Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI

“Judul Percobaan : Penentuan Daerah Radiasi dan Penggantian Sumber Radiasi”

Disusun Oleh : Kelompok 3

Nama : 1. Hammam Ahmad H NIM. 022000017


2. Ibnu Fathan Rastri NIM. 022000019
3. Ibnu Idqan NIM. 022000020
4. Ira Palupi NIM. 022000021
5. Izatul Fadhila NIM. 022000022
6. M Arfin Hussein NIM. 022000024
7. M Faqih Ammari NIM. 022000025
Tgl. Praktikum : Selasa, 24 Mei 2022
Asisten : Bp Hapsara Hadi Carita Jati, S. S. T

PROGRAM STUDI ELEKTRONIKA INSTRUMENTASI


POLITEKNIK TEKNOLOGI NUKLIR INDONESIA
BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL
2022
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Judul Percobaan


Praktikum proteksi dan keselamatan radiasi ini dengan judul “Penentuan
Daerah Radiasi dan Penggantian Sumber Radiasi” ini terdiri atas 2 (dua) macam
percobaan, yakni :
a. Percobaan 1 : Pengukuran daerah sumber radiasi
b. Percobaan 2 : Persiapan Daerah Kerja serta Pemantauan Laju Dosis ketika
Mengeluarkan dan Memasukkan Sumber Radiasi.

I.2. Tujuan
Setelah melaksanakan praktikum ini, diharapkan mahasiswa mampu
melakukan penggantian sumber radiasi gamma pada kamera radiografi dengan aman.
Secara khusus, setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa akan mampu :
a. Menyebutkan definisi konstanta gamma.
b. Menentukan daerah radiasi aman berdasarkan perhitungan menggunakan tabel
konstanta gamma.
c. Melakukan konversi nilai paparan radiasi ke dosis serap dan dosis ekuivalen.
d. Mengukur paparan radiasi menggunakan surveymeter.
e. Menentukan daerah radiasi aman berdasarkan teoritis dan pengukuran.
f. Menggambarkan peta daerah radiasi aman untuk pekerja radiasi dan
masyarakat umum.
g. Menyebutkan 2 (dua) faktor penyebab perbedaan daerah radiasi aman
berdasarkan perhitungan dan pengukuran.
h. Mengoperasikan kamera gamma radiografi.
i. Menghitung laju paparan pada posisi tertentu.
j. Melakukan penggantian sumber radiasi denga naman.
k. Mengevaluasi dosis yang diterima.
BAB II
DASAR TEORI
II.1. Penentuan Daerah Radiasi
Aktivitas dari setiap bahan radioaktif meluruh secara eksponensial mengikuti
persamaan peluruhan sebagai berikut :

atau atau
Dimana radiasi dari bahan radioaktif dipancarkan ke segala arah membentuk area yang
menyerupai permukaan bola sehingga intensitas radiasi pada suatu posisi sangat
tergantung pada jaraknya terhadap sumber.

Faktor gamma merupakan suatu nilai yang menunjukkan laju paparan radiasi
pada jarak 1 (satu) meter dari suatu sumber yang memiliki aktivitas 1 (satu) Currie
atau 1 (satu) MBq. Sumber yang berbeda memiliki faktor gamma yang berbeda,
dengan melihat tabeldi bawah ini.

Tabel 1. Faktor Gamma Beberapa Nuklida


Terdapat beberapa hubungan yang perlu diingat, yaitu hubungan antara
paparan (X) terhadap dosis serap (D), serta dosis serap terhadap dosis ekuivalen (H).

Dengan,
X = memiliki satuan roentgen (R) atau C/kg
D = memiliki satuan Rad atau Gray (Gy)
H = memiliki satuan Rem atau Sievert (Sv)
Dalam melakukan pekerjaan sehari-hari yang berhubungan dengan radiasi
harus dapat ditentukan daerah aman radiasi. Adapun klasifikasi daerah radiasi adalah
sebagai berikut :
a. Daerah Pengendalian, daerah dimana pekerja radiasi menerima dosis lebih
besar atau sama dengan 3/10 NBD dan ada potensi kontaminasi. Jika NBD
pekerja adalah 20 mSv per tahun, maka laju dosisnya pada daerah pengendalian
adalah sebesar 3 μSv/jam.
b. Daerah supervisi, daerah dengan laju dosis lebih kecil dari 3 μSv/jam dan bebas
kontaminasi. Daerah aman bagi masyarakat bukanpekerja radiasi yang berada
di daerah tersebut dalam waktu yang lama. Laju dosis maksimum bagi
masyarakat umum adalah 1 μSv/jam.

