Anda di halaman 1dari 23

Pancasila Sebagai Sistem

Etika

Disampaikan Pada Mata Kuliah Pancasila


Oleh :
Hanifah Azwar SH.I, S.IP, M.A.
KELOMPOK 9

01 Khoirizidan Nur Bisri 03 Rahmat Nur Duha

Suryono 05Raka Adhi Saputra


02 04
Konsep Teori

01 Perbedaan antara 03 Teori – teori Etika


nilai,moral,etika,etiket
dan norma

Etika sebagai 05
02
filsafat moral
1.ETIKET
Perbedan
Etiket kalau menurut para pakar memiiki beberapa
makna, diantaranya: antara
 Etiket merupakan kumpulan tata cara dan sikap
nilai,moral,
baik dalam pergaulan antar manusia yang beradab. etika,etiket
 Etiket adalah tata aturan sopan santun yang dan norma
disetujui oleh masyarakat tertentu dan menjadi norma
serta panutan dalam bertingkah laku sebagai anggota
masyarakat yang baik dan menyenangkan
Jadi, apa sih bedanya dengan etika?
K. Bertens dalam bukunya yang berjudul “Etika” (2000) memberikan 4
(empat) macam perbedaan etiket dengan etika, yaitu : Perbedan
• Etiket menyangkut cara (tata acara) suatu perbuatan harus dilakukan
manusia. Misal : Ketika saya menyerahkan sesuatu kepada orang lain,
antara
saya harus menyerahkannya dengan menggunakan tangan kanan. Jika nilai,moral,
saya menyerahkannya dengan tangan kiri, maka saya dianggap
melanggar etiket. Etika menyangkut cara dilakukannya suatu perbuatan etika,etiket
sekaligus memberi norma dari perbuatan itu sendiri dan norma
• Etiket hanya berlaku dalam situasi dimana kita tidak seorang diri (ada
orang lain di sekitar kita). Bila tidak ada orang lain di sekitar kita atau tidak
ada saksi mata, maka etiket tidak berlaku. Misal : disaat makan bersama
lalu meletakkan kaki di atas meja makan, maka dianggap melanggat
etiket. Tetapi kalau sedang makan sendirian (tidak ada orang lain), tidak
melanggar etiket. Tapi melanggar Etika
• Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam satu kebudayaan,
bisa saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain. Misal : makan dengan
tangan atau bersendawa waktu makan. Etika absolut
• Etiket memandang manusia dari segi lahiriah saja. Orang
yang berpegang pada etiket bisa juga bersifat munafik.
Misal : Bisa saja orang tampi sebagai “manusia berbulu Perbedan
ayam”, dari luar sangan sopan dan halus, tapi di dalam
penuh kebusukan. Etika memandang manusia dari segi
antara
dalam. nilai,moral,
Jadi, Etika sebagaimana dijelaskan sebelumnya adalah etika,etiket
berkaitan dengan moral (mores), sedangkan kata etiket dan norma
adalah berkaitan dengan nilai sopan santun, tata krama
dalam pergaulan formal. Etiket lebih bersifat lahiriah
sedangkan etika batiniah. Persamaannya adalah sama-
sama mengenai perilaku manusia secara normatif yang
etis
2. Nilai
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi
manusia.
Perbedan
Empat Tingkatan Nilai :
1. Nilai-nilai kenikmatan, nilai-nilai yang mengenakkan dan tidak mengenakkan yang
antara
menyebabkan orang senang atau menderita tidak enak nilai,moral,
2. Nilai-nilai kehidupan, nilai-nilai yang penting bagi kehidupan misalnya kesehatan,
kesegaran jasmani, dan kesejahteraan umum etika,etiket
3. Nilai-nilai kejiwaan, nilai keindahan, kebenaran maupun lingkungan dan norma
4. Nilai-nilai Kerohanian :
 Nilai kebenaran yang bersumber pada akal (ratio, budi, cipta) manusia
 Nilai keindahan atau nilai estetis, yang bersumber pada perasaan manusia
 Nilai kebaikan atau nilai moral, yang bersumber pada unsur kehendak manusia
 Nilai religius, yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak. Nilai ini
bersumber kepada kepercayaan atau keyakinan manusia
3. Norma
Norma adalah aturan yang berlaku di kehidupan bermasyarakat.
Aturan yang bertujuan untuk mencapai kehidupan masyarakat yang
Perbedan
aman, tertib dan sentosa. Namun masih ada segelintir orang yang antara
masih melanggar norma-norma dalam masyarakat, itu dikarenakan
beberapa faktor, diantaranya adalah faktor pendidikan,ekonomi dan
nilai,moral,
lain-lain. etika,etiket
Norma terdiri dari beberapa macam, antara lain yaitu : dan norma
a. Norma Agama
b. Norma Kesusilaan
c. Norma Kesopanan
d. Norma Kebiasaan (Habit)
e. Norma hukum
B. ETIKA SEBAGAI FILSAFAT MORAL

Etika sebagai filsafat moral tidak langsung memberikan perintah Etika


konkret sebagai pedoman tolok ukur yang siap dipakai. Etika
dapat dirumuskan sebgai refleksi kritis dan rasional mengenai: sebagai
1.Nilai dan norma yang menyangkut bagaimana manusia harus
filsafat
hidup baik sebagi manusia
2.Masalah kehidupan manusia dengan mendasarkan diri pada
moral
nilai dan norma moral yang umum diterima.

sehingga dalam praktik sehari-hari dalam melakukan bisnis bagi


pelaku bisnis harus mengetahui norma-norma yang berlaku di
mana kegiatan tersebut dilaksanakan. Untuk itu perlu dipelajari
apa saja norma tersebut.
Norma umum adalah sebuah aturan yang bersifat umum atau universal.
Norma umum meliputi:
1.Norma Sopan Santun disebut juga norma etiket
Adalah norma yang mengatur pola perilaku dan sikap lahiriah manusia.
Norma ini lebih menyangkut tata cara lahiriah dalam pergaulan sehari-hari.
Etika
2.Norma Hukum
sebagai
Norma hukum adalah norma yang dituntut keberlakuannya secara tegas
oleh masyarakat karena dianggap perlu dan niscaya demi keselamatan dan
filsafat
kesejahteraan manusia dalam kebhidupan bermasyarakat. Norma ini
mencerminkan harapan. Keinginan, dan kayakinan seluruh anggota
moral
masyarakat tersebut dan kesejahteraan bermasyarakat yang baik dan
bagaimana masyarakat tersebut harus diatur secra baik.

3.Norma Moral
Norma moral yaitu aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai
manusia. Norma ini menyangkut aturan tentang baik-buruknya, adil tidaknya
tindakan dan perilaku manusia sejauh dilihat sebagai manusia. Norma
moral dipakai sebagai indikator oleh masyarakat untuk menentukan baik-
buruknya tindakan mausia kepada pihak lain dengan fungsi dan jabatannya
di masyarakat.
C. TEORI ETIKA
Teori merupakan tulang punggung suatu ilmu. Ilmu pada Teori – Teori
dasarnya adalahkumpulan pengetahuan yang bersifat
Etika
menjelaskan berbagai gejala alam (dan sosial)yang
memungkinkan manusia melakukan serangkaian
tindakan untuk menguasai gejalatersebut berdasarkan
penjelasan yang ada, sedangkan teori adalah
pengetahuan ilmiahyang mencakup penjelasan
mengenai suatu faktor tertentu dari sebuah
disiplinkeilmuan. Fungsi teori dan ilmu pengetahuan
adalah untuk menjelaskan, meramalkan,dan mengontrol.
Etika sebagai disiplin ilmu berhubungan dengan kajian
secara kritistentang adat kebiasaan, nilai-nilai, dan
norma-norma perilaku manusia yang dianggapbaik atau
tidak baik. Sebagai ilmu, etika belum semapan ilmu fisika
atau ilmu ekonomi
Berikut ini diuraikan secara garis besar beberapa teori yang
berpengaruh.
1. Egoisme Teori – Teori
Rachel (2004) memperkenalkan dua konsep yang berhubungan Etika
denganegoisme yaitu: egoisme psikologis dan egoisme etis.
Egoisme psikologis adalahsuatu teori yang menjelaskan bahwa
semua tindakan manusia dimotivasi olehkepentingan berkutat diri
(selfish).Altruisme adalah suatu tindakan yang peduli padaorang
lain atau mengutamakan kepentingan orang lain dengan
mengorbankankepentingan dirinya. Egoisme etis adalah tindakan
yang dilandasi oleh kepentingandiri sendiri(self-interst).Jadi yang
membedakan tindakan berkutat diri (egoismepsikologis) dengan
tindakan untuk kepentingan diri (egoisme etis) adalah
padaakibatnya terhadap orang lain. Tindakan berkutat diri
ditandai dengan cirimengabaikan atau merugikan kepentingan
orang lain, sedangkan tindakanmementingkan diri tidak selalu
merugikan kepentingan orang lain.
Paham/teori egoisme etis ini menimbulkan banyak dukungan
sekaliguskritikan. Alasan yang mendukung teori egoisme etis,
antara lain: Teori – Teori
a. Argumen bahwa altruisme Etika
adalah tindakan menghancurkan diri sendiri.
b. Pandangan tentang kepentingan diri adalah pandangan yang
paling sesuaidengan moralitas sehat.

Alasan yang menentang teori egoisme etis antara lain:


a. Egoisme etis tidak mampu memecahkan konflik-
konflik kepentingan.
b. Egoisme etis bersifat sewenang-wenang.
2. Utilitarianisme
Utilitarianisme berasal dari kata Latin utilis, kemudian menjadi kata Inggrisutility
yang berarti bermanfaat. Perbedaan paham utilitarianisme dengan pahamegoisme etis
terletak pada siapa yang memperoleh manfaat. Egoisme etis melihatdari sudut pandang
Teori – Teori
kepentingan individu, sedangkan paham utilitarianisme melihatdari sudut kepentingan Etika
orang banyak (kepentingan bersama, kepentinganmasyarakat).

Dari uraian sebelumnya, paham utilitarianisme dapat diringkas sebagaiberikut:


a. Tindakan harus dinilai benar atau salah hanya dari konsekuensinya (akibat,tujuan,
atau hasilnya).
b. Dalam mengukur akibat dari suatu tindakan, satu-satunya parameter yangpenting
adalah jumlah kebahagiaan atau jumlah ketidakbahagiaan.
c. Kesejahteraan setiap orang sama pentingnya.
Beberapa kritik yang dilontarkan terhadap paham ini antara lain:

a. Sebagaimana paham egoisme, utilitarianisme juga hanya menekankantujuan/manfaat


pada pencapaian kebahagiaan duniawi dan mengabaikan aspekrohani (spiritual).
b. Utilitarianisme mengorbankan prinsip keadilan dan hak individu/minoritas
demikeuntungan sebagian besar orang (mayoritas).
3. Deontologi
Istilah deontologi berasal dari kata Yunani deon yang berarti kewajiban.Kedua teori
egoisme dan utilitarianisme sama-sama menilai baik buruknya suatu tindakan dari
akibat, konsekuensi, atau tujuan dari tindakan tersebut. Bila akibat darisuatu tindakan
memberikan manfaat entah untuk individu (egoisme) atau untukbanyak orang/kelompok
Teori – Teori
masyarakat (utilitarianisme), maka tindakan itu dikatakanetis. Sebaliknya, jika akibat Etika
suatu tindakan merugikan individu atau sebagian besarkelompok masyarakat, maka
tindakan tersebut dikatakan tidak etis. Teori yang menilai suatu tindakan berdasarkan
hasil, konsekuensi, atau tujuan dari tindakantersebut disebut teori teleologi.Untuk
memahami lebih lanjut tentang paham deontologi ini, sebaiknya dipahami terlebih
dahulu dua konsep penting yang dikemukakan oleh Kant,yaitu konsep imperative
hypothesis dan imperative categories.Imperative hypothesis adalah perintah-perintah
(ought) yang bersifat khusus yang harus diikuti jika seseorang mempunyai keinginan
yang relevan.Imperative categories adalah kewajiban moral yang mewajibkan kita begitu
saja tanpa syarat apa pun. Dengandasar pemikiran yang sama, dapat dijelaskan bahwa
beberapa tindakan seperti membunuh, mencuri, dan beberapa jenis tindakan lainnya
dapat dikategorikan sebagai imperative categories, atau keharusan/kewajiban moral
yang bersifat universal dan mutlak.Teori ini memiliki keyakinan bahwa sesuatu yang baik
berakar darikeberhasilan manusia dalam mengerjakan tugas atau kewajibannya. Teori
inidiketahui juga bertentangan dengan teori Teleological yang mengganggap bahwa
semua hal di dunia diciptakan Tuhan untuk melayani umat manusia.
Teori deontologidapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
a.Rational monism
Teori ini dibuat oleh Immanuel Kant yang menyakini bahwa suatu Teori – Teori
tindakandianggap bermoral jika dilakukan dengan sense of duty (rasa
tanggung jawab).Tugas atau kewajiban individu adalah melakukan sesuatu
Etika
yang rasional danbermoral, sehingga semua tindakan yang berasal dari
keinginan Tuhan dianggapbermoral. Untuk membedakan tindakan bermoral
dan tidak bermoral, maka perludiajarkan tentang apa yang seharusnya
dilakukan dan apa yang tidakseharusnya dilakukan. Ukuran yang digunakan
adalah hati nurani individu yangbersangkutan.

b.Traditional deontology
Teori ini memiliki dasar religi yang kuat, yaitu menyakini Tuhan
dan kesucianhidup. Tugas dan kewajiban moral berpedoman pada perintah
Tuhan. Semuatindakan yang harus dilakukan harus berdasarkan perintah
Tuhan.
c.Intuitionistic pluralis
Teori ini tidak memiliki prinsip utama, hanya menyatakan bahwa
adabeberapa aturan moral atau kewajiban yang harus diikuti oleh semua Teori – Teori
manusia. Aturan dan kewajiban tersebut sama pentingnya sehingga
sering muncul konfliksatu aturan dengan aturan lainnya. Tujuh kewajiban
Etika
utama yang harus dilakukanmanusia :
1) Kewajiban akan kebenaran, kepatuhan, ketaatan, menjaga rahasia,
setia,dan tidak berbohong.
2) Kewajiban untuk berderma, murah hati, dan membantu orang lain.
3) Tidak merugikan orang lain.
4) Menjunjung tinggi keadilan.
5) Wajib memperbaiki kesalahan yang ada.
6) Wajib bersyukur, membalas budi kepada orang yang telah berbuat
baikkepada kita (khususnya orang tua).
7) Kewajiban untuk mengembangkan kemampuan diri.
4. Teori Hak
Menurut teori hak, suatu tindakan atau perbuatan dianggap baik
bilaperbuatan atau tindakan tersebut sesuai dengan hak asasi Teori – Teori
manusia (HAM). Namunsebagaimana dikatakan oleh Bertens Etika
(2000), teori hak merupakan suatu aspek dariteori deontologi
(teori kewajiban) karena hak tidak dapat dipisahkan
dengankewajiban. Hak asasi manusia didasarkan atas beberapa
sumber otoritas, yaitu: hakhukum (legal right),hak moral atau
kemanusiaan(moral, human right), dan hakkontraktual(contractual
right).Hak legal adalah hak yang didasarkan atas
sistematau yuridiksi hukum suatu negara, di mana sumber hukum
tertinggi suatu negaraadalah Undang-Undang Dasar negara yang
bersangkutan. Hak moral dihubungkandengan pribadi manusia
secara individu, atau dalam beberapa kasus dihubungkandengan
kelompok bukan dengan masyarakat dalam arti luas. Hak
kontraktual mengikat individu-individu yang membuat
kesepakatan/kontrak bersama dalamwujud hak dan kewajiban
masing-masing pihak.
Indonesia juga telah mempunyai Undang-Undang tentang Hak
Asasi Manusiayang diatur dalam UU Nomor 39 Tahun 1999. Hak-
hak warga negara yang diaturdalam UU ini, antara lain: Teori – Teori
a. Hak untuk hidup Etika
b. Hak untuk berkeluarga dan melanjutkan keturunan
c. Hak untuk memperoleh keadilan
d. Hak untuk kebebasan pribadi
e. Hak atas rasa aman
f. Hak atas kesejahteraan
g. Hak untuk turut serta dalam pemerintahan
h. Hak Wanita
i. Hak anak
5. Teori Keutamaan (Virtue Theory )
Teori keutamaan tidak menyatakan tindakan mana yang etis dan
tindakanmana yang tidak etis. Bila ini ditanyakan pada penganut Teori – Teori
paham egoisme, maka jawabannya adalah: suatu Etika
tindakan disebut etis bila mampu memenuhi kepentinganindividu
(self-interest) dan suatu tindakan disebut tidak etis bila tidak
mampumemenuhi kepentingan individu yang bersangkutan. Teori
ini tidak lagimemepertanyakan suatu tidakan, tetapi berangkat dari
pertanyaan mengenai sifat-sifat atau karakter yang harus dimiliki
oleh seseorang agar bisa disebut sebagaimanusia utama, dan
sifat-sifat atau karakter yang mencerminkan manusia hina.
Sebenarnya, teori keutamaan bukan merupakan teori yang berdiri
sendiri danterpisah dari teori etika tindakan (deontologi, teleologi)
karena sifat keutamaanbersumber dari tindakan yang berulang-
ulang.
6. Teori Etika Teonom
Sebenarnya setiap agama mempunyai filsafat etika yang hampir
sama. Salahsatunya adalah teori etika teonom yang dilandasi oleh Teori – Teori
filsafat Kristen. Teori inimengatakan bahwa karakter moral Etika
manusia ditentukan secara hakiki olehkesesuaian hubungannya
dengan kehendak Allah. Perilaku manusia secara moraldianggap
baik jika sepadan dengan kehendak Allah, dan perilaku manusia
dianggaptidak baik bila tidak mengikuti aturan-aturan/perintah
Allah sebagaimana telahdituangkan dalam kitab suci.
Ada empat persamaan fundamental filsafat etika semuaagama,
yaitu:
a. Semua agama mengakui bahwa umat manusia memiliki Teori – Teori
tujuan tertingggi selaintujuan hidup di dunia.
b. Semua agama mengakui adanya Tuhan dan semua agama
Etika
mengakui adanyakekuatan tak terbatas yang mengatur alam raya
ini.
c. Etika bukan saja diperlukan untuk mengatur perilaku hidup
manusia di dunia,tetapi juga sebagai salah satu syarat mutlak
untuk mencapai tujuan akhir (tujuantertinggi) umat manusia.
d. Semua agama mempunyai ajaran moral (etika) yang bersumber
dari kitab sucimasing-masing.

Terlepas dari apakah manusia mengakui atau tidak mengakui


adanya Tuhan,setiap manusia telah diberikan Tuhan potensi
kecerdasan tak terbatas (kecerdasanhati nurani, intuisi,
kecerdasan spiritual, atau apa pun sebutan lainnya)
yangmelampaui kecerdasan rasional. Tujuan tertinggi umat
manusia hanya dapat dicapaibila potensi kecerdasan tak terbatas
TERIMAKASIH
ALHAMDULILLAH....

Anda mungkin juga menyukai