Anda di halaman 1dari 17

KENDALI MUTU PRAKTIKUM

QUALITY CONTROL DR DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD


DR. HARYOTO LUMAJANG

AZKA AFKARINA AMALIA 151810383011

ARIN SETYAWANTI 151810383018

VATIMATUS NUR AINI 151810383042

NOVISYA SALMA MAHFUD 151810383049

TEKNOLOGI RADIOLOGI PENCITRAAN

FAKULTAS VOKASI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam ranah kesehatan dan lingkungan rumah sakit, Radiologi
merupakan unit penunjang yang memanfaat radiasi pengion maupun non
pengion untuk membuat suatu citra radiografi untuk menentukan diagnosa
pasien dan kelanjutan penanganan. Hasil citra radiografi yang dapat
menentukan diagnosa pasien merupakan hasil citra yang memiliki kualitas
citra yang bagus baik dari kontras citra, kriteria gambaran, SNR citra, dll.
Radiografer sebagai staff inti dalam unit radiologi memiliki tanggung jawab
untuk menjamin keamanan dan keakurasian dari semua modalitas yang ada
dalam unit radiologi.
Quality Control (QC) dan Quality Assurance (QA) merupakan
program penjaminan mutu dengan cara menguji dan mengontrol semua
modalitas yang ada agar sesuai standar yang telah ditentukan secara bertahap
dan berulang (setiap hari, satu minggu sekali, satu bulan sekali, 3 bulan sekali,
atau 1 tahun sekali). Tujuan dari diadakannya program quality control dan
quality assurance adalah menjamin kepuasan dari pasien dari pelayanan yang
diberikan unit radiologi dan menjaga standar mutu yang telah ditetapkan.
Sarana dan prasarana penunjang yang ada pada unit radiologi antara
lain : pesawat x-ray, alat reader, kaset, kamar gelap, dan film. Peasawat X-ray
sendiri terdapat berbagai macam yang masih diguakan hingga hari ini yaitu X-
ray konvensional, CR (computed radiography), dan DR (digital radiography).
Perbedaan yang jelas dari ketiga jenis pesawat sinar-X tersebut adalah pada
penggunaan image reseptor (film). Jika pada X-ray konvensional masih
menggunakan film yang dimasukkan kedalam kaset, dan pada CR terdapat
perubahan yaitu dipermudah dengan tidak perlu memasukkan film kedalam
kaset melainkan pada kaset tersebut sudah tersedia image reseptor, dan lebih
dipermudah lagi pada penggunaan DR yaitu kita tidak perlu menempatkan
kaset namun hanya dengan menggunakan detector yang terletak pada bagian
bwah dari bucky saja sudah cukup dan gambar akan langsung ditampilkan pad
layar PC ketika pencitraan sudah dilakukan.
1.2. Tujuan
1. Kalibrasi harian pada sistem sebelum digunakan untuk melayani pasien
2. Kalibrasi alat DR setiap 1 tahun sekali
3. Uji kelayakan dan kontrol detector setiap 3 bulan sekali
4. Uji kebocoran sinar-X pada tube setiap bulan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Quality Control


Quality Control (QC) adalah serangkaian uji standart untuk mendeteksi
ketidaknormalan fungsi kerja dan menjaga kualitas suatu alat radiodiagnostik
yang dilaksanakan secara teratur dan berkelanjutan dalam rentang waktu
tertentu. Tujuan utama dari program QC) sambil meminimalkan dosis radiasi
untuk mencapai tujuan tersebut.

