Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TURUNAN ( BAGIAN II )
Di susun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Matematika Dasar
Dosen Pengampu : Mega silfia dewy,S.Pd.,M.Pd.T

Di susun Oleh :
Kelompok 8

Nama : Sania Irmanda ( 5231151003 )


Nama : Shahdana ( 231210150608)
Nama : Leo Efrata Ginting ( 5233151048 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI


INFORMATIKA DAN KOMPUTER
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah memberikan Nikmat serta Hidayah-Nya
terutama Nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata
kuliah Matematika Dasar dengan materi Turunan( Bagian II ). Makalah ini dibuat bertujuan
untuk menambah ilmu dan wawasan.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada Teknik
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konsep turunan fungsi sering sekali digunakan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam
ilmu matematika atau ilmu yang lainnya.Sebut saja dalam bidang ekonomi digunakan untuk
menghitung berupa, biaya total atau total penerimaan, dan masih banyak lagi. Kegunaan tersebut
yang sering kita ketahui ialah menghitung garis singgung suatu kurva atau fungsi dan kecepatan.
Selain itu juga, konsep turunan ini juga sering digunakan untuk laju pertumbuhan organisme
(biologi), keuntungan marjinal (ekonomi), kepadatan kawat (fisika) dan laju pemissahan (kimia).
Kegunaan itu semua pada dasarnya memiliki konsep yang sama yaitu konsep turunan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Menjelaskan aturan rantai?
2. Menjelaskan turunan tingkat tinggi?
3. Menjelaskan diferensiasi implisit?
4. Menjelaskan laju yang berkaitan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui aturan rantai
2. Untuk mengetahui turunan tingkat tinggi
3. Untuk mengetahui diferensiasi implisit
4. Untuk mengetahui laju yang berkaitan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Aturan Rantai
Teorema A Aturan Rantai
Misalkan y = f(u) dan u = g(x0. Jika g terdiferensiasikan di x dan f terdiferensiasikan di u = g(x),
maka fungsi komposisi f o g yang didefinisikan sebagai (f o g) (x) = f(g(x)) terdiferensiasikan di
x dan
(f o g)'(x) = f ' (g(x))g'(x)
Dx(f(g(x)) = f ' (g(x))g'(x)
dy dy du
=
dx du dx

Contoh 1
Diketahui y = (2x2 – 4x + 1) 60. Tentukan Dxy
Misalkan y = u60 dan u = 2x2 – 4x + 1. Sehingga f(u) = u60 dan u = g(x) = 2x2- 4x + 1 maka
Dxy = Dxf (g(x))
= f ' (u)g'(x)
= (60u59)(4x-4)
= 60(2x2-4x + 1)59(4x-4)
Contoh 2
1 dy
Diketahui y = Tentukan
¿¿ dx
1
Misalkan y = 3 = u-3 dan u = 2x5-7. Sehingga
u
dy dy du
=
dx du dx
= (-3u-4)(10x4)
−3
= 4 (10x4)
u
4
= −30 x
¿¿
Contoh 3
Hitunglah Dt ¿
(t ¿¿ 3−2 t+ 1)
Misalkan y = u13 dimana u = ¿ . Dengan menggunakan aturan rantai ditambah
t 4 +3
aturan pembagian memberikan
3 3 3
t −2t +1 13 t −2t +1 12 t −2t +1
Dt( 4 ) = 13( 4 ) Dt ( 4 )
t +3 t +3 t +3
3
t −2t +1 12
= 13 ( 4
)
t +3
t 4 +3 ¿ ( 3 t 2−2 )−(t 3−2 t+1)(4 t 3 ) ¿
¿¿
3 6 4 3 2
t −2t +1 12 −t +6 t −4 t +9 t −6
= 13( 4 ) 4 2
¿
t +3 t +3 ¿

Contoh 4
Tentukanlah F'(y) dimana F(y) = y sin y2. Dengan menggunakan aturan perkalian untuk
perkalian antara y dengan sin y2 dan aturan rantai untuk turunan sin y2 menjadi
F'(x) = yDy ¿sin y2] + sin y2 Dy [y]
= y (cos y2) Dy (y2) + sin y2(1)
= 2y3 cos y2 + sin y2
Contoh 5
d 1 d
Tentukanlah = (2x-1¿−3
dx ¿ ¿ dx
d
= -3(2x-1)-3-1 (2x-1)
dx
= -3(2x-1)-4(2)
−6
=
¿¿
Contoh 6
Tentukanlah ekspresi turunan untuk fungsi-fungsi berikut dengan syarat F diferensiabel.
(a) Dx (F(x3))
(b) Dx [(F(x))3]
Jawaban :
(a) Misalkan u = x3 sehingga F(x3) = F(u). Maka Dx F(x3) = F'(x3) = 3x2F'(x3)
(b) Misalkan u = F(x) sehingga F(x)3 = u3. Dengan aturan
Pangkat dan aturan rantai,
Dx[(F(x))3] = 3[F(x)]2 Dx (F(x)) = 3[F(x)]2F'(x)
Contoh 7
Tentukanlah Dx sin3 (4x). Ingat bahwa sin3 (4x) = [sin (4x)]3
Dx sin3 (4x) = Dx [sin (4x)]3
= 3[sin (4x)]3-1 Dx sin (4x)
= 3[sin (4x)]2 cos (4x) Dx (4x)
= 3[sin (4x)]2 cos (4x)(4)
= 12 cos (4x) sin (4x)]2

2.2 Turunan Tingkat Tinggi


Misalkan terdapat fungsi f. Operasi turunan pada f menjadikan f menjadi f '. Selanjutnya, fungsi
f ' diturunkan kembali menjadi suatu fungsi f '' ( dibaca f double aksen ) dan disebut turunan
kedua dari f. Kemudian, f '' diturunkan Kembali sekali menjadi f ''' sebagai turunan ketiga dari
f. Turunan keempat dinotasikan dengan f4 dan turunan kelima dinotasikan dengan f5 dan lain-
lain. Sebagai contoh jika kita memiliki suatu fungsi f(x) = 2x3- 4x2+7x-8. Maka
f ' (x) = 6x2-8x+7
f '' (x) = 12x-8
f ''' (x) = 12
f4 (x) = 0
Karena f4 (x) = 0 maka turunan keempat dan turunan tingkat tinggi selanjutnya dari x akan
bernilai 0.

NOTASI TURUNAN TINGKAT TINGGI

Turunan Notasi f ' Notasi y' Notasi D Notasi Leibniz


Pertama f '(x) y' Dxy dy
dx
Kedua f ''(x) y'' D2xy 2
d y
2
dx
Ketiga f '''(x) y''' D3xy 3
d y
3
dx
Keempat F4(x) y4
D4xy 4
d y
4
dx
⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮
n n n n
Ke-n F (x) y D xy d y
n
dx

Contoh 1
3 4 1
d y d y d 2y
Misalkan y = sin 2x. Carilah 3
, 4 dan 1 .
dx dx dx 2
dy
=2 cos 2 x
dx
2
d y 2
2
=−2 sin 2 x
dx
3
d y 3
3
=−2 cos 2 x
dx
4
d y 4
4
=2 sin 2 x
dx
5
d y 5
5
=2 cos 2 x
dx
⋮= ⋮
12
d y 12
12
=2 sin 2 x
dx

LAJU DAN PERCEPATAN : LAJU


Suatu objek bergerak di sepanjang garis sehingga posisinya saat t dinyatakan dengan s = 2t 2-
12t+8, dimana s dalam satuan centimeter dan t dalam satuan detik dengan t ≥ 0.Tentukanlah laju
saat t=1 detik dan saat t=6detik. Kapankah benda ketika lajunya 0? Kapankah lajunya bernilai
positif ?
ds
V(t) =
dt
= 4t-12
Sehingga laju saat t=1 detik adalah v(1) = 4(1)-12 = -8 centimeter per detik dan laju saat t =6
detik adalah v(6) = 4(6)-12 = 24 centimeter per detik. Laju bernilai nol ketika v(t) = 4t – 12 = 0
atau saat t = 3 detik. Laju bernilai positif ketika v(t) = 4t – 12 ¿ 0 atau t >3 detik.

LAJU DAN PERCEPATAN : PERCEPATAN


Percepatan merupakan kecepatan perubahan laju terhadap waktu, yang dinotasikan dengan a
2
dv d s
a(t) = =
dt d t 2
Contohnya adalah pada soal sebelumnya, dengan s = 2t2 -n12t + 8 maka
ds
V(t) = =4 t−12
dt
2
d s
a (t) = 2 =4
dt
Hal ini memperlihatkan bahwa laju naik dengan kecepatan yang konstan yaitu 4 centimeter per
cm
detik dalam 1 detik, ditulis 4 centimeter per detik atau 4 2
detik

Contoh 2
Suatu benda bergerak di sepanjang garis horizontal dengan posisinya setiap saat dituliskan
sebagai
S(t) = t3 – 12t2 + 36t – 30
dimana s jarak dalam satuan kaki dan t dalam detik.
(a) Kapankah ketika lajunya 0 ?
(b) Kapankah lajunya positif ?
(c)Kapankah benda bergerak kea rah kiri (arah negatif ) ?
(d) Kapankah percepatannya positif ?
Jawaban contoh 2
ds
(a) v = = 3t2 – 24t + 36 = 3(t-2)(t-6). Sehingga kecepatan v = 0 saat t = 2 dan t = 6
dt
(b) v > 0 ketika (t-2)(t-6) > 0, yaitu saat t pada interval waktu (-∞,2) Ս (6,∞)
(c) Benda bergerak kea rah kiri, saat v < 0 atau (t-2)(t-6) < 0 yaitu saat t pada interval waktu
(2,6)
dvd
(d) a = =¿ 6t – 24 = 6(t – 4) sehingga a> 0 saat t > 4
dt

GERAK JATUH BEBAS


Jika suatu benda dilempar ke atas dengan ketinggian awal s 0 kaki dengan laju awal adalah v0 kaki
per detik. Jika s merupakan ketinggian di atas permukaan tanah, dalam kaki per detik, maka s = -
16t2 + v0t + s0. Dalam hal ini, kecepatan positif menandakan benda bergerak ke atas.
Contoh 3
Dari atas suatu Gedung dengan ketinggian 160 kaki, sebuah bola dilemparkan ke atas dengan
laju awal sebesar 64 kaki per detik
(a) Kapankah bola mencapai ketinggian maksimum ?
(b) Berapakah ketinggian maksimumnya ?
(c) Kapankah bola mencapai dasar Gedung ?
(d) Dengan laju berapakah bola mencapai dasar Gedung ?
(e) Berapakah percepatan saat t = 2 ?
Jawaban contoh 3
Dari atas suatu Gedung dengan ketinggian 160 kaki, sebuah bola dilemparkan ke atas dengan
laju awal sebesar 64 kaki per detik. Misalkan t = 0 berkorespondensi dengan waktu bola
dilemparkan ke atas. Maka s0 = 160 dan v0 = 64 (v0 bernilai positif karena bola dilempar ke
atas),, maka
S(t) = -16t2 + 64t + 160
ds
v(t) = = -32t + 64
dt
dv
a(t) = = -32
dt
a) Bola mencapai ketinggian maksimum saat lajunya 0 atau -32t + 64 = 0 atau t = 2 detik
b) Saat t = 2,s = -16(2)2 + 64(2) + 160 = 224 kaki
c) Bola mencapai dasar Gedung saat s = 0 atau
-16t2 + 64t + 160 = 0
-16(t2 – 4t – 10) = 0
(t2 – 4t – 10) = 0
4 ± √ 16+ 40 4 ± 2 √ 14
yang menghasilkan t = = =2 ± √ 14
2 2
Namun hanya waktu t positif yang masuk akal maka t = 2 + √ 14 detik
d) Saat t = 2 + √ 14 , v = -32(2+√ 14 + 64 = -32√ 14 . Jadi, bola menyentuh tanah dengan laju
32√ 14 kaki per detik. (tanda negatif menandakan saat benda bergerak ke bawah).
e) Percepatan selalu konstan yaitu = a – 32 kaki per detik2.

2.3 Turunan Implisit


Saat x = 2 persamaan menjadi y 3 + 7y = x3 = 8 atau y3 + 7y = 8 sehingga diperoleh y = 1.
Gradien garis singgung kurva/grafik y3 + 7y = x3 di (x,y) = (2,1) adalah
dy
=3 ¿ ¿
dx
12
=
10
6
=
5
dy
Metode ini merupakan ilustrasi dalam menentukan tanpa mencari/menentukan persamaan
dx
y terhadap variable x. Metode ini diberi nama metode turunan implisit.
Contoh 1
dy
Tentukanlah jika diketahui persamaan x2 + 5y3 = x + 9
dx
d 2 d
(x + 5y3) = (x + 9)
dx dx
dy
2x + 15y2 =1
dx
dy 1−2 x
=
dx 15 y 2

2.4 Laju Yang Berkaitan


DUA CONTOH SEDERHANA : CONTOH 1
Sebuah balon kecil yang berjarak 150 kaki dari seorang pengamat akan dilepaskan ke atas.
Jika balon tersebut bergerak ke atas dengan laju 8 kaki/detik, seberapa cepatkah jarak dari
pengamat dan balon bertambah ketika balon berada pada ketinggian 50 kaki.
Misalkan t merupakan waktu(dalam detik) setelah balon dilepaskan. Misalkan pula h
merupakan ketinggian balon dari dasar tanah dan x merupakan jarak dari pengamat terhadap
posisi awal balon dilepaskan. Baik h maupun x merupakan variable yang bergantung pada t.
Diagram sederhana untuk menggambarkan kondisi ini adalah sebagai berikut .

Jarak dari pengamat ke titik awal pelepasan balon sejauh 150 kaki
tidak berubah ketika waktu t bertambah. Sedangkan jarak antara
pengamat dengan balon s dan jarak antara titik pertama balon
dilepaskan dan posisi balon h berubah ketika t waktu bertambah.
Hubungan antara variabel-variabel tersebut sesuai dengan teorema
phytagoras
s2 = h2 + (150)2
Dengan menurunan secara implisit kedua ruas terhadap t diperoleh

Ketika h = 50 kaki, s memenuhi s2 = h2 + (150)2 sehingga


diperoleh s2 = (50)2 + (150)2 = 2500 + 22500 = 25000 atau
s = 50√10 kaki
dh kaki ds dh
Substitusi s = 50√10 kaki,h = 50 kaki dan =8 ke S = h menjadi
dt detik dt dt

Jadi, ketika ketinggian balon h = 50 kaki, jarak pengamat dan balon bertambah
8 kaki
dengan laju =
√ 10 detik
Contoh 2
3
kaki
Air dialirkan ke dalam sebuah tangki berbentuk kerucut terbalikdengan debit/laju 8 . Jika
menit
tinggi tangki adalah 12 kaki dan radius atau jari-jari tangki adalah 6 kaki, seberapa cepat
ketinggian air bertambah ketika ketinggian air tersebut adalah 4 kaki.
Misalkan h dinotasikan sebagai ketinggian air dan r merupakan radius atau jari-jari permukaan
air.
3
kaki dV
Volume air V di dalam tangki bertambah dengan laju 8 atau = 8 Akan dicari seberapa
menit dh
dh
cepat ketinggian air bertambah atau ketika h = 4.
dt
1 2
Hubungan antara V dengan h dapat dituliskan sebagai V= =π r h . Karena radius r dan laju
3
pertambahan radius r tidak kita perlukan, maka kita dapat menentukan nilai r yang bergantung
pada h yang memenuhi
r 6
=
h 12
h
r=
2
3
1 2 1 πh
sehingga V = =π r h menjadi V= =π ¿ h =
3 3 12
3
πh
Dengan menurunkan kedua ruas secara impilist pada V = diperoleh
12

3
dV kaki
sehingga ketika h = 4 kaki dan =8
dt menit

PROSEDUR SISTEMATIS
Berdasarkan contoh 1 dan 2 dapat kita simpulkan langkah-langkah atau prosedur sistematis
untuk menyelesaikan masalah laju berkaitan ini adalah
1. Mendefinisikan variabel-variabel yang terlibat
2. Tuliskan semua yang diketahui dalam soal tentang variabel-variabel dan informasi yang
terkandung di dalamnya
3. Menentukan hubungan antar variabel
4. hubungan antar variabel diturunkan secara implisit
5. Memperoleh nilai variabel lain kemudian substitusi data-data yang diketahui dan nilai
variabel lain ke persamaan step 4

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan mempelajari turunan, maka dapat mempermudah kita dalam menyelesaikan masalah-
masalah yang berkaitan dengan fungsi, integral, dan bidang kalkulus lainnya. Turunan juga dapat
digunakan untuk menggambarkan grafik suatu fungtsi aljabar, yaitu dengan menggunakan
penerapannya.

3.2 Saran
Demikianlah makalah matematika dasar ini, makalah ini tentunya masih banyak kekurangan
yang harus dilengkapi untuk mencapai kesempurnaan. Kami hanyalah manusia biasa yang penuh
dengan kekurangan. Untuk itu penulis mohon dengan segala kerendahan hati untuk memberikan
saran dan kritik yang bersifat membangun dengan harapan agar makalah ini bisa lebih sempurna.

Anda mungkin juga menyukai