Anda di halaman 1dari 139

Joni Kadir

Joni S. Kadir
• Fisika Instrumentasi UNHAS
• Medical Physics UI
• Inspektur Industri dan Kesehatan BAPETEN
• Fungsional Pengawas Radiasi – Jaminan Mutu
• Perumahan TBD C9 No. 32 Gunung Sindur – Parung,
Bogor 16340
• jonikadir@gmail.com
HASIL BELAJAR
• Setelah mengikuti pembelajaran ini, Peserta dapat memahami:
• Peraturan Perundang-undangan Ketenaganukliran Bidang
Medis.
• Ketentuan Perizinan yang berlaku untuk bidang Medis
• Peraturan terkait Keselamatan Radiasi dalam Penggunaan
Pesawat Sinar-X Radiologi Diagnostik dan Intervensional
• Peraturan terkait Surat Izin Bekerja Petugas Tertentu Yang
Bekerja Di Instalasi Yang Memanfaatkan Sumber Radiasi
Pengion
HASIL BELAJAR
• Peserta dapat :
• Menjelaskan Peraturan Perundang-undangan
Ketenaganukliran Bidang Medis.
• Menguraikan Ketentuan Perizinan yang berlaku untuk bidang
Medis
• Menerangkan Peraturan terkait Keselamatan Radiasi dalam
Penggunaan Pesawat Sinar-X Radiologi Diagnostik dan
Intervensional
• Menjelaskan Peraturan terkait Surat Izin Bekerja Petugas
Tertentu Yang Bekerja Di Instalasi Yang Memanfaatkan Sumber
Radiasi Pengion
UU
Undang-Undang No 10 Tahun 1997
Tentang Ketenaganukliran
Peraturan Pemerintah

PP
PP No. 33 Tahun 2007 Keselamatan RP dan KSR
PP No. 5 Tahun 2021 Pelayanan Perizinan Berusaha berbasis resiko
PP No. 61 Tahun 2013 Pengelolaan Limbah Radioaktif
PP No. 29 Tahun 2008 Perizinan pemanfaatan SRP
PP No. 56 Tahun 2014 Tarif PNBP BAPETEN

Peraturan Presiden
Peraturan Kepala (Perka) BAPETEN
Perka No.4 Thn 2013 Proteksi dan Keselamatan Radiasi Pemanfaatan Tenaga Nuklir

Perka BAPETEN
Perka No 4 Thn 2020 Keselamatan Radiasi Penggunaan pada Pesawat Sinar-x dalam Radiologi Diagnostik Dan Intervensional
Perban No 2 Thn 2018 Uji Kesesuaian Pesawat Sinar-x Radiologi Diagnostik Dan Intervensional
Perka No 16 Thn 2014 SIB Petugas Tertentu yg Bekerja Di Instalasi yg Memanfaatkan Sumber Radiasi Pengion
Perka No 6 Thn 2010 Pemantauan Kesehatan Pekerja Radiasi
Perka No. 17 Th 2012 Keselamatan Radiasidalam Kedokteran Nuklir
Perka No. 3 Th 2013 Keselamatan Radiasi Penggunaan Radioterapi

Pedoman/Juklak
Undang-Undang No. 10 tahun 1997 ttg
Ketenaganukliran (10 bab dan 48 pasal):

BAB I KETENTUAN UMUM;


BAB II KELEMBAGAAN
BAB III PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
BAB IV PENGUSAHAAN
BAB V PENGAWASAN
BAB VI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF
BAB VII PERTANGGUNGJAWABAN KERUGIAN NUKLIR
BAB VIII KETENTUAN PIDANA
BAB IX KETENTUAN PERALIHAN
BAB X KETENTUAN PENUTUP
Penjelasan
PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

Presiden RI
KEPRES 76/ 1998 KEPRES 197/ 1998

• Peraturan • Melaksanakan pemanfaatan


• Perizinan • Penelitian dan Pengembangan
• Inspeksi • Pengelolaan limbah radioaktif
• Pengkajian • Produksi bahan bakar nuklir
• Pembinaan (bimbingan dan penyuluhan) - dan radioisotop non-komersil
Psl. 21
BADAN PELAKSANA (BATAN)

BADAN Pembangunan reaktor


BADAN Pembangunan, Pengoperasian,
nuklir komersial yg
PELAKSANA dapat & Dekomisioning reaktor nuklir
PELAKSANA komersial dilaksanakan: berupa PLTN, ditetapkan
bekerja sama dg: oleh:
• Penyelidikan umum, eksplorasi, • BUMN, koperasi, badan
dan eksploitasi bahan galian • BUMN, koperasi, • Pemerintah setelah
swasta, dan/atau badan berkonsultasi dg
nuklir (Ps.9).
lain.(Ps.9).
dan/atau badan
• Produksi dan/atau pengadaan
bahan baku utk pembuatan bahan swasta.(Ps. 13,). DPR Republik
• BUMN, koperasi, Indonesia.(Ps.13,).
bakar nuklir (Ps.10).
• Produksi bahan bakar nuklir dan/atau badan swasta
nonkomersial (Ps.11). (Ps.10,11, dan 12,).
• Produksi radioisotop nonkomersial • Instansi pemerintah
(Ps.12).
• Pembangunan, pengoperasian,
lainnya dan perguruan
dan dekomisioning reaktor nuklir tinggi. (Ps.13,).
nonkomersial (Ps.13).
PENGAWASAN (BAPETEN)

Pasal 15 Pengawasan ditujukan


Pasal 14
untuk:

• terjaminnya kesejahteraan, keamanan, dan ketenteraman


• Pengawasan thd pemanfaatan tenaga masyarakat;
nuklir dilaksanakan oleh. Badan • menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja dan anggota
Pengawas melalui peraturan, perizinan, masyarakat serta perlindungan terhadap lingkungan hidup;
• memelihara tertib hukum dlm pelaksanaan pemanfaatan
dan inspeksi. tenaga nuklir;
• meningkatkan kesadaran hukum pengguna tenaga nuklir
utk menimbulkan budaya keselamatan di bidang nuklir;
• mencegah terjadinya perubahan tujuan pemanfaatan bahan
nuklir; dan
• menjamin terpeliharanya dan ditingkatkannya disiplin
petugas dalam pelaksanaan pemanfaatan tenaga nuklir.
SANKSI PIDANA

TIDAK MEMILIKI TIDAK


2 TH PENJARA
SURAT IZIN MEMILIKI DENDA
DAN/ATAU PEMANFAATAN
PEMANFAATAN BEKERJA IZIN
TENAGA 100 JUTA
TENAGA NUKLIR 50 JUTA PEMANFAATAN
(SIB BAPETEN) NUKLIR
(BAPETEN) (1 TAHUN)
PASAL 42 (6 BULAN)
PASAL 43
PP NO. 33 TAHUN 2007 KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN
KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF (9 BAB DAN 88 PASAL)

BAB I KETENTUAN UMUM;


BAB II RUANG LINGKUP DAN TUJUAN
BAB III KESELAMATAN RADIASI DALAM PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

BAB IV INTERVENSI
BAB V KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF
BAB VI INSPEKSI
BAB VII SANKSI ADMINISTRATIF
BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN
BAB IX KETENTUAN PENUTUP
PP No. 33 tahun 2007 Keselamatan Radiasi Pengion dan
Keamanan Sumber Radioaktif (9 bab dan 88 pasal)

BAB I KETENTUAN UMUM;

BAB II RUANG LINGKUP DAN TUJUAN

BAB III KESELAMATAN RADIASI DALAM PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

BAB IV INTERVENSI

BAB V KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

BAB VI INSPEKSI

BAB VII SANKSI ADMINISTRATIF

BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN

BAB IX KETENTUAN PENUTUP


KETENTUAN UMUM
KESELAMATAN RADIASI
• tindakan yg dilakukan utk melindungi pekerja, anggota masyarakat,
dan lingkungan hidup dari bahaya radiasi.

KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF


• tindakan yg dilakukan utk mencegah akses tidak sah atau perusakan,
dan kehilangan, pencurian, dan/atau pemindahan tidak sah Sumber
Radioaktif.

PROTEKSI RADIASI
• tindakan yg dilakukan utk mengurangi pengaruh radiasi yang merusak
akibat paparan radiasi.
KESELAMATAN RADIASI PEMANFAATAN
TENAGA NUKLIR (Ps.4)

Setiap orang atau badan yg akan memanfaatkan Tenaga Nuklir wajib memiliki izin
Pemanfaatan Tenaga Nuklir dan memenuhi persyaratan Keselamatan Radiasi.

Persyaratan Keselamatan Radiasi meliputi:

• persyaratan manajemen;
• persyaratan Proteksi Radiasi;
• persyaratan teknik; dan
• verifikasi keselamatan.
Pemenuhan thd persyaratan harus didokumentasikan di dalam Program Jaminan
Mutu.
RUANG LINGKUP DAN TUJUAN

RUANG LINGKUP (Ps. 2)


• Keselamatan Radiasi thd pekerja, masyarakat, dan lingkungan hidup,
Keamanan Sumber Radioaktif, dan inspeksi dalam Pemanfaatan Tenaga
Nuklir.
• Pemanfaatan Tenaga Nuklir dan Intervensi.
• tidak meliputi keamanan bahan nuklir.

TUJUAN (Ps. 3)
• menjamin keselamatan pekerja dan anggota masyarakat, perlindungan thd
lingkungan hidup, dan Keamanan Sumber Radioaktif.
PERSYARATAN MANAJEMEN (Ps. 5)

Penanggung
Jawab
Keselamatan
Radiasi

Reka Budaya
Keselam
man. atan

PERSYARATAN
MANAJEMEN

Pendidi Pemantau
kan dan an
Latihan Kesehatan

Pers
onil
PENANGGUNG JAWAB KESELAMATAN RADIASI (Ps. 6)

PENANGGUNG JAWAB
KESELAMATAN RADIASI

Pemegang Izin; dan

Pihak Lain yg terkait dg Pelaksanaan


Pemanfaatan Tenaga Nuklir.
PEMEGANG IZIN

Pemegang Izin bertanggung jawab untuk:

• mewujudkan tujuan Keselamatan Radiasi;


• menyusun, mengembangkan, melaksanakan, dan mendokumentasikan
program Proteksi dan Keselamatan Radiasi, yg dibuat berdasarkan sifat dan
resiko utk setiap pelaksanaan Pemanfaatan Tenaga Nuklir;
• membentuk dan menetapkan pengelola Keselamatan Radiasi di dalam fasilitas
atau instalasi sesuai dg tugas dan tanggung jawabnya;
• menentukan tindakan dan sumber daya yg diperlukan utk mencapai tujuan,
dan memastikan bahwa sumber daya tsb memadai dan tindakan yg diambil
dapat dilaksanakan dg benar;
PEMEGANG IZIN

Pemegang Izin bertanggung jawab untuk:

• meninjau ulang setiap tindakan dan sumber daya scr berkala dan
berkesinambungan utk memastikan tujuan dapat dicapai;
• mengidentifikasi setiap kegagalan dan kelemahan dalam tindakan dan sumber
daya yg diperlukan utk mewujudkan Keselamatan Radiasi, serta mengambil
langkah perbaikan dan pencegahan thd terulangnya keadaan tsb;
• membuat prosedur utk memudahkan konsultasi dan kerja sama antar semua
pihak yg terkait dg Keselamatan Radiasi; dan
• membuat dan memelihara Rekaman yg terkait dg Keselamatan Radiasi.
PENANGGUNG JAWAB KES RAD

Tanggung jawab pihak lain didasarkan pada tugas dan peran masing-masing
dalam Keselamatan Radiasi.

