BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
terbentuk citra dari bagian tubuh yang disinari. Komponen tabung sinar X
ditampilkan pada gambar 2.2 berikut ini.
1. Katoda
Katoda terbuat dari nikel murni dimana celah antara 2 batang katoda disisipi
kawat pijar (filamen) yang menjadi sumber elektron pada tabung sinar X. filamen
terbuat dari kawat wolfram (tungsten) digulung dalam bentuk spiral.
2.Anoda
Anoda atau elektroda positif biasa juga disebut sebagai target jadi anoda disini
berfungsi sebagai tempat tumbukan elektron.
6
3.Focusing cup
Focusing cup ini sebenarnya terdapat pada katoda yang berfungsi sebagai alat
untuk mengarahkan elektron secara konvergen ke target agar elektron tidak
terpancar ke mana-mana.
4.Rotor atau stator
Rotor atau stator ini terdapat pada bagian anoda yang berfungsi sebagai alat
untuk memutar anoda. Rotor atau stator ini hanya terdapat pada tabung sinar X
yang menggunakan anoda putar.
5.Glass metal envalope (vacum tube)
Glass metal envelope atau vacum tube adalah tabung yang gunanya membungkus
komponen-komponen penghasil sinar X agar menjadi vacum atau kata lainnya
menjadikannya ruangan hampa udara.
6. Oil
Oil berfungsi sebagai pendingin tabung sinar X.
7. Window
Window atau jendela adalah tempat keluarnya sinar X. Window terletak di bagian
bawah tabung
mempunyai energi positif dan elektron mempunyai energi negatif, maka terjadi
hubungan tarik- menarik antara inti atom dengan elektron. Ketika elektron ini
cukup dekat dengan inti atom dan inti atom mempunyai medan energi yang cukup
besar untuk ditembus oleh elektron proyektil, maka medan energi pada inti atom
ini akan melambatkan gerak dari elektron proyektil. Melambatnya gerak dari
elektron proyektil ini akan mengakibatkan elektron proyektil kehilangan energi
dan berubah arah. Energi yang hilang dari elektron proyektil ini dikenal dengan
photon sinar – X bremsstrahlung.
2. Sinar X Karakteristik
Sinar-X karakteristik terjadi ketika elektron proyektil dengan energi
kinetik yang tinggi berinterkasi dengan elektron dari tiap-tiap kulit atom. Elektron
proyektil ini harus mempunyai energi kinetik yang cukup tinggi untuk melepaskan
elektron pada kulit atom tertentu dari orbitnya. Saat elektron dari kulit atom ini
terlepas dari orbitnya maka akan terjadi transisi dari orbit luar ke orbit yang lebih
dalam. Energi yang dilepaskan saat terjadi transisi ini dikenal dengan photon
sinar-X karakteristik. Energi photon sinar-X karakteristik ini bergantung pada
besarnya energi elektron proyektil yang digunakan untuk melepaskan elektron
dari kulit atom tertentu dan bergantung pada selisih energi ikat dari elektron
transisi dengan energi ikat elektron yang terlepas tersebut.
8
Perbedaan kedua sinar X diatas, selain asal terjadinya adalah bentuk spektrum
energinya. Sinar X karakteristik spektrum energinya bersifat diskrit atau terputus-
putus, sedangkan bremsstrahlung bersifat kontinyu (Bushberg, 2001).
I ( ) I 0 e (2.1)
2.5 Grid
Grid adalah suatu alat bantu pemeriksaan yang terdiri dari lempengan garis
garis logam yang bernomor atom tinggi (biasanya timbal) yang disusun sejajar
satu sama lain dan dipisahkan oleh bahan penyekat atau interspace material yang
dapat ditembus sinar X. Grid pertama kali ditemukan oleh Dr. Gustav Bucky
(1913) kemudian disempurnakan lagi oleh radiologis dari Chicago bernama Dr.
Hocles Potter (1920) dengan cara mengatur jarak Al dan Pb menjadi lebih rapat
dan lebih kecil (Bushberg, 2001).
Grid radiografi direkomendasikan penggunaanya untuk (Bushong, 2001) :
1. Objek/bagian tubuh yang memiliki ketebalan diatas 10 cm
2. Penggunan tegangan tabung yang tinggi (kV tinggi)
3.Memperlihatkan struktur jaringan lunak untuk meningkatkan kontras (misal
pada pemeriksaan mammography)
Adapun bentuk grid dapat ditunjukkan seperti gambar 2.5 dibawah ini
Pada grid jenis linear ini densitas film yang dihasilkan tidak sama dari sisi tengah
ke sisi tepi film. Hal ini dikarenakan adanya cut off. Nilai densitas tertinggi
berada dibagian tengah sedangkan terendah berada di bagian tepi film.
2. Grid fokus
Grid fokus adalah grid yang garis timbalnya berangsur-angsur miring dari pusat
ke tepi sehingga titik perpotongannya bertemu di titik fokus. Grid jenis ini
menutupi kekurangan grid jenis linear. Grid jenis fokus ini dapat mengurangi
terjadinya cut off geometrik. Tetapi penggunaan grid ini hanya untuk jarak
tertentu dan tidak boleh terbalik peletakannya.
4. Grid silang
Grid silang merupakan dua garis paralel yang seolah-olah ditimpuk menyilang
dengan garis lempengan dengan timbale saling tegak lurus,sehingga sangat efektif
menyerap radiasi hambur.
h (2.2)
r=
D
dengan r adalah rasio grid, h adalah ketinggian lempengan timbal (Pb) dan D
adalah jarak antara lempengan timbal atau ketebalan interval timbal. Dibawah ini
digambarkan tentang pengertian rasio grid
13
Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa Rasio grid 10:1 artinya
perbandingan tinggi lempengan timah 10 mm berbanding jarak antara lempengan
timah 1 mm begitu juga dengan rasio grid 6:1 dan 8:1, sedangkan frekuensi grid
menyatakan banyaknya lempengan timah dalam satu lempengan (lines/cm)
(Sprawls, 2010).
14
dengan fg adalah frekuensi grid ,T adalah tebal lempengan timbal dan D adalah
tebal bahan penyela (interspace).
Frekuensi grid tersebut dapat dilihat pada gambar 2.11 dibawah ini.
penyekat ini adalah untuk meneruskan radiasi primer dan menyerap radiasi
hambur yang searah dan sejajar dengan radiasi primer. Bahan penyekat ini lebih
ekfektif terbuat dari aluminium daripada plastik fiber, karena nomor atom
aluminium lebih tinggi sehingga mampu menyerap radiasi hambur lebih banyak.
S = (2.5)
Dengan Tp adalah radiasi primer yang diteruskan melalui grid, Ts adalah radiasi
hambur yang diteruskan melalui grid.
Selektivitas grid dipengaruhi oleh kadar timbal yang menyusun grid. Semakin
tinggi kadar timbal yang dikandung semakin tinggi selektivitas grid dan semakin
tinggi pula kemampuan grid dalam menyerap radiasi hambur. Daya selektifitas
grid tergantung pada kemampuan meneruskan radiasi primer dan menyerap
radiasi sekunder (hamburan). Makin berat suatu grid, maka semakin tinggi
selektifitasnya, dan semakin tinggi pula faktor peningkatan kontras.
17
Gambar 2.13 Perbandingan grid rasio rendah dan grid rasio tinggi (Sprawls, 2010)
Rasio grid 8:1 dan 10:1 adalah grid yang paling sering digunakan dalam
pemeriksaan radiografi konvensional karena sangat mudah didapatkan dan
harganya relative lebih murah dibandingkan grid dengan rasio yang lebih tinggi
selain lebih mahal juga sulit untuk diproduksi (Bushberg, 2001). Grid dengan
rasio tinggi memiliki faktor perbaikan kontras yang tinggi. Grid dengan frekuensi
18
grid yang rendah memiliki faktor perbaikan kontras yang rendah. Grid yang berat
memiliki selektifitas grid yang tinggi dan faktor perbaikan kontras yang lebih
baik.
Kesalahan-kesalahan dalam penggunan Grid (Bushberg, 2001),
1. Off level
Bila pemasangan grid pada kaset rata membentuk sudut terhadap sumber sinar
X(sinar rontgen). Off level dapat terjadi pada grid linear
2. Off center
Bila pengaturan grid tidak tepat pada pertengahan film atau titik aksis lampu
kolimator tidak dapat jatuh pada pertengahan grid .Off centre dapat terjadi pada
grid linear dan grid fokus.
19
3. Off fokus
Kesalahan ini diakibatkan oleh pengaturan jarak antara fokus dengan grid apakah
itu lebih kecil ataupun lebih besar. Off fokus dapat terjadi pada grid linear dan
grid fokus
2.11.1 Densitas
Yaitu tingkat derajat kehitaman suatu gambaran radiografi akibat
banyaknya intensitas radiasi yang mengenai emulsi film. Penghitaman dihasilkan
oleh pengembangan Kristal Kristal perak bromide dalam emulsi film sesuai
dengan jumlah paparan radiasi yang diterima. Intensitas cahaya setelah melewati
21
f. Ketebalan objek
Semakin tebal objek yang akan difoto, faktor eksposi semakin meningkat
g. Luas lapangan penyinaran
Intensitas sinar X yang keluar dari tube sinar X.
2.11.2 Kontras
Perbedaan gambaran antara derajat kehitaman dan putih akibat adanya
perbedaan daya absorbsi objek terhadap sinar X. Perbedaan tingkat kehitaman ini
disebabkan oleh nomor atom objek berbeda-beda sehingga daya serap tiap objek
berbeda-beda. Objek yang tebal memiliki daya serap yang lebih besar sehingga
sedikit sinar X yang sampai ke film akibatnya citra yang dihasilkan putih,
Sedangkan Objek yang tipis memiliki daya serap yang lebih kecil sehingga lebih
banyak melewatkan sinar X yang sampai ke film akibatnya citra yang dihasilkan
hitam (Bushberg, 2001). Hal ini yang menyebabkan timbulnya perbedaan tingkat
kehitaman suatu citra radografi. Perbedaan tingkat kehitaman ini dirumuskan
dengan (Bushong, 2001) :
Dengan I adalah paparan sinar X (Watt/m2) dan V adalah beda potensial pada
tabung sinar X (kV)
I1 i1
(2.10)
I 2 i2
Dengan i adalah kuat arus.