Anda di halaman 1dari 22

BAB IV

APLIKASI TURUNAN

Sebelum membahas aplikasi turunan perlu dipelajari terlebih dahulu Aturan Rantai
dan Fungsi Implisit karena dua topik tersebut digunakan sebagai bahan aplikasi.

A. Aturan Rantai

Misalkan y  f (x) dan x  x(t ) , dalam aturan rantai berlaku


dy dy dx
 .
dt dx dt
Rumus ini dapat dikembangkan pada fungsi komposit dua peubah. Misalkan
z  f (x, y) dimana x  x(t ) dan y  y(t ) . Jelas bahwa pada akhirnya z merupakan
fungsi dalam t yakni z  f ( x(t ), y(t )) . Perubahan nilai t berakibat pada perubahan
nilai x dan y dan kemudian mempengaruhi perubahan nilai z. Dengan demikian dapat
dz
ditentukan rumus untuk .
dt
  
Misalkan p  (x , y ) dan p  (x, y) maka apabila f ( p) ada, diperoleh:
  
z  f ( x  x, y  y)  f ( x, y)  f ( p  p)  f ( p)
   
 p  f ( p)  p (p)  x. f x  y. f y  x 2  y 2 (p )
(*)
 
dimana (p)  0 bilamana p  0 .
dx dy
Selanjutnya diasumsikan bahwa dan keduanya ada. Ingat bahwa
dt dt
dx x dy y
 lim dan  lim . Asumsi ini berakibat pula pada p  0
dt t 0 t dt t  0 t

========================================================== 96
Kalkulus Lanjut
bilamana t  0 . Kemudian bila kedua ruas pada persamaan (*) dibagi t dan
kemudian diambil limitnya untuk t  0 , maka
 2 2 
z  x y  x   x   
lim  lim  f x  f y        ( p ) 
t  0 t t  0  t t  t   t 
 
2 2
dx dy  dx   dx  
 fx  f y       lim (p )
dt dt  dt   dt  t  0
dx dy
 fx  fy
dt dt
z z dz z
karena f x  , fy  dan  lim akhirnya diperoleh rumus aturan
x y dt t  0 t
rantai:
dz z dx z dy
 
dt x dt y dt
(**)

Misalkan z = f(x,y) dimana x = x(t,s) dan y = y(t,s). Dalam hal ini berarti z
merupakan fungsi dalam s dan t melalui x dan y, yakni z = f(x(s,t), y(s,t)). Akibatnya
fungsi z dapat diturunkan secara parsial terhadap s maupun t. Dengan demikian dapat
z z
ditentukan rumus untuk maupun .
s t
Memandang variabel t seperti konstanta berarti menganggap bahwa z hanya
bergantung pada s. Berdasarkan rumus aturan rantai (**) diperoleh:
z z x z y
  .
s x s y s
Selanjutnya bila variabel s yang dipertahankan tetap konstan, diperoleh rumus:
z z x z y
  .
t x t y t

========================================================== 97
Kalkulus Lanjut
dz
Contoh (1). Jika z  cos xy, x  1  t  2 , y  et . Tentukan .
dt
z z
(2). Diketahui z  x 2 y; x  t  2s, y  1  st . Tentukan dan .
s t
Jawab (1). Dari soal diperoleh
z z
 2t 1  t ) ,
dx dy
  y sin xy ,   x sin xy ,  et ,
x y dt dt
dz z dx z dy
sehingga:     y sin xy  2t (1  t )    x sin xy e t
dt x dt y dt
z z x y
(2). Karena  2 xy ,  x 2 ,  2,  t maka
x y s s
z z x z y
 
s x s y s
 
 2 xy 2  x 2  t   4 xy  tx 2

x y
dan karena  1,   s maka
t t
z z x z y
 
t x t y t
 
 2 xy 1  x 2  s   2 xy  sx 2

Contoh Pasir yang dituangkan pada lantai akan membentuk kerucut. Pada saat
kerucut mencapai tinggi 100 cm dan jari-jari 40 cm diperoleh laju
pertambahan tinggi dan jari-jarinya berturut-turut 5 cm/menit dan 2
cm/menit. Hitunglah seberapa cepat laju pertambahan volum pada saat itu.