II.2. Penggantian Sumber Radiasi


Pemanfaatan sumber radiasi gamma memerlukan aktivitas yang sesuai dengan
kebutuhan. Sumber radiasi akan mengalami proses peluruhan secara alamiah dan
mengakibatkan berkurangnya aktivitas. Oleh karena itu, perlu dilakukan penggantian
sumber radiasi (loading dan unloading). Proses penggantian sumber radiasi dilakukan
dengan cara memindahkan sumber radiasi yang terdapat di dalam kamera ke kontainer
melalui transfer tube dengan memutar crank kea rah exposed, kemudian sumber
radiasi yang akan digunakan yang berada di dalam kontainer dipindahkan ke dalam
kamera dengan memutar crank kea rah retract. Skema penggantian sumber radiasi
dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Skema Penggantian Sumber Radiasi


Dalam melakukan penggantian sumber radiasi gamma, perlu diperhatikan kondisi
lingkungannya. Dimana kondisi yang seharusnya digunakan, ialah pada area terbatas
fasilitas dengan pembatas dosis pekerja radiasi yang telah ditentukan dan tidak ada
masyarakat di sekitar lokasi penggantian sumber. Ketika sumber radiasi berada di dalam
kontainer atau kamera, laju paparan radiasi ke lingkungan relative kecil, tetapi pada proses
penggantian sumber, yaitu saat sumber radiasi pada posisi di sepanjang pipa penyalur, laju
paparan radiasi ke lingkungan relative besar. Pengurangan laju paparan radiasi dilakukan
dengan menerapkan 3 (tiga) prinsip proteksi radiasi yaitu waktu, penahan, dan jarak.
Penerapan prinsip tersebut dengan cara :
a. Mempersingkat waktu pada saat sumber di posisi pipa penyalur.
b. Memasang penahan radiasi di sepanjang pipa penyalur.
c. Menggunakan kabel pengendali (crank cable) yang panjang.
Sementara itu, untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan radiasi pada proses ini.
Sebaiknya pekerja radiasi lebih memahami konstruksi, fungsi, dan mekanisme kerja
peralatan yang digunakan serta selalu bekerja sesuai prosedur.

Gambar 4. Konstruksi Kontainer untuk Sumber Radiasi Gamma

Waktu yang diperlukan pekerja radiasi untuk melakukan kegiatan pada jarak tertentu
dari sumber radiasi harus dipantau untuk menghindari paparan yang diterima. Sedangkan,
laju paparan radiasi gamma di suatu posisi bergantung pada aktivitas sumber, jarak dari
sumber ke tempat pengukuran, dan jenis nuklida sumber tersebut.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

III.1. Alat dan Bahan


Alat atau perangkat yang digunakan pada praktikum proteksi dan
keselamatan radiasi, dengan judul “Penggantian Sumber Radiasi” diantaranya :
a. Surveymeter
b. Monitor perorangan (Film Badge / TLD dan dosimeter saku)
c. Kamera gamma, sebagai sumber radiasi gamma
d. Pengendali (Crank), kabel pengendali, dan pipa penyalur
e. Sumber radiasi gamma terbungkus (Ir-192)
f. Kontainer
g. Tanda radiasi dan tali kuning
h. Alat ukur jarak (roll meter)
i. Timer

III.2. Langkah Kerja


III.2.1. Percobaan 1 : Penentuan Daerah Radiasi
III.2.1.1 Pengukuran Daerah Sumber Radiasi
a. Monitor perorangan digunakan.
b. Sebelum melaksanakan pengukuran, surveymeter dan dosimeter saku
diperiksa.
c. Kemudian, sumber radiasi diperiksa dengan surveymeter. Apakah dalam
keadaan aman dan terkunci.
d. Lalu, perhitungan aktivitas sumber saat digunakan ditentukan.
e. Sesuai dengan hasil perhitungan di atas, tanda bahaya radiasi dipasang pada
batas daerah radiasi dengan laju dosis 3 μSv/jam serta tali kuning mengelilingi
daerah radiasi dengan laju dosis 1 μSv/jam (minimal 8 titik pengukuran).
f. Kolimator sumber radiasi ditempatkan pada titik penyinaran dan surveymeter
diletakkan di samping krank pada waktu mengeluarkan sumber radiasi.
Sebelum sumber dikeluarkan seluruh praktikan harus sudah berada di daerah
aman.
g. Survei keliling dengan surveymeter dilakukan pada tempat tada bahaya radiasi.
h. Apabila tidak tepat posisi dengan hasil pengukuran, posisi tanda bahaya radiasi
digeser sehingga sesuai dengan laju dosis paparan yang diinginkan.
i. Setelah selesai melakukan pengukuran, sumber radiasi dimasukkan kembali.
j. Dan diperiksa dengan surveymeter, apakah sumber radiasi telah benar-benar
masuk dandikunci.
k. Jarak tanda bahaya radiasi diukur dengan roll meter terhadap titik kolimator.
l. Setelah selesai diukur, tanda bahaya radiasi dikumpulkan.
m. Terakhir, surveymeter dimatikan, dan dosimeter saku dibaca.

III.2.2. Percobaan 2 : Pemantauan Laju Dosis


III.2.2.1 Persiapan Daerah Kerja
a. Identifikasi sumber radiasi (zat radioaktif, nomor seri, aktivitas awal, umur
paro, dan konstanta laju dosis) dicatat.
b. Aktivitas sumber radiasi saat ini dihitung.
c. Kendali masuk ke daerah kerja, batas daerah radiasi, dan waktu kerja
maksimum ditentukan. Kemudian, tanda radiasi dipasang pada kendali masuk,
sedangkan tali kuning dipasang pada posisi batas daerah radiasi.
d. Selanjutnya, jarak untuk laju paparan dihitung, dalam 3 (tiga) 𝜇𝑆𝑣/𝑗𝑎𝑚 dan 1
(satu) 𝜇𝑆𝑣/𝑗𝑎𝑚
e. Penunjukkan awal dosimeter saku dibaca dan dicatat. Dalam proses ini,
dosimeter saku dan film badge dipakai.
f. Sementara itu, sertifikat kalibrasi, baterai, dan cara pembacaan surveymeter
yang akan digunakan diperiksa.
g. Terakhir, nama peserta yang akan melaksanakan setiap kegiatan ditentukan dan
dicatat.
III.2.2.2. Mengeluarkan Sumber Radiasi
a. Crank cable, kamera gamma, transfer tube, dan kontainer diletakkan pada satu
garis lurus.
b. Laju dosis di posisi personil diukur dekat kamera gamma, dan dicatat.
c. Kemudian, kamera gamma dihubungkan dengan kontainer melalui transfer
tube, sekrup pengikat dikencangkan, dan Gerakan sumber radiasi dipastikan
tidak akan terhambat.
d. Selanjutnya, kunci kamera gamma dibuka, selector ring diputar kea rah
connect, pigtail sumber radiasi dihubungkan dengan crank cable. Lalu,
selector ring diputar kea rah operate, dan safety flag berwarna hijau ditekan
sampai berubah menjadi warna merah.
e. Waktu yang diperlukan untuk melalukan langkah kedua dampai dengan
langkah keempat dicatat.
f. Setelah itu, surveymeter diletakkan di samping crank. Pengunci dipindahkan
ke posisi OFF, dan diputar dengan cepat ke arah exposed sambil
memperhatikan respon pada surveymeter untuk memastikan sumber radiasi
sudah masuk ke dalam kontainer. Kemudian, pengunci dipindahkan kembali
ke posisi ON. Laju dosis dan waktu pelaksanaan dicata.
g. Sambungan transfer tube dibuka dari kontainer.
h. Terakhir, pigtail sumber radiaisi dilepaskan dari crank cable dengan hati-hati
dan tidak menarik sumber radiasi lebih dari 1 (satu) cm, lalu kontainer tersebut
segera ditutup. Laju dosis dan waktu pelaksanaan dicatat.
III.2.2.3. Memasukkan Sumber Radiaisi
a. Laju dosis personil dekat kontainer diukur dan dicatat.
b. Crank cable dihubungkan dengan pigtail sumber radiasi yang berada dalam
kontainer.
c. Kemudian, transfer tube dihubungkan dengan kontainer, lalu sekrup pengikat
dikencangkan, dan waktu pelaksanaannya dicatat.
d. Setelah itu, surveymeter diletakkan di samping crank, pengunci dipindahkan
ke posisi OFF, dan diputar dengan cepat ke arah retract sambil memperhatika
respon pada surveymeter untuk memastikan sumber radiasi sudah masuk ke
dalam kamera gamma, kemudian pengunci dipindahkan kembali ke posisi ON.
Laju dosis dan waktu pelaksanaan dicatat.
e. Terakhir , laju dosis di posisi personil dekat kamera gamma diukur dan dicatat.
Selector ring diputar ke arah connect, pigtail sumber radiasi dilepaskan dari
crank cable, kamera gamma dikunci, dan transfer tube dilepaskan dari kamera
gamma, lalu waktu pelaksanaan dicatat.
Catatan :
Setelah dilakukan penggantian sumber radiasi gamma, laju dosis permukaan
dan pada jarak 1 (satu) meter dari permukaan kamera gamma diukur dan dicatat.
Kemudian, label identifikasi sumber radiasi dipasang pada kameera gamma.
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

