Rekan Kerja:
1. Aflia Lam Lam (022000001)
2. Arina Azkiya Nurrahmah (022000007)
3. Elsinta (022000015)
4. Izatul Fadhila (022000022)
Dosen Pengampu:
Sugili Putra, M.Eng
ELEKTRONIKA INSTRUMENTASI
POLITEKNIK TEKNOLOGI NUKLIR INDONESIA
BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL
YOGYAKARTA
2023
1
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
“KESELAMATAN PADA PENGOPERASIAN IRRADIATOR GAMMA DARI
ASPEK INTERNAL”
I. LATAR BELAKANG
Irradiator merupakan perangkat peralatan pemancar radiasi dengan sumber radionuklida
pemancar gamma atau pesawat akselerator pembangkit sinar-X dan/atau berkas elektron, yang
digunakan untuk tujuan penelitian, sterilisasi/pasteurisasi, polimerisasi maupun untuk
pengawetan bahan makanan. Pada tahun 2017 POLTEK NUKLIR-BRIN atau yang dulu
bernama STTN-BATAN melakukan pengadaan fasilitas Irradiator yang menjadi bagian dari
Laboratorium Kimia Radiasi. Fasilitas ini digunakan untuk mendukung proses belajar
mengajar, penelitian dosen dan pengabdian masyarakat dalam upaya untukmengoptimalkan
kegiatan tri dharma perguruan tinggi tersebut. Irradiator resebut termasuk Irradiator kategori I
bermerek Ob-servo Ignis dari Iradiator Hungaria yang menggunakan sumber radioaktif Co-60
12 kiloCurie, di mana Irradiator ini memancarkan radiasi berenergi tinggi/ radiasi pengion
berupa sinar gamma.
Irradiator dapat digunakan dalam berbagai industri seperti industri medis, farmasi,
makanan, dan teknologi. Radiasi ionisasi yang dihasilkan oleh Irradiator dapat membunuh
bakteri, virus, dan mikroorganisme lainnya pada bahan atau produk yang diproses. Proses
sterilisasi dengan menggunakan Irradiator biasanya lebih cepat dan efektif dibandingkan
dengan metode sterilisasi lainnya seperti penggunaan bahan kimia atau pemanasan. Namun,
penggunaan Irradiator juga memerlukan perhatian khusus karena radiasi yang dihasilkan
dapat berbahaya bagi manusia jika tidak ditangani dengan benar. Oleh karena itu,
pengoperasian dan penggunaan Irradiator harus dilakukan oleh tenaga ahli yang terlatih dan
memiliki pengetahuan yang memadai tentang radiasi dan keamanan kerja.
i
III. DASAR TEORI
3.1 Irradiator Gamma
Berdasarkan Peraturan Badan Pengawas Tenaga Nuklir No. 3 Tahun 2020 tentang
Keselamatan Radiasi dalam Penggunaan Iradiator untuk iradiasi, irradiator adalah peralatan
yang menggunakan sumber radioaktif atau pembangkit radiasi pengion untuk mengiradiasi
bahan dengan tujuan polimerisasi, pengawetan, atau sterilisasi. Irradiator gamma merupakan
fasilitas radiasi yang berbasis pada aplikasi radiasi sinar gamma. Irradiator gamma serbaguna
dikembangkan untuk mengiradiasi barang-barang dalam volume yang besar. Fasilitas ini
digunakan untuk hasil-hasil pertanian,perkebunan, dan perikanan untuk meningkatkan waktu
simpannya. Selain itu juga diigunakan untuk sterilisasi peralatan medis seperti sarung tangan,
jarum suntik, dll.
2
Irradiator yang berada di Poltek Nuklir merupakan irradiator gamma kategori I dengan
Sumber Radioaktif untuk tujuan pendidikan dan penelitian. Gambar dan spesifikasi
ditunjukkan pada Gambar 1.1
Gambar 1.1 (a) Irradiator Gamma Poltek Nuklir; (b) Spesifikasi Irradiator Gamma
Poltek Nuklir
3
Gambar 1.3 Site plan
4
Gambar 1.4 Bentuk Sumber Radiasi Irradiator Poltek Nuklir
5
Gambar 1.7 Spesifikasi Ukuran Tabung Sampel
2
𝛴(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
ꭓ =
𝑥̅
Cara pembacaan tabel chi square di atas: n adalah derajat kebebasan pengukuran yaitu
jumlah pengulangan dikurangi 1 ( N – 1 ). Nilai-nilai pada kolom χ2 0,50 adalah nilai ideal
bila semua nilai hasil pengukuran tepat sesuai dengan distribusi Gauss, tentu saja hal ini
sangat sulit dicapai dalam pengukuran sebenarnya. Seberapa besar toleransi tidak ideal harus
ditentukan oleh masing-masing keperluan atau laboratoriumnya, tetapi walaupun begitu, nilai
yang banyak digunakan adalah nilai di dalam rentang χ2 0,90 dan χ2 0,10. Data hasil 10 kali
pengukuran “layak diterima” sebagai distribusi Gauss bila nilai χ2 nya berada di dalam
rentang 4,17 ~ 14,7, sedangkan data 15 kali pengukuran harus berada di dalam rentang 7,79 ~
21,1. Apabila data hasil pengukuran intensitas radiasi tidak memenuhi kriteria di atas maka
terdapat kesalahan, mungkin di peralatan ukur atau di sumbernya sendiri.
6
V. LANGKAH KERJA
a) Pra Operasi Irradiator
1. Pintu ruang irradiator dibuka oleh operator
2. Catat spesifikasi irradiator, sumber, dan alat pemantauan radiasi yang digunakan
3. Ukur laju dosis di sekitar irradiator, sebelum irradiator dioperasikan
b) Operasi Irradiator
1. Dalam kondisi master key OFF, tabung sampel dipasang. Catat laju dosis
radiasinya
2. Setting dosis
3. Putar master key ke posisi ON
4. Tekan tombol START. Kemudian catat laju dosis di beberapa posisi di sekitar
irradiator
c) Pasca Operasi Irradiator
1. Tekan tombol OPEN
2. Sampel diambil
3. Tekan tombol CLOSE
7
Data Personal Dosimeter 1
Nama Alat : I-Dose ALM IDA-110 Sn. A1900676
Sertfikat Kalibrasi : 79014-11/LT/KAUR/02/2023
Faktor Kalibrasi : 1,23 µSv
Tanggal Kalibrasi Ulang : 09 Februari 2023
Tabel 4.4 Pengukuran laju dosis saat irradiator beroperasi kondisi normal
Laju Dosis (μSv/jam)
No
A B C D E F G
1. 0.25 0.38 0.74 0.12 0.12 0.09 0.12
2. 0.24 0.37 0.73 0.11 0.13 0.09 0.11
8
3. 0.24 0.36 0.76 0.10 0.12 0.09 0.11
4. 0.11 0.35 0.78 0.11 0.12 0.09 0.11
5. 0.08 0.34 0.75 0.10 0.12 0.09 0.11
6. 0.13 0.33 0.77 0.10 0.12 0.09 0.11
7. 0.10 0.32 0.76 0.11 0.12 0.09 0.11
8. 0.11 0.32 0.78 0.11 0.11 0.09 0.11
9. 0.09 0.31 0.78 0.12 0.12 0.08 0.11
10. 0.08 0.30 0.79 0.13 0.12 0.08 0.11
CsA
