Anda di halaman 1dari 51

PERATURAN PEMERINTAH NO.

45 TAHUN 2023
TENTANG
KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN ZAT
RADIOAKTIF
Prepared & Presented by
Aris Sanyoto

PENGATURAN PROTEKSI RADIASI & KESELAMATAN LINGKUNGAN


DP2FRZR-BAPETEN

RAKORNAS RADIOTERAPI
Jakarta, 16 November 2023
KERANGKA PP
Bab I : Ketentuan Umum
Pasal 1: Definisi Keselamatan Radiasi; Proteksi Radasi; Keamanan ZRA;
Pemanfaatan, dll
Pasal 2 : (1) Lingkup Pengaturan
(2) Ketentuan Keselamatan Radiasi berlaku unt:
(3) Ketentuan Keamanan ZRA berlaku unt:
Pasal 3 : Keselamatan dan Keamanan ZRA dlm pengangkutan diatur dlm PP
tersendiri
Pasal 4 : (1) Keselamatan Radiasi bertujuan untuk….
(2) Keamanan Zat Radioaktif bertujuan untuk…
(3) Manajemen Keselamatan Radiasi & Keamanan ZRA bertujuan unt…
(4) Inspeksi dlm Pemanfaatan Tenaga Nuklir bertujuan unt…..
2
KERANGKA PP
Bab II Keselamatan Radiasi
Pasal 5 Keselamatan Radiasi meliputi Paparan terencana, darurat & eksisting
6 s.d. 33 Keselamatan Radiasi pd Paparan Kerja
34 s.d. 49 Keselamatan Radiasi pd Paparan Medik
50 s.d. 58 Keselamatan Radiasi pd Paparan Publik
59 s.d. 61 Kajian Keselamatan
62 s.d. 65 Program Proteksi & Kes Radiasi & Verifikasi Keselamatan
66 s.d. 68 Persy Kes Rad dlm Instalasi/ Fasilitas & Kegiatan lainnya
69 s.d. 84 Keselamatan Rad dlm Paparan Darurat
85 s.d. 93 Keselamatan Radiasi dlm Paparan Eksisting
94 s.d. 98 Sanksi Administratif

3
KERANGKA PP
Bab III Keamanan ZRA
Pasal 99 s.d. 107 : Persyaratan Keamanan ZRA
108 s.d. 110 : Pengamanan ZRA yang berada di luar Pengawasan
111 s.d. 112 : Sanksi administrative
Bab IV Manajemen Keselamatan Radiasi dan Keamanan ZRA
113 s.d. 114 : Manajemen Keselamatan Radiasi & Keamanan ZRA
115 s.d. 121 : Sumber Daya Manusia
122 s.d. 133 : Sistem Manajemen
134 s.d. 135 : Sanksi Administratif
Bab V Inspeksi (Pasal 136 s.d. 143)
Bab VI Ketentuan Penutup (Pasal 144 s.d. 146)

4
Bab 1 Ketentuan Umum
(Pasal 1)
➢ Keselamatan Radiasi Pengion adalah kondisi dimana manusia dan lingkungan
hidup terlindungi dari efek radiasi pengion yg berbahaya melalui tindakan
proteksi radiasi;
➢ Proteksi Radiasi adalah tindakan yg dilakukan unt melindungi manusia dan
lingkungan hidup dari akibat paparan radiasi pengion;
➢ Keamanan Zat Radioaktif adalah tindakan yg dilakukan unt mencegah
sabotase, akses tidak sah, perusakan, kehilangan, pencurian, dan/ atau
pemindahan tidak sah zat radioaktif;
➢ Pemanfaatan adalah kegiatan yg berkaitan dg tenaga nuklir yg meliputi
penelitian, pengembangan, penambangan, pembuatan, produksi, pengangkutan,
penyimpanan, pengalihan, ekspor, impor, penggunaan, dekomisioning, dan
pengelolaan limbah radioaktif unt kesejahteraan rakyat;

5
Lingkup Pengaturan
(Pasal 2-5)
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang:
a. KeselamatanRadiasi;
b. Keamanan Zat Radioaktif;
c. manajemen Keselamatan Radiasi dan Keamanan Zat Radioaktif; dan
d. Inspeksi dalam Pemanfaatan Tenaga Nuklir

Ketentuan Keselamatan Radiasi berlaku untuk:


a.instalasi nuklir;
b.fasilitas radiasi dan Zat Radioaktif;
c.pertambangan bahan galian nuklir; dan
d.kegiatan lain yang mengakibatkan risiko radiasi sesuai dg ketentuan peraturan
perundang-undangan.
6
Lingkup Pengaturan
(Pasal 2-5)
Ketentuan Keamanan Zat Radioaktif berlaku untuk:
a. Zat Radioaktif selain bahan nuklir; dan
b. limbah radioaktif.

Ketentuan Keamanan Zat Radioaktif untuk bahan nuklir diatur dg PP mengenai


keselamatan dan keamanan instalasi dan bahan nuklir

7
Keselamatan Radiasi
(Pasal 5)
Keselamatan Radiasi meliputi Keselamatan Radiasi dalam:
a. Paparan Terencana;
b. Paparan Darurat; dan
c. Paparan Eksisting.

Keselamatan Radiasi dlm Paparan Terencana meliputi:


a. Proteksi Radiasi; dan
b. persyaratan keselamatan dalam instalasi/fasilitas dan kegiatan lainnya

8
Proteksi Radiasi
(Pasal 6)
Proteksi Radiasi meliputi:
a. prinsip Proteksi Radiasi;
b. Proteksi Radiasi pada Paparan Kerja;
c. Proteksi Radiasi pada Paparan Medik;
d. Proteksi Radiasi pada Paparan Publik;
e. kajian keselamatan; dan
f. Program Proteksi dan Keselamatan Radiasi.

Keselamatan Radiasi diberlakukan dg menerapkan pendekatan bertingkat

9
Proteksi Radiasi
(Pasal 7-8)
Prinsip Proteksi Radiasi meliputi:
a. justifikasi;
b. optimisasi; dan
c. limitasi
Justifikasi wajib didasarkan pada manfaat yg diperoleh lebih besar daripada risiko
yg ditimbulkan dg memperhatikan aspek keselamatan, kesehatan, keamanan,
teknologi, sosial, dan ekonomi.
Justifikasi Paparan Medik dilakukan dg mempertimbangkan:
a.manfaat diagnostik atau terapi lebih besar daripada risiko dampak radiasi yg
ditimbulkan; dan
b.tidak tersedianya teknik nonradiasi dg manfaat lebih besar dan risiko lebih kecil
dari teknik radiasi.
10
Proteksi Radiasi
(Pasal 10-11)
Optimisasi :
• dilakukan dg mengupayakan dosis yg diterima dan jumlah individu yang terpapar
serendah mungkin yang dapat dicapai dg mempertimbangkan faktor sosial,
ekonomi, dan lingkungan.

Limitasi :
• Limitasi diterapkan melalui penetapan NBD untuk Pekerja Radiasi dan anggota
masyarakat.
• Pemegang Izin wajib memberlakukan limitasi pd Paparan Kerja dan Paparan
Publik.

11
Proteksi Radiasi pada Paparan Kerja
(Pasal 12)
Proteksi Radiasi pd Paparan Kerja meliputi:
a.pembagian daerah kerja;
b.perlengkapan Proteksi Radiasi;
c.pemantauan daerah kerja;
d.pemantauan dosis;
e.pemantauan kesehatan;
f.kesejahteraan Pekerja Radiasi;
g.ketentuan batasan umur Pekerja Radiasi;
h.ketentuan untuk Pekerja Radiasi wanita yg hamil dan/atau wanita menyusui;dan
i.pengaturan untuk peserta pemagangan atau peserta pendidikan dan pelatihan.

12
Dosis Melebihi
(Pasal 19-20)
1. Hasil pernantauan dosis melebihi Pembatas Dosis Pemegang Izin wajib
melakukan kaji ulang terhadap Pembatas Dosis dan prosedur pengoperasian.
2. Kaji ulang terhadap Pembatas Dosis harus dimuat dalam laporan verilikasi
keselamatan.
3. Hasil pemantauan dosis melebihi NBD, PI wajib melakukan investigasi kejadian
4. Investigasi meliputi: a. kroonologis pelaksanaan prosedur kerja; b. penggunaan
peralatan pemantauan dosis perorangan; dan/atau c. potensi kegagalan
peralatan.
5. PI wajib menyampaikan laporan hasil investigasi kpd Kepala Badan paling
lambat 3 (tiga) Hari terhitung sejak hasil pemantauan dosis diterima.
6. Berdasarkan laporan hasil investigasi Kepala Badan melakukan pencarian
keterangan dan memberikan rekomendasi kepada Pemegang lzin.

13
Rekaman

Pemegang Izin wajib menyimpan dan memelihara rekaman hasil pemantauan


dosis selama dan setelah masa kerja Pekerja Radiasi.
Penyimpanan dan pemeliharaan rekaman hasil pemantauan dosis wajib dilakukan
dg ketentuan:
a. paling singkat sampai Pekerja Radiasi mencapai umur 75 (tujuh puluh lima)
tahun; dan
b. paling singkat untuk jangka waktu 30 (tiga puluh) tahun terhitung sejak Pekerja
Radiasi berhenti bekerja.

14
Pemantauan Kesehatan

1. Pemegang lzin wajib menyelenggarakan pemantauan Kesehatan unt seluruh


Pekerja Radiasi.
2. Pemantauan kesehatan Pekerja Radiasi dilakukan:
a. sebelum masa bekerja;
b. selama masa bekerja; dan
c. setelah masa bekerja.
3. Pemantauan kesehatan dilakukan melalui pemeriksaan kesehatan.
4. Dalam kondisi tertentu, selain pemeriksaan Kesehatan dapat dilakukan
konseling

15
Pemantauan Kesehatan

1. Konseling dapat diberikan kepada:


a. Pekerja Radiasi wanita yang hamil;
b. Pekerja Radiasi wanita yang menyusui;
c. Pekerja Radiasi yang menerima paparan radiasi berlebih; dan/atau
d. Pekerja Radiasi yang berkehendak mengetahui tentang paparan radiasi
yang diterimanya.
2. Pemegang Izin wajib menanggung biaya pemantauan kesehatan

16
Kesejahteraan Pekerja Radiasi
1. Pemegang Izin wajib menjamin kesejahteraan Pekerja Radiasi (PR)
2. Kesejahteraan PR meliputi paling sedikit:
a. insentif; dan
b. Jaminan Sosial
3. Insentif diberikan dg mempertimbangkan risiko radiasi yg diterima oleh Pekerja
Radiasi.
4. Besar insentif disesuaikan dg risiko radiasi, lingkup tugas dan tanggung jawab
Pekerja Radiasi, serta kemampuan keuangan Pemegang Izin.
5. Pemegang Izin wajib mengikutsertakan PR dan peserta pemagangan dlm
program Jaminan Sosial
6. Program Jaminan Sosial meliputi: a. jaminan kesehatan; b. jaminan kecelakan
kerja; c. jaminan kematian; d. jaminan hari tua; e. jaminan pensiun; dan f.
jaminan kehilangan pekerjaan
17
Batasan Umur
1. Batasan umur Pekerja Radiasi paling rendah 18 (delapan belas) tahun
2. Batasan umur peserta pemagangan atau peserta pendidikan dan pelatihan
paling rendah 17 (tujuh belas) tahun