Dalam fasilitas radiodiagnostik, prosedur Quality Control (QC) harus


mencangkup berikut (Stephen, 2011) :

1. Uji penerimaan dan commissioning, Uji penerimaan dilakukan pada alat


baru untuk menunjukkan bahwa peralatan tersebut bekerja sesuai dengan
spesifikasi pabrik. Comissioning adalah adalah untuk memastikan
keakuratan diagnosis atau intervensi (mengoptimalkan hasil proses
mendapatkan semua data dari setiap alat baru.
2. Constancy Test, Pengujian dilakukan pada interval tertentu untuk
memeriksa kinerja beberapa parameter utama.
3. Status Test, dilakukan pengujian penuh pada periode yang lebih lama, mis.
setiap tahun.
4. Performance Test, adalah tes khusus yang dilakukan pada sistem sinar-X
setelah jangka waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
5. Verifikasi proteksi radiasi, peralatan dan bahan QC
6. Tindak lanjut dari tindakan korektif yang diperlukan sebagai tanggapan dari
hasil prosedur QC sebelumnya. Penting dilakukan karena jika hanya
melakukan pengukuran QC tanpa dokumentasi tindakan korektif dan tindak
lanjut saja tidak cukup.
Dari banyaknya pengujian pada program Quality Control, dapat
dikelompokkan menjadi 3 level yaitu :

1. Non invasive dan simple


Program pengujian kinerja alat yang bersifat sederhana dan tidak
menyangkut perbaikan, dapat dilakukan oleh radiographer. Contoh :
Akurasi Output kV, Uji Lapangan Kolimator, dan Pengukuran kualitas
Film.

2. Non invasive dan kompleks


Bersifat lebih rumit tetapi belum menyangkut perbaikan tes sebaiknya
dilakukan oleh ahli yang bersertifikat karena dibutuhkan peralatan uji
khusus, seperti Multifunctional meters, atau Computerized Multifunction
Unit.

3. Invasif dan kompleks


Pengujian bersifat sangat komplek dan menyangkut perbaikan atau koreksi
vital maupun kalibrasi terhadap peralatan yang mengalami
ketidaknormalan. Pelaksana adalah Teknisi, Fisikawan Medis atau vendor
dari alat tersebut.

2.2. Prosedur Quality Control

Program Quality Control Harian

1. Uji Sensitifitas Film Radiografi


Bertujuan untuk melihat karakter respon film terhadap sejumlah cahaya
yang sampai ke film. Dilakukan setiap hari dan setiap pergantian film baru.
2. Pemeriksaan umum (periksa IP untuk kebersihan, label kode batang, IRD
menghapus IP dengan lancar, baca dan ganti di cassee dengan benar)
3. Uji printer laser
Hapus semua IP sebelum digunakan dan pastikan CR reader dan
workstation berfungsi dengan baik

Program Quality Control Bulanan

1. Uji Illuminensi Lampu Kolimator


Bertujuan untuk mengukur illuminance yang diperoleh dari berkas cahaya
kolimator. Frekunsi uji setiap 1 bulan sekali atau apabila pencahayaan
kolimator berkurang.
Cara Kerja :
 Tempatkan IM 100 cm dari focus tabung sinar-X ,
 Yakinkan bahwa detector parallel dengan axis anoda dan katoda
 Kurangi semua pencahayaan ruangan hingga gelap dan ukur level ini
 Nyalakan berkas cahaya pada kolimator dengan area kira-kira 25 x 25
cm
 Buat pemisahan dalam pengukuran sesuai dengan spesifikasi pabrik
 Catat hasil pengukuran
Penilaian untuk uji illuminensi lampu kolimator adalah nilai pembacaan
pada empat kali pengukuran harus lebih dari 100 Lux pada jarak 1 meter.