IV.1. Analisis Data


IV.1.1. Data Percobaan 1 : Penentuan Daerah Radiasi
Aktivitas Awal Aktivitas Sekarang
Sumber : Ir-192 Tanggal Kalibrasi : 24 Mei 2021
Ao : 13.1 Ci = 484700 MBq Tanggal Sekarang : 24 Mei 2022
T1/2 : 74 hari ΔT : 365 hari
t : 365 hari 𝟏
At = 𝐀𝐨 (𝟐)n
𝚫𝐓
Nilai n dapat diperoleh, 𝒏 = (𝑻 )
𝟏/𝟐

𝟑𝟔𝟓 𝒉𝒂𝒓𝒊
𝒏=( ) = 𝟒. 𝟗𝟑𝟐
𝟕𝟒 𝒉𝒂𝒓𝒊
Maka, aktivitas sumber radiasi sekarang
adalah :
1
At = 484700 (2)4.932

At = 15873.14 MBq
At = 0.429 Ci
Tabel 2. Data Perhitungan Aktivitas Sumber Ir-192
Daerah Kerja Denah Lokasi Daerah
Daerah Pengendalian Daerah Supervisi Kerja Aman Radiasi
3 Ketentuan Laju Dosis = 1 mSv/thn
Tanpa Ketentuan Laju Dosis = 10 𝑁𝐵𝐷
1000 μ𝑆𝑣/𝑡ℎ𝑛
Kolimator 3 𝑚𝑆𝑣 𝐻̇ =
× 20 = 6 𝑚𝑆𝑣/𝑡ℎ𝑛 1000 𝑗𝑎𝑚/𝑡ℎ𝑛
10 𝑡ℎ𝑛
6000 μ𝑆𝑣/𝑡ℎ𝑛 𝐻̇ = 1μ𝑆𝑣/𝑗𝑎𝑚
𝐻̇ =
1000 𝑗𝑎𝑚/𝑡ℎ𝑛
𝐻̇ = 6 μSv/jam

Perhitungan 𝑚2 𝑚2
ℎ = 0.138 μS𝑣. . 𝑗𝑎𝑚 ℎ = 0.138 μS𝑣. . 𝑗𝑎𝑚
𝑀𝐵𝑞 𝑀𝐵𝑞
dengan
ℎ. 𝐴 ℎ. 𝐴
Faktor 𝑟𝑝 = √ 𝑟𝑝 = √
𝐻̇ 𝐻̇
Gamma Ir- -
0.138 (15873.14) 0.138 (15873.14)
192 =√ = 19.1 𝑚 =√ = 46.8 𝑚
6 1

Dengan x = 25 mm dan HVL = 5.1 x = 25 mm dan HVL = 5.1

Kolimator ℎ. 𝐴 1 𝑥/𝐻𝑉𝐿
ℎ. 𝐴 1 𝑥/𝐻𝑉𝐿
𝑟𝑝 = √ ( ) 𝑟𝑝 = √ ( )
Lead 𝐻̇ 2 𝐻̇ 2

0.138 (15873.14) 1 25/5.1 0.138 (15873.14) 1 25/5.1


= √ ( ) = √ ( )
6 2 1 2

𝑟𝑝 = 3.49 𝑚 𝑟𝑝 = 8.57 𝑚
𝑟𝑝 ≈ 3.5 𝑚

Tabel 3. Data Perhitungan Penentuan Daerah Radiasi


Gambar 5. Denah Lokasi Daerah Kerja Aman Radiasi Tanpa Kolimator

Gambar 6. Denah Lokasi Daerah Kerja Aman Radiasi Menggunakan Kolimator

Keterangan :
A : Daerah Sumber Radiasi
B : Daerah Pengendalian
C : Daerah Pengawasan
D : Daerah Masyarakat Umum
IV.1.2. Data Percobaan 2 : Penggantian Sumber Radiasi
A. Persiapan Daerah Kerja
Aktivitas Awal Aktivitas Sekarang
Sumber : Ir-192 𝟏
At = 𝐀𝐨 (𝟐)n
Ao : 13.1 Ci = 484700 MBq 𝚫𝐓
Nilai n dapat diperoleh, 𝒏 = (𝑻 )
T1/2 : 74 hari 𝟏/𝟐

h : 0.138 𝜇𝑆𝑣. 𝑚2 /𝑀𝐵𝑞. 𝑗𝑎𝑚 𝟑𝟔𝟓 𝒉𝒂𝒓𝒊


𝒏=( ) = 𝟒. 𝟗𝟑𝟐
𝟕𝟒 𝒉𝒂𝒓𝒊
Tanggal Kalibrasi : 24 Mei 2021
Maka, aktivitas sumber radiasi sekarang adalah :
Tanggal Sekarang : 24 Mei 2022
1
At = 484700 (2)4.932
ΔT : 365 hari
At = 15873.14 MBq
At = 0.429 Ci
Nilai pembatas dosis pekerja radiasi : 6 mSv/tahun
Jarak maksimum : 19.107 m (diperoleh dari
perhitungan penentuan daerah pengendalian pada
percobaan 1)
ℎ . 𝐴𝑡
𝐻̇ =
𝑟
(untuk 1000 jam kerja/tahun)
6000 μ𝑆𝑣/𝑡ℎ𝑛
𝐻̇ = = 6 μSv/jam
1000 𝑗𝑎𝑚/𝑡ℎ𝑛

