Anda di halaman 1dari 13

Program Kendali Mutu Radiologi

Published : 05.23 Author : Andhy Tendrianhye Syarif


Jaminan Mutu (QA) adalah keseluruhan dari program menejemen (pengelolaan) yang
diselenggarakan guna menjamin pelayanan kesehatan radiologi prima dengan cara
pengumpulan data dan melakukan evaluasi secara sistematis (Papp, 1998). Program Jaminan
Mutu (QAP) x-ray imejing diagnostik lebih berkonsentrasi pada aspek layanan kepada pasien
(patient care) dan aspek yang berkaitan dengan interpretasi gambar (image interpretation).
Kendali Mutu (QC) adalah didefenisikan sebagai bagian dari program Jaminan Mutu
(QA) yang mana menitik beratkan aktifitas program nya pada teknik-teknik yang diperlukan
bagi pengawasan (monitoring), perawatan dan menjaga (maintenance) elemen-lemen teknis
dari suatu sistem peralatan radiografi dan imejing yang mempengaruhi mutu gambar . Selaras
dengan defenisi yang di kemukakan oleh Bushong (2001), bahwa Kendali Mutu adalah
sebagai suatu program yang didisain untuk menyakinkan bahwa seorang dokter spesialis
radiologi (Radiologist) hanya akan dihadapkan pada pembacaan (interpretasi) gambar yang
optimal. Diperolehnya gambar optimal adalah tidak dapat dipisahkan dari kondisi kinerja
sistem peralatan sinar-x yang yang digunakan dalam pemeriksaan-pemeriksaan
radiologis.Oleh karenanya kinerja dari sistem peralatan sinar-x hendaknya memematuhi
regulasi standar yang berlaku.
QC dimulai dari alat-alat X ray yang digunakan untuk menghasilkan gambar dan
dilanjutkan dengan penilaian secara rutin pada kegiatan prosesingnya. Pada hasil akhirnya
QC untuk melihat adanya defisiensi, artefak dan penyebab-penyebabnya untuk digunakan
meminimalkan pemeriksaan ulang.
Ada juga kegiatan QC meliputi :
Acceptance test.
Commissioning.
Monitoring
Maintenance atau pemeliharaan.
Acceptance test Dilakukan setelah alat di instal dan dikerjakan oleh penyedia barang
dan fisikawan medik rumah sakit setempat untuk mengkonfirmasi bahwa alat-alat tersebut
telah sesuai dengan spesifikasi teknik nya yang telah disetujui oleh pihak penyedia barang
dan pembelinya. Setiap alat radiologi yang baru baik pesawat X ray maupun sistem
prosesingnya sebaiknya diacceptance test sebelum di gunakan kepada pasen atau aplikasi
kliniknya.
Commmissioning test merupakan suatau proses perolehan seluruh data dari alat-alat
radiologi untuk ditetapkkan alat-alat tersebut yang dapat digunakan secara klinik pada
spesifikasi departemen tersebut. Commissioning test ini akan memberikan nilai-nilai baku
atau baseline values untuik QC prosedur.
1. Quality Control Pesawat Konvensional
A. X-Ray Tube (Collimator and beam alignment test, focal spot test)
a. Uji kolimator dan beam alignment
Kolimator atau sering disebut dengan Light Beam Diaphragm (LBD), diperlukan
radiografer untuk memberi panduan bagi dirinya agar mengetahui arah pusat sinar dan ukuran
luas lapangan radiasi yang akan dipergunakan dalam pemotretan radiografi. Dengan alat
bantu yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari tabung sinar-x ini, radiografer akan
dengan mudah mengarahkan pusat sinar-X atau membidikan titik bidik bagi suatu pemotretan
radiografi. Uji kinerja terhadap kolimator sangat diperlukan guna meyakini keakuratan
kerjanya. Pengukuran-pengukuran terhadap keseuaian luas lapangan cahaya kolimator
dengan luas lapangan radiasi, ketepatan jatuhnya titik bidik dari pusat sinar-X pada
pertengahan lapangan sinar-X akan menunjukan ujuk kerja (performance) dari kolimator
suatu tabung sinar-X.
1) Frekuensi :
Setiap setengah tahun (semiannually)
Setiap selesai perbaikan fisik terhadap system kolimasi sinar
Bila diperlukan
2) Alat yang digunakan:
Sebuah kaset sinar-x ukuran 18 x 24 cm yang sudah terisi film
Collimator and Beam Alignment Test Tool (Alat Uji Ketepatan Kolimator dan Berkas Sinar-X)
buatan pabrik atau alat sederhana berupa 8 koin atau paper clips
Marker Pb atau 9 koin
3) Metode:
Pastikan bahwa meja datar dan CR 90 (Tegak Lurus) permukaan meja pemeriksaan (gunakan
waterpass)
Tempatkan Collimator and Beam Alignment Test Tool di atas kaset yang terisi film diatas
meja pemeriksaan
Pastikan plat uji berada ditengah kaset dan bola baja pada silinder berada dipertengah plat
tersebut, perhatikan marker titik hitam pada plat berada pada searah posisi bersebelahan
dengan petugas
Atur FFD (SID) 100 cm dan nyalakan lampu kolimator dengan menentukan CP pada
pertengahan plat/bola baja pada silinder
Atur kondisi pemotretan kurang lebih pada kV 57 dan mAs 10, atau kondisi pemotretan yang
menghasilkan densitas optik cukup dapat dilhat oleh mata
Proses film
Catat data yang diperoleh
4) Evaluasi :
Analisa film hasil uji kolimator untuk masing-masing variasi yang mungkin terjadi
pada shutterkolimator pada sumbu X dan Y. Kolimator direkomendasikan baik bila variasi
dari parametershutter X dan Y lebih kecil dari 2 % FFD yang digunakan pada saat pengujian
Analisa pada film yang sama untuk variasi yang mungkin terjadi pada ketepatan pusat berkas
sinar (beam alingment accuracy). Perhatikan bila gambaran bola baja yang berada pada posisi
bagian atas silinder masih berada dalam radius 3 derajad maka dapat dikatakan bahwa
kondisi pusat berkas sinar masih konsisten berada ditengah-tengah luas lapangan sinar.
5) Tindakan:
Perbaiki atau menghubungi teknisi
Tes kembali
File laporan
b. Evaluasi/estimasi ukuran Focal spot
Metode :
Alternatif Metode selain Menggunakan Koin :
Gunakan 4 (empat) buah paper clips, masing-masing dibentuk sudut 90 (L)
Tempatkan paper clips pada kempat sudut/pojok lapangan cahaya kolimator
Evaluasi :
Untuk ketepatan yang sempurna, lapangan cahaya lampu kolimator (dimana kedua koin
ditempatkan) harus sejajar / berimpit dengan lapangan sinar-X
Daerah yang disinari tidak boleh lebih besar dari daerah cahaya tampak
Pada FFD 100 cm ketidaktepatan kolimator tidak boleh lebih dari 10 mm atau 1 % (batas
toleransi)
Tindakan :
Jika ketidaktepatan tidak dapat diterima harus dilakukan perbaikan
Hubungi teknisi pesawat sinar-X
B. Uji Ketepatan CR pada pertengan Bucky (Grid alignment test)
Jika berkas sinar-X tidak benar-benar tepat pada pertengahan bucky, maka densitas gambar
yang dihasilan tidak merata
6) Frekuensi :
Setiap tahun (annually)
Setiap selesai perbaikan/penggantian fisik terhadap Bucky-system
Bila diperlukan
7) Alat yang digunakan:
Sebuah kaset 24 x 30 cm diisi dengan film
Bucky / Grid Alignment Test Tool
Pesawat sinar-X yang akan di uji
8) Metode:
Sebuah kaset 24 x 30 cm diisi dengan film
Hidupkan bucky
Tempatkan kaset melintang pada bucky tray
Atur FFD 100 cm
Atur CR pada pertengahan bucky
Tempatkan test tool melintang diatas meja pemeriksaan, dimana lubang paling tengah tepat
dipertengahan bucky.
Atur kolimator selebar lubang
Tutupi lubang lain dengan Pb
Lakukan ekspose
Jangan pindahkan test tool
Geser tabung (off center) sehingga CP pada lubang berikutnya
Atur Pb penutup sehingga lubang tersebut tidak tertutupi, kecuali lubang yang tidak diekspos
Lakukan prosedur serupa hingga ke enam lubang terekspos
Proses film
9) Evaluasi:
Densitas pada lubang yang paling tengah harus paling tinggi, lubang disisi kanan kirinya
sedikit lebih terang tetapi sama keduanya. Kedua lubang paling luar sedikit lebih terang lagi
tetapi densitasnya sama pada keduanya.
10) Tindakan:
Jika densitas lubang tidak sesuai parameter diatas, ketepatan tube harus dicek
Jika hal ini ada masalah panggil teknisi
Buat laporan
C. Generator performance (kV, mA linearity, second, reproducibility X-Ray, HVL Test)
Generator adalah salah satu dari elemen dari sistem pembangkit sinar-X. Ketidak
konsistensian produksi/keluaran sinar-X dari tabung sinar-X yang dibangkitkan oleh suatu
generator pembangkit, sangat dipengaruhi oleh parameter teknis antara lain kualitas tegangan
suplai, kV, mA dan waktu. (t). Besarnya keluaran radiasi yang tidak konsisten akibat akibat
dari kinerja parameter teknis yang tidak baik berpengaruh langsung terhadap variasi-variasi
baik kualitas gambar, kualitas atau kuantitas radiasi yang diproduksi dan dosis.
2. QC peralatan fotografik
a) Sensitometri:
Dalam sensitometri dikenal 2 (dua) metode, yaitu sebagai berikut :
X-ray Sensitometry adalah metode mengukur karakteristik respon film yang diekspose dengan
menggunakan sinar-X (X-ray)
Light Sensitometry adalah metode mengukur karakteristik respon film yang diekspose dengan
cahaya tampak (light).
b) Densitas (D)
Dapat didefinisikan sebagai jumlah penghitaman pada film. Densitas diperoleh dari
perbandingan antara intensitas cahaya yang diteruskan dengan intensitas cahaya mula-mula
Sehingga dapat dirumuskan menjadi :
D=
Keterangan :
D : Densitas
It : Intensitas cahaya yang diteruskan
Io : Intensitas cahaya mula-mula

c) Opasitas (O)
Opasitas adalah perbandingan antara intensitas cahaya mula-mula dengan intensitas
cahaya yang diteruskan.
Sehingga dapat dirumuskan menjadi :
O=
Keterangan :
O : Opasitas
It : Intensitas cahaya yang diteruskan
Io : Intensitas cahaya mula-mula
d) Optikal Densiti (OD)
Adalah logarithma opasitas, Optikal densiti diperoleh dari logaritma opasitas, sehingga sangat
mudah dimanipulasi secara matematik.
Hubungan antara densitas, opasitas dan transmisi dapat dilihat pada ilustrasi sebagai berikut :
Densitas 1 + Densitas 1 = Densitas 2

1 2 3
Tr 1 1 0
an 0 .
sm % 1
isi % %
O 1 1 1
pa 0 0 0
sit 0 0
as 0
Sil X 2 3
ve X X
r
W
ei
gh
t

Percentace of light
Opasitas OD number transmitted through the
film

1 0.0 100
2 0.3 50
4 0.6 25
8 0.9 12.5
10 1.0 10
20 1.3 5
40 1.6 2.5
80 1.9 1.25
100 2.0 1
200 2.3 0.5
400 2.6 0.25
800 2.9 0.125
1000 3.0 0.1
2000 3.3 0.05
4000 3.6 0.025
8000 3.9 0.0125
1000 4.0 0

