Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM ALAT DETEKSI DAN

PENGUKURAN RADIASI

“Judul Percobaan : Kalibrasi Alat Ukur”

Disusun Oleh :

Nama : Ira Palupi


NIM : 022000021
Tgl. Praktikum : 6 Juni 2022
Dosen Pengampu : Ayu Jati Puspitasari, M. Si
Kelompok :E
Teman kerja : 1. Ibnu Idqan NIM. 022000020
2. Izatul Fadhila NIM. 022000022
3. M Arfin Hussein NIM. 022000024

PROGRAM STUDI ELEKTRONIKA INSTRUMENTASI


POLITEKNIK TEKNOLOGI NUKLIR INDONESIA
BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL
2022
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
ALAT DETEKSI DAN PENGUKURAN RADIASI

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Judul Percobaan


Praktikum ini terdapat 2 (dua) macam percobaan, di antaranya:
a. Percobaan 1 : Kalibrasi Langsung, yakni dengan menggunakan sumber
standar.
b. Percobaan 2 : Kalibrasi Tidak Langsung, yakni dengan menggunakan alat
standar.

I.2. Tujuan
Tujuan umum dari praktikum ini ialah agar mahasiswa mampu :
a. Mengetahui cara mengkalibrasi alat ukur radiasi.
b. Menghitung faktor kalibrasi dengan metoda langsung.
c. Menghitung faktor kalibrasi dengan metoda tak langsung.
d. Menentukan kesalahan pengukuran dari alat ukur.
BAB II
DASAR TEORI
II.1. Kalibrasi Alat Ukur
Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International
Metrology (VIM), kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan
antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai
yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan
dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Dengan kata lain kalibrasi adalah
kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan
bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang mampu telusur
(traceable) ke standar nasional maupun internasional untuk satuan ukuran dan/atau
internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.
Setiap alat ukur proteksi radiasi harus dikalibrasi secara periodik oleh instansi
yang berwenang. Hal ini dilakukan untuk menguji ketepatan nilai yang ditampilkan
alat terhadap nilai sebenarnya. Perbedaan nilai antara tampilan alat ukur dan nilai
sebenarnya harus dikoreksi dengan suatu parameter yang disebut sebagai factor
kalibrasi (Fk). Saat melakukan pengukuran, nilai yang ditampilkan pada alat ukur harus
dikalikan dengan factor kalibrasinya. Secara ideal, factor kalibrasi ini bernilai satu,
tetapi pada kenyataannya banyak alat ukur yang factor kalibrasinya tidak sama dengan
satu. Nilai yang diterima berkisar antara 0,8 sampai 1,2 atau nilai keidaksesuaian sama
dengan 20%. Faktor kalibrasi dapat dihitung menggunakan persamaan berikut
𝐷𝑠
𝐹𝑘 = 𝐷𝑢 (1)

Dengan Ds adalah nilai dosis sebenarnya dan Du adalah nilai yang ditampilkan oleh alat
ukur.
Sebelum menggunakan alat ukur radiasi, perlu dilakukan pemeriksaan
sertifikat kalibrasi. Sertifikat kalibrasi berisi informasi tentang faktor kalibrasi, sumber
radiasi pengkalibrasi, dan tanggal validasi sertifikat kalibrasi. Apabila sertifikat telah
melewati batas waktunya, maka alat ukur/surveymeter tersebut harus dikalibrasi ulang
ke instansi yang berwenang sebelum dapat digunakan kembali. Dari penjelasan diatas
dapat dikatakan bahwa untuk penggunaan alat deteksi radiasi baik di lapangan maupun
di laboratorium perlu dikalibrasi/distandarisasi dengan alat ukur yang sudah standar
agar tidak terjadi penyimpangan yang besar dalam pengukuran.
II.2. Klasifikasi Alat Ukur Radiasi Standar
a. Alat ukur radiasi standar primer
Alat ukur radiasi standar yang mempunyai tingkat ketelitian yang sangat
akurat, dan mempunyai penyimpangan (standar deviasi) lebih kecil dari 5 %. Alat
ukur radiasi standar ini digunakan untuk kalibrasi alat ukur radiasi standar
sekunder.
b. Alat ukur radiasi standar sekunder
Alat ukur radiasi standar yang dikalibrasi dengan membandingkan ketelitian
pengukurannya dengan alat ukur standar primer. Alat ukur radiasi standar ini
digunakan untuk kalibrasi alat ukur radiasi standar tersier.
c. Alat ukur radiasi standar tersier
Alat ukur radiasi standar yang dikalibrasi dengan membandingkan ketelitian
pengukurannya dengan alat ukur standar sekunder.
d. Alat ukur radiasi standar Nasional
Suatu alat ukur radiasi standar yang ukurannya ditetapkan oleh para ahli yang
berkedudukan di IAEA sebagai standar untuk kalibrasi alat ukur radiasi di suatu
negara.

II.3. Metoda Kalibrasi Alat Ukur Radiasi


Ada dua cara/metoda yang digunakan diantaranya :
a. Kalibrasi langsung
Suatu metoda kalibrasi dengan menggunakan sumber radiasi yang diketahui
aktivitasnya. Cara kalibrasi alat ukur ini dapat dilakukan setelah terlebih dahulu
dihitung laju dosis paparan radiasi sumber standar pada jarak tertentu. Kemudian
laju dosis paparan radiasi yang dihitung tersebut sebagai pembanding terhadap laju
dosis paparan radiasi alat ukur radiasi yang diamati.
b. Kalibrasi tak langsung
Suatu metoda kalibrasi dengan membandingkan respon alat ukur radiasi yang
sedang dikalibrasi terhadap respon alat ukur radiasi yang sudah dikalibrasi dan
dianggap standar. Pada kalibrasi ini factor hamburan balik tidak merupakan
masalah pokok.
Tanggapan atau respon suatu alat ukur terhadap dosis radiasi ternyata berbeda
untuk energi radiasi yang berbeda. Setiap alat ukur seharusnya dikalibrasi dengan
sumber yang mempunyai tingkat energi yang sama dengan tingkat energy radiasi yang
digunakan di lapangan. Perbedaan respon tersebut sangat signifikan pada rentang
energi di bawah 200 keV. Pada rentang energy di atas 500 keV perbedaan responnya
sudah tidak terlalu besar.
Tabel 1. Faktor Gamma Beberapa Jenis Unsur
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

III.1. Alat dan Bahan


Alat atau perangkat yang digunakan pada praktikum alat deteksi pengukuran
radiasi, dengan judul “Kalibrasi Alat Ukur” diantaranya sumber radiasi atau zat
radioaktif, dimana yang digunakan adalah Co-60 dengan aktivitas mula-mula adalah
20.81 μCi, pada 1 Agustus 2006. Kemudian terdapat alat ukur jarak untuk menentukan
jarak yang diinginkan dalam pengamatan laju dosis paparan radiasi, surveymeter
sebagai alat ukur standar yang akan dikalibrasi, kontainer dan kolimator sebagai
tempat menyimpan sumber radiasi dan penahan paparan radiasi dari sumber, serta
statif sebagai alat penyangga atau tempadudukan alat ukur radiasi yang akan
dikalibrasi.

