Anda di halaman 1dari 8

Jossie Margaretha Natalia

25000118120097
KL-6

Tugas PPKL
“Peraturan Perundangan terkait Pengendalian Radiasi”

Undang - Undang
 Undang-Undang No. 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran
Membahas mengenai :
 Kelembagaan yang bertugas melaksanakan pemanfaatan tenaga nuklir.
 Penelitian dan pengembangan mengenai tenaga nuklir.
 Pengusahaan mengenai tenaga nuklir
 Pengawasan pengusaha tenaga nuklir
 Pengelolaan limbah radioaktif
 Pertanggungjawaban kerugian nuklir
 Ketentuan pidana
Peraturan Pemerintah
 Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2015 tentang Keselamatan Radiasi dan
Keamanan Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif
Membahas mengenai :
 Setiap kegaitan yang berkaitan dengan pemanfaatan tenaga nuklir wajib
memperhatikan keselamatan, keamanan, dan ketetenraman, kesehatan
pekerja dan anggota masyarakat, serta perlindungan terdahap lingkungan
hidup.
 Dalam pasal 5 menyebutkan bahwa Teknis Keselamatan Radiasi dalam
Pengangkutan Zat Radioaktif meliputi:
a. Zat radioaktif dalam pengangkutan;
b. Pengaturan Bungkusan;
c. Program proteksi dan Keselamatan Radiasi Dalam Pengangkutan Zat
Radioaktif; dan
d. Penempatan Bungkusan selama Pengangkutan Zat Radioaktif dan
penyimpanan Bungkusan selama transit.
 PP No. 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan
Sumber Radioaktif
Membahas mengenai :
Jossie Margaretha Natalia
25000118120097
KL-6

 Peraturan Pemerintah ini mengatur Keselamatan Radiasi terhadap pekerja,


masyarakat, dan lingkungan hidup, Keamanan Sumber Radioaktif, dan
inspeksi dalam Pemanfaatan Tenaga Nuklir
 Dalam pasal 4 ayat (1) menyebutkan Setiap orang atau badan yang akan
memanfaatkan Tenaga Nuklir wajib memiliki izin Pemanfatan Tenaga Nuklir
dan memenuhi persyaratan Keselamatan Radiasi.
 Dalam pasal 4 ayat (2) menyebutkan Perizinan Pemanfaatan Tenaga Nuklir
sebagaimana dimaksud pada ayat (U diatur dalam Peraturan Pemerintah
tersendiri.
 Dalam pasal 4 ayat (3) menyebutkan Persyaratan Keselamatan Radiasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. persyaratan manajemen;
b. persyaratan Proteksi Radiasi;
c. persyaratan teknik; dan
d. verilikasi keselamatan.
 Dalam pasal 4 ayat (4) menyebutkan Pemenuhan terhadap persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus didokumentasikan di dalam
Program Jaminan Mutu.
 Dalam pasal 4 ayat (5) menyebutkan Ketentuan lebih lanjut mengenai
penyusunan Program Jaminan Mutu untuk Pemanfaatan Tenaga Nuklir diatur
dengan Peraturan Kepala BAPETEN.
 PP No. 54 Tahun 2012 tentang Keselamatan dan Keamanan Instalasi Nuklir
Membahas mengenai :
 Setiap pemanfaatan tenaga nuklir wajib memiliki izin, kecuali dalam hal-hal
tertentu yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
 Dalam pasal 3 menyebutkan Keselamatan dan keamanan instalasi nuklir
meliputi:
a. teknis keselamatan instalasi nuklir;
b. teknis keamanan instalasi nuklir;
c. manajemen keselamatan dan keamanan instalasi nuklir; dan
d. kesiapsiagaan dan penanggulangan kedaruratan nuklir.
 Dalam pasal 4 menyebutkan Teknis keselamatan instalasi nuklir sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 huruf a meliputi:
Jossie Margaretha Natalia
25000118120097
KL-6

a. pemantauan tapak;
b. desain dan konstruksi;
c. komisioning;
d. operasi;
e. modifikasi;
f. dekomisioning; dan
g. verifikasi dan penilaian keselamatan.
 Dalam pasal 78 ayat (2) huruf d menyebutkan Penanggulangan kedaruratan
nuklir meliputi kegiatan penggunaan alat proteksi radiasi, pemantauan dosis
radiasi yang diterima dan pengendalian kontaminasi zat radioaktif agar selalu
sesuai dengan nilai batas yang dapat diterima, tindakan bagi petugas
penanggulangan yang terkena paparan berlebih, dan pemberian instruksi
untuk tidak mengonsumsi makanan yang dicurigai telah terkontaminasi zat
radioaktif
 Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2008 tentang Perizinan Pemanfaatan Radiasi
Pengion dan Bahan Nuklir
Membahas mengenai :
 Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion kelompok A sebagaimana dimaksud
a. ekspor zat radioaktif;
b. impor dan pengalihan zat radioaktif dan/atau pembangkit radiasi pengion
untuk keperluan medik;
c. impor zat radioaktif untuk keperluan selain medik;
d. pengalihan zat radioaktif dan/atau pembangkit radiasi pengion untuk
keperluan medik;
e. pengalihan zat radioaktif dan/atau pembangkit radiasi pengion untuk
keperluan selain medik;
f. produksi pembangkit radiasi pengion;
g. produksi barang konsumen yang mengandung zat radioaktif;
h. penggunaan dan/atau penelitian dan pengembangan dalam: (1. radiologi
diagnostik dan intervensional; 2. iradiator kategori I dengan zat
radioaktif terbungkus; 3. iradiator kategori I dengan pembangkit radiasi
pengion; 4. gauging industri dengan zat radioaktif aktivitas tinggi; 5.
radiografi industri fasilitas terbuka; 6. well logging; 7. perunut; 8.
Jossie Margaretha Natalia
25000118120097
KL-6

fotofluorografi dengan zat radioaktif aktivitas sedang atau pembangkit


radiasi pengion dengan energi sedang; 9. radioterapi; 10. fasilitas
kalibrasi; 11. radiografi industri fasilitas tertutup; 12. fotofluorografi
dengan zat radioaktif aktivitas tinggi atau pembangkit radiasi pengion
dengan energi tinggi; 13. iradiator kategori II dan III dengan zat
radioaktif terbungkus; 14. iradiator kategori II dengan pembangkit
radiasi pengion; 15. iradiator kategori IV dengan zat radioaktif
terbungkus; 16. kedokteran nuklir diagnostik in vivo; dan 17. kedokteran
nuklir terapi.)
i. produksi radioisotop; dan
j. pengelolaan limbah radioaktif.
 Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion kelompok B sebagaimana dimaksud
a. impor, ekspor, dan/atau pengalihan peralatan yang mengandung zat
radioaktif untuk barang konsumen;
b. penyimpanan zat radioaktif; dan
c. penggunaan dan/atau penelitian dan pengembangan dalam:
1. kedokteran nuklir diagnostik in vitro;
2. fluoroskopi bagasi; dan
3. gauging industri dengan zat radioaktif aktivitas rendah atau
pembangkit radiasi pengion dengan energi rendah.
 Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion kelompok C sebagaimana dimaksud
a. ekspor pembangkit radiasi pengion;
b. impor pembangkit radiasi pengion untuk keperluan medik;
c. impor pembangkit radiasi pengion untuk keperluan selain medik; dan
d. penggunaan dan/atau penelitian dan pengembangan:
1. zat radioaktif terbuka atau terbungkus untuk tujuan pendidikan,
penelitian dan pengembangan;
2. check-sources;
3. zat radioaktif untuk kalibrasi;
4. zat radioaktif untuk standardisasi;
5. detektor bahan peledak.
Peraturan Presiden
Jossie Margaretha Natalia
25000118120097
KL-6

 Peraturan Presiden No 60 Tahun 2019 Tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional


Keselamatan Nuklir Dan Radiasi
Membahas mengenai :
 Dalam pasal 3 ayat (1) menyebutkan Kebijakan nasionai 'keselamatan
nuklir dan radiasi meliputi:
a. pengembangan infrastruktur dalam rangka peningkatan keselamatan
nuklir dan radiasi; dan
b. peningkatan koordinasi antarsektor, yang terkait dengan keselamatan
nuklir dan radiasi.
 Dalam pasal 3 ayat (3) menyebutkan strategi nasional keselamatan nuklir
dan radiasi dalam rangka pengembangan infrastruktur sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:
a. peningkatan ketersediaan dan optimalisasi sarana dan prasarana untuk
peningkatan keselamatan nuklir dan radiasi; dan

b. pengembangan sistem inforrnasi yang mendukung peningkatan


keselamatan nuklir dan radiasi.
Keputusan Presiden

 Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 76 Tahun 1998 tentang Badan


Pengawas Tenaga Nuklir
Membahas mengenai :
 Dalam pasal 1 ayat (1) menyebutkan Badan Pengawas Tenaga Nuklir
yang selanjutnya dalam Keputusan Presiden ini disebut BAPETEN,
adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang berada di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
 Dalam pasal 12 ayat (1) menyebutkan Semua unsur di lingkungan
BAPETEN dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip
koodinasi integrasi, dan sinkronisasi baik di lingkungan BAPETEN
sendiri maupun dalam hubungan dengan instalasi lainnya untuk kesatuan
gerak sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Jossie Margaretha Natalia
25000118120097
KL-6

Peraturan Badan Pengawas Tenaga Nuklir


 Peraturan Badan Pengawas Tenaga Nuklir No 4 Tahun 2020 Tentang
Keselamatan Radiasi pada Penggunaan Pesawat Sinar-X dalam Radiologi
Diagnostik dan Intervensional
Membahas mengenai :
 Dalam pasal 20 menyebutkan Prinsip Proteksi Radiasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 19 huruf a meliputi:
a. justifikasi;
b. limitasi dosis; dan
c. penerapan optimisasi proteksi dan Keselamatan Radiasi.
 Dalam pasal 26 menyebutkan Untuk memastikan Nilai Batas Dosis bagi
pekerja dan masyarakat tidak terlampaui, Pemegang Izin wajib melakukan
Proteksi Radiasi terhadap Paparan Kerja sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 19 huruf b, yang meliputi:
a. pembagian daerah kerja;
b. penyusunan prosedur keselamatan pengoperasian pesawat sinar-X;
c. penetapan dan peninjauan ulang Pembatas Dosis;
d. pemantauan paparan radiasi di daerah kerja;
e. pemantauan dosis perorangan; dan
f. pertimbangan khusus Pekerja Radiasi wanita hamil atau diperkirakan
hamil.
 Dalam pasal 34 ayat (1) menyebutkan Dalam pelaksanaan prosedur
Radiologi Intervensional, Pemegang Izin wajib menyediakan:
a. dosimeter aktif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) huruf a
untuk personel selain Pekerja Radiasi.
b. dosimeter pasif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) huruf
b untuk setiap Pekerja Radiasi, yang meliputi:
1. dosimeter pasif untuk seluruh tubuh; dan
2. dosimeter pasif untuk lensa mata.
 Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir No. 6 Tahun 2020 tentang
Keselamatan Radiasi dalam Produksi Radioisotop untuk Radiofarmaka.
Membahas mengenai :
Jossie Margaretha Natalia
25000118120097
KL-6

 Dalam pasal 3 ayat (1) menyebutkan Produksi Radioisotop untuk


Radiofarmaka sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dihasilkan
dari: a. reaktor; dan b. Akselerator.
 Dalam pasal 3 ayat (2) menyebutkan Produksi Radioisotop yang
dihasilkan dari reaktor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
meliputi:
a. produksi Radioisotop dengan menggunakan bahan nonfisi; dan
b. produksi Radioisotop dengan menggunakan bahan fisi.
 Dalam pasal 8 menyebutkan Penanggung jawab Keselamatan Radiasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a wajib mewujudkan Budaya
Keselamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b pada setiap
pelaksanaan produksi Radioisotop untuk Radiofarmaka dengan cara:
a. mendorong komitmen individu dan kolektif terhadap Keselamatan
Radiasi pada semua tingkat organisasi;
b. memberikan pemahaman umum mengenai aspek dasar Budaya
Keselamatan dalam organisasi;
c. menyediakan sarana yang mendukung individu atau kelompok dalam
melaksanakan tugas dengan mempertimbangkan interaksi antara
individu, teknologi, dan organisasi;
d. membangun partisipasi personel yang relevan dalam pengembangan
dan pelaksanaan kebijakan, peraturan, dan prosedur terkait
Keselamatan Radiasi;
e. menetapkan akuntabilitas organisasi dan individu untuk Keselamatan
Radiasi;
f. membangun komunikasi terbuka mengenai Keselamatan Radiasi
dalam organisasi dan dengan pihak terkait;
g. mendorong sikap bertanya dan belajar, menjauhkan dari rasa puas,
terkait Keselamatan Radiasi; dan
h. menyediakan sarana bagi organisasi untuk terus berusaha berkembang
dan memperkuat Budaya Keselamatan.
 Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir No 3 Tahun 2020 Tentang
Keselamatan Radiasi dalam Penggunaan Iradiator untuk Iradiasi
Jossie Margaretha Natalia
25000118120097
KL-6

 Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir No. 16 Tahun 2014 tentang
Surat Izin Bekerja Petugas Tertentu Yang Bekerja di Instalasi Yang
Memanfaatkan Sumber Radiasi Pengion
 Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir No. 1 Tahun 2017 tentang
Pelaksanaan Inspeksi Dalam Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir

Anda mungkin juga menyukai