Diferensial Parsial
Untuk fungsi yang mempunyai dua atau lebih variabel, misalnya z = f(x,y)
yang menggambarkan suatu permukaan dalam sistem koordinat kartesian,
turunan terhadap salah satu variabel dapat dilakukan dengan menganggap
variabel lainnya konstan. Misalkan pada suatu permukaan yang dinyatakan
dengan fungsi f(x; y) bila diambil x konstan, maka akan didapat kurva yang
merupakan hasil perpotongan permukaan f(x,y) dengan bidang x konstan
tersebut. Turunan atau diferensial seperti ini dinamakan diferensial parsial
(turunan sebagian).
Notasi yang digunakan untuk menuliskan turunan parsial dari fungsi f
f(x,y) terhadap variabel y (dengan menganggap x konstan) adalah y 1
Jika diferensial biasa didenisikan dengan limit, maka untuk turunan parsial
defenisinya adalah
f ( x, y ) f x x, y f ( x, y )
lim
x x 0 x
f ( x, y ) f x, y y f ( x, y )
lim
y x 0 y
f 2 f f 2 f 2 f 3 f
, , dan sebagainya
x x x 2 x y xy x xy x 2 y
x3 y2 x 3 xy 2
f x, y sin x cos y x 1 x
3! 2! 3! 2!
Atau misalnya suatu fungsi lain yaitu ln(1 + x – y) yang dinyatakan sbb:
ln 1 x y x y
x y
2
x y
3
2 3
x2 y 2 x3 2 2 y3
x y xy x y xy
2 2 3 3
3
Terlihat bahwa secara umum akan diperoleh suku-suku yang jumlah pangkat
variabel x dan y masing-masing 0, 1, 2, 3 … Sehingga uraian deret MacLaurin
untuk fungsi dua variabel secara umum berbentuk
Sedangkan uraian deret pangkat dalam variabel x dan y untuk suatu fungsi
sembarang di sekitar titik (a; b) (uraian deret Taylor) secara umum dapat
dinyatakan sebagai berikut
Koefisien c00 dapat diperoleh dari f(a,b). Selanjutnya bila deret tersebut
diturunkan terhadap x, dan kemudian dihitung nilainya pada x = a dan y = b
4
maka akan diperoleh koefisien c10
f ( x, y )
fx c10 2c20 ( x a ) c11 ( y b)
x
1 f 1
c10 f x ( a, b)
2 x x a , y b 2
f ( x, y )
fx c01 c11 ( x a ) 2c02 ( y b)
y
1 f 1
c01 f y ( a , b)
2 y x a , y b
2
1 1 1
c20 f xx ( a, b), c11 f xy ( a, b), c02 f yy (a, b) dst 5
2 2 2
Secara umum akan dapat diperoleh bentuk uraian deret pangkat (deret Taylor)
di sekitar titik (a,b) untuk fungsi dua variabel adalah sebagai berikut
n
1
f ( x, y ) x a y b f (a, b)
n 0 n! x y
z z
z f x, y dz dx dy
x y
f f
df dx dy y exp( x y )dx exp( x y ) y exp( x y )dy
x y
Sedangkan turunan total (total derivative) atau sering juga disebut sebagai
turunan (derivative) suatu fungsi f(x,y) terhadap variabel x dan y dapat
diperoleh sebagai berikut
df ( x, y ) f f dy
dx x y x
df ( x, y ) f dx f
dy y y y
7
Contoh 2. Tentukanlah turunan 2 terhadap variable
f ( x, y ) x 3 xy
total fungsi x jika y = arcsin x
df f dx f dy f f dy
dx x dx y x x y x
karena f ( x, y ) x 2 3 xy dan y arc sin x, maka
f f dy 1
2 x 3 y, 3 x dan ,
x y x 1 x 2
df 3x
Jadi 2 x 3 y
dx 1 x2
8
4.3 Hubungan Resiprok dan Siklik
x x x y y x
dx dy dz dx dz dz
y z z y y z x z z x z y
x y x y x
dx dz.............................(**)
y z x z y z z x z y
9
Jika ditinjau untuk keadaan z konstan yang berarti dz = 0 maka persamaan
tersebut di atas menjadi
x y x y
dx dx 0 1
y z x z y z x z
Hal penting lainnya yang dapat diperoleh adalah bila x konstan yang ber-
arti dx = 0, maka dari persamaan (**) akan diperoleh
x y x
0
y z z x z y
z
selanjutnya bila persamaan tersebut di atas dikalikan dengan
x y
x y z x z
0
y z z x x y z y x y
x y z x z
10
y z z x x y z y x y
Kemudian dengan menggunakan hubungan resiprok yang telah diperoleh se
belumnya, maka
z x 1 sehingga x z
1 dan selanjutnya diperoleh
x y z y z y x y
Hal yang sama juga dapat dilakukan untuk fungsi multivariabel. Misalkan
z = f(x(t), y(t)), maka dapat dinyatakan
11
dz z dx z dy
dt x dt y dt
Misalkan suatu fungsi multivariabel z = f(x,y) dengan x dan y masing-
masing adalah fungsi dengan dua variabel yaitu s dan t. Hal ini berarti z
adalah fungsi dari s dan t sehingga dapat diperoleh turunan parsial z
terhadap s dan juga terhadap t. Turunan parsialnya dapat dinyatakan
sebagai berikut
z z x z y z z x z y
, .......(2*)
s x s y s t x t y t
Contoh 1. Misalnya suatu fungsi z = xy dengan x = sin(s + t) dan y = s - t, maka
z z x x y y
y, x, cos st , cos st , 1 dan 1
x y s t s t
z
sehingga diperoleh y cos( s t ) x(1) s t cos( s t ) x
s
z
y cos( s t ) x 1 s t cos( s t ) x 12
t
Contoh 2. Hitunglah u u
, jika u x 2 2 xy y ln z , x s t 2 , y s t 2 , z 2t ,
s t
dengan menggunakan turunan parsial terhadap s dan t maka
u u x u y u z u u x u y u z
s x s y s z s t x t y t z t
u u u y x y z
2 x 2 y, 2 x ln z , , 1, 1, 0
x y z z s s s
x y z
2t , 2t , 2
t t t
u y
2 x 2 y 1 2 x ln z 1 0 4 x 2 y ln z
s z
u y 2y
2 x 2 y 2t 2 x ln z 2t 2 4 yt 2 ln z
s z z
13
Dengan cara yang lain jika kita perhatikan soal di atas maka u = f(x,y,z)
maka turunan total u adalah
u u u y
du dx dy dz 2 x 2 y dx 2 x ln z dy dz
x y z z
x x y y z
dx ds dt ds 2tdt , dy ds dt ds 2tdt , dz dt 2dt
s t s t t
Jadi
y
du 2 x 2 y ds 2tdt 2 x ln z ds 2tdt 2dt
z
y
2 x 2 y 2 x ln z ds 4 xt 4 yt 4 xt 2t ln z dt
z
2y
4 x 2 y ln z ds 4 yt 2t ln z dt.
z
u u 2y
4 x 2 y ln z, 4 yt 2t ln z .
s t z 14
Persamaan (2*) dapat juga dituliskan dalam notasi matriks.