III.2. Langkah Kerja


III.2.1. Langkah Kerja Kalibrasi Langsung (Menggunakan Sumber
Standar)
Langkah kerja diawali dengan, poket dosimeter dibaca dan
penunjukkan jarumnya dicatat. Lalu, surveymeter yang akan dikalibrasi
ditempatkan pada penyangga. Sebelum dilakukan proses kalibrasi, baterai
pada surveymeter diperiksa. Selanjutnya, titik tengah detektor surveymeter
diatur agar segaris dengan titik tengan sumber radiasi. Sementara itu, titik
kaki penyangga diletakkan pada jarak yang telah ditentukan oleh
pembimbing praktikum, dan shielding sumber dibuka, lalu sumber tersebut
ditarik hingga tepat kolimator. Laju dosis paparan radiasi yang ditunjukkan
oleh surveymeter diamati dan dicatat, dengan minimal tiga kali pengamatan.
Terakhir, langkah kelima pada jarak yang telah ditentukan oleh pembimbing
praktikum dilakukan kembali.
III.2.2. Langkah Kerja Kalibrasi Tak Langsung (Menggunakan Alat
Standar)
Langkah kerja diawali, ketika telah memperoleh data dari percobaan
kalibrasi secara langsung, surveymeter diganti dengan surveymeter standar.
Sebelumnya, baterai pada surveymeter standar tersebut diperiksa, apakah
masih dalamkondisi baik atau masih dalam batas yang diperbolehkan. Lalu,
surveymeter tersebut ditempatkan pada jarak yang telah ditentukan seperti
jarak yang telah dilakukan pada percobaan kalibrasi langsung. Selanjutnya,
shielding sumber dibuka dan ditarik ke atas sumber tersebut, sehingga
sumbernya persis berada pada kolimator. Laju dosis paparan radiasi yang
ditunjukkan oleh surveymeter diamati dan dicatat, dengan minimal tiga kali
pengamatan. Kemudian, langkah kelima pada jarak yang telah ditentukan
oleh pembimbing praktikum dilakukan kembali. Setelah selesai praktikum,
switch surveymeter dimatikan dan dipastikan pada posisi OFF. Sedangkan,
poket dosimeter yang telah digunakan juga harus dilihat, apakah bergeser ke
kanan dari jarum semula atau tidak. Terakhir, poket dosimeter dikembalikan.
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

IV.1. Analisis Data


IV.1.1. Data Percobaan Kalibrasi Langsung (Menggunakan Sumber Standar)
Sumber Radiasi : Co-60
Aktivitas Awal (Ao) : 20.81 μCi : 20.81 × 10-6 Ci
Waktu awal (t0) : 1 Agustus 2006
Waktu saat ini : 6 Juni 2022
Waktu Paruh (T1/2) : 5.27 Tahun
Surveymeter : Ludlum 14C Sn. 336143
Faktor Kalibrasi Alat : ×0.95 pada skala 1

Tabel 2. Data Pengamatan Kalibrasi Langsung


Jarak Laju dosis pengukuran (XKL ; µSv/jam)
(cm) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
6 10 11 10 10.5 11 10.5 10 10 10.5 11
9 7 6 6 6 6 6 6 6 6 6
12 4 4 3.5 4 4 4 4 4.5 4 4
15 3 2.5 2.5 3 3 3 2.5 3 3 2.5
18 2 2 2 2 2 2 2 2 2.5 2
21 1.5 2 1.5 1.5 1.5 1 1.5 1 1.5 2
Tabel 3 (a) s.d. (f) . Perhitungan Standar Deviasi Kalibrasi Langsung

̅̅̅̅̅
∑(𝑋𝐾𝐿−𝑋 𝐾𝐿 )
2 1.725
a. 𝜎𝐾𝐿 (6 𝑐𝑚) = √ = √ = 0.43
𝑛−1 9

̅̅̅̅̅
∑(𝑋𝐾𝐿−𝑋 𝐾𝐿 )
2 0.9
b. 𝜎𝐾𝐿 (9 𝑐𝑚) = √ = √ = 0.31
𝑛−1 9

̅̅̅̅̅
∑(𝑋𝐾𝐿−𝑋 𝐾𝐿 )
2 0.5
c. 𝜎𝐾𝐿 (12 𝑐𝑚) = √ = √ = 0.24
𝑛−1 9
̅̅̅̅̅
∑(𝑋𝐾𝐿−𝑋 𝐾𝐿 )
2 0.6
d. 𝜎𝐾𝐿 (15 𝑐𝑚) = √ = √ = 0.26
𝑛−1 9