Jawab Rumus volum kerucut dengan tinggi h dan radius r adalah V = (1/3) r2h.
V V
Sehingga = (2/3) rh dan = (1/3) r2.
r h
Dengan aturan rantai maka laju pertambahan volume kerucut adalah
dV V dr V dh
 
dt r dt h dt
dr dh
= (2/3) rh + (1/3) r2
dt dt
========================================================== 98
Kalkulus Lanjut
dr dh
Karena diketahui bahwa = 2 dan = 5 maka
dt dt
dV
= (4/3) rh + (5/3) r2
dt
Dengan demikian laju perubahan volum yang dicari adalah
dV
= 8000  cm3/menit.
dt r  40, h 100

Latihan
1. Dengan aturan rantai carilah dv/dt yang dinyatakan dalam peubah t.
a. v = ex cos y + ey cos x , x = t + 1 , y = 3t.
b. v = ln (x/y) , x = tan t, y = sec2t.
c. v = xyz , x = t , y = t2 , z = t3.

2. Dengan menggunakan aturan rantai tentukan u / s dalam bentuk peubah s dan t.


a. u = exy , x = t ln s , y = t + 2s.
b. u = xey + y2 , x = st , y = s/t

c. u = x 2  y 2  z 2 , x = cos st , y = sin st , z = s2t.


3. Sebuah partikel bergerak dalam bidang. Pada saat t detik posisi partikel tersebut
mempunyai absis x = 2 + 3t meter dan ordinat y = t2 + 4 meter. Tentukan seberapa
cepat laju perubahan jarak partikel tersebut dari titik asal O(0,0) pada saat t = 1
detik.
4. Laju pertambahan radius dari silinder lingkaran tegak pada saat r = 6 m adalah 0,2
m/detik. Pada saat itu ukuran tinggi silinder adalah h = 8 m dengan laju penurunan
tingginya sebesar 0,4 m/detik. Tentukanlah
a. Laju perubahan volume pada saat itu.
b. Laju perubahan luas permukaan pada saat itu.
5. Sebuah perahu mainan seorang anak terlepas dari pegangannya di tepi sebuah
sungai yang lurus. Arus air membawanya dengan kecepatan 10 dm/detik. Angin
========================================================== 99
Kalkulus Lanjut
meniupnya ke arah tepi seberang pada kecepatan 4 dm / detik. Jika anak tersebut
mengikuti menyusuri tepi sungai dengan kecepatan 6 dm / detik, tentukan seberapa
cepat perahu bergerak menjauhi anak pada saat t = 3 detik.

B. Fungsi Implisit

Seringkali kita menjumpai suatu fungsi yang didefinisikan secara implisit,


misalkan fungsi implisit dalam dua peubah berbentuk F(x,y) = 0. Dalam fungsi
implisit ini secara implisit terkandung makna bahwa terdapat kaitan antara x dengan
y. Sebagai contoh fungsi implisit x  y + 1 = 0, fungsi ini dengan mudah dapat diubah
menjadi fungsi eksplisit dalam bentuk y = x + 1. Namun perubahan dari fungsi
implisit ke dalam bentuk fungsi ekspisit terkadang sulit dilakukan. Misalnya pada

fungsi implisit seperti cos x  y  exy  1  0 sulit bila dinyatakan secara eksplisit.
Dalam fungsi implisit F(x,y) = 0, perubahan nilai x akan mengubah nilai y
dy
begitu pula sebaliknya. Dengan demikian perlu dicari rumus untuk menghitung
dx
dx
maupun , terutama apabila fungsi implisit tersebut sulit diubah dalam bentuk
dy
eksplisit.
Apabila fungsi F(x,y) = 0 kedua ruasnya diturunkan terhadap x, maka ruas
kanan hasilnya nol yakni

F 0
 0
x x
sedang ruas kiri dengan aturan rantai didapat:
F F dx F dy
  .
x x dx y dx
Dengan demikian

==========================================================100
Kalkulus Lanjut
F dx F dy
  0.
x dx y dx
Karena dx / dx  1, maka
F
dy
 x .
dx F
y
Dengan cara seperti di atas apabila diturunkan terhadap y akan diperoleh
F
dx y
 .
dy F
x

Sekarang akan kita bahas untuk fungsi implisit yang melibatkan tiga variabel,
yakni F(x,y,z) = 0. Dalam fungsi ini secara implisit dapat terlihat adanya hubungan
antara peubah z dengan x. Dengan demikian tentu dapat kita tentukan rumus untuk
z
.
x
Pertama kita akan menurunkan F(x,y,z) = 0 di kedua ruasnya terhadap x
y
dengan memperlakukan peubah y seperti halnya konstanta. Dalam hal ini =0.
x
Hasil turunan dari ruas kanan adalah nol sedangkan ruas kiri dikenakan aturan rantai
sehingga diperoleh
F x F y F z
  0
x x y x z x
dan karena x / x  1 dan y / x  0 , maka
F
z x .

x F
z
Selanjutnya apabila F(x,y,z) = 0 diturunkan terhadap y dan dengan
menganggap peubah x konstan, maka dengan cara seperti di atas akan diperoleh

==========================================================101
Kalkulus Lanjut
F
z y
 .
y F
z
y
Dengan memandang variabel z seperti konstanta dapat diturunkan rumus untuk .
x
Bagaimanakah rumusnya?

dy dx
Contoh Misalkan 3xy  x  y  x 2  1  0 , tentukan maupun .
dx dy

Jawab Ambil F ( x , y )  3xy  x  y  x 2  1  0 . Maka

F 1 6 y x  y  4x x  y  1
 3y   2x  , dan
x 2 x y 2 x y

F 1 6y x  y 1
 3x   . Dengan demikian
y 2 x y 2 x y

F
dy
 x   6 y x  y  4 x x  y  1 sedangkan
dx F 6y x  y 1
y

F
dx y 6y x  y 1
 
dy F 6 y x  y  4x x  y  1
x

Latihan
dy
1. Tentukan dx dari fungsi-fungsi implisit berikut.

a. x 2 cos y  y sin x 2  1  0

==========================================================102
Kalkulus Lanjut
b. ye x  5x  10  0

c. ln(x  y )  2  e(x  y )

2. Tentukan z , z dan y dari fungsi-fungsi implisit berikut.


x y x

a. 2x 3y  yz 2  xz 3  1  0

b. sin x  sin yz  cos( y)  cos xz

c. xyz  ln z  1
3. Diketahui fungsi implisit 2xy +  siny = 2. Carilah dy/dx ketika x = 1 dan y =
/2.
x y z
4. Dalam fungsi implisit F(x,y,z) = 0, tunjukkan bahwa  1 .
y z x

C. Bidang Singgung Permukaan

Setiap permukaan dapat dinyatakan dalam fungsi implisit F(x,y,z) = 0.


Apabila permukaan tersebut mulus, dalam arti tidak bersudut atau berlubang, maka
dapat dicari bidang singgung permukaannya. Berikut ini akan diuraikan cara
memperoleh rumus umum untuk persamaan bidang singgung permukaan.
Misalkan titik P(x0,y0, z0) berada pada permukaan mulus F(x,y,z) = 0. Kita
dapat membuat tak hingga banyaknya kurva-kurva mulus yang berada pada
permukaan tersebut dan melalui titik P. Setiap persamaan kurva mulus secara umum
dapat ditulis sebagai fungsi bernilai vektor dengan parameter t seperti berikut.
  
r (t )  x (t )i  y (t ) j  z (t )k .
Dengan demikian kurva tersebut melalui P pada saat t = t0, dengan kata lain x(t0) = x0,
y(t0) = y0 dan z(t0) = z0.

==========================================================103
Kalkulus Lanjut
dr (t )
Dalam ilmu vektor terdapat sifat bahwa vektor selalu searah dengan
dt
garis singgungnya. Perhatikan gambar berikut.
z
dr/dt
P

r(t)
y

Turunan fungsi bernilai vektor r(t) dinyatakan sebagai


dr (t ) dx(t )  dy(t )  dz(t ) 
 i j k
dt dt dt dt
di samping itu gradien F adalah
F  F  F 
F  i j k.
x y z
Kemudian x, y, z masing-masing merupakan fungsi dalam t, yakni berturut-turut
ditulis sebagai x  x(t ), y  y(t ), z  z(t ) . Apabila fungsi F ( x( t ), y( t ), z( t ))  0
kedua ruasnya diturunkan terhadap t, dengan memanfaatkan aturan rantai, diperoleh:
dF F dx F dy F dz
   0
dt x dt y dt z dt

 F  F  F    dx  dy  dz  
  i j k    i  j  k0
 x y z   dt dt dt 
dr
 F  0
dt

==========================================================104
Kalkulus Lanjut
dr (t )
Dari perolehan terakhir disimpulkan bahwa F (t )  . Sehingga khusus
dt
dr (t o )
ketika t  t o juga berlaku F (t o )  . Jadi gradien F (to ) tegak lurus dengan
dt
setiap vektor singgung r (t ) di t  t o . Oleh karena itu F ( xo , yo , zo ) tegak lurus
dengan bidang singgung permukaan F (x, y, z )  0 di titik P.
Akibatnya persamaan bidang singgung permukaan F (x, y, z )  0 di titik
P (xo , yo , zo ) adalah:

F ( xo , yo , zo )  PX  0

 
 F  F  F    
  i j k   ( x  xo )i  ( y  yo ) j  ( z  z o )k  0
 x y z 
F F F
 ( x  xo )  ( y  yo )  ( z  zo ) 0
x y z

Berikut akan dibahas secara ringkas rumus bidang singgung fungsi eksplisit z = f(x,y)
melalui suatu titik yang ada pada permukaan tersebut, misalkan titik P (xo , yo , zo ) .

Ambil fungsi implisit F (x, y, z )  0 dalam hal ini F(x,y,x) = z  f(x,y). Dengan
F F f F f
demikian = 1 ,  dan  sehingga diperoleh persamaan
z x x y y
bidang singgung permukaan z = f(x,y) yang melalui titik P (xo , yo , zo ) sebagai
berikut.
F F F
( x  xo )  ( y  yo )  ( z  zo ) 0
x y z
 f  f
 ( x  xo )  ( y  yo )  ( z  zo )  0
x y
f f
 z  z 0  ( x  xo )  ( y  yo )
x y

==========================================================105
Kalkulus Lanjut
Contoh (1). Tentukan persamaan bidang singgung pada permukaan dengan
persamaan x2 + 2xy  z2  4 = 0 di titik (1, 2, 1).
(2). Carilah persamaan bidang singgung permukaan f(x,y) = x + y3 + 6
yang melului titik (2, 1, 5).
Jawab 1. Ambil fungsi implisit F(x,y,z) = x2 + 2xy  z2  4 = 0, sehingga
F F F
 2 x  2 y;  2 x;  2 z jadi
x y z
F F F
(1,2,1)  6; (1,2,1)  2; (1,2,1)  2 , sehingga persamaan
x y z
garis
singgungnya adalah:
F F F
( x  xo )  ( y  yo )  ( z  zo ) 0
x y z
 ( x  1)6  ( y  2)2  ( z  1)2  0  3x  y  z  4
2. Misal z  f (x, y) , maka dapat diambil fungsi
F F F
F ( x, y, z)  x  y 3  z  6  0 sehingga  1;  3y 2 ;  1 dan
x y z
F F F
(2,1,5)  1; (2,1,5)  3; (2,1,5)  1jadi persamaan bidang
x y z
singgungnya ( x  2)1  ( y  1)3  ( z  5)(1)  0  x  3 y  z  4 . [Cara
kedua adalah dengan langsung menggunakan rumus bidang singgung pada
fungsi ekspisit, yakni dengan f/x = 1 dan f/y = 3y2 ]

Latihan

1. Carilah persamaan bidang singgung pada permukaan dan melalui titik yang
diberikan.

a. z 2  2e3y cos 2x  0 dan melalui titik (/3, 0, 1).

==========================================================106
Kalkulus Lanjut
b. f (x , y )  x  y dan melalui titik (1, 4, 3).
c. xyz = 6 dan melalui titik (1, 2, 3).

e xy
d. = ½ dan melalui titik (0, 2, 1).
2
1 z
2. Tunjukkan bahwa persamaan gidang singgung terhadap permukaan

x 2  2 y  yz  1
di titik (xo , yo , zo ) dapat ditulis sebagai

xxo   y  yo  
 yzo  zyo   1 .
2
3. Tunjukkan bahwa bidang singgung pada permukaan xyz  k di sembarang titik
bersama-sama dengan bidang-bidang koordinat membentuk bidang empat yang
volumnya sama.
4. Tentukan semua titik pada permukaan z = x2  2xy  y2  8x + 4y sedemikian
hingga bidang singgungnya mendatar.
5. Tunjukkan bahwa titik (1,1,1) merupakan perpotongan dari permukaan z = x2y dan
y = ¼ x2 + ¾ . Perlihatkan bahwa bidang singgung kedua permukaan pada titik
perpotong-an tersebut saling tegak lurus.

D.Maksimum dan Minimum

Nilai f ( xo , yo ) dikatakan nilai maksimum lokal dari fungsi f (x , y ) apabila


f ( xo , yo )  f ( a, b) untuk setiap titik (a , b) yang ada disekitar ( xo , yo ) . Sedangkan
nilai f ( xo , yo ) dikatakan nilai minimum lokal apabila f ( xo , yo )  f (a,b) untuk
setiap titik (a , b) yang ada disekitar ( xo , yo ) . Nilai terbesar dari nilai-nilai
maksimum lokal disebut nilai maksimum global, sedangkan nilai terkecil dari nilai-
nilai minimum lokal disebut nilai minimum global.

==========================================================107
Kalkulus Lanjut
Maksimum Global

Maksimum Lokal


Minimum lokal

Minimum Global

Nilai maksimum ataupun minimum lokal f(x,y) disebut sebagai Nilai


Ekstrim. Titik ( xo , yo ) yang membuat nilai f(x,y) menjadi nilai ekstrim (maksimum
ataupun minimum lokal) disebut Titik Kritis.
Berdasarkan definisi berarti fungsi f(x,y) = 4  y2 mempunyai nilai
maksimum lokal sebesar 4 dengan titik kritis berupa semua titik (x,y) dengan y = 0.
Jadi himpunan titik kritisnya adalah {(x,y)/ y = 0}. Perhatikan sketsa f(x,y) = 4  y2
berikut ini.

4 z

Maksimum
z = 4  y2

y
2

==========================================================108
Kalkulus Lanjut
Dalam mencari nilai ekstrim f(x,y) seringkali hanya dibatasi pada sebagian
dari domain fungsi tersebut. Misalnya apabila dibatasi pada himpunan S = {(x,y) / 0
 x  3, 1  y  2} maka nilai ekstrim f(x,y) = 4  y2 adalah 3 sebagai nilai
maksimum dan 0 sebagai nilai minimum.
Macam titik kritis dalam daerah pembicaraan S ada tiga, yakni: (1) titik batas
daerah S, (2) titik stasioner, dan (3) titik singular. Titik (x0, y0) dalam daerah S
disebut titik stationer apabila f(x0, y0) = 0. Titik (x0, y0) dalam daerah S disebut titik
singular apabila nilai f(x0, y0) tidak ada.

Sebagai contoh S  ( x, y);2  x  2,4  y  4 dan f(x,y) = y3 x +y x +


10. Kemudian diperoleh f(x, y) = 
y
 3x 2 / 3




 1i  3 x  1 j . Nilai f(x, y) = 0

 
apabila (x,y) = (1,3), dengan demikian titik (1,3) disebut titik stationer. Sedangkan
nilai f(x,y) tidak ada untuk semua titik yang berabsiskan x = 0. Dengan demikian
himpunan semua titik singularnya adalah {(x,y) / x = 0}.
Dari ketiga macam titik kritis tersebut, hanya untuk titik stationer terdapat
cara pengujian nilai ektrim yakni dengan Uji Turunan Parsial. Sedang pengujian
nilai ektrim untuk titik-titik batas dan singular dikerjakan dengan melakukan analisis
atau mengguna-kan aljabar yakni dengan menerapkan definisi nilai maksimum atau
minimum secara langsung.
Uji Turunan Parsial tersebut adalah sebagai berikut. Misalkan f(x,y)
mempu-nyai turunan parsial kedua yang kontinu di sekitar titik stationer (x0, y0).
Ambil determinan
2
D  f xx (xo , yo )f yy (xo , yo )  f xy (xo , yo )

a. Jika D > 0 dan f xx ( xo , yo )  0 , maka f(x0, y0) merupakan nilai maksimum lokal.
b. Jika D > 0 dan f xx ( xo , yo )  0 , maka f(x0, y0) merupakan nilai minimum lokal.
c. Jika D < 0, maka f(x0, y0) bukan merupakan nilai maksimum maupun minimum
lokal.
==========================================================109
Kalkulus Lanjut
d. Jika D = 0, maka pengujian nilai ektrim f(x,y) harus dianalisis memakai definisi
nilai maksimum lokal dan minimum lokal secara langsung.

