Anda di halaman 1dari 25

BAB III

TURUNAN
A. Turunan Parsial

Sebelum membicarakan turunan fungsi dua peubah, kita tinjau kembali secara
selintas tentang turunan fungsi satu peubah. Untuk fungsi satu peubah y = f(x),
df
turunan fungsi f terhadap x disimbolkan dengan ataupun f (x) . Nilai turunan
dx
f (x) di x = a definisikan dengan:

f ( a  h)  f ( a )
f (a)  lim .
h 0 h

Misalkan f adalah fungsi dalam dua peubah x dan y, dan z = f(x, y). Apabila
nilai y dibuat tetap, misalkan y = b, maka fungsi tersebut menjadi fungsi satu peubah
yakni dalam peubah x. Hasilnya dapat ditulis sebagai z = f(x , b). Selanjutnya kita
dapat mencari nilai turunan parsial dari fungsi z = f(x
, b) terhadap x di titik x = a sebagai berikut. GeoGebra
Perintah untuk mencari
f (a  h, b)  f (a, b) turunan fungsi f terhadap x
f x (a, b)  lim (fx) adalah derivative[f,x]
h
h0 dan
turunan fungsi f terhadap y
Simbol turunan parsial terhadap x yang berupa fx (fy) adalah derivative[f,y]

f z
terkadang diganti atau . Penggunaan notasi  untuk menandai bahwa turunan
x x
tersebut adalah turunan parsial.

Secara sama dalam fungsi z = f(x , y) kita dapat mengambil nilai tetap
terhadap x terlebih dahulu, misalkan x = a. Sehingga fungsi tersebut berubah menjadi
fungsi dalam y saja, yakni z = f(a , y). Dengan memperhatikan bentuk definisi turunan

========================================================== 71
Kalkulus Lanjut
satu peubah, kita dapat mendefinisikan turunan parsial terhadap y untuk nilai
tertentu, misalnya y = b, sebagai berikut.

f ( a, b  h )  f ( a, b )
f y (a, b)  lim
h
h0
Contoh Misalkan f(x,y) = x2y3. Tentukan fx dan fy dengan menggunakan definisi
turunan parsial memakai limit.
f ( x  h, y )  f ( x, y ) GeoGebra
f x ( x, y)  lim Perintah:
h 0 h

( x  h) 2 y 3  x 2 y 3
= lim h
h 0
Hasil:
2 3 3 2 3 2 3
( x y  2 xhy  h y )  x y
= lim h
h 0

3
= lim 2 xy  hy 3
h 0

= 2xy3
Kemudian
f ( x, y  y )  f ( x, y )
f y ( x, y)  lim
h 0 h

x 2 ( y  h) 3  x 2 y 3
= lim h
h 0

( x 2 y 3  3x 2 hy 2  3x 2 h 2 y  x 2 h 3 )  x 2 y 3
= lim h
h 0

2 2
= lim 3x y  3x 2 hy 2  x 2 h 2
h 0

= 3x2y2
Mencari nilai turunan parsial dengan definisi turunan parsial di atas secara
langsung sering mengalami berbagai kendala. Kita tidak perlu mencari nilai turunan
========================================================== 72
Kalkulus Lanjut
parsial pada suatu titik (a,b) secara langsung dengan definisi, namun cukup dengan
menerapkan rumus-rumus turunan yang ada pada turunan fungsi satu peubah.
Misalkan turunan parsial terhadap x dari fungsi f(x , y) = x2 + 2y + xy
dicari dengan cara menurunkannya terhadap x sedang peubah y dipandang seperti
konstanta. Sehingga fx = 2x + y. Sedangkan turunan parsialnya terhadap y adalah
dengan memandang peubah x yang seperti konstanta sehingga fy = 2 + x. Selanjutnya
dapat dihitung nilai turunan parsial di (3,4), yakni fx ( 3, 4) = 10 dan fy ( 3, 4) = 5.
Ide turunan parsial di atas dapat dikembangkan pada fungsi f dengan tiga
variabel x, y dan z. Dalam hal ini kita dapat memperoleh tiga turunan parsial, yakni
fx , fy, dan fz yang secara berturut-turut menyatakan turunan parsial terhadap x, y,
dan z. Ketika menurunkan parsial terhadap x, maka peubah y dan z keduanya
dipandang seperti halnya konstanta., demikian halnya apabila kita menurunkan secara
parsial terhadap y dan z. Sebagai contoh misalkan f(x , y) = z2 + x sin y. Maka fx =
sin y, fy = x cos y, dan fz = 2z.

