Anda di halaman 1dari 4

Laporan Kajian Nomor 01/D/RO/KUJ/IV/2023

Keselamatan Tanggal 3 Oktober 2023


Radiasi Revisi -
Teknologi Rekayasa Elektromedik
Halaman -
Poltekkes Kemenkes Surabaya

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Radiasi adalah bentuk energi yang dapat berupa partikel atau gelombang yang mampu mengionisasi
medium yang dilaluinya. Radiasi memiliki banyak manfaat, terutama di bidang kesehatan, seperti untuk
pencitraan diagnostik dan terapi penyakit. Salah satu jenis radiasi yang dimanfaatkan di bidang kesehatan adalah
sinar-X, yang merupakan radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang pendek dan energi tinggi.
Sinar-X dapat digunakan untuk menghasilkan gambar struktur dalam tubuh manusia, seperti tulang,
jantung, paru-paru, dan lain-lain. Salah satu metode pencitraan dengan sinar-X adalah digital radigrafi, yang
merupakan pengembangan dari konvensional radigrafi. Digital radigrafi menggunakan detektor digital untuk
menangkap dan menyimpan gambar sinar-X, sehingga menghasilkan gambar yang lebih tajam, kontras, dan
resolusi tinggi. Selain itu, digital radigrafi juga dapat mengurangi dosis radiasi yang diterima oleh pasien dan
petugas, serta menghemat biaya dan waktu.
Namun, meskipun digital radiografi memiliki keunggulan dibandingkan konvensional radigrafi,
penggunaan sinar-X tetap berpotensi menimbulkan bahaya radiasi bagi pasien, petugas, dan masyarakat sekitar.
Oleh karena itu, perlu dilakukan pengukuran radiasi pada ruang radiologi untuk mengetahui laju paparan, dosis,
dan ketebalan perisai yang dibutuhkan untuk melindungi dari radiasi. Pengukuran radiasi dapat dilakukan dengan
menggunakan alat ukur seperti surveymeter, dosimeter, atau termoluminesensi. Pengukuran radiasi juga harus
mengacu pada standar dan ketentuan yang berlaku, seperti yang diterbitkan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir
(BAPETEN) .
Dalam melakukan pengukuran radiasi, perlu dilakukan pengukuran laju paparan, dosis, dan ketebalan
perisai yang dibutuhkan untuk melindungi dari radiasi. Pengukuran radiasi dapat dilakukan dengan menggunakan
alat ukur seperti surveymeter, dosimeter, atau termoluminesensi. Pengukuran radiasi juga harus mengacu pada
standar dan ketentuan yang berlaku, seperti yang diterbitkan oleh **Badan Pengawas Tenaga Nuklir**
(BAPETEN) .
Artinya, dalam melakukan pengukuran radiasi, perlu dilakukan pengukuran laju paparan, dosis, dan
ketebalan perisai yang dibutuhkan untuk melindungi dari radiasi. Pengukuran radiasi dapat dilakukan dengan
menggunakan alat ukur seperti surveymeter, dosimeter, atau termoluminesensi. Pengukuran radiasi juga harus
mengacu pada standar dan ketentuan yang berlaku, seperti yang diterbitkan oleh **Badan Pengawas Tenaga
Nuklir** (BAPETEN) . BAPETEN menerbitkan standar dan ketentuan yang harus diikuti dalam melakukan
pengukuran radiasi. Pengukuran radiasi harus dilakukan dengan menggunakan alat ukur seperti surveymeter,
dosimeter, atau termoluminesensi. Pengukuran radiasi harus mencakup pengukuran laju paparan, dosis, dan
ketebalan perisai yang dibutuhkan untuk melindungi dari radiasi.
Laporan Kajian Nomor 01/D/RO/KUJ/IV/2023

Keselamatan Tanggal 3 Oktober 2023


Radiasi Revisi -
Teknologi Rekayasa Elektromedik
Halaman -
Poltekkes Kemenkes Surabaya

I.2. Tujuan
Tujuan pembuatan Dokumen Laporan Kajian Keselamatan Radiasi adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan kondisi ruangan penyinaran dan hasil pengukuran paparan radiasi di sekitar ruangan
penyinaran. Laporan kajian keselamatan radiasi harus menjelaskan kondisi ruangan penyinaran dan hasil
pengukuran paparan radiasi di sekitar ruangan penyinaran. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa
lingkungan sekitar ruangan penyinaran aman dari paparan radiasi.
2. Memastikan bahwa tidak terjadi paparan potensial akibat adanya kebocoran wadah tabung. Laporan kajian
keselamatan radiasi harus memastikan bahwa tidak terjadi paparan potensial akibat adanya kebocoran wadah
tabung. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa lingkungan sekitar ruangan penyinaran aman dari
paparan radiasi.
3. Memastikan bahwa kondisi Digital Radiografi dalam kondisi baik dan aman untuk digunakan dalam
menegakkan diagnosa terhadap pasien. Laporan kajian keselamatan radiasi harus memastikan bahwa kondisi
Digital Radiografi dalam kondisi baik dan aman untuk digunakan dalam menegakkan diagnosa terhadap
pasien. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa pasien tidak terkena paparan radiasi yang berlebihan.
4. Memastikan bahwa semua personil telah bekerja dengan memenuhi semua Prinsip Keselamatan Radiasi.
Laporan kajian keselamatan radiasi harus memastikan bahwa semua personil telah bekerja dengan memenuhi
semua Prinsip Keselamatan Radiasi. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa personil yang terlibat dalam
kegiatan radiologi telah memahami dan menerapkan prinsip-prinsip keselamatan radiasi yang berlaku.

I.3. Ruang Lingkup


Laporan Kajian Keselamatan Radaisi ini berisi pembahasan tentang:

1. Pendahuluan

2. Deskripsi Digital Radiografi dan Prosedur Penggunaannya

3. Denah Ruangan Penyinaran dan Hasil Pengukuran Paparan Radiasi


4. Paparan Potensial dan Hasil Pengukuran Kebocoran Tabung

I.4. Definisi
Dalam laporan kajian keselamatan radiasi penggunaan pesawat digital radiografi di Laboratorium Radiologi
Lanjut Poltekkes Kemenkes Surabaya, terdapat beberapa istilah yang perlu dijelaskan. Berikut adalah parafrase dari
poin-poin tersebut:
Laporan Kajian Nomor 01/D/RO/KUJ/IV/2023

Keselamatan Tanggal 3 Oktober 2023


Radiasi Revisi -
Teknologi Rekayasa Elektromedik
Halaman -
Poltekkes Kemenkes Surabaya

1. Keselamatan Radiasi Pengion adalah tindakan yang dilakukan untuk melindungi pekerja, anggota
masyarakat, dan lingkungan hidup dari bahaya radiasi.
2. Radiasi adalah energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel atau gelombang yang mampu mengionisasi
medium yang dilaluinya.
3. Sinar-X adalah radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang pendek dan energi tinggi.
4. Digital radiografi adalah metode pencitraan dengan sinar-X yang menggunakan detektor digital untuk
menangkap dan menyimpan gambar sinar-X.
5. Laju paparan adalah besaran yang mengukur laju energi radiasi yang diterima oleh suatu permukaan per
satuan luas, dengan satuan gray per detik.
6. Dosis adalah besaran yang mengukur energi radiasi yang diserap oleh suatu benda per satuan massa, dengan
satuan gray atau sievert.
7. Pengukuran Paparan Radiasi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengukur paparan radiasi di
sekitar ruangan penyinaran pada saat Digital Radiografi dioperasikan.
8. Nilai Batas Dosis adalah dosis terbesar yang diizinkan oleh Kepala Badan yang dapat diterima oleh Pekerja
Radiasi dan anggota masyarakat dalam jangka waktu tertentu tanpa menimbulkan efek genetik dan somatik
yang berarti akibat pemanfaatan tenaga nuklir.
9. Pembatas Dosis adalah batas atas dosis Pekerja Radiasi dan anggota masyarakat yang tidak boleh melampaui
Nilai Batas Dosis yang digunakan pada optimisasi proteksi dan Keselamatan radiasi untuk setiap
pemanfaatan tenaga nuklir.

I.5. Referensi
Prosedur Keselamatan dan Pengukuran Radiasi ini disusun berdasarkan ketentuan-ketentuan yang
tercantum di dalam:
1. Peraturan Kepala Bapeten Nomor 04 Tahun 2013 tentang Proteksi Radiasi dalam Pemanfaatan
Tenaga Nuklir.
2. Peraturan Kepala Bapeten Nomor 02 Tahun 2018 tentang Uji Kesesuaian Pesawat Sinar-X
Radiologi Diagnostik dan Intervensional.

3. Peraturan Bapeten Nomor 04 Tahun 2020 tentang Keselamatan Radiasi dalam Penggunaan Pesawat Sinar-X
Radiologi Diagnostik dan Intervensional.
Laporan Kajian Nomor 01/D/RO/KUJ/IV/2023

Keselamatan Tanggal 3 Oktober 2023


Radiasi Revisi -
Teknologi Rekayasa Elektromedik
Halaman 16 dari 17
Poltekkes Kemenkes Surabaya

Anda mungkin juga menyukai