̅̅̅̅̅
∑(𝑋𝐾𝐿−𝑋 𝐾𝐿 )
2 0.225
e. 𝜎𝐾𝐿 (18 𝑐𝑚) = √ = √ = 0.16
𝑛−1 9

̅̅̅̅̅
∑(𝑋𝐾𝐿−𝑋 𝐾𝐿 )
2 1
f. 𝜎𝐾𝐿 (21 𝑐𝑚) = √ = √ = 0.33
𝑛−1 9
Tabel 4. Hasil Perhitungan Dosis Pengukuran Rata-Rata dan Standar Deviasi pada
Kalibrasi Langsung
No. Jarak (cm) ̅̅̅̅̅
𝑿𝑲𝑳 𝝈𝑲𝑳
1. 6 10.45 0.43
2. 9 6.1 0.31
3. 12 4 0.24
4. 15 2.8 0.26
5. 18 2.05 0.16
6. 21 1.5 0.33

Aktivitas saat ini :

0.693
− 𝑡
𝐴𝑡 = 𝐴0 𝑒 𝑇½

−0.693
15.8
𝐴𝑡 = 20.81 × 10-6 𝑒 5.27

𝐴𝑡 = 2.6 × 10-6 𝐶𝑖

Tabel 5. Perhitungan Paparan Hitung dan Faktor Kalibrasi Langsung


No Jarak (m) Xs (μSv/jam) ̅̅̅̅̅̅
𝐗 𝐊𝐋 𝐟𝐊𝐋
1. 0.06 Γ × 𝐴𝑡 (1.32)( 2.6 × 10−6 ) 10.45 𝑋𝑠 8.36
𝑋𝑠 = = × 0.877 × 104 = 8.36 𝑓𝑘𝐿 = = = 0.8
𝑑2 (0.06)2 ̅̅̅̅̅
𝑋 𝑘𝐿 10.45

2. 0.09 Γ × 𝐴𝑡 (1.32)( 2.6 × 10−6 ) 6.1 𝑋𝑠 3.71


𝑋𝑠 = = × 0.877 × 104 = 3.71 𝑓𝑘𝐿 = = = 0.609
𝑑 2 (0.09)2 ̅̅̅̅̅
𝑋 𝑘𝐿 6.1

3. 0.12 Γ × 𝐴𝑡 (1.32)( 2.6 × 10−6 ) 4 𝑋𝑠 2.09


𝑋𝑠 = = × 0.877 × 104 = 2.09 𝑓𝑘𝐿 = = = 0.522
𝑑 2 (0.12)2 ̅̅̅̅̅
𝑋𝑘𝐿 4

4. 0.15 Γ × 𝐴𝑡 (1.32)( 2.6 × 10−6 ) 2.8 𝑋𝑠 1.33


𝑋𝑠 = = × 0.877 × 104 = 1.33 𝑓𝑘𝐿 = = = 0.477
𝑑 2 (0.15)2 ̅̅̅̅̅
𝑋𝑘𝐿 2.8

5. 0.18 Γ × 𝐴𝑡 (1.32)( 2.6 × 10−6 ) 2.05 𝑋𝑠 0.92


𝑋𝑠 = = × 0.877 × 104 = 0.92 𝑓𝑘𝐿 = = = 0.453
𝑑2 (0.18)2 ̅̅̅̅̅
𝑋 𝑘𝐿 2.05

6. 0.21 Γ × 𝐴𝑡 (1.32)( 2.6 × 10−6 ) 1.5 𝑋𝑠 0.68


𝑋𝑠 = = × 0.877 × 104 = 0.68 𝑓𝑘𝐿 = = = 0.455
𝑑2 (0.21)2 ̅̅̅̅̅
𝑋 𝑘𝐿 1.5

̅̅̅̅̅
𝒇𝒌𝑳 0.5526
𝑷𝒓𝒆𝒔𝒆𝒏𝒕𝒂𝒔𝒆 𝑲𝒆𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒏𝒈𝒖𝒌𝒖𝒓𝒂𝒏 𝑲𝒂𝒍𝒊𝒃𝒓𝒂𝒔𝒊 𝑳𝒂𝒏𝒈𝒔𝒖𝒏𝒈 (%)

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛


𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 (%) = | | × 100 %
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖

0.95 − 0.5526
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 (%) = | | × 100 % = 41.8%
0.95
IV.1.2. Data Percobaan Kalibrasi Tak Langsung (Menggunakan Alat Standar)
Sumber Radiasi : Co-60
Aktivitas Awal (Ao) : 20.81 μCi : 20.81 × 10-6 Ci
Waktu awal (t0) : 1 Agustus 2006
Waktu saat ini : 6 Juni 2022
Waktu Paruh (T1/2) : 5.27 Tahun
Surveymeter : Ludlum 14C Sn. 336143
Faktor Kalibrasi Alat : ×0.94 pada skala 1

Tabel 6. Data Pengamatan Kalibrasi Tak Langsung


Jarak Laju dosis pengukuran (XKTL ; µSv/jam)
(cm) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
6 8.55 9.5 9.5 9.5 9.025 9.5 9.5 10.45 9.975 9.975
9 6.65 6.175 6.175 6.175 5.7 6.65 5.7 5.7 5.7 5.7
12 4.275 3.8 3.8 3.8 3.8 3.8 3.8 3.8 3.8 3.8
15 2.375 2.375 2.85 2.85 2.85 2.85 2.85 2.85 2.85 2.85
18 1.9 1.9 2.375 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9
21 1.425 1.425 1.425 0.95 0.95 1.425 1.425 1.425 0.95 0.95
Tabel 7 (a) s.d. (f) . Perhitungan Standar Deviasi Kalibrasi Tak Langsung

̅̅̅̅̅̅̅
∑(𝑋𝐾𝑇𝐿 −𝑋 𝐾𝑇𝐿 )
2 2.459
a. 𝜎𝐾𝑇𝐿 (6 𝑐𝑚) = √ = √ = 0.522
𝑛−1 9

̅̅̅̅̅̅̅
∑(𝑋𝐾𝑇𝐿 −𝑋 𝐾𝑇𝐿 )
2 1.376
b. 𝜎𝐾𝑇𝐿 (9 𝑐𝑚) = √ = √ = 0.391
𝑛−1 9

̅̅̅̅̅̅̅̅)
∑(𝑋𝐾𝑇𝐿 −𝑋 2 0.203
𝐾𝑇𝐿
c. 𝜎𝐾𝑇𝐿 (12 𝑐𝑚) = √ = √ = 0.150
𝑛−1 9
̅̅̅̅̅̅̅̅)
∑(𝑋𝐾𝑇𝐿 −𝑋 2 0.361
𝐾𝑇𝐿
d. 𝜎𝐾𝑇𝐿 (15 𝑐𝑚) = √ = √ = 0.200
𝑛−1 9

̅̅̅̅̅̅̅̅)
∑(𝑋𝐾𝑇𝐿 −𝑋 2 0.203
𝐾𝑇𝐿
e. 𝜎𝐾𝑇𝐿 (18 𝑐𝑚) = √ = √ = 0.150
𝑛−1 9

̅̅̅̅̅̅̅̅)
∑(𝑋𝐾𝑇𝐿 −𝑋 2 0.541
𝐾𝑇𝐿
f. 𝜎𝐾𝑇𝐿 (21 𝑐𝑚) = √ = √ = 0.245
𝑛−1 9
Tabel 8. Hasil Perhitungan Dosis Pengukuran Rata-Rata dan Standar Deviasi pada
Kalibrasi Tak Langsung
No. Jarak (cm) ̅̅̅̅̅̅̅
𝑿𝑲𝑻𝑳 𝝈𝑲𝑻𝑳
1. 6 9.5475 0.522
2. 9 6.0325 0.391
3. 12 3.8475 0.150
4. 15 2.755 0.200
5. 18 1.9475 0.150
6. 21 1.235 0.245

Tabel 9. Perhitungan Paparan Hitung dan Faktor Kalibrasi Tak Langsung


No Jarak (m) Xs (μSv/jam) ̅̅̅̅̅̅̅
𝐗 𝐊𝐓𝐋 𝐟𝐊𝐓𝐋
1. 0.06 Γ × 𝐴𝑡 (1.32)( 2.6 × 10−6 ) 9.5475 𝑓𝑘𝐿 𝑋𝑠 0.8 × 8.36
𝑋𝑠 = = × 0.877 × 104 = 8.36 𝑓𝑘𝑇𝐿 =
̅̅̅̅̅̅
= = 0.87
𝑑 2 (0.06)2 𝑋𝑘𝑇𝐿 9.5475

2. 0.09 Γ × 𝐴𝑡 (1.32)( 2.6 × 10−6 ) 6.0325 𝑓𝑘𝐿 𝑋𝑠 0.609 × 3.71


𝑋𝑠 = = × 0.877 × 104 = 3.71 𝑓𝑘𝑇𝐿 =
̅̅̅̅̅̅
= = 0.38
𝑑2 (0.09)2 𝑋𝑘𝑇𝐿 6.0325

3. 0.12 Γ × 𝐴𝑡 (1.32)( 2.6 × 10−6 ) 3.8475 𝑓𝑘𝐿 𝑋𝑠 0.522 × 2.09


𝑋𝑠 = = × 0.877 × 104 = 2.09 𝑓𝑘𝑇𝐿 =
̅̅̅̅̅̅
= = 0.29
𝑑 2 (0.12)2 𝑋𝑘𝑇𝐿 3.8475

4. 0.15 Γ × 𝐴𝑡 (1.32)( 2.6 × 10−6 ) 2.755 𝑓𝑘𝐿 𝑋𝑠 0.477 × 1.33


𝑋𝑠 = = × 0.877 × 104 = 1.33 𝑓𝑘𝑇𝐿 =
̅̅̅̅̅̅
= = 0.23
𝑑 2 (0.15)2 𝑋𝑘𝑇𝐿 2.755

5. 0.18 Γ × 𝐴𝑡 (1.32)( 2.6 × 10−6 ) 1.9475 𝑓𝑘𝐿 𝑋𝑠 0.453 × 0.92


𝑋𝑠 = = × 0.877 × 104 = 0.92 𝑓𝑘𝑇𝐿 =
̅̅̅̅̅̅
= = 0.21
𝑑2 (0.18)2 𝑋𝑘𝑇𝐿 1.9475

6. 0.21 Γ × 𝐴𝑡 (1.32)( 2.6 × 10−6 ) 1.235 𝑋𝑠 0.455 × 0.68


𝑋𝑠 = = × 0.877 × 104 = 0.68 𝑓𝑘𝑇𝐿 =
̅̅̅̅̅̅
= = 0.25
𝑑 2 (0.21)2 𝑋𝑘𝑇𝐿 1.235

̅̅̅̅̅̅
𝒇𝒌𝑻𝑳 0.37

𝑷𝒓𝒆𝒔𝒆𝒏𝒕𝒂𝒔𝒆 𝑲𝒆𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒏𝒈𝒖𝒌𝒖𝒓𝒂𝒏 𝑲𝒂𝒍𝒊𝒃𝒓𝒂𝒔𝒊 𝑻𝒂𝒌 𝑳𝒂𝒏𝒈𝒔𝒖𝒏𝒈 (%)

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛


𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 (%) = | | × 100 %
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖

0.94 − 0.37
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 (%) = | | × 100 % = 60.6%
0.94
IV.2. Pembahasan
Secara instruksional, tujuan dari praktikum Alat Deteksi dan Pengukuran Radiasi
dengan judul “Kalibrasi Alat Ukur” yaitu agar mahasiswa sebagai praktikan mampu
mengkalibrasi alat ukur radiasi, menghitung faktor kalibrasi dengan metode langsung dan
tidak langsung, serta mampu menentukan kesalahan pengukuran dari alat ukur. Oleh karena
itu, untuk mencapai tujuan instruksional tersebut, praktikum dilakukan sebanyak 2 (dua) kali
percobaan, dengan beberapa perhitungan data.