Administrasi program QC
a. Matrik kalender pengujian kinerja peralatan
b. Dokument dan arsip:
Spesifikasi tertulis peralatan
Rekam data kuantitatif hasil uji kinerja
Standard referensi kepatuhan untuk jenis uji kinerja
Prosedur dan ketetapan/kebijakan:
- Equipment Appraisal Procedures
- Equipment Replacement Procedures
c. Program Analisa pengulangan-penolakan film (Repeat-Reject film Analysis):
1. Standardisasi eksposi radiasi sinar-X
Radiographic positioning
Loading factors dan,
Entrance-Skin-Exposure (ESE).
2. Kriteria Radiografi yang diterima secara klinik
3. Repeat-Reject Film Analysis
Kualitas gambar (image quality) dari suatu radiograf hasil olahan adalah ditentukan oleh
kualitas atau kinerja fasilitas pengolahan film (manual/otomatik). Olehkarena nya evaluasi
dan monitoring terhadap unjuk kerja sistem pengolahan film, khususnya pada alat pengolah
film otomatis (processor) perlu dikerjakan seara rutin dan berkesinambungan dalam rangka
mempertahankan kualitas gambar secara konsisten dari waktu ke waktu melalui program
monitoring, menjaga kebersihan sistem prosesing dan perawatannya.
1. Frekuensi :
Setiap hari (daily)
Setiap selesai perbaikan/penggantian sistem kompoen processor
Bila diperlukan
2. Alat yang diperlukan :
Sensitometer (bila pembuatan film strips tidak dengan sinar-X) atau Step Wedge Alumunium
1100 alloys (bila pembuatan film strips dengan sinar-X)
Densitometer
Digital thermometer/pH meter
Film sinar-X (blue/green sensitive)
Kaset sinar-X (bila pembuatan film strips dengan Stepwedge Alumunium)
Lembaran kerja berupa processor controlchart, alat tulis dan kalkulator
Processor yang diuji (dapat lebih dari satu)
3. Metode:
Aktivitas larutan kimia processor harus di chek setiap pagi sebelum pekerjaan dimulai
Ukur suhu dan pH dari masing-masing larutan kimia yang ada dengan termometer dan pH
meter digital dan catat
Gunakan sensitometer atau stepwedge, untuk membuat film strip pada bagian tepi kanan dan
kiri dari 3 lembar fresh film ukuran 18 x 24 cm dari box dengan nomor Bach yang sama
(tahap awal untuk menentukan baseline data).
Bila menggunakan sensito meter, perhatikan atau pilih emisi cahaya tampak yang sesuai
dengan sensitivitas film yang digunakan (Green/blue sensitives)
Yakinkan bahwa ketika membangkitkan semua film strip yang sudah dicetak dengan
sensitometer, harus dengan arah yang sama. (light strep area-first) guna menghindari
terjadinya efek Bromide drag yang mempengaruhi bacaan densitas optis oleh densitometer
Ukur semua data film strip yang ada (6 buah film strip) dengan densitometer, dan tentukan
step-step untuk Density differece (DD), Median Density (DD) dan Base+Fog Density (B+F).
Gunakan 3 parameter kinerja ini sebagai data awal monitoring processor sebagai pembanding
bagi data harian selanjutnya untuk meliha fluktuasi kinerja
Plot data harian seluruhnya dari ketiga parameter kinerja tersebut kedalam lembaran kerja
berupa processor control chart
Bila ada kejadian-kejadian yang istimewa sekaitan dengan unjuk kerja processor, berikan
catatan-catatan khusus dalam lembar kerja.
4. Evaluasi:
Evaluasi dilakukan dengan memperhatikan variasi plotting data pada chart berdasarkan standar
yang direkomendasikan sebagai berikut:
Upper Control Level (UCL) dan Lower Control Level (LCL) untuk DD 0.1
Upper Control Level (UCL) dan Lower Control Level (LCL) untuk B+F 0.05
Mid Density 0.1 di atas B+F level
Analisa, gunakan tabel processor troubleshooting berikut ini:
Problem Trend dalam grafik Penampakan pada Aksi korektiv
processor gambar
Darkroom yang B+F naik tajam Fog level Chek filter sfelight,
tidak aman dengan suatu meningkat chek kebocoran cahaya
penurunan yang tibe- dalam kamar gelap,
tiba pada nilai chek kesesuaian jenis
indikator kontras safelight dan jenis
tetapi tidak ada film, chek kondisi-
perubahan suhu kondisi penyimpanan
developer film
Suhu developer Speed dan kontras Densitas optik Chek suhu air yang
terlalu tinggi indikator meningkat yang berlebihan masuk ke dalam
tajam, dengan sedikit processor, atau setting
kenaikan pada B+F thermostat dari
developer
Suhu developer Sedikit penurunan Densitas optik Chek suhu air yang
terlalu rendah dalam B+F di ikuti yang sangat masuk ke dalam
dengan penurunan rendah processor, atau setting
yang tajam pada thermostat dari
speed dan kontras developer
indikator
Konsentrasi Sama denga kejadian Densitas optik Chek replenishment
developer atau bila suhu developer yang berlebihan rates dan atau chek
pH nya yang terlalu tinggi pencampuran dari
sangat tinggi larutan-larutan kimia
segar
Konsentrasi Sama denga kejadian Densitas optik Chek replenishment
developer atau bila suhu developer yang sangat rates dan atau chek
pH nya yang terlalu rendah rendah pencampuran dari
sangat rendah larutan-larutan kimia
segar
Kekurangan Penurunan secara Peningkatan fog Chek replenishment
replenishment gradual dari kontras level dan rates
dan speed indikator, penurunan secara
sementara B+F dan umum dari nilai
suhu developer densitas optik
normal
Kelebihan Terjadi peningkatan Peningkatan fog Chek replenishment
replenishment nilai B+F dan speed level dan rates
indikator dengan penurunan kontras
kontras indikator gambar
mengalami penurunan
Developer Sedikit kenaikan pada Kehilangan Cuci tangki developer
teroksidasi nilai B+F dan ada kontras gambar dan buat larutan
penurunan pada nilai barunhya. Tambahkan
speed dan kontras larutan starter dalam
indikator perbandingan
yangtepat

d. Program analisis pengulangan dan penolakan Radiograf Objective


Mengetahui definisi analisis reject dan repeat Program
Mengidentifikasi tujuan RAP
Mengidentifikasi penyebab pengulangan dan penolakan film
Melakukan prosedur RAP
Melakukan perhitungan analisis RAP
Tujuan utama dalam program Quality Control adalah menekan jumlah film yang ditolak
(rejected) dan diulang (repeated)
Upaya membatasi terjadinya pengulangan dalam pembuatan radiograf secara nyata akan
membatasi bertambahnya radiasi pada pasien
Reject Analisis Program ?
Metoda yang digunakan oleh Departemen Radiologi untuk menentukan
Analisis film yang ditolak
Efektivitas biaya
Konsistensi Staff dan equipment dlm menghasilkan radiograf yang berkualitas
Tujuan RAP
Memastikan standar yang tinggi pada teknik radiografi dan pemanfaatan film darat terjamin
pada unit radiologi
Memastikan peralatan radiografi dapat dimanfaatkan secara konsisten dengan standar yang
tinggi
Memastikan bahwa bahan - bahan yang ada digunakan secara efektif (cost effective way)
Menyediakan data untuk digunakan dalam menganalisis film yang direject dan aspek-aspek
penyebab yang membutuhkan perhatian
Sebagai perencanaan awal dari QC program
Faktor-faktor penyebab pengulangan dan penolakan
Positioning
Patient motion
Light films
Dark Films
Clear Film
Fog Darkroom
Fog cassettes
QC
Miscellaneous
Keterampilan Technologist dlm QC ?
Kesadaran Technologist sangat penting dlm RAP
Keterampilan dalam mencegah terjadinya reject dan repeat film
Kesadaran dlm menekan beban radiasi thd pasien
Keterampilan yg diperlukan
Komunikasi yang efektif thd pasien
Immobilisasi
Pembatas sinar (kolimator, diafragma, konus)
Filtrasi
Alat-alat pelindung radiasi
Prosesing radiografi
Kombinasi film - intensifying screen
Grid radiografi
Faktor penyinaran
Pengulangan radiograf
Penyebab utama -- posisi pasien (55%)
penyinaran (34%)
Menghambat ???
Determinasi genetis (pengetahuan sebelumnya)
Determinasi psikis (kebiasaan)
Determinasi lingkungan (kebijakan)
Prosedur :
Lakukan survey terhadap
1. Jumlah film yang belum terekspose di ruang prosesing termasuk dlm kaset.
2. Jumlah film yang belum terekspose di masing-masing ruang pemeriksaan
3. Tentukan jumlah dari film yang di reject untuk masing-masing kategori overexposure
Underexposure
Positioning
Motion
Processing
Equipment
miscellaneous (keslahan yg tdk teridentifikasi)
4. Masing-masing ruang mencatat jumlah film yang digunakan dan jumlah film yang ditolak
5. Tim analisis melakukan pengumpulan data dari masing-masing ruang seminggu sekali,film
yang ditolak disortir dan dilakuakan kategorisasi (jika memungkin dilakukan identifikasi tiap
pemeriksaan).
Repeated Vs. Rejected Rates
Repeated rate : Numbers of film Repeated for patients
= ------------------------------------------------------------------ X 100 %
All the films used only for patients within period of interest
Rejected rate : Numbers of film Rejected not for patients (lost,`QC films. etc)
= ------------------------------------------------------------ X 100
%
All the films used by the department within period of interest
Total Repeated/Reject Rate
Rejected films or (+ Repeated films )
= ------------------------------------------------------------------------------------------ X 100 %
All the films used by the department within period of interest

Anda mungkin juga menyukai