Anda di halaman 1dari 47

Sis Wuryanto :

1
 Etikaberasal dari kata ethos (bahasa
Yunani) yang berarti karakter, watak
kesusilaan atau adat.
 Menurut Martin (1993), etika didefinisikan

sebagai “the discipline which can act as


the performance index or reference for
our control system”

4
 NORMA AGAMA :
◦ Berpangkal pada kepercayaan adanya yg maha kuasa
◦ Melanggar norma agama berarti pelanggaran thd
perintah Tuhan
 NORMA KESUSILAAN :
◦ Norma yg berpangkal pada hati nurani manusia gar
melakukan perbuatan yg baik
 NORMA KESOPANAN :
◦ Norma yg timbul dlm masyarakat yg mengatur sopan
santun & perilaku
◦ Pelanggaran norma akan dicela anggota masyarakat.
 NORMA HUKUM :
◦ Kumpulan norma dlm masyarakat yg terbentuk karena
pergaulan manusia atau yg diciptakan oleh yg
berwenang.
 KESUSILAAN :
◦ Asal : bahasa sangsekerta
 Su : bagus, indah , cantik
 Sila : adab, kelakuan, perbuatan, ahlak,
moral
 Susila : sepadan dengan kaidah, norma
atau peraturan hidup yang ada.
 ETIKA :
Ilmu yg menyelidiki mana yg baik dan
mana yg buruk dan memperhatikan amal
perbuatan manusia sejauh yg dapat
diketahui oleh akal pikiran. (Hamzah
Yakub, 1983).
FUNGSI ETIKA

Fungsi Etika menurut Bertens, (1994) yaitu :


1. Kata etika bisa dipakai dalam arti nilai-nilai dan
norma-norma moral yang menjadi pegangan
bagi seseorang/suatu kelompok masyarakat
dalam mengatur perilakunya.
2. Etika berarti kumpulan asas atau nilai moral,
yang dimaksud disini adalah kode etik;
3. Etika mempunyai arti lagi: ilmu tentang yang
baik atau yang buruk. Etika disini sama artinya
dengan filsafat moral.

6
Etika Umum

Etika Individual
Etika

Etika Khusus
Etika Sesama
BIOMEDIS
Etika Keluarga HUKUM
Etika Sosial Etika Profesi PENGETAHUAN
Etika Politik DLL
Etika Masyarakat
Etika Idiologi

Diperjelas dengan uraian sebagai berikut :

10
 ETIKA UMUM, mengajarkan tentang kondisi-kondisi
& dasar-dasar bagaimana seharusnya manusia
bertindak secara etis, bagaimana pula manusia
bersikap etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip
moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia
dalam bertindak serta tolok ukur dalam menilai baik
atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat
pula dianalogkan dengan ilmu pengetahuan, yang
membahas mengenai pengertian umum dan teori-
teori etika.

11
• ETIKA KHUSUS, merupakan penerapan
prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang
kehidupan. Penerapan ini bisa berwujud :
Bagaimana seseorang bersikap dan bertindak
dalam kehidupannya dan kegiatan profesi
khusus yang dilandasi dengan etika moral.
Namun, penerapan itu dapat juga berwujud
Bagaimana manusia bersikap atau
melakukan tindakan dalam kehidupan
terhadap sesama.

12
ETIKA KHUSUS DIBAGI MENJADI DUA :

 Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban


dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri.
 Etika sosial, yaitu mengenai sikap dan

kewajiban, serta pola perilaku manusia sebagai


anggota bermasyarakat.

13
 Sikap terhadap sesama
 Etika keluarga

 Etika profesi

 Etika politik

 Etika lingkungan

 Etika idiologi

Dari sistematika di atas, kita dapat melihat bahwa ETIKA


PROFESI merupakan bidang etika khusus atau terapan yang
merupakan produk dari etika sosial.

14
 Titik berat penilaian etika sebagai suatu ilmu,
adalah pada perbuatan baik atau jahat, susila atau
tidak susila.
 Perbuatan atau kelakuan seseorang yang telah
menjadi sifat baginya atau telah mendarah daging,
itulah yang disebut akhlak atau budi pekerti. Budi
tumbuhnya dalam jiwa, bila telah dilahirkan dalam
bentuk perbuatan namanya pekerti. Jadi suatu
budi pekerti, pangkal penilaiannya adalah dari
dalam jiwa; dari semasih berupa angan-angan,
cita-cita, niat hati, sampai ia lahir keluar berupa
perbuatan nyata.