Tabel 4. Data Persiapan Daerah Kerja


B. Pemantauan Laju Dosis
Mengeluarkan Sumber Radiasi
No. Nama Posisi Laju Dosis (𝝁𝑺𝒗/ Waktu Dosis (𝝁𝑺𝒗/𝒋𝒂𝒎)
Praktikan 𝒋𝒂𝒎) (detik)
1. Ibnu Idqan Kamera 12 15 0.05
2. Ibnu Fathan Krank 10 3 0.0083
3. Pendi Rusadi Kontainer 2.7 30 0.0005
Memasukkan Sumber Radiasi
1. Ibnu Idqan Kamera 12 15 0.05
2. Ibnu Fathan Krank 10 3 0.0083
3. Pendi Rusadi Kontainer 2.7 30 0.0005
Tabel 5. Data Pemantauan Laju Dosis
IV.2. Pembahasan
Secara instruksional, tujuan dari praktikum Proteksi dan Keselamatan Radiasi
dengan judul “Penentuan Daerah Radiasi dan Penggantian Sumber Radiasi” bertujuan agar
mahasiswa sebagai praktikan mampu menentukan daerah radiasi aman berdasarkan
perhitungan menggunakan tabel konstanta gamma, serta mengoperasikan kamera gamma
radiografi dengan memasukkan atau mengeluarkan sumber radiasi. Hubungan kedua
percobaan ini ialah sebagai sebuah bentuk penerapan 3 (tiga) prinsip proteksi keselamatan
radiasi untuk mengurangi laju paparan radiasi eksterna, yaitu dengan cara mempersingkat
waktu, memberi penahan, serta memperjauh jarak dari bahaya radiasi.
IV.2.1. Penentuan Daerah Radiasi
Untuk menentukan daerah radiasi, perlu diketahui bahwa daerah kerja terbagi
menjadi 2 (dua) yaitu daerah pengendalian atau daerah bagi para pekerja radiasi,
sehingga memiliki adanya potensi kontaminasi sumber radiasi, dan daerah
supervisi atau daerah bagi pekerja non-radiasi atau masyarakat umum, pada daerah
inilah perlu dilakukan pemantauan parameter keselamatan secara periodik,
meskipun bebas kontaminasi. Oleh karena itu, penentuan daerah radiasi dilakukan
melalui perhitungan aktivitas sumber radiasi, dimana sumber radiasi standar yang
digunakan pada percobaan ini adalah Ir-192 aktivitas awal sebesar 13.1 Ci atau
484700 MBq, dengan perolehan perhitungan aktivitas saat ini sebesar 0.429 Ci atau
15873.14 MBq. Nilai aktivitas Ir-192 saat ini merupakan nilai yang akan digunakan
dalam perhitungan teoritis mengenai pembagian daerah kerja sesuai ketentuan
batas dosis yang diterima, baik menggunakan kolimator maupun tanpa kolimator.
Secara umum, kolimator merupakan alat atau bagian kamera gamma yang
berfungsi mempersempit berkas partikel atau gelombang penyinaran, sehingga
menyebabkan arah gerak menjadi lebih searah dan tidak acak.
Perhitungan teoritis pembagian daerah kerja ini menggunakan tiga metode
yakni, ketika tanpa kolimator, dengan faktor konstanta gamma Ir-192, dan dengan
kolimator. Perhitungan tanpa dan dengan kolimator ini bertujuan untuk
menganalisis perbedaan tingkat laju dosis, sehingga daerah radiasi dapat
dipersempit berdasarkan jenis bahan dan ketebalan kolimator yang digunakan.
Adapun, perhitungan dengan faktor konstanta gamma bergantung pada jenis
sumber radiasi pada jarak satu meter dari sumber yang memiliki aktivitas 1 (satu)
MBq.
Sementara itu, ketentuan laju dosis maksimum telah diatur dalam PERKA
BAPETEN Nomor 4 Tahun 2013. Bahwa, laju dosis untuk daerah pengendalian
ialah sebesar 3/10 dari Nilai Batas Dosis (NBD), kemudian, laju dosis untuk daerah
supervisi sebesar 1 mSv/tahun. Sehingga jika terdapat pengukuran laju dosis yang
melebihi nilai tersebut, maka kemungkinan terjadi kontaminasi. Berdasarkan
perhitungan laju dosis yang diterima pada percobaan ini atau dimisalkan dengan
1000 jam kerja/tahun. Laju dosis maksimum yang dapat diterima pada daerah
pengendalian sebesar 6 𝜇Sv/jam, dan pada daerah supervisi atau pengawasan
sebesar 1 𝜇Sv/jam. Nilai laju dosis ini berfungsi saat perhitungan jarak daerah
radiasi dilakukan.
Yang mana, berdasarkan perhitungan jarak pada daerah radiasi baik daerah
pengendalian maupun daerah supervisi, terutama ketika menggunakan kolimator,
diperoleh hasil yang sesuai dengan jarak pengukuran, yakni sebesar ± 3.5 meter
pada daerah pengendalian dan ± 8.5 meter pada daerah supervisi.

IV.2.2. Penggantian Sumber Radiasi Gamma


Hal yang melatar-belakangi dalam proses penggantian sumber radiasi pada
kamera gamma ialah pemanfaatan sumber radiasi gamma, yang memerlukan
aktivitas sesuai dengan kebutuhan. Yang mana, sumber radiasi akan mengalami
proses peluruhan secara alamiah dan mengakibatkan penurunan aktivitas. Oleh
karena itu, tindakan loading dan unloading perlu dilakukan. Inilah yang disebut
sebagai penggantian sumber radiasi.
Langkah awal untuk melakukan percobaan penggantian radiasi gamma ini
yaitu mengidentifikasi potensi bahaya yang terdapat pada daerah kerja, lengkap
dengan seluruh alat yang dibutuhkan pada saat percobaan, dipastikan untuk
praktikan menggunakan TLD badge atau dosimeter saku agar laju dosis terekam
selama percobaan berlangsung. Dan sebelum mengoperasikan kamera gamma,
pastikan telah ditentukan area terbatas fasilitas pembatas dosis pekerja radiasi serta
tidak ada masyarakat di sekitar lokasi. Jika batas wilayah radiasi yang diperkirakan
telah diketahui akan terkena paparan, maka harus dipasangkan tanda radiasi atau
tali kuning yang menyatakan bahwa lokasi tersebut memiliki potensi bahaya
radiasi. Sementara itu, sumber radiasi standar yang digunakan pada percobaan ini
ialah Ir-192 (diganti dummy) yang memiliki aktivitas awal sebesar 13.1 Ci dengan
waktu paro 74 hari. Sebagai sampel pengambilan data pengukuran, pekerja radiasi
pada percobaan ini ialah mahasiswa Program Studi Elektronika Instrumentasi
2020, diantaranya Ibnu Idqan yang berada di posisi kamera, Ibnu Fathan di posisi
krank, dan Pendi Rusadi di posisi kontainer.
Ketika melakukan penggantian sumber baik memasukkan atau
mengeluarkan sumber, harus dipastikan bahwa bagian-bagian kamera gamma
seperti, crank cable, transfer tube, dan kontainer diletakkan pada satu garis lurus
untuk memudahkan retract dan expose pada crank. Selanjutnya, berdasarkan
pengukuran yang dilakukan, tercatat laju dosis pekerja radiasi pada posisi kamera,
krank, dan kontainer berturut-turut sebesar 12 𝜇Sv/jam selama 15 detik, 10
𝜇Sv/jam selama 3 detik, dan 2.7 𝜇Sv/jam selama 30 detik. Kemudian transfer tube
disambungkan ke kontainer dan kamera gamma, pada saat pemasangan transfer
tube terlebih dahulu di cek keadaan pigtail dengan go no go gauge.

Gambar 7. Skema Go No Go Gauge

Apabila, go no go gauge termuat pada pigtail, maka hal tersebut


menunjukkan keasdaan pigtail sudah aus, sehingga diperlukan transfer tube yang
baru. Lalu, jika sudah terpasang, sekrup pengikat dikencangkan dan perdgerakan
sumber radiasi dipastikan tidak akan terhambat. Sedangkan untuk sisi lain dari
kamera gamma, dipasangkan dengan crank cable, langkah awalnya yaitu
membuka kunci kamera gamma, lalu selector ring diputar kearah connect, setelah
itu pigtail sumber radiasi disambungkan dengan crank cable (sama seperti
sebelumnya, pigtail diperiksa dahulu dengan go no go gauge). Sebelum
dioperasikan, selector ring diputar kembali ke arah operate, dan tekan safety-flag
hingga berwarna merah. Sesaat ketika memutar crank ke arah exposed,
surveymeter yang diletakkan di samping crank mengalami perubahan laju dosis
yang konstan, hal tersebut menandakan bahwa sumber radiasi telah masuk ke
dalam kontainer, setelah sumber radiasi masuk ke dalam kontainer, pengunci
dipindahkan lagi pada posisi ON.
Perbedaan utama dari proses memasukkan dan mengeluarkan sumber
radiasi yakni pada pemutaran pada crank. Dimana pada saat memasukkan sumber
radiasi, pemutaran pada crank diubah menjadi kea rah retract, kemudian saat
melepas pigtail antara kontainer dengan transfer tube maupun cable crank hindari
menarik crank terlalu jauh karena akan membuat sambungan pigtail putus. Dengan
demikian, dari seluruh prosedur pelaksanaan penggantian sumber radiasi yang
telah dilakukan, tercatat dosis yang diterima oleh pekerja radiasi di posisi kamera,
krank, dan kontainer yaitu sebesar 0.05 𝜇Sv, 0.0083 𝜇Sv, dan 0.0005 𝜇Sv. Nilai ini
menunjukkan bahwa pekerja radiasi terkena paparan radiasi aman atau tidak
melebihi batas dosis daerah radiasi yang telah ditetapkan.
BAB V
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa :
a. Daerah kerja terbagi menjadi 2 (dua) yaitu daerah pengendalian atau daerah
bagi para pekerja radiasi dan daerah supervisi atau daerah bagi pekerja non-
radiasi (masyarakat umum).
b. Berdasarkan PERKA BAPETEN Nomor 4 Tahun 2013, laju dosis untuk
daerah pengendalian ialah sebesar 3/10 dari Nilai Batas Dosis (NBD),
kemudian, laju dosis untuk daerah supervisi sebesar 1 mSv/tahun. Sehingga
jika terdapat pengukuran laju dosis yang melebihi nilai tersebut, maka
kemungkinan terjadi kontaminasi.
c. Perhitungan daerah radiasi tanpa dan dengan kolimator ini bertujuan untuk
menganalisis dan mengamati perbedaan pengurangan nilai laju dosis, sehingga
daerah radiasi dapat dipersempit berdasarkan jenis bahan dan ketebalan
kolimator yang digunakan.
d. Perhitungan daerah radiasi dengan faktor konstanta gamma bergantung pada
jenis sumber radiasi standar yang digunakan pada jarak satu meter dari sumber
yang memiliki aktivitas 1 (satu) MBq.
e. Hasil perhitungan data yang diperoleh pada percobaan ini telah sesuai dengan
jarak pengukuran, yakni sebesar ± 3.5 meter pada daerah pengendalian dan ±
8.5 meter pada daerah supervise.
f. Hal yang melatar-belakangi dalam proses penggantian sumber radiasi pada
kamera gamma ialah pemanfaatan sumber radiasi gamma, yang memerlukan
aktivitas sesuai dengan kebutuhan.
g. Proses penggantian sumber radiasi dikenal sebagai proses expose dan retract.
h. Perbedaan utama dari proses memasukkan dan mengeluarkan sumber radiasi
yakni pada pemutaran pada crank
i. Percobaan penentuan daerah radiasi dan penggantian sumber radiasi ialah
bentuk penerapan 3 (tiga) prinsip proteksi keselamatan radiasi eksterna, dengan
cara mempersingkat waktu, memberi atau memasang penahan, dan
memperjauh jarak bahaya radiasi.
V.2. Saran
Berdasarkan percobaan yang telah dilaksanakan, saran yang dapat diberikan
adalah :
a. Dalam melakukan percobaan dengan sumber radioaktif, sebaiknya hindari
kontak langsung untuk mencegah adanya kontaminasi. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara, menggunakan Aalat Pelindung Diri (APD).
b. Selalu pasang tanda radiasi atau tali kuning, sebagai bentuk pengendalian
daerah radiasi.
c. Pada saat proses penggantian sumber radiasi, pekerja radiasi harus memashami
prosedur pelaksanaan dan standar operasional prosedur penggunaan kamera
gamma, untuk menghindari kesalahan dan/atau kecelakaan.
d. Dalam proses analisis dan perhitungan data hasil percobaan, sebaiknya
dilakukan secara teliti berdasarkan referensi atau petunjuk praktikum yang
telah diajarkan dosen sebagai kajian teori.
DAFTAR PUSTAKA

H, Hapsara. 2022. “Petunjuk Praktikum Proteksi dan Keselamatan Radiasi :Penyinaran


Radiografi Menggunakan Sumber Radiasi Gamma”. Modul. Yogyakarta: Politeknik
Nuklir Indonesia BRIN.
Yogyakarta, 2 Juni 2022

Asisten I,

Hapsara Hadi Carita Jati, S. S. T

Praktikan,
Kelompok 3

Hammam Ahmad H Ibnu Fathan Rastri Ibnu Idqan


NIM. 022000017 NIM. 022000019 NIM. 022000020

Ira Palupi Izatul Fadhila M Arfin Hussein


NIM. 022000021 NIM. 022000022 NIM. 022000024

M Faqih Ammari
NIM. 022000025
Lampiran 1

Anda mungkin juga menyukai