Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo

Volume 1 No 4 Januari 2021


Published by FKM UHO
e-ISSN : 2723-519X; page 163-171
DOI: http://dx.doi.org/10.37887/jk3-uho

ANALISIS PAPARAN RADIASI TERHADAP KADAR LEUKOSIT DAN


HEMOGLOBIN DI INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT KOTA
KENDARI TAHUN 2019

ANALYSIS OF RADIATION EXPOSURE TO LEUCOCITE AND HEMOGLOBIN


LEVELS IN RADIOLOGICAL HOSPITAL IN KOTA KENDARI 2019
1 2 3
Indah Pertiwi *Arum Dian Pratiwi Irma Yunawati
1
Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Prodi Kesmas FKM ; Universitas Halu Oleo Kendari, Indonesia
2
Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Prodi Kesmas FKM ; Universitas Halu Oleo Kendari, Indonesia
3
Prodi Gizi FKM ; Universitas Halu Oleo Kendari, Indonesia
1 2 3
pertiwindah01@gmail.com arum.dian28@gmail.com irmayunawati@gmail.com

*Correspondence Author (Arial 9pt Bold)


Arum Dian Pratiwi
Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Prodi Kesmas FKM UHO
Email: arum.dian28@gmail.com

Abstrak

Rumah Sakit Bahteramas, Rumah Sakit Bhayangkara dan RSUD Kota Kendari adalah beberapa rumah sakit
yang memiliki Instalasi radiologi, dimana di dalamnya terdapat pekerja radiasi yaitu radiografer dan fisikawan
medik yang berisiko terkena paparan radiasi sinar-x. Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada pekerja
radiasi, beberapa pekerja mengalami keluhan seperti lelah, pusing dan kerusakan pada area kulit. Paparan
radiasi ini juga mempengaruhi kadar leukosit dan kadar hemoglobin pekerja. Penelitian bertujuan untuk
mengetahui perbedaan kadar leukosit dan kadar hemoglobin pada pekerja kontak langsung dan kontak tidak
langsung di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Bahteramas, Rumah Sakit Bhayangkara dan RSUD Kota Kendari.
Jenis penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional dengan menggunakan analisis Uji independen
sampel T-test, sampel dalam penelitian ini yaitu 17 pekerja kontak langsung dan 17 pekerja kontak tidak langsung.
Pekerja kontak langsung terdiri dari radiografer dan fisikawan medik, sedangkan pekerja kontak tidak langsung
adalah perawat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, tidak terdapat perbedaan kadar leukosit antara pekerja
kontak langsung dan kontak tidak langsung (p = 0,437 atau p > 0,05). Dan tidak terdapat perbedaan kadar
hemoglobin (Hb) antara pekerja kontak langsung dan kontak tidak langsung (p = 0,886 atau p > 0,05). Saran
dilaksanakan pemeriksaan rutin pada peralatan radioterapi sebelum digunakan, mengatur jadwal shift bagi
pekerja serta melakukan pemeriksaan kesehatan rutin pada pekerja setiap enam bulan sekali.

Kata kunci: Hemoglobin, Kadar Leukosit, Radiasi

Abstract

Bahteramas Hospital, Bhayangkara Hospital and Kendari City Hospital are several hospitals that have radiology
installations, in which there are radiation workers, namely radiographers and medical physicists who are at risk of
exposure to x-ray radiation. Based on interviews conducted with radiation workers, some workers experienced
complaints such as fatigue, dizziness and damage to the skin area. This radiation exposure also affects the levels
of leukocytes and hemoglobin levels of workers. This study aims to determine the differences in leucocyte levels
and hemoglobin levels in direct and indirect contact workers at the Radiology Installation at Bahteramas Hospital,
Bhayangkara Hospital and Kendari City Hospital. The type of this study was analytical study with a cross sectional
approach using the analysis of the independent test sample T-test, the sample in this study was 17 direct contact
workers and 17 indirect contact workers. Direct contact workers consist of radiographers and medical physicists,
while indirect contact workers are nurses. The results showed that, there is no difference in leucocyte levels
between direct contact and indirect contact workers (p = 0.437 or p> 0.05). there is no difference in hemoglobin
(Hb) levels between direct contact and indirect contact workers (p = 0.886 or p> 0.05). Suggestions to carry out
routine checks on radiotherapy equipment before use, arrange shift schedules for workers and carry out routine
health checks on workers every six months.

Keywords: Hemoglobin, Leococite Level, Radiation

163
Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo
Volume 1 No 4 Januari 2021
Published by FKM UHO
e-ISSN : 2723-519X; page 163-171
DOI: http://dx.doi.org/10.37887/jk3-uho

Pendahuluan kelainan sel darah putih (leukosit) pada petugas


Radiasi adalah energi yang bergerak Brachytherapy di Rumah Sakit Umum Pusat Haji
melalui ruang pada kecepatan yang sangat Adam Malik. Meskipun beberapa efek dari
tinggi. Energi ini bisa dalam bentuk partikel, sinar-X telah teramati, namun upaya
seperti alfa atau partikel beta, yang dipancarkan perlindungan terhadap bahaya penyinaran
dari bahan radioaktif, atau gelombang seperti sinar-X tersebut belum terpikirkan(5).
cahaya, panas, oven microwave, x-ray dan sinar Semakin besar dosis paparan yang diterima
gamma(1). Sinar-X merupakan salah satu hasil seseorang, maka kemungkinannya untuk hidup
dari kemajuan teknologi dimana mempunyai akan semakin kecil. Penyebab kematian dalam
banyak manfaat diantaranya di bidang industri, banyak kasus adalah kerusakan sumsum tulang
pertanian, kedokteran dan kesehatan. Pada (yang didalamnya ada leukosit), yang
bidang kesehatan atau medik sinar-X digunakan menyebabkan infeksi dan pendarahan. Paparan
sebagai sumber radiasi pengion untuk radiasi ini bisa berasal dari makanan, air, sinar
mendiagnosis adanya suatu penyakit dalam matahari, tembakau, televisi, detector asap,
bentuk gambaran anatomi tubuh yang material bangunan, scanner tubuh di bandara
ditampilkan dalam film radiografi (2). dan sinar-X(4).
Namun dibalik banyaknya manfaat yang Dalam Komisi Internasional tahun 1990
dihasilkannya, sinar-X memiliki dampak negatif tertera bahwa pengaruh sinar–X dapat
bagi lingkungan maupun makhluk hidup yang menyebabkan kerusakan haemopoetik (kelainan
ada di sekitarnya khususnya pekerja radiasi darah) seperti: anemia, leukemia dan leukopeni
(radiografer). Dampak radiasi sinar-X terhadap yaitu menurunnya jumlah leukosit(4).
kadar leukosit dan hemoglobin diantaranya Berdasarkan observasi awal di Rumah
adalah kerontokan rambut, menurunkan Sakit Bahteramas, Rumah Sakit Bhayangkara
kemampuan dalam bekerja, terganggunya dan RSUD Kota Kendari merupakan rumah sakit
kesehatan reproduksi, mengalami gagal jantung, milik pemerintah yang memberikan pelayanan di
mudah terkena infeksi serta mudah terserang bidang kesehatan dan didukung oleh layanan
penyakit anemia dan leukemia(3). dokter spesialis dan sub spesialis, serta
Beberapa efek merugikan yang muncul ditunjang dengan fasilitas medis yang memadai.
pada tubuh manusia karena terpapar oleh Salah satunya yaitu instalasi radiologi yang di
sinar-X segera teramati tidak berselang lama dari dalamnya menyediakan teknologi rontgen dan
penemuan sinar-X. Efek merugikan itu berupa CT scan. Di ruangan tersebut terdapat pekerja
kerontokan rambut dan kerusakan kulit. radiografer, fisikawan medik, perawat dan juga
Berdasarkan data pada tahun 1897 di Amerika administrasi yang memiliki tugas masing-masing.
Serikat dilaporkan adanya 69 kasus kerusakan Di instalasi radiologi rumah sakit tersebut juga
kulit yang disebutkan oleh sinar-X, pada tahun dilengkapi dengan alat ukur radiasi yang
1902 angka yang dilaporkan meningkat menjadi bernama Thermoluminisence Dosemeter (TLD)
170 kasus. Pada tahun 1911 di jerman juga dan dilakukan pengukuran setiap tiga bulan
dilaporkan adanya 94 kasus tumor yang sekali.
disebabkan oleh sinar-X(4). Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh lakukan pada beberapa pekerja radiasi,
Hendrik dan Saprudin (2012) terdapat kasus menyatakan bahwa pekerja radiasi mengalami
164
Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo
Volume 1 No 4 Januari 2021
Published by FKM UHO
e-ISSN : 2723-519X; page 163-171
DOI: http://dx.doi.org/10.37887/jk3-uho

keluhan seperti lelah, pusing serta terjadi Metode


kerusakan kulit. Penelitian ini merupakan jenis penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, kuantitatif dengan desain penelitianl analitik
maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian menggunakan pendekatan studi cross sectional
yang berjudul pengaruh paparan radiasi untuk mengetahui perbedaan kadar leukosit dan
terhadap kadar leukosit dan kadar hemoglobin kadar hemoglobin pada pekerja kontak langsung
(Hb) di Instalasi Radiologi Rumah Sakit di Kota dan kontak tidak langsung di Instalasi Radiologi
Kendari. Peneliti memilih ketiga rumah sakit Rumah Sakit Bahteramas, Rumah Sakit
tersebut karena memiliki pekerja radiografer Bhayangkara dan RSUD Kota Kendari tahun
serta jumlah kunjungan yang lebih banyak 2019. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh
daripada rumah sakit lain. Hasil penelitian ini petugas yang kontak langsung dalam hal ini
diharapkan dapat memberikan informasi adalah radiografer dan fisikawan medik dan
mengenai analisis paparan radiasi terhadap petugas kontak tidak langsung dalam hal ini
kadar leukosit dan kadar hemoglobin dan adalah perawat yang tidak bekerja di Instalasi
diharapkan pula dapat memperkecil risiko akibat Radiologi. Sampel dalam penelitian ini berjumlah
kerja di instalasi radiologi dengan upaya 34 yang terdiri dari 17 petugas kontak langsung
perlindungan yang ada terhadap radiasi. dan 17 petugas kontak tidak langsung,
pengambilan sampel menggunakan teknik
accidental sampling dan dilakukan matching
terhadap umur dan jenis kelamin.

165
Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo
Volume 1 No 4 Januari 2021
Published by FKM UHO
e-ISSN : 2723-519X; page 163-171
DOI: http://dx.doi.org/10.37887/jk3-uho

Hasil dan Pembahasan

Tabel 1. Distribusi Responden Menurut Umur, Jenis Kelamin, Masa Kerja, Jenis Pekerjaan, Tingkat
Pendidikan, Status Pernikahan, Indeks Massa Tubuh dan Tempat Kerja di Rumah Sakit
Bahteramas, Rumah Sakit Bhayangkara, dan RSUD Kota Kendari Tahun 2019
Jumlah (n)
Kontak Kontak Tidak Total
Variabel
Langsung Langsung
n % n % n %
Umur
24-27 7 20,6 7 20,6 14 41.2
28-31 1 2,9 1 2,9 2 5.9
32-35 5 14,7 5 14,7 10 29.4
36-39 3 8,8 3 8,8 6 17.6
40-43 1 2,9 1 2,9 2 5.9
Jenis Kelamin
Perempuan 12 35,3 12 35,3 24 70.6
Laki-laki 5 14,7 5 14,7 10 29.4
Masa Kerja
1-4 7 20,6 6 17,6 13 38.2
5-8 2 5,9 4 11,8 6 17.6
9-12 4 11,8 5 14,7 9 26.5
13-16 4 11,8 1 2,9 5 14.7
17-20 0 0 1 2,9 1 2.9
Jenis Pekerjaan
Radiografer 15 44,1 0 0 15 44,1
Fisikawan Medik 2 5,9 0 0 2 5,9
Perawat 0 0 17 50 17 50,0
Tingkat Pendidikan
S1 5 14,7 6 17,6 11 32,4
D3 12 35,3 11 32,4 23 67,6
Status Pernikahan
Menikah 8 23,5 14 41,2 22 64,7
Belum Menikah 9 26,5 3 8,8 12 35,3
Indeks Massa Tubuh
Kurus 1 2,9 1 2,9 2 5,9
Normal 13 38,2 14 41,2 27 79,4
Gemuk 3 8,8 2 5,9 5 14,7
Tempat Kerja
Rumah Sakit Bahteramas 7 20,6 7 20,6 14 41,2
Rumah Sakit Bhayangkara 4 11,8 4 11,8 8 23,5
RSUD Kota Kendari 6 17,6 6 17,6 12 35,3
Sumber: Data Primer, Oktober 2019

166
Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo
Volume X No XX April 2020
Published by FKM UHO
e-ISSN : 2723-519X; page xxx-xxx
DOI: http://dx.doi.org/10.37887/jk3-uho

Hasil uji normalitas dengan menggunakan


Shapiro-Wilk menunjukkan bahwa kadar Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 34
leukosit (p-value = 0,619 dan 0,087) dan kadar responden (100%), responden dengan kadar
hemoglobin (p value = 0,312 dan 0,846) Hemoglobin (Hb) normal sebanyak 28
memiliki data yang terdistribusi normal. Hal ini responden (82,4%) yang terbagi atas 13
menunjukkan bahwa uji t tidak berpasangan responden kontak langsung dan 15 responden
dapat dilakukan. kontak tidak langsung dan responden dengan
Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan kadar Hemoglobin (Hb) tidak normal
Kadar Leukosit di Rumah Sakit
sebanyak 6 responden (17,6%) yang terbagi
Bahteramas, Rumah Sakit
Bhayangkara, dan RSUD Kota atas 4 responden kontak langsung dan 2
Kendari Tahun 2019
responden kontak tidak langsung. Kadar
Jumlah (n)
Kontak hemoglobin responden rata-rata (mean)
Kadar Kontak Total
tidak
Leukosit Langsung adalah 13,79g/dl dan kadar leukosit responden
Langsung
n % n % n % terendah (minimum) adalah 10,30g/dl dan
Tidak
0 0 1 2,9 1 2,9
Normal tertinggi (maximum) adalah 17,10g/dl. Pekerja
Normal 17 50 16 47,1 33 97,1
Total 17 50 17 50 34 100 radiasi kontak langsung yang ada di Rumah
mean 7,58 Sakit Bahteramas, Rumah Sakit Bhayangkara
Min-max 5,30-11,38
P value dan RSUD Kota Kendari bekerja sebagai
(t-test)
0,437
radiografer dan fisikawan medik. Pekerja
Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 34 responden
radiasi kontak tidak langsung bekerja sebagai
(100%), responden dengan kadar leukosit
perawat. Usia pekerja antara 24 sampai dengan
normal sebanyak 33 responden (97,1%) yang
40 tahun sudah sesuai dengan PPRI (Peraturan
terbagi atas 17 kontak langsung dan 16 kontak
Pemerintah Republik Indonesia) No. 63 tahun
tidak langsung dan responden dengan kadar
2000 pekerja radiasi serendah-rendahnya
leukosit tidak normal sebanyak 1 responden
berusia 18 tahun(6).
(2,9%) yaitu pekerja kontak tidak langsung.
Sebelum dilakukan pengambilan darah,
Kadar leukosit responden rata-rata (mean)
3 subjek diberikan penjelasan oleh peneliti
adalah 7,58mm dan kadar leukosit responden
3 mengenai maksud dan tujuan pemeriksaan dan
terendah (minimum) adalah 5,30mm dan
3 mengisi lembar kuisioner untuk memudahkan
tertinggi (maximum) adalah 11,38mm .
peneliti dan formulir persetujuan sebagai tanda
Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan
Kadar Hemoglobin di Rumah Sakit penerimaan subjek. Subjek yang dimaksud
Bahteramas, Rumah Sakit adalah pekerja kontak langsung dan pekerja
Bhayangkara, dan RSUD Kota
Kendari Tahun 2019 kontak tidak langsung.
Jumlah (n)
Jumlah responden keseluruhan adalah
Kontak
Kadar Kontak Total
tidak 34 responden, namun yang bersedia diambil
Hemoglobin Langsung
Langsung
n % n % n % darahnya sebanyak 21 orang sedangkan yang
Tidak Normal 4 11,8 2 5,9 6 17,6 tidak bersedia diambil darahnya sebanyak 13
Normal 13 38,2 15 44,1 28 82,4
Total 17 50 17 50 34 100 orang. Responden yang bersedia diambil
mean 13,79
Min-max 10,30-17,10
darahnya yaitu pekerja radiasi kontak langsung
P value dan kontak tidak langsung, kemudian dilakukan
0,886
(t-test)
167
Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo
Volume X No XX April 2020
Published by FKM UHO
e-ISSN : 2723-519X; page xxx-xxx
DOI: http://dx.doi.org/10.37887/jk3-uho

pengambilan sampel darah vena, kemudian dilakukan proses pemeriksaan. Salah satu
dilakukan pemeriksaan Hematology Analyzer penyebab kadar hemoglobin (Hb) tidak normal
Mindray BC-3500. Kemudian dibuat apusan adalah kehamilan karena terjadi peningkatan
darah sebagai uji konfirmasi jika terjadi hasil kebutuhan dan peningkatan protein fase akut
yang meragukan untuk memastikan jika hasil (8). Selain itu beberapa responden dengan
yang dikeluarkan alat adalah positif sejati. kadar hemoglobin tidak normal karena hasil
Setelah itu dilakukan pewarnaan sediaan laboratorium yang digunakan berbeda dengan
apusan dengan menggunakan pewarnaan hasil laboratorium yang digunakan oleh peneliti,
wright. 13 orang lainnya (7 orang pekerja di dalam hal ini responden tersebut menggunakan
Rumah Sakit Bahteramas dan 6 orang pekerja data sekunder. Pada dasarnya setiap alat di
di RSUD Kota Kendari) tidak bersedia diambil laboratorium yang digunakan untuk mengambil
darahnya karena telah melakukan pemeriksaan darah memiliki nama, merk yang berbeda
darah sebelumnya yang dilakukan di sehingga dapat mempengaruhi hasil.
laboratorium masing-masing rumah sakit Dari hasil uji t tidak berpasangan
tempat bekerja sehingga analisis data diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan
menggunakan data sekunder pemeriksaan kadar leukosit antara pekerja kontak langsung
darah rutin yang telah dilakukan responden. dan kontak tidak langsung (p = 0,437). Tidak
Berdasarkan pemeriksaan laboratorium adanya perbedaan pada kedua aspek tersebut
yang telah dilakukan terhadap 34 responden karena pada pekerja kontak langsung di
terdapat 33 responden dengan kadar leukosit Instalasi radiologi setiap rumah sakit bekerja
normal dan 1 responden dengan kadar leukosit sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP)
tidak normal. Responden dengan kadar leukosit dimana pekerja kontak langsung bekerja
tidak normal tersebut yaitu pekerja kontak tidak dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
langsung (perawat) karena diketahui bahwa seperti apron, Thermoluminisence Dosemeter
responden memiiki indeks massa tubuh yang (TLD), dan lain-lain saat mengoperasikan
tidak normal (kategori gemuk). Salah satu faktor pesawat radiasi, serta memiliki surat izin
penyebab kadar leukosit tidak normal adalah pemanfaatan tenaga nuklir.
indeks massa tubuh, dimana seseorang Di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
dengan IMT golongan obesitas memiliki jumlah Bahteramas, Rumah Sakit Bhayangkara dan
leukosit yang lebih tinggi(7). RSUD Kota Kendari sudah memberikan dan
Berdasarkan pemeriksaan laboratorium memberlakukan prosedur kerja dalam bentuk
yang telah dilakukan terhadap 34 responden SOP yang wajib dilaksanakan oleh seluruh
terdapat 26 responden dengan kadar pekerja termasuk pekerja radiografer dan
hemoglobin (Hb) normal dan 6 responden fisikawan medik. Peraturan dan prosedur yang
dengan kadar hemoglobin (Hb) tidak normal. baik dan benar, mudah dimengerti dan mudah
Responden dengan kadar hemoglobin tidak diterapkan oleh pekerja. Pekerja radiasi kontak
normal tersebut yaitu 4 responden kontak langsung juga bekerja dengan menggunakan
langsung dan 2 responden kontak tidak APD karena kesadaran mereka terhadap
langsung. Diketahui bahwa terdapat responden pentingnya keselamatan. Selain itu hasil TLD
yang sedang dalam masa kehamilah saat selama ini selalu di ambang batas normal.

168
Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo
Volume X No XX April 2020
Published by FKM UHO
e-ISSN : 2723-519X; page xxx-xxx
DOI: http://dx.doi.org/10.37887/jk3-uho

Pekerja radiasi juga selain menggunakan apron hitung jenis leukosit pada petugas radiologi di
mereka menggunakan masker setiap kali Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat
bekerja demi terhindar dari efek nosokomial (BBKPM) Makassar menunjukkan hasil bahwa
maupun infeksi yang dapat menurunkan jumlah kuantitas leukosit (hitung jumlah leukosit) pada
leukosit pada pekerja. petugas radiologi sebanyak 6 sampel (85,71%)
Pekerja radiasi kontak langsung dan dalam kategori normal(9).
kontak tidak langsung di tiga rumah sakit Berdasarkan hasil penelitian dengan
tempat penelitian juga berusia di atas 18 tahun menggunakan uji t tidak berpasangan diketahui
sebagai syarat usia minimum pekerja radiasi. bahwa tidak terdapat perbedaan kadar
Tidak adanya perbedaan kadar leukosit antara hemoglobin (Hb) antara pekerja kontak
pekerja kontak langsung dan kontak tidak langsung dan kontak tidak langsung (p = 0,886).
langsung karena kadar leukosit kedua subjek Beberapa faktor yang dapat menyebakan tidak
dalam kategori normal. Kedua subjek pada adanya perbedaan tersebut antara lain karena
penelitian ini juga memiliki indeks massa tubuh adanya perhatian dari manajemen dalam hal
yang normal. kesehatan tenaga kerja, adanya tambahan
Berdasarkan observasi dan wawancara asupan gizi, terdapat standart operasional
yang dilakukan peneliti di instalasi radiologi prosedur (SOP). SOP yang dimaksud yaitu
Rumah Sakit Bahteramas, Rumah Sakit para pekerja harus menggunakan Alat
Bhayangkara dan RSUD Kota Kendari diketahui Pelindung Diri (APD) seperti apron,
bahwa penerapan surat izin pemanfaatan Thermoluminisence Dosemeter (TLD), serta
tenaga nuklir telah terpenuhi sesuai dengan dilakukan pemantauan terhadap radiasi
standar acuan PP Nomor 29 Tahun 2009 sehingga pekerja terlindungi saat bekerja.
tentang Perizinan Pemanfaatan Sumber Hasil observasi menyatakan bahwa dari
Radiasi Pengion dan Bahan Nuklir, PP Nomor segi pemantauan dosis radiasi, tampak pekerja
33 Tahun 2007 Keselamatan Radiasi Pengion kontak langsung menggunakan TLD selama
dan Keamanan Sumber Radioaktif, dan Perka bekerja di ruangan radiologi. TLD merupakan
Bapeten Nomor 8 Tahun 2011 Keselamatan suatu alat ukur radiasi yang terdiri dari detektor
Radiasi dalam Penggunaan Pesawat Sinar X dan rangkaian penunjang seperti pengukuran
Radiologi Diagnostik dan Intervensional. radiasi lainnya yang dapat memberikan
Penelitian ini sesuai sesuai dengan informasi dosis radiasi efek atau pengaruh
penelitian yang dilakukan oleh Mayerni et.al., radiasi tersebut terhadap manusia.
(2013) menunjukkan 39 responden (100%) Pemantauan radiasi dilakukan pada
kadar leukosit pekerja radiasi pada tiga rumah beberapa tempat secara menyeluruh yang
sakit di Kota Pekanbaru periode tahun 2008 - meliputi dinding penahan radiasi serta daerah
2011 sebagian besar normal. Pada tahun 2011 kerja di mana pekerja biasanya melakukan
terdapat 4 (1,3% ) orang pekerja radiasi yang kegiatan. Pemantauan pada dinding ruangan
memiliki kadar leukosit abnormal(4). dimaksudkan untuk mengantisipasi jika ada
Penelitian ini juga sejalan dengan keretakan ataupun kebocoran penahan radiasi
penelitian yang dilakukan oleh Suciyani et.al., yang dapat mengakibatkan paparan berlebihan
(2017) dengan judul analisis kuantitas dan terhadap pekerja radiasi kontak langsung.

169
Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo
Volume X No XX April 2020
Published by FKM UHO
e-ISSN : 2723-519X; page xxx-xxx
DOI: http://dx.doi.org/10.37887/jk3-uho

Sedang pemantauan daerah kerja bergantung pada seberapa banyak dosis yang
dimaksudkan agar para pekerja radiasi dapat diberikan, dan bergantung pula pada
mengatur dan menentukan posisi yang aman lajunya,apakah diberikan secara akut (dalam
dalam melaksanakan tugas. jangka waktu seketika) atau secara gradual
Pemantauan radiasi pada prinsipnya (sedikit demi sedikit). Selain bergantung pada
adalah kegiatan pengukuran tingkat radiasi di jumlah dan laju dosis, setiap organ tubuh
daerah kerja, biasanya dinyatakan dalam laju mempunyai kepekaan yang berlainan terhadap
dosis radiasi per satuan waktu, misal dalam radiasi, sehingga efek yang ditimbulkan radiasi
mrem/jam, μSv/jam dan sebagainya. juga akan berbeda(10) .
Pemantauan radiasi merupakan bagian dari Penelitian ini sesuai dengan penelitian
program proteksi radiasi yang harus dilakukan yang dilakukan oleh Suhaedi et.al., (2003)
dalam setiap kegiatan pemanfaatan tenaga dengan judul analisis pemaparan radiasi
nuklir. Sistem proteksi radiasi didesain untuk terhadap profil hematologi pekerja radiasi divisi
memperkecil dan mengontrol paparan radiasi radiologi Rumah Sakit Dr.Kariadi Semarang,
yang diterima pekerja radiasi kontak menunjukkan hasil bahwa kadar hemoglobin
langsung(4). (Hb) responden sebagian besar normal, yaitu
Pekerjaan sebagai pekerja radiasi pada 49 orang (78,4%) dan sisanya 13 orang
suatu rumah sakit berisiko terhadap kesehatan kategori tidak normal (21,6%). Pada penelitian
dibanding pekerja lainnya. Untuk itu perlu ini kadar leukosit pekerja radiasi didapatkan 62
dilakukan pemantauan kesehatan pekerja responden (100%) kondisi normal, sehingga
radiasi melalui pemeriksaan laboratorium tidak terdapat perbedaan antara kadar
kesehatan dengan mengambil sampel darah hemoglobin, kadar leukosit petugas radiasi
secara berkala minimal sekali dalam satu kontak langsung dengan petugas radiasi non
tahun(4). Berdasarkan observasi dan kontak langsung(11).
wawancara yang dilakukan diketahui bahwa di
setiap rumah sakit tempat penelitian telah Penutup
dilakukan pemeriksaan darah rutin setiap satu Adapun kesimpulan dari penelitian ini
tahun sekali. Pencatatan hasil pemeriksaan adalah tidak terdapat perbedaan yang
laboratorium kesehatan pekerja radiasi signifikan kadar leukosit antara pekerja kontak
dilakukan oleh pihak manajemen rumah sakit langsung dan kontak tidak langsung; dan tidak
dan didokumentasikan dalam bentuk kartu terdapat perbedaan yang signifikan kadar
kesehatan tersediri khusus pekerja radiasi. Hal hemoglobin (Hb) antara pekerja kontak
ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan langsung dan kontak tidak langsung.
yang menyatakan bahwa pencatatan hasil Adapun saran yang dapat diberikan
pemeriksaan kesehatan dilakukan oleh direktur adalah bagi pekerja kontak langsung yang telah
RS/pihak manajemen melalui PPR (Petugas bekerja sesuai standar operasional prosedur
Proteksi Radiasi) yang ditunjuk yang nantinya di (SOP) yaitu menggunakan Alat Pelindung Diri
simpan dalam kartu kesehatan/file tersendiri (APD), seperti apron dan Thermoluminisence
pekerja radiasi tersebut. Dosemeter (TLD), agar tetap mempertahankan
Efek radiasi terhadap tubuh manusia semua proses pengerjaannya sesuai SOP yang

170
Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo
Volume X No XX April 2020
Published by FKM UHO
e-ISSN : 2723-519X; page xxx-xxx
DOI: http://dx.doi.org/10.37887/jk3-uho

ada dan tetap merawat semua alat-alat Keselamatan Dan Kesehatan Terhadap
pelindung diri demi menjaga keselamatan Pemanfaatan Radiasi Pengion Jakarta.
pekerja. Dan bagi pekerja kontak tidak 7. Sari, P. (2015). Hubungan Pajanan
langsung (perawat) tetap memperhatikan pola Formaldehida dengan Jumlah Leukosit,
makan dengan menjaga kondisi tubuh saat Hitung Jenis dan Morfologinya Pada
bekerja agar kadar leukosit dan hemoglobin Pekerja Laki-Laki Bagian Dipping Dan
tetap normal. Weaving Industri Kain Ban. Jurnal
Universitas Indonesia : 17-18.
Daftar Pustaka 8. Widyastuti, P. A. (2014). Hubungan Kadar
1. New York State Department of Health. Hemoglobin Siswa Dengan Prestasi
(2007). Radiation and Health. New York. Belajar di Sekolah Dasar Negeri 1
2. Hasmawati. (2016). Analisis Dosis Bentangan Wonosari Kabupaten Klaten.
Paparan Radiasi Sinar X di Unit Radiologi Naskah Publikasi , 3-4.
RS Bhayangkara Makassar. 9. Suciyani, N.N. (2017). Analisis Kuantitas
3. Dokter Sehat. 2018. Mengenali Dampak dan Hitung Jenis Leukosit pada Petugas
Buruk Anemia pada Tubuh Anda. Radiologi di Balai Besar Kesehatan Paru
https://doktersehat.com/dampak-buruk-an Masyarakat (Bbkpm) Makassar : 59-65.
emia-atau-kurang-darah/. 24 September 10. Jahiroh, N. Hendrawati, M.M. Montain.
2019. (2015). Profil Hematologi dan Pemantauan
4. Mayerni, Ahmad, A., & Abidin, Z. (2013). Dosis Petugas Radiologi di Rumah Sakit
Dampak Radiasi terhadap Kesehatan Penyakit Infeksi (RSPI) Prof. Dr. Sulianti
Pekerja Radiasi di RSUD Arifin Achmad, Saroso Tahun 2014-2015. The Indonesian
RS Santa Maria dan RS Awal Bros Journal of Infectious Disease.
Pekanbaru. Ilmu Lingkungan. 11. Suhaedi, S.O. (2003). Analisis Pemaparan
5. Samosir, H., & Ilyas, S. (2012). Pengaruh Radiasi terhadap Profil Hematologi Pekerja
Paparan Radiasi Terhadap Petugas Radiasi Divisi Radiologi Rumah Sakit Dr.
Brachytherapy di Rumah Sakit Umum Kariadi Semarang. Jurnal Kesehatan
Pusat Haji Adam Malik.
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 63 Tahun 2000. Tentang

171

Anda mungkin juga menyukai