Perlu diketahui, bahwa terdapat 3 (tiga) hal yang pertama kali harus dilakukan ketika
akan menggunakan sebuah alat ukur radiasi, diantaranya memeriksa baterai, memeriksa
sertifikat kalibrasi yang terdiri atas nama alat, nomor seri, dan tanggal kalibrasi ulang, serta
cara pembacaan hasil pengukuran. Adapun alat ukur radiasi yang digunakan pada percobaan
ini ialah surveymeter dengan faktor kalibrasi alat ×0.95 dan ×0.94 pada skala 1.
Sebagaimana, yang telah disebutkan pada dasar teori, bahwa seharusnya rentang hasil
pengukuran saat kalibrasi berkisar ×0.8 sampai dengan ×1.2. Sehingga, nilai ini akan
dijadikan perbandingan dengan nilai hasil percobaan kalibrasi yang telah dilakukan.

Percobaan pertama merupakan pengkalibrasian alat ukur radiasi secara langsung,


dengan menggunakan sumber radiasi standar berupa Co-60 dengan faktor gamma sebesar
1.32 (R.m2)/(jam.Ci), yang telah teridentifikasi aktivitas dan waktu paruhnya. Melalui 6
(enam) kali percobaan pada jarak 6 cm, 9 cm, 12 cm, 15 cm, 18 cm, dan 21 cm, dengan
masing-masing 10 kali pengambilan data pengukuran laju dosis. Kemudian, dilakukan
perhitungan standar deviasi di masing-masing jarak, dimana standar deviasi ini menyatakan
bentuk penyimpangan secara matematis dari rata-rata laju dosis pengukuran. Bahwa dalam
menguji ketelitian alat, maka suatu data dapat dikatakan baik apabila nilai standar deviasi
atau simpangannya kecil. Sementara itu, sebelum menentukan faktor kalibrasi alat secara
langsung, maka perlu dilakukan perhitungan aktivitas sumber radiasi saat ini dalam satuan
Curri yakni sebesar 2.6 × 10-6 Ci, dan perhitungan laju paparan sumber dalam satuan
μSv/jam. Yang mana, laju dosis paparan radiasi yang dihitung ini digunakan sebagai
pembanding terhadaplaju dosis paparan radiasi alat ukur radiasi yang diamati. Perolehan
data perhitungan ini dapat dilihat pada tabel 5. Dengan demikian, diperoleh rata-rata faktor
kalibrasi alat metode langsung sebesar 0.5526. Terlihat sangat jelas, bahwa angka ini tidak
termasuk ke dalam rentang faktor kalibrasi yang baik yaitu berkisar antara 0.8 sampai
dengan 1.2.
Pada percobaan kedua, yakni percobaan kalibrasi alat ukur metode tidak langsung
atau dengan menggunakan alat standar. Sebagaimana yang telah disebutkan pada langkah
kerja, bahwa hasil dari metode ini merupakan hasil perbandingan antara alat yang sedang
dikalibrasi dengan alat yang telah terkalibrasi dan dianggap standar. Sehingga, untuk
menentukan faktor kalibrasi tak langsung, tidak memerlukan nilai aktivitas sumber. Sama
halnya pada langkah kerja percobaan pertama, hanya saja faktor kalibrasi pada alat ukur
standar menunjukkan nilai ×0.94. Kemudian, dilakukan perhitungan standar deviasi dan
melalui nilai faktor kalibrasi langsung dan laju paparan sumber yang diperoleh pada
percobaan pertama, maka dihasilkan rata-rata faktor kalibrasi tidak langsung sebesar 0.37.
Dapat terlihat jelas perbedaanya, bahwa angka ini tidak termasuk ke dalam rentang faktor
kalibrasi yang baik yaitu berkisar antara 0.8 sampai dengan 1.2.