2. Uji Efisiensi Celah Kolimator


Tujuan uji ini adalah untuk keamanan radiasi pada saat membuang muatan
kapasitor pada mobile unit atau pada saat pemanasan pesawat dengan
eksposi. Dengan frekensi uji setiap 6 bulan sekali atau setelah perbaikan
kolimator.
Cara Kerja :
 Pastikan bahwa sebelum pengujian dilakukan, telah dilakukan prosedur
pemanasan tabung (warm up) pesawat sinar-X.
 Tempatkan kaset diatas meja pemeriksaan pada jarak 1 m dari fokus
tabung sinar-X
 Atur eksposi pada 80 kVp dan 40 mAs, dan lakukan eksposi pertama
dengan pengaturan satu sisi shutter kolimator dalam keadaan tertutup
rapat dan pengaturan sisi shutter kolimator lainnya dalam keadaan
terbuka penuh.
 Lakukan prosedur yang serupa sebagaimana butir di atas tetapi
pengaturan sisi shutter kolimator yang tadinya tertutup sebaliknya di
buka penuh dan seterusnya, kemudian film yang telah menerima 2 kali
eksposi tersebut di proses.
3. Uji Kesamman berkas Cahaya Kolimator
Tujuannya adalah menentukan akurasi pada kesamaan antara berkas sinar-
X dan berkas cahaya dan mengevaluasi ketepatan berkas sinar-X dengan
pusat berkas cahaya. Frekuensi uji dilakukan 1 bulan sekali atau setelah
perbaikan atau perawatan rumah tabung dan kolimator.
Penilaian dan Evaluasi :
 Gambaran yang tampak pada radiograf akan menentukan jika berkas
sinar-X didalam + pada semua sisi berkas cahaya. Tingkat akurasi
seharusnya diperoleh pada posisi apapun dari kolimator. Secara umum
hanya digunakan untuk orientasi yang diperlukan untuk mengevaluasi.
 Amati apakah bulatan timbal atas dan bawah alignment test tool terjadi
superposisi. Rendahnya kesesuaian antara pusat sinar-X dan berkas
cahaya dapat menyebabkan problem imejing oleh effek heel dari anoda
yang berlebihan dan menyebabkan grid cutt-off. Untuk ketinggian test
tool 20 cm, objek di atas harus berada 5 mm pada objek di bawah.
4. Uji Kebersihan Intensifying Screen
Bertujuan untuk menjamin bahwa screen dan kaset terbebas dari debu dan
partikel-partikel lain yang menyebabkan penurunan kualitas gambar
radiografi dengan indikasi artefak pada film radiograf. Apabila screen
rusak, warna pancaran cahaya (hijau/biru) memudar dan terjadi perubahan
warna screen, maka screen harus diganti
Frekuensi uji dapat dilakukan setiap 3 bulan sekali atau 6 bulan sekali ,
tergantung beban kerja screen dan banyaknya debu do leingkugan
sekitarnya.

Program Quality Control Tahunan

1. Uji Kebocoran Rumah Tabung Sinar X


Bertujuan untuk menentukan area kebocoran radiasi yang terjadi pada
rumah tabung sinar-X dan untuk mengukur nilai kebocoran yang terjadi.
Pengujian dilakukan setiap 1 tahun sekali dan jika telah dilakukan
perawatan atau perbaikan terhadap rumah tabung sinar-X.
Pengujian dan Evaluasi :
Nilai maksimum yang diperkenankan terjadinya kebocoran radiasi adalah 1
mGy per 1 jam pada jarak 1 m ketika tabung sinar-X beroperasi pada
tegangan maksimum rata-rata dan arus tabung kontinu maksimum.
Spesifikasi beban tabung yang dikeluarkan oleh pabrik akan diperlukan
sebagai referensi (SA1975:2000, Health Departement of Western
Australia). Periksa dengan teliti film-film yang telah diproses, jika rumah
tabung berfungsi sebagai pelindung (shielding) yang efektif maka pada film
tidak ada efek kebocoran radiasi (penghitaman). Dengan demikian hasil-
hasil pengukuran yang dilakukan dapat
dikoreksi sesuai persyaratan dimaksud.
2. Uji Tegangan Tabung Sinar X
Berfungsi untuk menentukan keakuratan dari tegangan tabung. Pengujian
dilakukan saat uji kesesuaian, setiap 2 tahun sekali atau ketika mengalami
pemindahan pesawat sinar-X.
3. Uji Waktu Eksposi
Untuk menentukan kesesuaian/akurasi antara waktu eksposi yang dipilih
dengan keluaran. Dilakukan setiap 2 tahun sekali atau ketika mengalami
pemindahan pesawat sinar X. Bila pengukuran menggunakan alat pengukur
digital waktu eksposi, maka toleransi perbedaan yang diperkenankan adalah
±10%, untuk pembangkit sinar-X dengan kapasitas lebih tinggi toleransi
perbedaan yang diperkenankan adalah ± 10%+0,001 Detik.
4. Uji Keluaran (Output) Radiasi
Bertujuan untuk mengetahui radiasi sinar-X yang keluar dari tabung sinar-
X sesuai dengan faktor eksposi yang diatur pada kontrol panel. Dilakukan
setiap 2 tahun sekali atau setelah ada perbaikan pesawat sinar X.
5. Uji Reproduksibilitas Sinar X
Bertujuan untuk mengukur konsistensi generator dan tabung sinar-X
memproduksi kembali (reproduksibilitas) keluaran radiasi sinar-X,
tegangan tabung dan waktu eksposi. Pengujian reproduksibilitas sinar-X ini
mencakup seluruh prosedur uji reproduksibilitas keluaran radiasi sinar-X.
Dengan demikian verifikasi terhadap hasil pengujian reproduksibilitas
sinar-X harus di intepretasikan secara keseluruhan nilai-nilai hitung CV dari
parameter pengujian terhadap keluaran radiasi, kVp dan waktu eksposi.
Dilakukan pada awal penerapan program dan 1 tahun sekali atau setelah
perbaikan terhadap tabung dan generator sinar X.
6. Uji Lapisan Nilai Paruh (Half Value Layer)
Untuk menilai kualitas berkas sinar-X (lapisan nilai-paruh, HVL).
Dilaksanakan setiap 1 tahun sekali.
7. Uji Kontak Tabir Penguat Dengan Film Radiografi
Untuk mengetahui apakah ada ketidak kontakan film-screen karena adanya
benda asing pada permukaan screen. Dilakukan setiap 1 tahun sekali atau
kondisional jika diperlukan.
8. Uji Alat Pelindung Diri
Untuk menjamin bahwa peralatan proteksi radiasi dapat memberikan
perlindungan optimal ketika digunakan. Periksa secara teliti pada setiap
bagian peralatan proteksi radiasi, apabila ada kerusakan maka harus segera
diganti / tidak dipakai. Untuk perisai Gonad pria maka dilihat juga apakah
ada keretakan.
Frekuensi pengujian dilakukan setiap 1 tahun sekali atau kondisional jika
diperlukan.

Program Quality Control Tambahan

1. Uji Kendali Paparan Otomatis (AEC)


Untuk mengkonfirmasikan bahwa AEC mengakhiri paparan dan
menghasilkan citra yang dapat direproduksi dari densitas yang diperlukan
untuk masing-masing detektor terpilih. Dilakukan jika peralatan sinar x
menampilkan pembacaan yang salah pada nilai mAs atau waktu paparan,
buatlah tiga eksposi dengan setiap detektor AEC dan catat nilai mAs atau
waktu eksposinya.
2. Uji Penjejakan Ketebalan Pasien dan Kilovoltage
Untuk memeriksa keseragaman densitas film dengan perubahan dalam
kilovoltage maupun perubahan dari atenuasi berkas sinar karena ketebalan
pasien. Pemeriksaan ini dilakukan jika peralatan sinar x menampilkan
pembacaan yang salah terhadap keseragaman densitas film dengan
perubahan dalam kilovoltage maupun perubahan dari atenuasi berkas sinar
karena ketebalan pasien.
Penilaian dan Evaluasi :
 Ukurlah rapat optis semua radiograf di posisi yang sama di masing-
masing film.
 OD dari tiap radiograf yang dihasilkan pada kVp yang sama harus tidak
berbeda lebih dari ± 0,10 dari nilai-tengah OD dari keduanya.
 OD dari tiap radiograf yang dihasilkan dengan fantom 15 cm harus di
dalam rentang rata-rata OD dari empat film ± 0,15 dan tidak boleh ada
nilai berbeda lebih dari 0,15 OD dari nilai untuk satu tingkat yang
bersebelahan dari tegangan tabung sinar-X.
 OD dari tiap radiograf harus di dalam rentang rata-rata OD dari ke 8
film tersebut ± 0,20.
3. Waktu Tanggap Minimum
Bertujuan untuk mengukur waktu tanggap yang minimum (waktu dasar)
dari AEC. Dilakukan jika waktu tanggap yang minimum mengalami
kesalahan pembacaan.
4. Uji Optimasi Film Radiografi
Bertujuan untuk menjamin bahwa film radiografi yang digunakan untuk
pemeriksaan masih dapat menunjukkan kualitas radiografi yang optimal
guna menegakkan diagnosa. Dilakukan setiap kali setelah diadakan
perbaikan atau pergantian film baru.
5. Uji Cahaya Film Iluminator
Untuk menjaga agar film iluminator memiliki cahaya yang cukup untuk
dapat melihat radiograf dan aman bagi pengguna. Pengujian dilakukan
ketika pencahayaan illuminator terlihat redup atau setelah pergantian
lampu.
6. Uji Safelight
7. Untuk menentukan waktu yang aman dalam penanganan film radiografi
yang telah dan belum diekspos pada kondisi cahaya yang aman.
Pengujian dilakukan ketika diurigai terjadi kebocoran safelight dengan
indicator penurunan kualitas citra radiografi.
8. Memverifikasi Penerimaan Resolusi Spatial Dan Tingkat Artefak
Untuk menetapkan nilai-nilai rujukan geometrik citra. Dilakukan apabila
ditemukan nilai-nilai rujukan geometrik citra mulai tidak sesuai dengan
patokan yang dipersyaratkan.
BAB III

PEMBAHASAN

Pada Instalasi Radiologi RSUD dr. Haryoto Lumajang terdapat tiga modalitas X-ray
yaitu :

1. Digital Radiography

(Gambar 1. Digital Radiologi (DR) Essenta DR Compact di ruang 1)

Nama Alat : Digital Radiologi (DR) Essenta DR Compact


Type Alat : 9890-010-88201
Nomer Seri : SN14000052,

2. Computer Radiography

(Gambar 2. Siemens Multix Fusion Analog VA 10 di ruang 4)


Nama Alat : Siemens Multix Fusion Analog VA 10
Type : 03345233Optitop1504080HC100
Nomer Seri : 8004 81655

3. Computer Radiography

(Gambar 3. Toshiba Stephani N 32 HF di ruang 2)

Nama Alat : Toshiba Stephani N 32 HF


Nama Alat : Toshiba E 7239

JAMINAN MUTU (Quality Control) X-RAY Konvesional

KEGIATAN PELAKSANAAN
Melakukan QA/QC Internal Rutin Dilaksanakan
Melakukan Melakukan QA/QC
Internal Harian
1. Mengukur suhu dan Dilaksanakan namun tidak rutin
kelembaban ruangan
2. Mengetes fungsi alat Dilaksanakan
3. Menjaga kebersihan Dilaksanakan
kebersihan alat
Melakukan QA/QC Internal
Mingguan
1. Melakukan QC/QA Dilaksanakan
Mingguan
2. Pembersihan Grid Dilaksanakan sesuai kebutuhan
Melakukan QA/QC Internal Dilaksanakan
Bulanan
Melakukan QA/QC Tahunan
1. Kalibrasi Kalibrasi Alat Dilaksanakan
2. Uji Kesesuaian Alat Dilaksanakan
Preventive maintenance dan Dilaksanakan oleh vendor
kalibrasi oleh maintenance sesuai
standar masing-masing alat

Lingkup QC Pesawat X-Ray di Instalasi Radiologi RSUD dr. Haryoto Lumajang

Frekuensi
No. Item
Mingguan Bulanan Tahunan
1 Mekanik V V V
2 Iluminasi V V V
3 Lapangan Kolimasi V V V
4 Ketegaklurusan Berkas V V V
5 Akurasi Tegangan V V
Akurasi Waktu
6 V V
Penyinaran
Linearitas Keluaran
7 V V
Radiasi
Reproduksibilitas
8 V V
Keluaran Radiasi
Reproduksibilitas
9 V V
Tegangan Puncak
Reproduksibilitas Waktu
10 V V
Penyinaran
Kualitas Berkas Sinar-X
11 V V
(HVL)
Kebocoran Wadah
12 V
Tabung
13 Informasi Dosis Pasien V
14 Uniformitas V
15 Penjejakan V
16 Waktu Respon Minimum V
17 Timer Darurat V

Berdasarkan data yang didapatkan dari data Quality Control (QC) alat konvesional di
Instalasi Radiologi RSUD dr. Haryoto, Lumajang terdapat beberapa program yang
masih jarang dilakukan atau dijadwalkan bahkan terdapat beberapa program yang
belum pernah dilakukan atau dijadwalkan. Secara umum, dapat terlihat dari hasil
tersebut bahwa disini terjadi ketidaktertiban pelaksanaan Quality Control.

Uraian penerapan Quality Control di instalasi Radiologi RSUD dr. Hartoyo adalah
sebagai berikut:

A. Melakukan QA/QC Internal Internal Rutin


1. Melakukan Melakukan QA/QC Internal Internal Harian
a. Mengukur suhu dan kelembaban ruangan
Pengukuran suhu dan kelembaban ruangan belum dilaksanakan
rutin setiap harinya
b. Mengetes fungsi alat
Program mengetesan fungsi alat dilakukan tetapi tidak
terdokumentasikan dengan baik
c. Menjaga kebersihan alat
Kebersihan ruangan dilakukan oleh petugas kebersihan, untuk
kebersihan alat dilakukan oleh radiohgrafer setiap harinya, atau
dilakukan ketika terkena cairan pasien atau kotoran lainnya.
2. Melakukan Melakukan QA/QC Internal Internal Mingguan
a. Melakukan QC/QA Mingguan
QA/QC di instalasi Radiologi RSUD dr. Haryoto Lumajang
dilakukan setiap minggu oleh fisikawan medis.
b. Pembersihan Grid
Pembersihan grid dilakukan biasanya seminggu sekali atau ketika
dibutuhkan
3. Melakukan QA/QC Internal Bulanan
QA/QC di instalasi Radiologi RSUD dr. Haryoto Lumajang dilakukan
setiap bulan oleh fisikawan medis, atau vendor yang bersangkutan.
4. Melakukan QA/QC Tahunan
a. Kalibrasi Alat
Kalibrasi alat ada 2, yakni kalibrasi internal dan eksternal. Kalibrasi
internal dilakukan oleh radiographer atau PPR dilakukan sesuai
jadwal kalibrasi sesuai alat. Kalibrasi eksternal dilakukan oleh
pihak ketiga yakni BPFK atau penguji kalibrasi yang sudah
mendapat rekomendasi kalibrasi yang sudah mendapat
rekomendasi BAPETEN BAPETEN
b. Uji Kesesuaian Alat
Uji kesesuaian alat X-ray dilakukan secara berkala oleh BPFK atau
saat masa berlaku ijin dari BAPETEN mendekati habis.
B. Preventive Maintenance dan Kalibrasi oleh maintenance sesuai standar
masingmasing alat
Program ini dilaksanakan dengan waktu yang telah ditentukan. Dan tidak
menutup kemungkinan dilakukan maintenance yang mendadak karena suatu
kondisi tertentu.

