BATCH II
UNIVERSITAS HASANUDDIN, MAKASAR
MARET 2022
1
Adalah suatu organisasi tempat bernaungnya
para fisikawan medik di seluruh Indoneia,
sebagai wadah untuk komunikasi, perjuangan
dan pengembangan profesi fisikawan medik
Indonesia.
2
AFISMI merupakan gabungan dari IKAFMI (Ikatan
Fisikawan Medis Indonesia) dengan HFMBI (Himpunan
Fisikawan Medis dan Biofisika Indonesia) pada kongres di
Yogyakarta tanggal 31 Oktober 2015.
Alamat :
3
POKOK BAHASAN
1. Pengertian Etika
2. Fungsi Etika
3. Etika dan Hukum
4. Profesi dan Kode Etik Profesi
5. Ciri-ciri Profesional
6. Kode Etik
7. Kode Etik Fismed Indonesia
A. Kewajiban Umum
B. Kewajiban Terhadap Klien
C. Kewajiban Terhadap Masyarakat
D. Kewajiban Terhadap Diri Sendiri
E. Kewajiban Terhadap Rekan Kerja
8. Contoh Kasus Etika
9. Referensi
4
Pengertian Etika
Menurut bahasa (etimologi) etika berasal dari
bahasa Yunani, yaitu ethos yang berarti adat-
istiadat (kebiasaan), perasaan batin,
kecenderungan hati untuk melakukan perbuatan.
5
Etika termasuk ilmu pengetahuan tentang
azas-azas tingkah laku yang berarti juga:
7
FUNGSI ETIKA :
8
ETIKA DAN HUKUM
Etika memerintahkan berbuat apa yang berguna dan melarang
berbuat segala apa yang mudharat.
11
PROFESI DAN KODE ETIK PROFESI
Pengertian profesi:
• Sebuah profesi terdiri dari sekelompok terbatas orang-
orang yang memiliki keahlian khusus dan dengan keahlian
tesebut mereka dapat melakukan fungsinya di dalam
masyarakat dengan lebih baik dibandingkan dengan warga
masyarakat lain pada umumnya. Sebuah profesi adalah
sebutan atau jabatan dimana orang yang menyandangnya
memiliki pengetahuan khusus yang diperolehnya melalui
latihan/training atau sejumlah pengalaman lain atau
diperoleh dari kedua-duanya.
• Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan
keahlian (keterampilan, kejujuran dsb) tertentu (KBBI,
1999).
12
• Franz Magnis Suseno (1991) membedakan profesi
umum dan profesi yg luhur. Profesi umum adalah
pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk
menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan
keahlian yang khusus. Profesi yang luhur adalah profesi
yang pada hakekatnya merupakan suatu pelayanan pada
manusia atau masyarakat, meskipun mereka
memperoleh nafkah, namun nafkah bukan tujuan
utama.
• Profesi adalah pekerjaan tetap berupa pelayanan (service
occupation); pelaksanaannya dijalankan dengan
menerapkan pengetahuan ilmiah dalam bidang tertentu;
dihayati sebagai panggilan hidup serta terikat pada etika
umum dan etika khusus (ertika profesi) yang bersumber
pada semangat pengabdian terhadap sesama manusia
(Lili Rasyidi, 2002). 13
Ciri seseorang yang memenuhi syarat sebagai
profesional (Daryl Koehn, 2000):
14
3. Memiliki pengetahuan atau kecakapan yang
hanya diketahui dan dipahami oleh orang-
orang tertentu saja serta tidak dimiliki oleh
anggota-anggota masyarakat lain.
4. Memiliki otonomi dalam melaksanakan
pekerjaannya dan pekerjaan itu tidak amat
dimengerti oleh masyarakat yang lebih luas.
5. Secara publik di muka umum mengucapkan
janji (sumpah) untuk memberi bantuan
kepada mereka yang membutuhkan bantuan.
15
Kode Etik
• Kode etik disusun tertulis agar dapat menjadi
pegangan pokok anggota profesi untuk tetap
menjalankan hakekat moralitas kegiatan
profesinya.
• Kode etik juga merupakan jaminan bagi
penerima pelayanan untuk mendapat pelayanan
sesuai dengan lingkup profesinya dan
menghindarkan dari perbuatan tercela (jaminan
mutu pelayanan).
• Kode etik merupakan kompas yang akan
memberikan pencerahan moral dalam
pelayanan.
16
• Kode etik pertama disusun atas dasar “Sumpah
Hipokrates“ (abad ke 5 SM).
• Etika profesi adalah norma-norma, syarat-syarat dan
ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi oleh
sekelompok orang yang disebut kalangan profesional.
• Peraturan-peraturan mengenai profesi pada umumnya
mengatur hak-hak yang fondamental dan mempunyai
peraturan-peraturan mengenai tingkah laku atau
perbuatan dalam melaksanakan profesinya yg dalam
banyak hal disalurkan melalui kode etik (Oemar Seno Adji,
1991).
• Kode etik profesi adalah seperangkat kaedah perilaku yang
disusun secara tertulis secara sistematis sebagai pedoman
yang harus dipatuhi dalam mengebankan suatu profesi
bagi suatu masyarakat profesi.
17
Sebagai pedoman, kode etik (code of conduct) memiliki
tujuan pokok (I Gede AB Wiranata, 2005):
• Memberikan penjelasan standar, standar etika
• Memberikan batasan kebolehan dan atau larangan
• Memberikan himbauan moralitas
• Sarana kontrol sosial
19
KODE ETIK FISIKAWAN MEDIK
Sejarah :
Kode etik ini disusun berdasarkan hasil Kongres
Ikatan Fisikawan Medis Indonesia (IKAFMI) ke 2
tahun 2000 di Semarang dan acuan dari American
Association of Physicist in Medicine (AAPM) sebagai
panduan bagi anggota dalam mempertahankan
kriteria profesinya yang berkenaan dengan pasien,
pekerja, mitra kerja, relasi, anggota profesi lain,
pemerintah dan khalayak lainnya.
20
Pada Konggres tahun 2015 di Yogyakarta terjadi
penggabungan IKAFMI dengan HMFBI. Organisasi
ini berubah nama menjadi AFISMI dan KODE ETIK
ini masih digunakan sebelum ada yang baru.
21
A. Kewajiban Umum
1. Fisikawan Medis beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dalam melaksanakan fungsi dan
pekerjaannya agar terbentuk insan yang profesional,
cakap, jujur dan ahli dibidangnya.
2. Fisikawan Medis menjunjung tinggi negara kesatuan
Republik Indonesia dalam setiap tindak tanduk
pekerjaannya dan selalu menjaga nama baiknya.
3. Fisikawan Medis harus berkomitmen untuk
menggunakan keilmuannya, pengalamannya,
ketrampilannya dan kepandaiannya untuk sebesar
besarnya manfaat bagi organisasi.
22
B. Kewajiban terhadap Klien.
1. Fisikawan Medis akan selalu aktif dalam
mempromosikan dan menjaga keselamatan umat
manusia dan kepentingan pasien, masyarakat dan
mitra kerja.
2. Semua hal yang berhubungan dengan pasien,
atasan, bawahan, mitra kerja, relasi dan anggota
dari profesi lain akan selalu diarahkan kepada
suasana kekompakan, keadilan, berpegang teguh
pada kode etik/ rahasia profesi.
23
3. Fisikawan Medis akan selalu berusaha memberikan
saran dan masukan kepada orang yang mempunyai
otoritas, pemerintah dan lembaga-lembaga kebijakan
publik yang berkenaan dengan keselamatan, mutu, segi
ekonomi dari semua aspek yang berkenaan dengan
penerapan fisika dalam bidang medik.
4. Ketika akan mempersiapkan publikasi, laporan,
pernyataan, Fisikawan Medis akan selalu memastikan
bahwa informasi tersebut adalah akurat dan
kesimpulan serta rekomendasinya selalu didasarkan
pada acuan riset dan ilmu pengetahuan. Bahan/kajian
sumbernya akan selalu tersedia apabila diminta.
24
5. Fisikawan Medis akan selalu melindungi
pasien dan kepentingan serta kerahasiaan
profesi.
6. Fisikawan Medis akan selalu menghormati
hak-hak dari pasien, rekan kerja, para tenaga
kesehatan lain, dan mereka yang sedang
pelatihan.
7. Fisikawan Medis akan selalu bekerja keras
untuk melindungi keselamatan dan
kesejahteraan dari pasien.
25
C. Kewajiban terhadap Masyarakat
1. Fisikawan Medis akan selalu berusaha keras
menghindari perselisihan kepentingan dan
mengungkapkan orang yang terlibat atau berpotensi
terlibat dalam situasi yang dapat mengarah kepada
perselisihan kepentingan.
2. Ketika memberikan arahan kepada profesi lain
tentang penerapan fisika di bidang medik, Fisikawan
Medis akan selalu menekankan kepada kemampuan
orang yang diberikan arahan olehnya dan untuk
selalu memperhatikan serta menghargai akan
keterbatasannya, sehingga hal yang berkenaan
dengan keselamatan publik dan perawatan pasien
tidak ada kompromi.
26
3. Fisikawan Medis akan selalu menghormati hukum dan
persyaratan pengatur untuk dapat bekerja dengan aman
dan efektif dari profesi mereka
4. Fisikawan Medis akan selalu menyingkirkan konflik
kepentingan ketika muncul pertimbangan pribadi atau
keuangan yang boleh jadi berkompromi atau
mempengaruhi penilaian mereka yang profesional.
5. Fisikawan Medis akan selalu bekerja keras untuk
mendukung pengembangan kemampuan profesional
dari para rekan kerja mereka dan mereka yang sedang
pelatihan.
27
D. Kewajiban terhadap Diri Sendiri
1. Fisikawan Medis akan selalu menerima
tanggungjawab untuk lingkungan kerjanya sendiri
dan mengerjakan segala sesuatu selalu di bawah
pengawasan dan arahannya.
2. Seorang Fisikawan Medis akan selalu melakukan
langkah yang rasionil untuk meyakinkan bahwa
pekerjaan yang berada di bawah pengawasannya
dilakukan secara benar oleh orang yang tepat, dan ia
benar-benar menerima tugas dan tanggung jawab
tersebut.
3. Fisikawan Medis harus menyadari keterbatasannya,
menolak penugasan bila ia tidak cakap pada bidang
tersebut, dan meminta konsultasi bila dianggap
perlu.
28
4. Pada saat melakukan pekerjaan profesinya, Fisikawan
Medis akan selalu dan terus menerus berusaha
meningkatkan dan mempertahankan kualitas ilmu
pengetahuan dan keahliannya serta mengikuti
pelatihan bila dianggap perlu.
5. Fisikawan Medis akan selalu memegang teguh dan
menjunjung tinggi profesinya dengan berperilaku
berdasarkan kode etik profesinya. Setiap pelanggaran
perilaku organisasi hendaknya disampaikan ke
organisasi Ikatan Fisikawan Medis Indonesia
(IKAFMI).
6. Fisikawan Medis akan selalu bekerja keras untuk
menampilkan pelayanan pasien dengan mutu terbaik
melalui layanan yang profesional dan berkompeten.
29
7. Pekerjaan, termasuk riset, dari seorang
Fisikawan Medis haruslah cenderung
kepada kenyataan, didasarkan pada prinsip
ilmiah yang diterima, dan akan mengutip
hasil bekerja terdahulu ketika hal tersebut
diterapkan.
8. Fisikawan Medis akan selalu bekerja keras
untuk meningkatkan pengetahuan dan
kecakapannya, membagi hal tersebut
dengan para rekan kerja mereka.
30
E. Kewajiban terhadap Rekan Sejawat
1. Fisikawan Medis yang bekerja/terikat pada praktek
swasta atau sebagai konsultan akan selalu berjuang
bersama rekan sejawatnya dengan didasari mandat,
pengetahuan, jawaban dan kuasa dari organisasi.
2. Fisikawan Medis akan selalu membantu relasinya
sampai batas keahliannya dalam menerapkan
kompetensi teknik dan pengembangan profesi, dan
akan mengarahkan mereka untuk menjunjung tinggi
kode etik profesi.
3. Fisikawan Medis akan selalu menyadari keterbatasan
pengetahuan, ketrampilan, atau waktu dan meminta
konsultasi dari rekan kerja yang lain bila
membutuhkan.
31
4. Fisikawan Medis akan selalu jujur di dalam
semua interaksi profesional dan di dalam
pekerjaan mereka.
5. Hubungan antar anggota dari Ikatan
Fisikawan Medis Indonesia dan para tenaga
kesehatan lain haruslah terbuka, berteman,
dan berdasar pada rasa saling
menghormati.
32
CONTOH KASUS ETIKA
FISIKAWAN MEDIK INDONESIA
35
Referensi :
1. M. Yamin Abdullah, Pengantar Studi Etika, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2006
2. I Gede AB Wiranata, Dasar-Dasar Etika Moralitas, PT Citra Aditya
Bakti, Bandung, 2005.
3. Faiq Bahfen, MTKI, 2011-2013.
4. SK Menkes No. 375/Menkes/SK/III/2007.
5. Standar Profesi Fisikawan Medik, IKAFMI, 2009
36
TERIMA KASIH
37