Contoh (1) Jika f (x , y )  x 2 y  x  2 y  3 maka GeoGebra


f x ( x, y)  2 xy  1 dan fy = x + 2 .
2 Perintah:

Sehingga fx (1,2) = 5 dan fy (1,2) = 3.

(2) Untuk f ( x, y)  cos( xy )  5 ln( x  y)


5
maka f x ( x , y )   y sin( xy ) 
xy Hasil:

sehingga
5 5
f x (1, )   sin()   sedang
1  1 
, )  2,5  sin1
f x (11

========================================================== 73
Kalkulus Lanjut
= 2,5 – 0,7 = 1,8.

(3) Jika f(x,y,z) = xyz + xy + yz maka fx(x,y,z) = yz + y sehingga fx(1,2,3)


= 8.

(4) Untuk f ( x, y)  sin( x  y)  e xy maka f x ( x, y)  cos( x  y)  ye xy

dan f y ( x, y)  cos( x  y)  xe xy . Sehingga f x (,0)  cos()  0e 0 =

1 dan f y (,0)  cos()  e 0    1 .

Latihan
1. Tentukan fx dan fy secara analitik dengan menggunakan definisi turunan parsial
memakai limit. Kemudian cek hasil yang diperoleh dengan memakai Geogebra.

a. f(x , y) = 2x3 + y4 + 6

b. f(x , y) = xm yn dengan m dan n bilangan asli.

c. f(x , y) = x y

d. f(x , y) = y cos x

e. f(x , y) = x2sin y
2. Carilah turunan parsial fx dan fy dari fungsi berikut GeoGebra
dengan memakai rumus turunan parsial. Kemudian cek Perintah untuk soal 2.a.:
hasil yang diperoleh dengan memakai Geogebra.

a. f(x , y) = (x3 + y2 )4
Hasil:
2x
b. f(x , y) = 3 e cos y

c. f(x , y) = ln ( x2  y)

========================================================== 74
Kalkulus Lanjut
d. f(x , y) = x2  y 2

e. f(x , y) = tg 1xy

f. f(x , y) = cosh (ex+y)

3. Jika F(x,y) = cos(2x +y)3 tentukan Fx(0, 1) dan Fy(0, 1).

4. Tentukan turunan parsial fx , fy dan fz.


GeoGebra
Kemudian tentukan masing-masing nilainya pada Perintah untuk soal 4.b
titik yang diberikan.

a. f(x , y,z) = x + 2y + 3z dan titik (0,0,0)

b. f(x , y,z) = (xz/y)1/2 dan titik ( 2, 1,8) Hasil:

c. f(x , y,z) = ln(x2  yz)  exyz dan titik (1, 2, 0)

5.Tentukan turunan parsial fungsi yang diberikan


terhadap setiap peubah bebasnya.

a. f(s ,t) = s est

b. f(u , v) = 2u cos u sin v

c. f(r , ) = 2r2 sin 3 

6. Menurut hukum gas ideal, hubungan antara tekanan P, volume V dan suhu T
T
dinyatakan sebagai P  k dengan k suatu konstanta. Perlihatkan bahwa
V

P P
V T  0.
V T

========================================================== 75
Kalkulus Lanjut
B. Turunan Parsial Tingkat Tinggi

Dalam pembahasan sebelumnya penurunan secara parsial hanya dilakukan,


misalkan hanya sekali penurunan terhadap x maupun y saja. Hasil turunan parsial f
tingkat pertama tersebut dapat diturunkan lagi baik terhadap x ataupun y sehingga
diperoleh turunan parsial tingkat dua. Hasil turunan kedua ini termasuk turunan
parsial tingkat tinggi. Selanjutnya fungsi hasil turunan tingkat dua dapat diturunkan
lagi secara parsial, begitu seterusnya.

Misalkan fungsi f dalam peubah x dan y. Pertama turunan parsial f terhadap x


f f
dinotasikan dengan . Hasil turunan parsial ini masih merupakan fungsi dalam
x x
x dan y pula sehingga apabila diturunkan lagi terhadap x akan diperoleh turunan
 f f
tingkat dua dengan notasi . Dan apabila diturunkan diturunkan lagi
 x x x
 f
terhadap y akan diperoleh turunan tingkat dua dengan notasi . Penurunan
 y x
parsial tingkat tinggi dengan urutan terhadap y kemudian x dinotasikan dengan
 f  f
dan penurunan dengan urutan y kemudian y lagi dinotasikan dengan .
x y  y y

 f
Contoh Apabila f(x,y) = x3 sin y, tentukan GeoGebra
 x x Perintah:
 f
dan . Selain itu carilah pula
 y x
 f  f
dan . Hasil:
x y  y y

f
Jawab Karena = 3x2 sin y maka
x

========================================================== 76
Kalkulus Lanjut
 f  f
= 6x sin y dan = 3x2 cos y
 x x  y x

f
Selanjutnya karena = x3cos y maka
y

 f  f
= 3x2 cos y dan = x3 sin y
x y  y y

 f 2 f
Notasi lain dari turunan parsial tingkat dua adalah atau fxy .
 y x yx
Demikan pula untuk turunan parsial tingkat dua yang lain. Dengan demikian

 f    f   2 f
f xy   f x  y        ;
 x  y y  x  yx
GeoGebra
   f    f   2 f
f yx  f y        Perintah:
x
 y  x x  y  xy

  f   2 f
f xx     ;
x  x  x 2
Hasil:
  f   2 f
f yy    
y  y  y 2

Contoh Misalkan f(x,y) = xexy, tentukan nilai


dari fxy (2 , ln 3) dan fyx (2 , ln 3).

 f 
Jawab fxy = = ( exy + xyexy) = 2xexy + x2yexy sehingga
 y x  y

fxy (2, ln 3) = 4e2ln3 + 4 ln 3 e2ln3 = 36(1 + ln3)

========================================================== 77
Kalkulus Lanjut
 f 
Dan fyx = = ( x 2exy) = 2xexy + x2 y exy sehingga
x y x

fyx (2 , ln 3) = 4 e2ln3 + 4 ln 3 e2ln3 = 36(1 + ln3)

Latihan

2 f 2 f
1. Tunjukkan bahwa  dari setiap fungsi
xy yx GeoGebra
Perintah untuk soal 2.a:
berikut.

a. f (x , y )  e2x sin y

b. f(x,y) = x ln(xy +1) Hasil:

c. f(x,y) = x2  y 2

xy
2. Jika f ( x , y , z )  , carilah fxz(2,18, 3) dan
z
fzx(2,18, 3).

z z
3. Jika z = ln x 2  y 2 , tunjukkan bahwa x + y = 1.
x y

4. Tunjukkan bahwa z = (x + y)5 merupakan solusi dari persamaan diferensial

2z 2z 2z


2 + = 0.
x 2 xy y 2

5. Andaikan f(r, ) = r cos2, buktikan bahwa 4r2(fr)2 + (f)2 = 4r2.

========================================================== 78
Kalkulus Lanjut
C. Keterdiferensialan

Dalam fungsi satu peubah, turunan fungsi f(x) di titik x = a didefinisikan


f ( a  h)  f ( a )
dengan f (a)  lim .
h0 h

Definisi turunan ini ekuivalen dengan:

f (a  h)  f (a)  hf (a)  h(h)

dimana fungsi (h)  0 bila h  0 .

Ide definisi turunan yang terakhir dapat dikembangkan untuk fungsi dengan
dua peubah, dan selanjutnya dapat digeneralisasikan pada turunan fungsi dengan n
peubah. Misalkan diberikan fungsi bernilai real dalam dua peubah z = f(x,y) dan
 
diketahui titik (a,b). Ambil vektor posisi p0 = (a,b) dan vektor h  ( h, k ) .
 
Kemudian turunan f di p0 = (a,b) dinotasikan dengan f ( p0 ) . Simbol  dibaca

del. Serupa dengan definisi turunan fungsi satu peubah, maka f ( p0 ) didefinisikan
sebagai berikut.

     
f ( p0  h )  f ( p0 )  h  f ( p0 )  h (h )

 
dimana fungsi (h )  0 apabila h  0 .


Catat bahwa f ( p0 ) berupa vektor berdimensi dua. Selanjutnya apabila

vektor f ( p0 ) tersebut ada maka dikatakan bahwa fungsi f terdeferensialkan di
  
p 0. Istilah untuk menyebut f ( p0 ) adalah gradien fungsi f di p0 . Selanjutnya
 
apabila vektor p0 = (a,b) diganti secara umum dengan sembarang vektor posisi p =

(x,y) diperoleh definisi gradien f ( p) secara umum.

========================================================== 79
Kalkulus Lanjut

Hal penting yang perlu dimengerti bahwa gradien f ( p) berupa vektor,
 
khususnya karena vektor h dalam dua dimensi maka f ( p) juga berupa vektor dalam
dua dimensi. Dan apabila digeneralisasikan dimana fungsi f merupakan fungsi dengan
 
n peubah, maka berarti vektor h berdimensi n sehingga f ( p) juga berupa vektor
berdimensi n.

GeoGebra
Gambar vektor jika


D. Cara Menghitung Gradien f ( p)

Misalkan f adalah fungsi bernilai real dalam dua peubah, yakni z  f (x, y) ,
  
dan misalkan vektor posisi p  ( x, y)  xi  yj . Sebagaimana diterangkan di atas

bahwa f ( p) juga berupa vektor berdimensi dua, maka dimisalkan:

  
f ( p)  ui  vj  (u, v) .

========================================================== 80
Kalkulus Lanjut

Selanjutnya ambil vektor h  (h,0) , maka menurut definisi turunan fungsi dua
peubah diperoleh:


f (( x, y)  (h,0))  f ( x, y)  (h,0)  (u, v)  (h,0) (h )

 f ( x  h, y)  f ( x, y)  hu  h (h) dimana (h)  0 bila h  0

f ( x  h, y)  f ( x, y)
 u  (h) dimana (h)  0 bila h  0
h

Dengan mengambil limit h  0 pada kedua ruas diperoleh

f ( x  h, y)  f ( x, y)
u  lim .
h0 h

Dengan demikian, berdasarkan definisi turunan parsial terhadap x, berarti u = fx .


Kemudian apabila diambil h  (0, k ) , maka dengan cara serupa diperoleh

f ( x, y  k )  f ( x, y)
v  lim .
k 0 k

Hal ini berarti v = fy. Dengan demikian diperoleh rumus bahwa

 
f  f xi  f y j


atau bila ditulis secara lengkap dengan menyertakan tanda vektor p menjadi

    
f ( p)  f x ( p)i  f y ( p) j

Lebih jauh apabila fungsi f memiliki tiga peubah yakni x, y, z dan vektor

p  ( x, y, z ) maka dengan argumen seperti di atas akan diperoleh rumus:

========================================================== 81
Kalkulus Lanjut
      
f ( p)  f x ( p)i  f y ( p) j  f z ( p)k .

Contoh Tentukan gradien fungsi GeoGebra


www.geogebra.org/m/Au6crWut
f ( x, y)  xy  x  2 y di titik (3, 4).

   
Jawab f  f xi  f y j  ( y  1)i  (x  2) j

sehingga gradien di titik (3, 4) adalah:

(www.geogebra.org/m/Au6crWut)
   
f ( 3,4)  ( 4  1)i  ( 3  2) j  5i  5 j .

Berikut ini akan diperlihatkan bahwa jika fungsi f terderensialkan di suatu


titik maka pastilah f kontinu di titik tersebut. Misalkan fungsi f terdeferensialkan di
  
p . Menurut definisi turunan, apabila  adalah sudut antara vektor h dan f ( p)
maka diperoleh:

          
f ( p  h )  f ( p)  h  f ( p)  h (h )  h f ( p) cos   h (h )

          
 f ( p  h )  f ( p)  h f ( p) cos   h (h )  h f ( p)  h (h )


apabila h  0 maka ruas kanan menuju nol sehingga disimpulkan:

  
lim f ( p  h )  f ( p)  0
h 0

  
 lim f ( p  h )  f ( p)
h 0


Hal ini berarti fungsi f kontinu di p .

========================================================== 82
Kalkulus Lanjut
Simbol operator  dapat dipandang sebagai suatu operator atas fungsi. Dalam
fungsi dua peubah, operator  dinyatakan sebagai

   
= i + j
x y

Sedangkan dalam fungsi tiga peubah dinyatakan sebagai

     
= i + j + k
x y z

Operator  ini bersifat linear, yakni apabila  konstanta dan f dan g fungsi
maka berlaku

( f + g) = f + g

Bukti Berdasar rumus gradien maka

   
( f + g) = ( f + g) i + ( f + g) j
x y

       
= { fi + f j}+{ g i + gj}
x y x y

= f + g
Latihan
1. Hitunglah vektor f, kemudian carilah vektor gradien tersebut pada titik yang
ditentukan.

a. f (x , y )  xy 2  xy  x  1 pada titik (1, 2)

========================================================== 83
Kalkulus Lanjut
b. f ( x, y)  x sin xy pada titik (1, ) GeoGebra
Penyelesaian soal 1.b
c. f ( x, y, z)  e xy  ln( y  z) pada titik
(ln 2,1,0)
2. Carilah vektor satuan yang searah dengan
vektor f dari soal berikut.
a. f(x,y) = 3xy + 5 pada titik (1, 2)
(www.geogebra.org/m/Au6crWut)
b. f(x,y) = cos x  sin y pada titik ( /3,
/6)
c. f(x,y,z) = xyz pada titik (1, 2,1)
2 2
d. f(x,y) = e x  y pada titik (1, 2).
3. Buktikan bahwa vektor f dari fungsi f(x,y) = x2 + y2 pada sembarang titik tak nol
selalu mengarah menjauhi titik asal apabila pangkal vektor diambil pada titik
tersebut.

4. Buktikan bahwa ( fg )  fg  gf dan f r  f r 1f


5. Apabila f adalah fungsi bernilai real dengan dua peubah x dan y. Tunjukkan
 2  2 
bahwa dalam operasi dot product berlaku f =   f . Kemudian
 x 2 y 2 
 
jika f(x,y) = 2xy  ln xy, hitunglah f (1, 1).
6. Gambarkan sketsa kurva ketinggian dari permukaan f(x,y) = y / x2 yang melalui
titik (1,2). Gambarkan pula vektor gradien f (1,2) yang berpangkal di (1,2).
Tunjukkan bahwa vektor tersebut tegak lurus terhadap kurva ketinggian.
(Petunjuk: Vektor tersebut dikatakan tegak lurus apabila ia tegak lurus dengan
garis singgung kurva pada titik (1,2)).

========================================================== 84
Kalkulus Lanjut
E. Arti Turunan Parsial f x dan f y

GeoGebra
Turunan parsial secara geometris

Perhatikan kurva pada gambar di bawah sebagai hasil irisan suatu permukaan
z = f(x , y) dengan bidang datar y = b. Semua titik pada kurva tersebut selalu
mempunyai nilai ordinat y = b. Ambil titik (x,y) = (a , b) di bidang XOY, maka kita
akan memperoleh titik P (a, b, f(a , b)) di kurva tersebut. Kita dapat membuat garis
singgung kurva yang melalui titik P. Maka ting-kat kemringan dari garis singgung
yang terbentuk adalah fx(a , b). Perhatikan sketsa ini.

z Besar kemiringan garis ini adalah


adalah fx(a , b)

P

 (a,b)

========================================================== 85
Kalkulus Lanjut
Untuk kurva hasil perpotongan permukaan z = f(x,y) dengan bidang datar x =
a. Dengan penalaran yang sama, maka tingkat kemiringan garis singgung kurva yang
melalui titik P(a, b, f(a,b)) adalah sebesar fy(a,b). Perhatikan gambar ilustrasi berikut.

P

Besar kemiringan garis ini adalah


adalah fy(a , b)

y

(a,b)

GeoGebra
Turunan parsial terhadap y

========================================================== 86
Kalkulus Lanjut
Dengan demikian nilai dari fx(a , b) merupakan tingkat kemiringan garis
singgung pada kurva hasil perpotongan permukaan z = f (x , y ) dengan bidang y = b
di titik P(a, b, f(a,b)). Sedangkan nilai fy(a , b) adalah menyatakan tingkat
kemiringan garis singgung pada kurva hasil perpotongan permukaan z =
f (x , y ) dengan bidang x = a juga di titik (a, b, f(a,b)).

