1201441
KESIMPULAN
1. Peraturan kepala badan pengawas tenaga nuklir nomor 4 tahun 2013 tentang proteksi dan
keselamatan radiasi dalam pemanfaatan tenaga nuklir
2. Undang-undang republik indonesia nomor 10 tahun 1997 tentang ketenaganukliran
3. Manajemen Keselamtan Radiasi diatur sedemikan rupa meliputi.
a) Dasar Hukum Keselamatan Radiasi.
b) Sasaran keselamatan radiasi
c) Definisi keselamatan radiasi
d) Sistem manajemen keselamatan radiasi
e) Sistem pembatasan dosis
f) Tiga Prinsip Proteksi Radiasi
g) Kecelakaan radiasi dan penanggulangannya
h) Pengamanan Pekerja Radiasi
i) Tindakan penanggulangan kecelakaan radiasi
4. Limbah radioaktif
Limbah radioaktif didefinisikan sebagai bahan radioaktif sisa atau yang sudah tidak
terpakai, atau bahan yang terkontaminasi dengan sejumlah zat radioaktif pada kadar atau
tingkat radioaktivitas yang melampaui nilai batas keselamatan yang ditetapkan.
Limbah radioaktif yang dihasilkan dari pengoperasian reaktor dapat berbentuk padat,
cair dan gas. Limbah padat dikelompokkan menjadi limbah yang dapat terbakar dan tidak
terbakar, limbah cair dikelompokkan menjadi limbah organik dan non-organik. Berdasarkan
tingkat radioaktivitasnya, limbah dapat dikelompokkan menjadi tingkat rendah, sedang, dan
tinggi.
Limbah radioaktif (LRA) yang dihasilkan dari penggunaan tenaga nuklir, berdasarkan
konsentrasi dan asalnya dikelompokkan menjadi HLW (High Level Waste) dan LLW (Low
Level Waste).
Jenis dan tingkat radioaktivitas limbah radioaktif yang dihasilkan dari pengoperasian
fasilitas nuklir bervariasi, oleh karena itu diperlukan proses penyimpanan yang sesuai dengan
metoda pengelolaan dan pengolahannya. Setiap negara yang mengoperasikan fasilitas nuklir
perlu merencanakan strategi penyimpanan limbah radioaktifnya secara menyeluruh,
berkaitan dengan masalah keselamatan selama proses pengelolaan dan menjamin
akuntabilitas dalam jangka panjang.
Limbah yang dihasilkan dari pengoperasian PLTN adalah LRA cair aktivitas rendah
dan limbah padat. Limbah tersebut berasal dari aplikasi radiofarmaka, laboratorium maupun
fasilitas nuklir yang berhubungan dengan PLTN. LRA padat setelah dibakar dimampatkan
dan disolidifikasi kemudian dimasukkan ke dalam drum 200 liter dan kemudian disimpan
pada fasilitas penyimpanan limbah tanah dangkal. Demikian pula untuk LRA tingkat tinggi,
setelah diolah-ulang, lalu distabilkan melalui proses vitrifikasi, dan kemudian disimpan pada
fasilitas penyimpanan sementara
MATERI
A. LIMBAH RADIOAKTIF
Limbah radioaktif didefinisikan sebagai bahan radioaktif sisa atau yang sudah tidak
terpakai, atau bahan yang terkontaminasi dengan sejumlah zat radioaktif pada kadar atau tingkat
radioaktivitas yang melampaui nilai batas keselamatan yang ditetapkan. Limbah radioaktif secara
volumetrik jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan limbah industri dan limbah perkotaan.
Limbah radioaktif yang telah diolah disimpan sementara di gudang penyimpanan limbah yang
kedap air (10-50 tahun) sebelum disimpan secara lestari. Tempat penyimpanan limbah lestari
dipilih di tempat/lokasi khusus, dengan kondisi geologi yang stabil.
Dari kegiatan sehari-hari dihasilkan beberapa jenis limbah seperti limbah rumah tangga,
limbah industri, dan lainlain. Tabel 1-1, 1-2 dan 1-3 menunjukkan klasifikasi limbah. Di bidang
penelitian dan pengembangan nuklir, fasilitas daur bahan bakar (fabrikasi bahan bakar dan olah
ulang) dan PLTN juga menimbulkan sejumlah limbah. Sebagian dari limbah ini adalah limbah
terkontaminasi dengan sejumlah zat radioaktif pada kadar atau tingkat radiasi yang melampaui
batas keselamatan seperti misalnya pakaian kerja bekas, limbah kertas, potongan kain, bahan
bekas, perkakas, cairan dan sebagainya. Sehingga limbah radioaktif dapat didefinisikan sebagai
bahan bekas serta peralatan yang telah terkena zat radioaktif atau menjadi radioaktif karena
operasi nuklir dan tidak dapat dipergunakan lagi. Disisi lain, pemakaian zat radioaktif untuk
kegiatan kedokteran (diagnosis dan terapi) di rumah sakit dan klinik, serta pembuat obat-obatan
radioaktif (radiofarmasi) menghasilkan limbah radioaktif. Pengelompokan limbah radioaktif
bergantung pada kandungan bahan radioaktif yang terkandung dalam limbah radioaktif.
Bahan radioaktif yang terkandung dalam limbah radioaktif mempunyai waktu paro
tertentu dan akan memancarkan radiasi secara terus menerus. Untuk itu informasi tentang waktu
paro menjadi suatu pertimbangan pada pengukuran radioaktivitasnya. Penyimpanan limbah
radioaktif bertujuan untuk mengisolasi tingkat radioaktivitas dari lingkungan sekitar kita pada
jangka waktu tertentu. Jumlah limbah radioaktif yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan
dengan limbah rumah tangga dan limbah industri, sehingga metode penyimpanan yang dipilih
disesuaikan dengan jenis limbah radioaktif yang akan diolah.
Tabel
Gambar 1. Pengelolaan limbah radioaktif yang dihasilkan dari masing-masing fasilitas nuklir