PENGUKURAN RADIASI
Disusun Oleh :
BAB I
PENDAHULUAN
I.2. Tujuan
Tujuan umum dari praktikum ini ialah agar mahasiswa mampu :
a. Mengetahui cara mengkalibrasi alat ukur radiasi.
b. Menghitung faktor kalibrasi dengan metoda langsung.
c. Menghitung faktor kalibrasi dengan metoda tak langsung.
d. Menentukan kesalahan pengukuran dari alat ukur.
BAB II
DASAR TEORI
II.1. Kalibrasi Alat Ukur
Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International
Metrology (VIM), kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan
antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai
yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan
dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Dengan kata lain kalibrasi adalah
kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan
bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang mampu telusur
(traceable) ke standar nasional maupun internasional untuk satuan ukuran dan/atau
internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.
Setiap alat ukur proteksi radiasi harus dikalibrasi secara periodik oleh instansi
yang berwenang. Hal ini dilakukan untuk menguji ketepatan nilai yang ditampilkan
alat terhadap nilai sebenarnya. Perbedaan nilai antara tampilan alat ukur dan nilai
sebenarnya harus dikoreksi dengan suatu parameter yang disebut sebagai factor
kalibrasi (Fk). Saat melakukan pengukuran, nilai yang ditampilkan pada alat ukur harus
dikalikan dengan factor kalibrasinya. Secara ideal, factor kalibrasi ini bernilai satu,
tetapi pada kenyataannya banyak alat ukur yang factor kalibrasinya tidak sama dengan
satu. Nilai yang diterima berkisar antara 0,8 sampai 1,2 atau nilai keidaksesuaian sama
dengan 20%. Faktor kalibrasi dapat dihitung menggunakan persamaan berikut
𝐷𝑠
𝐹𝑘 = 𝐷𝑢 (1)
Dengan Ds adalah nilai dosis sebenarnya dan Du adalah nilai yang ditampilkan oleh alat
ukur.
Sebelum menggunakan alat ukur radiasi, perlu dilakukan pemeriksaan
sertifikat kalibrasi. Sertifikat kalibrasi berisi informasi tentang faktor kalibrasi, sumber
radiasi pengkalibrasi, dan tanggal validasi sertifikat kalibrasi. Apabila sertifikat telah
melewati batas waktunya, maka alat ukur/surveymeter tersebut harus dikalibrasi ulang
ke instansi yang berwenang sebelum dapat digunakan kembali. Dari penjelasan diatas
dapat dikatakan bahwa untuk penggunaan alat deteksi radiasi baik di lapangan maupun
di laboratorium perlu dikalibrasi/distandarisasi dengan alat ukur yang sudah standar
agar tidak terjadi penyimpangan yang besar dalam pengukuran.
II.2. Klasifikasi Alat Ukur Radiasi Standar
a. Alat ukur radiasi standar primer
Alat ukur radiasi standar yang mempunyai tingkat ketelitian yang sangat
akurat, dan mempunyai penyimpangan (standar deviasi) lebih kecil dari 5 %. Alat
ukur radiasi standar ini digunakan untuk kalibrasi alat ukur radiasi standar
sekunder.
b. Alat ukur radiasi standar sekunder
Alat ukur radiasi standar yang dikalibrasi dengan membandingkan ketelitian
pengukurannya dengan alat ukur standar primer. Alat ukur radiasi standar ini
digunakan untuk kalibrasi alat ukur radiasi standar tersier.
c. Alat ukur radiasi standar tersier
Alat ukur radiasi standar yang dikalibrasi dengan membandingkan ketelitian
pengukurannya dengan alat ukur standar sekunder.
d. Alat ukur radiasi standar Nasional
Suatu alat ukur radiasi standar yang ukurannya ditetapkan oleh para ahli yang
berkedudukan di IAEA sebagai standar untuk kalibrasi alat ukur radiasi di suatu
negara.
̅̅̅̅̅
∑(𝑋𝐾𝐿−𝑋 𝐾𝐿 )
2 1.725
a. 𝜎𝐾𝐿 (6 𝑐𝑚) = √ = √ = 0.43
𝑛−1 9
̅̅̅̅̅
∑(𝑋𝐾𝐿−𝑋 𝐾𝐿 )
2 0.9
b. 𝜎𝐾𝐿 (9 𝑐𝑚) = √ = √ = 0.31
𝑛−1 9
̅̅̅̅̅
∑(𝑋𝐾𝐿−𝑋 𝐾𝐿 )
2 0.5
c. 𝜎𝐾𝐿 (12 𝑐𝑚) = √ = √ = 0.24
𝑛−1 9
̅̅̅̅̅
∑(𝑋𝐾𝐿−𝑋 𝐾𝐿 )
2 0.6
d. 𝜎𝐾𝐿 (15 𝑐𝑚) = √ = √ = 0.26
𝑛−1 9
̅̅̅̅̅
∑(𝑋𝐾𝐿−𝑋 𝐾𝐿 )
2 0.225
e. 𝜎𝐾𝐿 (18 𝑐𝑚) = √ = √ = 0.16
𝑛−1 9
̅̅̅̅̅
∑(𝑋𝐾𝐿−𝑋 𝐾𝐿 )
2 1
f. 𝜎𝐾𝐿 (21 𝑐𝑚) = √ = √ = 0.33
𝑛−1 9
Tabel 4. Hasil Perhitungan Dosis Pengukuran Rata-Rata dan Standar Deviasi pada
Kalibrasi Langsung
No. Jarak (cm) ̅̅̅̅̅
𝑿𝑲𝑳 𝝈𝑲𝑳
1. 6 10.45 0.43
2. 9 6.1 0.31
3. 12 4 0.24
4. 15 2.8 0.26
5. 18 2.05 0.16
6. 21 1.5 0.33
0.693
− 𝑡
𝐴𝑡 = 𝐴0 𝑒 𝑇½
−0.693
15.8
𝐴𝑡 = 20.81 × 10-6 𝑒 5.27
𝐴𝑡 = 2.6 × 10-6 𝐶𝑖
̅̅̅̅̅
𝒇𝒌𝑳 0.5526
𝑷𝒓𝒆𝒔𝒆𝒏𝒕𝒂𝒔𝒆 𝑲𝒆𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒏𝒈𝒖𝒌𝒖𝒓𝒂𝒏 𝑲𝒂𝒍𝒊𝒃𝒓𝒂𝒔𝒊 𝑳𝒂𝒏𝒈𝒔𝒖𝒏𝒈 (%)
0.95 − 0.5526
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 (%) = | | × 100 % = 41.8%
0.95
IV.1.2. Data Percobaan Kalibrasi Tak Langsung (Menggunakan Alat Standar)
Sumber Radiasi : Co-60
Aktivitas Awal (Ao) : 20.81 μCi : 20.81 × 10-6 Ci
Waktu awal (t0) : 1 Agustus 2006
Waktu saat ini : 6 Juni 2022
Waktu Paruh (T1/2) : 5.27 Tahun
Surveymeter : Ludlum 14C Sn. 336143
Faktor Kalibrasi Alat : ×0.94 pada skala 1
̅̅̅̅̅̅̅
∑(𝑋𝐾𝑇𝐿 −𝑋 𝐾𝑇𝐿 )
2 2.459
a. 𝜎𝐾𝑇𝐿 (6 𝑐𝑚) = √ = √ = 0.522
𝑛−1 9
̅̅̅̅̅̅̅
∑(𝑋𝐾𝑇𝐿 −𝑋 𝐾𝑇𝐿 )
2 1.376
b. 𝜎𝐾𝑇𝐿 (9 𝑐𝑚) = √ = √ = 0.391
𝑛−1 9
̅̅̅̅̅̅̅̅)
∑(𝑋𝐾𝑇𝐿 −𝑋 2 0.203
𝐾𝑇𝐿
c. 𝜎𝐾𝑇𝐿 (12 𝑐𝑚) = √ = √ = 0.150
𝑛−1 9
̅̅̅̅̅̅̅̅)
∑(𝑋𝐾𝑇𝐿 −𝑋 2 0.361
𝐾𝑇𝐿
d. 𝜎𝐾𝑇𝐿 (15 𝑐𝑚) = √ = √ = 0.200
𝑛−1 9
̅̅̅̅̅̅̅̅)
∑(𝑋𝐾𝑇𝐿 −𝑋 2 0.203
𝐾𝑇𝐿
e. 𝜎𝐾𝑇𝐿 (18 𝑐𝑚) = √ = √ = 0.150
𝑛−1 9
̅̅̅̅̅̅̅̅)
∑(𝑋𝐾𝑇𝐿 −𝑋 2 0.541
𝐾𝑇𝐿
f. 𝜎𝐾𝑇𝐿 (21 𝑐𝑚) = √ = √ = 0.245
𝑛−1 9
Tabel 8. Hasil Perhitungan Dosis Pengukuran Rata-Rata dan Standar Deviasi pada
Kalibrasi Tak Langsung
No. Jarak (cm) ̅̅̅̅̅̅̅
𝑿𝑲𝑻𝑳 𝝈𝑲𝑻𝑳
1. 6 9.5475 0.522
2. 9 6.0325 0.391
3. 12 3.8475 0.150
4. 15 2.755 0.200
5. 18 1.9475 0.150
6. 21 1.235 0.245
̅̅̅̅̅̅
𝒇𝒌𝑻𝑳 0.37
0.94 − 0.37
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 (%) = | | × 100 % = 60.6%
0.94
IV.2. Pembahasan
Secara instruksional, tujuan dari praktikum Alat Deteksi dan Pengukuran Radiasi
dengan judul “Kalibrasi Alat Ukur” yaitu agar mahasiswa sebagai praktikan mampu
mengkalibrasi alat ukur radiasi, menghitung faktor kalibrasi dengan metode langsung dan
tidak langsung, serta mampu menentukan kesalahan pengukuran dari alat ukur. Oleh karena
itu, untuk mencapai tujuan instruksional tersebut, praktikum dilakukan sebanyak 2 (dua) kali
percobaan, dengan beberapa perhitungan data.
Perlu diketahui, bahwa terdapat 3 (tiga) hal yang pertama kali harus dilakukan ketika
akan menggunakan sebuah alat ukur radiasi, diantaranya memeriksa baterai, memeriksa
sertifikat kalibrasi yang terdiri atas nama alat, nomor seri, dan tanggal kalibrasi ulang, serta
cara pembacaan hasil pengukuran. Adapun alat ukur radiasi yang digunakan pada percobaan
ini ialah surveymeter dengan faktor kalibrasi alat ×0.95 dan ×0.94 pada skala 1.
Sebagaimana, yang telah disebutkan pada dasar teori, bahwa seharusnya rentang hasil
pengukuran saat kalibrasi berkisar ×0.8 sampai dengan ×1.2. Sehingga, nilai ini akan
dijadikan perbandingan dengan nilai hasil percobaan kalibrasi yang telah dilakukan.
Penyimpangan nilai atau kesalahan pengukuran yang cukup besar ini, dapat
disebabkan oleh kesalahan pembacaan hasil pada saat jarum pada surveymeter belum stabil,
dan radiasi yang terpancar ke segala arah sehingga radiasi yang terukur pada alat tidak
maksimal. Meskipun demikian, praktikum ini dapat dikatakan berhasil, karena praktikan
telah mencapai keempat tujuan instruksional.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan-percobaan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan:
a. Terdapat 2 (dua) metode kalibrasi alat ukur radiasi, yaitu kalibrasi secara
langsung atau menggunakan sumber radiasi standar, dan kalibrasi tidak
langsung atau menggunakan alat standar.
b. Terdapat 3 (tiga) hal yang pertama kali harus dilakukan ketika akan
menggunakan sebuah alat ukur radiasi, diantaranya memeriksa baterai,
memeriksa sertifikat kalibrasi yang terdiri atas nama alat, nomor seri, dan
tanggal kalibrasi ulang, serta cara pembacaan hasil pengukuran.
c. Untuk menentukan faktor kalibrasi langsung, maka diperlukan aktivitas
sumber radiasi saat ini dan nilai laju dosis paparan sumber radiasi pada jarak
yang telah ditentukan. Yang mana, perhitungan laju dosis paparan radiasi yang
dihitung tersebut digunakan sebagai pembanding terhadap laju dosis paparan
radiasi alat ukur yang diamati.
d. Untuk menentukan faktor kalibrasi tidak langsung, yakni dengan
membandingkan antara respon alat yang sedang dikalibrasi dengan alat yang
telah terkalibrasi dan dianggap standar.
e. Perhitungan standar deviasi di masing-masing jarak menyatakan bentuk
penyimpangan secara matematis dari data rata-rata laju dosis pengukuran.
Bahwa dalam menguji ketelitian alat, maka suatu data dapat dikatakan baik
apabila nilai standar deviasi atau simpangannya kecil.
f. Penyimpangan nilai atau kesalahan pengukuran, dapat disebabkan oleh
kesalahan pembacaan hasil pada saat jarum pada surveymeter belum stabil, dan
radiasi yang terpancar ke segala arah sehingga radiasi yang terukur pada alat
tidak maksimal.
V.2. Saran
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diberikan
adalah sebagai berikut:
a. Dalam melakukan percobaan dengan sumber radioaktif, sebaiknya hindari
kontak langsung untuk mencegah adanya kontaminasi. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara, meletakkan sumber radioaktif dengan menggunakan pinset.
b. Dalam proses analisis dan perhitungan data hasil percobaan, sebaiknya
dilakukan secara teliti berdasarkan referensi atau petunjuk praktikum yang
telah diajarkan dosen sebagai kajian teori. Hal ini perlu dilakukan untuk
menghindari kesalahan data.
DAFTAR PUSTAKA
Trikasjono, Toto. Dkk. 2022. Petunjuk Praktikum Alat Deteksi dan Pengukuran Radiasi.
Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia. Yogyakarta.
PQNewsletter. 2015. Calibration. Indonesia Productivity and Quality Institute.
Hemamali, N. 2015. Comparison of calibration Factors of The Radiation Survey Meters.
5(8), 1-7.
Lampiran 1