Anda di halaman 1dari 31

Komponen Spect Dan

Aplikasi Klinis Spect


Kelompok
Kelompok77PPDM
PPDM
Anggota Kelompok

1.
1.Bernadetha
BernadethaNovianti
NoviantiNapiun
NapiunTRO
TRO16
16BB01156
01156
2.
2.Ramdani
RamdaniRachmat
RachmatSiddiq
SiddiqTRO
TRO16
16BB01180
01180
3.
3.Rizky
RizkyPutri
PutriOctaviani
OctavianiTRO
TRO16
16BB01183
01183
4.
4.Yoka
YokaArdinansyah
ArdinansyahTRO
TRO16
16BB01191
01191
SPECT
SPECT CT
CT

Single Photon Emmision Computed


Tomography (SPECT) adalah pemeriksaan non-invasif
yang dapat menggambarkan fungsi seluler dari tubuh
kita secara 3 dimensi baik irisan axial, sagital dan
coronal dengan menggunakan radiofarmaka.SPECT
(Single Photon Emission Computed Tomography) ini
banyak digunakan dalam departemen kedokteran
nuklir.
SPECT
SPECT CT
CT

SPECT melakukan scanning dengan cara berputar 360


derajat mengelilingi susunan melingkar detektor-
detektornya atau sistem rotasi dengan satu, dua atau
tiga detector heads. Semakin banyak detector head,
akuisisi data makin cepat.
Instrumen
SPECT menggunakan prinsip yang hampir sama dengan kamera gamma.

Kamera pada SPECT dapat menangkap/ menampakkan multipel planar radioaktif dari dalam tubuh
atau organ. Kemudian data yang diterima diproses secara matematis sehingga menghasilkan
gambaran crosssectional dari organ tersebut.

SPECT memanfaatkan single photon emisi dari sinar gamma yang dihasilkan dari radiofarmaka
seperti Tc 99m, In 111 dan | 123 (contras media pada PET, yang memanfaatkan kemunculan 511
KeV Photon dari positron annihilasi yang terpasang.
SPECT-CT sendiri
memiliki beberapa
instrumen yang terdiri
dari :
1. Kamera Gamma
Jenis kamera pada SPECT imaging mirip kamera planar ( dengan dua fitur
tambahan). Kamera pertama pada SPECT dibuat single camera sehingga kepala
kamera dapat memutari pasien untuk mendapatkan gambaran dari berbagai sisi yang
terhubung dengan computer yang mengintegrasikan beberapa gambar membentuk
tampilan crossectional dari organ tersebut.

Untuk meningkatkan efisiensi, kebanyakan dari kamera SPECT


menggunakan lebih dari satu kepala kamera dengan dua sebagai jumlah yang paling
umum digunakan. Kepala kamera akan mengitari pasien secara mekanik sehingga
dapat terlihat dari berbagai sudut.
Kamera Gamma
Kamera dengan singgle head memutar 360 derajat untuk mendapatkan
seluruh sisi organ tubuh.Sebaliknya, kamera dengan double head hanya membutuhkan
putaran sebesar 180 derajat.

Dan untuk kamera dengan tiga kepala hanya melakukan rotasi sebesar 120
derajat untuk mendapatkan hasil yang sama.Sehingga dapat di simpulkan bahwa
penambahan jumlah kepala kamera sebanding dengan peningkatan kecepatan akuisisi.
Kamera Gamma
Kamera dengan double kepala memiliki berbagai posisi
seperti konfigurasi paralel, tegak lurus dan bisa juga disesuaikan
sesuai kebutuhan.
Kepala paralel tetap maksudnya ( kepala saling
berlawanan) dapat mengambil citra dari inferior dan posterior secara
bersamaan atau bisa sebagai unis aquisisi pada SPECT.
Kepala tegak lurus dengan bentuk seperti huruf L biasa
digunakan dalam encitraan SPECT jantung dan otak.
Kamera Gamma
SPECT CT menggunakan jumlah konvigurasi yang berbeda, disamping
konvigurasi gantry yang sequensial, penggunaan kepala kamera SPECT pada gantry
akan membuatnya lebih dekat dengan pasien.

Kedua sistem yaitu kepala kamera dan X-Ray Tube dari CT cocok untuk gantry
dengan single rotation.
Kamera Gamma

Namun membutuhkan modifikasi ruangan dalam pemasangan nya tapi biasanya


memiiki harga lebih murah dibandingkan menggunakan konfigurasi dual-gantry. Keluaran X-Ray
yang lebih rendah sehingga membutuhkan lebih sedikit perisai pada ruangan.
Namun ada beberapa kekurangan pada sistem gantry single rotation ini, dengan
keduanya terpasang kecepatan single rotasi akan lebih terbatas dan akuisisi CT akan lebih lambat
dibandingkan dengan CT Scaner yang terpisah dari gantry
2. Gantry
Kamera sinar gamma dikopel dengan gantry
(head + gantry) yang Dapat bergerak
mengelilingi obyek, sebagaimana pada CT.
3. Monitor dan CPU
Digunakan untuk mengolah gambar dan
image reconstruction.
Colimator

Kolimator yang umum digunakan pada pesawat SPECT adalah kolimator parallel-hole.
Namun telah diciptakan pula berbagai kolimator khusus. Sebagai contoh, fan beam kolimator yang
merupakan hibrida dari kolimator konvergen dan paralel. Setiap baris piksel pada paralel kolimator
arahnya sesuai dengan satu slice citra proyeksi..
Colimator

Dengan kolimator konvergen, citra hasil citra akan mempunyai resolusi spasial lebih
tinggi dibanding dengan arah kolimator parale-hole.Spect CT menggunakan colimator khusus untuk
menangkap foton dari lapisan obyek tertentu. Kolimator Konstruksi lobang-lobang colimator
(colimator pinhole) dibuat supaya dapat menangkap foton yang terpancar dari kedalaman tertentu
organ tertentu.
Cara Kerja
Spect
Cara Kerja Spect

SPECT memindai mengintegrasikan dua


teknologi untuk melihat tubuh: computed
tomography (CT) dan bahan radioaktif
(tracer). Tracer adalah apa yang
memungkinkan dokter untuk melihat
bagaimana darah mengalir ke jaringan dan
organ.
Cara Kerja Spect
Sebelum SPECT pemindaian, pasien akan
disuntik dengan zat kimia yang radiolabled
(memancarkan sinar gamma yang dapat
dideteksi oleh pemindai).Komputer
mengumpulkan informasi yang dipancarkan
oleh sinar gamma dan menerjemahkannya
ke dalam 2D penampang.
Cara Kerja Spect
Ini lintas- bagian dapat ditambahkan kembali
bersama-sama untuk membentuk gambar
3D dari otak pasien.Pasien→ Radiofarmaka→
Detektor→ Komputer→ Gambar 3D.
Cara Kerja Spect

Radioisotop biasanya digunakan dalam SPECT pelacak


untuk label adalah yodium-123, teknesium-99m,
xenon-133, thallium-201, dan fluorin-18 (unsur-unsur
alam yang aman melalui tubuh dan dapat dideteksi
oleh pemindai). Berbagai obat-obatan dan bahan
kimia lainnya dapat diberi label dengan isotop.
Cara Kerja Spect
Jenis pelacak yang digunakan tergantung pada apa
yang diinginkan dokter untuk mengukur. Misalnya,
jika dokter melihat tumor, ia mungkin
menggunakan glukosa radiolabled (FDG) dan
melihat bagaimana hal ini dimetabolisme oleh
tumor
Cara Kerja Spect

Tes berbeda dari PET scan dalam pelacak tetap dalam


aliran darah bukannya diserap oleh jaringan
sekitarnya, sehingga membatasi gambar ke daerah-
daerah di mana darah mengalir.SPECT scan lebih
murah dan lebih mudah tersedia daripada PET scan.
Proteksi Radiasi Spect & Faktor Jarak
PROTEKSI RADIASI SPECT, merupakan sumber radiasi eksternal,
penerapan prinsip proteksi radiasi eksternal adalan faktor jarak, faktor
waktu, dan faktor pelindung.

FAKTOR JARAK, penerapan faktor jarak dilakukan dengan


menempatkan ruang konsul tidak terlalu dekat dengan sumber radiasi.
Faktor Waktu
FAKTOR WAKTU, penerapan faktor waktu dilakukan dengan
melakukan penyinaran se- efektif mungkin, yaitu menscan
hanya pada area yang diperlukan pemeriksaan, tidak melakukan
pengulangan scaning, karena dengan penambahan scaning
bararti menambah waktu scaning yang berarti menambah dosis
radiasi.
Faktor Pelindung / Perisai
Penerapan faktor pelindung yaitu

Pasien Menutup area tubuh yang tidak discan dengan tujuan mengurangi radiasi hambur yang
akan mengenai tubuh pasien yang tidak discan.

Pekerja radiasi dan masyarakat umum

Pemberian Pb pada dinding/tembok untuk meminimalisasi radiasi hambur yang terpancar dari
sumber radiasi yang akan mengenai pekerja radiasi atau masyarakat umum.

Pemberian kaca Pb pada ruang konsul agar pada saat memonitor pasien,radiasi yang diterima
pekerja radiasi terminimalisasi.
Aplikasi Klinis
SPECT
Aplikasi klinis SPECT (Single Photon Emission
Computed Tomography)
Aplikasi klinis SPECT (Single Photon Emission Computed Tomography) dalam bidang radiologi
melibatkan penggunaan teknologi ini untuk mendeteksi dan mengevaluasi kondisi medis.
Contohnya, SPECT dapat digunakan dalam:

1. Imaging Otak: Untuk menilai aktivitas otak, mengidentifikasi lesi, atau membantu dalam
diagnosis gangguan neurologis seperti tumor atau epilepsi.2.

2. Kardiovaskular: Dalam pencitraan jantung, SPECT dapat membantu mendeteksi iskemia


miokard atau area yang tidak mendapatkan pasokan darah yang cukup.
Aplikasi klinis SPECT (Single Photon Emission
Computed Tomography)

3. Oncology: SPECT dapat digunakan untuk menilai lesi kanker dan


penyebarannya dalam tubuh.

4. Tulang: Mendeteksi perubahan patologis pada tulang, seperti fraktur atau


penyakit tulang metabolik.
Aplikasi klinis SPECT (Single Photon Emission
Computed Tomography)
5. Pencitraan Tiroid: Untuk mengevaluasi fungsi tiroid dan mendeteksi
kelainan seperti gondok atau tumor tiroid.

Penting untuk dicatat bahwa penggunaan SPECT dalam praktik


klinis sering kali bergantung pada kebutuhan spesifik pasien dan indikasi klinis
yang dihadapi oleh dokter radiologi.
Terima Kasih
PERTANYAAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Anda mungkin juga menyukai