Contoh Perpotongan antara permukaan z = 9  x 2  y 2 dengan bidang x = 1


membentuk suatu kurva. Carilah tingkat kemiringan garis singgung kurva
tersebut yang melalui titik ( 1, 2 , 2).

x
Jawab Apabila dinotasikan z = f (x , y ) maka f y ( x, y) =
9  x2  y 2

sehingga tingkat kemiringan garis singgung yang di cari adalah fy(1 , 2) =  ½ .

Untuk lebih memahaminya secara


GeoGebra
geometris dan sekaligus sebagai Turunan parsial terhadap y di titik
(1,2)
latihan, coba Anda gambarkannya
di R3 dengan memakai
GeoGebra sebagaimana gambar
di samping.

Contoh Carilah tingkat kemiringan garis singgung pada kurva perpotongan

permukaan 2z = 3 9  x 2 dengan bidang y = 4 yang melalui titik (1, 4,

3 2).

========================================================== 87
Kalkulus Lanjut
3
Jawab Ambil z = f (x , y ) maka f (x , y ) = 9  x 2 sehingga
2

 3x
f x ( x, y ) 
2 9  x2

3 3
jadi tingkat kemiringan yang dicari adalah fx(1 , 4) =  2.
2 8 8

Untuk lebih GeoGebra


memahaminya secara Turunan parsial terhadap y di titik (1,2)

geometris dan sekaligus


sebagai latihan, coba
Anda gambarkannya di
R3 dengan memakai
GeoGebra seperti gambar
di samping. .

Makna lain dari turunan parsial selain secara geometris adalah secara fisis
seperti halnya yang berkaitan dengan laju. Laju dimaknai sebagai perbandingan
perubahan suatu peubah terikat sebagai akibat perubahan peubah bebasnya dalam hal
perubahan yang terakhir tersebut menuju ke nol.

Sebagai contoh misalkan volume tabung lingkaran tegak yang berjari-jari r


dan tingginya t dinyatakan dalam rumus V = r2t. Apabila nilai t berubah sedangkan
nilai r tetap maka nilai V juga berubah. Dalam hal perubahan sesaat dari t, diperoleh
laju perubahan V terhadap t yang merupakan turunan parsial terhadap t dan
V V
disimbolkan dengan . Dengan demikian laju V terhadap t adalah = r2.
t t

========================================================== 88
Kalkulus Lanjut
Dengan cara yang serupa apabila tinggi benda dipertahankan tetap sedangkan jari-
V
jarinya berubah, akan diperoleh laju perubahan V terhadap r yakni = 2rt.
r

Pada masalah tabung di atas kita peroleh pula rumus luas permukaan tabung L
= 2rt + 2r2. Sehingga diperoleh rumus laju perubahan L terhadap t dan rumus laju
L L
perubahan L terhadap r berturut-turut = 2r dan = 2t + 4r.
t r

Contoh Suatu kerucut lingkaran tegak terbuat dari logam dipanaskan dengan tetap
mempertahankan ukuran tingginya t = 30 cm. Carilah laju perubahan
volume kerucut tersebut terhadap jari-jari r pada saat r = 10 cm.

Jawab Rumus volume kerucut adalah V = 1/3 (r2t). Sehingga laju perubahan
V
volume V terhadap jari-jari r adalah = (2/3) rt dan besarnya laju yang
r
V
dicari adalah r 10,t 30  200 .
r

Latihan
1. Tentukan tingkat kemiringan garis singgung pada kurva perpotongan permukaan
36z = 4x2 + 9y2 dan bidang datar y
= 2 di titik (3, 2, 2). Gambarkan GeoGebra
Jawaban soal 2
kurva dan garis singgungnya
tersebut di R3.
2. Gambarkan kurva perpotongan
permukaan z = x2  1 dengan bidang
datar x = 2. Tentukan tingkat
kemiringan garis singgung pada
kurva tersebut yang titik ( 2, 1, 3).

========================================================== 89
Kalkulus Lanjut
3. Gambarkan kurva perpotongan dari paraboloida z = 4  (x1)2  (y2)2 dan
bidang datar x = 1. Tentukan titik pada kurva tersebut sedemikian hingga tingkat
kemiringan garis singgung kurva pada titik tersebut sama dengan nol.
4. Dalam sistem gas ideal berlaku hubungan PV = kT. Tentukan laju peubahan
tekanan P terhadap suhu T pada saat T = 20oC apabila volume dipertahankan tetap
pada 60 cm3.
5. Volume V suatu tabung lingkaran tegak adalah V = r2t. Jika jari-jari
dipertahankan tetap di r = 8 cm, carilah laju perubahan V terhadat t pada saat t =
16 cm.

F. Definisi Turunan Berarah

Dalam turunan parsial dikenal adanya turunan parsial terhadap x dengan


simbol fx yang merupakan kemiringan garis singgung pada kurva hasil perpotongan
permukaan f dengan bidang yang sejajar ZOX. Di lain pihak, turunan parsial terhadap
y dengan simbol fy merupakan kemiringan garis singgung pada kurva perpotongan
permukaan f dengan bidang sejajar ZOY. Dari kedua turunan parsial ini dapat
dikembangkan turunan yang serupa dengan mengambil sembarang bidang vertikal,
tidak hanya yang sejajar dengan ZOX atau ZOY.
   
Misalkan vektor u = u1 i + u2 j adalah vektor satuan, yakni dengan u = 1,
 
maka turunan berarah fungsi f di titik p0 = (x0 , y0) pada arah u yang dilambangkan

dengan Du f ( p0 ) didefinisikan dengan
  
  f ( p0  hu )  f ( p0 )
Du f ( p0 ) = lim .
h 0 h
Arti geometris dari definisi turunan berarah ini adalah
========================================================== 90
Kalkulus Lanjut
Besar kemiringan garis ini
z adalah 
Du f ( p0 )

B Du f ( p)

 (x0,y0)
u
x A

GeoGebra
Turunan dengan arah u

Misalkan AB adalah kurva perpotongan permukaan z = f(x,y) dengan bidang vertikal


  
yang melalui titik p0 = (x0, y0) dengan arah u . Maka nilai Du f ( p0 ) menyatakan
nilai kemiringan garis singgung kurva AB pada titik (x0, y0, f(x0,y0)). Kemiringan
seperti itu berkonotasi dengan gradien, tanjakkan, penambahan, kenaikan, besar
kecepatan, laju, dan sebagainya.
  
Apabila Du f ( p0 ) positif berarti jika (x,y) bergerak dari p0 pada arah u

menyebabkan nilai f(x,y) membesar. Sedangkan bila Du f ( p0 ) negatif berarti jika

========================================================== 91
Kalkulus Lanjut
 
(x,y) bergerak dari p0 pada arah u menyebabkan nilai f(x,y) mengecil. Sedangkan
  
bila Du f ( p0 ) = 0 berarti jika (x,y) bergerak dari p0 pada arah u menyebabkan
nilai f(x,y) tetap, dengan kata garis singgungnya mendatar.


G. Rumus Turunan Berarah Du f ( p0 )

Sebenarnya dalam menghitung nilai turunan berarah Du f ( p0 ) dapat dengan
menggunakan definisinya secara langsung. Namun perhitungan semacam ini hampir
selalu menimbulkan kesulitan, sehingga oleh pengguna kalkulus jarang digunakan.

Berikut ini akan dibahas penurunan rumus untuk menghitung nilai Du f ( p0 ) dengan
mudah.
  
Misalkan f fungsi bernilai real dalam dua peubah x dan y dan u = u1 i + u2 j

adalah vektor satuan. Apabila fungsi f terdeferensialkan di p0 = (x0 , y0), berarti

terdapat f( p0 ) sedemikian hingga
      
f( p0 + h u )  f( p0 ) = (h u )f( p0 ) + h u ( h u )
  
= h{ u f( p0 )} + h( h u )

dimana fungsi (h u )0 bilamana h0. Selanjutnya apabila kesamaan tersebut
dibagi dengan h kemudian diambil limitnya untuk h0, maka diperoleh
  
f ( p0  hu )  f ( p0 )   
lim = lim { u f( p0 )  ( h u )}
h 0 h h0
  
= lim { u f( p0 )} lim ( h u )
h0 h0
 
= u f( p0 )

Dengan demikian
  
Du f ( p0 ) = u f( p0 )

Contoh Tentukan nilai turunan berarah fungsi f(x,y) = y2 ln x di titik p0 = (1,2)
  
pada arah a = i  j .

========================================================== 92
Kalkulus Lanjut
Jawab Arah vektor satuannya adalah
    
 a ij i j
u=     .
a 2 2 2
Kemudian

y2  
f = i + 2y ln x j .
x
  
Sehingga f(1,2) = 4 i + 4 ln 1 j = 4 i .
Dengan demikian turunan berarah

Du f (1,2) = u f(1,2)
 
 i j  
=    (4 i )
 2 2

=2 2
H. Arah Laju Maksimum dan Minimum


Rumus mencari turunan berarah Du f ( p0 ) adalah dalam bentuk dot product

dua vektor, maka dengan definisi dot product yang menggunakan cos  akan
diperoleh
  
Du f ( p0 ) = u f( p0 )
 
=  u f( p0 ) cos 

= f( p0 ) cos 
 
dengan  adalah sudut antara vektor u dan vektor f( p0 ).

Nilai f( p0 ) tak pernah negatif sedang nilai cos  selalu diantara 1 dan 1.

Dengan demikian laju perubahan maksimum dan minimum Du f ( p0 ) bergantung

pada nilai cos .

========================================================== 93
Kalkulus Lanjut

1. Nilai maksimum cos  = 1. Akibatnya cos  = 1   = 0, artinya vektor arah u

sejajar dengan vektor f( p0 ). Jadi laju perubahan maksimum sebesar
  
Du f ( p0 ) = f( p0 )yang dicapai dengan arah turunan sejajar dengan f( p0 ).

2. Nilai minimum cos  = 1. Akibatnya cos  = 1   = 180o, artinya vektor


  
arah u berlawanan arah dengan vektor f( p0 ). Dengan kata lain vektor arah u

sejajar dengan vektor f( p0 ). Jadi laju perubahan minimum sebesar
  
Du f ( p0 ) = f( p )yang dicapai dengan arah turunan sejajar dengan f( p ).

Contoh Tentukan dalam arah manakah f(x,y) = x2 + xy + 1 bertambah paling cepat



pada titik p0 = (1,2).
   
Jawab f(x,y) = (2x + y) i + x j sehingga f(1,2) = 4 i + j . Jadi arah yang diambil

agar pertambahan nilai f(x,y) tercepat adalah searah dengan vektor 4 i +
  
j .Dan laju pertambahannya sebesar f(1,2) =4 i + j = 17 .

GeoGebra
Laju maksimum jika arah u sejajar dengan ∆f

Latihan
1. Tentukan nilai turunan berarah fungsi berikut pada titik dan arah yang diberikan..
   
a. f(x,y) = x ln (xy) pada titik p0 = (e,1) dalam arah a = 3 i + 4 j .

========================================================== 94
Kalkulus Lanjut
   
b. f(x,y) = e2(x+y) pada titik p0 = (1 , 0) dalam arah a = 8 i  6 j .

2. Tentukan turunan berarah dari f(x,y) = x2 + y2 pada titik (1, 0) dalam arah dari
titik tersebut menuju titik (0, 2).

GeoGebra GeoGebra
Gambar geometris untuk Soal 2 Perintah Soal 2

Hasil

3. Tentukan turunan berarah dari f(x,y) = ex cos y pada titik (0, /3) dalam arah
dari titik tersebut menuju ke titik asal.
  
4. Jika vektor satuan arah turunan diambil u = i , buktikan bahwa Di f ( p0 ) = fx
   
( p0 ). Dan bila vektor arah satuannya u = j , buktikan bahwa D j f ( p0 ) = fy

( p0 ).
5. Pada sebuah bidang x-y diketahui suhu di titik (x,y) adalah ditentukan oleh rumus
2 2
T(x,y) = 100 e  ( x  y ) .
a. Tentukan di titik manakah suhu tersebut maksimum.
b. Perlihatkan bahwa arah penurunan suhu yang terbesar dari sembarang titik
selalu berupa vektor yang mengarah menjauhi dari titik asal.
---000---
========================================================== 95
Kalkulus Lanjut

Anda mungkin juga menyukai