Pemegang Izin, dalam melaksanakan tanggung jawabnya dpt mendelegasikan


kepada atau menunjuk personil yg bertugas di fasilitas atau instalasinya utk
melakukan tindakan yg diperlukan dalam mewujudkan Keselamatan Radiasi.

Pendelagasian atau penunjukan tidak membebaskan Pemegang Izin dari


pertanggungjawaban hukum jika terjadi situasi yg dapat membahayakan
keselamatan pekerja, anggota masyarakat, dan lingkungan hidup.
BUDAYA KESELAMATAN (Ps. 7)

Penanggung jawab Keselamatan Radasi wajib mewujudkan Budaya Keselamatan


pada setiap Pemanfaatan Tenaga Nuklir dengan cara:

• membuat standar operasi prosedur dan kebijakan yg mengidentifikasi setiap


kegagalan dan kelemahan dalam tindakan dan sumber daya yg diperlukan utk
mewujudkan Keselamatan Radiasi, serta mengambil langkah perbaikan dan
pencegahan thd terulangnya keadaan tsb;
• membuat prosedur utk memudahkan konsultasi dan kerja sama antar semua
pihak yg terkait dg Keselamatan Radiasi; dan
• membuat dan memelihara Rekaman yg terkait dg Keselamatan Radiasi.
BUDAYA KESELAMATAN (Ps. 7)

Penanggung jawab Keselamatan Radasi wajib mewujudkan Budaya


Keselamatan pada setiap Pemanfaatan Tenaga Nuklir dgn cara (Ps. 7):
• menetapkan kewenangan yg jelas masing-masing personil dalam
setiap pelaksanaan Proteksi dan Keselamatan Radiasi;
• membangun jejaring komunikasi yg baik pada seluruh tingkatan
organisasi, utk menghasilkan arus informasi yg tepat mengenai
Proteksi dan Keselamatan Radiasi; dan
• menetapkan kualifikasi dan pelatihan yg memadai utk setiap
personil.
PEMANTAUAN KESEHATAN (Ps. 8)

Pemegang Izin wajib menyelenggarakan pemantauan kesehatan utk seluruh Pekerja


Radiasi.

Pemegang Izin, dalam menyelenggarakan pemantauan kesehatan, harus:

• melaksanakannya berdasarkan ketentuan umum kesehatan kerja;


• merancang penilaian thd kesesuaian penempatan pekerja dalam melaksanakan
pekerjaan yg ditugaskan padanya; dan
• menggunakan hasil pemantauan sebagai landasan informasi pd:
• kasus munculnya penyakit akibat kerja setelah terjadinya Paparan Radiasi berlebih;
• saat memberikan konseling tertentu bagi pekerja mengenai bahaya Radiasi yg
mungkin didapat; dan
• penatalaksanaan kesehatan pekerja yg terkena Paparan Radiasi berlebih.
PEMANTAUAN KESEHATAN

Pemeriksaan
Kesehatan

PEMANTAUAN
KESEHATAN

Penatalaksanaa
n Kesehatan Kons
Paparan Radiasi
Berlebih.
eling
PEMANTAUAN KESEHATAN

PEMEGANG IZIN HARUS

menyimpan dan memelihara

Hasil pemantauan kesehatan PR

Jangka Waktu 30 (tiga puluh) tahun


terhitung sejak tgl pemberhentian ybs.
PEMERIKSAAN KESEHATAN (Ps. 9)

PEMERIKSAAN KESEHATAN
PEKERJA

Sebelum Kerja

Selama Bekerja

akan memutuskan hubungan kerja.


PEMERIKSAAN KESEHATAN
PEMERIKSAAN KESEHATAN
PEKERJA
dilakukan dokter yg memiliki
kompetensi disetujui instansi berwenang
(Ps. 10)
wajib dilakukan scr berkala plg sedikit
sekali dalam 1 (satu) tahun (Ps. 11)
disesuaikan dg jenis pekerjaan yg
dilakukan
Jika dianggap perlu, pemeriksaan
khusus dapat dilakukan thd pekerja
tertentu.
PEMANTAUAN KESEHATAN

Pemegang Izin wajib menyediakan konseling utk memberikan konsultasi dan


informasi yg lengkap mengenai bahaya radiasi kepada pekerja (Ps. 12).

Pemegang Izin wajib melakukan penatalaksanaan pekerja yg mendapatkan


Paparan Radiasi berlebih, melalui pemeriksaan kesehatan dan tindak lanjuti,
konseling, dan kajian thd Dosis yg diterima (Ps. 13).

Pemegang Izin bertanggung jawab menanggung biaya pemantauan


kesehatan (Ps. 14).
PERSONIL (Ps. 16)

Personil Paling Sedikit Terdiri Dari:

Petugas Proteksi Radiasi

Pekerja Radiasi

Tenaga Ahli

Operator

Tenaga Medik atau Paramedik.


PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
sekurang-kurangnya harus disesuaikan dg:

Potensi Paparan Kerja;

Tingkat Pengawasan yg
diperlukan;
Kerumitan Pekerjaan yg akan
dilaksanakan; dan
Tingkat Pelatihan yg telah diikuti
oleh Personil .
REKAMAN (Ps. 18 & 19)
PEMEGANG IZIN WAJIB

membuat, memelihara, dan menyimpan Rekaman.

Rekaman meliputi Rekaman mutu & Rekaman teknis


Rekaman harus ditunjukkan pd saat BAPETEN melakukan
Inspeksi.
membuat Rekaman Paparan Radiasi yg mengakibatkan
terjadinya Dosis melebihi NBD dan melaporkan segera scr lisan
kpd BAPETEN.

menyampaikan laporan tertulis terjadinya Paparan Radiasi yg


melebihi NBD kpd BAPETEN plg lambat 3 hr kerja sejak
pemberitahuan scr lisan.
PERSYARATAN PROTEKSI RADIASI (Ps. 21)

PERSYARATAN PROTEKSI
RADIASI

Justifikasi Pemanfaatan Tenaga Nuklir

Limitasi Dosis

Optimisasi Proteksi dan Keselamatan


Radiasi.
PP NO. 05 TAHUN 2021 PENYELENGGARAAN PERIZINAN
BERUSAHA BERBASIS RISIKO (12 BAB DAN 567 PASAL)
BAB I KETENTUAN UMUM;
BAB II PENGATURAN PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RESIKO
BAB III NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RESIKO
BAB IV PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RESIKO MELALUI LAYANAN SISTEM PERIZINAN BERUSAHA TERINTEGRASI SCR ELEKTRONIK
(ONLINE SINGLE SUBMISSION)

BAB V TATACARA PENGAWASAN PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RESIKO


BAB VI EVALUASI DAN REFORMASI KEBIJAKAN PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RESIKO

BAB VII PENDANAAN PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RESIKO


BAB VIII PENYELESAIAN PERMASALAHAN DAN HAMBATAN PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RESIKO

BAB IX SANKSI
BAB X KETENTUAN LAIN-LAIN
BAB XI KETENTUAN PERALIHAN
BAB XII KETENTUAN PENUTUP
PP NO. 29 TAHUN 2008 PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER
RADIASI PENGION DAN BAHAN NUKLIR (11 BAB DAN 87 PASAL)
BAB I KETENTUAN UMUM;
BAB II PENGELOMPOKAN PEMANFAATAN SRP DAN BN
BAB III PERSYARATAN IZIN
BAB IV TATA CARA PERMOHONAN DAN PENERBITAN IZIN
BAB V KEWAJIBAN PEMEGANG IZIN
BAB VI KLIERENS
BAB VII PENGECUALIAN DARI KEWAJIBAN MEMILIKI IZIN PEMANFAATAN SRP
BAB VIII PERSETUJUAN
BAB IX INSPEKSI
BAB X SANKSI ADMINISTRATIF
BAB XI KETENTUAN PERALIHAN
BAB XII KETENTUAN PENUTUP
BAB I KETENTUAN UMUM;

BAB II JENIS PERIZINAN BERUSAHA SEKTOR KETENAGANUKLIRAN

BAB III PERSYARATAN IZIN

BAB IV PEMENUHAN KOMITMEN IZIN KOMERSIAL ATAU OPERASIONAL SEKTOR KETENAGANUKLIRAN

BAB V PENILAIAN DAN PENERBITAN IZIN KOMERSIAL ATAU OPERASIONAL SEKTOR KETENAGANUKLIRAN

BAB VI PEMBAYARAN BIAYA IZIN KOMERSIAL ATAU OPERASIONAL SEKTOR KETENAGANUKLIRAN

BAB VII MASA BERLAKU IZIN KOMERSIAL ATAU OPERASIONAL SEKTOR KETENAGANUKLIRAN

BAB VIII PENGAWASAN IZIN KOMERSIAL ATAU OPERASIONAL SEKTOR KETENAGANUKLIRAN


BAB I KETENTUAN UMUM;

BAB II PEMBERLAKUAN SISTEM PELAYANAN


PERIZINAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR
SECARA ELEKTRONIK

BAB III PENATALAKSANAAN PELAYANAN


PERIZINAN
A UMUM;

B DASAR

C KETENTUAN KEBIJAKAN PERIZINAN


• 1. Persyaratan Perizinan terkait Personel
• 2. Persyaratan Perizinan terkait Fasilitas
• 3. Persyaratan Perizinan terkait Pengangkutan Zat Radioaktif
• 4. Persyaratan Perizinan terkait Penggunaan Fasilitas untuk Layanan
Covid-19
• 5. Janji Layanan
Bahwa Presiden Republik Indonesia telah menetapkan Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) sebagai bencana nasional melalui Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan
Bencana Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
Bencana nasional COVID-19 telah menyebabkan seluruh aspek kegiatan
masyarakat mengalami gangguan termasuk terhadap pelaksanaan
perizinan pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia.

Bahwa untuk memberikan kelancaran dalam pelaksanaan


perizinan pemanfaatan tenaga nuklir dalam masa bencana
nasional COVID-19, perlu menetapkan kebijakan yang
mengatur mengenai pengecualian dari mekanisme perizinan
pemanfaatan tenaga nuklir
UU Nomor 10 Tahun 1997 ttg Ketenaganukliran

PP Nomor 33 Tahun 2007 ttg Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif;

PP Nomor 29 Tahun 2008 ttg Perizinan Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion dan Bahan Nuklir;

Peraturan Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 8 Tahun 2011 ttg Keselamatan Radiasi Dalam
Penggunaan Pesawat Sinar X Radiologi Diagnostik dan Intervensional;

Peraturan Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 16 tahun 2014 ttg Surat Izin Bekerja Petugas
Tertentu yg Bekerja di Instalasi yg Memanfaatkan Sumber Radiasi Pengion; dan

Peraturan Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 2 Tahun 2018 ttg Uji Kesesuaian Pesawat
Sinar-X Radiologi Diagnostik dan Intervensional.
C. KETENTUAN KEBIJAKAN PERIZINAN
1. Persyaratan Perizinan terkait Personel

Petugas Proteksi Radiasi (PPR) yg masa berlaku Surat Izin Bekerja (SIB) berakhir
Tahun 2020 dan telah melakukan pendaftaran penyegaran PPR maka akan
diperpanjang selama 6 (enam) bulan terhitung sejak berakhirnya masa berlaku SIB.

Radiografer Tingkat I dan Radiografer Tingkat II yg masa berlaku SIB berakhir Tahun 2020 dan telah
melakukan pendaftaran administrasi utk mempertahankan kompetensi teknisnya ke BATAN maka
akan diperpanjang selama 6 (enam) bulan. Ketentuan waktu 6 (enam) bulan akan memperhitungkan
layanan sertifikasi personel dari BATAN dibuka kembali.

Dalam hal pelaksanaan pemeriksaan kesehatan personel tidak dapat dilaksanakan oleh
Pemohon/Pemegang Izin, Pemohon/Pemegang Izin dapat menyampaikan hasil pemeriksaan
kesehatan Tahun 2019 dan surat komitmen yg ditandatangani Pemohon/Pemegang Izin dan
bermeterai Rp 6.000,00 utk melaksanakan pemeriksaan kesehatan setelah layanan pemeriksaan
kesehatan dibuka.
C. KETENTUAN KEBIJAKAN PERIZINAN
2. Persyaratan Perizinan terkait Fasilitas
Pemenuhan terhadap uji kesesuaian dapat ditangguhkan hingga layanan Lembaga Uji Kesesuaian
sudah dibuka sehingga pemohon izin cukup menyampaikan bukti tanda terima permohonan layanan
kpd Lembaga Uji Kesesuaian atau surat komitmen yg ditandatangani oleh pemohon izin dan
bermeterai Rp 6.000,00 utk melaksanakan pengujian paling lama 1 (satu) bulan sejak Lembaga Uji
Kesesuaian beroperasi kembali.
Pemenuhan thd kalibrasi alat ukur radiasi, kalibrasi keluaran sumber radiasi terapi, standardisasi radionuklida,
evaluasi dosis perorangan, dan/atau penyediaan peralatan pemantauan dosis perorangan ditunda hingga
layanan laboratorium kalibrasi dan dosimetri sudah dibuka sehingga pemohon izin cukup menyampaikan bukti
tanda terima permohonan layanan kpd laboratorium atau surat komitmen yg ditandatangani oleh pemohon izin
dan bermeterai Rp 6.000,00 utk melaksanakan kalibrasi, evaluasi dosis perorangan, dan/atau penyediaan
peralatan pemantauan dosis perorangan paling lama 1 (satu) bulan sejak laboratorium beroperasi kembali.
Untuk perubahan lokasi pemanfaatan utk kegiatan radiologi diagnostik dan intervensional dalam
rangka proses pinjam dan meminjam maka Pemegang Izin akan menyampaikan notifikasi ke Badan
Pengawas Tenaga Nuklir dg melampirkan surat perjanjian operasi yg di dalamnya tercantum
prosedur pelaksanaan proteksi dan keselamatan radiasi (justifikasi, limitasi, optimisasi proteksi dan
keselamatan radiasi) akan menjadi tanggung jawab peminjam.
C. KETENTUAN KEBIJAKAN PERIZINAN
3. Persyaratan Perizinan terkait Pengangkutan Zat Radioaktif

Persetujuan pengiriman utk pelimbahan zat radioaktif yg


tidak dapat dilaksanakan karena dampak COVID-19 dan
telah habis masa berlakunya, dapat diperpanjang masa
berlakunya paling lama 3 (tiga) bulan dan dapat
diperpanjang kembali dg mempertimbangkan keadaan
dampak COVID-19 setelah pemegang izin menyampaikan
notifikasi bahwa pelaksanaan pengiriman belum dapat
dilakukan dan menyampaikan permohonan perbaikan
persetujuanpengiriman.
C. KETENTUAN KEBIJAKAN PERIZINAN
4. Persyaratan Perizinan terkait Penggunaan Fasilitas utk Layanan Covid-19

Penggunaan pesawat sinar-X radiologi diagnostik dan intervensional utk penanganan bencana nasional COVID-19, apabila
ukuran ruangan pemanfaatan radiologi diagnostik dan intervensional tidak memenuhi syarat maka izin akan diterbitkan dg
kondisi izin yg menyatakan kewajiban utk memenuhi ketentuan ukuran ruangan akan dilaksanakan pd saat penanganan
bencana nasional COVID19 telah selesai dan izin dpt dicabut jika tidak terpenuhi kewajiban tsb.

Selama penanganan bencana nasional COVID-19, pesawat sinar-X dalam kendaraan (mobile station)
dpt diterbitkan izinnya utk instansi selain pemerintah dalam rangka pemeriksaan massal dan
penanganan bencana nasional COVID-19.

Spesifikasi teknis pesawat sinar-X radiologi diagnostik dan intervensional yang digunakan utk
penanganan bencana nasional COVID-19 harus sesuai dg spesifikasi teknis yg ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan.

Penggunaan CT-Scan utk pemeriksaan atau penanganan bencana nasional COVID-19 harus tetap
mengedepankan justifikasi proteksi radiasi yaitu manfaat yg didapatkan lebih besar dari risikonya yg
ditentukan oleh Dokter Spesialis Radiologi atau Dokter Lain yg Berkompeten.
C. KETENTUAN KEBIJAKAN PERIZINAN
1. Janji Layanan
Khusus pesawat sinar-X radiologi diagnostik
dan intervensional yg digunakan utk
penanganan bencana nasional COVID-19,
pelayanan perizinan penggunaannya akan
dilaksanakan dalam waktu 1 hari (24 jam)
pada hari kerja sepanjang seluruh dokumen
yg disampaikan telah memenuhi
persyaratan izin yg telah diberlakukan
kebijakan.
BAB I KETENTUAN UMUM;
BAB II PENANGGUNG JAWAB KESELAMATAN RADIASI

BAB III PENERAPAN PERSYARATAN PROTEKSI RADIASI

BAB IV PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI

BAB V KETENTUAN PERALIHAN


BAB VI KETENTUAN PENUTUP
BAB I KETENTUAN UMUM;
BAB II PERSYARATAN MANAJEMEN
BAB III PERSYARATAN PROTEKSI RADIASI
BAB IV PERSYARATAN TEKNIK
BAB V VERIFIKASI KESELAMATAN
BAB VI KETENTUAN PENUTUP
Keselamatan Radiasi Pengion di Bidang Medik yg selanjutnya disebut Keselamatan
Radiasi adalah tindakan yg dilakukan utk melindungi pasien, pekerja, anggota
masyarakat, dan lingkungan hidup dari bahaya radiasi.

Radiologi Diagnostik adalah teknik Radiologi utk mendiagnosis suatu penyakit atau
kelainan morfologi dalam tubuh pasien dg menggunakan pesawat sinar-X.

Radiologi Intervensional adalah teknik Radiologi dg menggunakan pesawat sinar-X utk pemandu citra
scr langsung (real-time image-guided) dalam mendiagnosis dan melakukan tindakan terapi dg memasang
kawat penuntun, stent, dan komponen terkait di dalam tubuh pasien.

Nilai Batas Dosis adalah dosis terbesar yg diizinkan oleh Kepala Badan yg dapat diterima oleh Pekerja
Radiasi dan anggota masyarakat dalam jangka waktu tertentu tanpa menimbulkan efek genetik dan
somatik yg berarti akibat pemanfaatan tenaga nuklir.
persyaratan
persyaratan
Proteksi
teknik; dan
Radiasi;

persyaratan verifikasi
manajemen; keselamatan.
PERSYARATAN
KESELAMATAN
RADIASI
RADIOGRAFI
FLUOROSKOPI: MAMOGRAFI: GIGI: CT-SCAN:
UMUM:

• radiografi- • Mamografi • Intraoral; • CT-Scan;


• terpasang • Ekstraoral 2D (dua
fluoroskopi konvensional; • CBCT-scan (cone-
tetap; dimensi), panoramic
beam computed
(RF); dan dan chepalometric;
• U-arm; • C-arm; • Mamografi dan
tomography
scanning)-
• Mobile; dan • penunjang DBT (digital • Ekstraoral 3D (tiga
ekstrimitas; dan
breast dimensi), CBCT
• Portabel. ESWL; dan (cone-beam • CT-Scan mobile.
• pengukur tomosynthesi computed
densitas tulang. s). tomography) Gigi.
FLUOROSKOPI:

• C-arm angiografi;
• U-arm angiografi; dan
• C-arm penunjang bedah.

CT-SCAN:

• CTScan angiografi.
pemantauan
personel;
kesehatan;

pendidikan dan
pelatihan
Budaya
proteksi dan
Keselamatan;
Keselamatan
Radiasi; dan

penanggung PERSYARAT
jawab AN Rekaman dan
Keselamatan MANAJEME laporan.
Radiasi; N
menyusun, menetapkan, membentuk dan
mengembangkan,
mempromosikan dan menetapkan menyelenggarakan
melaksanakan, dan
mengembangkan penyelenggara proteksi pemantauan kesehatan
mendokumentasikan
Budaya Keselamatan; program proteksi dan dan Keselamatan bagi Pekerja Radiasi;
Keselamatan Radiasi; Radiasi;

menyediakan personel
menetapkan personel memfasilitasi pelatihan
sesuai dg jenis pesawat menyelenggarakan
yg menjadi PPR dan proteksi dan
sinar-X yg digunakan pemantauan radiasi di
Pekerja Radiasi sesuai Keselamatan Radiasi
dan tujuan daerah kerja;
dg beban kerja; bagi personel;
penggunaan;

menyelenggarakan menetapkan prosedur


menyediakan memelihara Rekaman
pemantauan dosis dg semua pihak yg
perlengkapan Proteksi yg terkait dg
perorangan bagi terkait dg Keselamatan
Radiasi bagi personel; Keselamatan Radiasi.
Pekerja Radiasi; Radiasi; dan
membangun partisipasi
mendorong komitmen memberikan pemahaman menyediakan sarana yg personel yg relevan dalam
individu dan kolektif thd umum mengenai aspek mendukung individu atau pengembangan dan
kelompok dalam melaksanakan
proteksi dan Keselamatan dasar Budaya tugas dg mempertimbangkan
pelaksanaan kebijakan,
Radiasi pd semua tingkat Keselamatan dalam interaksi antara individu, teknologi, peraturan, dan prosedur
organisasi; organisasi; dan organisasi; terkait proteksi dan
Keselamatan Radiasi;

membangun komunikasi mendorong sikap bertanya menyediakan sarana bagi


menetapkan akuntabilitas
terbuka mengenai proteksi dan belajar, dan organisasi utk terus
organisasi dan individu utk
dan Keselamatan Radiasi menjauhkan dari rasa puas, berusaha berkembang dan
proteksi dan Keselamatan
dalam organisasi dan dg terkait dg proteksi dan memperkuat Budaya
Radiasi;
pihak terkait; Keselamatan Radiasi; dan Keselamatan.
TENAGA MEDIS DALAM BIDANG RADIOLOGI:

• dokter spesialis Radiologi;


• dokter spesialis lain yg menggunakan sumber radiasi;
• dokter gigi spesialis Radiologi kedokteran gigi; dan/atau
• dokter gigi.

TENAGA KESEHATAN:

• fisikawan medik; dan/atau


• radiografer.

PETUGAS PROTEKSI RADIASI


membantu Pemegang Izin
memastikan ketersediaan memberikan konsultasi
dalam menyusun,
memantau pelaksanaan dan kelayakan
mengembangkan, dan yg terkait dg proteksi
program proteksi dan perlengkapan Proteksi
melaksanakan program
Radiasi dan memantau dan Keselamatan
proteksi dan Keselamatan Keselamatan Radiasi;
pemakaiannya; Radiasi;
Radiasi;

melaporkan kepada
mengidentifikasi
Pemegang Izin setiap
berpartisipasi dalam kebutuhan dan memantau pelaksanaan
kejadian kegagalan
mendesain ruangan mengoordinasikan verifikasi Keselamatan
operasi yg berpotensi
Radiologi; pelatihan proteksi dan Radiasi; dan
menimbulkan kecelakaan
Keselamatan Radiasi;
radiasi;

menyiapkan laporan
tertulis mengenai
pelaksanaan program
proteksi dan Keselamatan
Radiasi.
peraturan sumber radiasi
perundang- dalam efek biologi dosimetri
undangan pemanfaatan radiasi; radiasi;
ketenaganukliran; tenaga nuklir;

prinsip proteksi tindakan dalam mencegah

dan alat ukur paparan yg tidak diinginkan


(unintended exposure) dan
Keselamatan radiasi; dan terkait paparan yg tidak
diperlukan (unnecessary
Radiasi; exposure).
hasil evaluasi dosis personel yg
data inventarisasi pemantauan dosis
pesawat sinar-X; perorangan yg diterima
menggunakan dosis pasien;
Pekerja Radiasi; dosimeter aktif;

hasil pemantauan
hasil pemantauan hasil verifikasi sertifikat kalibrasi
kesehatan Pekerja
paparan radiasi: keselamatan; alat ukur radiasi;
Radiasi;

data pelatihan, yg paling


data kejadian terkait paparan sedikit memuat informasi:
sertifikat atau surat data perawatan yg tidak diinginkan dan terkait nama personel; tanggal dan
keterangan dan perbaikan paparan yg tidak diperlukan jangka waktu pelatihan; topik
serta langkah perbaikan yg yg diberikan; dan fotokopi
pelatihan personel; pesawat sinar-X; dilakukan; dan sertifikat pelatihan atau surat
keterangan.
pencegahan
kejadian paparan yg
verifikasi
tidak diinginkan dan
Keselamatan; paparan yg tidak
diperlukan; dan

program
proteksi dan rekaman dosis
Keselamatan pasien.
Radiasi;
LAPORAN
Proteksi
Radiasi thd
Paparan
Kerja; dan Proteksi
Prinsip
Radiasi thd
Proteksi
Paparan
Radiasi;
Medik.
limitasi
dosis; dan
penerapan
optimisasi
justifikasi; proteksi dan
Keselamatan
Radiasi.

PRINSIP
PROTEKSI
RADIASI
penyusunan prosedur penetapan dan
pembagian daerah keselamatan
peninjauan ulang
kerja; pengoperasian
pesawat sinar-X; Pembatas Dosis;

pemantauan pertimbangan khusus


pemantauan dosis Pekerja Radiasi wanita
paparan radiasi di
perorangan; dan hamil atau
daerah kerja; diperkirakan hamil.
DAERAH
DAERAH SUPERVISI:
PENGENDALIAN:

• ruangan pesawat sinar- • ruangan panel kendali;


X; dan • ruangan pembacaan
• daerah pengoperasian citra; dan/atau
Pesawat Sinar-X Mobile • ruangan pemroses citra.
dan
TINDAKAN PROTEKSI
PERLENGKAPAN PERALATAN
DAN KESELAMATAN
PROTEKSI RADIASI: PROTEKTIF RADIASI
RADIASI:
• memasang tanda peringatan
atau petunjuk pd titik akses dan • peralatan • apron;
lokasi lain yg dianggap perlu; pemantauan dosis
• menyediakan perlengkapan • pelindung tiroid;
Proteksi Radiasi; dan
perorangan; dan
• memastikan bahwa Pekerja • peralatan protektif • pelindung mata;
Radiasi yg berada di Daerah
Pengendalian memakai radiasi. dan/atau
perlengkapan Proteksi Radiasi.
• sarung tangan.
RUANGAN PESAWAT SINAR-X: KRITERIA ALAT UKUR:

• ruangan baru selesai dibangun; • respons energi yg sesuai;


• ruangan baru direnovasi; • rentang pengukuran yg cukup
• pesawat sinar-X baru diperbaiki; pd tingkat radiasi yg diukur; dan
dan/atau • terkalibrasi sesuai dg tingkat
• perangkat lunak terkait pesawat energi yg diukur.
sinar-X baru dimodifikasi.
DOSIMETER AKTIF (Non Pekerja Radiasi):
• dosimeter perorangan bacaan langsung

DOSIMETER PASIF (Pekerja Radiasi):


• dosimeter film (film badge);
• dosimeter thermoluminescence (TLD badge);
• dosimeter optically stimulated luminescence (OSL badge);
dan/atau
• dosimeter radio-photoluminescence (RPL badge).
daerah kerja;
dan
jenis
tindakan
beban kerja;
Radiologi yg
dilakukan.

POTENSI
BAHAYA
RADIASI
OPTIMISASI PROTEKSI DAN
JUSTIFIKASI PAPARAN MEDIK: KESELAMATAN RADIASI THD
PAPARAN MEDIK:
• indikasi klinis yg menunjukkan pasien harus diberikan Paparan Medik;
• pemberian Paparan Medik sebelumnya, termasuk yg diterima dari
fasilitas lain;
• pertimbangan operasional
• manfaat modalitas radiasi pengion lebih besar dan risiko yg
ditimbulkan lebih kecil dibandingkan modalitas selain radiasi pengion;
pesawat sinar-X;
• besarnya dosis radiasi yg akan diberikan serta dampaknya thd pasien;
• kondisi pasien dg radiosensitivitas yg tinggi (bayi; anak-anak; dan • tingkat panduan diagnostik;
dan
wanita hamil atau diperkirakan hamil); dan
• kondisi kesehatan pasien sebelum dan setelah pemberian Paparan
Medik.
• pendampingan pasien.
hasil pemeriksaan dg modalitas ultrasonografi mengindikasikan
gambaran mikrokalsifikasi dan memerlukan pemeriksaan lanjutan
bagi wanita usia di bawah 35 (tiga puluh lima) th;
hasil pemeriksaan payudara klinis mengindikasikan adanya
benjolan dan memerlukan pemeriksaan lanjutan bagi wanita
berusia 35 (tiga puluh lima) th sampai dg 40 (empat puluh) th; atau

hasil pemeriksaan payudara klinis tidak mengindikasikan adanya benjolan,


namun dianjurkan oleh tenaga medis dalam bidang Radiologi utk melakukan
pemeriksaan mamografi bagi wanita berusia di atas 40 (empat puluh) th.
tingkat
panduan
diagnostik;
pertimbangan dan
operasional pendampingan
pesawat sinar- pasien.
X;
berusia di atas 18 (delapan belas) tahun;

tidak dalam kondisi hamil atau diperkirakan hamil bila wanita;

menggunakan peralatan protektif radiasi sesuai kebutuhan; dan

diberi informasi mengenai:


• 1. prinsip optimisasi proteksi dan Keselamatan Radiasi;
• 2. cara dan posisi pendampingan yg tepat; dan
• 3. cara penggunaan peralatan protektif radiasi yg tepat.
PERSYARATAN RUANGAN: PERSYARATAN UKURAN:

• desain ruangan memenuhi ketentuan Pembatas Dosis; • faktor ergonomis;


• penahan radiasi terpasang pd dinding, pintu, dan jendela;
• ukuran ruangan cukup memadai utk tercapai optimisasi proteksi dan Keselamatan • letak meja penyinaran dan pergerakan pasien;
Radiasi; • jenis pesawat sinar-X yg digunakan;
• desain ruangan memungkinkan personel dapat dg jelas mengobservasi atau
berkomunikasi dg pasien dari ruang panel kendali;
• beban kerja maksimum;
• dalam satu ruangan pesawat sinar-X tidak boleh terdapat 2 (dua) atau lebih • faktor orientasi berkas;
pesawat sinar-X yg dioperasikan scr bersamaan;
• faktor okupansi;
• pada pintu ruangan pesawat sinar-X terpasang dg jelas tanda radiasi, peringatan
bahaya radiasi, dan peringatan thd wanita hamil; • jenis pemeriksaan;
• pada pintu ruangan pesawat sinar-X terpasang lampu peringatan yg harus • tujuan penggunaan ruangan;
menyala ketika penyinaran berlangsung;
• pintu pesawat sinar-X harus selalu tertutup rapat pd saat penyinaran berlangsung; • ketentuan penahan radiasi; dan
dan • modifikasi fasilitas dan pesawat sinar-X di masa mendatang.
• terdapat sistem pendingin ruangan yg memadai.
mengikuti ketentuan kalkulasi penahan radiasi dg mempertimbangkan
antara lain faktor beban kerja maksimum, okupansi, dan orientasi berkas;

memperhatikan pemasangan saluran dan sambungan pd penahan


radiasi agar tidak terjadi kebocoran radiasi;

menggunakan material yg efektif dalam menahan radiasi; dan

menggunakan penahan radiasi pd dinding ruangan paling rendah 2 (dua)


meter dari lantai utk selain ruang Pesawat Sinar-X CT-Scan dan selain ruang
Radiologi Intervensional.
fasilitas pelayanan kesehatan bergerak harus cukup memadai utk menjaga
kestabilan pesawat sinar-X dari perubahan mekanik;

catu daya harus memadai dan koneksi catu daya harus dapat diandalkan;

pintu masuk ke fasilitas pelayanan kesehatan bergerak harus berada di


bawah kendali personel; dan
apabila terdapat ruang tunggu di dalam fasilitas pelayanan kesehatan
bergerak, dinding ruang tunggu harus diberi penahan radiasi yg memadai
sehingga tidak melampaui Pembatas Dosis utk masyarakat.
perangkat keras semua parameter terdapat mekanisme kendali
berkas radiasi, termasuk tanda terdapat sistem utk
dan perangkat operasi dapat yg menunjukkan scr jelas scr
meminimalkan
lunak ditampilkan dg visual atau audio ketika
penyinaran sedang kesalahan manusia;
terintegrasi; jelas dan akurat; berlangsung;

terdapat terdapat filter kebocoran radiasi


bawaan dan filter pesawat sinar-X tidak
kolimator utk melampaui 1 mGy (satu
tambahan utk
membatasi mengurangi energi
miligray) dalam 1 (satu)
jam pd jarak 1 (satu)
berkas radiasi; rendah radiasi; dan meter dari fokus.
FITUR UMUM PESAWAT SINAR-X DITAMBAH:

tampilan dosis real-time dan laporan dosis akhir yg ada dalam informasi di
DICOM (Digital Imaging and Communications in Medicine), termasuk
transfer data dosis utk tujuan tingkat panduan diagnostik dan perhitungan
dosis pasien; dan

sambungan ke RIS (Radiology Information System)/PACS (Picture Archive


and Communication System).
identifikasi
terjadinya
Paparan
Potensial; dan
pengukuran
kendali mutu
pemantauan
pesawat sinar-
paparan radiasi
X.
di daerah kerja;
kegagalan dan
kesalahan perangkat
kegagalan lunak yg
pesawat sinar-X mengendalikan atau
memengaruhi
saat beroperasi;
pengiriman radiasi;
dan/atau

kelemahan
kesalahan
dalam desain
manusia.
pesawat sinar-X;
PERBAN NO. 02 TAHUN 2018 UJI KESESUAIAN PESAWAT SINAR-X RADIOLOGI
DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL (11 BAB DAN 84 PASAL)

BAB I KETENTUAN UMUM;


BAB II KEWAJIBAN UJI KESESUAIAN
BAB III LEMBAGA UJI KESESUAIAN
BAB IV TATA LAKSANA PENUNJUKAN
BAB V SURVAILEN
BAB VI PELATIHAN UJI KESESUAIAN
BAB VII REKAMAN DAN LAPORAN
BAB VIII SANKSI ADMINISTRATIF
BAB IX PEMBINAAN
BAB X KETENTUAN PERALIHAN
BAB XI KETENTUAN PENUTUP
Uji Kesesuaian Pesawat Sinar-X Radiologi Diagnostik dan Intervensional yg selanjutnya
disebut Uji Kesesuaian adalah serangkaian kegiatan pengujian utk memastikan
pesawat sinar-X dalam kondisi andal.
Lembaga Uji Kesesuaian adalah lembaga yg ditunjuk oleh Kepala Badan utk
melaksanakan Uji Kesesuaian dan menerbitkan sertifikat Uji Kesesuaian.

Penguji Berkualifikasi adalah orang yg telah mendapatkan sertifikat kompetensi dan


ditetapkan oleh Kepala Badan ut melaksanakan Uji Kesesuaian.

Tenaga Ahli adalah orang yg telah mendapatkan sertifikat kompetensi dan ditetapkan
oleh Kepala Badan utk mengevaluasi hasil Uji Kesesuaian.

Survailen adalah kegiatan penilaian kesesuaian thd unjuk kerja Lembaga Uji Kesesuaian
selama masa berlaku penunjukan.
Pemegang izin Secara Berkala Dilakukan Terhadap Kondisi Pesawat Sinar-X

• Uji Kesesuaian • setiap 3 (tiga) tahun • pesawat sinar-X yg • andal;


belum memiliki • andal dg perbaikan;
penggunaan sekali utk Pesawat
sertifikat Uji • diperbaiki dalam waktu
pesawat sinar-X Sinar-X Mamografi; paling lama 3 (tiga) bulan
Kesesuaian;
Radiologi • setiap 4 (empat) sejak tgl notisi dikeluarkan.
Diagnostik dan • pesawat sinar-X yg • harus diuji kembali thd
tahun sekali utk: akan melampaui masa parameter Uji Kesesuaian
Intervensional wajib • Pesawat Sinar-X pengujian berkala; yg tidak lolos.
dilakukan melalui Radiografi atau • Jika tidak diperbaiki dalam
Lembaga Uji Umum; • pesawat sinar-X
waktu 3 (tiga) bulan sejak
Kesesuaian; tgl notisi dikeluarkan,
• Pesawat Sinar-X mengalami perbaikan pesawat sinar-X harus diuji
• Lembaga Uji Fluoroskopi; atau penggantian pd kembali utk seluruh
Kesesuaian harus komponen yg parameter Uji Kesesuaian.
• Pesawat Sinar-X mempengaruhi • tidak andal.
telah mendapatkan
CT-Scan; dan parameter Uji • pesawat sinar-X dilarang
penunjukan dari utk digunakan.
Kepala Badan. • Pesawat Sinar-X Kesesuaian.
Gigi.
tata laksana Survailen;
penunjukan pelatihan Uji
Lembaga Uji Kesesuaian;
Kesesuaian;

Lembaga Uji rekaman dan


Kesesuaian; laporan; dan

kewajiban Uji UJI sanksi


Kesesuaian; KESESUAIAN administratif.
Pesawat
Sinar-X
Mamografi;
Pesawat Pesawat
Sinar-X Sinar-X CT-
Fluoroskopi; Scan;

Pesawat
Sinar-X UJI Pesawat
Radiografi KESESUAIAN Sinar-X Gigi.
Umum;
Pesawat Sinar-X Pesawat Sinar-X Pesawat Sinar-X
Radiografi Umum Fluoroskopi Gigi
• pesawat sinar-X • radiografi- • Pesawat Sinar-X
terpasang tetap; fluoroskopi (RF); Gigi Intraoral; dan
• pesawat sinar-X • C-arm; • Pesawat Sinar-X
mobile; dan • U-arm; dan Gigi Ekstraoral.
• pesawat sinar-X • O-arm. • panoramic; dan
portable. • cephalometric.
PERSYARATAN MANAJEMEN PERSYARATAN TEKNIS

• organisasi; • kualifikasi dan kompetensi personil;


• sistem manajemen; • kondisi akomodasi dan lingkungan;
• pengendalian dokumen; • metode uji dan pengendalian data;
• kaji ulang permintaan, tender, dan kontrak; • peralatan;
• pembelian jasa dan perbekalan; • ketertelusuran pengukuran;
• pelayanan pelanggan; • penanganan barang yg diuji;
• pengaduan; • jaminan mutu hasil pengujian; dan
• pengendalian ketidaksesuaian; • pelaporan hasil Uji Kesesuaian.
• peningkatan efektivitas sistem manajemen;
• tindakan perbaikan;
• tindakan pencegahan;
• pengendalian rekaman;
• audit internal; dan
• kaji ulang manajemen.
manajer Tenaga
teknis; Ahli;

manajer Penguji
Berkualifikasi;
mutu; dan

manajer ORGANISA pelaksana


puncak; SI administrasi.
MANAJER PUNCAK MANAJER MUTU MANAJER TEKNIS
• memastikan bahwa sistem manajemen LUK
dikomunikasikan, dimengerti, diterapkan, dan • memastikan bahwa sistem • memastikan sumber daya utk
dipelihara oleh seluruh personil pd semua manajemen yg terkait mutu kegiatan pengujian terpenuhi
tingkat organisasi LUK pd setiap waktu;
diterapkan dan diikuti setiap sesuai dg standar pelayanan;
• menjamin bahwa manajemen dan personilnya
bebas dari setiap pengaruh dan tekanan waktu; • memastikan penerapan kendali
komersial, keuangan, dan tekanan internal dan mutu pd kegiatan pengujian dan
eksternal yg tidak diinginkan serta tekanan • memastikan mutu hasil Uji evaluasi draf laporan hasil Uji
lainnya yg dapat berpengaruh negatif thd
mutu kerja;
Kesesuaian tercapai sesuai Kesesuaian;
• merencanakan, menerapkan, dan dg ketentuan peraturan yng • memastikan pengujian
mengevaluasi semua aspek yg berkaitan dg berlaku; dan dilakukan oleh Penguji
administrasi dan pengembangan personil LUK;
• memastikan tidak ada konflik kepentingan • mengoordinasikan dan Berkualifikasi yg terdaftar dan
dalam pelaksanaan Uji Kesesuaian yang
mengawasi penerapan sesuai dg lingkup pengujian yg
mempengaruhi hasil evaluasi; dan
• memastikan bahwa seluruh personil jaminan mutu dan kendali ditetapkan; dan
melaksanakan semua ketentuan keselamatan mutu. • memastikan bahwa Penguji
radiasi.
Berkualifikasi melaksanakan
ketentuan keselamatan radiasi.
TENAGA AHLI PENGUJI BERKUALIFIKASI PELAKSANA ADMINISTRASI

• menyusun dan mengembangkan metode


pengujian; • melakukan kegiatan • melakukan kegiatan
• menyusun dan mengembangkan prosedur evaluasi pengujian; administratif pelayanan Uji
laporan hasil Uji Kesesuaian;
• memeriksa kelengkapan draf laporan hasil Uji • menyusun draf laporan hasil Kesesuaian mulai dari
Kesesuaian dan data dukungnya;
Uji Kesesuaian; dan penerimaan permohonan uji
• melakukan evaluasi draf laporan hasil Uji
Kesesuaian;
• memperhatikan aspek mutu dari pelanggan hingga
• mengkomunikasikan hasil Uji Kesesuaian kepada
manajer teknis; dan ketentuan keselamatan penyampaian sertifikat atau
• menetapkan status pesawat sinar-X yg diuji; dan
radiasi pada setiap notisi Uji Kesesuaian kepada
• mengesahkan laporan hasil Uji Kesesuaian,
sertifikat, dan notisi Uji Kesesuaian. pelaksanaan pengujian. pelanggan.
menetapkan batas
tanggung jawab dan
menjamin mutu hasil Uji menetapkan setiap
wewenang serta keluaran
Kesesuaian; proses yg sudah baku;
kinerja Lembaga Uji
Kesesuaian;

menetapkan sistem
menjamin akuntabilitas menjamin penerapan
dokumentasi dan
kinerja Lembaga Uji persyaratan yg
pengendalian rekaman
Kesesuaian; ditetapkan; dan
dan laporan;

menjamin kemandirian,
ketidakberpihakan, dan
obyektivitas pengujian.
TENAGA AHLI PENGUJI BERKUALIFIKASI

• S2 (strata dua) ilmu fisika dg peminatan fisika medik; atau


• S1 (strata satu) sains atau teknis yg relevan atau yg berhubungan dg • Paling rendah berlatar belakang
radiasi, atau DIV (diploma empat) teknik radiodiagnostik, teknik
radiologi, atau teknik elektromedik.
pendidikan S1 (strata satu) sains atau
• Untuk S2 berpengalaman sebagai Penguji Berkualifikasi dg telah teknis yg relevan atau yg
melakukan Uji Kesesuaian sebanyak 20 (dua puluh) kali utk masing2
jenis pesawat sinar-X yg dibuktikan dg sertifikat atau notisi Uji berhubungan dg radiasi atau DIV
Kesesuaian. (diploma empat) teknik
• Untuk S1 berpengalaman sebagai Penguji Berkualifikasi dg telah
melakukan Uji Kesesuaian sebanyak 30 (tiga puluh) kali utk masing2 radiodiagnostik, teknik radiologi, atau
jenis pesawat sinar-X yg dibuktikan dg sertifikat atau notisi Uji
Kesesuaian.
teknik elektromedik.
piranti lunak yg digunakan dalam pengujian dan pengolahan
data dikendalikan dan divalidasi;

perlindungan thd keutuhan dan kerahasiaan pemasukan data,


penyimpanan data, dan pengolahan data telah ditetapkan dan
diterapkan; dan

komputer dan peralatan otomatis dipelihara utk memastikan


kelayakan fungsinya.
Peralatan harus disediakan oleh Lembaga Uji Kesesuaian sesuai dg lingkup pengujian.

Peralatan paling sedikit terdiri atas: peralatan utama dan peralatan pendukung.

Lembaga Uji Kesesuaian harus melakukan pengendalian peralatan pd saat penggunaan, transportasi,
penyimpanan, dan perawatan sesuai dg standar yg ditetapkan.

Lembaga Uji Kesesuaian dpt menggunakan peralatan milik pihak lain melalui kontrak atau kerja sama.

Kontrak atau kerja sama dapat dilakukan jika:

• peralatan sedang dikalibrasi;


• peralatan rusak; atau
• peralatan masih dalam pemesanan.
FC dokumen
FC akta badan
sistem
hukum atau
manajemen;
badan usaha;
dan

Formulir FC dokumen hasil


permohonan pemeriksaan
kesehatan dan hasil
penunjukan pemantauan dosis
Lembaga Uji Permohonan perorangan Penguji
Kesesuaian Penunjukan Berkualifikasi.

scr tertulis
Penunjukan diberikan kpd Lembaga Uji Kesesuaian utk jangka waktu 3 (tiga) tahun.

Selama masa penunjukan, Lembaga Uji Kesesuaian harus sudah mendapatkan akreditasi dari KAN
sesuai dg lingkupnya.

Apabila Lembaga Uji Kesesuaian tidak dapat memenuhi ketentuan, penunjukan dapat diperpanjang 1
(satu) kali.

Dalam hal Lembaga Uji Kesesuaian tidak mendapatkan akreditasi oleh KAN setelah masa
perpanjangan penunjukan berakhir, Lembaga Uji Kesesuaian dilarang melakukan Uji Kesesuaian.

Lembaga Uji Kesesuaian yg telah mendapatkan akreditasi harus tetap mengajukan permohonan
penunjukan kepada Kepala Badan.
badan hukum Lembaga Uji
Kesesuaian
Lembaga Uji
mengajukan
Kesesuaian
permohonan
dibubarkan oleh penghentian
putusan peradilan; penunjukan; atau

Kepala Badan
jangka waktu
melakukan
penunjukan
pencabutan
terlampaui;
Berakhirnya penunjukan.
penunjukan
Lembaga Uji Kesesuaian dapat memperpanjang masa berlaku penunjukan dg mengajukan
permohonan perpanjangan scr tertulis dg melengkapi dan menyampaikan bukti pemenuhan
persyaratan kepada Kepala Badan.
Permohonan perpanjangan diajukan paling lambat 90 (sembilan puluh) hari sebelum jangka waktu
penunjukan berakhir.

Permohonan perpanjangan harus dilengkapi dg:

• laporan kinerja tahunan; dan


• laporan hasil kaji ulang manajemen.

Lembaga Uji Kesesuaian dapat menambah lingkup pengujian dg mengajukan permohonan


penunjukan lingkup pengujian baru dg persyaratan.
Lembaga Uji Kesesuaiandapat menambah, mengurangi, atau mengganti Penguji Berkualifikasi atau
Tenaga Ahli dg mengajukan permohonan perubahan personil dan melampirkan dokumen bukti
pemenuhan persyaratan kualifikasi dan kompetensi personil.
kinerja
Tenaga Ahli
dan Penguji
peralatan;
Berkualifikasi;

kinerja metode
Lembaga Uji
Kesesuaian; uji; dan

rekaman
Survaile dokumen
teknis dan
sistem
rekaman n manajemen.
mutu;
memiliki surat surat izin atau penugasan memiliki tenaga pengajar
keputusan atau dari pimpinan instansi utk yg kompeten dan sarana
akta badan hukum melakukan kegiatan prasarana serta peralatan
pelatihan; untuk pelatihan;
atau badan usaha;

menerapkan sistem
manajemen utk memiliki silabus
kegiatan pelatihan; pelatihan.
dan
sertifikat atau
notisi Uji
Kesesuaian;
dan
laporan hasil
rekaman; Uji
Kesesuaian.

Lembaga
Uji
Kesesuaian
REKAMAN MUTU REKAMAN TEKNIS

• rekaman pengujian;
• rekaman audit internal;
• rekaman penggunaan dan penyimpanan
• rekaman kaji ulang manajemen; peralatan;
• rekaman pengaduan • rekaman Pengecekan Antara;
• rekaman kondisi lingkungan;
pelanggan; dan • rekaman validasi metode; dan
• rekaman pengendalian • rekaman dosis personil.
ketidaksesuaian.
informasi nomor izin informasi pesawat
informasi pemanfaatan sinar-X yg meliputi
nomor sertifikat informasi
Lembaga Uji pesawat sinar-X, bila merek, model, dan
atau notisi; pemohon uji; bukan pesawat nomor seri tabung
Kesesuaian;
sinar-X baru; insersi;
informasi lokasi
pesawat sinar-X yg informasi kondisi informasi data ringkasan penting
informasi alat ukur
meliputi alamat, lingkungan saat dosis keluaran hasil uji dan
gedung, dan yg digunakan;
pengujian; radiasi; kriteria lolos uji;
ruangan;
tanggal pelaksanaan tanggal nama dan tanda tangan
Uji Kesesuaian dan Tenaga Ahli yg
status pesawat pengesahan mengevaluasi LHU
rekomendasi; tanggal pelaksanaan
sinar-X; Uji Kesesuaian sertifikat atau Kesesuaian dan Penguji
Berkualifikasi yg
berikutnya; notisi; dan melakukan pengujian.
DATA PESAWAT
DATA MENTAH CITRA HASIL UJI
SINAR-X
• berisi informasi rinci • lembar kerja pengujian • mencantumkan skala
terkait jenis pesawat yg berisi data perbesaran dalam
sinar-X yg digunakan, pengukuran yg diperoleh pengukuran yg terbaca;
data administrasi pd saat pengujian • mencantumkan
pesawat sinar-X, termasuk data dosis informasi otentik
generator/panel kendali, keluaran radiasi; atau mengenai lokasi, tanggal,
wadah tabung, kolimator, • data pengukuran yg dan waktu pengujian
mode penyinaran, sistem direkam langsung dari penyinaran film; dan
pencitraan, mekanik alat ukur tidak invasif. • dalam bentuk utuh atau
pesawat dll. tidak terpotong.
pembekuan;
dan

peringatan
pencabutan.
tertulis;

SANKSI
ADMINISTRATIF
melaksanakan Uji Kesesuaian dengan personil yg tidak
sesuai dg surat penunjukan;

melaksanakan pengujian di luar lingkup penunjukan;

memberikan data hasil Uji Kesesuaian yg tidak sesuai dg


data lapangan; atau

memalsukan dokumen.
Perka No. 04 tahun 2010 Pemantauan Kesehatan untuk
Pekerja Radiasi (7 bab dan 28 pasal)

BAB I KETENTUAN UMUM;


BAB II PELAKSANAAN PEMANTAUAN KESEHATAN
BAB III PELAKSANA PEMANTAUAN KESEHATAN
BAB IV TANGGUNG JAWAB
BAB V REKAMAN
BAB VI KETENTUAN PERALIHAN
BAB VII KETENTUAN PENUTUP
Perka No. 16 tahun 2014 SIB petugas tertentu yg bekerja di instalasi
yg memanfaatkan sumber radiasi pengion (7 bab dan 45 pasal)

BAB I KETENTUAN UMUM;


BAB II PENGELOMPOKAN PETUGAS TERTENTU
BAB III PERSYARATAN MEMPEROLEH SURAT IZIN BEKERJA
BAB IV PELATIHAN
BAB V PENGUJIAN PETUGAS PROTEKSI RADIASI
BAB VI PERMOHONAN, PENERBITAN, MASA BERLAKU, DAN
PERPANJANGAN SIB
BAB VI BERAKHIRNYA SURAT IZIN BEKERJA
BAB VI KETENTUAN PERALIHAN
BAB VII KETENTUAN PENUTUP
Perka No. 16 tahun 2014 SIB petugas tertentu yg bekerja di instalasi
yg memanfaatkan sumber radiasi pengion (7 bab dan 45 pasal)

Amandemen dari PerKa No.15 tahun 2008 tentang


Persyaratan untuk memperoleh SIB bagi petugas
tertentu di instalasi yang memanfaatkan sumber
radiasi pengion.

Bertujuan memberikan pengaturan dalam


memperoleh Surat Izin Bekerja untuk Petugas
Tertentu
PENGELOMPOKAN PETUGAS TERTENTU

Petugas Keahlian
PPR MEDIK
PPR MEDIK I
ekspor zat radioaktif

impor dan pengalihan zat radioaktif dan/atau pembangkit Radiasi


Pengion

produksi radioisotop berupa radiofarmaka; dan

penggunaan dan/atau penelitian dan pengembangan dalam:

• radioterapi;
• kedokteran nuklir diagnostik in vivo; dan
• kedokteran nuklir terapi.
PPR MEDIK II

pengalihan zat radioaktif dan/atau pembangkit


Radiasi Pengion; dan

penggunaan dan/atau penelitian dan


pengembangan dalam radiologi diagnostik dan
intervensional.
PPR MEDIK III

Sumber Radiasi Pengion untuk


kegiatan penggunaan dan/atau
penelitian dan pengembangan
dalam kedokteran nuklir
diagnostik in vitro.
PERSYARATAN MEMPEROLEH SIB

mengajukan permohonan kepada Kepala


BAPETEN dg mengisi formulir dan melampirkan
persyaratan yg meliputi:
• Persyaratan Umum;
• Persyaratan Khusus
PERSYARATAN MEMPEROLEH SIB
PERSYARATAN PERSYARATAN
UMUM KHUSUS
Berijazah serendah-rendahnya D-III
Fotokopi Bukti Identitas jurusan eksakta atau teknik yg
Diri dibuktikan dg fotokopi ijazah yg
dilegalisir

Memiliki sertifikat telah


Fotokopi Surat Hasil
mengikuti dan lulus pelatihan
Pemeriksaan Kesehatan
PPR dari lembaga pelatihan yg
Umum
terakreditasi

Fotokopi Bukti Pembayaran


Mengikuti dan lulus ujian yg
Biaya Permohonan Surat
diselenggarakan oleh BAPETEN
Izin Bekerja
PELATIHAN
Pelatihan Petugas Tertentu harus dilaksanakan oleh lembaga pelatihan
yang telah terakreditasi

Apabila dalam hal lembaga pelatihan untuk PPR yang terakreditasi tidak
tersedia, maka kepala BAPETEN dapat menunjuk lembaga pelatihan

Penunjukan lembaga pelatihan untuk PPR berdasarkan pedoman teknis


yang diterbitkan oleh kepala BAPETEN yang memuat:
• SISTEM MANAJEMEN;
• KOMPETENSI PENGAJAR;
• FASILITAS PELATIHAN; dan
• KURIKULUM, SILABUS DAQN BAHAN AJAR.
STANDAR KOMPETENSI DAN MATERI

Pelatihan Petugas Tertentu harus


dilaksanakan berdasarkan Stándar
Kompetensi dan Materi Pelatihan yang
telah ditetapkan untuk setiap petugas
tertentu.
PENGUJIAN PPR
Pelaksanaan Ujian SIB PPR dilakukan oleh Tim
Penguji

Tim Penguji tidak diperbolehkan bertindak sebagai


pengajar pada pelatihan

Keanggotaan Tim Penguji ditetapkan oleh dan


bertanggungjawab kepada kepala BAPETEN
TUGAS DAN KEWAJIBAN TIM PENGUJI

TUGAS KEWAJIBAN
PENYUSUNAN MENJAGA KERAHASIAAN
SOAL SOAL DAN JAWABAN

MENJAGA OBYEKTIVITAS
PENGUJIAN DAN NETRALITAS

EVALUASI HASIL BERSIKAP


UJIAN PROFESIONAL
SYARAT KELULUSAN

Kepala BAPETEN Penyampaian pengumuman


Menyampaikan hasil ujian dilakukan melalui:
Pengumuman Hasil Ujian papan pengumuman resmi
Kelulusan Kepada Peserta BAPETEN, website
Paling Lama 14 (Empat BAPETEN, dan
Belas) Hari Kerja Terhitung pemberitahuan surat resmi
Sejak Ujian diilaksanakan. kepada peserta ujian.
SYARAT KELULUSAN

Peserta ujian SIB yang tidak lulus dapat mengikuti


ujian ulang paling banyak 3 kali dengan jangka
waktu paling lama 2 tahun

Jika pemohon SIB tidak lulus ujian ulang, maka yg


bersangkutan harus mengikuti pelatihan PPR
kembali.
TATACARA PERMOHONAN PPR DAN PENERBITAN SIB

Pemohon, utk memperoleh SIB PPR harus mengajukan permohonan


tertulis kepada Kepala BAPETEN dg mengisi formulir dan melampirkan
dokumen persyaratan umum dan khusus paling lambat 3 hari kerja
sebelum Ujian SIB dilaksanakan
Pengumuman hasil kelulusan paling lama 14 hari setelah ujian
dilaksanakan, melalui:
• Papan pengumuman resmi Bapeten
• Website BAPETEN
• Pemberitahuan surat resmi

Penerbitan dan penyampaian SIB PPR yg memenuhi syarat kelulusan dilaksanakan


paling lambat 7 hari kerja terhitung sejak pengumuman hasil ujian
SIB
Pemegang SIB dapat mengajukan permohonan
perpanjangan Surat Izin Bekerja Petugas Tertentu paling
lambat 1 bulan sebelum Surat Izin Bekerja berakhir

• Mengisi formulir permohonan izin


• Fotokopi bukti identitas diri
• Fotokopi surat hasil pemeriksaan kesehatan umum
• Fotokopi bukti pembayaran biaya permohonan
perpanjangan SIB
• Mengikuti pelatihan penyegaran
PELATIHAN PENYEGARAN
Penyegaran dilakukan paling sedikit 1 kali selama
masa berlaku SIB
Jika tidak mengikuti penyegaran maka PPR tidak
dapat mengajukan perpanjangan SIB dan harus
mengajukan permohonan SIB baru

Penyegaran dilaksanakan oleh BAPETEN


MASA BERLAKU DAN SANKSI ADMINISTRATIF

Masa berlaku SIB berakhir jika:


• Jangka waktu izin yg diberikan telah terlampaui
• SIB dicabut oleh Kepala Bapeten
• Pemegang SIB meninggal dunia

Apabila ditemukan pelanggaran thd ketentuan SIB


Petugas Tertentu, maka Kepala BAPETEN menjatuhkan
sanksi administrasi berupa:
• Pembekuan SIB
• Pencabutan SIB
KETERKAITAN PPR DG PERIZINAN

Petugas Proteksi Radiasi (PPR) disarankan


mengetahui proses perizinan
Instansi/fasilitas yang membutuhkan PPR dapat
memberikan masukan terhadap dokumen
pengajuan izin ke BAPETEN
PPR harus berkoordinasi dengan Petugas
Keamanan Sumber Radioaktif (PKSR)
BAB I KETENTUAN UMUM
RADIASI PENGION
• gelombang elektromagnetik dan partikel bermuatan yang karena energi
yang dimilikinya mampu mengionisasi media yang dilaluinya.

LIMBAH RADIOAKTIF
• zat radioaktif dan bahan serta peralatan yg telah terkena zat radioaktif
atau menjadi radioaktif karena pengoperasian instalasi nuklir yg tdk dpt
digunakan lagi.

ZAT RADIOAKTIF
• setiap zat yang memancarkan radiasi pengion dengan aktivitas jenis
lebih besar dari pada 70 kBq/kg (2 nCi/g).
BAB I KETENTUAN UMUM
PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF
• pengumpulan, pengelompokan, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan, dan/atau
pembuangan limbah radioaktif.

RADIOISOTOP
• isotop yang mempunyai kemampuan untuk memancarkan radiasi pengion.

KERUGIAN NUKLIR
• setiap kerugian yg dpt berupa kematian, cacat, cedera atau sakit, kerusakan harta benda,
pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup yg ditimbulkan oleh radiasi atau gabungan
radiasi dgn sifat racun, sifat mudah meledak, atau sifat bahaya lainnya sebagai akibat
kekritisan bahan bakar nuklir dalam instalasi nuklir atau selama pengangkutan, termasuk
kerugian sebagai akibat tindakan preventif dan kerugian sebagai akibat atau tindakan
untuk pemulihan lingkungan hidup.
BAB II KELEMBAGAAN

Badan Pelaksana (Ps. 3)

Badan Pengawas (Ps. 4)

Majelis Pertimbangan Tenaga Nuklir (Ps. 5)

• memberi saran dan pertimbangan akan pemanfaatan TN

Dapat membentuk BUMN utk pemanfaatan secara komersial


PENGAWASAN
Pasal 16
• Setiap kegiatan yg berkaitan dgn pemanfaatan tenaga nuklir wajib memperhatikan keselamatan,
keamanan, dan ketenteraman, kesehatan pekerja dan anggota masyarakat, serta
perlindungan thdap lingkungan hidup.
• Ketentuan diatur lebih lanjut dgn Peraturan Pemerintah.

Pasal 17
• Setiap pemanfaatan tenaga nuklir wajib memiliki izin, kecuali dalam hal-hal tertentu yg diatur
lebih lanjut dgn Peraturan Pemerintah.
• Pembangunan dan pengoperasian reaktor nuklir dan instalasi nuklir lainnya serta dekomisioning
reaktor nuklir wajib memiliki izin.
• Syarat-syarat dan tata cara perizinan diatur lebih lanjut dgn Peraturan Pemerintah.

Pasal 18
• Setiap izin dikenakan biaya.
• Besar biaya ditetapkan dgn Keputusan Menteri Keuangan.
PENGAWASAN
Pasal 19

• Setiap petugas yg mengoperasikan reaktor nuklir dan petugas tertentu di dalam instalasi nuklir
lainnya dan di dalam instalasi yang memanfaatkan sumber radiasi pengion wajib memiliki izin.
• Persyaratan utk memperoleh izin diatur oleh Badan Pengawas.

Pasal 20

• Inspeksi thd instalasi nuklir dan instalasi yg memanfaatkan radiasi pengion dilaksanakan oleh
Badan Pengawas dalam rangka pengawasan thd ditaatinya syarat-syarat dalam perizinan dan
peraturan perundangundangan di bidang keselamatan nuklir.
• Inspeksi dilaksanakan oleh inspektur yg diangkat dan diberhentikan oleh Badan Pengawas.
• Inspeksi dilaksanakan secara berkala dan sewaktu-waktu.

Pasal 21

• Badan Pengawas melakukan pembinaan berupa bimbingan dan penyuluhan mengenai


pelaksanaan upaya yg menyangkut keselamatan dan kesehatan pekerja, dan anggota masyarakat
serta perlindungan thd lingkungan hidup.
BAB III PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Pasal 8 Penelitian dan pengembangan tenaga nuklir:


• harus diselenggarakan dalam rangka penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi nuklir untuk keselamatan, keamanan,
ketenteraman, dan kesejahteraan rakyat.
• diselenggarakan terutama oleh dan menjadi tanggung jawab Badan
Pelaksana.
• keselamatan nuklir perlu diperhatikan untuk mengurangi dampak
negatif pemanfaatan TN.
• dalam menyelenggarakan, Badan Pelaksana dapat bekerja sama
dengan instansi dan badan lain.
BAB VI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF
Badan Pelaksana
• melaksanakan pengelolaan limbah radioaktif (Ps. 23).
• dapat bekerja sama dgn atau menunjuk BUMN, koperasi, dan/atau badan swasta(Ps. 23).
• menyediakan tempat penyimpanan lestari limbah radioaktif tingkat tinggi (Ps. 25).

Penghasil limbah radioaktif


• tingkat rendah dan tingkat sedang wajib mengumpulkan, mengelompokkan, atau mengolah dan
menyimpan sementara limbah tsb sebelum diserahkan kpd Badan Pelaksana (Ps. 24).
• Penghasil limbah radioaktif tingkat tinggi wajib menyimpan sementara limbah tsb dlm waktu sekurang-
kurangnya selama masa operasi reaktor nuklir (Ps. 24).

Penyimpanan limbah radioaktif


• Penentuan tempat penyimpanan lestari ditetapkan oleh Pemerintah setelah mendapat persetujuan DPR-RI
(Ps. 25).
• dikenakan biaya yg ditetapkan dg Keputusan Menteri Keuangan (Ps. 26).
• Pengangkutan dan penyimpanan imbah radioaktif wajib memperhatikan keselamatan pekerja,
anggota masyarakat, dan lingkungan hidup (Ps. 27).
• Ketentuan ttg pengelolaan limbah radioaktif, termasuk pengangkutan dan penyimpanan diatur lebih lanjut
dgn Peraturan Pemerintah(Ps. 27).
BAB VII PERTANGGUNGJAWABAN KERUGIAN NUKLIR

Pasal 28

• Pengusaha Instalasi Nuklir wajib bertanggung jawab atas Kerugian Nuklir yg


diderita oleh Pihak Ketiga yg disebabkan oleh Kecelakaan Nuklir yg terjadi
dalam Instalasi Nuklir tersebut.

Pasal 30

• Apabila pertanggungjawaban kerugian nuklir melibatkan lebih dari satu


pengusaha instalasi nuklir dan tidak mungkin menentukan secara pasti bagian
kerugian nuklir yg disebabkan oleh tiap-tiap pengusaha instalasi nuklir tsb,
pengusaha tsb bertanggung jawab secara bersama-sama.
• Pertanggungjawaban tiap-tiap pengusaha instalasi nuklir tidak melebihi batas
jumlah pertanggung-jawabannya.
BAB VII PERTANGGUNGJAWABAN KERUGIAN NUKLIR

Pasal 31

• Apabila dalam suatu lokasi terdapat beberapa instalasi nuklir yg dikelola oleh
satu pengusaha instalasi nuklir, pengusaha tsb harus bertanggung jawab
atas setiap kerugian nuklir yg disebabkan oleh setiap instalasi nuklir.

Pasal 32

• Pengusaha instalasi nuklir tidak bertanggung jawab thd kerugian nuklir yg


disebabkan oleh kecelakaan nuklir yg terjadi karena akibat langsung dari
pertikaian atau konflik bersenjata internasional atau non-internasional atau
bencana alam dgn tingkat yg luar biasa yg melampui batas rancangan
persyaratan keselamatan yg telah ditetapkan oleh Badan Pengawas.
BAB VII PERTANGGUNGJAWABAN KERUGIAN NUKLIR

Pasal 33

• Apabila pengusaha instalasi nuklir setelah melaksanakan tanggung jawabnya dpt membuktikan
bahwa pihak ketiga yg menderita kerugian nuklir disebabkan oleh kesengajaan penderita sendiri,
pengusaha tsb dapat dibebaskan dari tanggung jawabnya utk membayar seluruh atau sebagian
kerugian yg diderita.
• Pengusaha instalasi nuklir berhak utk menuntut kembali ganti rugi yg telah dibayarkan kepada
pihak ketiga yg melakukan kesengajaan.

Pasal 34

• Pertanggungjawaban pengusaha instalasi nuklir thd kerugian nuklir paling banyak Rp


900.000.000.000,00 (sembilan ratus miliar rupiah) utk setiap kecelakaan nuklir, baik utk setiap
instalasi nuklir maupun utk setiap pengangkutan bahan bakar nuklir atau bahan bakar nuklir bekas.
• Besar batas pertanggungjawaban diatur dgn Keputusan Presiden.
• Jumlah pertanggungjawaban hanya digunakan utk pembayaran kerugian nuklir, tdk termasuk
bunga dan biaya perkara.
• Batas pertanggungjawaban pengusaha instalasi nuklir dpt ditinjau kembali dgn Peraturan
Pemerintah.
BAB VII PERTANGGUNGJAWABAN KERUGIAN NUKLIR

Pasal 35

• Pengusaha instalasi nuklir wajib mempertanggungkan pertanggungjawabannya melalui asuransi atau


jaminan keuangan lainnya.
• Ketentuan ttg kewajiban berlaku juga bagi pengusaha instalasi nuklir penerima atau pengusaha
pengangkutan.
• Apabila dalam suatu lokasi terdapat beberapa instalasi nuklir yg dikelola oleh satu pengusaha instalasi nuklir,
pengusaha tsb wajib mempertanggungkan pertanggungjawabannya utk setiap instalasi yg dikelolanya.

Pasal 36

• Apabila jumlah pertanggungan berkurang karena telah digunakan utk membayar kerugian nuklir,
pengusaha instalasi nuklir wajib menjaga agar jumlah pertanggungan tetap sesuai.
• Apabila perjanjian pertanggungan telah berakhir atau batal karena suatu sebab lain, pengusaha instalasi nuklir
tsb wajib segera memperbaharui perjanjian pertanggungannya.
• Apabila pengusaha instalasi nuklir belum memperbaharui perjanjian pertanggungan, dan terjadi kecelakaan
nuklir, pengusaha tsb tetap bertanggung jawab.
BAB VII PERTANGGUNGJAWABAN KERUGIAN NUKLIR

Pasal 37
• Ketentuan tentang pertanggungan tidak berlaku bagi instansi pemerintah yang
bukan BUMN.
• Penggantian kerugian nuklir akibat kecelakaan nuklir diatur lebih lanjut dengan
Keputusan Presiden.

Pasal 38
• Perusahaan asuransi yang menanggung ganti rugi nuklir yang
disebabkan kecelakaan nuklir wajib melakukan pembayaran ganti rugi paling
lama 7 (tujuh) hari setelah diterbitkan pernyataan adanya kecelakaan nuklir
oleh Badan Pengawas.
• Pernyataan Badan Pengawas wajib diterbitkan selambat-lambatnya 3 (tiga)
hari sejak terjadinya kecelakaan nuklir.
BAB VII PERTANGGUNGJAWABAN KERUGIAN NUKLIR

Pasal 39

• Hak menuntut ganti rugi akibat kecelakaan nuklir kadaluwarsa apabila tidak diajukan dalam
waktu 30 (tiga puluh) tahun terhitung sejak diterbitkan pernyataan Badan Pengawas.
• Apabila kerugian nuklir akibat kecelakaan nuklir melibatkan bahan nuklir yg dicuri, hilang, atau
ditelantarkan, maka jangka waktu utk menuntut ganti rugi dihitung dari saat terjadinya kecelakaan
nuklir dgn ketentuan jangka waktu itu tidak boleh melebihi 40 (empat puluh) tahun terhitung sejak
bahan nuklir dicuri, hilang, atau ditelantarkan.
• Hak untuk menuntut ganti rugi harus diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun setelah
penderita mengetahui atau patut mengetahui kerugian nuklir yang diderita dan pengusaha instalasi
nuklir yang bertanggung jawab dengan ketentuan jangka waktu tersebut tidak boleh melebihi jangka
waktu yang ditetapkan.

Pasal 40

• Pengadilan Negeri yg berwenang memeriksa dan mengadili tuntutan ganti rugi adalah:
• Pengadilan Negeri tempat kecelakaan nuklir terjadi; atau
• Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam hal terjadi kecelakaan nuklir selama pengangkutan
bahan bakar nuklir atau bahan bakar nuklir bekas di luar wilayah negara Republik Indonesia.
TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai