Turunan Parsial
-Irma Wulandari-
Pengertian Turunan Parsial
y
Rata-rata perubahan suhu
x
pelat T per satuan panjang
T = f(x,y) dalam arah sumbu x, sejauh
x, untuk koordinat y tetap ;
f f ( x x, y ) f ( x, y )
Rata-rata perubahan suhu pelat x x
T per satuan panjang dalam
arah sumbu y, sejauh y, untuk
koordinat x tetap ;
f f ( x, y y ) f ( x, y )
y y
Pengertian Turunan Parsial
f f ( x, y y ) f ( x, y ) (1b)
lim
y y 0 y
f f Menyatakan perubahan suhu per satuan panjang di
dan
x y setiap titik dalam arah x , dan y
Pengertian Turunan Parsial
f adalah turunan fungsi f(x,y) terhadap x dengan
x memperlakukan y sebagai suatu tetapan, yang disebut
turunan parsial fungsi f(x,y) terhadap x
Lambang lain
f f
= fx (x,y) = fy (x,y)
x y
Pengertian Turunan Parsial
f 2 f
2 f xx
x x x
f 2 f
f yx
f 2 f x y xy
2 f yy
y y y
Contoh 1
f
f 2 xy x cos( xy) 2 y cos xy xy sin( xy)
y 2 y cos( xy) x y x
x
f 2
y x y
y y cos( xy) 2 y cos xy xy sin( xy)
2 f f
( 2 xy x cos( xy)) 2 x x 2
sin xy
y 2
y y y
f f
x y y x
Contoh 2
Tinjau pers. Gas ideal PV = nRT, dengan P,V, dan T berturut-turut adalah
tekanan, volume dan suhu gas ideal; sedangkan n adalah jumlah mol gas, dan R
suatu tetapan fisika, yaitu tetapan gas semesta (universal). Berikut kita akan
menganggap n tetap.
Jika kita pecahkan bagi P, diperoleh:
nRT P nR P nRT
P dan 2
V T V V V
Jawab.
fx = y2 y cos (xy) dan fy = 2xy - x cos (xy)
Sehingga turunan totalnya :
df = (y2 y cos (xy) )dx + (2xy - x cos (xy)dy
Contoh 4 (1)
g = 42l/T2
ln g = ln(42) + ln l ln T2
atau dg dl dT
2
g l T
Menurut ketidaksamaan segitiga :
dg dl dT
2
g l T
( / x) asalkan
dy
0
d dx dy dx ( / y ) x
x y
Solusi :
(x, y, z) = x2 + y2 + z2 - 1 =0
2y 2z
2x y z
x
Dengan demikian :
dz x dz y Jika z = 0, sepanjang lingkaran
x2 + y2 = 1, kedua turunan
dx z dy z
parsial ini takterdifinisikan.
PENERAPAN DALAM
TERMODINAMIKA (1)
Hukum Pertama Termodinamika
Jika pada sebuah sistem yang berinteraksi secara termal dengan
lingkungan melakukan usaha terhadap lingkungan sebesar W,
maka sistem tersebut akan mengalami pertambahan energi dalam
dU, dan menerima atau melepas kalor sebanyak Q, menurut
hubungan Q = dU + W
Q dan W untuk membedakan bahwa pertambahan kalor, dan
usaha bergantung pada jenis proses, sedangkan dU menyatakan
diferensial total energi dalam sistem.
Untuk sistem gas, keadaan sistem ditentukan P,V, dan T melalui pers.
Keadaan F(P, V, T) = 0
Gas ideal : PV = nRT dan umumnya U (T, V), sedangkan W = P dV
PENERAPAN DALAM
TERMODINAMIKA (2)
Hukum Termodinamika Kedua
Bagi proses irreversibel (terbalikkan ), kalor Q = TdS, dengan S adalah
entropi
Hukum pertama termodinamika :
T dS = dU + P dV, atau dU = - TdS + P dV
U T
Tampak bahwa U = U(S, V)
U V S V
T
U U S
dU dS dV U P
U
S V P
V S V S
U U T P Relasi Maxwell besaran-
V S S V V S besaran termodinamika
PENERAPAN DALAM
TERMODINAMIKA (3)
Dengan cara yang sama, tunjukkan relasi Maxwell berikut:
T V S P S V
; ;
P S V T P T