Uraian Lingkup QC Pesawat X-Ray di Instalasi Radiologi RSUD dr. Haryoto


Lumajang bahwa kendali mutu yang dilakukan secara mingguan, bulanan, dan
tahunan dilakukan secara berkala , dengan prosedur yang telah ditentukan dan hasil
laporan adalah BAIK.

Berdasarkan pembahasan mengenai QC alat di Instalasi Radiologi RSUD dr. Haryoto


Lumajang telah melaksanakan kendali mutu sesuai SPO dan berjalan dengan baik.
BAB IV

PENUTUP

4.1. KESIMPULAN

Quality Control dilakukan dengan tujuan mengetahui kelayakan alat


untuk pemeriksaan radiografi untuk pasien. Berdasarkan data yang didapatkan
di Instalasi Radiologi RSUD dr. Haryoto, Lumajang program Quality Control
yang dilakukan antara lain QC internal rutin berupa harian, bulanan, dan
tahunan, Preventive Maintenance dan Kalibrasi oleh maintenance sesuai
standar masing-masing alat. Quality Control internal rutin harian berupa
mengukur suhu dan kelembaban ruangan, mengetes fungsi alat, dan menjaga
kebersihan alat. QC internal rutin bulanan berupa pengecekan iluminasi,
pengecekan lapangan kolimasi dan ketegaklurusan berkas. QC internal rutin
tahunan berupa kalibrasi alat internal yang dilakukan oleh radiographer atau
PPR dilakukan sesuai jadwal kalibrasi sesuai alat, kalibrasi alat eksternal dan
uji kesesuaian alat yang dilakukan oleh pihak ketiga yakni BPFK atau penguji
kalibrasi yang sudah mendapat rekomendasi kalibrasi yang sudah mendapat
rekomendasi BAPETEN. Secara umum, penerapan Quality Control di RSUD
Dr. Haryoto Lumajang dapat dikatakan baik.

4.2. SARAN

Terdapat beberapa program yang masih jarang dilakukan atau


dijadwalkan bahkan terdapat beberapa program yang belum pernah dilakukan
atau dijadwalkan. Sehingga sebaiknya pihak rumah sakit, radiografer, dan
pihak yang bertanggung jawab terhadap Quality Control alat segera
menjadwalkan dan mengadakan program Quality Control yang diperlukan
sehingga alat tetap dalam kondisi layak pakai dan tidak terdapat kerusakan
serius yang tidak diketahui yang menimbulkan kerugian bagi pasien,
radiografer, ataupun orang disekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA
AL-Jasim Ali Kareem, S.N.C.W.M.P.S.K. Hulugalle, Haider Kamil Al-Hamadani.
(2017). A Quality Control Test for General X-Ray Machine. World Scientific
News. 90 (2017): 11-30.

Fatimah, Ananda N., 2017. Sistem Kendali Mutu (Quality Control) di Instalasi
Radiologi RSUD dr. Soedono Madiun. Semarang: POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES SEMARANG.

Inkomm, Stephen., dkk. (2011). Quality Assurance and Quality Control of Equipment
in Diagnostic Radiology Practice - The Ghanaian Experience. Wide Spectra
of Quality Control. DOI: 10.5772/22591.

Keputusan Menteri Kesehatan no. 1250/Menkes/SK/XII/2009 tentang Pedoman


Kendali Mutu Peralatan Radiodiagnostik.

Syafitri, Hanifa N., dkk. (2016). Kajian Uji Kesesuaian Pesawat Sinar X di Instalasi
Radiologi RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto. BATAN: 158-
161.

Wibowo, Gatot M,. dkk. (2014). Implementation of Compliance Testing Program on


a Direct Digital Radiography (DDR) X-Ray System at the Radiography and
Imaging Laboratory of the Health Polytechnic Ministry of Health Semarang.
ejournal poltekkes smg. 10(2): 792-800.

Anda mungkin juga menyukai