Anda di halaman 1dari 54

PENGGUNAAN TURUNAN

Materi:
• Hampiran linier menggunakan turunan
• Gerak benda sepanjang garis lurus
• Laju yang berkaitan
• Deret Taylor
• Maksimum dan minimum global dan lokal
• Kemonotonan dan kecekungan
• Menggambar grafik canggih
• Teorema Nilai Rata-rata untuk turunan
• Menghitung limit bentuk tak tentu

➢ Hampiran linier menggunakan turunan

Ingat kembali definisi turunan : f (a  h)  f (a)


f (a) lim
 h0 h
1
Definisi tersebut menyatakan bahwa untuk nilai h yang cukup kecil, maka

f  (a)  f (a  h) f (a)
atau f (a  h) f (a)  hf  (a)


h

Akibatnya f (a  h)  f (a)  hf  (a)

Contoh Denganmenggunakan turunan,hampirilahnilai 101


1.

Jawab: Misalkan f (x)  dan a  maka f (a)  10.


x 100,  100

Jika h  maka f (a  h) 101 dan f (x)  .


1  , 1
2x
Menggunaka hampiran turunan maka diperoleh
n
f (a  h)  f (a)  hf yaitu
(a),
2 100 1
101  1  10,05.
100 1. 10
 20
2
Contoh 2: Hampirilah nilai sin 280

Jawab o o
28  (30  2) . f (x)  sin x,
:
Berarti
o  
a  30  , h 2 2  .o
  180 90
6 
f (a  h) f (a)  (a)
 hf
o  
sin 28  sin  cos  0,5   0,47.
 90 6 0,035.0,866
6

➢ Gerak Benda Sepanjang Garis Lurus

Bila posisi suatu benda yang bergerak sepanjang garis lurus setiap saat dinyatakan oleh
s(t )  t  9t  24 t
3 2

Jelaskan bagaimana gerak benda tersebut .


3
ds
v(t)   3t 18t  menyatakankecepatangerak bendasetiapsaat,
dt 2 24
sedangkan
2
dv d s
a(t)   18 menyatakanpercepatan, yaitu perubahan
dt dt 6t 2

kecepatansetiapsaat.

Benda bergerak ke kanan bila v(t) > 0 dan bergerak ke kiri bila v(t) < 0.
ds
v(t)   3t 18t  24  3(t  6  8)   2)  4)
dt 2 2 t 3(t (t

++++++++++++ ------------------+++++++++
2 4

Jadi, sebelum t = 2 dan sesudah t = 4 benda bergerak ke kanan,


sedangkan di antara t = 2 dan t = 4 benda bergerak ke kiri. Pada
saat t = 2 dan t = 4 benda berhenti (tidak bergerak) 4
Kecepatan benda berkurang bila a(t) < 0, yaitu bila t < 3.
Kecepatan benda bertambah setelah t = 3.

t s(t) v(t) a(t)


-1 -34 45 -24
0 0 24 -18
1 16 9 -12
2 20 0 -6
3 18 -3 0
4 16 0 6
5 20 9 12
6 36 24 18
7 70 45 24
5
t=4 t=5
t=3
t=0 t=6
t=1 t=2

-4 0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 s

➢ Laju yang berkaitan

Contoh 1. Udara dipompakan ke dalam balon bundar sehingga volumenya bertambah


dengan laju 100 cm3/detik. Seberapa cepat jari-jari balon bertambah
ketika garis tengah balon 50 cm?
Jawab: Misalkan V(t) = volume balon pada saat t
dan r(t) = jari-jari balon pada saat t.

Diketahui : dV
 cm / detik.
3
100
dt
Ditanyakan dt
dr
: ,
ketika
r
25
cm
Hubungkan 4
V (t dan r(t) V (t) r3.
) :  3

Gunakan dV 4
aturan rantai : dV dr dengan dV .3r  4r 2
dt  dr dt , dr  2
dr
dV  4r 2 3
 dt dt
dr
r  25 ⇒ 100  4 .25 2

dt
100  1
dr .

dt 4 .25 25
2

Jadi 1
jari jari balon bertambah dengan laju m/detik ketika
- 25
garis tengah balon 50 m.

Contoh 2. Sebuah tangga yang panjangnya 6 m bersandar pada dinding tegak. Jika
ujung bawah tangga bergeser menjauhi dinding dengan laju 1 m/detik,
seberapa cepat ujung atas tangga bergeser ke bawah pada saat ujung
bawah tangga berjarak 3 m dari dinding? 7
Misalkan x(t)  jarak antara dindingdan ujung bawah tangga
dan y(t)  jarak antara lantaidan ujung atas tangga

Diketahui:
dx
dt  1
dy
Ditanyakan: untuk x  3
, 6
dt y
dx  1 m/detik
dt

0 x

2
Hubungkan x(t dan y(t) x  y  36.
) : 2

Turunkan t erhadap t dx  2 y  0,
2x dt dy
:
dt
x  3 ⇒ y  36  32  33

substitusi 2.3.1  dy sehingga dy   1


3 dt  dt 3
kan 2.3 0,
1
Jadi ujung atas tangga bergeser ke bawah dengan laju m/detik
3
ketika jarak antara ujung bawah tangga dengan dinding 3 m. 8
Strategi menyelesaikan masalah laju yang berkaitan :
❑ Baca masalah dengan cermat
❑ Bila memungkinkan gambarkan situasi yang dihadapi
dengan diagram
❑ Kenali besaran-besaran yang berubah terhadap waktu,
berilah lambang (notasi)
❑ Nyatakan informasi yang telah diketahui dan apa
yang ditanyakan
❑ Tentukan hubungan antara besaran yang diketahui dan
besaran yang akan dihitung
❑ Diferensialkan hubungan yang diperoleh terhadap waktu
❑ Substitusikan informasi yang diketahui dan tentukan
laju yang tidak diketahui.

Contoh 3. Air dipompakan dengan laju 2 m3 ke dalam suatu tangki yang


berbentuk kerucut terbalik dengan alas berbentuk lingkaran. Jika jari-
jari alas kerucut 2 m dan tinggi kerucut 4 m, tentukan laju
bertambahnya tinggi permukaan air, pada saat kedalaman air 3 m. 9
Misalkan pada saat t
2
V(t) = volume air di tangki
r(t) = jari-jari permukaan air
h(t) = tinggi permukaan air
maka 1
r
4 V  r 2 h
3
h Diketahui :
dV
dt  2
Ditanyakan: dh
bila h  3
,
dt
Dengan memanfaatkan kesebangunan segitiga diperoleh
2
h 1 h  3
r 2 sehingga r dan V    h  h
h4 2 3 2 12
dV dV dh  2 dh
Akibatnya dt  dh dt  4 h dt
h3⇒2 4
2
3
dh dh

dt ⇒  0,28.
dt 1
0
Contoh 4. Mobil A meluncur ke barat dengan laju 50 km/jam, dan mobil B
meluncur ke utara dengan laju 60 km/jam. Keduanya bergerak lurus
menuju ke persimpangan kedua jalan yang mereka lalui. Dengan laju
berapakah kedua mobil tersebut saling mendekat ketika mobil A
berada pada posisi 0,3 km sebelum persimpangan dan mobil B berada
pada posisi 0,4 km sebelum persimpangan?

C A

11
➢ Hampiran fungsi menggunakan POLINOM TAYLOR
Jika dalam hampiran linier digunakan definisi limit :
f (a) 
lim f (x)  f (a) ,
xa xa
maka diperoleh f ( x) f (a)  f (a)(x  a)

 f (a)x  f (a)  f (a)a
 mx  c  P1(x).
Dengan demikian nilai f(x) di sekitar a dapat dihampiri oleh garis
singgung f(x) di a. Hampiran ini cukup baik untuk nilai x yang dekat
dengan a. Namun tidak demikian untuk nilai x yang jauh dari a. Perhatikan
bahwa
P1(a)  f (a) dan P1(a) f (a)

Perbaiki dengan hampiran kuadrat :
Misalkan P2 (x) 2
A  Bx  Cx

Akan ditentukan A, B, dan C sehingga P2(x) merupakan hampiran yang baik
untuk f(x), dengan syarat
P2 (a)  f (a), P2(a) f (a) dan P2(a) f (a) 12

 
P2 (x)  A  Bx  ⇒ P2 (a) A  Ba  Ca2 f (a)
Cx2  
P2(x)  B  2Cx ⇒ P2(a) B  2Ca f (a)
 
P2(x)  P2(a)  2C f (a)

B  f (a)  f (a)  (a)a
2Ca f

A  f (a)  BaCa2
 f (a) ( f (a)  (a)a)a f (a) a2
f 2

 f (a) 
f (a)a f (a) a2
2

Jadi P2 f (a)
(x)  f (a) f (a)a a2 ( f (a)  (a)a)x f (a) 2
 2 x
 f 
2
 f (a)  
f (a)(x  a)
f (a) 2 ax a2) 2
(x 
2

 f (a)  f (a)(x  a)  f (a) (x  a)2


2
Bila hampiran kuadrat masih kurang baik, dapat diperbaiki dengan
hampiran kubik, yaitu

dengan syarat : P3 (x) A  Bx   Dx3


 Cx2
P3 (a) f (a), P3(a) f (a), P2(a) f (a) dan P2(a)  (a) 13

   f
P3 (x) A  Bx   Dx3 ⇒ P3(a)  A  Ba   Da3  f (a)
 Cx2 Ca2
P3(x)  B  2Cx  ⇒ P3(a) B  2Ca  3Da2 f (a)
3Dx2 

P3(x)  2C  3.2.Dx ⇒ P3(a)  2C  3.2.Da f (a)

P (x)  3.2D 
P (a) f (a) ⇒ D  P2(a)

2 2
3.2
(a)a
f (a)  3.2.Da f (a)  ,
C P2

2 2

B  f (a)  2Ca  3Da2  f (a)  (  P (a)  2


f  (a)  P  (a)a)a  a
2
2 
 2 
 (a)

 f (a)  f (a)a   2
P2  a

A f ( Ba  Ca2
 .......  2 
 Da3 . dst
Diperoleh

P3 (x) f (a) f (a)


f (a)  f (a)(x  a) (x  a) 2
(x  a)3
 3.2
 
2
f (a) (x  a)0  f (a) (x  a)1 f (a)
(x  a) 
2 f (a)
(x  a)3 14
 0! 1!  2! 3!
Secara umum, bila perbaikan hampiran dilanjutkan, akan diperoleh

f(x)  f (a) f (a)


f (a)  f (a)(x  a) (x  a) 2
(x  a)3
 3!

2!
f iv
(a) (x  a)4 K f (a) (x  a)n K
(n)

 n!

4!

Bentuk T(x)

∑k 0
f (k) (a)
k!
(x  a)k

f (a) 2 f n(a) n
 f (a)  f (a)(x  a) (x
a)  K (x  a) K
 2! n!

disebut uraian (ekspansi) Taylor dari f(x) di sekitar x = a. Bila a = 0, diperoleh


uraian Mac Laurin dari f(x), yaitu

k 0


k! 
f (k)
L(x)  f (0 ) f (0)x 
(0)xk

f (0) 2
f n( 0 )
x n

2! K x
 
K
n!
15
Contoh: Bila f (x)  sin tentukan uraian Mac Laurin dari f(x).
x,
f(x)  f n( 0 ) n
f (0 ) f (0)x  f (0) x2 K x K
 2! n!
n f(n)(x) f(n)(0)
0 sin x 0
1 cos x 1
2 -sin x 0
3 -cos x -1
4 sin x 0
5 cos x 1

x2 x3 x4 x5 x6 x7
sin x  0 1.x  0. 1.  0. 1.  0. 1. K
2! 3! 4! 5! 6! 7!
x x
x 3
x
57 9 11
x  x x11 K
3! 5! 7!  11
!
9!
 (1)k

∑(2k 1)! x 2k 1

16
k 0
17
x2
cos x  1  0.x 1.  0. x 3  1. x 4  0. x 5 1. x 6  0. x 7 K
2! 3! 4! 5! 6! 7!
x 
1

2 4 6 8 10
x  x  (x12 ) (1)k 2k
2!  x x
4!  6!  10  2k! x
8! ! k 0

➢ Nilai Maksimum dan Minimum Global (Lokal)


Definisi: Fungsi f dikatakan mencapai maksimum (minimum) global di
titik (c, f(c)) jika

f (c) f (x)
f ( x  f (c ) ,x di daerah asal f.
 ) 

Bila f mencapai maksimum atau minimum global di titik (c, f(c)) maka f(c)
disebut nilai ekstrim dari f, sedangkan titik (c, f(c)) disebut titik ekstrim dari f.

