Anda di halaman 1dari 54

MK JMR-2 D-IV TEKNIK RADIOLOGI

Why need QC ?
1. Apakah kinerja alat masih seperti dahulu
(saat digunakan pertama kali) ? Hasil-2
uji dibandingkan dengan standar.
2. Untuk menjamin konsistensi kualitas
gambar dari waktu ke waktu .
3. Apakah alat masih bekerja secara
optimal ? Apabila alat tidak optimal dapat
membahayakan pasien.

;) BY_BAGUS_ABIMANYU 2
QC principles on CT
1. Dilakukan secara periodik. Idealnya QC dilakukan
sesering mungkin, bahkan waktu diantara 2
pemeriksaan pasien yang sesungguhnya.
2. Person yang melakukan tes harus mampu
melakukan uji dan menginterpretasi hasil,
menyangkut
– Prosedur dan cara kerja komputer
– Metode pengujian yang dilakukan
– apakah nilai-nilai hasil tes masih dalam batas
yang diterima.
3. Selalu dilakukan pencatatan tiap kali melakukan
QC.
;) BY_BAGUS_ABIMANYU 3
Visual inspection on CT
( ACR manual)

• Tabel height indicator functioning.


• Tabel position indicator functioning.
• Angulation indicator functioning.
• Laser localisation light functioning.
• High voltage cables and other cables safety attached.
• Acceptable smoothness of table motion.
• X-ray on indicator functioning.
• Exposure switch functioning.
• Display WW / WL.
• Panels switch / light / meters working.
• Door interlock functioning.
• Warning labels present.
• Intercom system functioning.
• Posting present.
• Service record present

;) BY_BAGUS_ABIMANYU 4
The kinds of QC items
1. Kalibrasi CT number.
2. SD CT number dalam air.
3. High contrast resolution.
4. Low contrast resolution.
5. Accuracy of distance measuring .
6. Distorsion of video monitor.
7. Distorsion of film image
8. Flatness of CT number
9. Hard copy output
10. Accuracy of localization device
;) BY_BAGUS_ABIMANYU 5
11. Bed indexing.
12. Bed backlash.
13. Light field accuracy.
14. Slice width.
15. Pitch and slice width (only on spiral).
16. CT number vs patient position.
17. CT number vs patient size.
18. CT number vs algorithm.
19. CT number vs slice width.
20. Noise characteristic
21. Radiation scatter and leakage
22. kVp waveform
;) BY_BAGUS_ABIMANYU 6
;) BY_BAGUS_ABIMANYU 7
CT-number Calibrasi in water
• Frekwensi : harian
• Alat : akrilik atau plastik silinder berdiameter 20 cm
berisi air sebagai phantom.
• Prosedur :
– Atur posisi phantom
– Scan phantom dg teknik dan parameter biasa.
– Tentukan ROI dipusat phantom dg luas 2 - 3 cm2.
• Hasil yg diharapkan : CT number rata-rata air
seharusnya mendekati nilai 0.
• Batas yang dpt diterima : + 3
• Penyebab kegagalan : Miskalibrasi algoritma

;) BY_BAGUS_ABIMANYU 8
Water filled phantom
;) BY_BAGUS_ABIMANYU 9
SD of CT number in water

• Frekwensi : harian
• Alat uji : s.d.a
• Prosedur : s.d.a, yakinkan bahwa teknik yang
dipakai sama tiap kali melakukan tes (kV, mAs,
durasi scan, slice width, phantom size, type
recon algorithm).
• Hasil yg diharapkan : 2 – 7 SD
• Batas yg dapat diterima :
– Idealnya SD sangat kecil
– Ditentukan oleh hasil uji terdahulu, bila terus
cenderung naik berarti tdk dapat diterima.

;) BY_BAGUS_ABIMANYU 10
Evaluasi :
Jika SD cenderung naik, mengindikasikan “noisier”
image dengan variasi berlebihan pada pixel-pixel
CT number dan resolusi kontras yang buruk.

Penyebab :
 penurunan dosis,
 electronic noise pd detektor, amplifier, A/D
converter.

;) BY_BAGUS_ABIMANYU 11
Flatness of CT number
• Frekwensi : tahunan.
• Alat uji : s.d.a.
• Pengukuran : memakai feature ROI, CT number
air di bg atas, bawah, sisi kanan dan kiri dihitung.
Gunakan ROI yang cukup besar + 300 pixel.
• Hasil yg diharapkan : nilai CT number air pada
seluruh posisi bernilai 0.
• Batas diterima : jika nilai CT number berbeda
lebih dari 5 dari rata-rata, maka bayangan CT
tidak datar. Jika tinggi, diatas image akan
berbentuk lancip (capping) dan sebaliknya.
;) BY_BAGUS_ABIMANYU 12
Testing of flatness CT number
;) BY_BAGUS_ABIMANYU 13
High contrast ( spatial ) resolution
Frekwensi : bulanan
Definisi :jarak minimum diantara 2 obyek yang masih dapat
terlihat secara jelas terpisah (Papp).
Alat : high contrast resolution pattern (perbedaan kontras
10% atau lebih besar).
Interpretasi : menentukan barisan lubang terkecil dimana
semua lubang dapat terlihat dengan jelas, semakin kecil
lubang terlihat maka semakin baik.
Hasil yang diharapkan :
Kebanyakan CT scan modern memiliki nilai resolusi < 1
mm, teknik highest resolution bernilai 0,25 mm.

;) BY_BAGUS_ABIMANYU 14
Ada 2 macam prosedur QC :
1. Pengukuran “tepi” (edge) diukur dengan
menentukan nilai PSF. Prosedur ini
makan waktu dan dilakukan oleh fisika
medis.
2. Penggunaan hole pattern phantom.
Dilakukan oleh CT technologist.
Interpretasi : tentukan barisan lubang
terkecil yang masih dapat dengan jelas
diidentifikasi. Ini disebut limiting
resolution.
;) BY_BAGUS_ABIMANYU 15
Metode hole pattern (Papp)
1. Lakukan single scan pada phantom.
2. Menggunakan American College of Radiology
(ACR) phantom yg memiliki 8 bar resolusi, 4
s/d 12 lp/cm.
3. Scan phantom u chest dan abdomen,
displaykan pada WW 100 dan WL 1100.
4. Hasil : pada abdomen 5 lp/cm dan pada chest
6 lp/mm.
5. Meski hasil resolusi 0,3 mm tetap lebih rendah
dari pada radiografi konvensional.

;) BY_BAGUS_ABIMANYU 16
;) BY_BAGUS_ABIMANYU 17
Penyebab :
 Perluasan ukuran focal spot
 Getaran gantry yang berlebihan
 Kegagalan detektor
Lainnya (Papp):
 Scanner design (ukuran focal spot, ukuran dan jarak
antar detektor, magnifikasi).
 Image reconstruction (ukuran pixel, rekonstruksi
algoritma, slice thickness).
 Sampling (juml proyeksi dan jumlah rays per
proyeksi).
 Kemampuan image display (display matrix).

;) BY_BAGUS_ABIMANYU 18
;) BY_BAGUS_ABIMANYU 19
Low Contrast Resolution
Definisi : kemampuan sistem CT untuk
mendemonstrasikan perbedaan kepadatan yang
halus dalam satu daerah dan daerah lainnya
dalam suatu anatomi. Dibandingkan dengan
radiografi konvensional, CT menyediakan low-
contrast resolution yang jauh lebih tinggi.
Contrast resolusi dapat diekspresikan dengan
identifikasi diameter terkecil suatu obyek dapat
dideteksi atau perbedaan terkecil dalam
atenuasi yang dpt didiskriminasi.
;) BY_BAGUS_ABIMANYU 20
Phantom uji adalah plastik yang memiliki
lubang yang ukurannya bervariasi lalu
diisi suatu cairan yang CT# berbeda
dengan plastik kira-kira 0,6%.

Prosedur QC :
1. Scan phantom dan tentukan barisan
lubang terkecil yang terlihat dengan
jelas.
2. CT seharusnya mampu memperlihatkan
obyek 3mm dengan perbedaan densitas
0,5% atau kurang.
;) BY_BAGUS_ABIMANYU 21
Dengan phantom ACR CT Accreditation modul 2 untuk
menguji low contrast resolution. Memiliki seri silinder
dg diameter bervariasi yaitu 2 – 6 mm 0,6% HU yang
berbeda dengan materi back ground. Jarak tiap
silinder sama dengan diameternya.
Prosedur QC :
1. Scan phantom dengan protokol head dan abdomen
dewasa.
2. Tampilkan gambar dengan WW 100 dan WL 100
3. Catatlah diameter silinder terkecil yang masih terlihat
terpisah (resolved).

Kriteria
Minimal 4 dari 6 silinder terlihat dengan jelas.

;) BY_BAGUS_ABIMANYU 22
kVp waveform
• Frekwensi : tahunan.
• Alat uji : kVp meter dan storage-oskiloskop
• Pengukuran : lakukan scan dengan nilai kVp
tertentu, dg kVp meter dan oskiloskop menjadi
obyek scanning. Catat nilai pada alat uji.
• Hasil yg diharap : nilai kVp terukur seharusnya
sama dg yg diset. Bentuk gelombang tidak
berubah, sehingga tidak mengubah nilai kV
selama durasi scanning.
• Batas diterima : selisih kV terukur max + 2 kV.
• Penyebab : miskalibrasi generator sinar-X.
;) BY_BAGUS_ABIMANYU 23
Radiation scatter and leakage
• Frekwensi : tahunan.
• Alat uji : phantom air (head size), survey meter
(GM) / large volume ion chamber / integrating
exposure meter.
• Pengukuran :
– Letakkan phantom pd bidang scanning.
– Letakkan detektor dimana radiasi akan diukur.
– Lakukan scanning dengan teknik kepala dan
catat hasil pengukuran .
– Pindahkan detektor kearah perifer dikedua sisi.
– Lakukan scanning berikutnya.

;) BY_BAGUS_ABIMANYU 24
• Hasil yg diharap : laju paparan tertinggi
seharusnya ada didekat pasien / bagian
tengah.
• Batas diterima : tidak ada
• Penyebab : ada masalah dengan sistem
kolimasi dan shielding tabung sinar-X

;) BY_BAGUS_ABIMANYU 25
;) BY_BAGUS_ABIMANYU 26
Accuracy of distance measuring

• Frekwensi : tahunan.
• Alat uji : phantom berlubang berpola + dengan
jarak lubang yang presisi.
• Pengukuran : ukurlah jarak lubang tertentu pada
video monitor yang tersedia, pada posisi tepi dan
tengah.
• Hasil yang diharapkan : jarak yang sama antara
lubang phantom dan jarak pada video monitor.
• Batas diterima : ≤ 1 mm, bila > 2 mm dikoreksi.
• Penyebab : rekonstruksi algorithma.

;) BY_BAGUS_ABIMANYU 27
+ pattern holes phantom
;) BY_BAGUS_ABIMANYU 28
Testing of distance-measuring device
;) BY_BAGUS_ABIMANYU 29
Distortion of video monitor
• Frekwensi : bulanan
• Alat uji : s.d.a.
• Pengukuran : memakai penggaris yang
disentuhkan pada kaca monitor ukurlah jarak
pada n jumlah lubang kearah kanan-kiri dan atas-
bawah.
• Hasil yang diharapkan : jarak pada n lubang pada
semua arah sama/paralel antara lubang phantom
dan gambaran lubang pada monitor.
• Batas yang diterima : < 1% diameter phantom,
pada jarak antara lubang diposisi manapun.
• Faktor penyebab : tegangan pada monitor.

;) BY_BAGUS_ABIMANYU 30
Measuring distortion of video monitor
;) BY_BAGUS_ABIMANYU 31
Distortion of film image
( or other hard copy output / film)

• Frekwensi : bulanan.
• Alat uji : s.d.a.
• Pengukuran :
– Ukurlah jarak diantara n lubang (3 – 5),
pada sisi atas, bawah, kanan dan kiri
pada film.
– Bandingkan ekivalensi jarak diseluruh sisi
film hasil pengukuran diatas.
;) BY_BAGUS_ABIMANYU 32
• Hasil yg diharapkan : jarak2 diantara spasi 2
lubang yang sama dimanapun diphantom
seharusnya tampak berjarak sama pada film.
• Batas diterima : beda max diantara 4 nilai
terukur harus lebih kecil dari 1% diameter
phantom.
• Penyebab : misalignment / maladjustment of the
optical system of film camera or hard copy out
put divice

;) BY_BAGUS_ABIMANYU 33
;) BY_BAGUS_ABIMANYU 34
Bed indexing
• Frekwensi : tahunan
• Alat uji : film radiografi ukuran 24x30
• Pengukuran :
– film dilekatkan pd meja pasien, panjang film
paralel dg panjang meja.
– Program scan sebanyak 10 – 12 scan
– Gunakan Slice width yang terkecil (ex. 1 mm)
– Jarak antar scan 10 mm.
– Meja dibebani + 50 kg u/ simulasi beban
pasien.

;) BY_BAGUS_ABIMANYU 35
• Hasil yg diharap : jarak dari pertengahan 2
baris yang berdekatan 10 mm.
• Batas diterima : dari 10 scanning (dg 9
interscan spacing) menghasilkan lebar
bayangan 90 mm. Jika > 10% maka gerak
meja tdk akurat.
• Penyebab : mekanisme pergerakan meja
buruk atau miskalibrasi indikator posisi
meja.

;) BY_BAGUS_ABIMANYU 36
Testing on bed indexing
;) BY_BAGUS_ABIMANYU 37
Bed backlash
• Frekwensi : tahunan
• Alat : penssil, penggaris dan 2 lembar solatip
• Pengukuran :
– Meja pemeriksaan diberi beban + 50 kg untuk
simulasi beban.
– Meja diposisikan pada zero point.
– Lekatkan solatip berdekatan, satu pada bg tepi
meja yang bergerak dan lainnya pada yg tidak
bergerak.
– Tandai dg pensil di permukaan solatip sehingga
kedua tanda tersebut saling berlawanan.
;) BY_BAGUS_ABIMANYU 38
– Dg program, gerakkan meja scr otomatis sejauh
15 – 20 cm (dg tambahan 1 – 2 cm kearah
scanner)
– Meja dikembalikan pada posisi semula dg
program.
• Hasil yg diharap : kedua tanda pensil bertemu
seperti pada saat meja belum digerakkan.
• Batas diterima : jika jarak tanda kedua pensil > 1
mm maka tidak akurat

;) BY_BAGUS_ABIMANYU 39
Testing on bed backlash
;) BY_BAGUS_ABIMANYU 40
ALIGNMENT LIGHT ACCURACY
Akurasi sinar laser penting pada pemeriksaan stereotatic
dan intervensional. Jenisnya 2 yaitu internal dan
external laser light.

Prosedur :
1. Rekatkan suatu unexposed film yang terbungkus pada
meja CT.
2. Untuk mengukur akurasi laser internal, nyalakan sinar
laser internal dan buatlah 2 atau 3 lubang kecil pada
film dan bungkusnya pada lokasi sinar laser. Lubang-2
tersebut seharusnya berada ditengah dan di dekat
tepi kiri serta kanan film.
;) BY_BAGUS_ABIMANYU 41
3. Lakukan scanning di lokasi internal laser.
4. Untuk mengukur akurasi sinar laser external,
nyalakan laser dan buatlah 2 lubang kecil
menembus salah satu tepi film tepat pada
lokasi sinar laser external.
5. Aturlah meja pada posisi siap scan dan Lakukan
scanning pada lokasi tersebut.
6. Setelah film diproses, 2 set lubang-2
merepresentasikan lapangan sinar internal dan
eksternal dan 2 pita hitam dari radiasi
representasi lapangan radiasi.

;) BY_BAGUS_ABIMANYU 42
6. Untuk mengukur akurasi, harus dicek jika
daerah gelap tepat berada pada lubang.
Untuk optimalisasi, sinar laser harus
tepat dengan radiasi, Limitasi : 2 mm.

Metode alternatif lain, scan phantom dan


letakkan grid diatas gambar. Akurasi
lebih tinggi dengan menggunakan
gridline.

;) BY_BAGUS_ABIMANYU 43
SLICE THICKNESS
Periode : semi annually.
Slice thickness merupakan faktor utama dari kualitas
gambar dan resolusi spasial. Ditentukan oleh kolimator.
Posisi kolimator menentukan lebar potongan. Faktor lain
adalah focal spot size.
Pengukuran menggunakan phantom berupa spiral,
stepwedge dan sisi miring dari segitiga siku.
Jika pada setting lebar 5 mm atau lebih, seharusnya tidak
bervariasi lebih + 1 mm dari lebar dimaksud. Jika kurang
dari 5 mm limitasinya tidak lebih dari + 0,5 mm

;) BY_BAGUS_ABIMANYU 44
SLICE THICKNESS

Utamanya ditentukan oleh kolimator. Faktor


lain adl focal spot size. Faktor utama dari
kualitas citra dan spasial resolusi.
Pengukuran ditentukan dengan phantom
yang berlereng (ramp), spiral atau
stepwedge.

;) BY_BAGUS_ABIMANYU 45
Prosedur :
1. Scan phantom dengan 1, 5 dan 10 mm.
2. Display sesuai aturan pabrik pesawat
3. Jika memakai phantom berlereng,
panjang gambar merepresentasikan
lebar lapisan.
Jika tebal scnning 5 mm atau lebih, tebal
pada citra variasinya lebih kurang 1 mm.
Jika < 5 mm, variasi lebih kurang 0,5
mm.
Periode : semi anually.
;) BY_BAGUS_ABIMANYU 46
LINEARITAS
Periode : semi annualy.
Adalah hubungan diantara CT number dan nilai atenuasi
linear dari obyek yang dipindai. Jika linearitas dihadirkan
dengan suatu citra, diindikasikan nilai kontras subyek
konstan berbanding lurus dengan rentang CT
numbernya.
Suatu phantom standard dari bahan yang dikenal dan
terukur digunakan dalam test ini.
Dengan berjalannya waktu, nilai-2 ini dapat bervariasi
karena perubahan yang terjadi pada komponen sistem.
Kalibrasi harian perlu dilakukan untuk menjaga kualitas
citra dengan mengkompensasi perubahan pada variasi
dan respon detektor.

;) BY_BAGUS_ABIMANYU 47
Nilai-nilai yang direncanakan seharusnya
menunjukkan suatu garis lurus diantara nilai
rerata CT number dan koefisien atenuasi linier.
Suatu penyimpangan pada grafik menandakan
inakurasi CT number.

Bahan Nilai HU
Udara 1000
Tefflon 990
Acrylic 120
Low density 90
polyethylene
;) BY_BAGUS_ABIMANYU 48
;) BY_BAGUS_ABIMANYU 49
Visual inspection on CT
( ACR manual)

• Tabel height indicator functioning.


• Tabel position indicator functioning.
• Angulation indicator functioning.
• Laser localisation light functioning.
• High voltage cables and other cables safety attached.
• Acceptable smoothness of table motion.
• X-ray on indicator functioning.
• Exposure switch functioning.
• Display WW / WL.
• Panels switch / light / meters working.
• Door interlock functioning.
• Warning labels present.
• Intercom system functioning.
• Posting present.
• Service record present

;) BY_BAGUS_ABIMANYU 50
CT number accuracy
CT# adl representasi nilai atenuasi, sesuai
no atom dan kepadatan. Mendapatkan
CT# dari jar 90% soft tissue adl mudah.
Karena CT# air adl 0 maka CT# jar
harusnya lebih positif dan CT# udara
memiliki nilai negatif.

;) BY_BAGUS_ABIMANYU 51
Prosedur :
1. Dengan teknik yang sesuai, lakukan single
scan pd phantom.
2. Pada gambar yang direkonstruksi, ambillah
ROI 2 – 3 cm2.
3. Dari pixel dalam ROI, hitunglah 2 parameter,
mean CT# dan SD CT#.
4. Berbasis bulanan, pindahkan kursor keluar
phantom pada daerah rekonstruksi dan
lakukan ROI pada udara.
5. Catatlah nilai CT# masing-masing area.

;) BY_BAGUS_ABIMANYU 52
Tes dengan modul-1 ACR phantom

1. Aturlah phantom u discan, modul-1 memiliki


daerah berisi air yang ditanamkan pada 4
silinder yang masing-masing berisi udara,
polyetilen, tulang dan acrilik.
2. Scan dengan protokol dewasa dan pada
semua nilai kVp yang tersedia.
3. Tempatkan ROI pada tiap silinder dan air,
catat semua nilai CT#.
4. Scan dengan slice thickness yang berbeda
dan catat semua nilai CT#.

;) BY_BAGUS_ABIMANYU 53
Interpretasi
1. ROI harus didalam silinder.
2. CT# polietilen rerata diantara -107 dan -87.
3. CT# air rerata diantara -7 dan +7.
4. CT# akrilik rerata diantara +110 dan +130.
5. CT# tulang rerata diantara +850 dan +970.
6. CT# udara rerata diantara -1005 dan -970

Cat : semua data berlaku untuk kVp setting.

;) BY_BAGUS_ABIMANYU 54

Anda mungkin juga menyukai