0,2575 0,11021 0,012146244
0,2472 0,09991 0,009982008
0,2472 0,09991 0,009982008
0,1133 -0,03399 0,00115532
0,0824 -0,06489 0,004210712
0,1339 -0,01339 0,000179292
0,103 -0,04429 0,001961604
0,1133 -0,03399 0,00115532
0,0927 -0,05459 0,002980068
0,0824 -0,06489 0,004210712
0,14729 0,047963289
𝛴(𝐶𝑠 𝐴 − 𝐶 ̅̅̅̅̅̅
𝑠 𝐴)
2
0,047963289
ꭓ2 𝐴 = = = 0,3256
̅̅̅̅̅
𝐶𝑠 𝐴 0,14729
9
CsB
0,3914 0,04326 0,001871428
0,3811 0,03296 0,001086362
0,3708 0,02266 0,000513476
0,3605 0,01236 0,00015277
0,3502 0,00206 4,2436E-06
0,3399 -0,00824 6,78976E-05
0,3296 -0,01854 0,000343732
0,3296 -0,01854 0,000343732
0,3193 -0,02884 0,000831746
0,309 -0,03914 0,00153194
0,34814 0,005915578
𝛴(𝐶𝑠 𝐵 − 𝐶 ̅̅̅̅̅̅
𝑠 𝐵)
2
0,005915578
2
ꭓ 𝐵= = = 0,0169
̅̅̅̅̅
𝐶𝑠 𝐵 0,34814
CsC
0,762 -0,02472 0,000611078
0,752 -0,03502 0,0012264
0,783 -0,00412 1,69744E-05
0,803 0,01648 0,00027159
0,773 -0,01442 0,000207936
0,793 0,00618 3,81924E-05
0,783 -0,00412 1,69744E-05
0,803 0,01648 0,00027159
0,803 0,01648 0,00027159
0,814 0,02678 0,000717168
0,787 0,003649496
𝛴(𝐶𝑠 𝐶 − 𝐶 ̅̅̅̅̅̅
𝑠 𝐶)
2
0,003649496
2
ꭓ 𝐶= = = 0,0046
̅̅̅̅̅
𝐶 𝑠𝐶 0,787
10
CsD
0,1236 0,00927 8,59329E-05
0,1133 -0,00103 1,0609E-06
0,103 -0,01133 0,000128369
0,1133 -0,00103 1,0609E-06
0,103 -0,01133 0,000128369
0,103 -0,01133 0,000128369
0,1133 -0,00103 1,0609E-06
0,1133 -0,00103 1,0609E-06
0,1236 0,00927 8,59329E-05
0,1339 0,01957 0,000382985
0,11433 0,000944201
𝛴(𝐶𝑠 𝐷 − 𝐶 ̅̅̅̅̅̅
𝑠 𝐷)
2
0,000944201
2
ꭓ 𝐷= = = 0,0082
̅̅̅̅̅
𝐶𝑠 𝐷 0,11433
CsE
0,1236 0 0
0,1339 0,0103 0,00010609
0,1236 0 0
0,1236 0 0
0,1236 0 0
0,1236 0 0
0,1236 0 0
0,1133 -0,0103 0,00010609
0,1236 0 0
0,1236 0 0
0,1236 0,00021218
𝛴(𝐶𝑠 𝐷 − 𝐶 ̅̅̅̅̅̅
𝑠 𝐷)
2
0,00021218
2
ꭓ 𝐷= = = 0,0017
̅̅̅̅̅
𝐶𝑠 𝐷 0,1236
11
CsF
0,0927 0,00206 4,2436E-06
0,0927 0,00206 4,2436E-06
0,0927 0,00206 4,2436E-06
0,0927 0,00206 4,2436E-06
0,0927 0,00206 4,2436E-06
0,0927 0,00206 4,2436E-06
0,0927 0,00206 4,2436E-06
0,0927 0,00206 4,2436E-06
0,0824 -0,00824 6,78976E-05
0,0824 -0,00824 6,78976E-05
0,09064 0,000169744
𝛴(𝐶𝑠 𝐷 − 𝐶 ̅̅̅̅̅̅
𝑠 𝐷)
2
0,000169744
ꭓ2 𝐷 = = = 0,0018
̅̅̅̅̅
𝐶𝑠 𝐷 0,09064
CsG
0,1236 0,00927 8,59329E-05
0,1133 -0,00103 1,0609E-06
0,1133 -0,00103 1,0609E-06
0,1133 -0,00103 1,0609E-06
0,1133 -0,00103 1,0609E-06
0,1133 -0,00103 1,0609E-06
0,1133 -0,00103 1,0609E-06
0,1133 -0,00103 1,0609E-06
0,1133 -0,00103 1,0609E-06
0,1133 -0,00103 1,0609E-06
0,11433 9,5481E-05
𝛴(𝐶𝑠 𝐷 − 𝐶 ̅̅̅̅̅̅
𝑠 𝐷)
2
0,000095481
ꭓ2 𝐷 = = = 0,0008
̅̅̅̅̅
𝐶𝑠 𝐷 0,11433
VII. PEMBAHASAN
Praktikum yang berjudul “Keselamatan Pada Pengoperasian Irradiator Gamma Pada
Aspek Internal” ini bertujuan agar mahasiswa mampu melakukan tindakan proteksi dan
keselamatan radiasi pada fasilitas irradiator gamma, mampu melakukan pengukuran laju dosis
di fasilitas irradiator gamma. Irradiator yang digunakan merupakan Irradiator kategori I yang
menggunakan sumber radioaktif berupa Co-60. Pada praktikum kali ini dilaksanakan
12
pengukuran laju dosis pada Irradiator gamma, dimana pengukuran laju dosis dilakukan
dengan melihat potensi paparan yang dapat diterima oleh oleh operator, mahasiswa, civitas,
masyarakat. Selanjutnya maka didapatkan 7 titik yang menjadi tempat pengukuran laju
paparan radiasi antara lain 5 cm dari irradiator kondisi tertutup, 5 cm dari irradiator kondisi
terbuka, di luar kotak besi irradiator (irradiator tertutup), di depan papan tulis pada ruang teori
(irradiator tertutup), di luar gedung irradiator/di luar tembok utara (irradiator tertutup),
tembok luar ruang dosen (irradiator tertutup), dan perumahan warga/di luar tembok selatan
(irradiator tertutup).
Selain itu, nilai laju dosis dapat dikatakan lebih rendah pada kondisi yang
diperkenankan untuk mahasiswa, civitas maupun warga masyarakat. Hal ini memungkinkan
praktikan dan orang lain dapat berada dalam ruangan Irradiator dan melihat proses
pengoperasian Irradiator secara langsung dengan lebih aman. Walaupun nilai laju dosis yang
diperoleh tidak melebihi 1 µSv/jam, batas dosis untuk pekerja radiasi adalah 9 µSv/jam,
sehingga dapat disimpulkan bahwa Irradiator masih aman untuk pekerja radiasi. Untuk
masyarakat umum, batas dosis adalah 0,15 µSv/jam, dan nilai yang diperoleh sebesar 0,090
µSv/jam, sehingga irradiator masih aman jika berdekatan dengan masyarakat.
13
sebanyak 10 kali pada masing-masing titik. Untuk itu, detektor yang digunakan pada
surveymeter dapat dikatakan tidak stabil atau tidak dapat menghasilkan hasil yang akurat.
VIII. KESIMPULAN
1. Perlu diperhatikan untuk tidak berada terlalu dekat dengan Irradiator, terutama saat
sedang digunakan, atau terlalu dekat dengan pintunya dan juga berada di kotak besi
Irradiator. Selain itu juga disarankan untuk menggunakan alat pelindung diri (APD),
seperti apron atau jas lab, saat berada dekat irradiator.
2. Surveymeter yang digunakan dalam pengukuran laju dosis tidak memenuhi rentang chi-
square yang ditetapkan. Untuk itu, detektor yang digunakan pada surveymeter dapat
dikatakan tidak stabil atau tidak dapat menghasilkan hasil yang akurat.
Putra, S dkk. (2023). Petunjuk Praktikum Keselamatan Pada Peralatan Sumber Radiasi
Pengion : Keselamatan pada Pengoperasian Irradiator Gamma. Yogyakarta:
Poltek Nuklir-BRIN
BAPETEN. (2020). Peraturan Kepala BAPETEN Nomor 3 Tahun 2020 tentang Keselamatan
Radiasi Dalam Penggunaan Iradiator Untuk Iradiasi. Jakarta
14
Lampiran 1 Dokumentasi Kegiatan
15