Jika u = f(x,y,z), x(s,t), y(s,t), z(s,t), maka dapat dituliskan
x x
s t
u u u u u y y
s t x y z s t
z z
s t
Sekarang kita memerlukan dx dan dy yang dinyatakan dalam dt. Untuk itu
kita diferensialkan kedua persamaan yang lain
2 xdx 2 ydy 2tdt ,
y
y
sin tdx x cos tdt ye e dy 15
Yang dapat disusun kembali menjadi
tdt y
x cos tdt y 1e y t y 1e y xy cos t
dx dt ,
x y x y 1e y sin t
y
sin t y 1e y
dan x tdt
sin t x cos tdt x 2 cos t t sin t
dy dt ,
x y x y 1e y sin t
y
sin t y 1e y 16
Setelah dx dan dy kita dapatkan, selanjutnya kita substitusi ke persamaan dz
atau
17
4.5 Diferensial Implisit
d 3 d
x 3xy d y 3 d 2
dx dx dx dx
2 dx dy dx 2 dy
3x 3x 3y 3y 0
dx dx dx dx
dy dy 3 x 2 3 y x 2 y
2
3x 3 y
dx
2
3x 3 y 0
dx 3 x 3 y 2
x y 2
18
Contoh 1. Tentukan dx d 2 x Dari fungsi x ex t
, 2
dt dt
Jika fungsi persamaan tersebut didiferensialkan terhadap t maka akan diperoleh
dx x dx dx 1
e 1
dt dt dt 1 e x
2
dx x dx differentiating again d 2 x x d 2 x x dx
e 1 2 e 2 e 0
dt dt dt dt dt
d 2x
x x dx
2
d
1 e e 2
2
x e dt
x dx 2
ex
dt 2
dt dt 1 e x
1 ex
3
19
dy
Contoh 2. Tentukan dari fungsi ye xy sin x
dx
d d dy xy d xy dx
dx
ye xy sin x
dx dx dx
e y e cos x
dx
dy dx dy
e xy y ye xy xe xy cos x
dx dx dx
dy xy dy cos x y 2 e xy
dx
e xye xy 2 xy
y e cos x
dx
xy
e xye xy
20
2.6 Aplikasi Diferensial Parsial
Untuk menguji titik-titik maksimun dan minimun dari fungsi dua ariabel (misal
x dan y), dapat dilakukan dengan cara sbb:
f f di titik (a, b) maka
Jika 0
x y
2
(a, b) merupakan titik 2 f 2 f 2 f 2 f 2 f
2 0, 2 0 dan 2 2
minimun fungsi jika : x y x y xy
2
(a, b) merupakan titik f
2
f
2
f 2
f
2
f
2
2 0, 2 0 dan 2 2
minimun fungsi jika : x y x y xy
(a, b) bukan merupakan titikmaksimun atau minimun fungsi jika :
2
2 f 2 f 2 f
2 2
x y xy
2 f 2 f 2 f 2 f
termasuk jika 2 2
0, yakni 2 dan 2
berlawanan tan da21
x y x y
Contoh 1. Cari titik-titik maksimun dan minimun dari fungsi berikut :
f(x, y) = x2 + y2 + 2x – 4y + 10
Pertama kita buat f f
2 x 2 0, 2 y 4 0,
x y
Dari kedua persamaan ini didapat x = -1 dan y = 2, jadi titik (a, b) = (-1, 2)
Sekarang kita cek titik (-1, 2) merupakan titik maksimun atau minimun f(x,y)
2 f 2 f
2 2 x 2 2, dan 2 2 y 4 2
x ( 1, 2) x ( 1, 2 ) y ( 1, 2) y ( 1, 2 )
2 f 2 f
2 2 22 4,
x y
2
f
2
f
2
2 x 2 ( 1, 2) 0 dan 0
xy ( 1, 2) y xy
22
2
sehingga f
2
f 2
f 2
f
2
23
Contoh 2. Tentukan jarak terpendek dari titik awal koordinat (0, 0) ke
kurva y = 1 – x2 pada bidang (x, y)
Penyelesaian
F ( x, y ) f ( x, y ) ( x, y )
F ( x, y ) x 2 y 2 ( y x 2 )
F
Kemudian kita cari dua turunan 2 x 2x 0,
parsial dari F dan kita set x
nilainya masing-masing sama F
dengan nol : 2 y 0,
y 24
Terakhir memecahkan kedua persamaan terakhir bersama-sama persamaan
kendalauntukmencari nilai x, y, 𝞴. Dari persamaan
F
2 x 2x 2 x(1 ) 0 x 0, 1
x
Untuk x =0, dari persamaan kendala didapat
1 1 1
x2 1 y 1 x 2
2 2 2
1 1
sehingga titik ( x, y ) ( 2 , )
2 2
25
Dengan demikian penyelesaian ini menghasilkan tiga buah titik. Dari ketiga
titik ini yang jaraknya minimun dari asal (0, 0) adalah
Titik (0, 1) d x 2 y 2 0 2 12 1
2 2
1 1 1 1 1
Titik ( 2, ) d x2 y2 2 3
2 2 2 2 2
2 2
1 1 2 2 1 1 1
( 2, ) d x y 2 3
2 2 2 2 2
Jadi jarak yang terpendek adalah dari titik asal kurva kurva y = 1 – x2 adalah
1 1 1
3 yaitu dari titik (0, 0) ke titik ( 2 , )
2 2 2
26
Contoh 3. Tentukan luas segi empat terbesar yang sisi-sisinya sejajar dengan
sumbu-sumbu koordinat, dan dibatasi elips:
x2 y2
2
2 1
a b
Untuk menyelesaikansoal ini, kita tinjau titik (x, y) merupakan titik sudut
pada kuadrat pertama dimana segi empat menyentuh elips, maka titik (x, y)
memenuhi persamaan ellips dan luas segi empat adalah A = 4xy (terdapat
empat kuadran). Masalah kita adalah memaksimunkan f(x, y) = A = 4xy,
dihubrngkan dengan persamaan ellips (persamaan kendala)
F ( x, y ) f ( x, y ) ( x, y )
x2 y2
F ( x, y ) 4 xy ( 2 2 )
a b
27
Kemudian kita cari dua turunan parsial dari F(x,y) dan kita set nilainya
masing-masing sama dengan nol :
F 2 x F 2y
4 y 2 0 , dan 4x 2 0
x a y b
Persamaan pertama kita kalikan dengan x dan persamaan kedua dengan y,
lalu keduanya kita jumlahkan, maka kita peroleh
2x 2 2y 2
4 xy 2 0 4 xy 2 0
a b
x2 y2 x2 y2
8 xy 2 2 2 0, tetapi 2 2 1 maka
a b a b
8 xy 2 0 atau 4 xy
2x2 a
4 2 0 , atau x
a 2
Dengan cara yang sama, kita b
substitusikan 𝞴=-4xy ke persamaan y
(𝜕F/ 𝜕y)= 0, diperoleh 2
a b 4ab
A 4 xy 4 2ab
2 2 2
29
Contoh 4. Tentukan jarak minimun dari titik asal (0, 0, 0) ke garis yang
merupakan bidang xy = 6 dan bidang 7x + 24z =0
Dari soal di atas, yang akan diminimunkan adalah jarak d = √(x2 + y2 + z2),
maka kita pilih f(x, y, z) = x2 + y2 + z2, , sedangkan kendalanya adalah dua
ersamaan yaitu : Փ1 = xy =6 dan Փ2 = 7x + 24z =0, sehingga fungsi baru sbb:
F f 11 22
x 2 y 2 z 2 1 xy 2 7 x 24 z
Selanjutnya kita cari tiga turunan parsial dari F dan kita set sama dengan nol.
F F F
2 x 1 y 72 0, 2 y 1 x 0, 2 z 242 0.
x y z
Jarak minimun dari titik asal ke garis perpotongan bidang xy =6 dan bidang
7x – 24z = 0
2 2 2
12 5 7
d x2 y 2 z 2
d 5 / 2. 31
15 2 0
2.5.2 Persoalan Batas
Turunan parsial sama dengan nol hanya memberikan titik yang bersifat eks-
tremum dalam suatu daerah. Namun perlu diingat jika daerah yang ditinjau
terbatas, maka bisa jadi terdapat nilai maksimum atau minimum pada daerah
batas ataupun titik ujung. Untuk itu perlu diuji kemungkinan adanya nilai
ekstremum pada bidang batas ataupun titik batas.
Contoh 1. Temperatur pada suatu lempeng yang dibatasi oleh garis x = ±1 dan
y = ± 1 dinyatakan dengan persamaan T = 2x2 - 3y2 - 2x + 10. Tentukan
temperatur tertinggi dan terendah pada lempeng tersebut.
Titik ekstrimum di dalam daerah dapat diperoleh dengan
T T
4 x 2 0, x 1 / 2 , 6y 0 y 0
x y
T ( x 1, y ) 2 3 y 2 2 10 10 3 y 2
2 F F F F 2
2 F 2F 2F
2
( ) v ( )v ( ) v ( 2 2 2)
t t t r s r s r rs s
s z s z t z z s z s z t z z
2 3
x s x t x s t y s y t y s t
2 z z 2 z 2 z 2z
2
( ) 4 2 9 2 12
x x x s t st
2 z z 2z 2z 2z
2
( ) 2 2 2
y y y s t st
2z z 2z 2z 2z
( ) 2 2 3 2 5
xy x y s t st
37