Joni S. Kadir
• Fisika Instrumentasi UNHAS
• Medical Physics UI
• Inspektur Industri dan Kesehatan BAPETEN
• Fungsional Pengawas Radiasi – Jaminan Mutu
• Perumahan TBD C9 No. 32 Gunung Sindur – Parung,
Bogor 16340
• jonikadir@gmail.com
HASIL BELAJAR
• Setelah mengikuti pembelajaran ini, Peserta dapat memahami:
• Peraturan Perundang-undangan Ketenaganukliran Bidang
Medis.
• Ketentuan Perizinan yang berlaku untuk bidang Medis
• Peraturan terkait Keselamatan Radiasi dalam Penggunaan
Pesawat Sinar-X Radiologi Diagnostik dan Intervensional
• Peraturan terkait Surat Izin Bekerja Petugas Tertentu Yang
Bekerja Di Instalasi Yang Memanfaatkan Sumber Radiasi
Pengion
HASIL BELAJAR
• Peserta dapat :
• Menjelaskan Peraturan Perundang-undangan
Ketenaganukliran Bidang Medis.
• Menguraikan Ketentuan Perizinan yang berlaku untuk bidang
Medis
• Menerangkan Peraturan terkait Keselamatan Radiasi dalam
Penggunaan Pesawat Sinar-X Radiologi Diagnostik dan
Intervensional
• Menjelaskan Peraturan terkait Surat Izin Bekerja Petugas
Tertentu Yang Bekerja Di Instalasi Yang Memanfaatkan Sumber
Radiasi Pengion
UU
Undang-Undang No 10 Tahun 1997
Tentang Ketenaganukliran
Peraturan Pemerintah
PP
PP No. 33 Tahun 2007 Keselamatan RP dan KSR
PP No. 5 Tahun 2021 Pelayanan Perizinan Berusaha berbasis resiko
PP No. 61 Tahun 2013 Pengelolaan Limbah Radioaktif
PP No. 29 Tahun 2008 Perizinan pemanfaatan SRP
PP No. 56 Tahun 2014 Tarif PNBP BAPETEN
Peraturan Presiden
Peraturan Kepala (Perka) BAPETEN
Perka No.4 Thn 2013 Proteksi dan Keselamatan Radiasi Pemanfaatan Tenaga Nuklir
Perka BAPETEN
Perka No 4 Thn 2020 Keselamatan Radiasi Penggunaan pada Pesawat Sinar-x dalam Radiologi Diagnostik Dan Intervensional
Perban No 2 Thn 2018 Uji Kesesuaian Pesawat Sinar-x Radiologi Diagnostik Dan Intervensional
Perka No 16 Thn 2014 SIB Petugas Tertentu yg Bekerja Di Instalasi yg Memanfaatkan Sumber Radiasi Pengion
Perka No 6 Thn 2010 Pemantauan Kesehatan Pekerja Radiasi
Perka No. 17 Th 2012 Keselamatan Radiasidalam Kedokteran Nuklir
Perka No. 3 Th 2013 Keselamatan Radiasi Penggunaan Radioterapi
Pedoman/Juklak
Undang-Undang No. 10 tahun 1997 ttg
Ketenaganukliran (10 bab dan 48 pasal):
Presiden RI
KEPRES 76/ 1998 KEPRES 197/ 1998
BAB IV INTERVENSI
BAB V KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF
BAB VI INSPEKSI
BAB VII SANKSI ADMINISTRATIF
BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN
BAB IX KETENTUAN PENUTUP
PP No. 33 tahun 2007 Keselamatan Radiasi Pengion dan
Keamanan Sumber Radioaktif (9 bab dan 88 pasal)
BAB IV INTERVENSI
BAB VI INSPEKSI
PROTEKSI RADIASI
• tindakan yg dilakukan utk mengurangi pengaruh radiasi yang merusak
akibat paparan radiasi.
KESELAMATAN RADIASI PEMANFAATAN
TENAGA NUKLIR (Ps.4)
Setiap orang atau badan yg akan memanfaatkan Tenaga Nuklir wajib memiliki izin
Pemanfaatan Tenaga Nuklir dan memenuhi persyaratan Keselamatan Radiasi.
• persyaratan manajemen;
• persyaratan Proteksi Radiasi;
• persyaratan teknik; dan
• verifikasi keselamatan.
Pemenuhan thd persyaratan harus didokumentasikan di dalam Program Jaminan
Mutu.
RUANG LINGKUP DAN TUJUAN
TUJUAN (Ps. 3)
• menjamin keselamatan pekerja dan anggota masyarakat, perlindungan thd
lingkungan hidup, dan Keamanan Sumber Radioaktif.
PERSYARATAN MANAJEMEN (Ps. 5)
Penanggung
Jawab
Keselamatan
Radiasi
Reka Budaya
Keselam
man. atan
PERSYARATAN
MANAJEMEN
Pendidi Pemantau
kan dan an
Latihan Kesehatan
Pers
onil
PENANGGUNG JAWAB KESELAMATAN RADIASI (Ps. 6)
PENANGGUNG JAWAB
KESELAMATAN RADIASI
• meninjau ulang setiap tindakan dan sumber daya scr berkala dan
berkesinambungan utk memastikan tujuan dapat dicapai;
• mengidentifikasi setiap kegagalan dan kelemahan dalam tindakan dan sumber
daya yg diperlukan utk mewujudkan Keselamatan Radiasi, serta mengambil
langkah perbaikan dan pencegahan thd terulangnya keadaan tsb;
• membuat prosedur utk memudahkan konsultasi dan kerja sama antar semua
pihak yg terkait dg Keselamatan Radiasi; dan
• membuat dan memelihara Rekaman yg terkait dg Keselamatan Radiasi.
PENANGGUNG JAWAB KES RAD
Tanggung jawab pihak lain didasarkan pada tugas dan peran masing-masing
dalam Keselamatan Radiasi.
Pemeriksaan
Kesehatan
PEMANTAUAN
KESEHATAN
Penatalaksanaa
n Kesehatan Kons
Paparan Radiasi
Berlebih.
eling
PEMANTAUAN KESEHATAN
PEMERIKSAAN KESEHATAN
PEKERJA
Sebelum Kerja
Selama Bekerja
Pekerja Radiasi
Tenaga Ahli
Operator
Tingkat Pengawasan yg
diperlukan;
Kerumitan Pekerjaan yg akan
dilaksanakan; dan
Tingkat Pelatihan yg telah diikuti
oleh Personil .
REKAMAN (Ps. 18 & 19)
PEMEGANG IZIN WAJIB
PERSYARATAN PROTEKSI
RADIASI
Limitasi Dosis
BAB IX SANKSI
BAB X KETENTUAN LAIN-LAIN
BAB XI KETENTUAN PERALIHAN
BAB XII KETENTUAN PENUTUP
PP NO. 29 TAHUN 2008 PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER
RADIASI PENGION DAN BAHAN NUKLIR (11 BAB DAN 87 PASAL)
BAB I KETENTUAN UMUM;
BAB II PENGELOMPOKAN PEMANFAATAN SRP DAN BN
BAB III PERSYARATAN IZIN
BAB IV TATA CARA PERMOHONAN DAN PENERBITAN IZIN
BAB V KEWAJIBAN PEMEGANG IZIN
BAB VI KLIERENS
BAB VII PENGECUALIAN DARI KEWAJIBAN MEMILIKI IZIN PEMANFAATAN SRP
BAB VIII PERSETUJUAN
BAB IX INSPEKSI
BAB X SANKSI ADMINISTRATIF
BAB XI KETENTUAN PERALIHAN
BAB XII KETENTUAN PENUTUP
BAB I KETENTUAN UMUM;
BAB V PENILAIAN DAN PENERBITAN IZIN KOMERSIAL ATAU OPERASIONAL SEKTOR KETENAGANUKLIRAN
BAB VII MASA BERLAKU IZIN KOMERSIAL ATAU OPERASIONAL SEKTOR KETENAGANUKLIRAN
B DASAR
PP Nomor 33 Tahun 2007 ttg Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif;
PP Nomor 29 Tahun 2008 ttg Perizinan Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion dan Bahan Nuklir;
Peraturan Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 8 Tahun 2011 ttg Keselamatan Radiasi Dalam
Penggunaan Pesawat Sinar X Radiologi Diagnostik dan Intervensional;
Peraturan Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 16 tahun 2014 ttg Surat Izin Bekerja Petugas
Tertentu yg Bekerja di Instalasi yg Memanfaatkan Sumber Radiasi Pengion; dan
Peraturan Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 2 Tahun 2018 ttg Uji Kesesuaian Pesawat
Sinar-X Radiologi Diagnostik dan Intervensional.
C. KETENTUAN KEBIJAKAN PERIZINAN
1. Persyaratan Perizinan terkait Personel
Petugas Proteksi Radiasi (PPR) yg masa berlaku Surat Izin Bekerja (SIB) berakhir
Tahun 2020 dan telah melakukan pendaftaran penyegaran PPR maka akan
diperpanjang selama 6 (enam) bulan terhitung sejak berakhirnya masa berlaku SIB.
Radiografer Tingkat I dan Radiografer Tingkat II yg masa berlaku SIB berakhir Tahun 2020 dan telah
melakukan pendaftaran administrasi utk mempertahankan kompetensi teknisnya ke BATAN maka
akan diperpanjang selama 6 (enam) bulan. Ketentuan waktu 6 (enam) bulan akan memperhitungkan
layanan sertifikasi personel dari BATAN dibuka kembali.
Dalam hal pelaksanaan pemeriksaan kesehatan personel tidak dapat dilaksanakan oleh
Pemohon/Pemegang Izin, Pemohon/Pemegang Izin dapat menyampaikan hasil pemeriksaan
kesehatan Tahun 2019 dan surat komitmen yg ditandatangani Pemohon/Pemegang Izin dan
bermeterai Rp 6.000,00 utk melaksanakan pemeriksaan kesehatan setelah layanan pemeriksaan
kesehatan dibuka.
C. KETENTUAN KEBIJAKAN PERIZINAN
2. Persyaratan Perizinan terkait Fasilitas
Pemenuhan terhadap uji kesesuaian dapat ditangguhkan hingga layanan Lembaga Uji Kesesuaian
sudah dibuka sehingga pemohon izin cukup menyampaikan bukti tanda terima permohonan layanan
kpd Lembaga Uji Kesesuaian atau surat komitmen yg ditandatangani oleh pemohon izin dan
bermeterai Rp 6.000,00 utk melaksanakan pengujian paling lama 1 (satu) bulan sejak Lembaga Uji
Kesesuaian beroperasi kembali.
Pemenuhan thd kalibrasi alat ukur radiasi, kalibrasi keluaran sumber radiasi terapi, standardisasi radionuklida,
evaluasi dosis perorangan, dan/atau penyediaan peralatan pemantauan dosis perorangan ditunda hingga
layanan laboratorium kalibrasi dan dosimetri sudah dibuka sehingga pemohon izin cukup menyampaikan bukti
tanda terima permohonan layanan kpd laboratorium atau surat komitmen yg ditandatangani oleh pemohon izin
dan bermeterai Rp 6.000,00 utk melaksanakan kalibrasi, evaluasi dosis perorangan, dan/atau penyediaan
peralatan pemantauan dosis perorangan paling lama 1 (satu) bulan sejak laboratorium beroperasi kembali.
Untuk perubahan lokasi pemanfaatan utk kegiatan radiologi diagnostik dan intervensional dalam
rangka proses pinjam dan meminjam maka Pemegang Izin akan menyampaikan notifikasi ke Badan
Pengawas Tenaga Nuklir dg melampirkan surat perjanjian operasi yg di dalamnya tercantum
prosedur pelaksanaan proteksi dan keselamatan radiasi (justifikasi, limitasi, optimisasi proteksi dan
keselamatan radiasi) akan menjadi tanggung jawab peminjam.
C. KETENTUAN KEBIJAKAN PERIZINAN
3. Persyaratan Perizinan terkait Pengangkutan Zat Radioaktif
Penggunaan pesawat sinar-X radiologi diagnostik dan intervensional utk penanganan bencana nasional COVID-19, apabila
ukuran ruangan pemanfaatan radiologi diagnostik dan intervensional tidak memenuhi syarat maka izin akan diterbitkan dg
kondisi izin yg menyatakan kewajiban utk memenuhi ketentuan ukuran ruangan akan dilaksanakan pd saat penanganan
bencana nasional COVID19 telah selesai dan izin dpt dicabut jika tidak terpenuhi kewajiban tsb.
Selama penanganan bencana nasional COVID-19, pesawat sinar-X dalam kendaraan (mobile station)
dpt diterbitkan izinnya utk instansi selain pemerintah dalam rangka pemeriksaan massal dan
penanganan bencana nasional COVID-19.
Spesifikasi teknis pesawat sinar-X radiologi diagnostik dan intervensional yang digunakan utk
penanganan bencana nasional COVID-19 harus sesuai dg spesifikasi teknis yg ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan.
Penggunaan CT-Scan utk pemeriksaan atau penanganan bencana nasional COVID-19 harus tetap
mengedepankan justifikasi proteksi radiasi yaitu manfaat yg didapatkan lebih besar dari risikonya yg
ditentukan oleh Dokter Spesialis Radiologi atau Dokter Lain yg Berkompeten.
C. KETENTUAN KEBIJAKAN PERIZINAN
1. Janji Layanan
Khusus pesawat sinar-X radiologi diagnostik
dan intervensional yg digunakan utk
penanganan bencana nasional COVID-19,
pelayanan perizinan penggunaannya akan
dilaksanakan dalam waktu 1 hari (24 jam)
pada hari kerja sepanjang seluruh dokumen
yg disampaikan telah memenuhi
persyaratan izin yg telah diberlakukan
kebijakan.
BAB I KETENTUAN UMUM;
BAB II PENANGGUNG JAWAB KESELAMATAN RADIASI
Radiologi Diagnostik adalah teknik Radiologi utk mendiagnosis suatu penyakit atau
kelainan morfologi dalam tubuh pasien dg menggunakan pesawat sinar-X.
Radiologi Intervensional adalah teknik Radiologi dg menggunakan pesawat sinar-X utk pemandu citra
scr langsung (real-time image-guided) dalam mendiagnosis dan melakukan tindakan terapi dg memasang
kawat penuntun, stent, dan komponen terkait di dalam tubuh pasien.
Nilai Batas Dosis adalah dosis terbesar yg diizinkan oleh Kepala Badan yg dapat diterima oleh Pekerja
Radiasi dan anggota masyarakat dalam jangka waktu tertentu tanpa menimbulkan efek genetik dan
somatik yg berarti akibat pemanfaatan tenaga nuklir.
persyaratan
persyaratan
Proteksi
teknik; dan
Radiasi;
persyaratan verifikasi
manajemen; keselamatan.
PERSYARATAN
KESELAMATAN
RADIASI
RADIOGRAFI
FLUOROSKOPI: MAMOGRAFI: GIGI: CT-SCAN:
UMUM:
• C-arm angiografi;
• U-arm angiografi; dan
• C-arm penunjang bedah.
CT-SCAN:
• CTScan angiografi.
pemantauan
personel;
kesehatan;
pendidikan dan
pelatihan
Budaya
proteksi dan
Keselamatan;
Keselamatan
Radiasi; dan
penanggung PERSYARAT
jawab AN Rekaman dan
Keselamatan MANAJEME laporan.
Radiasi; N
menyusun, menetapkan, membentuk dan
mengembangkan,
mempromosikan dan menetapkan menyelenggarakan
melaksanakan, dan
mengembangkan penyelenggara proteksi pemantauan kesehatan
mendokumentasikan
Budaya Keselamatan; program proteksi dan dan Keselamatan bagi Pekerja Radiasi;
Keselamatan Radiasi; Radiasi;
menyediakan personel
menetapkan personel memfasilitasi pelatihan
sesuai dg jenis pesawat menyelenggarakan
yg menjadi PPR dan proteksi dan
sinar-X yg digunakan pemantauan radiasi di
Pekerja Radiasi sesuai Keselamatan Radiasi
dan tujuan daerah kerja;
dg beban kerja; bagi personel;
penggunaan;
TENAGA KESEHATAN:
melaporkan kepada
mengidentifikasi
Pemegang Izin setiap
berpartisipasi dalam kebutuhan dan memantau pelaksanaan
kejadian kegagalan
mendesain ruangan mengoordinasikan verifikasi Keselamatan
operasi yg berpotensi
Radiologi; pelatihan proteksi dan Radiasi; dan
menimbulkan kecelakaan
Keselamatan Radiasi;
radiasi;
menyiapkan laporan
tertulis mengenai
pelaksanaan program
proteksi dan Keselamatan
Radiasi.
peraturan sumber radiasi
perundang- dalam efek biologi dosimetri
undangan pemanfaatan radiasi; radiasi;
ketenaganukliran; tenaga nuklir;
hasil pemantauan
hasil pemantauan hasil verifikasi sertifikat kalibrasi
kesehatan Pekerja
paparan radiasi: keselamatan; alat ukur radiasi;
Radiasi;
program
proteksi dan rekaman dosis
Keselamatan pasien.
Radiasi;
LAPORAN
Proteksi
Radiasi thd
Paparan
Kerja; dan Proteksi
Prinsip
Radiasi thd
Proteksi
Paparan
Radiasi;
Medik.
limitasi
dosis; dan
penerapan
optimisasi
justifikasi; proteksi dan
Keselamatan
Radiasi.
PRINSIP
PROTEKSI
RADIASI
penyusunan prosedur penetapan dan
pembagian daerah keselamatan
peninjauan ulang
kerja; pengoperasian
pesawat sinar-X; Pembatas Dosis;
POTENSI
BAHAYA
RADIASI
OPTIMISASI PROTEKSI DAN
JUSTIFIKASI PAPARAN MEDIK: KESELAMATAN RADIASI THD
PAPARAN MEDIK:
• indikasi klinis yg menunjukkan pasien harus diberikan Paparan Medik;
• pemberian Paparan Medik sebelumnya, termasuk yg diterima dari
fasilitas lain;
• pertimbangan operasional
• manfaat modalitas radiasi pengion lebih besar dan risiko yg
ditimbulkan lebih kecil dibandingkan modalitas selain radiasi pengion;
pesawat sinar-X;
• besarnya dosis radiasi yg akan diberikan serta dampaknya thd pasien;
• kondisi pasien dg radiosensitivitas yg tinggi (bayi; anak-anak; dan • tingkat panduan diagnostik;
dan
wanita hamil atau diperkirakan hamil); dan
• kondisi kesehatan pasien sebelum dan setelah pemberian Paparan
Medik.
• pendampingan pasien.
hasil pemeriksaan dg modalitas ultrasonografi mengindikasikan
gambaran mikrokalsifikasi dan memerlukan pemeriksaan lanjutan
bagi wanita usia di bawah 35 (tiga puluh lima) th;
hasil pemeriksaan payudara klinis mengindikasikan adanya
benjolan dan memerlukan pemeriksaan lanjutan bagi wanita
berusia 35 (tiga puluh lima) th sampai dg 40 (empat puluh) th; atau
catu daya harus memadai dan koneksi catu daya harus dapat diandalkan;
tampilan dosis real-time dan laporan dosis akhir yg ada dalam informasi di
DICOM (Digital Imaging and Communications in Medicine), termasuk
transfer data dosis utk tujuan tingkat panduan diagnostik dan perhitungan
dosis pasien; dan
kelemahan
kesalahan
dalam desain
manusia.
pesawat sinar-X;
PERBAN NO. 02 TAHUN 2018 UJI KESESUAIAN PESAWAT SINAR-X RADIOLOGI
DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL (11 BAB DAN 84 PASAL)
Tenaga Ahli adalah orang yg telah mendapatkan sertifikat kompetensi dan ditetapkan
oleh Kepala Badan utk mengevaluasi hasil Uji Kesesuaian.
Survailen adalah kegiatan penilaian kesesuaian thd unjuk kerja Lembaga Uji Kesesuaian
selama masa berlaku penunjukan.
Pemegang izin Secara Berkala Dilakukan Terhadap Kondisi Pesawat Sinar-X
Pesawat
Sinar-X UJI Pesawat
Radiografi KESESUAIAN Sinar-X Gigi.
Umum;
Pesawat Sinar-X Pesawat Sinar-X Pesawat Sinar-X
Radiografi Umum Fluoroskopi Gigi
• pesawat sinar-X • radiografi- • Pesawat Sinar-X
terpasang tetap; fluoroskopi (RF); Gigi Intraoral; dan
• pesawat sinar-X • C-arm; • Pesawat Sinar-X
mobile; dan • U-arm; dan Gigi Ekstraoral.
• pesawat sinar-X • O-arm. • panoramic; dan
portable. • cephalometric.
PERSYARATAN MANAJEMEN PERSYARATAN TEKNIS
manajer Penguji
Berkualifikasi;
mutu; dan
menetapkan sistem
menjamin akuntabilitas menjamin penerapan
dokumentasi dan
kinerja Lembaga Uji persyaratan yg
pengendalian rekaman
Kesesuaian; ditetapkan; dan
dan laporan;
menjamin kemandirian,
ketidakberpihakan, dan
obyektivitas pengujian.
TENAGA AHLI PENGUJI BERKUALIFIKASI
Peralatan paling sedikit terdiri atas: peralatan utama dan peralatan pendukung.
Lembaga Uji Kesesuaian harus melakukan pengendalian peralatan pd saat penggunaan, transportasi,
penyimpanan, dan perawatan sesuai dg standar yg ditetapkan.
Lembaga Uji Kesesuaian dpt menggunakan peralatan milik pihak lain melalui kontrak atau kerja sama.
scr tertulis
Penunjukan diberikan kpd Lembaga Uji Kesesuaian utk jangka waktu 3 (tiga) tahun.
Selama masa penunjukan, Lembaga Uji Kesesuaian harus sudah mendapatkan akreditasi dari KAN
sesuai dg lingkupnya.
Apabila Lembaga Uji Kesesuaian tidak dapat memenuhi ketentuan, penunjukan dapat diperpanjang 1
(satu) kali.
Dalam hal Lembaga Uji Kesesuaian tidak mendapatkan akreditasi oleh KAN setelah masa
perpanjangan penunjukan berakhir, Lembaga Uji Kesesuaian dilarang melakukan Uji Kesesuaian.
Lembaga Uji Kesesuaian yg telah mendapatkan akreditasi harus tetap mengajukan permohonan
penunjukan kepada Kepala Badan.
badan hukum Lembaga Uji
Kesesuaian
Lembaga Uji
mengajukan
Kesesuaian
permohonan
dibubarkan oleh penghentian
putusan peradilan; penunjukan; atau
Kepala Badan
jangka waktu
melakukan
penunjukan
pencabutan
terlampaui;
Berakhirnya penunjukan.
penunjukan
Lembaga Uji Kesesuaian dapat memperpanjang masa berlaku penunjukan dg mengajukan
permohonan perpanjangan scr tertulis dg melengkapi dan menyampaikan bukti pemenuhan
persyaratan kepada Kepala Badan.
Permohonan perpanjangan diajukan paling lambat 90 (sembilan puluh) hari sebelum jangka waktu
penunjukan berakhir.
kinerja metode
Lembaga Uji
Kesesuaian; uji; dan
rekaman
Survaile dokumen
teknis dan
sistem
rekaman n manajemen.
mutu;
memiliki surat surat izin atau penugasan memiliki tenaga pengajar
keputusan atau dari pimpinan instansi utk yg kompeten dan sarana
akta badan hukum melakukan kegiatan prasarana serta peralatan
pelatihan; untuk pelatihan;
atau badan usaha;
menerapkan sistem
manajemen utk memiliki silabus
kegiatan pelatihan; pelatihan.
dan
sertifikat atau
notisi Uji
Kesesuaian;
dan
laporan hasil
rekaman; Uji
Kesesuaian.
Lembaga
Uji
Kesesuaian
REKAMAN MUTU REKAMAN TEKNIS
• rekaman pengujian;
• rekaman audit internal;
• rekaman penggunaan dan penyimpanan
• rekaman kaji ulang manajemen; peralatan;
• rekaman pengaduan • rekaman Pengecekan Antara;
• rekaman kondisi lingkungan;
pelanggan; dan • rekaman validasi metode; dan
• rekaman pengendalian • rekaman dosis personil.
ketidaksesuaian.
informasi nomor izin informasi pesawat
informasi pemanfaatan sinar-X yg meliputi
nomor sertifikat informasi
Lembaga Uji pesawat sinar-X, bila merek, model, dan
atau notisi; pemohon uji; bukan pesawat nomor seri tabung
Kesesuaian;
sinar-X baru; insersi;
informasi lokasi
pesawat sinar-X yg informasi kondisi informasi data ringkasan penting
informasi alat ukur
meliputi alamat, lingkungan saat dosis keluaran hasil uji dan
gedung, dan yg digunakan;
pengujian; radiasi; kriteria lolos uji;
ruangan;
tanggal pelaksanaan tanggal nama dan tanda tangan
Uji Kesesuaian dan Tenaga Ahli yg
status pesawat pengesahan mengevaluasi LHU
rekomendasi; tanggal pelaksanaan
sinar-X; Uji Kesesuaian sertifikat atau Kesesuaian dan Penguji
Berkualifikasi yg
berikutnya; notisi; dan melakukan pengujian.
DATA PESAWAT
DATA MENTAH CITRA HASIL UJI
SINAR-X
• berisi informasi rinci • lembar kerja pengujian • mencantumkan skala
terkait jenis pesawat yg berisi data perbesaran dalam
sinar-X yg digunakan, pengukuran yg diperoleh pengukuran yg terbaca;
data administrasi pd saat pengujian • mencantumkan
pesawat sinar-X, termasuk data dosis informasi otentik
generator/panel kendali, keluaran radiasi; atau mengenai lokasi, tanggal,
wadah tabung, kolimator, • data pengukuran yg dan waktu pengujian
mode penyinaran, sistem direkam langsung dari penyinaran film; dan
pencitraan, mekanik alat ukur tidak invasif. • dalam bentuk utuh atau
pesawat dll. tidak terpotong.
pembekuan;
dan
peringatan
pencabutan.
tertulis;
SANKSI
ADMINISTRATIF
melaksanakan Uji Kesesuaian dengan personil yg tidak
sesuai dg surat penunjukan;
memalsukan dokumen.
Perka No. 04 tahun 2010 Pemantauan Kesehatan untuk
Pekerja Radiasi (7 bab dan 28 pasal)
Petugas Keahlian
PPR MEDIK
PPR MEDIK I
ekspor zat radioaktif
• radioterapi;
• kedokteran nuklir diagnostik in vivo; dan
• kedokteran nuklir terapi.
PPR MEDIK II
Apabila dalam hal lembaga pelatihan untuk PPR yang terakreditasi tidak
tersedia, maka kepala BAPETEN dapat menunjuk lembaga pelatihan
TUGAS KEWAJIBAN
PENYUSUNAN MENJAGA KERAHASIAAN
SOAL SOAL DAN JAWABAN
MENJAGA OBYEKTIVITAS
PENGUJIAN DAN NETRALITAS
LIMBAH RADIOAKTIF
• zat radioaktif dan bahan serta peralatan yg telah terkena zat radioaktif
atau menjadi radioaktif karena pengoperasian instalasi nuklir yg tdk dpt
digunakan lagi.
ZAT RADIOAKTIF
• setiap zat yang memancarkan radiasi pengion dengan aktivitas jenis
lebih besar dari pada 70 kBq/kg (2 nCi/g).
BAB I KETENTUAN UMUM
PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF
• pengumpulan, pengelompokan, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan, dan/atau
pembuangan limbah radioaktif.
RADIOISOTOP
• isotop yang mempunyai kemampuan untuk memancarkan radiasi pengion.
KERUGIAN NUKLIR
• setiap kerugian yg dpt berupa kematian, cacat, cedera atau sakit, kerusakan harta benda,
pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup yg ditimbulkan oleh radiasi atau gabungan
radiasi dgn sifat racun, sifat mudah meledak, atau sifat bahaya lainnya sebagai akibat
kekritisan bahan bakar nuklir dalam instalasi nuklir atau selama pengangkutan, termasuk
kerugian sebagai akibat tindakan preventif dan kerugian sebagai akibat atau tindakan
untuk pemulihan lingkungan hidup.
BAB II KELEMBAGAAN
Pasal 17
• Setiap pemanfaatan tenaga nuklir wajib memiliki izin, kecuali dalam hal-hal tertentu yg diatur
lebih lanjut dgn Peraturan Pemerintah.
• Pembangunan dan pengoperasian reaktor nuklir dan instalasi nuklir lainnya serta dekomisioning
reaktor nuklir wajib memiliki izin.
• Syarat-syarat dan tata cara perizinan diatur lebih lanjut dgn Peraturan Pemerintah.
Pasal 18
• Setiap izin dikenakan biaya.
• Besar biaya ditetapkan dgn Keputusan Menteri Keuangan.
PENGAWASAN
Pasal 19
• Setiap petugas yg mengoperasikan reaktor nuklir dan petugas tertentu di dalam instalasi nuklir
lainnya dan di dalam instalasi yang memanfaatkan sumber radiasi pengion wajib memiliki izin.
• Persyaratan utk memperoleh izin diatur oleh Badan Pengawas.
Pasal 20
• Inspeksi thd instalasi nuklir dan instalasi yg memanfaatkan radiasi pengion dilaksanakan oleh
Badan Pengawas dalam rangka pengawasan thd ditaatinya syarat-syarat dalam perizinan dan
peraturan perundangundangan di bidang keselamatan nuklir.
• Inspeksi dilaksanakan oleh inspektur yg diangkat dan diberhentikan oleh Badan Pengawas.
• Inspeksi dilaksanakan secara berkala dan sewaktu-waktu.
Pasal 21
Pasal 28
Pasal 30
Pasal 31
• Apabila dalam suatu lokasi terdapat beberapa instalasi nuklir yg dikelola oleh
satu pengusaha instalasi nuklir, pengusaha tsb harus bertanggung jawab
atas setiap kerugian nuklir yg disebabkan oleh setiap instalasi nuklir.
Pasal 32
Pasal 33
• Apabila pengusaha instalasi nuklir setelah melaksanakan tanggung jawabnya dpt membuktikan
bahwa pihak ketiga yg menderita kerugian nuklir disebabkan oleh kesengajaan penderita sendiri,
pengusaha tsb dapat dibebaskan dari tanggung jawabnya utk membayar seluruh atau sebagian
kerugian yg diderita.
• Pengusaha instalasi nuklir berhak utk menuntut kembali ganti rugi yg telah dibayarkan kepada
pihak ketiga yg melakukan kesengajaan.
Pasal 34
Pasal 35
Pasal 36
• Apabila jumlah pertanggungan berkurang karena telah digunakan utk membayar kerugian nuklir,
pengusaha instalasi nuklir wajib menjaga agar jumlah pertanggungan tetap sesuai.
• Apabila perjanjian pertanggungan telah berakhir atau batal karena suatu sebab lain, pengusaha instalasi nuklir
tsb wajib segera memperbaharui perjanjian pertanggungannya.
• Apabila pengusaha instalasi nuklir belum memperbaharui perjanjian pertanggungan, dan terjadi kecelakaan
nuklir, pengusaha tsb tetap bertanggung jawab.
BAB VII PERTANGGUNGJAWABAN KERUGIAN NUKLIR
Pasal 37
• Ketentuan tentang pertanggungan tidak berlaku bagi instansi pemerintah yang
bukan BUMN.
• Penggantian kerugian nuklir akibat kecelakaan nuklir diatur lebih lanjut dengan
Keputusan Presiden.
Pasal 38
• Perusahaan asuransi yang menanggung ganti rugi nuklir yang
disebabkan kecelakaan nuklir wajib melakukan pembayaran ganti rugi paling
lama 7 (tujuh) hari setelah diterbitkan pernyataan adanya kecelakaan nuklir
oleh Badan Pengawas.
• Pernyataan Badan Pengawas wajib diterbitkan selambat-lambatnya 3 (tiga)
hari sejak terjadinya kecelakaan nuklir.
BAB VII PERTANGGUNGJAWABAN KERUGIAN NUKLIR
Pasal 39
• Hak menuntut ganti rugi akibat kecelakaan nuklir kadaluwarsa apabila tidak diajukan dalam
waktu 30 (tiga puluh) tahun terhitung sejak diterbitkan pernyataan Badan Pengawas.
• Apabila kerugian nuklir akibat kecelakaan nuklir melibatkan bahan nuklir yg dicuri, hilang, atau
ditelantarkan, maka jangka waktu utk menuntut ganti rugi dihitung dari saat terjadinya kecelakaan
nuklir dgn ketentuan jangka waktu itu tidak boleh melebihi 40 (empat puluh) tahun terhitung sejak
bahan nuklir dicuri, hilang, atau ditelantarkan.
• Hak untuk menuntut ganti rugi harus diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun setelah
penderita mengetahui atau patut mengetahui kerugian nuklir yang diderita dan pengusaha instalasi
nuklir yang bertanggung jawab dengan ketentuan jangka waktu tersebut tidak boleh melebihi jangka
waktu yang ditetapkan.
Pasal 40
• Pengadilan Negeri yg berwenang memeriksa dan mengadili tuntutan ganti rugi adalah:
• Pengadilan Negeri tempat kecelakaan nuklir terjadi; atau
• Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam hal terjadi kecelakaan nuklir selama pengangkutan
bahan bakar nuklir atau bahan bakar nuklir bekas di luar wilayah negara Republik Indonesia.
TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA