Anda di halaman 1dari 35

Etika dan Etika Profesi

apt. Rizki Rahmah Fauzia, S.Farm.,


M.H.
Pengertian
Etika FUNK
Y TUNE
S

Menurut para ahli → aturan perilaku, adat


kebiasaan manusia dalam pergaulan antara
sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan
mana yang buruk.

Etika atau etik berasal dari kata yunani yaitu


“ETHOS” = norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah
dan ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik, BOFFIN
cara berfikir.

2
Etika

Menurut Brooks (2007),


• Etika adalah cabang dari filsafat yang
menyelidiki penilaian normatif tentang
apakah perilaku ini benar atau apa yang
seharusnya dilakukan. Kebutuhan akan
etika muncul dari keinginan untuk
menghindari permasalahan –
permasalahan di dunia nyata.
Kamus Besar Bahasa Indonesia 

ETIKA:
1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang
buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral (akhlak);
2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan
dengan akhlak;
3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut
suatu golongan atau masyarakat.
PRINSIP ETIKA
1.      Etika itu tidak merugikan,kalau tidak bisa berbuat kepada
orang lain maka jangan rugikan orang tsb (non maleficence)
2.      Etika harus membawa kebaikan (Beficence)
3.      Etika harus menjaga kerahasiaan (Confidentiality)
4.      Seseorang berhak menentukan dirinya ingin memproleh
pengobatan atau tidak (autonomy Pasien)
5.      Berkata benar (truth telling)
6. Berlaku adil (justice)
7. Menghormati privasi (privacy)

Sumpah Profesi
• Alasan etika di perlukan :
• Masyarakat semakin pluralistik
(beranekaragam,)
• Modernisasi
• Perkembangan ideology
• Di perlukan oleh kaum agama
Fungsi Etika
• Di era modernisasi dengan segala kecanggihan yang
membawa perubahan dan pengaruh terhadap nilai-
nilai moral, adanya berbagai pandangan ideologi
yang menawarkan untuk menjadi penuntun hidup
tentang bagaimana harus hidup dan tentunya kita
hidup dalam masyarakat yang semakin pluralistik,
juga dalam bidang moral sehingga bingung harus
mengikuti moralitas yang mana, untuk itu sampailah
pada suatu fungsi utama etika, sebagaimana
disebutkan Magnis Suseno (1991 : 15), yaitu untuk
membantu kita mencari orientasi secara kritis dalam
berhadapan dengan moralitas yang membingungkan.
Macam – macam Etika
Apa saja sih Macam – macam Etika itu?
Ada dua macam etika yang harus kita pahami dalam
menentukan baik dan buruknya perilaku manusia :

1. Etika Deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong


secara kritis dan rasional sikap dan prilaku manusia dan apa
yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu
yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai
dasar untuk mengambil keputusan tentang perilaku atau
sikap yang mau diambil.
2. Etika Normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan
berbagai sikap dan pola perilaku ideal yang seharusnya
dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang
bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi
norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan
diputuskan.

Jens
Jens Martensson
Martensson 8
Jenis Etika
1. Etika umum mengenai kondisi-kondisi dasar
bagaimana manusia bertindak secara etis
a. Prinsip;
b. Moral.
2. Etika khusus penerapan prinsip-prinsip moral dasar
a. Etika Individu menyangkut kewajiban dan sikap
manusia terhadap diri sendiri;
b. Etika Sosial mengenai kewajiban sikap dan
pola perilaku manusia sebagai anggota masyarakat.
Etika sosial yang hanya berlaku bagi
kelompok profesi tertentu disebut kode ETIK
ALIRAN ETIKA
1. Aliran Deontologis: penilaian benar tidaknya suatu perbuatan atau baik
tidaknya sesorg,tdk perlu dilihat hasil akhirnya tetapi yang dinilai adalah
perbuatan itu sendiri.
• Immanuel kant “seseorang berbuat baik karena rasional dan tidak
dogmatis
• Cth: org tdk mencuri bukan karna takut neraka tapi mencuri ad
perbuatan buruk
2. Aliran Teleologis(konsenkualis):Baik burukx seseorg dinilai dari tujuan
hendak dicapai
• Aliran Ethical Egoism: wajib berbuat baik demi kepentingan pribadi
• Aliran utilitarinism : wajib berbuat baik demi kepentingan umum dan
masyarakat
• Cth : merokok
nilai
Nilai adalah suatu keyakinan mengenai cara bertingkah laku dan tujuan akhir
yang diinginkan individu, dan digunakan sebagai prinsip atau standar dalam
hidupnya.
• Penilaian Etika itu di dasarkan pada beberapa factor yaitu :
1) Titik berat penilaian etika sebagai suatu ilmu, adalah pada perbuatan baik
atau jahat, susila atau tidak susila.
2) Perbuatan atau kelakuan seseorang yang telah menjadi sifat baginya atau
telah mendarah daging, itulah yang disebut akhlak atau budi pekerti. Budi
tumbuhnya dalam jiwa, bila telah dilahirkan dalam bentuk perbuatan
namanya pekerti
• Burhanuddin Salam, Drs. menjelaskan bahwa sesuatu perbuatan di nilai
pada 3 (tiga) tingkat :
1) Tingkat pertama, semasih belum lahir menjadi perbuatan, jadi masih
berupa rencana dalam hati, niat.
2) Tingkat Tingkat kedua, setelah lahir menjadi perbuatan nyata, yaitu
pekerti.
3) Tingkat ketiga, akibat atau hasil perbuatan tersebut, yaitu baik atau buruk.
ETIKET
PENGERTIAN : cara melakukan perbuatan sesuai dengan Etika yang berlaku

PERBEDAAN dgn etika :


1. Etika menetapkan norma perbuatan apakah perbuatan itu dapat dilakukan atau
tidak,cth masuk tanpa izin tdk boleh.
• Etiket menetapkan cara melakukan perbuatan sesuai dengan yang diinginkan, masuk
kerumah org mengetuk pintu atau/dan salam.
2. Etika berlaku tidak bergantung pd ada tidaknya org,cth larangan mencuri walau tdk
ada org.
• Etiket berlaku jika ada org.cth org makan pakai baju tdk ada org tdk apa2.
3. Etika bersifat absolut tdk dpt ditawar cth mencuri&membunuh
• Etiket bersifat relatif cth koteka wajar dipapua, diaceh wajib menutup aurat
4. Etika memandang manusia dari segi dalam (batiniah) cth: org-org bersifat baik tidak
munafik.
• Etiket memandang manusia dari segi luar(lahiriah).cth: bersifat sopan dan santun tp
munafik.
MORAL
• Moral berasal dari bahasa latin  “MORES” berarti kesusilaan, tabiat,
atau kelakuan. Dengan demikian moral dapat di katakana sebagai
ajaran kesusilaan.
• Moral adalah nilai di dalam diri seseorang yang mewarnai
prilakunya yang di dukung oleh masyarakat.
• Moralitas adalah system nilai tentang bagaimana kita harus hidup
secara baik sebagai manusia. Seperti  : petuah-petuah, nasehat.
• Amoral :tidak bermoral
• Immoral: tindakan yang bertentangan dengan prilaku masyarakat,
misalnya: mencuri.
DENGAN KATA LAIN MORAL = ADAT KEBIASAAN
Perbedaan : Etika adalah ilmu pengetahuan dan moral adalah objek
• Moral harus bersifat universal :
1.   Berkata benar
2.   Menghormati privasi orang lain
3.   Jaminan kerahasiaan informasi
4.   Permintaan persetujuan setiap tindakan pada orang laiN
5.   Dedikasi terhadap teman sejawat
6.   Di larang membuuh
7.   Jangan menyakiti
8.   Jangan melakukan kekerasan
9.   Jangan memandan rendah orang lain
10. Jangan menghambur-hamburkan harta benda
11. Perlindungan dan mempertahankan hak orang lain
12. Tidak menimbulkan kerugian orang lain
13. kondisi merugikan orang lain
14. Menolong orang yang tidak mampu.
PROFESI

• Profesi berasal dari bahasa Latin


“Proffesio” yang mempunyai dua pengertian
yaitu janji/ikrar dan pekerjaan
• Kegiatan yang dijalankan berdasarkan
keahlian tertentu dan sekaligus dituntut
daripadanya pelaksanaan norma-norma
sosial dengan baik.
PROFESI
• Pekerjaan tetap sebagai pelaksanaan fungsi kemasyarakatan berupa karya
pelayanan yang pelaksanaannya dijalankan secara mandiri dengan
komitmen dan keahlian berkeilmuan dalam bidang tertentu yang
pengembangannya dihayati sebagai panggilan hidup dan terikat pada etika
umum dan etika khusus (etika profesi) yang bersumber pada semangat
pengabdian terhadap sesama demi kepentingan umum, serta berakar
dalam penghormatan terhadap martabat manusia (respect for human
dignity).
• Jadi, profesi itu berintikan praktis ilmu secara bertanggung jawab untuk
menyelesaikan masalah konkret yang dihadapi seorang warga masyarakat.
• Pengembanan profesi mencakup bidang-bidang yang berkaitan dengan
salah satu dan nilai-nilai kemanusiaan yang fundamental, seperti keilahian
(imam), keadilan (hukum), kesehatan (dokter), sosialisasi/pendidikan
(guru), informasi
CIRI-CIRI PROFESI
1. PENDIDIKAN SESUAI STANDAR NASIONAL
2. MENGUTAMAKAN PANGGILAN KEMANUSIAAN
3. BERLANDASKAN ETIK PROFESI, MENGIKAT
SEUMUR HIDUP
4. LEGAL MELALUI PERIZINAN
5. BELAJAR SEPANJANG HAYAT
6. ANGGOTA BERGABUNG DALAM ORGANISASI
PROFESI
Tiga Watak Kerja Profesionalisme
1. kerja seorang profesional itu beritikad untuk
merealisasikan kebajikan demi tegaknya kehormatan
profesi yang digeluti, dan oleh karenanya tidak terlalu
mementingkan atau mengharapkan imbalan upah
materiil;
2. kerja seorang profesional itu harus dilandasi oleh
kemahiran teknis yang berkualitas tinggi yang dicapai
melalui proses pendidikan dan/atau pelatihan yang
panjang, ekslusif dan berat;
3. kerja seorang profesional --diukur dengan kualitas teknis
dan kualitas moral-- harus menundukkan diri pada sebuah
mekanisme kontrol berupa kode etik yang dikembangkan
dan disepakati bersama di dalam ORGANISASI PROFESI
TANGGUNG JAWAB PROFESI
1. Mencapai kualitas yang tinggi dalam proses
maupun hasil kerja profesional.
2. Menjaga kompetensi sebgai profesional.
3. Mengetahui dan mematuhi peraturan hukum
yang berhubungan dengan kerja profesi.
4. Menghormati perjanjian, persetujuan, dan
menunjukkan tanggung jawab.
HAK dan KEWAJIBAN PROFESI
• UU NO. 36 TAHUN 2009 Pasal 27 :
(1) Tenaga kesehatan berhak mendapatkan
imbalan dan pelindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
(2) Tenaga kesehatan dalam melaksanakan
tugasnya berkewajiban mengembangkan dan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
yang dimiliki.
ETIKA PROFESI

• Etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian


integral dari sikap hidup dalam menjalankan
kehidupan sebagai pengemban profesi.
• Etika profesi adalah cabang filsafat yang
mempelajari penerapan prinsip-prinsip moral
dasar atau norma-norma etis umum pada
bidang-bidang khusus (profesi) kehidupan
manusia
PELANGGARAN ETIK MURNI
1. MENARIK IMBALAN JASA TIDAK WAJAR
2. MENGAMBIL ALIH PASIEN TANPA PERSETUJUAN
SEJAWAT
3. MEMUJI DIRI SENDIRI
4. PELAYANAN DISKRIMINATIF
5. KOLUSI DENGAN PERUSAHAAN FARMASI
6. TIDAK MENGIKUTI PENDIDIKAN
BERKESINAMBUNGAN
7. MENGABAIKAN KESEHATAN SENDIRI
PELANGGARAN ETIKOLEGAL

- PELAYANAN KEDOKTERAN DIBAWAH


STANDAR
- MENERBITKAN KETERANGAN PALSU
- MELAKUKAN TINDAKAN MEDIK YANG
BERTENTANGAN DENGAN HUKUM
- MELAKUKAN TINDAKAN MEDIK TANPA
INDIKASI
- PELECEHAN SEKSUAL
- MEMBOCORKAN RAHASIA PASIEN
SANKSI ETIK

• BUKAN SANKSI HUKUM


• BERUPA TEGURAN
• SKORSING ATAU PEMECATAN DARI KEANGGOTAAN
PROFESI
• PELANGGARAN ETIK DISELESAIKAN OLEH MAJELIS
KEHORMATAN DISIPLIN KEDOKTERAN INDONESIA
(MKEK), YANG DIBENTUK OLEH IDI
• PENYELESAIAN PELANGGARAN ETIK KEDOKTERAN
TIDAK SELALU DISERTAI BUKTI FISIK
• SANGSI TERHADAP PELANGGARAN ETIK BERUPA
TUNTUNAN
Definisi Profesi Farmasi
Sebelumnya apa sih itu profesi dan apa itu
profesi farmasi?

Profesi : Pekerjaan yang dilakukan sebagai


nafkah hidup dengan mengandalkan keahlian
dan keterampilan yang tinggi dengan
melibatkan komitmen pribadi (moral) yang
mendalam.

Profesi dituntut ketekunan, keuletan, disiplin,


komitmen dan irama kerja yang pasti, karena
pekerjaan ini melibatkan secara langsung pihak-
pihak lain.

Jens
Jens Martensson
Martensson 25
Adanya komitmen moral yang tinggi diatur dalam
aturan khusus disebut dengan kode etik.

Jadi, Apa itu Etika Profesi


Farmasi?
Profesi Kefarmasian membutuhkan
tingkat keahlian dan kewenenangan yang
didasari oleh suatu standar kompetensi,
sehingga Etika profesi farmasi adalah
mendorong atau meningkatkan kinerja
bagi tenaga farmasi, tetapi juga akan
memberikan peningkatkan kontribusi
fungsional serta peranan farmasi bagi
masyarakat.

Jens
Jens Martensson
Martensson 26
Mengapa harus mempelajari
Etika Farmasi ?

Pelajaran etika kefarmasian di kurikulum farmasi etika


mempunyai peran yang besar dalam kurikulum sekolah
pendidikan bagi seorang farmasis.
Karena apa ?
Karena etika itu penting, dimana prinsip-prinsip etika
seperti menghargai orang, tujuan yang jelas dan
kerahasiaan merupakan dasar dalam hubungan apoteker-
pasien.

Jens
Jens Martensson
Martensson 27
Belajar etika juga akan menyiapkan mahasiswa
kefarmasian untuk mengenali situasi-situasi
yang sulit dan melaluinya dengan cara yang
benar sesuai prinsip dan rasional.

Etika juga penting dalam hubungan apoteker


dengan masyarakat dan kolega mereka dalam
melakukan penelitian kedokteran. Sangat
sering, bahkan etika membuat standar perilaku
yang lebih tinggi dibanding hukum, dan kadang
etika memungkinkan apoteker perlu untuk
melanggar hukum yang menyuruh melakukan
tindakan yang tidak etis.

Jens
Jens Martensson
Martensson 28
Pelanggaran Etika Farmasi

a) Apotek

1. PSA menjual
psikotropika dan pada
saat membuat laporan,
bekerja sama dengan
dokter untuk
membuatkan resep.
2. Krim malam, krim pagi
buatan apotek sendiri,
tidak diketahui
formulanya.
b) Puskemas atau Klinik
1. Yang menyerahkan obat kepada pasien bukan
apoteker, melainkan bidan, mantri, perawat, karena
puskesmas tidak memiliki apoteker.

c) Rumah Sakit
1. Apoteker membuat suatu obat yang isinya
campuran dari beberapa obat (oplosan).
d) Industri
2. Klaim, saling mengklaim suatu produk
sehingga melanggar etika.
3. Kebohongan publik sehingga menginfokan
tentang khasiat suatu obat yang tidak benar.

Jens
Jens Martensson
Martensson 30
Seorang ibu bernama Marwah menjadi korban obat
kedaluwarsa.
Warga Kelurahan Sudiang ini menuturkan, dia membeli
obat seperti itu (kadaluarsa) di salah satu apotek di
Daya.
Dia mencari obat diare. Saat itu, kata Marwah, dirinya
hendak membeli Lacto B, suplemen makanan.
Namun, oleh penjaga apotek, jenis obat tersebut
dinyatakan habis. Penjaga apotek tersebut, kemudian
menawarkan Dialac yang tersimpan di dalam lemari

Contoh kasus
pendingin.
Menurut penjaga apotek tersebut, Dialac memiliki
komposisi dan kegunaan yang sama dengan Lacto B.
Marwah mengatakan, setelah obat tersebut
potek s ad iA diminumkan ke anaknya dengan cara mencampur ke
d al u a r
Obat Ka
susu, si buah hatinya mengalami muntah hingga lima
kali. Marwah mengaku panik. Dia pun kemudian
membaca seksama sampul Dialac tersebut. Hasinya,
suplemen makanan dengan nomor registrasi POM
SI.044 216 731 tersebut memiliki masa kedaluwarsa 19
November 2008 sebagaimana yang tercantum di
pembungkus obat.
Pembahasan :
Pada kasus yang terjadi di apotek tersebut, dimana
seorang pasien diberikan obat yang sudah kadaluarsa
oleh pihak apotek, dapat dikategorikan ke dalam
kasus pelanggaran kode etik apoteker. Kode etik
apoteker Indonesia itu sendiri merupakan asas atau
nilai yang berkenaan dengan akhlak dan nilai-nilai
yang dianut dan menjadi pegangan dalam praktik
kefarmasian

Di dalam Kode Etik Apoteker Indonesia Bab II tentang


Kewajiban Apoteker Terhadap Pasien, dimana pasal 9
berbunyi :

Pasal 9

Seorang apoteker dalam melakukan pekerjaan


kefarmasian harus mengutamakan kepentingan
masyarakat dan menghormati hak asasi penderita
dan melindungi makhluk hidup insani

Jens
Jens Martensson
Martensson 32
Sanksi terhadap KY
FUN S
TUN
E

Pelanggaran
1. Sanksi Moral berupa lisan maupun
tulisan;
2. Sanksi yang telah di atur dalam
organisasi pada rumah sakit,
apotek, klinik yang telah disepakati;
3. Pencabutan keanggotaan atau di ke
luarkan dari suatu organisasi
profesi kefarmasian.

Jens
Jens Martensson
Martensson 33
KY
FUN S
U NE
T
Launch

Thank
IN
BOFF

You
Jens Martensson
jens@bellowscollege.com
Daftar Pustaka
Zakky. 2018. Pengertian Etika Secara Umum dan Menurut Para Ahli.
Diambil dari : https://www.zonareferensi.com/pengertian-etika/. (19 Maret
2019)
Aprianti, Frizka. 2013. Etika Farmasi.
Diambil dari : https://www.academia.edu/5236806/Etika-Farmasi . (19 Maret
2019)
Dokumen Indonesia. 2015. Etika Pelayanan Kefarmasian.
Diambil dari : https://dokumen.tips/documents/etika-pelayanan-
kefarmasian.html. (19 Maret 2019)
Bahri, Saeful. Dhika, Annong. dkk. 2016. Makalah Etika Farmasi.
Diambil dari : https://www.scribd.com/doc/310150605/MAKALAH-ETIKA-
FARMASI. (19 Maret 2019)
Kurniawan, Hadi. 2012. KASUS DAN KODE ETIK SERTA IMPLEMENTASINYA-
3.
Diambil dari : http://hadikurniawanapt.blogspot.com/2012/07/kasus-dan-kode-
etik-serta_18.html. (19 Maret 2019)

Jens
Jens Martensson
Martensson 35

Anda mungkin juga menyukai