Contoh Selidikilah perihal nilai maksimum dan minimum lokal dari fungsi

x2 y2
f ( x, y )    .
32 52
2x 2y
Jawab Pertama diperoleh fx (x,y) =  dan fy (x,y) =  . Titik yang memenuhi
2
3 52
memenuhi fx (x,y) = 0 dan fy (x,y) = 0 adalah hanya titik (0,0). Jadi titik (0,0)
adalah titik stationer. Namun pada titik stationer (0,0) ini diperoleh nilai
determinan D = 0, dengan demikian Uji Turunan Parsial gagal digunakan.
Selanjutnya dengan mengamati kurva perpotongan grafik dengan
bidang x = 0 diperoleh bahwa titik (0,0) memberikan nilai minimum lokal.
Namun dengan mengamati kurva perpotongannya dengan bidang y = 0
diperoleh bahwa titik (0,0) berubah memberikan nilai maksimum lokal.
Dengan analisis ini jelas bahwa titik (0,0) tidak menyebabkan nilai f(0,0)
merupakan nilai maksimum lokal ataupun minimum lokal. Perhatikan grafik
berikut.

z = x2/9 +
y2 /25

==========================================================110
Kalkulus Lanjut
Cara lain untuk menguji titik (0,0) adalah sebagai berikut. Betapapun kecilnya
 > 0, pastilah f(,0) =  (/3)2 < 0 = f(0,0), jadi nilai f(0,0)=0 bukan nilai
minimum. Namun juga f(0,) = (/3)2 > 0 = f(0,0), jadi nilai f(0,0)=0 juga
bukan nilai maksimum.

Contoh Carilah nilai maksimum atau minimum lokal, bila ada, dari fungsi
f(x,y) = x3 + y2  3x + 4y.
Jawab Turunan parsial pertama yang diperoleh adalah fx (x,y) = 3x2  3 dan fy (x,y)
= 2y + 4. Titik yang memenuhi memenuhi f(x,y) = 0 adalah (1, 2) dan
(1,2) sehingga keduanya merupakan titik stationer. Selanjutnya fxx(x,y) =
6x, fxy(x,y) = 0, dan fyy(x,y) = 2.
a. Pada titik stationer (1, 2) diperoleh fxx(1,2) = 6 sehingga determinan D
= 12. Karena fxx (1,2) > 0 dan D > 0 maka disimpulkan bahwa titik (1,2)
memberikan nilai minimum lokal. Jadi f(1,2) = 6 merupakan nilai
minimum lokal.
b. Pada titik stationer (1,2) diperoleh determinan D = 12. Karena D < 0
berarti f(1,2) = 0 bukan merupakan nilai maksimum lokal ataupun
minimum lokal.

Latihan

1. Tentukan semua titik kritis (titik stationer ataupun titik singular) dari setiap fungsi
berikut. Kemudian carilah, bila ada, nilai maksimum lokal atau nilai minimum
lokalnya.
1
a. f(x,y) = x + y 
xy

==========================================================111
Kalkulus Lanjut
b. f(x,y) = x3 + y3  6xy
c. f(x,y) = cos (xy)
d. f(x,y) = 6xy  x2y xy2
e. f(x,y) = 2xy
 x 3  y 3 
f. f(x,y) = e  

2. Selidiki bahwa fungsi f(x,y) = xy tidak mencapai maksimum ataupun minimum di


titik stationer (0,0).
3. Selidiki perihal maksimum dan minimum lokal dari fungsi f(x,y) = (x  1)3 + (y +
1)3.
4. Selidiki bahwa fungsi f(x,y) = x + y mencapai nilai minimum di titik
singular (0,0) tetapi tidak mencapai nilai maksimum maupun minimum di titik
singular (1,0). Tentukan semua titik singular fungsi tersebut.
5. Tentukan nilai maksimum global dan minimum global, jika ada, dari fungsi f(x,y)
= 3x + 4y khusus pada daerah asal S = {(x,y,z) / 0  x  1, 1 y  1}. [Petunjuk:
Buatlah sketsanya]
6. Carilah jarak terpendek dari titik asal ke bidang x + 2y + 3z = 12.
7. Carilah nilai konstanta k agar f(x,y) = x2 + kxy +3y2 mempunyai nilai maksimum
lokal di (0,0).
8. Tentukan ukuran kotak persegi panjang yang bervolum 10 m3 dimana jumlah
panjang semua rusuknya paling kecil.

E. Maksimum dan Minimum Berkendala

Dalam menentukan nilai maksimum ataupun minimum, di samping dengan


adanya pembatasan daerah asal S terkadang juga diberikan syarat-syarat khusus yang

==========================================================112
Kalkulus Lanjut
harus dipenuhi. Syarat seperti ini biasa disebut sebagai kendala. Perhatikan ilustrasi
berikut.

z
4

Maksimum
z = 4  x2  y2

Maksimum berkendala

y
2
x 2

Nilai maksimum global dari fungsi f(x,y) = 4  x2  y2 adalah 4 yang dicapai


pada titik stationer (0,0). Kemudian apabila dibuat bidang g(x,y) = 1  x  y = 0 akan
diperoleh kurva perpotongan dari bidang ini dengan permukaan paraboloida tersebut.
Berapa ketinggian maksimum dari kurva tersebut?
Pertanyaan tersebut setara dengan berapa nilai maksimum fungsi f(x,y) = 4 
x2  y2 apabila nilai x dan y harus memenuhi persyaratan g(x,y) = 1  x  y = 0?
Masalah ini ekuivalen dengan masalah memaksimalkan f(x,y) = 4  x2  y2 dengan
kendala g(x,y) = 1  x  y = 0.
Berikut akan diturunkan metode Lagrange yang dapat digunakan untuk
menjawab pertanyaan di atas. Pertama perhatikan kurva ketinggian z = k, berdasarkan
sifat kurva ketinggian, maka diperoleh f tegak lurus dengan kurva ketinggian f(x,y)
= k. Bandingkan hubungan fungsi kendala g(x,y) = 0 dengan kedua kurva ketinggian
pada ketinggian 1 dan 3,5 di dalam gambar berikut.

==========================================================113
Kalkulus Lanjut
y

f
k=1
g
B x
k = 3,5 g
A
f

x+y=1

Titik A adalah perpotongan kurva ketinggian pada k = 1 dan fungsi kendala


g(x,y) = 0. Terlihat bahwa f(A) tidak sejajar dengan g(A). Titik B adalah
perpotongan kurva ketinggian pada k = 3,5 dan fungsi kendala g(x,y) = 0. Terlihat
bahwa f(B) sejajar dengan g(B). Sedang kurva ketinggian f(x,y) = 3,75 tidak
memotong fungsi kendala g(x,y) = 0. Ketinggian tertinggi yang menyebabkan kurva
ketinggiannya menyinggung fungsi kendala merupakan nilai maksimal berkendala.
Secara geometris hal tersebut ditandai dengan f sejajar dengan g.
Generalisasi dari uraian di atas adalah bahwa nilai f(x,y) dengan kendala
g(x,y) = 0 akan mencapai maksimum di titik (x0, y0) apabila f(x0, y0) sejajar dengan
g(x0, y0). Dengan kata lain apabila terpenuhi
f(x0, y0) =  g(x0, y0) untuk suatu bilangan real  .

Berdasar uraian di atas muncul ide Metode Lagrange seperti berikut.


Maksimum atau minimum nilai fungsi f(x,y) dengan kendala g(x,y) = 0 diperoleh
dengan menyelesaikan sistem persamaan Lagrange berikut.
f ( x, y )  g ( x, y )

 g ( x, y )  0
Titik (x0,y0) yang memenuhi sistem persamaan Lagrange tersebut menjadikan nilai
fungsi f(x,y) maksimum atau minimum.

==========================================================114
Kalkulus Lanjut
Contoh Carilah nilai maksimum dan minimum f(x,y) = y2  x2 pada tabung elips
x2 + 4y2 = 4.

Jawab Dalam masalah tersebut fungsi kendalanya adalah g(x,y) = x2 + 4y2  4 = 0.


   
Karena f = 2x i + 2y j dan g = 2x i + 8y j , maka diperoleh sistem
persa-maan Lagrange
f(x, y) =  g(x, y) dan g(x,y) = 0
   
 2x i + 2y j = (2x i + 8y j ) dan x2 + 4y2  4 = 0

 2x = 2x, 2y = 8y, dan x2 + 4y2 = 4


 (1 +  ) x = 0, (1  4) y = 0, dan x2 + 4y2 = 4
Dari persamaan ketiga, yakni x2 + 4y2 = 4, berarti x dan y tidak keduanya nol.

KASUS y  0 mengakibatkan persamaan kedua menjadi


(1  4) y = 0   = ¼,
sehingga dari persamaan pertama
(1 +  ) x = 0  (1¼) x = 0  x = 0.
Akibatnya dari persamaan ketiga didapat
x2 + 4y2 = 4  4y2 = 4  y =  1.
Jadi pada kasus y  0 ini diperoleh titik kritis (0, 1) dan (0,1).

KASUS x  0 mengakibatkan persamaan pertama menjadi


(1 + ) x = 0   = 1,
sehingga dari persamaan kedua diperoleh
(1  4 )y = 0  5 y = 0  y = 0.
Akibatnya dari persamaan ketiga didapat
x2 + 4y2 = 4  x2 = 4  x =  2.

==========================================================115
Kalkulus Lanjut
Jadi pada kasus kedua diperoleh titik kritis (2, 0) dan (2,0).

Dari keempat titik kritisnya, yakni (0,1), (0,1), (2, 0), dan (2, 0),
diperoleh f(0, 1) = 1, f(0,1) = 1, f(2, 0) = 4, dan f(2,0) = 4. Dengan
demikian nilai maksimum dan minimum dari fungsi f(x,y) = y2  x2 pada
tabung elips x2 + 4y2 = 4 adalah berturut-turut 1 dan 4.

Masalah maksimum dan minimum berkendala dapat dikembangkan atas


fungsi dengan tiga peubah f(x,y,z) dan kendalanya juga berupa fungsi implisit dalam
tiga peubah g(x,y,z) = 0. Dengan penalaran yang serupa dapat diturunkan metode
Lagrange untuk masalah seperti ini yakni dengan menyelesaikan sistem persamaan
berikut.
f ( x, y, z )  g ( x, y, z )

 g ( x, y , z )  0
Perlu diingat bahwa gradien atas fungsi tiga peubah berupa vektor dalam dimensi
tiga, yakni
  
f(x,y,x) = fx(x,y,z) i + fy(x,y,z) j + fz(x,y,z) k
sedangkan
  
g(x,y,x) = gx(x,y,z) i + gy(x,y,z) j + gz(x,y,z) k .

Latihan
1. Tentukan nilai minimum f(x,y) = x2 + y2 terhadap kendala g(x,y) = xy  3 = 0.
Kemudian gambarlah secara geometris (sketsa) dari masalah tersebut.
2. Tentukan nilai maksimum f(x,y) = xy yang ada pada tabung elips 4x2 + 9y2 = 36.
Gambarkan permasalahan tersebut secara geometris.
3. Gunakan metode Lagrange untuk menentukan jarak terpendek dari titik-titik pada
garis x + 3y = 4 ke titik asal.

==========================================================116
Kalkulus Lanjut
4. Gunakan metode Lagrange untuk menentukan jarak terpendek dari titik-titik pada
x2y + 9 = 0 ke titik asal.
5. Carilah ukuran kotak dengan volum terbesar yang luas permukaannya 6 m2.
6. Carilah luas maksimum suatu daerah persegi panjang yang terletak di dalam elips
ax2 + by2 = ab.
7. Carilah nilai maksimum f(x,y,z) = x2y2z2 terhadap kendala x2 + y2 + z2 = 1.
8. Suatu kotak semua rusuknya sejajar dengan sumbu-sumbu koordinat terletak di
dalam elipsoida 9x2 + 4y2 + 36z2 = 36. Tentukan volum kotak maksimum yang
mungkin untuk kotak seperti itu.

==========================================================117
Kalkulus Lanjut

Anda mungkin juga menyukai