Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)

menuntut sebagian besar manusia untuk dapat memanfaatkan IPTEK dalam

kehidupan sehari-hari. Salah satu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

adalah perkembangan pemanfaatan radiasi. Perkembangan pemanfaatan radiasi

di berbagai bidang kehidupan masyarakat begitu pesat (BATAN, 2012).

Pemanfaatan radiasi di bidang medis, industri, dan penelitian diperlukan dalam

rangka mengisi pembangunan nasional untuk mewujudkan kesejahteraan dan

kemakmuran rakyat serta mencapai kemampuan penguasaan teknologi. Radiasi

memiliki berbagai manfaat, antara lain: radiologi diagnostik, radioterapi, sterilisasi

alat kedokteran, radiofarmaka, quality control material industri, mutasi radiasi

dalam pertanian, kebocoran dam pada tata air, panas bumi, dll (BAPETEN,

2000).

Penelitian yang dilakukan oleh para ahli radiobiologi bahwa radiasi dapat

menimbulkan dampak negatif yaitu merusak somatik sel-sel pada jaringan tubuh

dan kerusakan genetik mutasi sel-sel reproduksi. Penggunaan radiasi juga

memiliki dampak negatif bagi pengguna yaitu efek stokastik dan efek

deterministik (Alkhadi, 2000). Hasil penelitian terhadap 20.000 korban Hirosima,

menunjukan adanya keterkaitan antara dosis radiasi dengan penyakit adenoma

parathyroid dan myoma uterin serta lensa mata (Hiswara, 1999). Karena efek

1
yang ditimbulkan oleh radiasi, sehingga setiap kegiatan yang berkaitan dengan

radiasi harus diawasi oleh pemerintah dan pelaksanaannya di lapangan harus

ada petugas proteksi radiasi yang kompeten.

Pemanfaatan radiasi pada berbagai bidang kesejahteraan manusia dapat

dilakukan dengan memperhatikan standard dan peraturan yang berlaku

mengenai pemanfaatan radiasi. Menurut BATAN (2008),radiasi dibedakan

menjadi 2 macam, yaitu: radiasi pengion dan non-pengion. Radiasi pengion

merupakan radiasi yang berbahaya, sehingga pemanfaatannya harus

memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

Pemanfaatan radiasi tidak hanya memberikan manfaat yang positif pada

manusia, akan tetapi pemanfaatan ini juga mengandung risiko, oleh karena itu

untuk mengendalikan potensi bahaya radiasi diperlukan sistem manajemen

keselamatan radiasi. Keselamatan radiasi merupakan tindakan yang dilakukan

untuk mengurangi bahaya paparan radiasi yang dapat merusak jaringan tubuh

manusia (BATAN, 2012).

Salah satu pemanfaatan radiasi adalah pada bidang medis. Pada bidang

medis di rumah sakit untuk keperluan radiologi diagnostik radiasi yang digunakan

adalah sinar-X. Sinar-X merupakan radiasi pengion yang berfungsi untuk

menembus bahan yang nantinya akan menampilkan bayangan laten pada film

(Wicke, 1986). Paparan radiasi sinar-X secara visual tidak terlihat dan tidak dapat

dirasakan oleh panca indera, tidak terpengaruh temperatur dan tekanan, dan

memiliki daya tembus, sehingga menurut BAPETENpekerja radiasi sinar-X

diwajibkan menggunakan alat protektif radiasi, alat pemantau radiasi dll.

Penggunaan sinar-X pada bidang medis harus sesuai peraturan kepala

2
BAPETEN No. 8 Tahun 2011. Unit radiologi rumah sakit Kramat 128

menggunakan sinar-x sehingga pelayananya harus diatur dengan landasan

hukum yang jelas. Hal ini bermanfaat agar pasien, pekerja, dan masyarakat

umum aman dalam pemanfaatan sinar-x di ruangan radiologi ini.

1.2.Tujuan

1.2.1. Tujuan Umum

Sebagai pedoman pelayanan radiologi dalam pemanfaatan sinar-x di Unit

Radiologi Rumah Sakit Kramat 128

1.2.2. Tujuan Khusus

1. Untuk memberikan pelayanan radiologi yang optimal terhadap pasien

2. Untuk memberikan rasa aman terhadap bahaya radiasi untuk pasien,

pekerja, dan masyarakat umum.

3. Sebagai acuan para pekerja di unit radiologi untuk bekerja sesuai

dengan standar prosedur yang berlaku dan landasan hukum

mengenai radiologi

3
BAB II

RUANG LINGKUP PELAYANAN

Untuk jenis pemeriksaan yang dilayani di Unit Radiologi Rumah Sakit

Kramat 128 adalah :

a. Pemeriksaan radiologi tanpa kontras yaitu Thoraks, Abdomen, Kepala,

Tulang Belakang, Ekstremitas Bawah, Ekstremitas Atas, dan Pelvis

b. Pemeriksaan radiologi dengan kontras yaitu BNO IVP, Ureterocystografi,

Cystografi, Apendicogram

c. Pemeriksaan USG ( Ultrasonografi ) yaitu Abdomen, Payudara, Thyroid,

Colli, Doppler tungkai, Superfisial, Ekstremitas, dan Urologi

4
BAB III

BATASAN OPERASIONAL

A. BATASAN OPERASIONAL

Variable Definisi Operasional

Personil

 Dokter Spesialis  Dokter dengan spesialisasi di bidang Radiologi


Radiologi

 Petugas Proteksi
Radiasi  Petugas yang ditunjuk oleh BAPETEN dan pemegang izin
yang dinyatakan mampu melaksanakan pekerjaan yang
berhubungan dengan proteksi radiasi

 Radiografer  Tenaga kesehatan yang berkompetensi secara penuh


melakukan kegiatan Radiologi Diagnostik dan Intervensional

Pelatihan Proteksi Pelatihan yang diselenggarakan pemegang izin / manajemen


Radiasi mengenai proteksi radiasi

Pemantauan Pemeriksaan awal dilakukan pada setiap orang yang akan


Kesehatan bekerja sebagai pekerja radiasi, pemeriksaan kesehatan berkala
selama bakerja dan pada pekerja radiasi yang akan memutuskan
hubungan kerja, dipantau secara berkala

Peralatan Proteksi Peralatan-peralatan yang digunakan sebagai proteksi terhadap


Radiasi radiasi dalam melakukan kegiatan pelayanan radiologi

Pemantauan Dosis Pemantauan yang dilakukan terhadap setiap pekerja radiasi


Radiasi selama bekerja di medan radiasi dan di daerah kerja

Penyimpanan Dokumen sebagai bukti pelaksanaan kegiatan dalam


Dokumen atau pemanfaatan tenaga nuklir yang menyatakan hasil yang dicapai
Rekaman (catatan dosis hasil pemantauan daerah kerja dan kartu
kesehatan pekerja)

Unit Radiologi RS Unit pelayanan radiologi di rumah sakit yang memberikan


Kramat 128 pelayanan untuk melakukan diagnosis dengan menggunakan
radiasi pengion, meliputi antara lain pelayanan X Ray

5
Variable Definisi Operasional

konvensional kontras dan non kontras, dan USG

B. LANDASAN HUKUM

Landasan hukum yang digunakan di Unit Radiologi Rumah Sakit Kramat

128 adalah

1. Undang – undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan

2. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1014 / Menkes / SK / XI / 2008

tentang berlakunya Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik di sarana

Pelayanan Kesehatan.

3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 1014 / Menkes / Per / VIII / 2008 tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Radiologi.

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 63 Tahun 2000 tentang

Keselamatan dan kesehatan terhadap radiasi Pengion.

5. Undang – undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

6. Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir ( BAPETEN ) No. 8 Tahun

2011 mengenai Keselamatan Radiasi dalam penggunaan pesawat

Radiodiagnostik dan Intervensional.

6
BAB IV

TATALAKSANA PELAYANAN

A. Tatalaksana Pelayanan Kerja Unit Radiologi Rumah Sakit Kramat 128

untuk pemeriksaan radiologi non kontras dari pasien rawat jalan atau poli

 Pasien datang membawa surat pengantar langsung diberikan ke

radiografer

 Radiografer akan langsung melakukan registrasi dan penginputan di

ruang komputer / baca dokter dan langsung melakukan tindakan

radiografi

 Selanjutnya pasien melakukan pembayaran ke kasir

 Setelah dari kasir dilakukan pemeriksaan radiologi non kontras

 Kaset dan film yang sudah di ekspose dilakukan proses pencucian di

kamar gelap

 Setelah yakin foto rontgen sudah jadi maka pasien di janjikan hasil ketika

sudah dibaca oleh dokter radiologi

 Ketika dokter spesialis radiologi datang di baca dan di diagnosa oleh

dokter radiologi

7
B. Tatalaksana Pelayanan Kerja Unit Radiologi Rumah Sakit Kramat 128

untuk pemeriksaan radiologi non kontras dari pasien rawat inap :

 Perawat memberikan pengantar rontgen dari dokter untuk pemeriksaan

radiologi

 Radiografer akan memanggil via telepon agar pasien di antar ke ruang

radiologi untuk dilakukan pemeriksaan.

 Pasien datang dan dilakukan pemeriksaan radiologi

 Kaset dan film yang sudah di ekspose dilakukan proses pencucian di

kamar gelap

 Setelah yakin foto rontgen sudah jadi maka pasien diantar lagi oleh

pengantar(perawat,pos/pekarya) ke kamar inap kembali

 Dilakukan penginputan oleh radiografer sesuai dengan pemeriksaanya

 Ketika dokter spesialis radiolo datang di baca dan di diagnosa oleh dokter

radiologi

 Jika pasien ICU atau dalam kondisi tidak memungkinkan untuk di bawa

ke ruangan radiologi maka petugas radiologi atau radiografer yang akan

melakukan foto rontgen di tempat dengan menggunakan pesawat mobile

sinar-x dengan catatan hanya foto thoraks

8
C. Tatalaksana Pelayanan Kerja Unit Radiologi Rumah Sakit Kramat 128

untuk pemeriksaan radiologi kontras dan USG dari pasien rawat jalan

atau poli :

 Pasien datang membawa surat pengantar langsung diberikan ke

radiografer

 Sealnjutnya akan dijadwalkan untuk persiapan dan perjanjian kapan bisa

dilakukan pemeriksaan tersebut, dan akan dicatat di papan tulis radiologi

 Selanjutnya pasien datang sesuai dengan yang dijadwalkan

 Radiografer akan langsung melakukan registrasi dan penginputan di

ruang komputer / baca dokter, pasien melakukan pembayaran ke kasir

dan langsung melakukan tindakan radiografi jika kontras dan dokter

radiologi akan langsung melakukan tindakan USG jika USG

 Setelah tindakan USG atau foto rontgen kontras sudah jadi maka pasien

di janjikan hasil ketika sudah dibaca oleh dokter radiologi

 Ketika dokter spesialis radiolo datang di baca dan di diagnosa oleh dokter

radiologi

D. Tatalaksana Pelayanan Kerja Unit Radiologi Rumah Sakit Kramat 128

untuk pemeriksaan radiologi kontras dan USG dengan perjanjian dari

pasien rawat inap :

 Perawat memberikan pengantar rontgen dari dokter untuk pemeriksaan

radiologi kontras atau USG

9
 Dijanjikan, dicatat dipapan tulis radiologi dan diberitahukan ke perawat

kapan bisa dilakukan

 Setelah bisa dilakukan radiografer akan memanggil via telepon agar

pasien di antar ke ruang radiologi untuk dilakukan pemeriksaan.

 Pasien datang dan dilakukan pemeriksaan radiologi kontras atau USG

 Setelah sudah dilakukan pemeriksaan maka pasien diantar lagi oleh

pengantar (perawat, pos / pekarya) ke kamar inap kembali

 Dilakukan penginputan oleh radiografer sesuai dengan pemeriksaanya

 Ketika dokter spesialis radiolo datang di baca dan di diagnosa oleh dokter

radiologi

 Jika pasien ICU atau dalam kondisi tidak meungkinkan untuk di bawa ke

ruangan radiologi maka petugas radiologi atau radiografer dan dokter

spesialis radiologi akan melakukan USG di tempat tetapi untuk foto

rontgen kontras tetap harus dilakukan di ruangan radiologi walaupun

pasien ICU.

10
BAB V

STANDAR KETENAGAAN, KUALIFIKASI SDM, PENGETAHUAN JASA

1. Dokter Spesialis Radiologi

Dokter Spesialis Radiologi yang bekerja di Unit Radiologi Rumah Sakit

Kramat 128 berjumlah 2 orang yang berkompeten di bidang radiologi. Pendidikan

dokter spesialis radiologi ini adalah lulusan dari dokter umum yang kemudian

melanjutkan spesialis kedokteran radiologi. Dokter radiologi bertugas membaca

foto rontgen, melakukan USG (Ultrasonography), melakukan pemeriksaan

dengan kontras seperti Fistulografi, Cystografi dll. Dokter radiologi disini

menetapkan prosedur diagnosis dan menetapkan kriteria untuk pemeriksaan

kesehatan pekerja radiasi.

2. Petugas Proteksi Radiasi

Petugas Proteksi Radiasi di Unit Radiologi Rumah Sakit Kramat 128

berjumlah 2 orang. Untuk petugas proteksi radiasi adalah radiografer yang yang

ditunjuk oleh manajemen rumah sakit untuk mengikuti pelatihan proteksi radiasi

sebagai syarat memperoleh gelar petugas proteksi radiasi, dan harus lulus dalam

ujian proteksi radiasi yang di selenggarakan oleh BATAN dan juga BAPETEN

yang nantinya akan mendapatkan memiliki SIB (Surat Izin Bekerja) dari

BAPETEN (Badan Pegawas Tenaga Nuklir). Petugas Proteksi Radiasi membuat

standar operasional prosedur kerja pesawat sinar-X yang nantinya digunakan

sebagai pedoman bagi pekerja dalam melakukan aktifitasnya, petugas proteksi

radiasi memutakhirkan sistem manajemen keselamatan radiasi. Petugas proteksi

11
radiasi selalu memastikan ketersediaan perlengkapan protektif radiasi. Untuk

kelayakan perlengkapan tersebut sudah sering dipantau dan untuk tindak

lanjutnya tetap ditentukan oleh manajemen rumah sakit. ketidaklayakan

perlengkapan protektif radiasi. Pemberian penjelasan kepada pekerja radiasi

lainnya mengenai penggunaan perlengkapan proteksi radiasi yang benar dan

pengawasan penggunaan alat protektif radiasi dan pengawasan alat

penggunaan monitor radiasi seperti TLD Badge. Tinjauan mengenai keselamatan

radiasi dilakukan secara sistematik dan periodik seiring dengan kebutuhan

persyaratan perizinan pesawat sinar-X. Program pesawat sinar-X selalu dipantau

oleh petugas proteksi radiasi. Untuk desain fasilitas radiologi petugas proteksi

radiasi ikut berperan dalam pembuatan desain ruangan radiologi yang sesuai.

Petugas proteksi radiasi senantiasa terbuka memberikan konsultasi yang terkait

keselamatan radiasi. Petugas proteksi radiasi menyelenggarakan dokumentasi,

dan inventarisasi yang berhubungan dengan proteksi radiasi seperti pengurusan

laporan hasil TLD badge, kepengurusan perizinan penggunaan pesawat sinar-X,

memelihara rekaman/dokumen radiologi tersebut.

3. Radiografer

Radiografer yang mengoperasikan pesawat sinar-X di Unit Radiologi

Rumah Sakit Kramat 128 berjumlah 5 (lima) orang. 4 (empat) orang adalah

pekerja tetap dan 1(satu) orang lagi adalah radiografer senior yang sebenarnya

sudah pensiun tetapi masih dipekerjakan walaupun tidak tiap hari datang tetapi

hanya 2(dua) kali seminggu. Untuk radiografer diberlakukan tiap hari kecuali hari

minggu dan dibagi dalam 2(shift), shift pagi dan shift siang. Jadi dalam sehari

2(dua) orang yang jaga shift pagi dan 2(dua) orang lagi yang jaga shift siang.

Jika hari minggu atau hari biasa tapi malam diatas pukul 21.00 ada foto rontgen

12
cito maka radiografer diberlakukan on call yaitu dipanggil via telepon itu

diberlakukan sebagai lembur. Itu tidak berlaku bila ada radiografer yang sedang

cuti. Kelima radiografer tersebut semuanya adalah lulusan D3 Akademi Teknik

Radiodiagnostik dan Radioterapi yang berkompeten dalam bidangnya dengan

tahun kelulusan dan tingkat pengalaman yang berbeda. Tetapi hanya 2(dua)

orang radiografer yang diikutsertakan dalam pelatihan proteksi radiasi. Tugas

utama radiografer adalah membuat foto rontgen dan asisten USG atau

membantu dokter dalam mengerjakan USG. Radiografer sudah mengerti tentang

bahaya radiasi karena ketika dibangku perkuliahan ada materi kuliah yang

mengajarkan tentang bahaya radiasi dan efeknya bagi manusia. Untuk itu

proteksi radiasi bagi dirinya sendiri sudah sangat diperhatikan, dan

menggunakan personal monitoring seperti TLD Badge. Untuk radiografer sudah

dapet menetapkan prosedur yang tepat dalam proses pekerjaannya dan sudah

dapat menerapkan teknik untuk dapat meminimalkan paparan radiasi sesuai

dengan kebutuhan.

Pekerja radiasi di dunia medis yang bekerja di bidang radiologi disebut

sebagai radiografer.adalah tenaga kesehatan yang bekerja dan diberikan tugas

dan wewenang serta tanggung jawab oleh pejabat yang berwenang untuk

melakukan kegiatan radiografi di unit pelayanan kesehatan.

13
BAB VI

STANDAR FASILITAS, DENAH RUANG

Adapun deskripsi fasilitas Unit Radiologi Rumah Sakit Kramat 128 adalah

sebagai berikut

 Ukuran ruangan radiologi 510 cm x 415 cm

 Bahan dinding ruang pesawat sinar-X yaitu tembok bata tebal 30 cm + 2

mm pb

 Ruang operator pesawat sinar- X :

Tersendiri Ukuran 200 cm x 415 cm dengan bahan tembok bata tebal 30

cm + 2mm pb

Pintu operator ukuran 160 cm x 160 cm Bahan tripleks/ kayu tebal 40

mm + 2,5 pb

 Tabir Radiasi dengan ukuran 30 cm x 230 cm, bahan tembok bata tebal

30 cm + 2 mm pb

 Pintu Ruang Pesawat Sinar- X dengan ukuran 150 cm x 150 cm , bahan

kayu /tripleks tebal 40 mm + 2,5 pb

 Tanda Radiasi berupa lampu merah dan tanda peringatan gambar

bahaya radiasi

 Penggunaan Ruang sekitar ruang pesawat sinar- X

a. Sebelah kanan : Gedung Permanen

14
b. Sebelah kiri : Kamar Praktek

c. Sebelah atas : Ruang Keuangan dan marketing

d. Sebelah Depan : Gudang Obat

e. Sebelah Belakang : Ruang Haemodialisa

f. Sebelah Bawah : Ground

Adapun deskripsi pesawat sinar-X yang digunakan di Rumah Sakit

Kramat 128

a. Pesawat Sinar- X Konvensional Stationary

1. Nama pesawat : Hitachi

2. Tipe / Nomer Seri : Panel kontrol : PC-05H

3. Kondisi Maksimum : 100 kV dan 500 Ma

4. Jenis Tabung : Radiografi diagnostik dengan kondisi baik

5. Tipe tabung : PC-105 He

6. Nomer Seri tabung : KC 11529302

7. Diafragma : Dapat diatur

8. Lampu indikator : ada

9. Kolimator : ada

10 Jenis Berkas Radiasi: terkolimasi

15
11. Tahun pembuatan : 1984

Pesawat Sinar-X Hitachi

b. Pesawat Sinar- X Mobile

1. Nama Pesawat : Poly mobile plus siemens AG

2. Tipe / Nomer Seri : 12656

3. Kondisi Maksimum : 125 kV 250 mAs

4. Tipe Tabung : single tank

5. Nomer Seri tabung : 12656

6. Diafragma : Dapat diatur

7. Lampu indikator : ada

8. Kolimator : ada

9. Jenis Berkas Radiasi : Terkolimasi

16
10. Tahun Pembuatan : 2004

Pesawat Mobile Sinar-X Siemens

d. Pesawat USG

Spesifikasi pesawat

Merk USG : Mindray

Buatan : China

Type : DCN6

17
BAB VII

LOGISTIK

Keperluan logistic yang tersedia di Unit Radiologi Rumah Sakit Kramat

128 ini diantaranya adalah :

1. Film rontgen

2. Kaset rontgen

3. Developer,fixer yaitu cairan untuk proses pencucian film

4. Bahan kontras, omnipaque dan barium sulfat

5. Keperluan penyuntikan kontras (spuit, needle,dan sebagainya)

6. Film usg roll

7. Film usg color Doppler

8. Ultrasonografi Gel sebagai media untuk melakukan USG

9. Amplop dan map rontgen

10. ATK yang lainnya

Keterkaitan pengadaan barang /logistik unit Radiologi dengan unit lain.

 Farmasi

Kebutuhan obat dan alat medis di Unit Radiologi, diperoleh dari bagian

logistik farmasi dengan prosedur permintaan sesuai SPO

 Logistik

Kebutuhan alat-alat rumah tangga dan alat tulis kantor di Radiologi,

diperoleh dari logistik umum dengan prosedur permintaan sesuai dengan

SPO.

18
 Umum dan Rumah Tangga

Kerusakan alat medis dan non medis di radiologi akan dilaporkan dan

diajukan perbaikan ke bagian Sarana dan prasarana dengan prosedur

permintaan perbaikan sesuai dengan SPO yang berlaku.

 Medical Record

Amplop, map radiologi, dan segala sesuatu mengenai percetakan di ajukan

ke bagian medical record

19
BAB VIII

KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan Pasien ( Patient Safety ) adalah suatu sistem dimana rumah sakit

membuat asuhan pasien lebih aman.

Sistem tersebut meliputi :

 Asesmen resiko

 Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien

 Pelaporan dan analisis insiden

 Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya

 Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko

Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :

 Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan

 Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil

A. Tujuan

 Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit

 Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan

masyarakat

 Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di rumah sakit

 Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak

terjadi pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD )

20
TATA LAKSANA

Pemberian pelayanan radiologi harus berdasar juga pada keselamatan

pasien diantaranya adalah :

1. Justifikasi, yaitu pemberian paparan radiasi kepada pasien untuk

keperluan diagnostik harus diberikan oleh dokter dalam bentuk surat

rujukan atau surat pengantar

2. Setiap pekerja radiasi yang melaksanakan pemeriksaan radiologi harus

mencegah terjadinya pengulangan paparan radiasi kepada pasien .

3. Harus mempunyai tingkat panduan paparan medic, bias dilampaui

asalkan ada justifikasi/ surat rujukan berdasarkan kebutuhan klinis

4. Jika pasien ICU atau dengan monitor maka akan dilakukan pemeriksaan

radiologi thorax di tempat atau USG ditempat tetapi harus dengan

permintaan dokter.

5. Optimisasi yaitu dengan radiasi serendah-rendahnya tetapi mendapatkan

hasil foto rontgen yang optimal dan sesuai dengan kebutuhan ( kv, mas

secukupnya dan kolimasi secukupnya.

21
BAB IX

KESELAMATAN KERJA & PROTEKSI RADIASI

Keselamatan kerja dan proteksi radiasi bagi pekerja radiasi di Unit Radiologi

Rumah Sakit Kramat 128

a. Peralatan Protektif Radiasi

Dalam melakukan aktifitas kerjanya pekerja radiasi wajib memakai alat

pelindung diri jika diperlukan. Karena paparan radiasi sinar-X berbahaya dan

bisa menimbulkan dampak yang negatif. Untuk itu rumah sakit wajib memiliki

peralatan protektif radiasi yang diperlukan sebagai salah satu upaya untuk

meminimalisir efek buruk yang ditimbulkan dari radiasi.

Kesesuaian Peralatan Protektif Radiasi

No Nama Jumlah Keterangan

RS.Kramat Perka
128 BAPETEN

1 Body Apron 3 ≥2 Sesuai

2 Kacamata Timbal 1 ≥1 Sesuai

3 Shielding/Tabir Radiasi 1 ≥1 Sesuai

4 Lampu Indikator 1 ≥1 Sesuai


Radiasi

 Body Apron

Setara dengan 0,2 mm (nol koma dua milimeter) Pb, atau 0,25 mm (nol

koma dua puluh lima milimeter) Pb untuk penggunaan pesawat sinar-X Radiologi

Diagnostik. Digunakan untuk melindungi badan dari pengaruh bukuk radiasi.

22
Body apron berjumlah 3 (tiga) buah. Pekerja radiasi di unit radiologi ini sebagian

besar sudah patuh dan menggunakan body apron ini dengan baik dan benar.

Dan selalu digunakan sesuai dengan kebutuhan yaitu ketika pada saat foto

rontgen di ruangan rawat inap atau ICU bagi pasien yang kondisinya tidak

memungkinkan untuk dibawa ke ruangan radiologi atau digunakan ketika ada

pasien yang tidak ada satupun keluarganya dan terpaksa radiografer yang

memegangi pasien menggunakan apron atau ketika dokter radiologi sedang

melakukan pemeriksaan khusus yang mengharuskan dokter radiologi tersebut

berada di dalam ruangan pemeriksaan sinar-x.

Body Apron

 Kacamata Timbal (Pb)

Kacamata Pb ini terbuat dari timbal dengan daya serap setara dengan 1

mm (satu milimeter) Pb yang digunakan untuk melindungi lensa mata dari

radiasi. Untuk peralatan protektif radiasi berupa kacamata timbal (pb) ini ada di

23
Unit Radiologi Rumah Sakit Kramat128 ini namun sudah jarang digunakan

karena sudah jarang pemeriksaan dengan menggunakan flouroskopi.

Kacamata Timbal/Pb

 Shielding/ Tabir Pelindung

Shielding yang digunakan dalam pengoperasian pesawat sinar-X adalah

dinding bata yang berlapiskan timbal/pb dengan dilengkapi kaca timbal yang

tembus pandang dan pintu kayu yang berlapiskan timbal/pb untuk memudahkan

pekerja dalam melakukan pekerjaanya secara aman. Shielding ini layak

digunakan. Jika menggunakan pesawat sinar-X yang tipe mobile yang dilakukan

diruangan rawat inap bagi untuk kondisi pasien yang tidak memungkinkan

dibawa ke ruangan radiologi maka radiografer tidak menggunakan shielding

untuk mengamankan tubuhnya tetapi radiografer menggunakan body apron

untuk mengamankan tubuhnya dari radiasi.

24
Shielding/Tabir Radiasi

 Lampu indikator radiasi

Lampu indikator radiasi berwarna merah berada diluar ruangan diatas

pintu masuk ruangan, dimana harus dinyalakan jika ada pemeriksaan radiologi.

Lampu Indikator Radiasi

b. Diadakanya Pelatihan Proteksi Radiasi

Pelatihan proteksi radiasi diikuti oleh 2 (dua) orang dari 5 (lima) orang

radiografer, jadi tidak semua radiografer diikutsertakan dalam pelatihan proteksi

25
radiasi, tetapi untuk jumlah petugas proteksi radiasi sudah cukup untuk kapasitas

2(dua) pesawat rontgen yang stationary dan mobile, dan untuk pekerja radiasi

yang terlalu banyak. Pelatihan proteksi radiasi tersebut merupakan tanggung

jawab manajemen rumah sakit dan semua biaya pelatihan, transport dan

akomodasi di tanggung oleh manajemen rumah sakit. Tetapi setelah mengikuti

pelatihan proteksi radiasi tersebut pekerja yang diikutsertakan dalam pelatihan

tersebut diwajibkan ikatan dinas selama 1(satu) tahun terhitung sejak dikeluarkan

sertifikat petugas proteksi radiasi, dan surat ijin bekerja. Pelatihan proteksi

radiasi diselenggarakan oleh pihak BATAN dan diakhir pelatihan

diselenggarakan ujian dari BATAN dan ujian dari BAPETEN juga yang nantinya

pihak BAPETEN yang akan mengeluarkan surat izin bekerja bagi petugas

proteksi radiasi yang telah lulus ujian. Untuk meteri yang diberikan dalam

pelatihan proteksi radiasi mencakup materi perundang-undangan

ketenaganukliran, sumber radiasi dalam pemanfaatan tenaga nuklir, efek biologi

radiasi, satuan dan besaran radiasi, prinsip proteksi dan keselamatan radiasi,

alat ukur radiasi, dan tindakan dalam keadaan darurat. Hasil dari pelaksanaan

pelatihan proteksi radiasi tersebut oleh petugas proteksi radiasi di sosialisasikan

kepada radiografer lainnya walaupun tidak mencakup semua materi tetapi hanya

sebagian besarnya saja.

Kesesuaian Pelatihan Proteksi Radiasi

No Pelaksanaan Peraturan Ket

a. Pelatihan proteksi dan Pelatihan proteksi dan Sesuai


keselamatan radiasi diikuti oleh keselamatan radiasi
pekerja radiasi yang ditunjuk untuk diselenggarakan oleh
dikirim ke pusdiklat BATAN rumah sakit

26
b. Pelatihan mencakup materi Pelatihan mencakup Sesuai
perundangan mengenai radiasi materi perundangan
medik, sumber radiasi dalam ketenaganukliran, sumber
pemanfaatan medik, efek biologi radiasi dalam
radiasi, satuan dan besaran pemanfaatan tenaga
radiasi, prinsip proteksi dan nuklir, efek biologi radiasi,
keselamatan radiasi, alat ukur satuan dan besaran
radiasi, dan tindakan dalam radiasi, prinsip proteksi
keadaan kedaruratan dan keselamatan radiasi,
alat ukur radiasi, dan
tindakan dalam keadaan
kedaruratan

c. 2 Dari 5 radiografer mengikuti Semua radiografer tidak Sesuai


pelatihan proteksi radiasi harus semua mengikuti
pelatihan proteksi radiasi

d. Jumlah petugas proteksi radiasi Satu petugas proteksi Sesuai


yang telah mengikuti latihan ada 2 radiasi memegang
orang dan pesawat rontgen ada 2 maksimal 3 pesawat
buah rontgen

e. Biaya pelatihan, penginapan, Harus ada tanggung Sesuai


konsumsi, transportasi dan biaya jawab penuh dari pihak
ujian lisensi BAPETEN ditanggung rumah sakit tentang
oleh rumah sakit pelatihan proteksi radiasi
termasuk semua biayanya

f. Garis besar dari materi mengenai Ada sosialisasi hasil Sesuai


keselamatan radiasi disampaikan pelatihan proteksi radiasi
kepada pekerja radiasi yang belum terhadap radiografer yang
mengikuti pelatihan belum mengikuti pelatihan

Pelatihan proteksi radiasi bagi pekerja radiasi berguna untuk:

 Mengetahui, memahami dan melaksanakan semua ketentuan

keselamatan radiasi

 Melaksanakan petunjuk pelaksanaan kerja yang telah disusun oleh

petugas proteksi radiasi dengan benar

27
 Melaporkan setiap gangguan kesehatan yang dirasakan dan diduga

akibat penyinaran lebih atau masuknya radioaktif ke dalam tubuh

 Memanfaatkan sebaik-baiknya peralatan keselamatan kerja yang

tersedia serta bertindak hati-hati, aman dan disiplin untuk melindungi baik

dirinya sendiri maupun pekerja lain

 Melaporkan kejadian kecelakaan sekecil apapun kepada petugas proteksi

radiasi

c. Dilakukanya Pemeriksaan Kesehatan pada pekerja radiasi

Pemantauan kesehatan adalah pemantauan secara sistematis terhadap

kesehatan pekerja untuk mengidentifikasi adanya gejala atau tanda kerusakan

awal akibat paparan radiasi dan menentukan tindakan pencegahan dampak

kesehatan jangka panjang atau permanen.

Pemantauan kesehatan harus dilaksanakan dan bertujuan untuk :

 Menilai kesehatan pekerja radiasi baik dari aspek fisik maupun psikologis

 Memastikan kesesuaian antara kesehatan pekerja dan kondisi

pekerjaannya

 Memberikan pertimbangan dalam menangani kejadian kontaminasi atau

paparan radiasi berlebih pada pekerja radiasi

 Menyediakan rekaman yang dapat memberikan informasi paparan

kecelakaan radiasi atau penyakit akibat kerja

28
Pemantauan kesehatan untuk pekerja radiasi harus dilakukan pada

beberapa waktu yaitu :

 Dilakukan sebelum bekerja, untuk memastikan bahwa kondisi atau status

kesehatan pekerja mampu untuk melaksanakan tugas sebagai pekerja

radiasi yang dibebankan kepadanya, memberikan informasi tentang data

dasar status kesehatan pekerja radiasi sebelum menjalankan tugasnya

terkait dengan sumber radiasi, dan mengklasifikasi status kesehatan

pekerja radiasi dalam kategori sehat untuk bekerja, sehat untuk bekerja

dalam kondisi tertentu dan tidak sehat untuk bekerja

 Dilakukan selama bekerja dilaksanakan untuk tujuan memantau kondisi

kesehatan pekerja radiasi apakah pekerja tersebut berada dalam kondisi

kesehatan yang sehat melaksanakan tugasnya

 Dilakukan pada saat akan memutuskan hubungan kerja, dilaksanakan

dengan tujuan untuk menentukan kondisi kesehatan pekerja radiasi pada

saat berhenti kerja.

Pemeriksaan pekerja radiasi dimulai sebelum bekerja yang

diselenggarakan dari pihak personalia rumah sakit. Itu merupakan medical check

up biasa untuk semua pekerja yang akan memulai bekerja atau tes kesehatan

yang meliputi pemeriksaan fisik, rontgen thoraks, pemeriksaan darah,

pemeriksaan urin, pemeriksaan EKG (Elekrocardiography), pemeriksaan fungsi

pendengaran atau audiometri. Pada saat bekerja setahun sekali yang

diselenggarakan oleh pihak rumah sakit itu pemeriksaan kesehatan yang umum

juga seperti medical check up baru akan bekerja yang diselenggarakan setahun

sekali rutin dilakukan. Sedangkan pemeriksaan kesehatan khusus pekerja radiasi

29
diselenggarakan setiap akan mengajukan izin yaitu meliputi pemeriksaan darah

(hemoglobin), thoraks foto ditakutkan ada hubungan penyakit akibat kerja yang

diakibatkan dari radiasi atau penyakit yang ditularkan oleh berbagai macam

penyakit pasien.

Hasil Medical check up pekerja radiasi disampaikan ke pekerja yang

bersangkuan dan dievaluasi oleh dokter, bila ada kecurigaan penyakit akibat

kerja di bidang radiasi maka pekerja tersebut akan ditindaklanjuti lebih jauh untuk

pengobatan penyakitnya atau pemberian terapi. Hasil medical check up tersebut

akan di kirimkan ke BAPETEN untuk salah satu syarat izin penggunaan pesawat

sinar-X dan izin penggunaan pelayanan radiologi. Sedangkan bagi pekerja yang

akan memutuskan kerja juga dilakukan pemeriksaan kesehatan.

Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan terhadap pekerja radiasi yang

meliputi pemeriksaan fisik dan laboratorium untuk memastikan bahwa pekerja

dalam kondisi yang sehat dalam menjalankan tugasnya yang berhubungan

dengan radiasi. Kesehatan pekerja radiasi ini akan dipantau secara sistematis

untuk mengidentifikasi adanya tanda penyakit akibat kerja dari radiasi tersebut

dan menentukan tindakan pencegahan dalam mencegah efek buruk yang

kemungkinan terjadi dari radiasi.

Kesesuaian Variabel Pemeriksaan Kesehatan

No Pelaksanaan Peraturan Ket

a. MCU meliputi pemeriksaan fisik, Ada pemeriksaan Sesuai


rontgen thorax , pemeriksaan kesehatan awal pada setiap
darah, pemeriksaan urin, pekerja radiasi yang akan
pemeriksaan EKG audiometri bekerja

b. Pemeriksaan kesehatan pada Pemeriksaan kesehatan Sesuai

30
pekerja radiasi dilakukan secara pada pekerja radiasi
rutin pada saat akan mengajukan dilakukan secara rutin
izin (± 2th)

c. Jenis pemeriksaan kesehatan Ada kriteria jenis Sesuai


khusus pekerja radiasi yaitu pemeriksaan kesehatan
pemeriksaan darah lengkap, khusus pekerja radiasi
thorax foto

d. Penyakit akibat kerja akan Harus ada tindak lanjutnya Sesuai


ditindaklanjuti (dilakukan therapy dari hasil pemeriksaan
pengobatan) kesehatan bila hasilnya
kurang bagus akibat
indikasi dari pekerjaan
radiasi

e. Pemeriksaan kesehatan pada Harus ada pemeriksaan Sesuai


saat terjadi pemutusan hubungan kesehatan pada saat terjadi
kerja (pensiun) pemutusan hubungan kerja
(pensiun)

f. Buku hasil MCU akan diberikan Hasil pemeriksaan Sesuai


dan disampaikan kepada pekerja kesehatan disampaikan
kepada yang bersangkutan

d. Pemantauan Dosis Radiasi

Pemantauan dosis radiasi di unit radiologi disini untuk dulunya

menggunakan film badge, tapi dikarenakan mulai tahun 2014 ini sudah

ditiadakan untuk pembacaan film badge maka serempak semua rumah sakit

menggunakan TLD Badge untuk pemantauan dosis. Untuk dosimeter saku atau

perorangan juga tidak digunakan di Unit Radiologi Rumah Sakit Kramat-128 ini

karena alat pemantauan dosis ini hanya diwajibkan untuk radiologi intervensional

sedangkan untuk radiologi konvensional seperti Unit Radiologi Rumah Sakit

Kramat-128 ini tidak memerlukan alat pemantauan dosis berupa dosimeter

perorangan atau saku. Yang digunakan di Unit Radiologi Rumah Sakit Kramat

31
128 ini adalah TLD (Thermoluminicence Dosimeter) Badge. TLD badge ini

terlebih dahulu dikalibrasi oleh BPFK (Badan Pengawas Fasilitas Kesehatan) dan

setelah itu dipakai oleh pekerja radiasi pada saat melakukan pekerjaannya.

Dipakainya tidak boleh terbalik dan di tempat yang tepat yaitu digantungkan di

dada atau di celana. TLD badge ini dibaca rutin 3 (tiga) bulan sekali dikirim ke

BPFK. Sehingga dosis yang diterima 3 (tiga) bulan terakhir akan terlihat dan

terakumulasi sehingga dapat dibandingkan dengan nilai ambang batasnya.

Catatan pemantauan dosis tersebut akan dikirimkan ke BAPETEN untuk

persyaratan perizinan pesewat sinar-X dan perizinan pelayanan radiologi.

Dikarenakan TLD Badge ini masih baru digunakan di Unit Radiologi Rumah Sakit

Kramat-128 ini maka kondisinya masih sangat layak. Untuk jumlah TLD Badge ini

adalah 7( tujuh ) buah sehingga sudah sesuai dengan pekerja radiasi yang ada

di unit radiologi ini dan satu TLD Badge diletakan di ruang kontrol.

TLD Badge

Kesesuaian Pemantauan Dosis Radiasi

No Pelaksanaan Peraturan Ket

a. Pemantauan dosis Pemantauan dosis Sesuai


menggunakan alat TLD badge menggunakan alat TLD
badge, film badge, atau

32
dosimeter perorangan

b. Peralatan pemantauan dosis Peralatan pemantau dosis Sesuai


diukur secara rutin 3 bulan diukur secara rutin 1-3 bulan
sekali sekali

c. Peralatan pemantau dosis Peralatan pemantau dosis Sesuai


telah memenuhi kalibrasi dan telah memenuhi kalibrasi dan
standar BPFK standarbadan yang
berwenang

d. Tidak memiliki dosimeter Dosimeter perorangan tidak Sesuai


perorangan diperlukan dalam
pemeriksaan
radiologidiagnostik
konvensional

e. Peralatan pemantau dosis Peralatan pemantau dosis Sesuai


belum dipakai secara rutin dan belum dipakai secara rutin
benar oleh pekerja radiasi dan benar oleh pekerja
radiasi

f. Jumlah peralatan pemantau Jumlah peralatan pemantau Sesuai


dosis ada 7 buah ( sama dosis harus sama dengan
dengan jumlah pekerja radiasi) jumlah pekerja radiasi

Untuk hasil pemantauan TLD Badge pekerja radiasi didapatkan hasil

maksimal 0,183 mSv dan minimal 0,010 mSv per tiga bulan. Sehingga untuk

setahun dikalikan tiga menjadi 0,183 x 4 = 0,732 mSv/tahun dan hasil minimal

untuk setahun 0,010 x 4 = 0,04 mSv, semetara untuk nilai batas dosis pekerja

radiasi pertahun adalah 20 mSv sehingga masih dibawah nilai ambang batas

Catatan pemantauan dosis tersebut akan dikirimkan ke BAPETEN untuk

persyaratan perizinan pesewat sinar-X dan perizinan pelayanan radiologi.

Dikarenakan TLD Badge ini masih baru digunakan di Unit Radiologi Rumah Sakit

Kramat-128 ini maka kondisinya masih sangat layak. Untuk jumlah TLD Badge ini

33
adalah 7( tujuh ) buah sehingga sudah sesuai dengan pekerja radiasi yang ada

di unit radiologi ini dan satu TLD Badge diletakan di ruang kontrol.

e. Pembuangan Limbah Cair

Pembuangan limbah cair radiologi tidak sembarangan di buang begitu saja.

Radiologi berkoordinasi dengan bagian umum atau rumah tangga untuk

menyerahkan limbah cair radiologi dengan pihak pengelolaan limbah dari luar.

Sebulan sekali radiologi menyerahkan limbah cair radiologi yang volume limbah

kurang lebih 20 liter tiap bulannya. Dan tanda terima limbah cair radiologi pun di

dokumentasikan

Tanggung Jawab Personil atau Pekerja Radiasi dalam Proteksi Radiasi

a. Dokter Spesialis Radiologi adalah dokter yang spesialisasi di bidang

radiologi yang menggunakan radiasi pengion dan non pengion untuk

membuat diagnosis dan melakukan terapi intervensi.

Adapun tugas dan tanggung jawabnya antara lain :

 Menjamin pelaksanaan seluruh aspek keselamatan radiasi

 Menjamin bahwa paparan radiasi serendah mungkin untuk

mendapatkan citra radiografi yang seoptimal mungkin

 Menetapkan prosedur diagnosis bersama dengan radiografer

 Menetapkan kriteria pemeriksaan kesehatan pekerja radiasi

34
b. Petugas Proteksi Radiasi yang ditunjuk oleh Pemegang Izin dan

dinyatakan mampu oleh BAPETEN melaksanakan pekerjaan di bidang

proteksi radiasi

Adapun tugas dan tanggung jawabnya antara lain :

 Membuat dan memutakhirkan program proteksi dan keselamatan

radiasi

 Memantau aspek operasional program proteksi dan keselamatan

radiasi

 Memastikan ketersediaan dan kelayakan perlengkapan proteksi

radiasi dan memantau pemakaiannya

 Meninjau secara sistematik dan periodik program pemantauan di

semua tempat dimana pesawat sinar-x digunakan

 Memberikan konsultasi yang terkait dengan proteksi dan

keselamatan radiasi

 Berpartisipasi dalam mendesain fasilitas radiologi

 Memelihara rekaman

 Mengidentifikasi kebutuhan dan mengorganisasi kegiatan

pelatihan

 Melaporkan kepada pemegang izin setiap kejadian kegagalan

operasi yang berpotensi menimbulkan kecelakaan radiasi

35
 Menyiapkan laporan tertulis mengenai pelaksanaan program

proteksi dan keselamatan radiasi dan verifikasi keselamatan

c. Radiografer merupakan tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi

dengan diberikan tugas, wewenang, dan tanggung jawab secara penuh

untuk melakukan kegiatan Radiologi Diagnostik dan Intervensional

Adapun tugas dan tanggung jawabnya antara lain :

 Memberikan proteksi radiasi terhadap diri sendiri dan masyarakat

umum di sekitar ruang pesawat sinar-X

 Menerapkan teknik dan prosedur yang tepat untuk meminimalkan

paparan yang diterima sesuai dengan kebutuhan

 Melakukan kegiatan pengolahan film di kamar gelap

36
BAB X

PENGENDALIAN MUTU

Pengedalian mutu yang digunakan di radiologi Rumah Sakit Kramat 128

dalam memberikan pelayanan adalah pengedalian mutu merencanakan dan

menerapkan aktifitas monitoring pengukuran, analisa dan peningkatan proses

yang dibutuhkan untuk memastikan kesuaian dan kinerja di Unit radiologi yang

mengacu pada Pengedalian mutu Rumah Sakit Kramat 128.

Tujuan pengendalian mutu unit radiologi adalah mewujudkan visi misi unit

khususnya dan visi dan misi rumah sakit umumnya yang efektif dan efisien. Serta

peningkatan kualitas pelayanan Rumah Sakit yang berkesinambungan.

Pengedalian Mutu radiologi didalam di Rumah Sakit Kramat 128 yaitu

sasaran mutu yang akan menjadi Indikator Kinerja radiologi yang akan menjadi

Indikator kinerja Rumah Sakit / sebagai dasar penilaian keberhasilan / kegagalan

pencapaian tujuan dan sasaran rumah sakit dan menciptakan tolok ukur kineja

sebagai dasar evaluasi kineja manajer. Ruang lingkup penetapan kinerja

radiologi mencakup seluruh tugas pokok dan fungsi suatu unit radiologi dengan

mempertimbangkan sumber daya yang tersedia.

Pengendalian mutu atau control mutu yang dilakukan di Unit Radiologi

Rumah Sakit Kramat 128 dalam memberikan pelayanan diantaranya adalah :

1. Angka ketepatan Waktu hasil rontgen regular yaitu maksimal 24 jam

dari pemeriksaan

2. Kecepatan hasil foto rontgen cyto yaitu 2 jam dari pemeriksaan

37
3. Angka ketepatan waktu jam praktek dokter radiologi.

4. Menurunkan pengulangan foto pada pasien.

5. Angka kesalahan Entry transaksi pelayanan penunjang.

6. Kecocokan catatan stock obat/alkes dengan jumlah fisik.

7. Dengan melengkapi persyaratan teknik pesawat rontgen untuk

memperoleh izin pesawat sinar x

8. Dengan pengecekan uji kelayakan alat/ uji fungsi pesawat rontgen

dengan di kalibrasi

9. Dengan menservice atau mengganti alat yang sudah tidak layak pakai

10. Dengan mengontrol personal monitoring ( TLD Badge )

11. Dengan mengontrol fasilitas dan bangunan apaklah masih sesuai

12. Peralatan protektif radiasi yang sudah tidak layak pakai akan diganti

38
BAB XI

PENUTUP

Demikian pedoman pelayanan radiologi di buat supaya terselenggara

pelayanan radiologi yang optimal aman bagi pasien, pekerja maupun masyarakat

umum sekitar ruangan radiologi.

39
LAMPIRAN

40
Checklist Sistem Manajemen Keselamatan Radiasi di Unit Radiologi Rumah
Sakit Kramat 128

NO Pertanyaan Ya Tidak

1 Pendidikan Personil Radiologi

Apakah personil yang bekerja telah memenuhi Ѵ


pendidikan yang berkaitan dengan radiologi ?

Apakah personil yang bekerja menggunakan pesawat Ѵ


radiodiagnostik sudah mengikuti pendidikan ahli
radiografi dan radiologi ?

Apakah tersedia kriteria untuk pemeriksaan kesehatan Ѵ


pekerja radiasi atau tidak ?

Apakah tersedia standar operasional prosedur ? Ѵ

Apakah petugas proteksi radiasi membuat dan Ѵ


memutakhirkan sistem manajemen keselamatan radiasi?

Apakah petugas proteksi radiasi memantau aspek Ѵ


operasional sistem manajemen keselamatan radiasi

Apakah petugas proteksi radiasi memastikan Ѵ


ketersediaan dan kelayakan perlengkapan proteksi
radiasi dan memantau pemakaiannya?

Apakah petugas proteksi radiasi meninjau secara Ѵ


sistematik dan periodik, program pesawat sinar-X yang
digunakan?

Apakah petugas proteksi radiasi memberikan konsultasi Ѵ


yang terkait dengan keselamatan radiasi ?

Apakah petugas radiasi memelihara rekaman? Ѵ

Apakah petugas proteksi radiasi berpartisipasi dalam Ѵ


mendesain fasilitas radiologi ?

Apakah radiografer memberikan proteksi terhadap Ѵ


dirinya?

41
Apakah radiografer menerapkan teknik dan prosedur Ѵ
yang tepat untuk meminimalkan paparan radiasi sesuai
dengan kebutuhan?

2 Pelatihan Proteksi Radiasi

Apakah pelatihan proteksi dan keselamatan radiasi Ѵ


diselenggarakan oleh rumah sakit?

Apakah pelatihan mencakup materi perundangan Ѵ


ketenaganukliran, sumber radiasi dalam pemanfaatan
tenaga nuklir, efek biologi radiasi, satuan dan besaran
radiasi, prinsip proteksi dan keselamatan radiasi, alat
ukur radiasi, dan tindakan dalam keadaan kedaruratan?

Apakah semua radiografer mengikuti pelatihan proteksi Ѵ


radiasi?

Apakah jumlah petugas proteksi radiasi yang telah Ѵ


mengikuti latihan telah cukup untuk kebutuhan di unit
radiologi tersebut?

Apakah ada tanggung jawab penuh dari pihak rumah Ѵ


sakit tentang pelatihan proteksi radiasi termasuk semua
biayanya?

Apakah ada sosialisasi hasil pelatihan proteksi radiasi Ѵ


terhadap radiografer yang belum mengikuti pelatihan?

3 Pemeriksaan Kesehatan

Apakah ada pemeriksaan kesehatan awal pada setiap Ѵ


pekerja radiasi yang akan bekerja?

Apakah pemeriksaan kesehatan pada pekerja radiasi Ѵ


dilakukan secara rutin sesuai dengan ketentuan?

Apakah jenis pemeriksaan kesehatan sudah sesuai Ѵ


dengan ketentuan pemeriksaan kesehatan khusus untuk
pekerja radiasi?

Apakah ada tindak lanjutnya dari hasil pemeriksaan Ѵ


kesehatan bila hasilnya kurang bagus akibat indikasi dari
pekerjaan radiasi?

42
Apakah ada pemeriksaan kesehatan pada saat terjadi Ѵ
pemutusan hubungan kerja (pensiun) ?

Apakah hasil pemeriksaan kesehatan disampaikan Ѵ


kepada yang bersangkutan?

4 Peralatan Protektif Radiasi

Apakah peralatan protektif radiasi sudah lengkap Ѵ

Apakah peralatan protektif radiasi telah dipakai dengan Ѵ


baik dan benar oleh pekerja radiasi?

Apakah peralatan protekstif radiasi sesuai dengan Ѵ


Standar Nasional Indonesia atau standar lain?

5 Pemantauan Dosis Radiasi

Apakah pemantauan dosis telah menggunakan alat TLD Ѵ


badge, film badge, atau dosimeter perorangan ?

Apakah peralatan pemantau dosis diukur secara rutin? Ѵ

Apakah peralatan pemantau dosis telah memenuhi Ѵ


kalibrasi dan standar?

Apakah dosimeter perorangan diperlukan dalam Ѵ


pemeriksaan radiologidiagnostik konvensional?

Apakah peralatan pemantau dosis sudah dipakai secara Ѵ


rutin dan benar oleh pekerja radiasi?

Apakah jumlah peralatan pemantau dosis telah sesuai Ѵ


dengan kebutuhan personil radiologi?

6 Rekaman atau Penyimpanan Dokumen

Apakah telah dibuat, dipelihara, dan disimpan rakaman Ѵ


yang terkait dengan keselamatan radiasi?

Apakah ada data inventarisasi pesawat sinar-X? Ѵ

Apakah ada rekaman catatan dosis yang diterima Ѵ


personil tiap bulan ?

Apakah ada rekaman hasil pemantauan laju paparan Ѵ

43
radiasi di tempat kerja ?

Apakah ada rekaman uji kesesuaian pesawat sinar- X? Ѵ

Apakah ada dokumen penggantian komponen pesawat Ѵ


sinar-X?

Apakah ada dokumen izin penggunaan pesawat sinar-X Ѵ

Apakah ada fotocopy sertifikat pelatihan yang diikuti oleh Ѵ


masing-masing pekerja radiasi?

Apakah ada rekaman hasil pemantauan kesehatan Ѵ


personil?

44
45

Anda mungkin juga menyukai