Penyimpangan nilai atau kesalahan pengukuran yang cukup besar ini, dapat
disebabkan oleh kesalahan pembacaan hasil pada saat jarum pada surveymeter belum stabil,
dan radiasi yang terpancar ke segala arah sehingga radiasi yang terukur pada alat tidak
maksimal. Meskipun demikian, praktikum ini dapat dikatakan berhasil, karena praktikan
telah mencapai keempat tujuan instruksional.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan-percobaan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan:
a. Terdapat 2 (dua) metode kalibrasi alat ukur radiasi, yaitu kalibrasi secara
langsung atau menggunakan sumber radiasi standar, dan kalibrasi tidak
langsung atau menggunakan alat standar.
b. Terdapat 3 (tiga) hal yang pertama kali harus dilakukan ketika akan
menggunakan sebuah alat ukur radiasi, diantaranya memeriksa baterai,
memeriksa sertifikat kalibrasi yang terdiri atas nama alat, nomor seri, dan
tanggal kalibrasi ulang, serta cara pembacaan hasil pengukuran.
c. Untuk menentukan faktor kalibrasi langsung, maka diperlukan aktivitas
sumber radiasi saat ini dan nilai laju dosis paparan sumber radiasi pada jarak
yang telah ditentukan. Yang mana, perhitungan laju dosis paparan radiasi yang
dihitung tersebut digunakan sebagai pembanding terhadap laju dosis paparan
radiasi alat ukur yang diamati.
d. Untuk menentukan faktor kalibrasi tidak langsung, yakni dengan
membandingkan antara respon alat yang sedang dikalibrasi dengan alat yang
telah terkalibrasi dan dianggap standar.
e. Perhitungan standar deviasi di masing-masing jarak menyatakan bentuk
penyimpangan secara matematis dari data rata-rata laju dosis pengukuran.
Bahwa dalam menguji ketelitian alat, maka suatu data dapat dikatakan baik
apabila nilai standar deviasi atau simpangannya kecil.
f. Penyimpangan nilai atau kesalahan pengukuran, dapat disebabkan oleh
kesalahan pembacaan hasil pada saat jarum pada surveymeter belum stabil, dan
radiasi yang terpancar ke segala arah sehingga radiasi yang terukur pada alat
tidak maksimal.
V.2. Saran
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diberikan
adalah sebagai berikut:
a. Dalam melakukan percobaan dengan sumber radioaktif, sebaiknya hindari
kontak langsung untuk mencegah adanya kontaminasi. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara, meletakkan sumber radioaktif dengan menggunakan pinset.
b. Dalam proses analisis dan perhitungan data hasil percobaan, sebaiknya
dilakukan secara teliti berdasarkan referensi atau petunjuk praktikum yang
telah diajarkan dosen sebagai kajian teori. Hal ini perlu dilakukan untuk
menghindari kesalahan data.
DAFTAR PUSTAKA

Trikasjono, Toto. Dkk. 2022. Petunjuk Praktikum Alat Deteksi dan Pengukuran Radiasi.
Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia. Yogyakarta.
PQNewsletter. 2015. Calibration. Indonesia Productivity and Quality Institute.
Hemamali, N. 2015. Comparison of calibration Factors of The Radiation Survey Meters.
5(8), 1-7.
Lampiran 1

Gambar 1. Alat Ukur Radiasi (Surveymeter)

Gambar 2. Pengukuran Laju Dosis Paparan Radiasi pada Jarak 18 cm


Lampiran 2
Laporan Sementara

Anda mungkin juga menyukai