No. MK : 059-18
METODE KERJA PENGUJIAN DIGITAL
RADIOGRAPHY
No. Revisi : 0
I. TUJUAN
Dokumen ini disusun untuk memberikan petunjuk kepada pelaksana dalam melakukan pengujian qualiti assurance /
quality control pada alat digital radiography (DR).
II. REFERENSI
a. Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan
b. User manual CR & DDR
c. SNI IEC 62220-1-1:2015
V. PROSEDUR PENGUJIAN
A. Uji Dosimetri
1. Tujuan
Untuk mengukur dosis yang diterima detektor.
2. Peralatan yang digunakan
a. Digital Radiografi (DR)
b. Dosemeter
c. Meteran
3. Metode Uji
a. Letakkan ion chamber/detector pada jarak ~ 1.2 m dari titik fokus dan 30 cm diatas meja untuk menghindari
hamburan balik atau letakkan ion chamber diatas lapisan Pb dan FDD > 1.5 m dari fokus. Kolimasikan pada detector
(lihat gambar 1).
b. Atur faktor penyinaran pada 70 kVp dengan filter 1.0 mmCu dan sinari dengan mAs tertentu sehingga
memberikan dosis 10 µGy.
c. Catat dosis terukur dan lakukan dua kali
d. Dengan teknik yang sama tentukan mAs sehingga memberikan dosis pada receptor 1 µGy, 4 µGy, 12 µGy dan
50 µGy.
Focus
Added filter
Ionisation
>150 cm chamber
Detector
>30 cm
B. Uji Liniearity and System Transfer Propertis (STP) dan dark noise
1. Tujuan
Untuk menetapkan hubungan antara dosis yang diterima oleh receptor dan nilai pixel sedemikian sehingga hubungan
ini dapat digunakan untuk koreksi uji sisa bayangan/image retention dan uniformity, juga untuk menetapkan bahwa
indikasi sinari ( dihitung dari indikator dosis detektor) yang merespon secara linier untuk meningkatnya dos is.
2. Peralatan yang digunakan
a. Digital Radiografi (DR)
b. Dosemeter
3. Metode Uji
a. Jika mungkin, pindahkan grid
b. Buka dan sinari seluas area detector dengan 70 kVp dengan filter 1.0 mmCu dengan mAs tertentu sehingga
dosis yang diterima ~ 1 µGy, atau seperti test IV.1.
c. Catat nilai indikator dosis detektor (exposure index)
d. Ulangi langkah no. 2 dengan dosis 4 µGy, 12 µGy dan 50 µGy.
e. catat nilai pixel dari pusat gambar.
f. Buatlah grafik hubungan dosis receptor versus nilai píxel (nilai indikator dosis)
4. Analisa Data dan Evaluasi
a. Plot grafik nilai pixel (nilai indikator dosis) versus dosis receptor, dosis sebagai fungsi dari nilai pixel (dengan MS
excel) dan tentukan pesamaannya.
Dosis = f (nilai píxel)
b. Titik dosis nol dapat digunakan test II Persamaan ini merupakan persamaan system transfer properties (STP) yang
selanjutnya digunakan untuk mengkoreksi test IV dan VI.
c. Nilai lolos Uji : Trend line dari grafik harus mempunyai nilai R 2 > 0.95. Tidak ada toleransi untuk persamaan STP.
Hubungan nilai píxel dan dosis harus hubungan sederhana ( e.g. log, linier atau square root/akar dua). Tidak ada
toleransi untuk dark noise, sehingga data bisa digunakan sebagai baseline ketika re-checking dark noise jika terjadi
masalah dengan kualiti image.
attenuated
region
ROI 1 ROI 2
c. Lima nilai dari ROI analisis digunakan untuk menghitung lima nilai indikator dosis receptor memakai pesamaan
STP yang telah ditentukan.
4. Analilis data dan Evaluasi
Nilai lolos Uji : Gambar mestinya tidak mempunyai artefact yang jelas. Perbandingan standar deviasi pada 5
STP pada ROI dan rata2 (coefisien variansi /CV seharusnya kurang dari 10 %.
Nilai lolos uji untuk CV < 10 %
CV= S 1
X X
Dimana :
Xi = hasil pengukuran a, b, c, d dan e
X = nilai rata-rata
S = standar deviasi
n = jumlah pengukuran
f. Jika mungkin download file DICOM. Hitung pitch pixel, p (mm) = 100/n, dimana n adalah jumlah pixel yang tercover
pada 10 cm dari grid. Ulangi untuk arah x dan y. Test ini hanya perlu untuk pengawasan. Bandingkan pixel pitch
dengan standar pabrikan. melemparkan untuk dinyatakan itu oleh pabrikan [itu]. Perbedaan harus tidak lebih besar
dibanding kesalahan pengukuran yang diperkirakan.
dimana
HT(A) : threshold contrast detail index values
dihitung dari gambar HTref(A) : threshold contrast detail
index values dihitung dari reference
gambar dari system yang bagus
D : dosis pada IP
Dref : dosis pada IP untuk reference image
n : banyaknya/jumlah detail pada test object
4. Kesimpulan
a. Pernyataan akhir dari kesesuaian dinyatakan dengan LAIK PAKAI dan ketidaksesuaian
dinyatakan dengan TIDAK LAIK PAKAI.
b. Tempelkan label hijau jika alat dinyatakan laik pakai dan label merah jika alat dinyatakan tidak laik
pakai.
f. Dokumen terkait
- Lembar kerja nomor : LK.01.059-18
- Form laporan nomor : FL.01.059-18
- Form ketidakpastian : FK.01-18