15
PROFESI BERSIFAT
LUHUR

Dalam profesi yang luhur (officium nobile), motivasi


utamanya bukan untuk memperoleh nafkah dari pekerjaan yang
dilakukannya, di samping itu juga terdapat dua prinsip yang
penting, yaitu :
1. Mendahulukan kepentingan orang yang dibantu; dan
2. Mengabdi pada tuntutan luhur profesi.
Menurut Frans Magnis Suseno (1991 : 70), profesi itu
harus dibedakan dalam dua jenis, yaitu profesi pada umumnya
dan profesi luhur. Untuk melaksanakan profesi yang luhur
secara baik, dituntut moralitas yang tinggi dari pelakunya. Tiga
ciri moralitas yang tinggi adalah:
1. Berani berbuat dengan bertekad untuk bertindak sesuai
dengan tuntutan profesi;
2. Sadar akan kewajibannya;
3. Memiliki idealisme yang tinggi.
17
Pengertian Profesi

1. PROFESI, adalah pekerjaan yang dilakukan


berkaitan dengan keahlian khusus dalam
bidang pekerjaannya.
2. Profesi adalah suatu pekerjaan yang
berkaitan dengan bidang yang didominasi
oleh pendidikan dan keahlian, yang diikuti
dengan pengalaman praktik kerja purna
waktu.
3. Dilaksanakan dengan mengandalkan
keahliannya.

18
 Profesio berarti pengakuan
 Ciri-ciri pekerjaan profesi :
◦ Mengikuti pendidikan sesuai standar
nasional
◦ Pekerjaannya bErlandaskan etika profesi
◦ Mengutamakan pangilan kemanusiaan
daripada keuntungan pribadi
◦ Pekerjaannya legal (melalui perijinan)
◦ Angota-anggotanya belajar sepanjang
hayat
◦ Anggota-anggotanya bergabung dalam
suatu organisasi profesi.
PENGERTIAN PROFESIONAL
1. Orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna
waktu.
2. Memerlukan latihan khusus dengan suatu kurun waktu.
3. Hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu
keahlian yang tinggi.
4. Hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu
atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu sesuai
keahliannya.
5. Memiliki pendidikan khusus, yaitu keahlian dan
keterampilan dan memiliki dasar pendidikan dan
pelatihan serta pengalaman dalam kurun waktu untuk
menunjang keahliannya.
6. Memahami kaidah dan standard moral profesi serta etika
profesi dalam bidang pekerjaannya.
7. Berupaya mengutamakan kepentingan masyarakat,
artinya setiap pelaksana profesi harus meletakkan
kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
8. Ada ijin khusus dari instansi yang berwenang untuk
menjalankan profesinya.
9. Terorganisir dalam suatu induk organisasi sebagai
pengawasnya.
19
 P = Proactive, Productive, Positive Thinking, prepared,
practice
 R = Respect, Reasonable, rationale, Responsible
 O = Opportunity creator
 F = Focus, Fair
 E = Educated
 S = Synergi with team, support others, Stimulate
 I = Innovative, Improve, Initiative
 O = Optimistic, Obejctive , Well-organized
 N = Network builder
 A = Attitude
 L = Long live study
KAIDAH MORAL DALAM KEHIDUPAN BERSAMA

1. Nilai-nilai dalam kehidupan bersama merupakan dasar bagi


norma-norma yang dianut dan ditaati bersama oleh suatu
masyarakat. Norma atau kaidah ini diperlukan untuk melindungi
kepentingan bersama.
2. Kaidah merupakan pedoman untuk berperilaku.
3. Kaidah sebagai pedoman bersama ini menentukan perilaku
seseorang, apakah sesuai atau tidak dengan pandangan hidup
bersama dan bagaimana seyogyanya seorang anggota masyarakat
itu berperilaku.

27
1. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
pekerjaan dan pencapaian hasilnya.
2. Bertanggung jawab terhadap dampak karya
dari profesinya.
3. Menuntut kaum profesional untuk bersikap
seadil mungkin dan tidak memihak dalam
menjalankan profesinya.
4. Memiliki daerah kerja tertentu dan diberi
kebebasan dalam menjalankan profesinya.

38
KAIDAH HUKUM DALAM
PROFESI

Kaidah hukum merupakan ketentuan atau pedoman tentang


apa yang seyogyanya atau seharusnya dilakukan. Pada hakikatnya
kaidah hukum merupakan perumusan pendapat atau pandangan
tentang bagaimana seharusny a/seyogyanya seseorang itu bertingkah
laku. Sebagai pedoman kaidah hukum itu bersifat umum dan pasif
(Mertokusumo, 1991: 16).
Kaidah hukum berisi kenyataan normatif (apa yang seharusnya
dilakukan = das sollen dan bukan berisi kenyataan ilmiah/peristiwa
konkret = das sein). Dengan kaidah hukumlah maka peristiwa
konkret menjadi peristiwa hukum.
Untuk melindungi kepentingan masyarakat, perilaku individu
sebagai anggota masyarakat tidak cukup hanya diatur dan dilindungi
oleh kaidah-kaidah etika, tetapi juga diperlukan adanya kaidah-
kaidah hukum. Dengan kaidah hukum yang mempunyai sanksi yang
tegas dan konkret, maka kepentingan yang diatur serta dilindungi
oleh kaidah etika dapat berlakusecaraefektif (Komalawati, 1989 : 68).
39
Bidang Sifat Tujuan Sanksi

1. Etika  Baik atau  Mengatur o Tidak ada


buruk perilaku o A moral
 Moral  Berakhlak baik

2. Etiket  Sopan santun  Tata krama Tidak ada


 Pergaulan Tidak sopan
formal

3. Kode etik  Etik Internal  Tata tertib • Teguran


Profesi  Memelihara • Lisan/tertulis
perilaku • Skorsing
• Pemecatan
Bidang Sifat Tujuan Sanksi

4. Disiplin  Pengaturan  Ketertiban  Teguran


umum individual & lisan/tertulis
organisasi  Skorsing
 Pemecatan
 Pembubaran
 Pelarangan

5. Hukum  Hukum Publik  Menjaga  Hukum


ketertiban Perdata
 Keadilan  Hukum Pidana
umum
Etik Profesi Hukum
Keduanya mrpk norma yg mengatur perilaku manusia dlm
Persamaan kehidupan bersama/masyarakat
1. Mengatur perilaku 1. Mengatur perilaku manusia
pelaksana/pengemban pd umumnya
profesi 2. Dibuat oleh lembaga resmi
2. Dibuat berdasarkan negara yg berwenang bg
konsensus diantara para setiap orang
pelaksana 3. Sifat sanksinya berupa
Perbedaan 3. Sifat sanksinya moral derita jasmani/material
psikologis 4. Macam sanksinya dpt
4. Macam sanksinya dapat berupa pidana,
berupa diskreditasi perdata/tindakan
profesi 5. Kontrol penilaian dilakukan
5. Kontrol dan penilaian oleh masyarakat dan
atas pelaksanannya lembaga resmi penegak
dilakukan oleh ikatan hukum.
profesi tsb.
KODE ETIK PROFESI

Pengertian Kode Etik kode dari bahasa Latin "codex" yang berarti
kumpulan. Kode berarti suatu kumpulan peraturan dari, oleh dan untuk
suatu kelompok orang yang bekerja (berprofesi) dalam bidang tertentu.
Istilah kode ('code') juga dapat diartikan sebagai 'a complete written
of law, uni­fied and promulgated by legislative action in the Jurisdiction
(sphere of authority concerned)‘.

42
Kode etik, yaitu norma atau azas yang diterima
oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan
tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di
tempat kerja.

Kode Etik Profesi menguraikan peraturan-


peraturan dasar perilaku yang dianggap perlu
bagi anggota profesinya untuk melaksanakan
fungsinya secara jujur dan menjaga kepercayaan
masyarakat. Prinsip-prinsip itu dirumuskan dan
suatu aparatur tata tertib mengenakan sanksi
atas pelanggaran yang terjadi.

