UNDANGAN
KETENAGANUKLIRAN
2
Bahasan
Tujuan
UU Ketenaganukliran (UU No. 10/1997)
Mekanisme Perizinan (PP No. 29/2008 & PP
No.56/2014)
Peraturan tentang Keselamatan, Perizinan
di
Fasilitas Radiologi Diagnostik &
Intervensional
Rangkuman
3
Perkembangan Pengaturan
Badan Tenaga Atom Nasional
UU NO. 31 TAHUN 1964 (BATAN)
Tentang
Ketentuan Pokok Tenaga Atom Melaksanakan
Mengatur
Mengawasi
Nuclear Safety Convention 94
Basic Safety Standard 115, 96
Pengawas
Peraturan
BAPETEN Perizinan
Inspeksi
Pasal 1
1. Ketenaganukliran adalah hal yang berkaitan dengan
pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi nuklir serta pengawasan
kegiatan yang berkaitan dengan tenaga nuklir.
Pasal 14
(1)Pengawasan terhadap pemanfaatan
tenaga nuklir dilaksanakan oleh Badan
Pengawas.
(2)Pengawasan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan melalui peraturan,
perizinan, dan inspeksi.
7
Tujuan Pengawasan
Pasal 15
Pengawasan ditujukan untuk:
a. terjaminnya kesejahteraan, keamanan, dan ketenteraman
masyarakat;
b. menjamin keselamtan dan kesehatan pekerja dan anggota
masyarakat serta perlindungan terhadap lingkungan hidup;
c. memelihara tertib hukum dalam pelaksanaan pemanfaatan
tenaga nuklir;
d. meningkatkan kesadaran hukum pengguna tenaga nuklir
untuk menimbulkan budaya keselamatan di bidang nuklir;
e. mencegah terjadinya perubahan tujuan pemanfaatan bahan
nuklir; dan
f. menjamin terpeliharanya dan ditingkatkannya disiplin
petugas dalam pelaksanaan pemanfaatan tenaga nuklir.
8
Kewajiban Memiliki Izin
Pasal 17
(1) Setiap pemanfaatan tenaga nuklir wajib memiliki izin,
kecuali dalam hal-hal tertentu yang diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Pemerintah.
(2) Pembangunan dan pengoperasian reaktor nuklir dan
instalasi nuklir lainnya serta dekomissioning reaktor nuklir
wajib memiliki izin.
(3) Syarat-syarat dan tata cara perizinan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan (2) diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah.
9
Kewajiban Memiliki Izin bagi
Personil
Pasal 19
(1) Setiap operator yang mengoperasikan reaktor nuklir dan
petugas tertentu di dalam instalasi nuklir lainnya dan di
dalam instalasi yang memanfaatkan sumber radiasi
pengion wajib memiliki izin.
(2) Persyaratan untuk memperoleh izin sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur oleh Badan Pengawas.
10
Sanksi
PERATURAN PEMERINTAH NO 29
TAHUN 2008
PERATURAN PEMERINTAH NO
56TAHUN 2014
12
SIKLUS SUMBER RADIASI PENGION
IMPOR PRODUKSI
RADIOAKTIF/X-RAY RADIOAKTIF/X-RAY
PENGALIHAN
PENGGUNAAN
HABIS EKSPOR
PAKAI
Re Export
ZAT RADIOAKTIF
KE PTLR BATAN
13 13
KE LUAR NEGRI
PENGELOMPOKAN PEMANFAATAN SRP-BN
KELOMPOK A KELOMPOK B KELOMPOK C
Berlaku untuk semua kelompok 1. Seluruh persyaratan teknis Berlaku hanya untuk kelompok
pemanfaatan berlaku untuk kelompok pemanfaatan A tertentu
pemanfaatan A
2. Persyaratan teknis untuk
kelompok pemanfaatan B :
huruf a, b, c, d, f, dan g angka 1
3. Persyaratan teknis untuk
kelompok pemanfaatan C :
huruf a, b, dan g angka 2 15
Alur Proses Perizinan
Dokumen
persyaratan izin tdk tdk
tdk
Penyampaian Dokumen
dok perbaikan ? ya perbaikan
Pemberitahuan
tentang dok yg tdk
memenuhi
5 hr persyaratan
kerja
tdk
Tagihan
Biaya Izin
Permohonan
batal
16
Sebelumnya Perka BAPETEN No 3 Tahun 2012
Registrasi Registrasi
Penilaian
Tagihan Biaya
Persyaratan
Permohonan Ada
Secara tertulis Dok lengkap ? Proses Normal
ya perubahan ya
(Ps. 22-24)
fasilitas?
Dok. Persyaratan
Adm & Teknis tdk
tdk
Terbit
Penilaian terhadap
perpanjangan
Dokumen
izin
Persyaratan
18
PENETAPAN PENGHENTIAN
(Ps. 53 PP 29/2008)
Laporan :
- data SRF
- hasil pengukuran
paparan radiasi
- penanganan akhir
pembangkit penanganan
akhir ZR
tdk
Dokumen perbaikan
Penyampaian
perbaikan ya
laporan?
Pemberitahuan
tentang
ketidaksesuaian
tdk
Permohonan
batal
19
PERUBAHAN IZIN
Perubahan
Data Izin
Proses
Permohonan
Proses Izin Baru
Perubahan
Izin
PERUBAHAN DATA IZIN
(Ps. 54 PP 29/2008)
Dok. Perubahan
Data izin
Dokumen perbaikan
tdk
Penyampaian
perbaikan Dok ya
prubahan?
Pemberitahuan
tentang
ketidaksesuaian
tdk
Permohonan
batal 20
PERUBAHAN BADAN HUKUM
(Ps. 56 PP 29/2008)
21
PERUBAHAN FASILITAS
(Ps. 57 PP 29/2008)
Permohonan
Proses Normal
Secara tertulis (Ps. 22-47)
22
PERATURAN PERUNDANGAN
MENGENAI
KESELAMATAN RADIASI
DALAM PENGGUNAAN PESAWAT SINAR-X
RADIOLOGI DIAGNOSTIK &INTERVENSIONAL
23
Konten Perka 8/2011
PERSYARATAN IZIN
(Penjabaran PP 29 Tahun 2008)
PERSYARATAN KESELAMATAN
(Penjabaran PP 33 Tahun 2007)
Persyaratan Manajemen
Persyaratan Proteksi Radiasi
Persyaratan Teknik
Verifikasi keselamatan
PERSYARATAN INTERVENSI
24
Jenis Pesawat
DIAGNOSTIK INTERVENSIONAL PEN.RADIOTERAPI PEN.K.N
Terpasang tetap Fluoroskopi Simulator CT-Scan
Mobile CT-Scan Fluoros. CT-Scan utk Simulator
Tomografi C/U-Arm Angiografi CT-Scan Simulator
ESWL
C-Arm Bedah
Mamografi
Gigi
Fluoroskopi
CT - Scan
25
Peryaratan Izin
26 26
Persyaratan Keselamatan Radiasi
I. PERSYARATAN MANAJEMEN;
II. PERSYARATAN PROTEKSI RADIASI;
III. PERSYARATAN TEKNIS; DAN
IV. VERIFIKASI KESELAMATAN
Rencanakan !!
dalam:
Justifikasi Penggunaan
Limitasi dosis
Optimisasi proteksi
30
Justifikasi Penggunaan
Penggunaan pesawat sinar-x : manfaat > risiko
Paparan/ dosis pada pasien diberikan oleh Dokter dalam
bentuk surat rujukan atau konsultasi
Pemeriksaan radiologi utk keperluan pekerjaan; legal;
asuransi tanpa indikasi klinis: tidak diperbolehkan
Pemeriksaan masal untuk kelompok populasi,
manfaat > resiko
Pesawat mamografi tidak boleh apabila tidak ada indikasi
klinis kecuali:
Usia di atas 40 tahun, atau
Bila < 40 tahun, memiliki sejarah karsinoma dalam keluarga
terdekat
Penerapan Persyaratan Proteksi Radiasi:
LIMITASI [1/4]
32
Penerapan Persyaratan Proteksi Radiasi:
LIMITASI [2/4]
35
Pembagian Daerah Kerja [1/2]
1. Daerah Pengendalian
memerlukan tindakan proteksi dan ketentuan
keselamatan khusus mengendalikan Paparan
Normal dan mencegah Paparan Potensial;
Potensi penerimaan dosis > 6 mSv/tahun
S Konvensional, CT Scan ruang penyinaran
es Fluoroskopi, intervensional, angiografi ruang
ua
i penyinaran/tindakan
ko Tempat mengoperasikan psw. panoramik/chepalo,
nd
isi
mamografi, X-ray mobile jika tidak ada ruang
fa operator khusus
sili
ta
Menandai & membatasi ruangan, akses hanya utk
s pekerja radiasi, tanda peringatan, peralatan
36 protektif
Pembagian Daerah Kerja [2/2]
2. Daerah Supervisi
di luar Daerah Pengendalian yg memerlukan
peninjauan terhadap Paparan Kerja
tidak memerlukan tindakan proteksi dan ketentuan
keselamatan khusus;
Potensi penerimaan dosis (1 6) mSv/tahun
Konvensional, CT Scan, fluoroskopi, Intervensional,
angiografi ruang operator/kendali
Panoramik/chepalo, mamografi, X-ray mobile di
balik operator jika ada;
Menandai & membatasi ruangan, akses hanya utk
pekerja radiasi,
37
Upaya agar NBD Tdk Dilampaui
1. Pekerja Radiasi
Ditetapkan oleh Pemegang Izin dg Persetujuan
BAPETEN;
Menyampaikan perhitungan penetapan pembatas dosis
Merupakan bagian dari dokumen program proteksi dan
keselamatan radiasi
2. Anggota Masyarakat
ditetapkan 0,5 mSv/tahun
40
Tingkat Panduan Paparan Medik
1 Kepala 50
2 Lumbal 35
3 Abdomen 25
43 43
Tingkat Panduan Fluoroskopi
1 Normal 25
44 44
Persyaratan Teknis [1/2]
1.PESAWAT SINAR-X
TABUNG UNTUK PEMERIKSAAN UMUM :Daya
Generator 5 kW ; Kuat Arus min. 50 mA, Tegangan
dapat 100kVKecuali mamografi; gigi;fluoroskopi;
densitas tulang
FLUOROSKOPI Harus Dilengkapi CCTV
MOBILE Hanya digunakan di UGD; ICU; mobile station;
klinik; puskesmas; praktek dokter
PORTABEL Dilarang untuk pemeriksaan rutin
GIGI :
a. portabel dilarang kecuali untuk kepentingan forensik
b. intraoral harus dilengkapi konus
c. diameter luas lapangan tidak lebih 6 cm
45
Persyaratan Teknis [2/2]
3.BANGUNAN FASILITAS
1.UKURAN ( Lampiran )
2.DINDING: Tembok : 25 cm/ beton: 20 cm/ 2 mm Pb
3.JENDELA : MIN 2 m DARI LANTAI
4.KAMAR GELAP
5.RUANG TUNGGU PASIEN
6.RUANG GANTI PAKAIAN
7.TANDA RADIASI
Ukuran Ruangan
2. UJI KESESUAIAN
2. PENANGGULANGAN
TINDAKAN PROTEKTIF UNTUK MENCEGAH
TERULANGNYA PAPARAN DARURAT
PENANGANAN DAN PEMULIHAN PASIEN
3. PENCARIAN KETERANGAN
ANALISIS PENYEBAB ; KAJIAN DOSIS; TINDAKAN
KOREKTIF
Rangkuman
51