Anda di halaman 1dari 20

KELOMPOK 2

SPECT CT
Anggota Kelompok
• HENDRA ATMAJAYA
• INTANIA MEGANTARI PUTRI
• ISNI INTAN
• ITSNA DEVRILIA
• KURNIA RAMADHANTI
• NOVIA PUTRI
• NUR KHAMIDAH
• QOTRUNNADA AMADEA
• RESI WEDIYANTI
• SALIS NURBAITI
• SARIKA PUTRI
• SISTA LOKATARA
SPECT CT
A. DEFINISI
Single Photon Emmision Computed Tomography (SPECT) adalah
pemeriksaan non-invasif yang dapat menggambarkan fungsi seluler dari tubuh kita
secara 3 dimensi baik irisan axial, sagital dan coronal dengan menggunakan
radiofarmaka.
SPECT (Single Photon Emission Computed Tomography) ini banyak
digunakan dalam departemen kedokteran nuklir. SPECT melakukan scanning
dengan cara berputar 360 derajat mengelilingi susunan melingkar detektor-
detektornya atau sistem rotasi dengan satu, dua atau tiga detector heads. Semakin
banyak detector head, akuisisi data makin cepat.
B. INSTRUMEN
- SPECT menggunakan prinsip yang hampir sama dengan kamera
gamma.
- Kamera pada SPECT dapat menangkap/ menampakkan multipel
planar radioaktif dari dalam tubuh atau organ. Kemudian data
yang diterima diproses secara matematis sehingga menghasilkan
gambaran crosssectional dari organ tersebut.
- SPECT memanfaatkan single photon emisi dari sinar gamma yang
dihasilkan dari radiofarmaka seperti Tc 99m, In 111 dan I 123
(contras media pada PET, yang memanfaatkan kemunculan 511
KeV Photon dari positron annihilasi yang terpasang.)
SPECT-CT sendiri memiliki beberapa instrumen yang terdiri dari :

1. Gamma Kamera
Jenis kamera pada SPECT imaging mirip kamera planar ( dengan dua fitur
tambahan). Kamera pertama pada SPECT dibuat single camera sehingga kepala
kamera dapat memutari pasien untuk mendapatkan gambaran dari berbagai sisi
yang terhubung dengan computer yang mengintegrasikan beberapa gambar
membentuk tampilan crossectional dari organ tersebut.
Untuk meningkatkan efisiensi, kebanyakan dari kamera SPECT
menggunakan lebih dari satu kepala kamera dengan dua sebagai
jumlah yang paling umum digunakan. Kepala kamera akan
mengitari pasien secara mekanik sehingga dapat terlihat dari
berbagai sudut.
• Kamera dengan singgle head memutar 360 derajat untuk
mendapatkan seluruh sisi organ tubuh.
• Sebaliknya, kamera dengan double head hanya membutuhkan
putaran sebesar 180 derajat.
• Dan untuk kamera dengan tiga kepala hanya melakukan rotasi
sebesar 120 derajat untuk mendapatkan hasil yang sama.
• Sehingga dapat di simpulkan bahwa penambahan jumlah kepala
kamera sebanding dengan peningkatan kecepatan akuisisi.
• Kamera dengan double kepala memiliki berbagai posisi seperti
konfigurasi paralel, tegak lurus dan bisa juga disesuaikan sesuai
kebutuhan.
• kepala paralel tetap maksudnya ( kepala saling berlawanan) dapat
mengambil citra dari inferior dan posterior secara bersamaan atau
bisa sebagai unis aquisisi pada SPECT.
• Kepala tegak lurus dengan bentuk seperti huruf L biasa digunakan
dalam encitraan SPECT jantung dan otak.
• SPECT CT menggunakan jumlah konvigurasi yang berbeda, disamping
konvigurasi gantry yang sequensial, penggunaan kepala kamera SPECT
pada gantry akan membuatnya lebih dekat dengan pasien.
• Kedua sistem yaitu kepala kamera dan X-Ray Tube dari CT cocok untuk
gantry dengan single rotation.
• Namun membutuhkan modifikasi ruangan dalam pemasangan nya tapi
biasanya memiiki harga lebih murah dibandingkan menggunakan
konfigurasi dual-gantry.
• keluaran X-Ray yang lebih rendah sehingga membutuhkan lebih sedikit
perisai pada ruangan.
• Namun ada beberapa kekurangan pada sistem gantry single rotation ini,
dengan keduanya terpasang kecepatan single rotasi akan lebih terbatas
dan akuisisi CT akan lebih lambat dibandingkan dengan CT Scaner yang
terpisah dari gantry
2. Gantry
Kamera sinar gamma dikopel dengan gantry
(head + gantry) yang Dapat bergerak
mengelilingi obyek, sebagaimana pada CT.
3. Monitor dan CPU.
Digunakan untuk mengolah gambar dan
image reconstruction.
4. Colimator
Kolimator yang umum digunakan pada
pesawat SPECT adalah kolimator parallel-hole.
Namun telah diciptakan pula berbagai
kolimator khusus. Sebagai contoh, fan beam
kolimator yang merupakan hibrida dari kolimator
konvergen dan paralel. Setiap baris piksel pada
paralel kolimator arahnya sesuai dengan satu slice
citra proyeksi. Dengan kolimator konvergen, citra
hasil citra akan mempunyai resolusi spasial lebih
tinggi dibanding dengan arah kolimator parale-hole.
Spect CT menggunakan colimator khusus
untuk menangkap foton dari lapisan obyek
tertentu. Kolimator Konstruksi lobang-lobang
colimator (colimator pinhole) dibuat supaya dapat
menangkap foton yang terpancar dari kedalaman
tertentu organ tertentu.
C. ASPEK FISIKA
parameter akuisisi dan rekontruksi gambar penting untuk
mempertahankan high performance dari peralatan dan pen-display-an
optimal data:
1) Akuisisi gambar :
• Ukuran dari matrik gambar
• Nomor dari peningkatan penyudutan untuk kumpulan data
• Rotasi 180̊ atau 360̊
• Pemilihan kolimator
• Peningkatan waktu akuisisi
• Koreksi keseragaman
• Koreksi pusat rotasi
2. Rekonstruksi gambar
• Pemilihan gambar pre-filter
• Pemilihan filter rekontruksi
• Koreksi attenuasi
• Koreksi hamburan
• Orientasi irisan
Pencitraan SPECT dilakukan dengan menggunakan kamera
gamma untuk memperoleh beberapa gambar 2-D (proyeksi) dari
berbagai sudut. Komputer digunakan rekonstruksi algoritma
tomografi dengan beberapa proyeksi, menghasilkan kumpulan data 3-
D.
CARA KERJA SPECT
• SPECT memindai mengintegrasikan dua teknologi untuk melihat tubuh:
computed tomography (CT) dan bahan radioaktif (tracer). Tracer
adalah apa yang memungkinkan dokter untuk melihat bagaimana
darah mengalir ke jaringan dan organ.
• Sebelum SPECT pemindaian, pasien akan disuntik dengan zat kimia
yang radiolabled (memancarkan sinar gamma yang dapat dideteksi
oleh pemindai).
• Komputer mengumpulkan informasi yang dipancarkan oleh sinar
gamma dan menerjemahkannya ke dalam 2D penampang. Ini lintas-
bagian dapat ditambahkan kembali bersama-sama untuk membentuk
gambar 3D dari otak pasien.
Pasien  Radiofarmaka  Detektor  Komputer  Gambar 3D.
• Radioisotop biasanya digunakan dalam SPECT pelacak untuk label
adalah yodium-123, teknesium-99m, xenon-133, thallium-201, dan
fluorin-18 (unsur-unsur alam yang aman melalui tubuh dan dapat
dideteksi oleh pemindai). Berbagai obat-obatan dan bahan kimia
lainnya dapat diberi label dengan isotop.
• Jenis pelacak yang digunakan tergantung pada apa yang diinginkan
dokter untuk mengukur. Misalnya, jika dokter melihat tumor, ia
mungkin menggunakan glukosa radiolabled (FDG) dan melihat
bagaimana hal ini dimetabolisme oleh tumor.
• Tes berbeda dari PET scan dalam pelacak tetap dalam aliran darah
bukannya diserap oleh jaringan sekitarnya, sehingga membatasi
gambar ke daerah-daerah di mana darah mengalir.
• SPECT scan lebih murah dan lebih mudah tersedia daripada PET
scan.
D. PROTEKSI RADIASI
SPECT merupakan sumber radiasi eksternal, penerapan prinsip
proteksi radiasi eksternal adalan faktor jarak, faktor waktu, dan
faktor pelindung.

• FAKTOR JARAK.
Penerapan faktor jarak dilakukan dengan menempatkan ruang konsul
tidak terlalu dekat dengan sumber radiasi.
• FAKTOR WAKTU
Penerapan faktor waktu dilakukan dengan melakukan penyinaran se-
efektif mungkin, yaitu menscan hanya pada area yang diperlukan
pemeriksaan, tidak melakukan pengulangan scaning, karena dengan
penambahan scaning bararti menambah waktu scaning yang berarti
menambah dosis radiasi.
• FAKTOR PERISAI/PELINDUNG
Penerapan faktor pelindung yaitu:
• Pasien
Menutup area tubuh yang tidak discan dengan tujuan mengurangi
radiasi hambur yang akan mengenai tubuh pasien yang tidak discan.
• Pekerja radiasi dan masyarakat umum
Pemberian Pb pada dinding/tembok untuk meminimalisasi radiasi
hanbur yang terpancar dari sumber radiasi yang akan mengenai
pekerja radiasi atau masyarakat umum.
Pemberian kaca Pb pada ruang konsul agar pada saat memonitor
pasien,radiasi yang diterima pekerja radiasi terminimalisasi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai