
Paparan Radiasi Terhadap Petugas Radiasi Divisi Radiologi Rumah Sakit Dr.
Brachytherapy di Rumah Sakit Umum Kariadi Semarang. Jurnal Kesehatan
Pusat Haji Adam Malik.
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 63 Tahun 2000. Tentang
171