43
Sanksi Moral
Sanksi terhadap Tuham YME
Sanksi dijatuhkan dari
organisasi yang
bersangkutan

44
 Merupakan bagian H. Kesehatan
 Mengenai medical care / services

Hak dan kewajiban pasien, dokter,


Rumah Sakit, Masyarakat baik penerima
maupun pemberi layanan dalam aspek
organisasi, sarana, pedoman standar
pelayanan medik, ilmu pengetahuan
kesehatan.
 Alat utk mengatur ketertiban masyarakat
 Objeknya adalah tingkah alku manusia
 Mengandung hak dan kewajiban anggota
 Menggugah kesadaran untuk bersikap

manusiawi
 Sumber hasil pemikiran para pakar dan

pengalaman para senior


 Peraturan perundang-undangan
 Dibuat oleh pemerintah
 Mengatur pergaulan hidup masyarakat
 Hukum Perdata, mengatur antar subjek

sederajat. KUH Perdata : Burgelijk Wetboek


(BW), 30 april 1887
 Hukum Pidana adalah peraturan mengenai

hukuman. Kedudukan pemerintah labih


tinggi. KUH Pidana, Wetboek van Strafrecht,
1 Januari 1918 :
 Opsi ETIKA HUKUM
 Berlaku Profesi Umum
 Dibuat Anggota Pemerintah
 Tertulis tak lengkap Lengkap
 Sangsi Tuntunan Tuntutan
 Solusi Tak selalu Perlu bukti
perlu buktifisik
 Perhimpunan Profesional perekam Medis
dan Informasi Kesehatan Indonesia
MUKADIMAH
I. Kewajiban Umum (Pasal
1 - 3)
II. Kewajiban Profesi (Pasal 4)
III. Kewajiban dalam berhubungan
dengan profesi dan instansi lain (Pasal 5)
IV. Kewajiban untuk diri sendiri ( Pasal 6)
V. Penutup (Pasal 7 )
Bahwa memajukan kesejahteraan umum adalah
salah satu tujuan nasional yg ingin diwujudkan
oleh bangsa Indonesia. Kesehatan merupakan
salah satu wujud dari kesejahteraan nasional dan
mempunyai andil yang besar dalam
pembangunan sumber daya manusia berkualitas
yg mendukung kelangsungan kehidupan bangsa
dan terwujudnya cita-cita nasional yaitu
masyarakat adil dan makmur.
Rekam Medis dan Informasi Kesehatan merupakan
aspek penting untuk mendukung keberhasilan
pembangunan kesehatan
. Oleh karena itu pengembangan sistem dan
penerapannya didukung oleh tenaga profesi yang
berkualitas. Karena Rekam Medis dan Informasi
Kesehatan menyangkut kepentingan kerahasiaan pribadi
pasien dan rahasia jabatan, maka profesi rekam medis/
kesehatan merasa perlu untuk merumuskan pedoman
sikap dan perilaku profesi, baik anggota Perhimpunan
Profesional Perekam Medis dan Informasi Kesehatan
( PORMIKI ) maupun pelaksana Rekam Medis dan
Informasi Kesehatan lainnya dalam mempertanggung
jawabkan segala tindakan profesinya, baik kepada
profesinya, pasien maupun masyarakat luas.
Pedoman sikap dan perilaku profesi Rekam Medis dan
Informasi Kesehatan dalam pembangunan nasional
khususnya pembangunan kesehatan. Maka berdasarkan
pemikiran di atas, Konggres I PORMIKI menyepakati
Kode Etik Profesi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan.
.
1. Di dalam melaksanakan tugas
profesi, t iap pelaksana rekam medis
dan Informasi Kesehatan selalu
bertindak demi kemuliaan diri , profesi
dan organisasi PORMIKI.
2. Setiap Pelaksana rekam medis dan
informasi kesehatan selalu
menjalankan tugas berdasarkan
ukuran profesi yang tertinggi
3.Setiap pelaksana rekam medis dan
informasi kesehatan lebih mengutamakan
pelayanan daripada pendapatan material
dan selalu memberikan pelayanan yang
sesuai dengan kebutuhan pelayanan
kesehatan yang bermutu.
4. Setiappelaksana rekam medis dan
Informasi Kesehatan selalu menyimpan
dan menjaga rekam medis serta
informasi yang terkandung di dalamnya
sesuai dengan ketentuan prosedur
manajemen, ketetapan pimpinan institusi
dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku
5. Setiap Pelaksana rekam medis dan
informasi kesehatan selalu menjunjung
tinggi doktrin kerahasiaan dan hak atas
informasi pasien yang terkait dengan
identitas individu atau sosial.
6. Setiap Pelaksana rekam medis dan
informasi kesehatan selalu
melaksanakan tugas yang dipercayakan
pimpinan kepadanya dengan penuh
tanggungjawab, teliti dan akurat.
Perbuatan / tindakan yang bertentangan
dengan kode etik :
1. Menerima ajakan kerjasama seseorang
/organisasi untuk melakukan pekerjaan
yg menyimpang dari standar profesi yg
berlaku.
2. Menyebarluaskan informasi yg
terkandung dalam rekam medis yg
dapat merusak citra profesi rekam medis
dan informasi kesehatan.
3. Menerima imbalan jasa dalam bentuk
apapun, di luar yg semestinya.
Peningkatan pengetahuan dan
kemampuan profesional, baik anggota
maupun organisasi dituntut untuk
meningkatkan pengetahuan, kemampuan
profesi melalui penerapan ilmu dan
teknologi yg berkaitan dengan disiplin
ilmu rekam medis dan informasi
kesehatan.
1. Setiap pelaksana rekam medis dan informasi
kesehatan wajib mencegah terjadinya
penyimpangan Kode Etik Profesi
2. Setiap pelaksana rekam medis dan informasi
kesehatan wajib meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan
3. Senantiasa berpartisipasi aktif dalam upaya
mengembangkan dan memperkuat anggota
profesi untuk mewakili penampilan profesi
secara baik di masyarakat
4. Menyerahkan jabatan / kedudukan
dalam suatu posisi dalam organisasi
secara terhormat kepada pejabat baru
yang dipilih.
1. Secara jujur memberikan informasi tentang
identitas diri, kredensi profesi, pendidikan
dan pengalaman serta rangkapan minat dalam
setiap pengadaan perjanjian kerja atau
pemberitahuan yang berkaitan.
2. Menjalin hubungan yang baik dengan
organisasi pemerintah dan organisasi profesi
lainnya dalam rangka peningkatan mutu
profesi rekam medis dan informasi kesehatan
dan mutu pelayanan kesehatan.
1. Setiap pelaksana dan atau profesi rekam
medis dan informasi kesehatan harus selalu
menjaga kesehatan dirinya agar dapat
bekerja secara baik
2. Setiap pelaksana atau profesi rekam emdis
dan informasi kesehatan harus selalu
mengikuti perkembangan rekam medis dan
informasi kesehatan khususnya dan praktek
kesehatan pada umumnya.
Setiap pelaksana dan profesi perekam
medis dan infromasi kesehatan wajib
menghayati dan mengamalkan Kode Etik
Profesi Perekam Medis dan Informasi
Kesehatan demi pengabdiannya yang
tulus dalam pembangunan bangsa dan
negara.
 Akurat, Komplit, dan Konsisten utk menghasilkan
data yg berkualitas.
 Pengkode harus mengikuti sistem klasifikasi yg
sedang berlaku dgn memilih pengkodean diagnosa
dan tindakan yg tepat.
 Pengkodean harus ditandai dengn laporan kode yg
jelas dan konsisten pada dokumen dokter dlm RM
 Pengkode profesional hrs berkonsultasi dgn dokter
utk klarifikasi dan kelengkapan pengisian diagnosis
dan tindakan
 Pengkode profesional tidak mengganti kode pada bill
pembayaran
 Pengkode profesional hrs sebagai tim kesehatan membantu
menyosialisasikan kepada dokter dan tenaga kesehatan.
 Pengkode profesional hrs mengambangkan kebijakan
pengkodean di institusinya.
 Pengkode profesional hrs secara rutin meningkatkan
kemampuannya di bidang pengkodean.
 Pengkode profesional senantiasa berusaha memberi kode yg
paling sesuai utk pembayaran
Sis Wuryanto, AMdPerKes,SKM,MPH
Perum Lojajar Indah E-99 Sleman 55881
HP 08122742787, 085742225553
Email : sis.wuryanto.hw@gmail.com

47

Anda mungkin juga menyukai