Definisi: Fungsi f dikatakan mencapai maksimum (minimum) lokal di


titik (c, f(c)) 
jika f (c) f (x 
f (c )
 )
f ( x ) ,
x di suatu selang buka yang memuat c. 18
Contoh-contoh:

1. Fungsi f (  sin mencapai maksimum global dan lokal di titik-titik


x) x



 2 n ,
2 1 ,  0,1,2,3,K

n
dan mencapai minimum global dan lokal di titik-titik

3

 2 n  - 1 ,  0 ,1, 2 ,3 , K

2 ,
n
2. Fungsi
f ( x)  x 2
Mencapai minimum global di titik (0,0) namun tidak memiliki titik
maksimum global. Bila x pada selang [1,6] maka f(x) memiliki
titik minimum lokal di (1,1) dan maksimum lokal di titik (6,36).

3. Fungsi f ( x)  x3
Tidak memiliki titik minimum maupun maksimum global. Bila x pada
selang [-1,5] maka f(x) memiliki titik minimum lokal di (-1,-1) dan
maksimum lokal di titik (5,125). 19
➢ TEOREMA KEUJUDAN TITIK EKSTRIM
Jika f(x) kontinu pada selang tertutup [a,b] maka f(x) memiliki titil ekstrim
maksimum dan titik ekstrim minimum.

➢ TEOREMA TITIK KRITIS


Misalkan f(x) terdefinisi pada selang tertutup [a,b] dan c terletak di
selang [a,b]. Jika f(c) adalah nilai ekstrim maka (c,f(c)) haruslah suatu
titik kritis, yaitu (c,f(c)) mungkin berupa salah satu dari yang berikut ini
• (c,f(c)) adalah titik ujung selang
• (c,f(c)) adalah titik stasioner dari f, f (c)  0
yaitu
f (c) tidak ada
• (c,f(c)) adalah titik singular dari f, yaitu

➢ PROSEDUR MENENTUKAN TITIK EKSTRIM


1. Kumpulkan semua titik kritis dari f(x) pada selang [a,b]
2. Hitung nilai f(x) pada setiap titik kritis tersebut. Nilai f(x) yang terbesar
menjadi titik ekstrim maksimum, sedangkan yang terkecil menjadi titik
ekstrim minimum 20
Contoh:
1. Tentukan semua titik ekstrim dari fungsi f(x) = -2x3 + 3x2 pada selang
tertutup [-1/2,3].

Jawab:
Titik-titik kritis:
i. Titik-titik ujung: (-1/2,1) dan (3,-27).
ii. Titik-titik stasioner: f (x)  6x2  6x  0
f (c)  6c2  6c  0
 6c(c 1)  0
c0c1

Jadi titik stasioner: (0,0) dan (1,1).


iii. Titik-titik singular: tidak ada sebab f (c) selalu ada.
Jadi titik-titik kritis: {(-1/2,1) , (3,-27), (0,0) , (1,1)}.
Titik ekstrim maksimum: (-1/2,1) dan (1,1).
Titik ekstrim minimum: (3,-27).
21
2. Tentukan semua titik ekstrim dari fungsi f(x) = x2/3 pada selang [-1,2].
Jawab:
Titik-titik kritis:
i. Titik-titik ujung: (-1,1) dan
2, 4.
3

ii. Titik-titik stasioner: f (x)  2 1 2


x 3 
3 33 x

f (c)  2
0
33 c
Tidak ada c yang memenuhi.
Jadi titik stasioner tidak ada.
iii. Titik-titik singular: 2
f (c)  tidak ada bila c  0.
33 c
Jadi titik singular: (0,0).
 3

Jadi titik-titik kritis: {(-1,1) , 2, 4 , (0,0) }.

Titik ekstrim maksimum:


2, 4  3

Titik ekstrim minimum: (0,0).


22
Prosedur menyelesaikan masalah maksimum-minimum:
1. Buatlah gambar / skema permasalahan
2. Buatlah rumus untuk besaran yang akan dimaksimumkan atau
diminimumkan, misalkan F
3. Manfaatkan kondisi-kondisi yang diketahui untuk membuat F menjadi
fungsi yang hanya bergantung pada satu variabel saja, misalkan x
4. Tentukan selang untuk nilai-nilai x yang mungkin
5. Tentukan semua titik-titik kritis (calon titil ekstrim)
6. Di antara titik-titik kritis, tentukan titik ekstrim.

Contoh:
1. Sebuah kotak yang terbuka bagian atasnya akan dibuat dari selembar seng
berbentuk segiempat dengan lebar 20 cm dan panjang 32 cm. Pada keempat sudut
seng dipotong bujursangkar-bujursangkar kecil berukuran sama. Kemudian sisa
seng dilipat ke atas sehingga terbentuk kotak. Tentukan ukuran kotak tersebut
agar kapasitasnya maksimal.
2. Tentukan ukuran sebuah tabung lingkaran tegak dengan volume sebesar
mungkin, yang dapat dimasukkan ke dalam sebuah kerucut lingkaran tegak
setinggi 10 cm dengan jari-jari alas 4 cm.
3. Tentukan titik pada hiperbola y2 - x2 = 4 yang jaraknya paling dekat dengan
ti2ti3k (2,0).
TEOREMA:
Misalkan fungsi f kontinu pada selang terbuka (a,b) yang memuat titik
kritis (c,f(c))
1. Jika f (x) berubah dari negatif ke positif di titik c maka f(c) adalah nilai
minimum lokal
2. Jika f (x) berubah dari negatif ke positif di titik c maka f(c) adalah
nilai maksimum lokal
3. Jika f (x) tidak berubah tanda di titik c maka f(c) bukan nilai ekstrim lokal

TEOREMA: Uji ekstrim lokal untuk titik stasioner


Misalkan
f (x) dan f (x) ada x dan c (a,b) serta f (c)  0
fungsi
(a,b)
1. Jika f (c)  maka f(c) adalah nilai ekstrim maksimum lokal
0

2. Jika f (c)  maka f(c) adalah nilai ekstrim minimum lokal


0
24
➢ KEMONOTONAN DAN KECEKUNGAN
Definisi kemonotonan : Misalkan f terdefinisi pada suatu selang, maka
1. f dikatakan monoton naik pada selang tersebut jika x1, x2 berlaku
f (x1)  f (x2 ) jika x1  x2
2. f dikatakan monoton turun pada selang tersebut jika x1, x2 berlaku
f (x1)  f (x2 )jika x1  x2

Definisi
Titik tempatkecekungan f (x)cekung
: Misalkandari
berubahnya kecekungan ada xke(a,b) , maka
atas menjadi cekung ke bawah
atau sebaliknya disebut TITIK BALIK atau TITIK BELOK 
25
1. grafik fungsi f cekung ke atas pada selang (a,b) jika f (x) monoton naik
pada selang (a,b)
2. grafik fungsi f cekung ke bawah pada selang (a,b) jika f (x) monoton
turun pada selang (a,b)
Teorema Kemonotan : Misalkan f kontinu pada selang (a,b) dan f (x) ada x
(a,b)
1. Jika f (x)  0 maka grafik fungsi f monoton naik pada selang (a,b)

Teorema Kecekungan : Misalkan f kontinu pada selang (a,b) dan f (x) adax
(a,b)
1. Jika f (x)  0 maka grafik fungsi f cekung ke atas pada selang (a,b)

Contoh:
 jika x  0
1. f(x) = x - 42 f ( x) 0, dan f ( x) 20
 2x jika x  0 
 0,
Jadi f(x) monoton turun pada selang (,0) monoton naik pada (0, )
dan cekung ke atas di mana-mana. selang
2. f(x) = 3x3   0,
jika x  0

f (  9 x  0 bila x  0, dan f (   18 x 
x) 2
x) jika x  0
 0,
Jadi f(x) monoton naik di mana-mana, cekung ke bawah pada selang (,0)
26
cekung ke atas pada selang (0, ) , dan (0,0) adalah titik belok.
➢ SKETSA GRAFIK CANGGIH
Langkah-langkah:
1. Tentukan tanda dari f(x) untuk melihat di mana grafik f(x) berada di atas sumbu
x dan di mana grafik f(x) berada di bawah sumbu x.
2. Tentukan tanda dari untuk melihat kemonotonan grafik f(x)
f (x)
3. Tentukan tanda dari untuk melihat kecekungan grafik f(x)
f (x)
4. Periksa kesimetrian
5. Periksa semua asimtot yang ada
6. Daftarlah titik-titik penting sebagai titik-titik bantuan
7. Sketsa grafik
3x 5  20 x 3
Contoh: Sketsalah grafik fungsi y  f (x) )
 32
Langkah 1: Periksa tanda dari
f(x)

f ( x)
3x 5  20

x 3 (3x 2  20)

x3  3x 2 20  3x 2  20 
x3 32  32
 27
32
 20
3
0 20
3
--------------------+++++++++++++++ ----------------------------- +++++++++++++
Jadi f (x)  bila x20 atau 0 x dan f (x)  bila x 0 atau x 
0 3 20 20 20
  0 
3 3 3
Langkah 2: Periksa tanda f ( x)
dari

f ( 15 x  60 x 15 x 2
( x  4) 15 x 2 x 2x  2
x) 4
2
2

  
32 32 32

+++++++++++ +++++++++++++

2 0 2
Jadi f(x) monoton naik bila x < -2 atau x > 2, dan monoton turun bila -2 < x < 2.
28
Langkah 3: Periksa tanda f ( x)
dari

f ( x)
60 x3  120 60
2
x( x  2) 60 x x  2

 x  2 
x  32
 32
32

--------------------+++++++++++++++ ----------------------------- +++++++++++++

2 0 2
Jadi f ( x cekung ke bawah bila x   atau 0  x 
) 2
2 2 2
dan f ( x cekung ke atas bila   x  0 atau x 
)

Langkah 4: Periksa kesimetrian

f ( x) 3( x)5  20(  3x5  20 3x 5  20


     f ( x)
x)3 x3 x3
32 32 32
Karena f(-x) = -f(x) maka f(x) adalah fungsi ganjil sehingga grafiknya simetris terhadap
titik asal (0,0).
29
Langkah 5: Periksa asimtot: tidak ada asimtot.
Langkah 6: daftarkan titik-titik bantuan

x f(x)
 20
3 0
20
3 0
-2 2
2 7
2
8

0 0
7
2 
8
2

2 -2

30
Langkah 7: sketsa grafik berdasarkan informasi yang diperoleh
dari langkah-langkah sebelumnya.
Soal: Sketsalah grafik fungsi

(x  2)2
1. y f (x) 
 x
2. y f (x)  2x3  3x2 12x  dengan x [7,8].
 7

➢ Menghitung limit bentuk tak tentu


0
1. Bentuk tak tentu
0
Misalkan
f dan g(a ada dan g(a)  0. lim f (x) lim g(x)  0
) xa xa
maka (a) Jika 
f (x)
f (x)
lim  lim .
xa g(x) xa g(x)
31

2. Bentuk tak tentu

Jika lim f (x)   f (x) f (x)
dan lim g (x)  maka lim  lim .

xa xa xa g xa g  (x)
(x)

Menghitung limit bentuk tak tentu dengan cara tersebut dikatakan menggunakan DALIL
L’HOSPITAL

Contoh:

1. lim sin
x0  lim cos x
x x0 1
1
x
2. lim sin(4x) sin(3x)  lim 4 cos(4x) sin(3x)  3sin(4x)
x x sin 2x cos(3x)
2 x
2
sin(2x)  2x cos(2x)
4.1.(1)  0
 4 0   (1) 
 2x 1 12x 2 

3. lim 3x  4x lim 12x
4 3 3
 2
lim
36x 2  24x
x 2x 4  4x  3x  8x 3  8x  24x 2  8
2 x x
7 3
 lim 72x  24
 lim 72 3

32
x 48x x 48 2
Soal-soal: Bila ada, tentukan nilai limit berikut ini.

x  tan x
1. lim
x0 x  sin x

1e2x
2. lim
x0 x
1x
3. lim e
x0 x
4. lim 3x 2x1
2 2
x1 x x
5. lim x 2  x 4  x 2  1
x

6. lim cos x
x
2 x2
1
7. lim 1
x0 x  e 1
x

8. lim x1
x0
x2 2x2
9. lim x1
x
x2 2x2 33
➢ TEOREMA NILAI RATA_RATA (untuk turunan)
Jika f kontinu pada selang tertutup [a,b] dan terdiferensialkan di selang
terbuka (a,b) maka terdapat c, dengan a < c < b sehingga
f (b)  f (a)
f (c)

ba

a c b a c c c b

Contoh : f ( x)   3x  3 x  1,
Jika x2 1, 
apakah teorema nilai rata  berlaku pada f ( x)?
➢ Sifat turunan yang sama: rata

Jika f (x)  maka k sehingga f (x)  g(x)  k,x(a,b).


g(x),x(a,b)
34

Anda mungkin juga menyukai