18
Proteksi Radiasi pada Paparan Publik

1. Proteksi Radiasi pd Paparan Publik dilakukan terhadap:


a. pengelolaan limbah radioaktif;
b. pengendalian lepasan radioaktif ke lingkungan;
c. pelaksanaan klierens;
d. pemantauan Paparan Publik;
e. kendali Barang Konsumen; dan
f. pelindungan pengunjung dan anggota masyarakat yang masuk ke daerah
kerja

19
Kajian Keselamatan

1. Setiap Orang yang akan melakukan kegiatan Pemanfaatan Tenaga Nuklir


tertentu wajib melakukan kajian keselamatan
2. Kajian keselamatan meliputi analisis dan evaluasi terkait:
a. batasan dan kondisi operasi fasilitas;
b. perkiraan kegagalan struktur, sistem dan komponen, perangkat lunak dan prosedur terkait
Keselamatan Radiasi;
c. perkiraan peningkatan paparan akibat kegagalan dan akibat yg mungkin terjadi;
d. kemungkinan faktor eksternal yg dapat mempengaruhi Keselamatan Radiasi;
e. potensi kegagalan prosedur pengoperasian dan akibat kegagalan;
f. modifikasi terhadap Keselamatan Radiasi;
g. tindakan keamanan dan akibat modifikasi Tindakan keamanan thd Keselamatan Radiasi;
dan/atau
h. setiap ketidakpastian dan asumsi thd Keselamatan Radiasi

20
Proteksi Radiasi pada Paparan Medik
(Pasal 34)
1. Proteksi Radiasi pd Paparan Medik meliputi:
a. penerapan optimisasi Proteksi Radiasi dan Keselamatan Radiasi pada
Paparan Medik;
b. prosedur skrining untuk pasien perempuan hamil dan/ atau perempuan
menyusui;
c. ketentuan penelitian biomedik;
d. tindak lanjut dalam hal terjadi kesalahan pemberian dosis pasien pada
Paparan Medik; dan
e. tinjauan radiologik Paparan Medik

21
Proteksi Radiasi pada Paparan Medik
(Pasal 34-36)
Paparan Medik meliputi paparan untuk tujuan:
a. a. diagnostik;
b. b. terapi; dan
c. c. penelitian biomedik
Pemegang Izin wajib memastikan Paparan Medik hanya diberikan kpd pasien yg
mendapat rujukan,
Pemegang Izin wajib memberikan informasi ttg Proteksi Radiasi dan risiko radiasi
kepada pendamping pasierr sebelum memberikan pendampingan

22
Proteksi Radiasi pada Paparan Medik
(Pasal 37)
1. Pemegang lzin wajlb memastikan penerapan optimisasi Proteksi Radiasi dan
Keselamatan Radiasi pada Paparan Medik
2. Penerapan optimisasi Proteksi Radiasi dan Keselamatan Radiasi pd Paparan Medik
dilakukan melalui:
a. penggunaan peralatan radiologik medik dan perangkat lunak yg memenuhi standar
nasional atau intemasional;
b. pelaksanaan prosedur operasi diagnostik dan terapi yg tepat guna;
c. pelaksanaan kalibrasi dosimeter;
d. pelaksanaan Dosimetri pasien;
e. penerapan Tingkat Pandual Diagnostik nasional;
f. penetapan dan penerapan program jaminan mutu unt Paparan Medik; dan/atau
g. penerapan Pembatas Dosis bagi pendamping pasien dan sukarelawan penelitian
biomedik.
23
Proteksi Radiasi pada Paparan Medik
(Pasal 37)
3. Peralatan radiologik medik meliputi:
a. peralatan radiologi diagnostik dan intervensional;
b. peralatan radioterapi; dan
c. peralatan kedokteran nuklir diagnostik dan kedokteran nuklir terapi

24
25
26
Proteksi Radiasi pada Paparan Medik
(Pasal 46)
1. Pemegang lzin wajib melakukan tindakan unt mencegah kemungkinan
terjadinya kesalahan pemberian dosis pasien pada Paparan Medik.
2. Dalam hal tedadi kesalahan pemberian dosis pasien pada Paparan Medik
Pemegang Izin wajib melakukan
a. investigasi terhadap jenis dan penyebab kesalahan pemberian dosis
pasien pada Paparan Medik; dan
b. tindakan korektif yang sesuai

27
Proteksi Radiasi pada Paparan Medik
(Pasal 47)
1. Pemegang Izin wajib melaporkan kpd Kepala Badan dalam hal terjadi
kesalahan pemberian dosis pasien pada Paparan Medik yg menyebabkan
terjadinya:
a. perbedaan yg signifikan terhadap dosis pasien yg diberikan; dan/atau
b. pasien meninggal dunia.
2. Laporan wajib disampaikan kepada Kepala Badan dalam jangka waktu
paling Lama 7 (tqjuh) Hari terhitung sejak kejadian

28
Program Proteksi dan Keselamatan Radiasi

1. Pemegang izin wajib menyusun, melaksanakan, dan memutakhirkan Program


Proteksi dan Keselamatan Radiasi berdasarkan hasil kajian keselamatan
2. Program Proteksi dan Keselamatan Radiasi meliputi uraian mengenai:
a. penyelenggara Keselamatan Radiasi;
b. pekerja pada instalasi/fasilitas dan kegiatan lainnya;
c. laporan kajian keselamatan
d. penetapan pembatas dosis;
e. fasilitas dan Sumber Radiasi Pengion yang digunakan;
f. penetapan pembagian daerah kerja;
g. perlengkapan proteksi radiasi dan program kalibrasi alat ukur;
h. pemantauan paparan radiasi dan/atau kontaminasi radioaktif di daerah kerja;

29
Program Proteksi dan Keselamatan Radiasi

2. Program Proteksi dan Keselamatan Radiasi meliputi uraian mengenai:


i. Pemantauan paparan public
j. pemantauan kesehatan Pekerja Radiasi;
k. pemantauan dosis Pekerja Radiasi;
l. program pendidikan dan pelatihan;
m. program jaminan mutu Keselamatan Radiasi;
n. program Kedaruratan Nuklir/program Kesiapsiagaan;
o. prosedur terkait; dan/atau
p. sistem perekaman dan pelaporan

30
Penyelenggara Keselamatan Radiasi

1. Pemegang Izin wajib membentuk penyelenggara Keselamatan Radiasi yg


bertanggung jawab unt melaksanakan Program Proteksi dan Keselamatan
Radiasi.
2. Penyelenggara Keselamatan Radiasi dapat menjadi bagian dari struktur
manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
3. Lingkup tugas, kedudukan, dan susunan penyelenggara Keselamatan Radiasi
disesuaikan dg jenis Pemanfaatan Tenaga Nuklir.

31
Rekaman Penerapan Program Proteksi dan
Keselamatan Radiasi
Pemegang Izin wajib membuat, memelihara, dan menyimpan rekaman
pelaksanaan Program Proteksi dan Keselamatan Radiasi, yang meliputi:
a. hasil penerapan Proteksi Radiasi pada Paparan Kerja;
b. hasil penerapan Proteksi Radiasi pada Paparan Medik; dan/atau
c. hasil penerapan Proteksi Radiasi pada Paparan Publik.

32
Rekaman Penerapan Program Proteksi dan
Keselamatan Radiasi
1. Pemegang Izin wajib membuat, memelihara, dan menyimpan rekaman
pelaksanaan
2. Rekaman hasil penerapan Proteksi Radiasi pada Paparan Kerja paling kurang
meliputi:
a. pembagian tanggung jawab terkait pelaksanaan Keselamatan Radiasi;
b. pelatihan yang diikuti oleh Pekerja Radiasi di instalasi/fasilitas dan kegiatan
lainnya;
c. hasil pengujian dan kalibrasi peralatan;
d. hasil perawatan perlengkapan Proteksi Radiasi;
e. hasil pemantauan dosis Pekerja Radiasi;
f. hasil pemantauan kesehatan Pekerja Radiasi; dan
g. hasil pemantauan tingkat radiasi dan/atau kontaminasi di daerah kerja
33
Sanksi Administratif

1. Kepala Badan menjatuhkan sanksi administratif kepada Pemegang Izin yang


melanggar ketentuan persyaratan Keselamatan Radiasi.
2. Sanksi administratif berupa:
a. peringatan tertulis;
b. pembekuan izin; atau
c. pencabutan izin

34
Keamanan Zat Radioaktif

1. Keamanan Zat Radioaktif meliputi:


a. kategorisasi Zat Radioaktif;
b. tingkat Keamanan Zat Radioaktif;
c. program Keamanan Zat Radioaktif; dan
d. tindakan Keamanan Zat Radioaktif
2. Kategorisasi Zat Radioaktif meliputi Zat Radioaktif:
a. kategori 1;
b. kategori 2;
c. kategori 3;
d. kategori 4; dan
e. Kategori 5
35
Keamanan Zat Radioaktif

1. Tingkat Keamanan Zat Radioaktif meliputi:


a. Tingkat keamanan A;
b. tingkat Keamanan B; dan
c. Tingkat Keamanan C.

36
Program Keamanan Zat Radioaktif

Program Keamanan Zat Radioaktif meliputi uraian mengenai informasi:


a.Zat Radioaktif dan lingkungan sekitar;
b.kondisi keamanan khusus yang perlu diperhatikan;
c.sistem keamanan yang digunakan dan tujuan penggunaannya;
d.prosedur keamanan;
e.aspek administrasi; dan
f.tindakan respon termasuk kerjasama dg instansi terkait di lokasi dan tindakan
penemuan kembali Zat Radioaktif

37
Rekaman Pelaksanaan Program Keamanan
Zat Radioaktif
Rekaman pelaksanaan program Keamanan Zat Radioaktif terdiri atas:
a. pembagian tanggung jawab terkait pelaksanaan Keamanan Zat Radioaktif;
b. pelatihan yang diikuti oleh petugas keamanan Zat Radioaktif di
instalasi/fasilitas dan kegiatan lainnya;
c. inventarisasi data Sumber Radiasi Pengion dan lokasi setiap Sumber
Radiasi Pengion;
d. hasil pemeliharaan fasilitas dan/atau peralatan Keamanan Zat Radioaktif;
e. pelaksanaan prosedur operasional Keamanan Zat Radioaktif; dan
f. insiden dan tindakan penanggulangan Kejadian Keamanan Zat Radioaktif
yang dilakukan.

38
RENCANA REVISI
PERKA BAPETEN NO. 3 TAHUN 2013
TENTANG KESELAMATAN RADIASI
DALAM PEMANFAATAN RADIOTERAPI
Stakeholder yang akan terkena dampak dari revisi Perka

Rumah Sakit pengguna Asosiasi Profesi: PORI,


Radioterapi (PI) AFISMI, PARI dll

Laboratorium Dosimetri
Kemenkes
Eksterna

Laboratorium Kalibrasi

Pertukaran data, dokumen atau sistem IT

B@LIS Perizinan B@LIS Inspeksi B@LIS Pendora


ALASAN REVISI PERKA (1/5)

Mengakomodir Teknologi baru

Update Referensi international

Pengaturan Ketentuan Linac 10 mV ke atas

Pengaturan Personil
ALASAN REVISI PERKA (2/5)
Teknologi baru

Belum diputuskan
masuk pengaturan
Kedokteran Nuklir or
Radioterapi

BNCT

Proton Beam Radioteraphy

LINAC ≥ 10 MV IORT
ALASAN REVISI PERKA (3/5)
Referensi international

SSG 46 (2018)
ALASAN REVISI PERKA (4/5)

Ketentuan Linac ≥ 10 MV

Shielding neutron Saat ini izin utk operasi di


belum di atur batasi di 6 MV

TLD dan survey meter


neutron perlu
Pada 8 MV sudah ada
dipersyaratkan or
produksi neutron
tidak?
ALASAN REVISI PERKA (5/5)

Personil

Pada peraturan BAPETEN tentang SIB petugas tertentu

Tidak ada grading PPR


(D3, S1 atau S2)

Di Peraturan saat ini PPR minimal D3


DRAFT REVISI PERKA (1/5)
Jenis pesawat radioterapi
(yang rencananya diatur dalam raperba ini)
dan
Terapi Eksternal Brakhiterapi

Teleterapi Co-60
Proton (Ion) beam therapy

• Brakhiterapi Manual implan permanen


• Brakhiterapi Remote Afterloading
Gamma Knife

Intraoperative radiation therapy (IORT)

Dalam hal terdapat teknologi baru


dalam radioterapi, akan dilakukan
justifikasi oleh Kepala Badan
BNCT (image: accelerator based) Linac
DRAFT REVISI PERKA (2/5)

a. penanggung jawab Keselamatan Radiasi;


b. Budaya Keselamatan;
c. pemantauan kesehatan;
1. Persyaratan manajemen d. personel;
e. pendidikan&pelatihan proteksi &
keselamatan radiasi; dan
f. rekaman dan laporan.

a. prinsip Proteksi Radiasi;


2. Persyaratan proteksi radiasi b. Proteksi Radiasi terhadap Paparan Kerja;&
c. Proteksi Radiasi terhadap Paparan Medik.
Persyaratan
keselamatan
radiasi
a. bangunan fasilitas radioterapi;
3. Persyaratan teknik b. peralatan radioterapi dan penunjang;
c. pengangkutan; dan
d. pengelolaan limbah

4. Verifikasi keselamatan
DRAFT REVISI PERKA (3/5)
PERSONEL

Tenaga medis dalam radioterapi Tenaga kesehatan PPR

Fisikawan Medis
Diatur dengan
Dokter Spesialis Onkologi Radiasi Radioterapis
atau Dokter Spesialis Radiologi peraturan Badan
Konsultan Onkologi Radiasi Teknisi Elektromedis tersendiri

Perawat

Dokter Spesialis Kedokteran Nuklir Teknisi ruang cetak (mould


room technician)

dr. Sp. KN harus tersedia di fasilitas BNCT

Ketentuan mengenai tenaga medis dalam Radioterapi dan tenaga kesehatan


dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan.
DRAFT REVISI PERKA (4/5)
PEMANTAUAN DOSIS PERORANGAN

DOSIMETER AKTIF DOSIMETER PASIF

Pekerja Radiasi bekerja pada fasilitas


paling kurang 2 buah untuk pesawat linac 10 MV atau lebih,
setiap peralatan Radioterapi fasilitas PBT, fasilitas BNCT harus
menggunakan dosimeter pasif yang
mencakup pengukuran dosis radiasi
neutron.

Pekerja Radiasi pada pesawat brakhiterapi


dan BNCT, harus menggunakan dosimeter
Ketentuan ini pasif untuk pengukuran dosis jari tangan
dilaksanakan berdasarkan (dosimeter jari).
hasil analisis keselamatan
radiasi.
DRAFT REVISI PERKA (5/5)
Persyaratan Teknik

bangunan fasilitas peralatan radioterapi pengangkutan dan


radioterapi dan penunjang pengelolaan limbah

Labirin harus di desain untuk Peralatan radioterapi Diatur dengan


memastikan radiasi di depan (menggunakan accelerator peraturan tersendiri
pintu tidak melebihi nilai batas atau zat radioaktif) harus
dosis radiasi untuk masyarakat memiliki sertifikat sesuai
umum SNI atau standar lain yang
tertelusur.

Dalam hal ruangan peralatan Peralatan penunjang


radioterapi terdeteksi neutron radioterapi harus dilakukan
dengan jumlah yang signifikan, kendali mutu secara
perisai radiasi dinding ruangan internal dibawah supervisi
peralatan radioterapi harus fisikawan medis
dilapisi dengan perisai radiasi
berupa bahan penyerap netron.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai