Anda di halaman 1dari 124

PERKULIAHAN KE 1-2

Tujuan Pembelajaran
Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu :
1.

Menjelaskan dengan benar pengertian dasar, azas etika dan sistematika etika.

2.

Menjelaskan dengan benar pengertian etika profesi, ciri-ciri sebuah profesi,


syarat-syarat suatu profesi dan peranan etika dalam profesi.
Pokok Bahasan : Pendahuluan

Deskripsi Singkat : Dalam pertemuan ini anda akan mempelajari pengertian dasar,
azas dan sistematika etika dalam kehidupan bermasyarakat, serta bagaimana etika
profesi

menjiwai

seseorang

dalam

menjalankan

tugasnya

sehingga

menyelesaikannya dengan seksama untuk memperoleh hasil kerja yang


memuaskan.
I.

Bahan Bacaan
1. Bertenz, K., 1997. Etika, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
2. Susanto, A.B., 1997. Profesionalisme Image, Grasindo, Jakarta.
3. Zubair, A. Charris, 1990, Kuliah Etika, CV. Rajawali, Jakarta.

II.

Bacaan Tambahan :
1. Susatyo Herlambang, 2011. Etika Profesi Tenaga Kesehatan, Gosyen
Publishing, Yogyakarta.

III.

Pertanyaan Kunci/Tugas :
1. Bagaimana manusia harus hidup secara baik agar ia benar-benar
menjadi manusia yang baik?
2. Banyak orang bekerja tidak sesuai dengan disiplin ilmunya, bagaimana
menurut pendapat anda apakah dapat dikatakan profesi?

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Pengertian Dasar Etika


Dalam pergaulan hidup bermasyarakat diperlukan suatu sistem yang

mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan pergaulan


yang dimaksud sebagai pedoman pergaulan untuk menjaga kepentingan setiap
manusia yang terlibat dalam pergaulan. Hal ini dimaksudkan agar kehidupan
menjadi senang, tenang, tentram, dan tanpa merugikan kepentingan orang lain
yang sedang dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak
bertentangan dengan hak-hak asasi manusia pada umumnya.
Sesungguhnya untuk memahami etika, maka perlu terlebih dahulu
membedakan etika dengan moralitas. Moralitas adalah sistem nilai tentang
bagaimana harus hidup secara baik sebagai manusia. Moralitas adalah tradisi
kepercayaan, dalam agama atau kebudayaan, tentang perilaku yang baik dan
buruk. (Frans Magnis-Suseno dalam A. Sony Keraf). Sistem nilai terkandung
dalam ajaran berbentuk petuah-petuah, nasihat, wejangan, peraturan, perintah dan
semacamnya yang diwariskan secara turun temurun melalui agama atau
kebudayaan tertentu tentang bagaimana manusia harus hidup secara baik agar ia
benar-benar menjadi manusia yang baik.
Perbedaan moralitas dan etika adalah moralitas adalah petunjuk konkret
yang siap pakai tentang bagaimana kita harus hidup. Sedangkan etika adalah
perwujudan dan pengejawantahan secara kritis dan rasional ajaran moral yang
siap pakai itu. Moralitas mengatakan kepada kita inilah caranya Anda harus
melangkah, sedangkan Etika justru mempersoalkan :Apakah saya harus
melangkah dengan cara itu?
Persamaan moralitas dan etika adalah memberi kepada manusia orientasi
bagaimana dan ke mana kita harus melangkah dalam hidup ini. Berikut ini kami
akan uraikan tentang etika, etiket, moral, dan kode etik.

1.1.1.

Etika

Etika disebut dengan istilah etik/ethics (Inggris). Asal kata Etika dari bahasa
Latin Ethicus, Bahasa Yunani Ethicos : Ethikas berarti kebiasaan. Arti asli
adalah Baik apabila sesuai dengan kebiasaan masyarakat. Arti sekarang adalah
Ilmu yang membicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia,
mana yang dinilai baik dan mana yang dinilai tidak baik. Etika sebagai ilmu
normatif berisi ketentuan-ketentuan (norma-norma) dan nilai-nilai yang dapat
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Etika tidak membahas keadaan
manusia, melainkan membahas bagaimana manusia itu seharusnya bertingkah
laku dengan benar. Adapun Macam-macam etika yakni:
a. Etika Pribadi yaitu perbuatan dinilai baik/buruk oleh diri-nya sendiri.
Contoh: Seseorang yang disibukkan oleh kesuksesan usahanya tetapi ia lupa
akan diri pribadinya dengan Tuhan ia melupakan kewajibannya.
b. Etika Sosial yaitu perbuatan dinilai baik atau buruk oleh masyarakat/orangorang di sekitarnya. Misalnya: Seorang pejabat negara, ia melakukan
penggelapan (korupsi) berarti perbuatannya merusak etika sosial.
1.1.2.

Etiket

Dari kata Perancis Etiquette : kata undangan yang lazim dipakai oleh rajaraja Perancis untuk pesta. Arti sekarang adalah cara berbicara, cara berpakaian,
cara duduk, cara menerima tamu, sopan santun lainnya. Nilai yang harus
dijunjung tinggi dalam etiket adalah :
a. Kepentingan umum; b. Kejujuran, keterbukaan, komunikan; c. Nilai-nilai
kesejahteraan; d. Nilai-nilai kesopanan, harga-menghargai; e.Nilai diskresi
adalah mampu membedakan sesuatu yang patut dirahasiakan dan yang boleh
dikatakan/tidak dikatakan.
Perbedaan Etiket dan Etika
Etiket menitikberatkan sikap jasmaniah/lahiriah saja, misal: lewat di
depan orang tua/orang yang dihormati membungkukan badan. Sedangkan Etika
menitikberatkan sikap jasmaniah dan rohaniah. Contoh Lewat di depan orang

tua membungkukkan badan adalah tata krama pergaulan (etiket) dan oleh orang
lain dinilai baik karena telah menghormati orang tua (etika).
1.1.3.

Moral

Dari bahasa Latin Mores: aturan kesusilaan yang meliputi semua norma
untuk kelakuan, perbuatan, tingkah laku yang baik. Ada dua macam moral:
a.

Moral Murni: ada pada setiap manusia sebagai suatu pengejawantahan dari
pancaran Ilahi (hati nurani)

b.

Moral Terapan: didapat dari ajaran berbagai filosofis agama, adat yang
menguasai pemikiran manusia.

Moral adalah kepahaman/pengertian mengenai hal yang baik dan tidak baik
sedangkan Etika adalah tingkah laku manusia mental dan fisik mengenai halhal yang sesuai dengan moral itu. Obyek etika adalah pernyataan-pernyataan
moral. Dr. Cony Semiawan mengatakan bahwa manusia ada 2 tipe yaitu:
a.

Tipe Kedondong : luarnya bagus, dalamnya masam/jelek

b.

Tipe Durian : luarnya jelek, dalamnya enak/bagus.


Manusia yang baik: Gabungan dari tipe kedondong dan durian luarnya
bagus dalamnya juga bagus.

1.1.4.

Kode Etik

Merupakan aturan-aturan susila atau sikap sekumpulan orang yang tergabung


dalam suatu organisasi (organisasi profesi). Kode etik merupakan suatu bentuk
persetujuan bersama yang timbul secara murni dari diri pribadi para anggota.
Kode etik merupakan rangkaian ketentuan & peraturan yang di-sepakati
bersama guna mengatur tingkah laku para anggota organisasi yang memiliki
kebersamaan kepentingan. Contoh: ISI, KORPRI, IDI dan lain-lain.
1.2. Azas Etika
Untuk mempelajari etika perlu mengetahui asas etika, yakni:
1.2.1. Etika Deskriptif
Etika deskriptif pada hakikatnya membandingkan dengan bentuk
masyarakat yang berlainan dan kemudian diselidiki sejarah suatu daerah
dan seterusnya. Etika ini erat hubungannya dengan antropologi, sosiologi

dan psikologi yang mempelajari dan mencatat serta menguraikan moral


suatu masyarakat, kebudayaan dan bangsa.
1.2.2. Etika Normatif
Etika secara sistematis berusaha menyajikan serta membenarkan suatu
sistem moral, yang terdiri atas nilai-nilai dasar moral dan aturan moral
yang menguasai perilaku manusia. Etika ini memiliki peranan yaitu:
a. Berusaha

menerangkan

berbagai

norma,

peraturan,

pernyataan

kewajiban dan nilai moral yang membentuk norma-norma dalam suatu


masyarakat. Contoh: Pengusaha Jepang berpendapat, bahwa ia wajib
melakukan harakiri (bunuh diri) dan dibenarkan oleh norma, karena ia
telah membiarkan perusahaannya menjadi bangkrut dan dengan
demikian mengecewakan kepercayaan para pemegang saham. Bagi
orang
b. Berusaha dengan berbagai cara membenarkan prinsip dasar moral.
Contoh: orang dari desa dengan mengenakan pakaian apa adanya di
Jakarta, mungkin dianggap tidak sopan, tetapi hal demikian tidak akan
dinilai sebagai suatu perbuatan kriminal.
1.2.3. Meta Etika
Meta etika sering disebut dengan etika analisa yaitu etika yang mengkaji
makna dan istilah norma dan logika atau penalaran moral, misalnya
apakah yang dimaksud dengan tanggung jawab moral serta pengertianpengertian yang sejenis.
1.3. Sistematika Etika
Etika Umum
Etika

Etika Individual (pribadi)


Etika Khusus
Etika Sosial

Etika Keluarga

Biomedis

Etika Profesi

Bisnis

Etika Politik

Hukum

Etika Ling.Hidup

Ilmu Pengetahuan

Etika umum berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia


bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori
etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam
bertindak serta tolok ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan.
Etika ini dianalogkan dengan ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai
pengertian umum dan teori-teori. Etika umum terdiri atas norma yaitu:
a.

Norma sopan santun, hanya berlaku berdasarkan suatu kebiasaan yang dapat
berkembang dan berubah sesuai dengan situasi. Sedangkan norma sopan
santun berdasarkan kesepakatan disebut konvensi.

b.

Norma hukum, adalah norma yang mengatur tata nilai dan bila dilanggar
pelakunya dapat dituntut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Etika khusus adalah penerapan etika umum dalam kegiatan profesi, misalnya
Etika Guru, Etika Sekretaris, Etika Dokter, Etika Bisnis, Etika Wartawan,
Etika khusus berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan masing-masing profesi.
Etika Individual (pribadi) Etika ini menyangkut kewajiban dan sikap manusia
terhadap dirinya sendiri. Sedangkan Etika Sosial adalah membicarakan
mengenai kewajiban, individual dan etika sosial saling berkaitan dan
mempengaruhi satu sama lain. Etika ini menyangkut hubungan manusia
dengan manusia, baik secara perorangan dan langsung maupun secara
bersama dan dalam bentuk kelembagaan (keluarga, masyarakat dan negara).
Tujuan etika sosial adalah untuk menggugah kesadaran kita akan tanggung
jawab kita sebagai manusia dalam kehidupan bersama dalam segala
dimensinya.

1.4.

Etika Profesi
Etika ini memberi arah dan petunjuk untuk membentuk kepribadian

seseorang sesuai dengan bidang profesinya. Etika profesi menjiwai seseorang


dalam menjalankan tugasnya sehingga menyelesaikannya dengan seksama untuk
memperoleh hasil kerja yang memuaskan. Profesi adalah pekerjaan yang
dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang
mengandalkan suatu keahlian. Orang yang profesional adalah seseorang yang

hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam
suatu kegiatan tertentu yang menuntut keahlian, sementara orang lain melakukan
hal yang sama sebagai sekedar hobi, senang-senang, untuk mengisi waktu luang.
Dengan demikian orang yg profesional adalah orang yg tahu akan keahlian dan
keterampilannya, meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya
itu, hidup dari profesinya, dan bangga akan pekerjaanya itu.

1.5. Ciri-ciri Sebuah Profesi


Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada sebuah
profesi :
1.5.1. Adanya pengetahuan khusus, keahlian dan keterampilan biasanya
dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahuntahun.
1.5.2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Artinya adanya
aturan permainan dalam menjalankan atau mengemban profesi itu,
yang biasanya disebut dengan kode etik (kode etik dokter,
pengacara). Kode etik ini harus dipenuhi dan ditaati oleh semua
anggota profesi yang bersangkutan.
1.5.3. Pengabdian

kepada

kepentingan

masyarakat.

Artinya

lebih

mementingkan kepentingan masyarakat dari pada kepentingan diri


sendiri atau anggota profesi.
1.5.4. Ada izin khusus untuk menjalankan profesi atau kegiatan itu. Guna
untuk melindungi masyarakat dari pelaksanaan profesi yang tidak
becus. Wujud izin berupa sumpah, atau pengukuhan resmi di depan
umum.
1.5.5. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu organisasi
profesi.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut di atas kaum profesional adalah orang
yang memiliki tolak ukur prilaku yang berada di atas rata-rata. Di satu pihak ada
tuntutan atau tantangan yang sangat berat, tetapi dilain pihak ada suatu kejelasan
mengenai pola perilaku yang baik dalam kerangka kepentingan masyarakat.

1.6.

Syarat-syarat Suatu Profesi


Seseorang yang melakukan tugas atau tanggung jawab yang diberikan

kepadanya harus bertanggung jawab terhadap hasil atau dampak dari pada
pekerjaannya. Adapun syarat-syarat suatu profesi adalah :
1.6.1. Melibatkan kegiatan intelektual
1.6.2. Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
1.6.3. Memerlukan persiapan profesional dan bukan sekedar latihan.
1.6.4. Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
1.6.5. Menjanjikan karir hidupdan keanggotaan yang permanen.
1.6.6. Mementingkan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi.
1.6.7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin kuat
1.6.8. Menentukan baku standar sendiri, dalam hal kode etik.
1.7.

Peranan Etika dalam Profesi


Etika profesi mengandung unsur tentang pengorbanan demi kemanusiaan,

dedikasi dan pengabdian masyarakat :


1.7.1 Nilai-nilai etika adalah milik semua kelompok masyarakat, bahkan
kelompok kecil yaitu keluarga. Nilai-nilai etika tersebut diharapkan
akan mempunyai tata nilai untuk mengatur kehidupan bersama.
1.7.2 Golongan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai yang menjadikan
landasan dalam pergaulan baik dengan kelompok atau masyarakat
umum maupun dengan sesama anggotanya yaitu masyarakat
profesional.
1.7.3 Pandangan masyarakat menjadi semakin tajam manakala perilaku
sebagian anggota profesinya tidak didasarkan pada nilai-nilai
pergaulan yang telah disepakati.
1.8.

Penutup
Kesimpulan
1. Etika adalah Ilmu

yang

membicarakan

masalah perbuatan atau

tingkah laku manusia, mana yang dinilai baik dan mana yang dinilai
tidak baik.

2. Moral adalah aturan kesusilaan yang meliputi semua norma untuk


kelakuan, perbuatan, tingkah laku yang baik.
3. Kode Etik adalah aturan-aturan susila atau sikap sekumpulan orang
yang tergabung dalam suatu organisasi (organisasi profesi)
4. Asas Etika terdiri dari etika deskriptif, etika normatif, dan meta etika
Tes/Umpan Balik (Soal-Soal Latihan)
1.

Apa perbedaan antara etika, moral dan etiket serta kode etik?

2.

Jelaskan Syarat-syarat suatu profesi?

3.

Apa peranan etika dalam profesi?

4.

Bagaimana manusia harus hidup secara baik agar ia benar-benar


menjadi manusia yang baik?

5.

Banyak orang bekerja tidak sesuai dengan disiplin ilmunya,


bagaimana menurut pendapat anda apakah dapat dikatakan profesi?

PERKULIAHAN KE 3 - 4

Tujuan Pembelajaran
Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menjelaskan dengan benar sejarah teknik kimia, visi misi teknik kimia.
2. Menjelaskan dengan benar kompetensi dan lapangan kerja lulusan teknik
kimia serta sertifikasi profesi teknik kimia.
Pokok Bahasan : Etika Profesi Teknik Kimia
Deskripsi Singkat : Dalam pertemuan ini anda akan mempelajari sejarah, visi misi
dan tujuan profesi teknik kimia, kompetensi dan lapangan kerja lulusan teknik
kimia dan sertifikasi profesi teknik kimia serta bagaimana lulusan teknik kimia
mampu untuk mengolah data yang diperoleh dari berbagai sumber sesuai dengan
kebutuhan

I.

Bahan Bacaan
1. Susanto, A.B. 1997. Profesionalisme Image. Grasindo. Jakarta
2. Surhim, Abdul Wahid. Etika Profesional

II. Bacaan Tambahan


1. Herlambang, Susatyo, 2011. Etika Profesi Tenaga Kesehatan. Gosyen
Publishing. Yogyakarta.
III. Pertanyaan Kunci/Tugas
1.

Menurut Guru besar teknik kimia UGM Yogyakarta, Prof. Ir. I Made
Bendiyasa,Msc.PhD, mengemukakan bahwa profesi teknik kimia sudah
dimulai sejak tahun 1888. Jelaskan asal mula terbentuknya teknik kimia.

2.

Profesi teknik kimia harus mempunyai kompetensi skill atau


keterampilan khusus. Sebutkan kompetensi skill yang harus dimiliki
seorang profesi teknik kimia.

10

BAB II
ETIKA PROFESI TEKNIK KIMIA

2.1.

Sejarah Profesi Teknik Kimia


Guru besar teknik kimia UGM Yogyakarta, Prof. Ir. I Made Bendiyasa,

Msc. PhD, mengemukakan bahwa profesi teknik kimia sudah dimulai sejak tahun
1888, dan istilah chemical engineer telah dikenal melalui technical circles sekitar
tahun 1880. pada waktu itu, chemichal engineer adalah mechanical engineer
yang mempunyai pengetahuan peralatan proses kimia atau forman pabrik kimia
dengan pengalamannya di pabrik kimia, tetapi dari segi pendidikannya dalam
bidang terkait sangat kurang, atau applied chemist, yang mempunyai pengetahuan
reaksi skala besar.
Hal itu dikatakan oleh staf pengajar jurusan teknik kimia fakultas teknik
UGM, ketika menyampaikan pidato pengukuhannya sebagai guru besar pada
fakultas teknik UGM dalam siding Majelis Guru Besar (MGB) dibalai senat
Bulaksumur Yogyakarta, Rabu (21/12). Menurut Prof Bendiyasa, profesi teknik
kimia pada awalnya dapat dikatakan sebagai penghubung antara kimia murni dan
teknik mesin. Teknik kimia pada waktu itu, ditujukan untuk membuat produk
suatu hasil reaksi kimia di laboratorium menjadi produk yang bernilai komersial
pada skala industri.
Dari beberapa definisi, teknik kimia tidak dapat dipisahkan dari proses dan
peralatan. Oleh karena itu, teknik kimia umumnya menganalisis bermacammacam proses yang terjadi di industri kimia melalui beberapa satuan operasi yang
terkait. Maka, disamping aspek keselamatan, bidang kesehatan dan lingkungan
juga harus dipertimbangkan, yang biasanya digabung menjadi satu dan sering
disingkat dengan safety, healt and chemical engineer (SHE).
Dikemukakan oleh prof Bendiyasa, perkembangan industri, teknologi,
maupun masyarakat, beberapa tahun ini sangat cepat. Maka untuk menghadapi
masalah-masalah tersebut, pendidikan teknik kimia harus memperhatikan basic
sciences, chemical engineer sciences, integrated system design dan holistic

11

thinking. Karena itulah, lulusan pendidikan teknik kimia yang penekanannya pada
basic principles diharapkan dapat berperan pada berbagai bidang. Seperti industri
kimia, minyak dan gas, makanan dan minuman, farmasi, medical technology,
environmental technology, automotive technology, micro-electronics, electronics
and anvanced materials, biotechnology, industri baja, perusahaan konsultan, serta
institusi pendidikan penelitian.
2.2.

Misi dan Tujuan Profesi Teknik Kimia


1.

Misi Teknik Kimia

Berdasarkan Misi Pendidikan Nasional, dan Misi Jurusan Teknik Kimia


dapat dirumusan sebagai berikut:
a.

Meningkatkan mutu lulusan serta mempertahankan sehingga


lulusan yang dihasilkan mampu:
1)

Berpikir

secara

sistematis

berdasarkan

logika

ilmu

pengetahuan
2)

Menerapkan pengetahuan ilmiah dalam menangani berbagai


problema yang ada dalam bidangnya

3)

Melakukan kegiatan perancangan dalam bidang proses dan


operasi teknik kimia.

b.

Memperlengkapi mahasiswa dengan kemampuan untuk melakukan


penelitian ilmiah.

2.

Tujuan Teknik Kimia

Adapun tujuan teknik kimia adalah sebagai berikut :


a.

Mampu menerapkan pengetahuan dasar seperti matematika, fisika,


kimia, dan biologi, serta prinsip-prinsip rekayasa proses

b.

Mampu

merancang

dan

melakukan

percobaan

serta

mampu

menganalisis, menginterpretasi data dan menyajikannya.


c.

Mampu untuk mendesain system, proses atau komponen untuk


memenuhi kebutuhan yang diinginkan

d.

Mampu bekerja dengan efektif tidak hanya sebagai seorang pribadi


tetapi dapat juga bekerjasama dalam satu tim yang multidisiplin

12

e.

Mampu mengenal, memformulasi dan menyelesaikan problema,


khususnya mendefinisikan ruang lingkup problema dalam sistem atau
proses kompleks.

f.

Mampunyai pengertian dan komitmen pada tanggung jawab dan etika


profesi.

g.

Mampu berkomunikasi secara efektif baik lisan maupun tulisan


dengan sarjana/professional dari dari profesi lain, dengan manejer dan
masyarakat secara luas.

h.

Mampu menggunakan bahasa Inggris secara lisan maupun tertulis,


khususnya untuk pelaporan teknis.

i.

Sadar akan pentingnya desain dan operasi yang aman, sadar akan
tanggung jawabnya sebagai sarjana terhadap lingkungan yang
meliputi prinsip-prinsip pengembangan keberlanjutan dan pengertian
tentang pengaruh solusi rekayasa dalam konteks budaya, masyarakat
dan global.

j.

Mempunyai pengertian mengenai operasi bisnis, hubungan bisnis,


kewirausahawan dan proses inovasi serta pengertian tentang
bagaimana kontribusi dari seorang lulusan untuk hal-hal ini.

k.

Mempunyai pengetahuan tentang masalah-masalah mutahir.

l.

Menyadari perlu mempertahankan kompetensi dan mempunyai


keinginan besar untuk mengalami proses pembelajaran seumur hidup.

m. Mampu untuk mempergunakan cara-cara, keterampilan dan piranti


teknologi modern yang diperlukan dalam praktek kerekayasaan.
n.

Memiliki kompetensi yang cukup dan keahlian yang mendalam,


sekurang-kurangnya untuk satu bidang rekayasa khusus.

o.

Mempunyai kesadaran akan pentingnya teknologi informasi dan


kemampuan untuk mengolah data yang diperoleh dari berbagai
sumber sesuai dengan kebutuhan.

2.3.

Kompetensi Profesi Teknik Kimia


1. Kompetensi Skill Teknik Kimia
Seorang profesi teknik kimia memiliki kompetensi skill sebagai berikut:

13

a. Mampu merancang dan mengembangkan proses yang meliputi


Konstruksi industri proses, perancangan dan sistem perekayasaan,
pengembangan

produk,

studi

kelayakan

proses

dan

ekonomi,

Pengembangan proses dan operasi pabrik uji coba (pilot plant operation).
b. Mampu mengoperasikan industri proses dan mengorganisir sumber
daya manusia yang meliputi: Manajemen produksi dan pemeliharaan,
pengendalian proses (process control), Perlindungan lingkungan dan
produksi bersih, keamanan Proses, dan penanganan bahan-bahan dan
limbah berbahaya;
c. Mampu berinovasi dan berfikir kreatif dalam rangka mengembangkan
industri proses secara integrasi yang meliputi : Pelayanan penjualan dan
pelayanan teknis, penelitian pasar (Market Research), Bantuan teknis
(Technical Assistance) dan penelitian.
2. Kompetensi skill kimia analisis
a. Mampu membuat berbagai macam larutan (reagen); b. Mampu
menangani (menyimpan) bahan kimia; c. Mampu merawat peralatan
analisis; d. Mampu melakukan analisis kualitatif secara konvensional e.
Mampu melakukan analisis kuantitatif secara konvensional; f. Mampu
merawat dan mengoperasikan berbagai alat instrument analisis; g.
Mampu menyusun dan mengarsipkan laporan hasil pengujian; h. Mampu
melakukan sampling untuk analisis; i. Mampu melakukan penelitian j.Dll
2.4.

Lapangan Kerja Lulusan Profesi Teknik Kimia


Lapangan kerja bagi lulusan profesi teknik kimia adalah sebagai berikut:
1. Konstruksi Industri Proses; 2. Perancangan dan Sistem Perekayasaan; 3.
Pengembangan Produk; 4. Studi Kelayakan Proses dan Ekonomi; 5.
Pengembangan Proses dan Operasi Pabrik Uji Coba (Pilot Plan
Operation); 6. Manajeman Produksi dan Pemeliharaan; 7. Pengendalian
proses (process control); 8. Perlindungan lingkungan dan Produk bersih; 9.
Keamanan Proses dan Penanganan Bahan-bahan dan limbah Berbahaya;
10. Pelayanan Penjualan dan Pelayanan Teknis ; 11. Penelitian Pasar

14

(Market Research); 12. Perbankan dan Finansial; 13. Bantuan Teknis


(Technical Assistance); 14. Konsultan.
2.5.

Profesi Teknik Kimia di Industri


Apabila dipahami mengenai definisi Teknik Kimia, jelaslah bahwa tujuan

utama dari pendidikan Teknik Kimia adalah mencetak sarjana yang mampu
merancang dan mengoperasikan peralatan proses secara handal, efisien dan
produktif. Karena itu, tidaklah terlalu mengherankan bahwa pemakai terbesar
sarjana teknik kimia adalah industri proses, khususnya industri kimia Indonesia
berusaha meningkatkan peran industri di dalam menopang perekonomian nasional
yang sebelumnya didominasi oleh bidang pertanian, industri, khususnya industri
kimia yang dikembangkan di Indonesia ini diarahkan antara lain untuk:
1.

Menyokong bidang pertanian


a. Industri berbagai macam pupuk; Urea, TSP, ZA. b. Industri berbagai
macam pestisida

2.

Mengolah bahan baku menjadi produk jadi atau setengah jadi untuk bahan
baku industri yang lain, baik untuk konsumen dalam negeri maupun ekspor.
Adapun bahan bakunya, yaitu:
a. Hasil hutan/perkebunan; pulp,kertas,karet Ban; b. Hasil minyak bumi
(Gas), LNG, LPG, Methanol, PTA, Serat sintesis. Berbagai macam bahan
baku plastik dan polimer, benzene dan lain-lain hasil produk industri
petrokimia, ammonia, carbon black, dll, c. Hasil tambang, Semen, Tawas.

3. Menyediakan bahan baku industri lainnya, seperti :


a. Industri Soda dan Khlor serta asam klorida; b. Industri asam Sulfat; c.
Industri alkohol dan asam asetat; d. Industri asam sitrat,asam glutamate; e.
Industri asam nitrat; f, Industri aneka gas, oksigen, nitrogen, karbon dioksida,
argon, hidrogen, dll.
Melihat perkembangan industri kimia di Indonesia akhir-akhir ini yang sangat
pesat karena didukung bahan baku yang melimpah antara lain seperti pulp
kertas, semen, pupuk urea, serat sintesis, dan produk industri petrokimia
lainnya. Ruang lingkup tugas tersebut meliputi: a. Penelitian dan

15

Pengembangan; b. Perancangan proses dan alat proses;c. produksi dan operasi


pabrik, d. Managemen proyek dan konstruksi pabrik; e. Managemen lembaga
swasta dan pemerintah; f. Konsultasi teknik; g. Pendidikan dan pelatihan; h.
Pemasaran bahan kimia dan peralatan proses, dll
Tugas sarjana teknik kimia pada industri telah dijelaskan diatas
merupakan pemakai terbanyak dari sarjana Teknik Kimia. Tugas seorang
Insinyur/Sarjana Teknik Kimia yang bergerak dibidang ini antara lain :
1) Penelitian proses
Penelitian proses adalah penelitian awal, skala bangku (bench scale)
yang dilakukan di laboraturium yang bertujuan untuk meneliti kelayakan
suatu proses baru dari segi teknis dan ekonomis, pengumpulan data-data yang
diperlukan untuk membuat pabrik skala pilot dan untuk pembuatan simulasi
proses dengan komputer. Jadi penelitian proses adalah satu langkah lebih
maju dari penelitian eksplorasi dasar yang bisanya dilakukan oleh ahli kimia
murni.
Tahap dari studi ini adalah sebagai berikut :
a) Penelitian proses; b) Rekayasa proses awal dan c) Evaluasi proses awal.
Studi ini dilakukan, dimulai dari penelitian awal laboratorium dan
disertai perhitungan-perhitungan teknis ekonomis, dimana data-data teknik
yang diperlukan diperoleh dari penelitian-penelitian yang terpisah satu
dengan yang lainnya, baik di unit proses maupun di unit-unit operasionalnya,
dan dibantu pula dengan data-data sekunder dari literatur. Karena itu, hasil
dari penelitian proses perlu dievaluasi dengan cara membuat pabrik skala
pilot untuk mengembangkan proses.
2) Pengembangan proses
Seharusnya suharusnya sudah bisa memberikan kepastian baik dari segi
teknis operasional maupun ekonomis, karena dengan pengembangan proses
ini akan didapatkan data-data kondisi operasi yang lengkap serta kebutuhan
jenis dan ukuran peralatan-peralatan pembantu dan peralatan Tahap-tahap
pekerjaan pengembangan proses adalah sebagai berikut :
a) Pengembangan proses; b) Rekayasa final; c) Evaluasi proses final

16

Program pengembangan proses yang baik kontrolnya. Perhitungan


perancangan peralatan-peralatan proses yang diperlukan dilanjutkan dengan
evaluasi ekonomi. Untuk mendapatkan data-data teknis operasional yang
akurat, perlu dibuat pabrik berskala pilot, yang ukurannya sudah terskala
dengan teliti. Dengan data-data dari pabrik berskala pilot ini diadakan
reevaluasi perhitungan-perhitungan teknik dan ekonomis yang merupakan
evaluasi proses final.
Hasil dari pengembangan proses ini juga belum bisa memberikan
kepastian tentang seberapa besar keuntungan yang akan didapat bila hasil dari
pengembangan proses ini diterapkan ke skala pabrik.
3) Rekayasa proses
Untuk memastikan beberapa biaya produksi yang diperlukan apabila
hasil pengembangan proses diterapkan pada skala pabrik perlu adanya
rekayasa proses, dimana perhitungan yang diperoleh dari pengamatan proses
diulang, neraca massa dan energi serta ukuran alat dihitung lagi untuk
kapasitas pabrik yang diinginkan (scale up), kemudian evaluasi ekonomi
dilakukan lagi tetapi dengan menggunakan data yang berlaku saat ini.
Misalnya perlu dihitung biaya di unit evaporasi; perlu diketahui beberapa
harga per kilogram pemanas pada saat itu, beberapa biaya proses pendinginan
air dengan peralatan pendingin yang tersedia dipasar, beberapa harga
evaporator, pompa dan sistem vakum, pipa-pipa, isolasi, sistem control,
tenaga kerja, bahan baku, bahan pembantu dan lainnya pada waktu itu. Semua
itu adalah contoh komponen yang harus dihitung untuk kepastian berapa
nantinya biaya produksi di unit evaporasi yang dibutuhkan.

17

4)

Analisa ekonomi
Perusahaan didirikan dengan tujuan utama mencari keuntungan,

karena itu faktor ekonomi memegang peranan penting. Seorang insinyur


Teknik Kimia di industri proses harus berpikir dengan orientasi ekonomi,
bagaimana caranya agar perusahaan mendapat keuntungan sebesar mungkin
tanpa meninggalkan kode etik (Persatuan Insinyur Teknik Kimia Amerika
Serikat sudah mempunyai yang harus dipegang teguh yang mencakup berbagai
bidang kemanusiaan dan lingkungan). Karena itu, hasil perhitungan dari
insinyur rekayasa proses perlu faktor eksternal di dalam perhitungan ekonomi.
Beberapa faktor eksternal yang perlu dimasukkan, antara lain a. Harga dan
kualitas bahan baku dan bahan pembantu; b. Harga produk sejenis dipasaran
beserta perbandingan kualitasnya, c. Bunga bank; d. Berapa besar depresiasi
alat; e. Biaya transportasi, dll.
Faktor-faktor eksternal tersebut harus selengkap mungkin untuk bisa
menghitung dan menyajikan berbagai kemungkinan yang nantinya bisa dipakai
sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan, untuk memperoleh
proses yang bisa menghasilkan keuntungan terbesar bagi perusahaan.
5) Rekayasa proyek dan konstruksi
Setelah diputuskan untuk disetujui, suatu rancangan pabrik perlu
dipelajari oleh para insinyur Teknik Kimia yang bekerja dibidang rekayasa
proyek dan konstruksi. Isinyur tersebut harus meneliti setiap bagian rancangan.
Mungkin juga harus mengubah lagi tipe peralatan, jenis material yang paling
cocok dan ekonomis pada proyek. Menentukan bentuk bangunan yang
diperlukan, penempatan peralatan dan bangunan (lay out alat dan bangunan)
agar operasi dan pengontrolan pabrik bisa dengan mudah dilakukan serta
ekonomis, kemudian dibuatkan gambar konstruksinya dengan bangunan
insinyur sipil dan arsitek serta sekaligus mengestimasi biaya bangunannya.
Kemudian harus membuat jadwal pembelian peralatan dan material proses
serta utilitasnya, menjadwalkan pembangunan gudang peralatan yang ada pada

18

saat konstruksi sangat dilakukan untuk mengamankan peralatan yang sudah


dibeli, dan menjadwalkan pembangunan gedung untuk pabriknya sendiri.
6) Operasional Pabrik
Pabrik selesai dibuat dan siap dijalankan, tapi apakah bisa langsung
beroperasi secara mulus, operator duduk dan mencatat data diruang control,
supervisor setiap malam pulas tidur dirumah. Hal yang terjadi jauh dari
pekerjaan enak tersebut, tetapi bisa sangat menarik karena penuh dengan halhal baru dan kadang-kadang tidak terduga, bahkan perlu diadakan perubahan
peralatan disana-sini.
Seorang insinyur Teknik Kimia yang bekerja sebagai operator
pabrik, pada saat trial run (uji jalannya pabrik baru) mungkin harus bekerja
24 jam sehari selama berhari-hari sampai beberapa minggu, hingga tidak
timbul masalah-masalah baru, sambil melatih anak buahnya semua (yang
bekerja 3 sift). Setelah anak buahnya telah tahu dan lancar mengerjakan apa
yang harus dilakukan secara rutin, dan mengetahui tindakan-tindakan apa
yang harus diambil bila terjadi suatu masalah, mulai saat itu insinyur bisa
sedikit santai, banyak duduk dibelakang meja mengamati dan mempelajari
data-data operasi yang dilaporkan anak buahnya. Dengan data-data operasi
harian, insinyur Teknik Kimia harus bisa mengevaluasi kinerja alat dan proses
dan mengambil keputusan-keputusan seperti mengubah kondisi operasi; suhu,
tekanan, konsentrasi komponen, dan sebagainya. Bahkan kalau perlu harus
membongkar dan memperbaiki/membersihkan peralatan-peralatan yang
dinilai sudah tidak ekonomis lagi kerjanya. Semua itu dilakukan agar operasi
pabrik berjalan pada kondisi optimal dan biaya produksi yang minimal.
Namun demikian, sebetulnya masih ada tugas lain yang membutuhkan
pemikiran mendalam, kadang-kadang perhitungan rumit yaitu selalu berusaha
agar pabrik yang ditanganinya berjalan mulus dan efisien, mungkin dengan
cara menambah peralatan atau mengubah kondisi operasi ataupun
mengefisiensikan anak buahnya. Dengan selalu berupaya agar lebih baik dan
efisien ini justru pengalamannya akan bertambah, bisa dimanfaatkan untuk
menangani perancangan pabrik baru yang sejenis, yang pasti lebih efisien

19

dibandingkan dengan yang lama yang telah diketahui kelemahankelemahannya, sehingga bisa diperbaiki pada pabrik yang baru. Dengan
melihat tugas yang berat tersebut, seorang mahasiswa calon insinyur Teknik
Kimia haruslah menyadari bahwa masa kuliah dalah masa pembekalan
dirinya sendiri dengan ilmu keteknikan dan pengalaman dalam bidang yang
lain, pengalaman ini sering menjadi bekal utama untuk sukses berkarya
setelah lulus. Oleh karena itu, pengalaman yang dapat membentuk pribadi
perlu dikembangkan. Misalnya, kepemimpinan dan hubungan antara manusia.
2.6.

Sertifikasi profesi
Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Dimulai oleh Pengurus Pusat
masa bakti 1994-1999, menyelenggarakan apa yang disebut sebagai program
Insinyur Profesional. Dalam program ini, akan diperkenalkan kedalam
masyarakat; sebutan (Gelar) profesi yang baru,yaitu Insinyur dan sertifikat
keprofesionalan yang baru,yaitu Insinyur Profesional.
Seperti diketahui ada perbedaan,: Gelar Akademis yaitu gelar yang
diperoleh setelah menamatkan pendidikan akademis,seperti sarjana hukum
(SH),atau Sarjana Farmasi (SF),serta gelar akademis Lanjutan seperti S-2
(Magister) dan S-3 (Doktor) yang menunjukkan tingkat kemampuan
akademis

dan penelitian (riset), dengan sebutan profesi misalnya,

Pengacara/Notaris/Jaksa/Hakim,atau
penyandang

gelar

akademis

Apoteker,Yaitu

yang

sebutan

mempraktekan

hasil

bagi

para

pendidikan

akademisnya itu sebagai profesi sehari-harinya.Dan umumnya sebutan profesi


ini diperoleh setelah yang bersangkutan memenuhi beberapa persyaratan
kemampuan dan Pengalaman Profesional yang ditambahkan atas pendidikan
akademisnya.
Ketentuan Pemerintah mengenai sebutan profesi ini menyebutkan
bahwa penetapan mengenai satu sebutan profesi dilakukan oleh menteri
pendidikan dan kebudayaan cq. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi,
berdasarkan rekomendasi organisasi profesi yabg bersangkutan. Dengan
mengikuti ketentuan yang sedemikian itu,maka PPI sebagai wadah

20

berhimpunnya para sarjana teknik dan sarjana pertanian yang berprofesi


didunia keinsinyuran,akan meluncurkan sebutan profesi insinyur bagi para
anggotanya.sebutan Profesi insinyur bagi para anggotanya. Sebutan profesi
insinyur ini (yang disingkat Ir), dapat dicantumkan oleh penyandangnya di
depan namanya.
2.6.1.

Sertifikat Keprofesionalan
Selajutnya PPI akan pula meluncurkan sertifikat keprofesionalan

Insinyur profesional, yang disertifikasikan pada penyandang sebutan profesi


insinyur yang :
1) Mempunyai dasar pengetahuan kesarjanaan (knowledge base)
untuk profesi keinsinyuran;
2) Telah mengumpulkan pengalaman dan kemampuan profesi
keinsinyuran yang cukup untuk memenuhi suatu persyaratan
bakuan kompetensi (competency standart) yang ditetapkan PPI;
3) Mandiri dalam mengemban tanggung jawab profesinya;
4) Melaksanakan tugas keinsinyuran itu sebagai profesinya seharihari;
5) Memelihara kemutakhiran kemampuan profesionalnya.
Sertifikat Keprofesionalan insinyur profesional ini, yang disingkat
IP. Dapat dicantumkan oleh penyandangnya di belakang namanya. Sertifikasi
Keprofesionalan IP mempunyai tiga jenjang yaitu:
1)

Insinyur Profesional Muda (IP)


Mampu melaksanakan tugas profesional keinsinyuran secara
mandiri, untuk kegiatan keinsinyuran yang umum dan /atau baku
atau dibawah bimbingan IPM/IPU, untuk kegiatan keinsinyuran
yang lebih canggih dimana diperlukan kreativitas dan/atau inovasi.

2). Insinyur Profesional Madya |(IPM)


Mampu melaksanakan tugas keinsinyuran secara mandiri.
3)

Insinyur Profesional Utama (IPU)


Mampu melaksanakan tugas eksekutif profesional keinsinyuran:

21

a)

Yang sangat menjurus (Super specialiced) dan /atau;

b)

Yang sangat mendalam (mumpuni) dan/atau;

c)

Dengan memimpin sejumlah IPM dan/atau IP multi disiplin.

Dalam pelaksanaan program IP ini, PII menjalin kemitraan dengan Institution of


Engineers, Australia (I.E.Aust), suatu lembaga yang setara dengan PII di
Australia, untuk dapat lebih menjamin bahwa sistem sertifikasi IP Indonesia ini
akan mencapai standar internasional. PII juga menjadi anggota tetap delegasi
Indonesia pada Apec Human Resources Development Working Group (HRD-WG)
on Mutual Recoginition, suatu lembaga yang merumuskan pengakuan timbalbalik atas sertifikasi keprofesionalan di antara NegaraNegara APEC, sehingga
PII mempunyai akses untuk menjamin bahwa sistem sertifikasi IP Indonesia ini
akan memperoleh pengakuan kesetaraan internasional.
2.7.

Tujuan, Manfaat dan sasaran


1. Tujuan
Tujuan Diselenggarakan Program IP ini adalah:
a.

Berkembangnya dunia keinsinyuran Indonesia sehingga menjadi :


1) Sumber daya profesionalisme yang tangguh yang dapat lebih
mampu menghadapi tantangan peningkatan pembangunan serta
peningkatan keselamatan dan kesejahteraan masyarakat;
2) Sumber daya keinsinyuran dengan bakuan keahlian, kemahiran dan
profesionalisme yang setara dengan bakuan internasional sehingga
lebih siap menghadapi persaingan global ;
3) Bidang profesi yang mempunyai keabsahan, pertanggungjawaban
perdata (legal liability) dan perlindungan yang jelas dan pasti.

b.

Tertransformasikan

PII

menjadi

organisasi

profesi

yang

sesungguhanya, yang merupakan kancah bagi anggotanya untuk


berkiprah mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta mengabdikannya bagi kejayaan bangsa dan negara.
2. Manfaat
Manfaat diselenggarakan program IP ini adalah :

22

a.

Manfaat Nasional:
Berkembangnya sistem pembinaan anggota PII sebagai bagian
sumber daya profesionalisme nasional yang selalu dimutakhirkan
sesuai perkembangan IPTEK; a. Terwujudnya perlindungan bagi
masyarakat

atas

keselamatan

kerja

dan

mutu

pekerjaan

keinsinyuran, karena hanya insinyur yang berkompeten menangani


pekerjaanpekerjaan

keinsinyuran;

pertanggungjawaban

b.

Terbentuknya

jalur

perdata atas karya, produk dan jasa

keinsinyuran; c. Terciptanya kesetaraan internasional bagi jenjang


keprofesionalan tenaga keinsinyuran nasional yang sekaligus dapat
dipergunakan untuk bench marking tenaga keinsinyuran asing yang
akan bekerja di Indonesia.
b.

Manfaat Perorangan:
1) Adanya pengakuan yang resmi dan berlaku secara nasional
terhadap kompetensi, keahlian dan kemampuan keinsinyuran dari
seseorang yang menyandang sertifikasi IP; 2). Tersedianya
kesempatan peningkatan kompetensi, keahlian ,dan kemampuan itu
melalui pembinaan keprofesian yang berkelanjutan; 3). Tersedianya
jalur profesi sebagai jalur jenjang karier,disamping jalur struktual
dan manajemen, sehingga lebih meningkatkan kesetiaan seseorang
pada profesi, yang kembali akan meningkatkan keprofesionalan
orang tersebut; 4). Terdapatnya kemudahan untuk turut serta dalam
proyek-proyek

pembangunan

keinsinyuran

bila

persyaratan

keprofesionalan kelak telah diberlakukan oleh pemerintah; 5).


Terbukanya akses kepasaran tenaga kerja keinsinyuran karena datadata pribadi dan kualifikasinya tercantum dalam data-base yang
online; 6). Terbukanya akses langsung kepasaran tenaga kerja
keinsinyuran di luar negeri karena diakuinya sertifikasi IP
Indonesia di luar negeri.
c. Manfaat kelembagaan :
1) Tersedianya sumber informasi yang terinci, terklasifikasi dan

23

mutakhir bagi lembaga kedinasan atau perusahaanyang hendak


melakukan

rekrutmen

insinyur,

2).

Terciptanya

iklim

keprofesionalan dalam lembaga atau perusahaan, yang kembali


akan

mendorong

insinyur

untuk

makin

menekuni

dan

meningkatkan keahliannya; 3). Tersedianya instrumen untuk


mengatur jenjang karier dan skala imbalan kerja yang lebih
pasti,adil dan memadai; 4). Tersedianya instrumen untuk mengatur
billing-rate yang sesuai dengan klasifikasi yang berdasarkan
kualifikasi ; 5). Terdorong naiknya kinerja lembaga/perusahaan
akibat peningkatan motivasi dan produktivitas tenaga kerja.
3. Sasaran
a. Sasaran-sasaran perorangan:
1) Terlaksananya pemberian sebutan profesi insinyur hanya
bagi mereka yang menjadi anggota PII, yaitu sarjana teknik
dan pertanian yang secara aktif mendaftarkan dirinya untuk
menjadi anggota PII (stelsel aktif);
2) Terlaksananya sertifikasi insinyur profesional jalur baku
bagi sarjana teknik dan pertanian yang telah mengumpulkan
pengalaman dan kemampuan profesi keinsinyuran yang
cukup untuk memenuhi persyaratan bakuan kompetensi
yang ditetapkan PII serta mempraktekan keinsinyuran itu
sebagai profesinya sehari-hari;
3) Terlaksananya secara khusus sertifikasi sejumlah besar
sarjana teknik dan pertanian yang selama ini telah disebut
"insinyur" untuk menjadi insinyur profesional, melalui jalur
transisional;
4) Diperolehnya

keabsahan

sebutan

profesi

insinyur

profesional dari berbagai aspeknya (civil affect, legal


liability, klasifikasi-kualifikasi, proteksi, profesi, dsb);
5) Tercapainya kesetaraan internasional bagi sebutan profesi
insinyur profesional Indonesia.

24

b. Sasaran kelembagaan :
1) Tergalangnya kemampuan organisasi PII untuk mengelola
program

Insinyur

profesional

secara

mapan

dan

berkelanjutan;
2) Terbentuknya kemampuan organisasi PII untuk menjadi
sumber data informasi keinsinyuran Indonesia yang selalu
mutakhir dan bahkan selalu online;
3) Tersedianya sarana pendukung bagi anggota dalam upaya
mereka untuk senantiasa mengikuti perkembangan IPTEK,
terutama sarana pelatihan;
4) Terdukungnya Badan Akreditasi Nasional Depdikbud
dalam mengakreditasi pendidikan tinggi teknik dan
pertanian sehingga menghasilkan lulusan yang mempunyai
dasar pengetahuan profesi, terutama dalam memberikan
masukan berupa hasil tinjauan dari sudut pandang pemakai
(user) produk dan jasa keinsinyuran.
2.8.

Persyaratan Sertifikasi
Calon IP dapat disertifikasi menjadi IP setelah memenuhi persyaratan:
1. Mempunyai dasar pengetahuan (Knowledge based) Profesi keinsinyuran.
Pada dasarnya secara universal, dasar pengetahuan (Knowledge based)
profesi keinsinyuran adalah apa yang diperoleh seseorang ketika
mengikuti dan menamatkan pendidikan kesarjanaan ilmu teknik atau
pertanian. Namun, dalam konteks situasi dan kondisi dunia pendidikan
tinggi di Indonesia, maka untuk pelaksanaan program IP perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.

Cakupan kurikulum
Kurikulum pendidikan tinggi teknik dan pertanian harus dapat
mencakup semua dasar pengetahuan yang diperlukan seseorang
untuk memungkinkannya terjun berprofesi di dunia keinsinyuran.
Berdasarkan kurikulumnya itu, sarjana teknik dan pertanian harus:
1) Mempunyai kualifikasi kesarjanaan

25

Memiliki penguasaan ilmu-ilmu dasar dan perangkat kerekayasaan


yang cukup serta cakap dan terampil dalam menggunakannya,
sehingga dapat beradaptasi dengan cepat di bidang pekerjaannya;
2) Memiliki penguasaan ilmu-ilmu sains dan keinsinyuran yang
cukup, sehingga dapat mengikuti perkembangan baru di bidang
kejuruannya,

dapat

melaksanakan

penelitian

dan

pengembangannya, serta dapat mengikuti program pelatihan,


penataran,pemutakhiran dan/atau studi lanjutan, yakni:
a) Dapat bekerja
(1) Cakap dan terampil di bidang kejuruannya; (2). Dapat
menerapkan ilmu pengetahuan untuk melaksanakan tugas
pekerjaan;

(3).

Dapat

menggunakan

nalar

dalam

menyelesaikan masalah berdasarkan data dan informasi yang


ada ; (4). Mengetahui dan dapat memanfaatkan kaidah-kaidah
matematika dan fisika untuk melaksanakan tugas pekerjaan;
(5). Dapat menggunakan konsep-konsep IPTEK untuk
menjelasksn hal-hal yang kurang /tidak jelas.
b) Dapat belajar
(1)Mengetahui bagaimana belajar dengan efektif, efisien dan
berkelanjutan; (2). Menyadari bahwa IPTEK selalu maju dan
berkembang; (3). Mampu berkomunikasi dengan yang lebih
ahli untuk memperoleh bantuan mereka (mempunyai ethos
kerja yang baik); (4). Memahami peranana penting dan
perlunya keseriusan dan konsentrasi dalam melaksanakan
tugas pekerjaan; (5). Mampu mandiri dalam bekerja,
berupaya dan mengambil keputusan; (6)..Memiliki martabat
dan mutu kecendikiawan; (7). Mampu menyesuaikan diri
dengan perubahan-perubahan. Kalau dilihat kebutuhankebutuhan tersebut di atas ini, maka yang sebenarnya
kompeten untuk menetapkan cakupan kurikulum terhadap
pengetahuan

dasar

profesi

adalah

organisasi

profesi

26

keinsinyuran, dalam hal ini PPI. (8). Mutu perguruan tinggi


Untuk dapat memberikan dasar pengetahuan tersebut di atas,
proses belajar-mengajar dalam suatu perguruan tinggi teknik
atau

pertanian

harus

terjamin

mutunya.

Disamping

pengelolaan mutu secara internal, perguruan tinggi harus


menjalin

hubungan

dengan

para

pemakai

insinyur

(employers) dan pengguna proyek/jasa keinsinyuran, untuk


dapat senanatiasa memperoleh umpan balik dari pihak
eksternal mengenai mutu akademisnya. Pada galibnya,
lembaga mansyarakat yang mampu membawakan aspirasi
para pemakai insinyur dan pengguna priduk atau jasa
keinsinyuran, dalam memberikan umpan balik sedemikian
itu, adalah organisasi profesi PII. (9). Jaminan cakupan
kurikulum dan mutu akademis perguruan tinggi
c) Akreditas
Untuk menjamin bahwa suatu perguruan tinggi menetapkan
kurikulum yang mencakup pengetahuan dasar profesi
keinsinyuran,

dan

bahwa

perguruan

tinggi

itu

menyelenggarakan kegiatan akademis yang bermutu tinggi,


maka perlu ada proses akreditas untuk perguruan tinggi.
Menurut ketentuan pemerintah akreditas itu dilaksanakan
oleh Badan Akreditas Nasional (BAN). Suatu badan otonom
yang dibentuk oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Namun, hingga sekarang BAN sampai kini kelihatannya lima
tahun mendatangpun perguruan teknik dan pertanian belum
akan tersentuh oleh BAN. Dalam hal BAN belum berfungsi,
acuan yang ada adalah klasifikasi perguruan tinggi yang
sekarang masih berlaku, yaitu Terdaftar, Diakui, dan
Disamakan. Tetapi klasifikasi ini berlaku hanya untuk
perguruan tinggi swasta, dengan anggapan dasar bahwa

27

perguruan tinggi Negeri yang manapun pasti mutunya baik.


Padahal kebenaran anggapan dasar tersebut sangat diragukan.
d) Pendidikan tambahan
Kalaupun sudah ada lembaga yang mengakreditasi perguruan
tinggi, maka pasti akan ditemui perguruan tinggi yang
cakupan kurikulumnya tidak cukup untuk memberikan
pengetahuan

dasar

keprofesian

ataupun

yang

mutu

akademisnya rendah. Dalam hal ini, bagi lulusan perguruan


tinggi semacam itu perlu diberikan pendidikan tambahan
keprofesian untuk melengkapakan pengetahuan dasar profesi
baginya.
e)

Di berbagai negara lain, akreditasi perguruan tinggi dan


pemberian pendidikan tambahan keprofesian dilaksanakan
oleh organisasi profesi. Pada saat ini sumber daya dan
kemampuan PPI masih sangat jauh untuk melakukan hal itu.
Situasi dan kondisi ketatanegaraan di Indonesia pun kiranya
belum memungkinkan hal itu. Namun demikian, sudah harus
dimulai langkah-langkah awal untuk mempersiapkan PII ke
arah itu.

f) Jalur artikulasi
Di Negara-negara lain, seseorang yang bukan sarjana
dimungkinkan untuk menjadi IP, yaitu setelah ia menempuh
suatu jalur peningkatan pengetahuan dasar yang rigorous
untuk hal itu, yang disebut jalur artikulasi. Di Indonesia pun
sampai akhir dasawarsa 50-an dikenal gelar insinyur
praktek bagi mereka yang articulated ini. Karena anggaran
dasar PII menyatakan bahwa keanggotaan PII hanya terbuka
bagi para sarjana, maka pada saat ini jalur artikulasi untuk IP
belum

atau

tidak

dimungkinkan.

Namun

melihat

kecenderungan global, maka PII cepat atau lambat, harus


membuka kemungkinan bagi jalur artikulasi ini. Apalagi di

28

Indonesia kini pun terdapat Asosiasi profesi keteknikan yang


Menerima professional non-sarjana sebagai anggotanya,
bahkan disertifikasinya pula.
2.

Mempunyai Persyaratan Pengalaman Profesi Keinsinyuran, Tak


seorangpun sarjana yang baru lulus akan langsung dapat mempunyai
kompotensi untuk melaksanakan tugas-tugas keinsinyuran professional.
Kompotensi profesi adalah sesuatu yang diperoleh seseorang dengan
menarik pelajaran dari pengalamannya melaksanakan tugas-tugas
keinsinyuran selama kurun waktu tertentu. Dalam mengumpulkan
pengalaman profesionalnya, seseorang harus melaksanakannya dengan
teratur. Adapun persyaratan pengalaman profesi adalah sebagai berikut:
(1)

Harus tercatat
Agar dapat menarik pelajaran yang optimum dari pengalamannya,
seseorang

harus

melakukan

dokumentasi

yang

baik

atas

pengalamannya melaksanakan tugas-tugas keinsinyuran. Untuk itu


harus dipunyai Buku Catatan Pengalaman Keinsinyuran (logbook),
dimana pengalaman pekerjaan keinsinyuran didokumentasikan
dengan sistematis.
(2)

Harus terstruktur
Agar dapat mencapai
pengalaman

seseorang

tingkat
dalam

kompetisi

yang

melaksanakan

diperlukan,
tugas-tugas

keinsinyuran haruslah terstruktur dengan semestinya (appropriate).


Dari tingkat kerumitan yang rendah ke yang tinggi; Berpindahpindah bagian sehingga melengkapi lingkup pengalaman untuk
suatu tugas tertentu; Berganti-ganti tugas sehingga melengkapi
jenis-jenis pengalaman yang nantinya dipersyaratkan dalan Bakuan
Kompetensi.
Akhirnya, pada waktu menunjukkan permohonan/aplikasi untuk
menjadi IP, si calon harus menyusun suatu Laporan Praktek
Keinsinyuran (LPK), dimana LPK ini harus menguraikan
pengalaman si calon mengerjakan tugas-tugas keinsinyuran yang

29

terstruktur itu, dikaitkan dengan pemenuhan persyaratan Bakuan


Kompetisi.
(3) Waktu pengalaman
Berdasarkan pengalaman-pengalaman di negara-negara lain yang
telah lama melaksanakan sertifikasi, maka waktu yang diperlukan
seseorang untuk dapat mengumpulkan pengalaman praktek
keinsinyuran

yang

cukup

memenuhi

persyaratan

Bakuan

Kompetensi, adalah sekurang-kurangnya lima tahun. Namun


apabila seseorang bekerja di dalam lingkungan yang sangat
kondusif untuk memberikan pengalaman yang terstruktur, maka
waktu yang diperlukan dapat dipercepat menjadi tiga tahun. Oleh
karena itu, PII merencanakan untuk menemu-kenali lembaga lembaga dan perusahan di mana terdapat lingkungan kerja yang
kondusif sedemikian itu, dan menjadikannya mitra dalam
pembinaan profesi keinsinyuran di wilayah bersangkutan.
Memenuhi

Syarat

Bakuan

Kompetensi

(competency

standart) Profesi Keinsinyuran. Persyaratan terpenting untuk


sertifikasi IP adalah dipenuhinya bakuan kompetensi IP. Bakuan
kompetensi adalah pokok-pokok acuan yang dapat digunakan
untuk

menilai

tata

keseimbangan

yang

menyeluruh

dari

kecendikiawan, pengetahuan, keterampilan, kearifan, pengalaman


dan tata laku yang perlu dimiliki seorang insinyur professional.
Rincian Bakuan Kompetensi Bakuan kompetensi dirinci atas
unit-unit kompetensi dimana setiap Unit kompetensi dirinci terlebih
jauh atas elemen-elemen kompetensi, sedangkan setiap elemen
kompetensi dirinci lagi atas uraian kegiatan. Adapun rinciannya
adalah sebagai berikut :
Unit kompetensi Bakuan Kompetensi dirinci atas Unit-unit
Kompetensi,

yang

menunjukkan

bidang-bidang

kegiatan

professional secara garis besar.


(a) Elemen Kompetensi

30

Tiap Unit Kompetensi dirinci terlebih lanjut atas elemenelemen Kompetensi, yang menjelaskan kegiatan-kegiatan apa
saja

yang

dilakukan

dalam

Unit

Kompetensi

yang

bersangkutan.
(b) Uraian Kegiatan
Selanjutnya setiap Elemen Kegiatan dirinci atas berbagai
uraian kegiatan, yang menjelaskan untuk kerja yang dapat
dinilai secara obyektif dalam Elemen Kompetensi yang
bersangkutan, untuk mendapat nilai kompetensi seorang calon
Insinyur Profesional.
(c)

Penguasaan Bakuan Kompetensi


1) Penguasaan Unit Kompetensi
Untuk dapat disertifikasi menjadi Insinyur Profesional,
seorang calon harus menunjukkan penguasaannya atas
Bakuan

Kompetensi,

penguasaannya

atas

yaitu

dengan

Unit-unit

menunjukkan

Kompetensi.

Telah

ditetapkan adanya 11 (sebelas) Unit Kompetensi, yaitu; a.


4 (empat) Unit Kompetensi yang pertama, yang untuk
selanjutnya disebut Unit Kompetensi Wajib, harus
dikuasai

semuanya;

b.

(tujuh)

Unit

Kompetensi

berikutnya, yang selanjutnya disebut Unit Kompetensi


Pilihan, harus dikuasai sekurang-kurangnya 2 (dua) Unit
Kompetensi yang dipilih langsung oleh si calon.
2) Penguasaan Elemen Kompetensi
Untuk dapat menunjukkan penguasaannya atas suatu Unit
Kompetensi, seorang calon Insinyur Profesional harus
menunjukkan bahwa ia menguasai sekurang-kurangnya
separuh dari semua Elemen-elemen Kompetensi yang ada
dalam Unit Kompetensi yang bersangkutan. Khusus untuk
Unit Kompetensi yang pertama, yaitu Kode Etik Insinyur

31

Indonesia dan Etika Profesi Keinsinyuran, maka semua


Elemen Kompetensinya harus diakui.
3) Penguasaan Uraian Kegiatan
Untuk dapat menunjukkan penguasaan atas suatu Elemen
Kompetensi, seorang calon Insinyur Profesional harus
menunjukkan bahwa ia telah pernah melaksanakan dengan
baik sekurang-kurangnya 1 (satu) dari kegiatan-kegiatan
yang tercantum sebagai Uraian Kegiatan dalam Elemen
Kompetensi yang bersangkutan.
2.9. Kode Etik Insinyur Indonesia
KODE ETIK INSINYUR INDONESIA
CATUR KARSA SAPTA DHARMA INSINYUR INDONESIA
a.

Prinsip-Prinsip Dasar
Prinsip-Prinsip Dasar kode etik Insinyur, yaitu :
1) Mengutamakan keluhuran budi;
2)

Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk


kepentingan kesejahteraan umat manusia;

3)

Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat,


sesuai dengan tugas dan tanggung jawab;

4)

Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian


professional keinsinyuran.

b.

Tuntutan sikap
Terdapat tujuh tuntutan sikap dalam kode etik Insinyur, yaitu:
1) Insinyur Indonesia senantiasa mengutamakan keselamatan,
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat;
2) Insinyur

Indonesia

senantiasa

bekerja

sesuai

dengan

kompetensinya;
3) Insinyur Indonesia hanya menyatakan pendapat yang dapat
dipertanggung jawabkan;

32

4)

Insinyur

Indonesia

senantiasa

menghindari

terjadinya

pertentangan kepentingan dalam tanggung jawab tugasnya;


5)

Insinyur Indonesia senantiasa membangun reputasi profesi


berdasarkan kemampuan masing-masing;

6) Insinyur Indonesia senantiasa memegang teguh kehormatan


integritas dan martabat profesi;
7)

Insinyur Indonesia senantiasa mengembangkan kemempuan


profesionalnya.
Setiap Pustakawan Indonesia mempunyai tanggung jawab moral

untuk melaksanakan kode etik ini dengan sebaik-baiknya.


2.10.

Penutup
Kesimpulan
1.

Profesi teknik kimia dimulai sejak tahun 1988. Menurut Prof.


Bendiyasa, Profesi teknik kimia pada awalnya dapat dikatakan sebagai
penghubung antara kimia murni dan teknik mesin

2.

Tujuan utama pendidikan teknik kimia adalah mencetak sarjana yang


mampu merancang dan mengoperasikan peralatan proses secara
handal, efesien dan produktif.

3.

Tugas seorang sarjana teknik kimia bergerak di bidang: penelitian


proses, pengembangan proses, rekayasa proses, analisa ekonomi,
rekayasa proyek dan konstruksidan opersional pabrik.

4.

Kode etik Insinyur Catur Karsa Sapta Dharma Insinyur Indonesia


terdiri 4 (empat) prinsip-prinsip dasar kode etik insinyur dan 7 (tujuh)
tuntutan sikap dalam kode etik insinyur.

Tes/Umpan Balik(Soal-Soal Latihan)


1.

Uraikan secara singkat sejarah teknik kimia?

2.

Jelaskan visi dan misi teknik kimia?

3.

Apa perbedaan kompetensi skill yang harus di miliki seorang teknik


kimia dan skill kimia analisis?

4.

Jelaskan tugas sarjana teknik kimia?

33

PERKULIAHAN KE 5 6
Tujuan Pembelajaran
Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu :
1.

Mendemonstrasikan teknik-teknik pengenalan diri dengan baik benar


Pokok Bahasan : Teknik Pengenalan Diri

Deskripsi singkat : Dalam pertemuan ini Anda akan mempelajari penting-nya


pengenalan diri, teknik pengenalan diri, manfaat pengenalan diri dengan tujuan
membangun kesadaran diri dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan kita
melalui tes tentang optimisme.

I. Bahan Bacaan :
1. Anonim. 1999. Pengembangan Kepribadian. Semarang.
2. Grinder, A, 1978, Adolescence. New York: John Willey & Sons
3. Steven J.Stein, Ph.D, Howard E.book, M.D. 2000, Ledakan EQ 15
Prinsip Dasar Kecerdasan Emosional Meraih Sukses. Bandung: Penerbit
Kaifa.
4. Santoso, R. 1998. Pengembangan Kepribadia. Jakarta: LPK Jakarta.
5. John Robert Power, Sekolah Pengembangan Pribadi, 1985. Jakarta:
Yayasan Multi Ayu.
6. Susanto, A.B. 1997. Profesionalisme Image. Jakarta: Grasindo.
7. Winarti, Euis. 1999. Pengembangan Kepribadian, Jakarta.

II. Pertanyaan Kunci/tugas :


Ketika Anda membaca bahan bacan berikut, gunakanlah pertanyaanpertanyaan berikut ini untuk memandu Anda:
1. Menjelaskan pentingnya dan manfaat pengenalan diri ?
2. Mendemonstrasikan teknik pengenalan diri dengan menggunakan jendela
Jouhary?

34

BAB III
TEKNIK PENGENALAN DIRI DAN UMPAN BALIK

III.1. Pengertian Pengenalan Diri


Manusia sebagai makluk individu mampu mengembangkan diri, mampu
meningkatkan kualitas hidup, dengan kelebihan yang dimiliki berusaha untuk
meminimalkan kekurangannya. Modal awal proses pengembangan diri adalah
mengenal dan memahami tentang diri sendiri, sehingga akan mudah menentukan
arah untuk mencapai tujuan .
Diri adalah kombinasi motif yang memiliki nilai dan perilaku yang bersifat
khas pribadi, serta diri akan membedakan seseorang dengan orang lain. Sejak
kurang lebih 4 abad SM, filsuf besar socrates dari Yunani mengatakan : kenalilah
diri sendiri, pengenalan diri merupakan kemampuan seseorang untuk melihat
kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya sehingga dapat melakukan respon
yang tepat terhadap tuntutan yang muncul dari dalam maupun dari luar.
Pengenalan diri ini dikatakan Noes Jirwan merupakan langkah yang diperlukan
orang untuk dapat menjalankan kehidupan ini secara efektif.
Salah satu syarat untuk menuju sukses dalam pergaulan sosial adalah
adanya

kemampuan

seseorang

untuk

mengenali

dirinya

sendiri

(self

understanding). Dengan mengenali dirinya sendiri maka orientasi ke dalam


dirinya sendiri akan lebih mudah dilakukan, sehingga mekanisme self
management akan berjalan dengan baik.
Pengenalan diri adalah salah satu cara untuk membentuk konsep diri
(Grinder, 1978) merupakan persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri. Baik
secara fisik, psikis, sosial, maupun moral. Persepsi tersebut meliputi sesuatu yang
dicita-citakan maupun keadaan yang sesungguhnya. Aspek fisik yang dipersepsi
meliputi penilaian terhadap tubuh, pakaian, benda miliknya, dsb. Aspek sosial
meliputi bagaimana perasaan sosial dalam masyarakat. Sementara aspek moral
meliputi nilai dan prinsip yang memberi arti dan arah dalam kehidupan seseorang.

35

Sehingga pada bab ini mempelajari siapa Anda, artinya mengenal diri
sendiri baik secara fisik maupun psikis. Mengenal diri sendiri secara fisik artinya
mengenal diri sendiri seperti: nama, alamat, tempat tinggal, hobby, pekerjaan dan
lain sebagainya. Sedangkan mengenal diri sendiri secara psikis artinya seseorang
mengenal diri sendiri seperti: tingkah laku baik yang jelek maupun yang baik.
Dengan mengenal diri kita merupakan langkah awal untuk menjelajahi dan
memahami diri kita dan untuk berubah. Tanpa mengenal diri sendiri, kita tidak
mungkin bisa mengendalikan sesuatu yang tidak kita kenal.
Secara umum tujuan pengenalan diri adalah mengembangkan kesadaran
mengenai diri sendiri dan sekaligus mengembangkan kemampuan untuk
menampilkan diri tanpa mengganggu keberadaan orang lain. Secara khusus
Tujuan pengenalan diri adalah agar seseorang (individu) dapat mengenali aspekaspek positif dan aspek negatif. Dapat pula mengenali kelebihan dan potensi
positif yang ada pada dirinya, sekaligus mengetahui hal-hal negatif pada dirinya.
Dengan demikian seseorang dapat mengoptimalkan potensi dirinya secara penuh
dalam mencapai tujuan hidupnya. Secara khusus pula pengenalan diri juga
bertujuan agar seseorang mampu dan bisa mengakui adanya kelebihan dan
kekurangan pada diri setiap orang, mengakui adanya persamaan hak, kewajiban
dan derajat dirinya dengan orang lain.
Manfaat mengenal diri sendiri adalah sebagai dasar dijadikan umpan balik
untuk melakukan perubahan terhadap tingkah laku secara perlahan-lahan. Untuk
mengetahui kekuatan dan kelemahan pada diri sendiri, maka digunakan teknik
Jendela Jouhary. Manfaat mengenali diri sendiri :
1. Dapat Mengetahui apa yang dibutuhkan dalam hidup ini
2. Dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan pribadi
3. Dapat memanfaatkan pengetahuan diri untuk menunjang cita-cita
4. Dapat mengetahui mengapa menjadi sukses dan gagal dalam suatu hal
5. Dapat merencanakan masa depan secara lebih terarah
Untuk mendapatkan hal tersebut di atas maka perlu melakukan pengenalan diri:
a.

Mengapa kita harus mengenal diri kita sendiri:

36

1). Untuk mengetahui identitas diri; 2). Untuk mengetahui bagaimana


persepsi tentang diri sendiri sehingga tidak dipengaruhi pikiran orang
mengenai Anda; 3). Untuk mengetahui apa rencana, kemauan dan tujuan
kita dalam kehidupan ini
b.

Bagaimana saya dan menurut pikiran saya dapat mempengaruhi;


1).

Tingkah

laku

kita;

2).

Cara

berfikir

kita;

3).

Cara

berpakaian/berpenampilan, dan sebagainya


c.

Analisa siapa saya dan siapa saya menurut pikiran saya penting karena : 1).
Melalui analisa ini seseorang dapat mengetahui mengenal dirinya sendiri;
2). Melalui analisa ini seseorang dapat mengetahui apa yang ia kehendaki;
3). Melalui analisa ini seseorang dapat mengetahui kekuatan dan
kelemahannya dan bagaimana ia mengembangkan aspek-aspek diri itu; 4).
Menampilkan gaya hidup yang sesuai dengan konsep dirinya. 5).
Menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berarti penyesuaian yang
khusus.
Metode pengenalan diri merupakan suatu cara yang membantu kita dalam

melihat diri kita, APA, SIAPA, MENGAPA, dan BAGAIMANA kita. Socrates
seorang filsuf Yunani mengemukakan Gnothi Seauton yang artinya Kenalilah
Diri Sendiri. Pengenalan diri maksunya adalah memperoleh pengetahuan
tentang totalitas diri yang tepat dengan menyadari kekuatan (strengths) yang
dimiliki maupun kelemahan-(Weaknesses).
Dengan pengenalan diri kita akan mengetahui apakah kita sudah mencapai
perkembangan pribadi secara optimal, atau mencapai kematangan pribadi, serta
sikap-sikap yang dibutuhkan untuk menjalankan peran. Kondisi seperti ini akan
membantu mengadakan penyesuaian dengan lingkungan sosial, bila lingkungan
sosial menerima diri kita, akan membantu pengembangan kepribadian menjadi
pribadi yang matang.
III.2. Manfaat Pengenalan Diri
Manfaat

teknik

pengenalan

diri

akan

membantu

perkembangan

kepribadian dan membantu terbentuknya citra diri berupa:

37

1. Self Acceptance (penerimaan diri)


Self acceptance atau penerimaan diri adalah sikap di mana seseorang
menyukai dirinya dan merasa bahwa orang lain juga menemukan kualitas
yang sama pada dirinya. Self acceptance akan membantu dalam penyesuaian
diri seseorang untuk bertingkah laku yang disukai dan diterima oleh orang
lain. Seseorang yang melihat dirinya secara tepat dan realistic seperti yang ia
inginkan, dan menimbulkan kepuasan dalam memainkan perannya, akan
mengarahkan pada tingkah laku yang well adjusted (Hurlock, 1973). Orang
yang well adjusted akan menyukai inner harmony dan ia akan damai dengan
dirinya. Orang yang menerima diri tahu dirinya tidak sempurna. Seseorang
yang wel adjusted akan mampu mengadakan penyesuaian sosial. Self
acceptance

mengarahkan

seseorang

untuk

mengerti

kekuatan

dan

kelemahannya, sehingga ia puas dengan dirinya, percaya diri. Orang yang


tidak menerima diri menunjukkan ekspresi inferioritas, tingkah laku unsocial,
hypersensitivity, cemas dan khawatir.
2. Self Concept (konsep diri)
Self concept atau konsep diri adalah kumpulan kualitas yang dimulai oleh
individu sendiri (Kinch dalam Hurlock, 1973). Konsep ini merupakan satu
cara memperbaiki kepribadian yaitu secara self insight melihat dirinya
sebagai diri sendiri, seperti ia dinilai oleh orang lain, yaitu mendekati ideal
dan harapannya atau norma masyarakat-nya. Jadi self concept dan self image
menentukan perilaku seseorang terhadap dirinya dan terhadap orang lain.
Dengan demikian individu bias berupaya mengembangkan segi-segi positif
dan mengatasi segi-segi negatif yang dimiliki dan mampu memupuk sikapsikap positif sesuai peran yang dijalankan.Orang yang mempunyai konsep
diri positif :
a Akan mudah minta umpan balik dari orang lain, mau menerima kiritik
orang lain, di mana kondisi seperti ini dalam teori perkembangan
menunjukkan kedewasaan seseorang.
b Mempunyai harga diri (self esteem) yang kuat akan menjadikan individu
sebagai pribadi yang mempunyai kepercayaan diri dan tidak mengalami

38

kesulitan

dalam

penyesuaian

diri

atau

berinteraksi

dengan

lingkungannya.
III.3. Teknik Pengenalan Diri
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melakukan pengenalan diri
yaitu :
introspeksi, melihat perilaku orang lain dan meminta umpan balik atau masukan
dari orang lain. Namun sebelum menetapkan dari tiga cara tersebut, pertama tama
yang harus dilakukan untuk peneganalan diri adalah menanamkan kesadaran
kedalam diri bahwa setiap orang mempunyai sejumlah ide, anggapan, keyakinan
dan nilai-nilai tertentu, yang disebut Sistem Nilai dan Asumsi atau disingkat
SINA. Sistem Nilai dan asumsi yang dimiliki setiap orang tersebut ada yang logis
dan ada yang tidak logis, berbeda-beda pada setiap orang dan bahkan ada sina
yang saling bertentangan antara satu orang dengan lainnya.
Sistem nilai dan asumsi pada seseorang terbentuk melalui proses belajar
pengalaman yang diperoleh dalam kehidupan seseorang, dan juga dari
kesimpulan-kesimpulan

terhadap

pengalaman-pengalaman

yang

dipernah

diperolehnya. Kesimpulan-kesimpulan tersebut kemudian menjadi keyakinan


seseorang. Keyakinan yang terbentuk itu akan mempengaruhi penafsiran dan
kesimpulan terhadap pengalaman-pengalaman yang datang dikemudian hari.
Nilai dan asumsi yang berkembang pada diri seseorang akan terwujud
dalam konsep diri, orientasi ambisi, cara memandang nasib, penilaian terhadap
orang lain dan tentang hal-hal lain. Secara khusus konsep diri seseorang berisi
anggapan dan keyakinan seseorang tentang statusnya, haknya, kewajibankewajibanya, kemampuannya, penilaian orang mengenai dirinya dan hal-hal lain
yang berhubungan dengan dirinya. Konsep diri inilah yang menjadi jawaban dari
pertanyaan SIAPAKAH SAYA. Jawaban dari pertanyaan tersebut selanjutnya
akan mempengaruhi cara berfikir dan perilaku seseorang. Untuk menjawab
Pertanyaan siapa saya, tentu tidaklah terlalu mudah. Kesulitan tersebut
berkaitan dengan keluasan dari daerah kesadaran yang ada pada diri seseorang.
Berkaitan dengan masalah daerah kesadaran diri ini Joe Luft dan Harry Ingham

39

(disingkat Johari ) memperkenalkan suatu teknik mengenal diri sendiri yang


dikenal dengan konsep Johari Window.
Menurut konsep ini ada empat ranah (domain) dari daerah kesadaran
dalam diri seseorang, yaitu sebagai berikut :
Known
Kno
wn

Unk
nown

Self

Unknown

I. Public Area

II. Blind spot

(daerah aktivitas bebas)

(daerah buta)

III. Hidden Area

IV. Unknown Area

(daerah tersembunyi)

(daerah tidak diketahui)

Bidang I disebut public area yaitu daerah aktivitas bebas adalah daerah yang
kita ketahui bersama (diri sendiri dan orang lain); contoh: nama,
alamat dan pekerjaan.
Pengetahuan yang direpresentasikan oleh jendela ini, bisa tidak hanya
mencakup informasi faktual, tapi juga perasaan saya, motif-motif
saya, perilaku-perilaku saya, keinginan, kebutuhan dan keinginan
saya. Setiap informasi yang menjelaskan tentang siapa saya
sebenarnya. Ketika saya pertama kali bertemu dengan seseorang yang
baru, ukuran pintu dari kuadran pertama ini tidak begitu besar, karena
hanya sedikit waktu untuk saling bertukar informasi. Pada saat proses
saling kenal berlanjut, tirai jendela ini semakin terbuka ke bawah atau
ke kanan, sehingga memberikan lebih banyak informasi ke dalam
jendela yang terbuka, seperti yang akan dijelaskan berikut.
Bidang II disebut blind spot yaitu daerah buta yaitu daerah di mana kita tidak
mengetahui tetapi orang lain mengetahui, contoh: hal-hal/perbuatan
yang tidak kita sadari, tetapi orang lain justru mengetahui.

40

Sebagai contoh, ketika kita makan di restaurant, saya bisa saja tidak
mengetahui bahwa ada sisa makanan yang menempel di wajah saya.
Informasi ini terletak pada kuadran samar saya karena anda bisa
melihatnya, tapi saya tidak bisa. Jika anda kemudian menceritakan
kepada saya bahwa ada sesuatu di wajah saya, maka tirai jendela akan
terbuka ke kanan, sehingga memperluas daerah kuadran terbuka.
Sekarang, saya mungkin memiliki banyak hal samar lainnya yang
lebih kompleks. Sebagai contoh, mungkin dalam percakapan kita
yang sedang berlangsung, anda merasakan kurangnya kontak mata.
Anda mungkin tidak mengatakan sesuatu, karena anda tidak ingin
membuat saya malu, atau anda mungkin berkesimpulan sendiri
bahwa saya sedang tidak jujur. Maka masalahnya adalah, bagaimana
saya bisa mengetahui informasi ini, karena ini akan mempengaruhi
tingkat kepercayaan yang sedang berkembang di antara kita?
Bagaimana saya bisa belajar lebih banyak tentang diri saya?
Sayangnya, belum ada jawaban yang tersedia. Saya mungkin
merasakan sedikit kebimbangan pada diri anda, dan mungkin bisa
menimbulkan sebuah pertanyaan. Tapi siapa yang tahu jika saya
benar-benar menanyakan sesuatu dan jawaban anda terhadap
pertanyaan itu sudah cukup jelas.
Bidang III disebut hidden area atau daerah tersembunyi adalah daeah di mana
kita mengetahui tetapi orang lain tidak mengetahuinya, contoh : halhal rahasia/pribadi/privacy.
Sebagai contoh, saya belum menceritakan kepada anda tentang rasa
es krim favorit saya. Informasi ini terdapat dalam kuadran
tersembunyi saya. Kemudian saya mengatakan kepada anda bahwa
saya menyukai es krim rasa Ben and Jerrys Cherry Garcia, maka
dengan demikian saya menarik tirai jendela tersebut ke bawah,
memindahkan

informasi

dalam

kuadran

tersembunyi

dan

memperlebar daerah kuadran terbuka. Lagi-lagi, ada banyak


informasi, hampir semua sejarah hidup saya, yang telah saya buka

41

untuk anda. Jika kita sudah saling kenal dan saling mempercayai satu
sama

lain,

maka

saya

akan merasa

lebih

nyaman

dalam

mengungkapkan rincian yang lebih dekat tentang diri saya. Proses ini
disebut pembukaan diri.
Bidang IV disebut unknown area merupakan daerah yang kita (diri sendiri dan
orang lain) sama-sama tidak mengetahui, contoh: mimpi-mimpi kita,
trauma-trauma, hal-hal yang kita repress (tekan) di bawah kesadaran.
Luas (besarnya) masing-masing bidang tidak bisa ditentukan, tergantung
kepentingan dan pribadi masing-masing. Kita bisa mempersempit atau
mengurangi daerah yang tidak kita ketahui dengan menggunakan teknik
introspeksi dan feedback (umpan balik), atau menggunakan psikotes untuk
mengungkap ketidaksadaran (biasa dilakukan psikolog).
How I view myself
(Bagaimana Saya memandang diri sendiri)
Positive Aspects

Negative Aspects

__________________

__________________

__________________

__________________

__________________

__________________

__________________

__________________

__________________

__________________

Sifat yang sering muncul ketika hendak melakukan pekerjaan adalah sifat
pesimisme, maka dalam hal ini ada sepuluh petunjuk untuk mengatasi pesimisme:
1. Kalau anda semakin mengharapkan kegagalan maka semakin besar
kemungkinannya anda ditimpa kegagalan sebagai akibat pengharapan anda
yang negatif. Oleh karena itu setiap saat selalulah berpikir positif.
Pengharapan dan optimisme mengundang keberhasilan.
2. Cobalah mencari sesuatu yang positif walaupun dalam kegiatan yang tak
menyenangkan. Dengan berbuat demikian anda akan meningkatkan apa yang

42

hanya kelihatan sebagai kemungkinan kecil untuk berhasil, karena anda


bertindak secara lebih optimisme dan lebih dinamis.
3. Cobalah menerima kegagalan dengan rasa humor. Setiap orang yang punya
rasa humor sanggup dengan mudah mengatasi seuatu kejadian yang negatif,
dan pesimisme timbul kalau kurang rasa humor.
4. Jangan memikirkan persoalan anda terlalu dalam. Jangan, walaupun dalam
khayalan anda, memperlihatkan hasil yang negatif, tapi arahkan semua
kekuatan anda pada tindakan yang berhasil.
5. Dalam situasi bagaimanapun juga cobalah mendapatkan sikap yang paling
positif. Anda akan mendapatkan bahwa tidak lama anda akan mendapatkan
sukses kecil di sana-sini. Dan itu selanjutnya akan menghidupkan kepercayaan
pada diri anda sendiri.
6. Jangan menggunakan pesimisme anda sebagai penyangga untuk melindungi
anda dari kekecewaan yang mungkin terjadi. Ini adalah kelemahan yang harus
anda perangi sampai habis.
7. kalau anda gagal memecahkan persoalan jangan dihiraukan berapa banyak
kesalahan anda, tapi carilah pecahan yang benar. Kesalahan mematahkan
semangat dan mengakibatkan turunnya kepercayaan dalam memecahkan
persoalan masa depan. Jika dalam sepuluh, yang salah lima buah maka anda
akan mendapatkan lima pemecahan yang benar dan lima pemecahan yang
salah.
8. Dalam waktu senggang cobalah anda menemui orang-orang yang optimis dan
perhatikanlah tingkah laku mereka. Dengan memperlihatkan mereka andaakan
mempelajari bagaimana menanamkan sikap optimis. Dan lebih-lebih lagi
secara tidak disadari api optimisme akan menyala dalam diri anda.
9. Selalu ingat bahwa pesimisme bukanlah sifat bawaan. Seperti kebanyakan
sifat manusia lainnya, pesimisme dapat dikurangi dan dirobah menjadi suatu
sikap yang baru yang bernama optimisme.
10. Jika sikap optimis mengakibatkan sukses, maka berilah penghargaan pada
kenyataan bahwa karena optimislah anda berhasil.

43

III.4. Penutup
Kesimpulan
1. Pengenalan diri adalah salah satu cara untuk membentuk konsep diri.
2. Manfaat mengenal diri sendiri adalah Dapat Mengetahui apa yang
dibutuhkan dalam hidup ini, dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan
pribadvitas bebas), dapat memanfaatkan pengetahuan diri untuk
menunjang cita-cita, dapat mengetahui mengapa menjadi sukses dan
gagal dalam suatu hal, dapat merencanakan masa depan secara lebih
terarah
3. Joe Luft dan Harry Ingham (konsep Johari Window) ada empat ranah
(domain) dari daerah kesadaran dalam diri seseorang yakni 1. publik area
(daerah aktifitas bebas); 2. Blind spot (daerah buta); 3. Hidden area
(daerah tersembunyi); 4. Unknown area (area tidak diketahui)
Tes/Umpan Balik (Soal-Soal Latihan)
1. Jelaskan menurut anda, apa pentingnya mengenal diri sendiri?
2. Jelaskan gambaran teknik pengenalan diri sendiri menurut jendela
Jouhary?
3. Dengan teknik pengenalan diri sendiri akan membantu perkembangan
kepribadian seseorang yaitu membantu terciptanya citra diri berupa Self
Acceptance dan Self Concept, Jelaskan?
4. Tulislah aspek-aspek positif dan negatif pandangan Anda terhadap diri
anda sendiri?
5. Tulislah aspek-aspek positif-negatif teman-teman Anda di dalam secarik
kertas yang diberikan kepada Anda?
6. Bandingkan penilaian Anda dengan penilaian kelompok?

44

PERKULIAHAN KE 7
Tujuan Pembelajaran
Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu :
1.

Memahami tips melamar pekerjaan

2.

Menjalani wawancara dengan lancar


Pokok Bahasan : Melamar Pekerjaan dan Wawancara

Deskripsi singkat : Dalam pertemuan ini Anda akan mempelajari bagaimana tips
melamar pekerjaan, dan menghadapi wawancara

I.

Bahan Bacaan :
1.

Susanto, AB, 1997, Profesionalisme Image, Grasindo, Jakarta

2.

R. Wayne pace dan Don F. Faules, 2000, Komunikasi Organisasi


Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, Penerbit PT Remaja
Rosdakarya, Bandung

3.

http://baguspemudaindonesia.blogdetik.com/2011/04/20/manusia-dantanggung-jawab/

4.

http://www.loker.web.id/tips/tips-melamar-pekerjaan.html

II. Pertanyaan Kunci/tugas :


Ketika Anda membaca bahan bacaan berikut, gunakanlah pertanyaanpertanyaan berikut ini untuk memandu Anda:
1. Menjelaskan tentang tips dalam melamar pekerjaan?
2. Menjelaskan cara menghadapi wawancara?

45

BAB IV
MELAMAR PEKERJAAN DAN TES WAWANCARA

4.1.

Melamar Pekerjaan
Menurut Ir. Baharuddin, Direktur HRD Multi Niaga Group (Tribun Timur,

Selasa 12 Mei 2009) bahwa; Pencari kerja cenderung mengabaikan persiapan dan
pembentukan mental menjadi karyawan, mereka sibuk dengan menyusun surat
lamaran dengan bahasa yang sempurna, model CV yang bagus, dll. Persiapan
mental justru menjadi sangat penting mengingat perekrutan karyawan oleh
perusahaan saat ini mengalami perubahan paradigma.
Perusahaan dalam merekrut karyawan tidak hanya melihat CV yang bagus,
pendidikan yang tinggi, sekedar penampilan yang baik, komunikatif, dll. Hal-hal
tersebut belum menunjukkan ciri bahwa mereka benar-benar mempersiapkan diri
dalam mencari pekerjaan. Ini sesungguhnya hanya menjadi nilai tambahan bagi
seorang pencari kerja. Yang dibutuhkan saat ini adalah seseorang yang memiliki
karakter sebagai karyawan terbaik. Oleh karena itu, untuk sukses melamar
pekerjaan hal-hal yang patut ditampilkan adalah:
1. Tunjukkan bahwa anda adalah orang yang cerdas. Orang cerdas tidak diukur
dari pendidikannya yang tinggi atau prestasi akademiknya, tetapi diukur dari
seberapa besar memanfaatkan peluang untuk mengembangkan dirinya.
2. Tunjukkan bahwa anda bersedia bekerja melebihi kebutuhan.
3. Tunjukkan bahwa anda bisa mengantisipasi masalah dan mengambil
keputusan.
4. Tunjukkan bahwa anda bisa belajar dengan cepat.
5. Tunjukkan bahwa anda adalah orang yang memiliki komitmen.
6. Tunjukkan bahwa anda bisa fokus dalam bekerja.
7. Tunjukkan bahwa anda bisa bekerja dalam tim, anda bukan orang yang
individualis.
Bagian rekruitmen dalam perusahaan tentu punya banyak metode untuk
dapat memotret hal-hal tersebut. Oleh karena itu persiapan dengan melatih diri

46

lewat organisasi (sekolah, kampus, lembaga informal) akan sangat membantu.


Karena semua hal tersebut terbentuk lewat proses yang tidak seketika. Belum
terlambat bagi anda untuk mempersiapkan diri.
Menurut Hikma Ola, Director of Sales & Marketing Hotel Sahid Jaya
Makassar (Tribun Timur, Kamis 14 Mei 2009) bahwa : Dalam melamar pekerjaan,
seseorang harus mempunyai target, sehingga dia tidak hanya berada pada posisi
yang sama seterusnya. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah:
a.

Connectivitas
Seorang yang ingin bekerja dalam suatu perusahaan harus memperhatikan
secara seksama pekerjaan yang dibutuhkan dengan minatnya.

b.

Curriculum vitae
Salah satu syarat administrasi yang mutlak harus ada dalam melamar
pekerjaan adalah membuat CV yang baik dan jelas, tetapi resume yang
dilampirkan sebaiknya pernah bekerja minimal 3 tahun dalam perusahaan
sehingga tidak seperti kutu loncat.

c.

Product Knowledge
Posisi suatu perusahaan bagi pelamar sesungguhnya harus diketahui secara
menyeluruh apa yang menjadi jualan (product knowledge) bagi customer.
Terkhusus profil perusahaan.

d.

Times
Seseorang yang akan melakukan wawancara harus tepat waktu. Ketepatan
waktu itu sebaiknya 30 menit sebelum wawancara dimulai agar dapat
mengadaptasi keadaan dan suasana.

e.

Pshyco test
Pshycotest wajib bagi seorang pelamar bukan sesuatu yang baru, karena pada
umumnya setiap perusahaan melakukan pshycotest untuk dapat mengukur
kepribadian diri (personality) si Pelamar kerja tersebut.

f.

Simple Mind
Terkhusus dalam wawancara harus simple dalam menjawab dan mudah
dipahami. Hindari kalimat yang menjelek-jelekkan suatu perusahaan atau
tempat sebelumnya kita bekerja. Jangan over confidence pada saat

47

wawancara. Perhatikan sikap pada saat wawancara, termasuk eye contect


dengan si pewancara, jika ditanya soal gaji, usahakan untuk dijawab, dapat
melakukan nego gaji dan hindari kata terserah.
Pindah kerja ke perusahaan lainnya harus memperhatikan konsep jenjang
karir. Hal ini dengan frame berfikir bahwa aktualisasi diri dan integritas dalam
bekerja berbanding dengan kemapanan dan pendapatan.
Sedangkan Budhy Guntur Iriansah, GM Singgasana Makassar Hotel
(Tribun Timur, Jumat 15 Mei 2009) bahwa Persiapan yang harus dilakukan:
1)

Mental
Pertama-tama kita harus menyiapkan mental, karena biasanya pada saat
menghadapi interview, kita akan merasa gugup. Jadi apa yang sudah kita
persiapkan menjadi lupa karena kegugupan tersebut.

2)

Mengetahui apa yang akan kita lamar/tuju


Baik posisi ataupun mengenai perusahaannya (company profile). Sesuaikan
kemampuan diri dengan posisi yang akan diambil atau yang tersedia.

3)

References
Apa yang membuat kita dapat datang ke tempat/perusahaan itu, siapa yang
menyarankan atau memback up kita untuk menyakinkan bahwa kita
mempunyai kemampuan di tempat/perusahaan itu.

4)

Penampilan diri/performance
Penampilan kita akan sangat menentukan, baik dari kesehatan maupun dari
cara berpakaian yang kita kenakan pada saat interview.

5)

Body language
Gerak tubuh dan kata-kata yang diucapkan akan sangat membantu pada saat
interview, karena dari gerak tubuh akan terbaca bagaimana sifat dan sikap
kita.

6)

Kejujuran dalam memberikan jawaban


Berikan jawaban-jawaban yang sebenarnya, ketika menjawab pertanyaan.
Sebaiknya, tidak ditambah dan dikurangi, karena status pelamar akan dicross check berdasarkan references.

48

7)

Yang sangat penting adalah attitude


Yaitu menunjukkan kesan sikap yang baik, karena penentuan terakhir akan
diambil atau diputuskan berdasarkan attitude si pelamar. Sepandai atau
sebaik apapun pelamar, jika attitude yang dimiliki tidak baik, akan
merupakan suatu halangan yang sangat besar untuk mendapatkan
kesempatan kerja.
Demi kelancaran dalam

melamar pekerjaan, perlu memahami

beberapa tips pelamar pekerjaan :


a) Lamar pekerjaan yang anda minati dan yakin mampu melaksanakan.
b) Buatlah surat lamaran yang terkesan individual/personal khusus untuk
perusahaan yang dimaksud jangan membuat surat lamaran yang sudah
diformat secara standard atau meniru /jiplak mentah-mentah dari buku.
c) Usahakan surat tsb singkat , faktual dan menarik dengan bahasa yang jelas
dan penampilan yang menarik dalam arti : rapi ( tidak ada kesalahan
dalam ejaan atau tata bahasa), bersih (tinta hitam diatas kertas putih,
jangan ada koreksi seperti tip ex atau perbaikan dengan pensil/bolpoin
sebaiknya ketik dan cetak ulang saja) dan selalu berusaha ditujukan
kepada seseorang tertentu ( nama dan /atau jabatan yang spesifik ).
d) Surat lamaran maksimal hanya satu halaman, selalu disertai resume/ C.V.
(curriculum vitae) anda dan memberi impresi pertama yang positif
tentang anda.
e) Resume /C.V anda sebaiknya memberi detail tentang dirimu mencakup
latar belakang pendidikan, keterampilan-keterampilan yang anda miliki,
pengalaman kerja (full-time atau part-time atau free lance yg memberi
anda kompetensi tertentu untuk melakukan suatu pekerjaan), aktivitas
(organisasi, masyarakat, olah raga, dsb) dan prestasi-prestasi (disekolah
maupun luar sekolah) yang pernah anda raih. Ciri resume/C.V yang baik
adalah : rapi, simpel, jujur dan akurat. Sebaiknya bersih dan disusun agar
penyampaian informasi menarik dan mudah dibaca. Berilah jarak
(margin) pada semua sisi resume/C.V anda sebesar 1 minimal 1/2 kalau
anda kekurangan space untuk mengisi informasi tentang diri anda.

49

Bagian putih ini membuat resume anda menarik, bersih dan mudah
dibaca sekaligus memberi tempat bagi pembaca untuk membubuhkan
catatan langsung pada resumemu. Gunakan kertas dan tinta yang sama
dengan surat lamarannya.
f)

Proof read ulang surat lamaran dan resume/C.V anda Pastikan bahwa
tidak ada kesalahan Tipografis, tatabahasa/ grammar, bahasa yang
diulang-ulang/repetitif, layout yang kurang rapi (miring atau tidak lurus)
ataupun kesalahan lain. Suatu kesalahan dalam ejaan saja bisa
menyebabkan anda kehilangan kesempatan yang penting untuk
memperoleh pekerjaan.

g) Silahkan membaca buku/literatur yang tersedia di toko-toko buku. Banyak


yang mengulas cara-cara dan kiat yang efektif dalam menulis surat
lamaran, resume/C.V maupun wawancara.
4.2.

Wawancara
Di Indonesia tidaklah mudah untuk mendapatkan sebuah pekerjaan.

Banyak pelamar yang terkadang nasibnya belum beruntung dalam mendapatkan


pekerjaan yang ia sangat idamkan. Maka berikut beberapa cara teknik melamar
kerja & interview kerja yang baik, sebagai berikut:
1.

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam melamar kerja adalah


mencari sumber informasi lowongan seperti media cetak (koran kompas),
internet, career center, network, dan agency (outsourching).

2.

Langkah kedua, memilih lowongan kerja. Ya pilih lowongan kerja yang


sesuai dengan kemampuan anda. Ada pun yang harus diperhatikan dalam
memilih lowongan kerja, seperti:
a. Mencari informasi mengenai posisi yang akan dipilih.
b. Mencari informasi mengenai perusahaan pemberi kerja
c. Sebaiknya tidak memaksakan diri untuk suatu jabatan.
d. Kesesuaian antara keadaaan diri dengan persyaratan jabatan.

3.

Langkah ketiga, membuat surat lamaran. Perlu diperhatikan dalam pembuatan


surat lamaran, seperti:
a. Kertas berwarna netral

50

b. Jenis dan ukuran font standard


c. Ukuran kertas A4
d. Surat lamaran dan daftar riwayat hidup diketik rapi, ringkas dan jelas
(cantumkan posisi yang dituju, tanggal & tanda tangan, alamat & tempat
tinggal, nomor telepon atau HP yang dapat dihubungi dan menggunakan
bahasa yang mudah dimengerti).
4.

Langkah keempat, pengiriman dokumen lamaran. Ada 3 cara dalam


pengiriman dokumen tersebut, seperti:
a. Melalui pos (alamat penerima dan pengirim harus jelas).
b. Melalui email (rutin membaca email dan pertimbangkan besar file).
c. Datang langsung ke perusahaan (walk in interview).
Setelah kita sudah mengetahui beberapa cara teknik melamar kerja,
selanjutnya hal yang harus diperhatikan ketika kita akan melakukan
interview (wawancara), seperti:
1) Penampilan
Berbicara soal penampilan sangatlah penting karena penampilan
anda adalah hal yang pertama dilihat oleh interviewer. Pakailah pakaian
rapi (formal & nyaman), menggunakan sepatu tertutup, datang dengan
aroma tubuh yang segar, tidak bau mulut dan rapikan kuku.
a) Penampilan untuk pria
(1) Menggunakan kemeja lengan panjang dengan warna soft dan
celana warna gelap.
(2) Cocokan dasi dengan kemeja yang akan dipakai.
(3) Menggunakan sepatu pantofel dengan kaos kaki warna hitam
(gelap).
b) . Penampilan untuk wanita
(1) Menggunakan kemeja warna soft dan memakai blezer dengan
warna hitam (gelap).
(2) Hindari menggunakan warna yang mencolok.
(3) Pakailah make up tapi jangan berlebihan (bedak, lipstic, blason).
(4). Tatanan rambut yang rapi.

51

(5) Menggunakan sepatu pantofel dengan tinggi 5cm.


2) Body language
Saat memasuki ruangan berjalan dengan tubuh tegap, gaya yang
anggun dan kedua tangan mengibas dengan bebas. Sodorkan tangan
(sambil tersenyum) terlebih dahulu pada saat menawarkan. Sapalah
interviewer dengan Bapak/Ibu dan jangan duduk sebelum di
persilahkan.
3) Sikap berdiri & sikap duduk.
a). Sikap berdiri
(1) Badan tegap & tidak bungkuk.
(2) Sikap siaga kedua tangan disamping dan pandangan ke depan
(kontak mata).
(3) Tidak ada gerakan tangan tambahan (menggaruk).
b) Sikap duduk
(1) Badan tetap tegap saat duduk.
(2) Posisi tidak menyender di bangku belakang.
(3) Tangan dibawah jangan diatas meja.
(4) Pandangan ke depan (kontak mata).
(5) Bicaralah yang rileks dengan intonasi suara yang tepat sesuai
situasi.
Dua teknik wawancara yang biasa dipergunakan perusahaan
dalam melakukan wawancara kerja adalah wawancara kerja tradisional
dan wawancara kerja behavioral. Dalam prakteknya perusahaan
seringkali mengkombinasikan kedua teknik ini untuk memperoleh data
yang lebih akurat.
Wawancara kerja tradisional menggunakan pertanyaan-pertanyaan
terbuka seperti mengapa anda ingin bekerja di perusahaan ini, dan apa
kelebihan dan kekurangan anda. Kesuksesan atau kegagalan dalam
wawancara tradisional akan sangat tergantung pada kemampuan si
pelamar

dalam

berkomunikasi

menjawab

pertanyaan-pertanyaan,

daripada kebenaran atau isi dari jawaban yang diberikan. Selain itu

52

pertanyaan-pertanyaan

yang

diajukan

lebih

banyak

bersifat

mengklarifikasikan apa yang ditulis dalam surat lamaran dan CV pelamar.


Dalam wawancara kerja tradisional, recruiter biasanya ingin menemukan
jawaban atas 3 (tiga) pertanyaan: apakah si pelamar memiliki
pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan,
apakah si pelamar memiliki antusias dan etika kerja yang sesuai dengan
harapan recruiter, dan apakah si pelamar akan bisa bekerja dalam team
dan memiliki kepribadian yang sesuai dengan budaya perusahaan.
Wawancara kerja behavioral didasarkan pada teori bahwa
performance (kinerja) di masa lalu merupakan indikator terbaik untuk
meramalkan perilaku pelamar ketika bekerja. Wawancara kerja dengan
teknik ini sangat sering digunakan untuk merekrut karyawan pada level
managerial atau oleh perusahaan yang dalam operasionalnya sangat
mengutamakan

masalah-masalah

kepribadian.

Wawancara

kerja

behavioral dimaksudkan untuk mengetahui respon pelamar terhadap suatu


kondisi atau situasi tertentu sehingga pewawancara dapat melihat
bagaimana pelamar memandang suatu tantangan/permasalahan dan
menemukan solusinya. Pertanyaan-pertanyaan yang biasanya diajukan
antara lain: "coba anda ceritakan pengalaman anda ketika gagal mencapai
target yang ditetapkan, dan berikan beberapa contoh tentang hal-hal apa
yang anda lakukan ketika anda dipercaya menangani beberapa proyek
sekaligus. Untuk menjawab pertanyaan tersebut si pelamar perlu
mempersiapkan diri untuk mengingat kembali situasi, tindakan dan hasil
yang terjadi pada saat lalu. Selain itu, sangat penting bagi pelamar untuk
memancing pertanyaan lebih lanjut dari pewawancara agar dapat
menjelaskan secara rinci gambaran situasi yang dihadapinya. Untuk itu
diperlukan ketrampilan berkomunikasi yang baik dari si pelamar.
Keberhasilan atau kegagalan dalam wawancara ini sangat tergantung pada
kemampuan pelamar dalam menggambarkan situasi yang berhubungan
dengan pertanyaan pewawancara secara rinci dan terfokus. Dalam
wawancara kerja behavioral, si pelamar harus dapat menyusun jawaban

53

yang mencakup 4 (empat) hal: (1) menggambarkan situasi yang terjadi


saat itu, (2) menjelaskan tindakan-tindakan yang diambil untuk merespon
situasi yang terjadi, (3) menceritakan hasil yang dicapai, dan (4) apa
hikmah yang dipetik dari kejadian tersebut.
4.3.

Penutup
Kesimpulan
1. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melamar pekerjaan menurut
Hikma Ola yakni connectivitas, curriculum vitae, product knowledge,
times, pshyco test, simple mind.
2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam wawancara yakni penampilan,
body language, sikap berdiri dan sikap duduk
Tes/Umpan Balik (Soal-Soal Latihan)
1. Uraikan secara singkat teknik melamar kerja?
2. Jelaskan 2 (dua) teknik wawancara yang biasa dipergunakan
perusahaan?

54

PERKULIAHAN KE 8

Tujuan Pembelajaran
Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu :
1.

Menjalankan tanggung jawab sosial perusahaan kelak


Pokok Bahasan : Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Deskripsi singkat : Dalam pertemuan ini Anda akan mempelajari pengertian


tanggung jawab, jenis tanggung jawab.
I.

Bahan Bacaan :
1.

Susanto, AB, 1997, Profesionalisme Image, Grasindo, Jakarta

2.

R. Wayne pace dan Don F. Faules, 2000, Komunikasi Organisasi


Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, Penerbit PT Remaja
Rosdakarya, Bandung

3.

http://baguspemudaindonesia.blogdetik.com/2011/04/20/manusiadan-tanggung-jawab

4.

http://rudybinary.blogspot.com/2012/10/tanggung-jawab-sosialperusahaan.html

5.

http://putama.blogspot.com/2012/11/etika-dan-tanggung-jawabsosial.html

6.

http://buggzilla.wordpress.com/2012/10/14/tanggung-jawab-sosialperusahaan

7.

https://www.academia.edu/7018653/Tanggung_Jawab_Sosial_Peru
sahaan

II. Pertanyaan Kunci/tugas :


Ketika Anda membaca bahan bacaan berikut, gunakanlah pertanyaanpertanyaan berikut ini untuk memandu Anda:
1. Menjelaskan pengertian tanggung jawab?

55

2. Menguraikan jenis-jenis tanggung jawab?


3. Menjelaskan tanggung jawab perusahaan?

56

BAB V
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

5.1.

Pengertian Tanggung Jawab


Tanggung jawab adalah hal yang mutlak yang dimiliki oleh setiap

individu, tanggung jawab adalah suatu kewajiban yang tidak dapat diabaikan
begitu saja, karena sejak lahir kita telah mendapat tanggung jawab untuk menjadi
sosok makhluk yang baik dihadapan Sang Maha Pencipta, beranjak remaja kita
mempunyai tanggung jawab sebagai anak untuk menjaga nama baik keluarga,
dan beranjak dewasa kita memiliki tanggung jawab untuk membawa diri kita
menjadi pribadi yang utuh yang lebih baik, sekaligus sebagai pembuktian
terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas hasil dari tanggung jawab yang telah kita
jalani.
Tanggung jawab menurut kamus bahasa Indonesia adalah keadaan wajib
menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus
umum

bahasa

Indonesia

adalah

berkewajiban

menanggung,

memikul,

menanggung segala sesuatunya, dan menanggung akibatnya. Tanggung jawab


adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja
maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajiban. Tanggung jawab itu bersifat kodrati
artinya sudah menjadi bagian hidup manusia bahwa setiap manusia di bebani
dengan tanggung jawab. Apabila di kaji tanggung jawab itu adalah kewajiban
yang harus di pikul sebagai akibat dari perbuatan pihak yang berbuat. Tanggung
jawab adalah ciri manusia yang beradab. Manusia merasa bertanggung jawab
karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula
bahwa pihak lain memerlukan pengadilan atau pengorbanan .
Tanggung jawab, jika diartikan dalam bahasa Inggris, adalah responsible,
yang berasal dari kata response dan able. Jadi, tanggung jawab adalah ability to
respone; kecakapan dalam merespon. Dalam konteks kepemimpinan, tanggung
jawab adalah kecakapan dalam merespon amanah. Seringkali orang mengelak

57

dari tanggung jawab. Padahal, semakin besar tanggung jawab yang kita pikul,
semakin cepat proses kematangan diri kita. Kalau ada orang yang tidak mau
mengemban tanggung jawab dan menghindari kesulitan, takut menghadapi
resiko, orang itu tidak akan mencapai kematangan dan kedewasaan. Semakin
tempaan, tantangan, dan tanggung jawab yang kita pikul. Tuhan tidak akan
pernah menyia-nyiakan orang seperti itu. Kita hidup dengan tanggung jawab.
Tanggung jawab menjadi ciri orang yang hidup. Orang yang tidak mau
mengemban tanggung jawab sama dengan mayat hidup yang berjalan.
5.2. Jenis-Jenis Tanggung Jawab
Tanggung jawab itu dapat dibedakan sebagai berikut, yaitu :
a.

Tanggung Jawab Terhadap Diri Sendiri


Tanggung jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang

untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian


sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memecahkan masalah-masalah
kemanusian mengenai dirinya sendiri. Contohnya: Rudi membaca sambil
berjalan. Meskipun sebentar-bentar ia melihat ke jalan tetap juga ia lengah dan
terperosok ke sebuah lubang. Ia harus beristirahat dirumah beberapa hari.
Konsekuensi tinggal dirumah beberapa hari merupakan tanggung jawab ia
sendiri akan kelengahannya.
b.

Tanggung Jawab kepada Keluarga


Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami-istri,

ayah-ibu dan anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga.
Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung
jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga
merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.
c.

Tanggung Jawab terhadap Masyarakat


Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain,

sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial. Karena membutuhkan


manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut.
Sehingga dengan demikian manusia di sini merupakan anggota masyarakat yang
tentunya mempunyai tanggung jawab tersebut.

58

d.

Tanggung Jawab Terhadap Bangsa dan Negara

Suatu kenyataan lagi, bahwa setiap manusia, tiap individu adalah warga
negara suatu negara. Dalam berfikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia
terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia
tidak dapat berbuat semaunya sendiri.
e.

Tanggung Jawab Terhadap Allah Swt

Allah SWT menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung


jawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya, manusia mempunyai tanggung
jawab langsung terhadap perintah Allah SWT. Sehingga tindakan atau perbuatan
manusia tidak bisa lepas dari pengawasan Allah SWT yang dituangkan dalam
kitab suci AlQur'an melalui agama Islam. Pelanggaran dari hukuman-hukuman
tersebut akan segera diperingati oleh Allah dan jika dengan peringatan yang
keraspun manusia masih juga tidak menghiraukannya Karena pada hakekatnya,
kehidupan inipun merupakan amanah dari Allah SWT. Oleh karenanya, seorang
mukmin senantiasa meyakini, apapun yang Allah berikan padanya, maka
itu merupakan amanah yang kelak akan dimintai pertanggung jawaban dari Allah.
5.3.

Tanggung Jawab Perusahaan


Tanggung
jawab
sosial

perusahaan

atau Corporate

Social

Responsibility (CSR) dapat didefinisikan sebagai bentuk kepedulian perusahaan


terhadap lingkungan eksternal perusahaan melalui berbagai kegiatan yang
dilakukan dalam rangka penjagaan lingkungan, norma masyarakat, partisipasi
pembangunan, serta berbagai bentuk tanggung jawab sosial lainnya.
Selain definisi di atas masih ada definisi lain mengenai CSR
yakni Komitmen perusahaan

dalam

pengembangan ekonomi yang

berkesinambungan dalam kaitannya dengan karyawan beserta keluarganya,


masyarakat sekitar dan masyarakat luas pada umumnya, dengan tujuan
peningkatan kualitas hidup mereka (WBCSD, 2002). Sedangkan menurut
Commission of The European Communities 2001, mendefinisikan CSR sebagai
aktifitas yang berhubungan dengan kebijakan kebijakan perusahaan untuk
mengintegrasikan penekanan pada bidang sosial dan lingkungan dalam operasi
bisnis mereka dan interaksi dengan stakeholder.

59

Menurut Carrol tanggung jawab sosial, dari sudut pandang strategisnya


bahwa suatu perusahaan bisnis perlu mempertimbangkan tanggung jawab
sosialnya bagi masyarakat dimana bisnis menjadi bagiannya.Ketika bisnis mulai
mengabaikan tanggung jawabnya, masyarakat cenderung menanggapi melalui
pemerintah untuk membatasi otonomi bisnis.
Carroll menyatakan bahwa manajer organisasi bisnis memiliki empat
tanggung jawab yakni :
1. Tanggung jawab ekonomi yakni memproduksi barang dan jasa yang
2.

bernilai bagi masyarakat.


Tanggung jawab hukum yakni perusahaan diharapkan mentaati hukum

3.

yang ditentukan oleh pemerintah.


Tanggung jawab etika yakni perusahaan diharapkan dapat mengikuti
keyakinan umum mengenai bagaimana orang harus bertindak dalam suatu

4.

masyarakat.
Tanggung jawab kebebasan memilih yakni tanggung jawab yang
diasumsikan bersifat sukarela.
Dari keempat tanggung jawab tersebut, tanggung jawab ekonomi dan

hukum dinilai sebagai tanggung jawab dasar yang harus dimiliki perusahaan.
Setelah tanggung jawab dasar terpenuhi maka perusahaan dapat memenuhi
tanggung jawab sosialnya yakni dalam hal etika dan kebebasan memilih.
Terdapat dua pandangan tentang kepada siapa organisasi bertanggung
jawab sosial, yaitu sebagai berikut :
a. Model Pemegang saham (Shareholder)
Pandangan tentang tanggung jawab social yang menyebutkan bahwa sasaran
organisasi yang utama adalah memaksimalkan keuntungan bagi manfaat para
pemegang saham. Lebih spesifik lagi, apabila keuntungan meningkat, maka
nilai saham perusahaan yang dimiliki oleh pemegang saham akan meningkat
juga.
b. Model Pihak yang berkepentingan (Stakeholder)
Teori tentang tanggung jawab sosial perusahaan yang mengatakan bahwa
tanggung jawab manajemen yang terpenting, kelangsungan hidup jangka
panjang (bukan hanya memaksimalkan laba), dicapai dengan memuaskan
keinginan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan (bukan
hanya pemegang saham).

60

Ada beberapa alasan mengapa sebuah perusahaan memutuskan untuk


menerapkan CSR sebagai bagian dari aktifitas bisnisnya, yakni :
1. Moralitas : Perusahaan harus bertanggung jawab kepada banyak pihak
yang berkepentingan terutama terkait dengan nilai-nilai moral dan
keagamaan yang dianggap baik oleh masyarakat. Hal tersebut bersifat
tanpa mengharapkan balas jasa.
2. Pemurnian Kepentingan Sendiri : Perusahaan harus bertanggung jawab
terhadap pihak-pihak yang berkepentingan karena pertimbangan
kompensasi. Perusahaan berharap akan dihargai karena tindakan
tanggung jawab mereka baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang.
3. Teori Investasi : Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap
stakeholder karena tindakan yang dilakukan akan mencerminkan
kinerja keuangan perusahaan.
4. Mempertahankan otonomi : Perusahaan harus bertanggung jawab
terhadap stakeholder untuk menghindari campur tangan kelompokkelompok yang ada didalam lingkungan kerja dalam pengambilan
keputusan manajemen.
5.4.

Bentuk Tanggung Jawab Sosial Perusahaan


1.
Tanggung jawab Kepada Pelanggan
Dalam produksinya perusahaan harus memastikan bahwa barang tersebut

menjamin keselamatan pengguna dan aman bila dikonsumsi. Sedangkan dalam


penjualan, informasi yang disampaikan kepada masyarakat tidak menyesatkan dan
sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
2.
Tanggung jawab kepada Kreditor
Perusahaan bertanggung jawab untuk memenuhi kewajiban keuangannya
kepada kreditor. Jika suatu perusahaan mengalami masalah keuangan dan tidak
mampu

memenuhi

kewajibannya,

maka

perusahaan

tersebut

harus

menginformasikan hal ini kepada kreditornya. Suatu perusahaan memiliki insentif


yang kuat untuk memenuhi tanggung jawabnya terhadap kreditor. Jika perusahaan
tidak membayar utangnya kepada kreditor, perusahaan tesebut dapat dipaksa

61

pailit. Apapun yang terjadi di dalam perusahaan wajib untuk diinformasikan


kepada kreditur.
3.
Tanggung jawab kepada Pemegang Saham
Pemegang saham merupakan pihak yang mempercayakan uangnya untuk
dijadikan modal perusahaan tersebut supaya dapat terus beroperasi. Pemegang saham
mendapat keuntungan dari pembagian dividen yang biasanya setiap tahun pada saat
laporan keuangan perusahaan. Berikut ini adalah bentuk tanggung jawab sosial yang bisa
dilakukan sebuah perusahaan kepada para pemegang saham : Memberikan laporan
keuangan yang transparan, Tidak menggelapkan hasil keuntungan perusahaan dan tidak
mengurangi keuntungan para pemegang saham, Bekerja keras supaya perusahaan dapat
berkembang untuk membayar kepercayaan yang telah diberikan oleh perusahaan.
4.
Tanggung jawab kepada Karyawan
Perusahaan mempunyai tanggungjawab kepada karyawannya seperti :
rasa aman, kesempatan yang sama dan perlakukan yang wajar. Di Indonesia
hubungan perusahan dengan karyawan telah diatur kedalam Undang-undang
tentang ketenagakerjaan, yang mengatur hak dan kewajiban karyawan , sanksi dan
tanggungjawab perusahaan.
5.
Tanggung jawab kepada Lingkungan
Perusahaan harus dapat menjamin bahwa seluruh kegiatannya selalu
memperhatikan dampak yang dapat merusak lingkungan. Hal yang umum
berkaitan dengan dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan terhadap lingkungan
adalah berkaitan dengan limbah. Untuk itu, perlu dilakukan daur ulang limbah
sebelum dibuang, sehingga pencemaran lingkungan bisa dihindari. Tidak
melakukan eksploitasi sumber daya secara berlebihan agar tidak merusak
ekosistem dalam lingkungan.
6.
Tanggungjawab kepada Komunitas
Ketika perusahaan membangun suatu basis komunitas, maka perusahaan
menunjukkan kepeduliannya kepada komunitas tersebut. Cara yang umum
dilakukan di Indonesia adalah dengan memberikan bantuan yang dapat berupa;
bantuan pinjaman, teknis, sponsor kegiatan tertentu dan lain lainnya.
Tanggung jawab tersebut di atas sebagai bentuk pengabdian kepada
masyarakat dan dan wujud penghambaan kepada Tuhan.
5.5.

Manfaat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

62

a.
Manfaat bagi Perusahaan
Citra Positif Perusahaan di mata masyarakat dan pemerintah. Kegiatan
perusahaan dalam jangka panjang akan dianggap sebagai kontribusi positif di
masyarakat. Selain membantu perekonomian masyarakat, perusahaan juga akan
dianggap bersama masyarakat membantu dalam mewujudkan keadaan lebih baik
di masa yang akan datang. Akibatnya, perusahaan justru akan memperoleh
tanggapan yang positif setiap kali menawarkan sesuatu kepada masyarakat.
Perusahaan tidak saja dianggap sekedar menawarkan produk untuk dibeli
masyarakat, tetapi juga dianggap menawarkan sesuatu yang membawa perbaikan
masyarakat.
b.

Manfaat bagi Masyarakat

Selain kepentingan masyarakat terakomodasi, hubungan masyarakat


dengan

perusahaan akan lebih erat dalam situasi win-win solution. Artinya

terdapat kerjasama yang saling menguntungkan ke dua pihak. Hubungan bisnis


tidak lagi dipahami sebagai hubungan antara pihak yang mengeksploitasi dan
pihak yang tereksploitasi, tetapi hubungan kemitraan dalam membangun
masyarakat lingkungan kebih baik. Tidak hanya di sektor perekonomian, tetapi
juga dalam sektor sosial, pembangunan dan lain-lain.
c.
Manfaat bagi Pemerintah
Memiliki partner dalam menjalankan misi sosial dari pemerintah dalam hal
tanggung jawab sosial. Pemerintah pada akhirnya tidak hanya berfungsi sebagai
wasit yang menetapkan aturan main dalam hubungan masyarakat dengan dunia
bisnis, dan memberikan sanksi bagi pihak yang melanggarnya. Pemerintah
sebagai pihak yang mendapat legtimasi untuk mengubah tatanan masyarakat agar
ke arah yang lebih baikakan mendapatkan partner dalam mewujudkan tatanan
masyarakat tersebut.Sebagian tugas pemerintah dapat dilaksanakan oleh anggota
masyarakat, dalam hal ini perusahaan atau organisasi bisnis.
5.6.

Dasar Hukum Tanggung Jawab Sosial Perusahaan


Mengenai perusahaan membangun, terkait dengan Tanggung Jawab

Sosial dan Lingkungan atau Corporate Social Responsibility (TJSL).TJSL tidak


hanya mengenai kegiatan yang dilakukan perusahaan dimana perusahaan ikut

63

serta dalam pembangunan ekonomi masyarakat setempat, tetapi juga terkait


kewajiban perusahaan dalam melestarikan lingkungan.
Peraturan tentang tanggung jawab sosial perusahaan dapat dilihat dari
undang-undang dan peraturan pemerintah sebagai berikut :
1. Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT)
serta Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab
Sosial Dan Lingkungan Perseroan Terbatas (PP 47/2012).
Mengenai TJSL, diatur dalam Pasal 74 UUPT dan penjelasannya.
Pengaturan ini berlaku untuk perseroan. Berdasarkan Pasal 1 angka 1
UUPT, Perseroan (Perseroan Terbatas) adalah badan hukum yang
merupakan

persekutuan

modal,

didirikan

berdasarkan

perjanjian,

melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi


dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam UndangUndang ini serta peraturan pelaksanaannya.
Menurut Pasal 1 angka 3 UUPT, Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam
pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas
kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri,
komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.
Pasal 74 UUPT pada dasarnya mengatur mengenai hal berikut ini:
a.

TJSL ini wajib untuk perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya


di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam.Yang dimaksud
dengan perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang
sumber daya alam adalah perseroan yang kegiatan usahanya
mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam.Sedangkan yang
dimaksud dengan perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya
yang berkaitan dengan sumber daya alam adalah perseroan yang tidak
mengelola dan tidak memanfaatkan sumber daya alam, tetapi kegiatan
usahanya berdampak pada fungsi kemampuan sumber daya alam.

64

b. TJSL ini merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan


diperhitungkan

sebagai

biaya

perseroan

yang

pelaksanaannya

dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.


c. Mengenai sanksi, dikatakan bahwa perseroan yang tidak melaksanakan
kewajiban TJSL akan dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang terkait.
Dalam Pasal 4 PP 47/2012, dikatakan bahwa TJSL dilaksanakan oleh
Direksi berdasarkan rencana kerja tahunan perseroan setelah mendapat
persetujuan Dewan Komisaris atau Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) sesuai dengan anggaran dasar perseroan. Rencana kerja
tahunan perseroan tersebut memuat rencana kegiatan dan anggaran yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan TJSL.
Pelaksanaan TJSL tersebut dimuat dalam laporan tahunan perseroan dan
dipertanggungjawabkan kepada RUPS (Pasal 6 PP 47/2012).
2. Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (UU
25/2007)
Dalam Pasal 15 huruf b UU 25/2007 diatur bahwa setiap penanam
modal wajib melaksanakan TJSL. Yang dimaksud dengan TJSL
menurutPenjelasan Pasal 15 huruf b UU 25/2007 adalah tanggung jawab
yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap
menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan
lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat.
Sedangkan yang dimaksud dengan penanam modal adalah
perseorangan atau badan usaha yang melakukan penanaman modal yang
dapat berupa penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing
(Pasal 1 angka 4 UU 25/2007).
Selain itu dalam Pasal 16 UU 25/2007 juga diatur bahwa setiap
penanam

modal

bertanggung

jawab

untuk

menjaga

kelestarian

lingkungan hidup.Ini juga merupakan bagian dari TJSL.


Jika penanam modal tidak melakukan kewajibannya untuk
melaksanakan TJSL, maka berdasarkan Pasal 34 UU 25/2007, penanam

65

modal dapat dikenai sanksi adminisitatif berupa: peringatan tertulis;


pembatasan kegiatan usaha; pembekuan kegiatan usaha dan/atau fasilitas
penanaman modal; atau pencabutan kegiatan usaha dan/atau fasilitas
penanaman modal.
Selain dikenai sanksi administratif, penanam modal juga dapat
dikenai sanksi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan (Pasal 34 ayat (3) UU 25/2007).
3. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU 32/2009)
Berdasarkan Pasal 68 UU 32/2009, setiap orang yang melakukan
usaha dan/atau kegiatan berkewajiban:
a.

Memberikan informasi yang terkait dengan perlindungan dan


pengelolaan lingkungan hidup secara benar, akurat, terbuka, dan
tepat waktu;

b.

Menjaga keberlanjutan fungsi lingkungan hidup; dan

c.

Mentaati ketentuan tentang baku mutu lingkungan hidup dan/atau


kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.

4. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. PER05/MBU/2007 Tahun 2007 Tentang Program Kemitraan Badan Usaha
Milik

Negara

Dengan

Usaha

Kecil

Dan

Program

Bina

Lingkungan sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan Menteri Badan


Usaha Milik Negara No. PER-08/MBU/2013 Tahun 2013 tentang
Perubahan Ke empat Atas Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik
Negara No. PER-05/MBU/2007 Tentang Program Kemitraan Badan Usaha
Milik Negara Dengan Usaha Kecil Dan Program Bina Lingkungan
(Permen BUMN 5/2007)
Dalam peraturan ini diatur mengenai kewajiban Perusahaan
Perseroan (Persero), Perusahaan Umum (Perum), dan Perusahaan
Perseroan Terbuka (Persero Terbuka).
Berdasarkan Pasal 2 Permen BUMN 5/2007, Persero dan Perum
wajib melaksanakan Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecildan

66

Program

Bina Lingkungan. Sedangkan Persero

Terbuka

dapat

melaksanakan Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan


Program Bina Lingkungan dengan berpedoman pada Permen BUMN
5/2007 yang ditetapkan berdasarkan keputusan RUPS.
Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil adalah program
untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan
mandiri melalui pemanfaatan dana BUMN (Pasal 1 angka 6 Permen
BUMN 5/2007). Sedangkan Program Bina Lingkungan adalah program
pemberdayaan

kondisi

sosial

masyarakat

oleh

BUMN

melalui

pemanfaatan dana BUMN (Pasal 1 angka 7 Permen BUMN 5/2007).


5. Undang-Undang No. 22 Tahun 2001 Tentang Minyak Dan Gas
Bumi (UU 22/2001)
Kegiatan usaha hulu yang dilaksanakan oleh Badan Usaha atau
Bentuk Usaha Tetap berdasarkan Kontrak Kerja Sama dengan Badan
Pelaksana wajib memuat ketentuan-ketentuan pokok yang salah satunya
adalah ketentuan mengenai pengembangan masyarakat sekitarnya dan
jaminan hak-hak masyarakat adat (Pasal 11 ayat (3) huruf p UU
22/2001).
Selain itu dalam Pasal 40 ayat (5) UU 22/2001 juga dikatakan
bahwa Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap yang melaksanakan
kegiatan usaha Minyak dan Gas Bumi (kegiatan usaha hulu dan kegiatan
usaha hilir) ikut bertanggung jawab dalam mengembangkan lingkungan
dan masyarakat setempat.
5.7.

Penutup
Kesimpulan
1. Tanggung Jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.
2. Jenis-jenis tanggung jawab: tanggung jawab terhadap diri sendiri,
keluarga, masyarakat, bangsa dan negara juga terhadap Alloh swt.
3. Tanggung jawab sosial perusahaan adalah sebagai bentuk kepedulian
perusahaan terhadap lingkungan eksternal perusahaan melalui berbagai

67

kegiatan yang dilakukan dalam rangka penjagaan lingkungan, norma


masyarakat, partisipasi pembangunan, serta berbagai bentuk tanggung
jawab sosial lainnya.
Tes/Umpan Balik (Soal-Soal Latihan)
1. Jelaskan apa yang dimaksud tanggung jawab sosial perusahaan?
2. Tuliskan dasar hukum yang dijadikan landasan hukum dalam tanggung
jawab sosial perusahaan?
3.

Uraikan manfaat tanggung jawab sosial perusahaan?

68

PERKULIAHAN KE 8-9
Tujuan Pembelajaran
Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu :
1.

Memahami tentang komunikasi dan yang terkait dengannya

2.

Menguasai Bagaimana berkomunikasi secara efektif


Pokok Bahasan : Keterampilan Berkomunikasi Secara Efektif

Deskripsi singkat : Dalam pertemuan ini Anda akan mempelajari: pengertian,


manfaat, tujuan dan fungsi komunikasi, ruang lingkup, prinsip dan unsur-unsur
serta tipe-tipe dan model komunikasi, Keterampilan Berkomunikasi Secara
Efektif .

I.

Bahan Bacaan :
1.

Alo Liliweri MS, 2011, Komunikasi Serba Ada Serba Makna,


Kencana Prenada Media Group, Jakarta

2.

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, cet I, 2000, PT


Remaja Rosdakarya, Bandung

3.

Hafid Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, cet 2, 2000, Manajemen


PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

4.

Lukiati Komala, Ilmu Komunikasi Perspektif, Proses, dan Konteks,


2009, Widya Padjadjaran

5.

R. Wayne pace dan Don F. Faules, 2000, Komunikasi Organisasi


Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, Penerbit PT Remaja
Rosdakarya, Bandung

II. Pertanyaan Kunci/tugas :


Ketika Anda membaca bahan bacaan berikut, gunakanlah pertanyaanpertanyaan berikut ini untuk memandu Anda:
1. Pengertian Komunikasi?
2. Apa Manfaat, tujuan, fungsi komunikasi, ruang lingkup, prinsip dan
unsur-unsur ?
3. Bagaimana Keterampilan Berkomunikasi Secara Efektif ?

69

BAB VI
KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI SECARA EFEKTIF

6.1.

Pengertian Komunikasi
Prof Wilbur Schramm(1982) menyebutkan komunikasi dan masyarakat

adalah dua kata kembar yang tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya, sebab tanpa
komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat
maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi.
Harold D. Lasswell (Peletak dasar Komunikasi lewat Ilmu Politik)
mengatakan:
1.

Hasrat untuk mengontrol lingkungan

2.

Upaya untuk beradabtasi dengan lingkungan

3.

Melakukan Transformasi warisan sosialisasi.


Komunikasi berasal dari bahasa latin communis artinya kebersamaan atau

membangun kebersamaan antara dua atau lebih. Communico artinya membagi


(Cherrry Stuart; 1983)
Komunikasi secara umum adalah proses penyampaian pesan (informasi)
dari seseorang kepada orang lain dengan tujuan untuk mempengaruhi, baik dalam
bentuk pengetahuan, sikap maupun dalam bentuk perilaku.
Harold D. lasewell bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu
tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan: Siapa yang menyampaikan, apa
yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya.
Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki
orang-orang mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan antar
sesama manusia (2) melalui pertukaran informasi (3) untuk menguatkan sikap
dan tingkah laku orang lain (4) serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku
itu

( Book, 1980).
Komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber

kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku
mereka ( Everett M. Rogers). Komunikasi adalah suatu proses di mana dua atau

70

lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya,
yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam ( D.
Lawrence Kincaid;1981)
Rogers mencoba mengspesifikasi hakikat suatu hubungan dengan adanya
suatu pertukaran informasi (pesan), di mana ia menginginkan adanya perubahan
sikap dan tingkah laku serta kebersamaan dalam menciptakan saling pengertian
dari orang-orang yang ikut serta dalam suatu proses komunikasi.
Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh
mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak disengaja. Tidak terbatas
pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal
ekspresi muka, lukisan, seni dan tekhnologi. (Shannon dan Weaver ; 1949)
6.2. Manfaat dan Tujuan serta fungsi Komunikasi
1. Manfaat Komunikasi
Kenapa komunikasi itu penting karena:
a.

Banyak orang yang tidak tahu etika berkomunikasi

b.

Komunikasi sebagai keterampilan memiliki lapangan kerja

c.

Komunikasi memiliki nilai estetika untuk memenuhi kebutuhan rohani


(enjoy)

d.

Perkembangan tekhnologi komikasi yang makin canggih

e.

Komunikasi dapat :
1) Mencerdaskan bangsa
2) Menjalin persahabatan
3) Sebagai integrasi nasional
4) Sebagai komiditi informasi
Komunikasi perlu dipelajari karena:

f.

Kita dapat memahami diri kita, dunia kita dan aspek-aspek dari
perilaku umat manusia.

g.

Diharapkan dapat memberi pengetahuan teori, sehingga dalam praktek


kita dapat menjadi pekerja komunikasi yang baik, terampil dan
profesional dalam tugas yang diemban.

71

2. Tujuan Komunikasi
Berdasarkan Tujuan komunikasi dapat dipandang sebagai seni, ilmu
dan lapangan kerja:
a. Sebagai Seni:
- Bernilai estetika; karena dapt diterapkan dlm praktek komunikasi
mis; penulisan berita dan penyiaran dll.
- Fungsi hiburan (enjoy) mengisi waktu luang seseorang; mis nonton
televisi.
b.

Sebagai Ilmu; komunikasi merupakan kumpulan pengetahuan yang


disusun secara sistematis berdasarkan fakta dan riset.

c.

Sebagai lapangan kerja; komunikasi menjadi lapangan kehidupan


yang menjadi sumber mata pencaharian

3. Fungsi Komunikasi
Adapun fungsi dasar komunikasi
a. Memberi informasi; b. Menghibur; c. Mendidik; d. Membentuk
pendapat umum
Sedangkan Fungsi Komunikasi (Goran Hedebro, 1982) adalah:
a.

Menciptakan Iklim Perubahan; b.Mengajarkan keterampilan ; c.

Melipatgandakan pengetahuan; d. Memindahkan Pengalaman orang


lain; e. Membangkitkan aspirasi; f. Menumbuhkan partisipasi ; g.
Menciptakan norma-norma baru; h. Mengubah struktur kekuasaan ; i.
Menggalang rasa kebangsaan; j. Membangkitkan aktifitas politik; k.
Mendukung program-program pembangunan; l. Membuat terjadinya
perubahan sosial, politik dan budaya
6.3.

Ruang Lingkup Komunikasi


Komunikasi terdiri dari Engineering comunication, cell comunication,

animal comunication. Namun bukan komunikasi itu yang akan di bahas tetapi
Komunikasi Insani (human Comunication) atau biasa disebut komunikasi antar
manusia. Suatu komunikasi yang dilakukan oleh manusia yang satu dengan
manusia lainnya yang menjadi kajian Ilmu Sosial atau ilmu kemasyarakatan.

72

6.4.

Prinsip-Prinsip Komunikasi
Ada 3 prinsip ;
1.

Komunikasi hanya bisa terjadi bila terdapat pertukaran pengalaman


yang sama antara pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi
(sharing similar experiences)

2.

Jika daerah tumpang tindih (the Field of experience) menyebar


menutupi lingkaran A atau B, menuju terbentuknya satu lingkaran
yang sama, maka makin besar kemungkinannya tercipta suatu proses
komunkasi yang mengena (efektif)

3.

Tetapi kalau daerah tumpang tindih ini makin mengecil dan menjauhi
sentuhan kedua lingkaran, atau cenderung mengisolasi lingkaran
masing-masing, maka komunikasi yang terjadi sangat terbatas, atau
bahkan gagal.

6.5.

Unsur-unsur Komunikasi
1.

Sumber/ pengirim/komunikator/source, sender, encoder.; 2. Pesan/

message/content/informasi

3.

Media;

4.

Penerima/komunikan

/sasaran/khalayak; 5. Pengaruh; 6. Tanggapan balik; 7. Lingkungan


Aristoteles (filsafat Yunani Kuno buku Rhetorica; 3 unsur komunikasi:
siapa yang berbicara, apa yang dibicarakan, dan siapa yang mendengarkan
Claude E. Shannon dan Warren Weaver (1949) 4 unsur : Pengirim,
transmitter, signal, penerima dan tujuan.
David k. Berlo (1960) 4 unsur komunikasi : SMCR ( source; pengirim),
(message; pesan), (Channel; saluran-media), dan (receiver; penerima).
6.6.

Tipe dan Model-model Komunikasi


6.6.1

Tipe Komunikasi

Kelompok Sarjana Komunikasi Amerika Buku Human Comunication


(1980) , membagi 5 yakni :
a. Komunikasi

Antar

pribadi

(intepersonal

communication);

b.

Komunikasi Kelompok Kecil (Small Group Communication); c.

73

Komunikasi Organisasi ( Organizational communication); d. Komunikasi


Massa

(Mass Communication); e.

Komunikasi

Publik (Public

Communication)
Joseph A. DeVito; Prof Kom di City University Of New York Dalam
bukunya; Communicology (1982) membagi komunikasi atas 4:
a. Komunikasi Antar pribadi ; b. Komunikasi Kelompok Kecil; c.
Komunikasi Publik ; d. Komunikasi Massa
R. Wayne Pace dkk dari Brigham Young University dalam

buku

Tehniques For Effective Communication (1979):


a. Komunikasi diri sendiri ; b. Komunikasi antarpribadi ; c. Komunikasi
Khalayak
Sarjana Komunikasi Aliran Eropa
a. Komunikasi Antarpribadi ; b. Komunikasi Massa
Sarjana Komunikasi Di Indonesia
a. Komunikasi Massa; b. Komunikasi Sosial
6.6.2. Model Komunikasi
Model adalah Suatu gambaran yang sistematis dan abstrak, di mana
menggambarkan potensi-potensi tertentu yang berkaitan dengan berbagai aspek
dari sebuah proses.
a. Model Operasional
Menggambarkan proses dengan cara melakukan pengukuran dan proyeksi
kemungkinan-kemungkinan operasional, baik terhadap luaran maupun
faktor-faktor lain yang mempengaruhi jalannya suatu proses
b. Model Fungsional
berusaha menspesifikasi hubungan-hubungan tertentu di antara berbagai
unsur dari suatu proses serta menggeneralisasikannya menjadi hubunganhubungan baru.
6.7.

Keterampilan Berkomunikasi Secara Efektif


Interpersonal Communication Skill (Keterampilan berkomunikasi antar

pribadi) adalah suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki seseorang


dalam berkomunikasi baik secara verbal (dengan kata-kata) maupun non verbal
(dengan bahasa isyarat/tanpa kata-kata) kepada komunikan saat bertatap muka.
Segala yang anda katakan dan lakukan terhadap orang lain akan berdampak
terhadap mereka, meskipun anda sering tidak menyadari. Pikirkan sejenak, pada
saat anda berjalan, melihat orang yang anda kenal, dan mengatakan selamat

74

pagi/Assalamu Alaikum dengan ramah. Sekarang pikirkan jika mereka tidak


menyapa anda dan mengalihkan pandangan. Keterampilan berkomunikasi antar
pribadi dapat mempermudah atau memperlancar hubungan dengan orang lain.
Agar keterampilan berkomunikasi antar pribadi sukses, anda harus
menjalin dan memupuk hubungan dengan orang lain baik di tempat kerja maupun
di masyarakat luas. Pernahkah anda sangat kecewa atau tidak ingin berkomunikasi
hanya karena hubungan dengan rekan kerja kurang harmonis? Mengetahui
bagaimana mengatasi masalah dengan orang lain dapat meningkatkan keefektifan
pribadi anda.
Di tempat kerja, di lingkungan Politeknik Ujung Pandang misalnya kita
tidak hanya dituntut memiliki keterampilan teknis saja tetapi kemampuan atau
keterampilan kita untuk berkomunikasi satu dengan lainnya. Kita harus tahu
teknik berkomunikasi dengan atasan, teman kerja atau dengan bawahan. Terampil
berkomunikasi perlu latihan, butuh pembiasaan, memperbanyak perbendaharaan
kata dan teknik meramu kata demi kata , kalimat demi kalimat dengan suara yang
meyakinkan (menggunakan nada suara yang variatif) membuat seseorang nampak
menarik dan terampil saat berbicara. Di berbagai bidang banyak orang
mendapatkan posisi penting dan sukses dalam karier berkat keterampilan
berkomunikasi antar pribadi, dan bukan teknis saja. Agar sukses di tempat kerja,
anda harus fleksibel dalam menghadapi banyak orang dalam berbagai situasi.
Untuk fleksibel, anda harus mengembangkan keterampilan berkomunikasi antar
pribadi. Hal tersebut bukan hanya keterampilan menyampaikan tetapi juga
kemampuan untuk menjadi pendengar yang baik.
Ada lima faktor dalam setiap situasi komunikasi :
1.

Perbuatan (the Act) Perbuatan di dalam berkomunikasi menginginkan


suatu lambang-lambang yang dapat dimengerti oleh komunikator maupun
komunikan dalam berhubungan. Pada umumnya lambang-lambang itu
dipergunakan dalam bahasa, seperti; Berpidato; Berbicara melalui telepon;
Memberi perintah; dan Menulis surat. Selain bahasa ada lagi alat
komunikasi yang berupa isyarat dan gerakan-gerakan, baik tangan maupun
mimik.

75

2.

Adegan (the Scene) Adegan dalam berkomunikasi adalah suatu faktor yang
menekankan hubungannya dengan lingkungan komunikasi, lewat simbol-

3.

simbol dan sering dibuat dengan berita, pesan, keterangan dan lain-lain.
Pelaku (the Agent) Pelaku adalah individu-individunya yang mengambil
bagian di dalam berkomunikasi. Penerima dan pengirim berita yang terlibat

4.

di dalam komunikasi adalah contoh dari pelaku.


Perantara (the Agency) Media atau alat-alat yang dipergunakan di dalam
berkomunikasi itu disebut perantara. Alat-alat ini dapat berwujud
komunikasi secara lisan melalui muka, ataupun melalui alat komunikasi
yang lain seperti: alat tulis, telepon, dan lain-lain. Komunikasi melalui alat
tulis misalnya surat perintah, buletin, surat tugas, dan lain-lain. Sedangkan
berbicara atau berkomunikasi melalui telepon, maka teleponnya sendiri

5.

disebut perantaranya atau alatnya.


Tujuan (Purpose) Tujuan komunikasi adalah maksud yang ingin dicapai
melalui proses komunikasi. Dengan pendapat di atas dapatlah kita lihat
bahwa pengaruh komunikasi bagi efisiensi pekerjaan kantor adalah sangat
besar. Apabila pada suatu perusahaan, pelaksanaan komunikasinya tidak
lancar dan adanya banyak gangguan yang dialami, maka secara tidak
langsung kelima faktor dalam setiap situasi komunikasi pun akan terhambat.
6.8. Macam-Macam Komunikasi
6.8.1 Komunikasi ke Dalam
Secara garis besarnya, komunikasi dibedakan atas dua macam, yaitu:
a. Komunikasi vertikal
Komunikasi dalam bentuk vertikal ini dilakukan dari atasan kepada
bawahan dan sebaliknya secara timbal balik, ini berarti proses
penyampaian suatu informasi dari pihak atau sebaliknya. Komunikasi
vertikal ini dibedakan atas dua macam, yaitu:
(1) Komunikasi vertikal ke bawah. Pimpinan di dalam memberi
perintah dan petunjuk kepada bawahannya.
(2) Komunikasi vertikal ke atas. Hubungan komunikasi vertikal ke
atas ini yaitu pihak bawahan memberikan laporan-laporan, saransaran (bila memungkinkan), pengaduan-pengaduan kepada atasan /
pimpinannya.

76

b. Komunikasi horizontal
(1) Hubungan komunikasi antara pimpinan yang setingkat.
(2) Hubungan komunikasi antar pegawai.
6.8.2 Komunikasi ke Luar
Komunikasi ke luar bertujuan menjamin hubungan yang baik antara
karyawan maupun atasan dari suatu organisasi / perusahaan dengan pihak
luar, diwujudkan dengan telepon, berbicara langsung, atau dengan
pengiriman surat.
6.8.3 Komunikasi Verbal
Komunikasi telah menjadi, dan akan menjadi masalah nomor satu
dalam organisasi. Sebagai seorang pemimpin, Anda harus jelas dalam
menyampaikan pandangan Anda mengenai masa depan, harapan akan
prestasi kerja dan hasilnya.
1) Perhatikan respon orang terhadap pesan Anda. Sebagian besar yang
dipikirkan orang tidak akan diutarakan dengan nyata. Belajarlah untuk
membaca pikiran orang lewat ekspresi, mukanya, sikap tangan dan
kakinya. Paling penting dari semuanya itu adalah lihat matanya yang
akan memancarkan tanda kebingungan, ketidaksetujuan, tidak percaya,
menolak, atau pemahaman (tentang bahasa tubuh).
2) Bila merasa tidak yakin bahwa orang yang berbicara dengan Anda telah
memahami Anda, mintalah mereka untuk mengulangi pesan dengan
kata-kata mereka sendiri.
3) Harus jelas dan spesifik mengenai apa yang Anda katakan dan inginkan.
4) Kalau ada gangguan (noise), berbicara agak keras atau pindah ke
tempat yang lebih tenang. Gunakan gerakan tubuh untuk memperkuat
komunikasi verbal, terutama di tempat yang ribut.
5) Agar orang tetap memperhatikan Anda, atur irama suara Anda. Tibatiba berbicara keras atau lembut, cepat atau lambat menaikkan minat
pada apa saja yang Anda katakan; demikian juga dengan istirahat
sejenak sebelum atau sesudah pokok pembicaraan.
6) Pertahankan kontak mata dengan orang yang Anda ajak berbicara.
Ingat-ingat latar belakang budayanya. Dalam beberapa kebudayaan,
kontak mata yang berlebihan merupakan tanda tidak menghargai.

77

7) Perhatikan orang yang berbicara dengan Anda. Hindari menjawab


telepon atau membiarkan gangguan megalihkan perhatian Anda. Jangan
melakukan dua pembicaraan pada waktu yang sama.
8) Kalau Anda sedang berkomunikasi mengenai hal yang penting, naikkan
sedikit nada suara atau mulai berbicara dengan hati-hati. Demikian pula
gunakan bahasa tubuh untuk mencerminkan pentingnya yang Anda
katakan dengan mencondongkan tubuh ke depan, membuka mata lebih
lebar, dan menggunakan gerakan tangan yang sesuai.
9) Mulai pembicaraan dengan positif. Bila ada potensi terjadi konflik,
mulailah dengan sesuatu yang disetujui oleh kedua belah pihak.
Berbicaralah pada bidang-bidang yang menarik bagi Anda berdua,
untuk membuat suasana positif yang membuat Anda dapat menghargai
masalah yang lebih sulit.
10) Hindari menggunakan kata tetapi untuk menggabungkan dua kalimat.
Kata ini segera menempatkan dalam posisi defensif. Kata yang lebih
baik dipegunakan adalah dan.
11) Gunakan pesan dengan kata saya. Menggunakan kata Anda membuat
orang menjadi defensif .
6.8.4 Komunikasi ke atas
Melakukan komunikasi secara efektif dengan mereka yang posisinya lebih
tinggi tidak hanya merupakan bagian penting dari pekerjaan anda, tapi juga
penting bagi karier Anda.
a) Pusatkan perhatian pada

pemecahannya bukan pada masalahnya.

Tunjukkan bahwa Anda tidak hanya mempunyai jawaban, tetapi juga


mau mengambil tanggung jawab untuk menyelesaikannya.
b) Pilih
`kata dengan hati-hati . Hindari ungkapan yang berlebihlebihan. Katakanlah Saya mempunyai informasi yang penting bagi
Anda. Jangan saya mempunyai berita mengerikan untuk Anda
c) Kalau Anda berpendapat bahwa atasan Anda keterlaluan, jangan
memberikan respon dengan kemarahan atau menghindar. Tenangkan
diri jelaskan bagaimana perasaan Anda dan mengapa. Dan selalu

78

gunakan kata saya, bukan Anda. Misalnya, menurut saya hal itu tidak
benar jauh lebih baik daripada Anda keliru.
d) Bila atasan melontarkan kritik, belajarlah dari umpan balik. Bila
umpan balik itu tidak spesifik, tanyakan apa yang akan beliau lakukan
kalau masalah situasi yang sama.
e) Bila tidak pasti sejauh mana atasan mau menerima gagasan baru yang
penting, pertama lakukan hal ini secara tertulis. Dengan demikian
Anda dapat: (1) Menangani isu tadi dengan lengkap; (2) Memberi
f)

waktu kepada atasan Anda untuk memikirkan usulan Anda.


Ikuti rantai komando. Jangan dengan sengaja melewati atasan Anda.

Bila Anda mau melakukannya, beri tahu atasan Anda.


g) Buat perjanjian untuk bertemu dengan atasan kalau itu menjadi
mendesak. Ketika membuat janji, kemukakan sikap obyektif Anda dan
waktu yang diperlukan untuk membahas subyak tersebut.
h) Ketika menyajikan informasi, membawa serta material pendukung
yang Anda miliki. Dokumen tertulis akan memperkuat kemampuan
i)
j)

mempengaruhi.
Kemukakan gagasan Anda dengan ringkas dan jelas.
Anda harus percaya pada fakta dan opini Anda. Berbicaralah dengan
suara yang tegas. Bahasa tubuh Anda harus memperkuat keyakinan
Anda; condongkan tubuh ke depan dan pertahankan kontak mata

ketika sedang membicarakan mengenai masalah yang serius.


k) Ikuti rantai komando. Jangan dengan sengaja melewati atasan Anda.
Bila Anda mau melakukannya, beri tahu atasan Anda.
6.8.5

Komunikasi dengan Bawahan

Komunikasi vertical ke bawah ini dilakukan dari atasan kepada bawahan


dalam hal ini seperti member perintah, petunjuk, saran, dsb. Seorang
pemimpin dapat menolong / menjalin komunikasi ke atas.
a) Doronglah komunikasi dari anak buah Anda agar mengetahui apa
yang terjadi dan mengelola dengan tepat. Janganlah bersembunyi.
Jangan mempersulit anak buah yang ingin bertemu dengan Anda.
Pertahankan kebijakan pintu terbuka.

79

b) Dengarkan apa yang dikatakan oleh anak buah Anda. Dengarkan


untuk memahami bukan untuk membantah. Dengarkan pemikiran
mereka di samping perasaan mereka.
c) Tanyakan pendapat anak buah. Sikap ini membuat karyawan merasa
dihargai dan dapat menyebabkan dampak positif pasa komitmen
mereka.
d) Doronglah anak buah untuk mengeluarkan ide dengan menetapkan
system menyampaikan usulan, mengadakan pembicaraan mengenai
tim perbaikan prestasi kerja, kelompok focus, dan komunikasi.
e) Bertindaklah dengan ide-ide tersebut, untuk mendorong keterlibatan.
f)

Bila Anda tidak dapat bertindak, beri penjelasan segera mungkin.


Ucapkan terima kasih kepada anak buah bila Anda tidak selalu setuju
dengan mereka. Tantang diri Anda sendiri untuk memikirkan

bagaimana gagasan tersebut dapat dilaksanakan bukannya tidak dapat.


g) Cobalah gagasan yang paling kecil. Apa yang dapat menjadi pelajaran
bagi anak buah dari kesalahan mungkin lebih baik daripada membayar
biayanya.
h) Lakukan komunikasi dengan bahasa yang sederhana. Jangan
membingungkan orang dengan menggunakan perbendaharaan kata
i)

yang mungkin tidak mereka pahami.


Tunjukkan bahwa Anda menghargai mereka dengan menunjukkan
minat pada gagasan mereka, dan doronglah agar mereka memberikan

j)

masukan.
Bila tidak merasa pasti mengenai gagasan yang sedang didengarkan,
ulangi dengan kata-kata Anda sendiri. Hal ini akan memperkuat

pemahaman dan menunjukkan minat Anda.


k) Jangan hanya memerintahkan kepada anak buah apa yang harus
l)

mereka kerjakan, beri tahu juga mengapa.


Pilih kata-kata dengan hati-hati. Anak buah dapat bereaksi dengan

keras kata-kata yang mengecewakan.


m) Sampaikan berita buruk secara pribadi; Pertemuan empat mata (lebih
baik daripada suasana formal) membuat keadaan tidak begitu parah.
Sebagai tambahan, pertemuan seperti itu memberikan kesempatan
bagi anak buah Anda untuk mengungkapkan frustasinya, dan
mempercepat penyelesaian masalah.

80

n) Sadari gaya Anda berkomunikasi. Anda menghambat terjadinya


komunikasi kalau Anda;
(1) Berkhotbah. Berbicara dengan pokok pembicaraan mengenai
moral menyiratkan bahwa orang lain tidak mempunyai standar etiket
yang sama atau setara.; (2) Melindungi. Itu membuat mereka merasa
diperlukan seperti anak kecil.; (3) Menyalahkan. Mengacungacungkan telunjuk Anda kepada seseorang membuat mereka merasa
rendah. Fokuskan pembicaraan Anda pada tingkah laku atau masalah.;
(4) Bersikap negatif. Jangan mencurigai gagasan. Lihat sisi
positifnya bila selalu menunjukkan apa yang keliru pada usulan
mereka segera mereka akan berhenti memberikan usulan.
o) Pertahankan pendekatan positif melalui tersenyum. Buat diri Anda
tampak tertarik dan bertindaklah demikian.
p) Jangan mencoba menjadi popular di antara anak buah Anda dengan
menlontarkan

kritik

pada

atasan

Anda.

Anda

tidak

dapat

mengembangkan kepercayaan bila Anda tidak dapat dipercayai.


q) Jangan menyuarakan ketidaksetujuan dengan instruksi atasan Anda di
r)

depan anak buah. Kemukakan pada atasan Anda.


Bila anak buah Anda marah:
(1) Jangan terlibat di dalam perdebatan. Hal itu hanya akan
memperburuk masalah; (2) Dengarkan mereka tanpa memutus
pembicaraan. Membiarkan mereka mengeluarkan segala macam
keluhan sudah akan menyelesaikan separuh masalah tadi; (3) Akui hak
mereka untuk marah; (4) Tanyakan apa gagasan mereka untuk

menyelesaikan masalah tersebut.


Sepuluh cara memperbaiki kemampuan mendengarkan:
1. Memelihara kontak mata yang baik.
2. Agak condongkan badan ke pembicara.
3. Cobalah tetap rileks.
4. Terbukalah, biarpun tidak setuju apa yang dikatakan.
5. Jangan menyela, kecuali untuk menjelaskan permasalahan dengan
6.

mengajukan pertanyaan.
Katakan ya, mmm, atau saya mengerti, dan mengangguk sekali

7.
8.

waktu.
Jangan mengalihkan perhatian.
Bersabarlah, luangkan banyak waktu.

81

9.

Tunjukkan kepada pembicara bahwa Anda mau mendengarkan,

perhatikan, dan bersikaplah tertarik.


10. Bersikaplah empati kepada pembicara. Cobalah bersikap seolah-olah
sebagai pembicara . Lihat segalanya dari sudut pandang pembicara.
Untuk mencapai komunikasi yang efektif, perlu adanya jalinan
pengertian antara masing-masing pihak, yaitu antara yang menyampaikan
komunikasi (komunikator) dan yang menerimanya (komunikan), secara timbal
balik saling percaya satu dengan yang lainnya dan dalam menyampaikan harus
jelas dan mudah dimengerti, singkat, dan tepat pada waktunya.
6.9.

Bagaimana tanda-tanda komunikasi yang efektif

Komunikasi yang efektif (Menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss). Paling
tidak menimbulkan lima hal:
1) Pengertian; 2) Kesenangan; 3) Pengaruh pada Sikap; 4) Hubungan yang

makin baik; 5) Tindakan


Ad. 1) Pengertian
Pengertian artinya penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang
dimaksud oleh komunikator. Sering terjadi kesalahpahaman hanya karena pesan
kita diartikan lain oleh yang kita ajak bicara. Kegagalan menerima isi pesan secara
cermat

disebut

kegagalan

komunikasi

primer

(primery

breakdown

in

communication). Untuk menghindari hal ini kita perlu memahami paling tidak
psikologi pesan dan psikologi komunikator.
Ad. 2) Kesenangan
Tidak semua komunikasi ditujukan untuk menyampaikan informasi dan
membentuk pengertian. Ketika kita mengucapkan Selamat pagi, apa kabar?, kita
tidak bermaksud mencari keterangan. Komunikasi itu hanya dilakukan untuk
mengupayakan agar orang lain merasa apa yamg disebut Analisis Transaksional
sebagai Saya Oke Kamu oke, dimaksudkan untuk menimbulkan kesenangan.
Komunikasi inilah yang menjadikan hubungan kita hangat, akrab dan
menyenangkan. Ini memerlukan pengetahuan tentang komunikasi interpersonal.
Ad. 3) Mempengaruhi Sikap
Paling sering kita melakukan komunikasi untuk mempengaruhi orang lain.
Khatib ingin membangkitkan sikap beragama dan mendorong jemaah beribadah

82

lebih baik. Politisi ingin mencipatakan citra yang baik pada pemilihnya untuk
masuk DPR. Guru ingin mengajak muridnya lebih mencintai ilmu pengetahuan.
Pemasang iklan ingin merangsang selera konsumen dan mendesaknya untuk
membeli. Sering jejaka ingin meyakinkan pacarnya bahwa ia cukup bonafit
untuk mencintai dan dicintai. Semua ini adalah komunikasi persuasif. Komunikasi
persuasif memerlukan pemahaman tentang faktor-faktor pada diri komunikator,
dan pesan yang menimbulkan efek pada komunikan. Persuasi didefenisikan
sebagai proses mempengaruhi pendapat, sikap dan tindakan orang dengan
menggunakan manipulasi dengan psikologis sehingga orang tersebut bertindak
seperti atas kehendaknya sendiri.
Ad. 4) Hubungan Sosial yang Baik
Komunikasi juga ditujukan untuk menumbuhkan hubungan sosial yang
baik. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak tahan hidup sendiri. Kita ingin
berhubungan dengan orang lain secara positif. William Schutz (1996) merinci
kebutuhan sosial ini ke dalam 3 hal : inclusion, control, affection. Kebutuhan
sosial adalah kebutuhan menumbuhkan dan mempertahankan hubungan yang
memuaskan dengan orang lain dalam hal interaksi dan asosiasi (inclusion),
pengendalian dan kekuasaan (control), dan cinta serta kasih sayang (affection).
Secara singkat, kita ingin bergabung dan berhubungan dengan orang lain,kita
ingin mengendalikan dan dikendalikan, dan kita ingin mencintai dan dicintai.
Kebutuhan sosial ini hanya dapat dipenuhi dengan komunikasi interpersonal yang
efektif.
Bila orang gagal menghubungkan interpersonal, apa yang terjadi? Kata
Vance Packard (1974) ia akan menjadi agresif, senang berkhayal, dingin, sakit
fisik dan mental, dan menderita fight syndrome (ingin melarikan diri dari
lingkungan). Bila kegagalan menimbulkan pengertian disebut kegagalan
komunikasi primer, gangguan hubungan manusiawi yang timbul dari salah satu
pengertian adalah kegagalan komunikasi sekunder (secondary breakdown).
Supaya manusia tetap hidup secara sosial, ia harus terampil dalam memahami
faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas komunikasi interpersonal seperti
presepsi interpersonal dan hubungan interpersonal.

83

Ad 5) Tindakan
Persuasi sebagai komunikasi untuk mempengaruhi sikap. Persuasi juga
ditujukan untuk melahirkan tindakan yang dikehendaki. Komunikasi untuk
menimbulkan pengertian yang memang sukar, tetapi lebih sukar lagi
mempengaruhi sikap. Jauh lebih sukar lagi mendorong orang untuk bertindak.
Tetapi efektivitas komunikasi biasanya diukur dari tindakan nyata yang dilakukan
komunikan.
Menimbulkan tindakan nyata memang indikator efektivitas yang paling
penting. Karena untuk menimbulkan tindakan, kita harus berhasil lebih dulu
menanamkan pengertian, membentuk dan mengubah sikap atau menumbuhkan
hubungan yang baik. Tindakan adalah hasil kumulatif seluruh proses komunikasi.
Ini bukan saja memerlukan pemahaman tentang seluruh mekanisme psikologi
yang terlibat dalam proses komunikasi, tetapi juga faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku manusia.
Adapun cara mengirim pesan yang efektif:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tentukan apa yang akan dikatakan.


Cari perhatian orang lain
Gunakan bahasa yang dapat dimengerti mereka
Sesuaikan pesan verbal dan non verbal
Periksalah apakah ada yang belum dimengerti
Bila anda tidak mendapatkan tanggapan sesuai yang diinginkan ubahlah
pendekatan anda.

6.10.

Efektifitas komunikasi dan Hubungan Interpersonal


Komunikasi interpersonal dinyatakan efektif bila pertemuan

komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan dan


berkumpul dalam satu kelompok yang memiliki kesamaan. Komunikasi yang
efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik. Kegagalan
komunikasi sekunder terjadi, bila isi pesan kita pahami, tetapi hubungan
diantara komunikan menjadi rusak. Sebaliknya, pesan yang paling jelas,
paling tegas, dan paling cermat tidak dapat menghindari kegagalan, jika terjadi
hubungan yang jelek.

84

Setiap kali kita melakukan komunikasi, kita bukan hanya sekedar


menyampaikan isi pesan, kita juga menentukan kadar hubungan interpersonal
bukan hanya menentukan content tetapi juga relationship. Perhatikan
kalimat-kalimat dibawah ini, isinya sama : menanyakan nama anda, tetapi
kadar interpersonal di dalamnya berbeda.
1) Sebutkan nama kamu !
2) Siapa nama anda?
3) Bolehkah saya tahu siapa nama bapak?
4) Sudi kiranya bapak berkenan menyebutkan nama bapak!
Kalimat-kalimat yang anda gunakan, sekali lagi, bukan hanya menyampaikan
isi, tetapi juga mendefenisikan hubungan interpersonal. Ada tiga faktor dalam
komunikasi interpersonal yang menimbulkan hubungan interpersonal yang
baik: percaya (trust) sikap suportif (supportiveness), dan sikap terbuka (openmindedness).
6.9.1

Bahasa Tubuh/Body language


Bahasa tubuh (body language) adalah ungkapan dari pikiran dan

perasaan seseorang yang dijelaskan melalui gerak dan sikap badan. Apa yang
orang katakan kepada anda seringkali sangat berbeda dengan apa yang mereka
pikirkan atau rasakan. Bahasa tubuh dapat dengan tepat menafsirkan jalan
pikiran orang lain melalui gerak isyarat mereka. Bahasa tubuh yaitu
komunikasi tanpa kata-kata yang akan mengajarkan:
1) Bagaimana mengetahui apakah seseorang tengah berbohong
2) Bagaimana membuat diri anda lebih disukai
3) Bagaimana mendapatkan kerjasama dari orang lain
4) Bagaimana membawakan wawancara dan merampungkan perundingan
bisnis secara berhasil (Allan Pease : Ahli International dalam hal
Bahasa Tubuh)
Riset menunjukkan bahwa ketika kita berkomunikasi dengan tatap muka, kurang
dari 10% dampak berasal dari kata yang kita ucapkan. Lebih dari 90% dampak
ditentukan oleh komunikasi non verbal, yang mencakup ekspresi wajah, kontak
mata, mimik gerak kaki, postur tubuh, jarak tubuh, pakaian, penampilan, nada

85

suara, duduk dan berdiri tegak juga tercermin pada saat tepuk tangan, pelukan,
usapan, menunduk, menggigit bibir, membungkuk, kecepatan suara , berjalan
pincang, tatapan muka, gerakan tangan, dll.
Jika anda ingin menjadi komunikator yang efektif , anda harus selaras.
Artinya bahasa tubuh dan nada suara harus sesuai dengan apa yang anda katakan.
Misal, jika ingin percaya diri, anda harus kelihatan dan terdengar demikian. Anda
harus mengucapkan kata yang tepat, jika menginginkan orang percaya pada anda.
Dale G. Leathers menyebutkan enam alasan mengapa pesan nonverbal sangat
penting:
Pertama,

faktor-faktor non verbal sangat menentukan makna dalam


komunikasi interpersonal.

Kedua,

perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan non


verbal ketimbang pesan verbal.

Ketiga,

pesan non verbal menyampaikan makna dan maksud yang relatif


bebas dari penipuan, distorsi, dan kerancaun.

Keempat,

pesan non verbal mempunyai fungsi meta komunikatif yang sangat


diperlukan untuk mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi.

Kelima,

pesan non verbal merupakan cara komunikasi yang lebih efesien


dibandingkan dengan pesan verbal.

Keenam,
6.11.

pesan non verbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat.

Penutup
Kesimpulan
1.

Komunikasi secara umum adalah proses penyampaian pesan


(informasi) dari seseorang kepada orang lain dengan tujuan untuk
mempengaruhi, baik dalam bentuk pengetahuan, sikap maupun dalam
bentuk perilaku.

2.

Manfaat

komunikasi

adalah

mencerdaskan

bangsa,menjalin

persahabatan, sebagai integrasi nasional, sebagai komiditi informasi


3.

Tujuan Komunikasimemberi hiburan, menghibur, mendidik dan


membentuk pendapat umum

86

4.

Unsur-unsur komunikasi; sumber, pesan, media, penerima, pengaruh,


tanggapan balik dan lingkungan.

Tes/Umpan Balik (Soal-Soal Latihan)


1.

Uraikan pengertian komunikasi

2.

Jelaskan manfaat dan tujuan komunikasi

3.

Kemukakan unsur-unsur komunikasi?

4.

Jelaskan kiat berkomunikasi secara efektif

5.

Jelaskan tanda-tanda komunikasi yang efektif

87

PERKULIAHAN KE 10
Tujuan Pembelajaran
Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu :
1.

Mengelola konflik dengan strategi yang bijaksana

2.

Membangun kerjasama Tim dalam sebuah organisasi social

Pokok Bahasan : Mengelola Konflik dalam Upaya Membangun Kerjasama Tim


Deskripsi singkat : Dalam pertemuan ini Anda akan mempelajari pengertian
konflik, jenis konflik, penyebab konflik, manajemen konflik dalam organisasi
sosial dan penyelesaiannya, serta membangun kerjasama Tim dalam sebuah
organisasi sosial
I.

Bahan Bacaan :
1.

Gibson, James L. et al., 1977. Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses.


Alih bahasa oleh Adriani. Jakarta : Binarupa Aksara.

2.

Mastembroek,. W. F. G, Dr. 1986. Penanganan Konflik, Dan


Pertumbuhan Organisasi. Cet ke-2. PT: UI-Pres: Jakarta.

3.

Terry. G. R, Rue. L. W. 1991. Dasar-dasar Manajemen, Jakarta: Bumi


Aksara. Winardi. J. 2001. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen,
Jakarta: Raja Grafindo Persada.

4.

Zaldy Munir. 2009. Mengelola Konflik dalam Upaya Membangun


Kerja Sama Tim. (online). Diakses 3 Agustus 2009.(http://zaldym.
wordpress.
membangun-kerjasama

5.

com/2009/01/11/mengelola-konflik-dalam-upaya- tim.htm)

http://id.shvoong.com/business-management/entrepreneurship/1943506pengertian-kerja-sama/#ixzz2ddfhL9CA

II. Pertanyaan Kunci/tugas :


1. Menjelaskan pengertian konflik, penyebab?
2. Menjelaskan bagaimana menyelesaikan konflik?
3. Bagaimana upaya membangun kerjasama Tim dalam sebuah organisasi
sosial?

88

BAB VII
MENGELOLA KONFLIK DALAM UPAYA MEMBANGUN KERJASAMA
TIM
7.1.

Pengertian Konflik
Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku

maupun pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu
pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk
komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar dan
bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan (interest) dan interpretasi. Bagi
pihak luar (di luar yang berkonflik) sebagai pihak ketiga, yang diperlukannya
adalah informasi yang akurat tentang situasi konflik. Hal ini karena komunikasi
efektif di antara pelaku dapat terjadi jika ada kepercayaan terhadap pihak ketiga.
Menurut Ross bahwa manajemen konflik merupakan langkah-langkah
yang diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan
perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin
menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin atau tidak
mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat, atau agresif.
Apa yang dimaksud dengan konflik? Konflik bisa berarti macam-macam.
Menurut Webster, konflik adalah fight, battle atau struggle. Konflik bisa juga
berarti ketidaksepakatan. Selain itu konflik juga bermakna perbedaan kepentingan
atau ketidaksesuaian antara pihak yang terlibat. Konflik terdiri dari 4 jenis, yaitu:
1. Intrapersonal conflict, yaitu konflik yang terjadi dalam diri sendiri. Konflik
dapat berupa emosi maupun nilai-nilai dalam kehidupan. Misalnya ketika Anda
bimbang dalam memiih antara berkata jujur atau berbohong.
2. Interpersonal conflict, yaitu konflik yang terjadi dengan orang lain. Misalnya
dalam hubungan antara suami dan istri.
3. Intragroup conflict, yaitu konflik yang terjadi dalam suatu kelompok. Misalnya
perbedaan pendapat yang terjadi dalam suatu grup /organisasi
4. Intergroup conflict, yaitu konflik yang terjadi antar kelompok. Misalnya antara
manajemen dan serikat pekerja.

89

Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling
memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara
dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha
menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak
berdaya.
Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar
anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang
bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
7.2.

Jenis Konflik
Terdapat berbagai macam jenis konflik, tergantung pada dasar yang

digunakan untuk membuat klasifikasi. Ada yang membagi konflik atas dasar
fungsinya, ada pembagian atas dasar pihak-pihak yang terlibat dalam konflik, dan
sebagainya.
1. Konflik Dilihat dari Fungsi
Berdasarkan fungsinya, Robbins (1996:430) membagi konflik menjadi dua
macam, yaitu: konflik fungsional (Functional Conflict) dan konflik disfungsional
(Dysfunctional Conflict). Konflik fungsional adalah konflik yang mendukung
pencapaian tujuan kelompok, dan memperbaiki kinerja kelompok, sedangkan
konflik disfungsional adalah konflik yang merintangi pencapaian tujuan
kelompok.
Menurut Robbins, batas yang menentukan apakah suatu konflik fungsional
atau disfungsional sering tidak tegas (kabur). Suatu konflik mungkin fungsional
bagi suatu kelompok, tetapi tidak fungsional bagi kelompok yang lain. Begitu
pula, konflik dapat fungsional pada waktu tertentu, tetapi tidak fungsional di
waktu yang lain. Kriteria yang membedakan apakah suatu konflik fungsional atau
disfungsional adalah dampak konflik tersebut terhadap kinerja kelompok, bukan
pada kinerja individu. Jika konflik tersebut dapat meningkatkan kinerja kelompok,
walaupun kurang memuaskan bagi individu, maka konflik tersebut dikatakan
fungsional. Demikian sebaliknya, jika konflik tersebut hanya memuaskan individu
saja, tetapi menurunkan kinerja kelompok maka konflik tersebut disfungsional.

90

2. Konflik Dilihat dari Pihak yang Terlibat di Dalamnya


Berdasarkan pihak-pihak yang terlibat di dalam konflik, Stoner dan
Freeman (1989:393) membagi konflik menjadi enam macam, yaitu:
a. Konflik dalam diri individu (conflict within the individual). Konflik ini terjadi
jika seseorang harus memilih tujuan yang saling bertentangan, atau karena
tuntutan tugas yang melebihi batas kemampuannya.
b. Konflik antar-individu (conflict among individuals). Terjadi karena perbedaan
kepribadian (personality differences) antara individu yang satu dengan individu
yang lain.
c. Konflik antara individu dan kelompok (conflict among individuals and groups).
Terjadi jika individu gagal menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok
tempat ia bekerja.
d. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama (conflict among groups in
the same organization). Konflik ini terjadi karena masing-masing kelompok
memiliki

tujuan

yang

berbeda

dan

masing-masing

berupaya

untuk

mencapainya.
e. Konflik antar organisasi (conflict among organizations). Konflik ini terjadi jika
tindakan yang dilakukan oleh organisasi menimbulkan dampak negatif bagi
organisasi lainnya. Misalnya, dalam perebutan sumberdaya yang sama.
f. Konflik antar individu dalam organisasi yang berbeda (conflict among
individuals in different organizations). Konflik ini terjadi sebagai akibat sikap
atau perilaku dari anggota suatu organisasi yang berdampak negatif bagi
anggota organisasi yang lain. Misalnya, seorang manajer public relations yang
menyatakan keberatan atas pemberitaan yang dilansir seorang jurnalis.
3. Konflik Dilihat dari Posisi Seseorang dalam Struktur Organisasi
Winardi (1992:174) membagi konflik menjadi empat macam, dilihat dari
posisi seseorang dalam struktur organisasi. Keempat jenis konflik tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Konflik vertikal, yaitu konflik yang terjadi antara karyawan yang memiliki
kedudukan yang tidak sama dalam organisasi. Misalnya, antara atasan dan
bawahan.

91

b. Konflik horizontal, yaitu konflik yang terjandi antara mereka yang memiliki
kedudukan yang sama atau setingkat dalam organisasi. Misalnya, konflik antar
karyawan, atau antar departemen yang setingkat.
c. Konflik garis-staf, yaitu konflik yang terjadi antara karyawan lini yang biasanya
memegang posisi komando, dengan pejabat staf yang biasanya berfungsi
sebagai penasehat dalam organisasi.
d. Konflik peran, yaitu konflik yang terjadi karena seseorang mengemban lebih
dari satu peran yang saling bertentangan. Di samping klasifikasi tersebut di
atas, ada juga klasifikasi lain, misalnya yang dikemukakan oleh Schermerhorn,
et al. (1982), yang membagi konflik atas: substantive conflict, emotional
conflict, constructive conflict, dan destructive conflict.
7.3.

Penyebab Konflik
Menurut Robbins (1996), konflik muncul karena ada kondisi yang

melatarbelakanginya (antecedent conditions). Kondisi tersebut, yang disebut juga


sebagai sumber terjadinya konflik, terdiri dari tiga ketegori, yaitu: komunikasi,
struktur, dan variabel pribadi.
a.

Komunikasi. Komunikasi yang buruk, dalam arti komunikasi yang


menimbulkan kesalahpahaman antara pihak-pihak yang terlibat, dapat
menjadi sumber konflik. Suatu hasil penelitian menunjukkan bahwa
kesulitan semantik, pertukaran informasi yang tidak cukup, dan gangguan
dalam saluran komunikasi merupakan penghalang terhadap komunikasi dan

b.

menjadi kondisi anteseden untuk terciptanya konflik.


Struktur. Istilah struktur dalam konteks ini digunakan dalam artian yang
mencakup: ukuran (kelompok), derajat spesialisasi yang diberikan kepada
anggota kelompok, kejelasan jurisdiksi (wilayah kerja), kecocokan antara
tujuan anggota dengan tujuan kelompok, gaya kepemimpinan, sistem
imbalan,

dan

derajat

ketergantungan

antara

kelompok.

Penelitian

menunjukkan bahwa ukuran kelompok dan derajat spesialisasi merupakan


variabel yang mendorong terjadinya konflik. Makin besar kelompok, dan

92

makin terspesialisasi kegiatannya, maka semakin besar pula kemungkinan


terjadinya konflik.
Penyebab konflik lainnya yang potensial adalah faktor pribadi, yang
meliputi: sistem nilai yang dimiliki tiap-tiap individu, karakteristik kepribadian
yang menyebabkan individu memiliki keunikan (idiosyncrasies) dan berbeda
dengan individu yang lain. Kenyataan menunjukkan bahwa tipe kepribadian
tertentu, misalnya, individu yang sangat otoriter, dogmatik, dan menghargai
rendah orang lain, merupakan sumber konflik yang potensial.
Jika salah satu dari kondisi tersebut terjadi dalam kelompok, dan para
karyawan menyadari akan hal tersebut, maka muncullah persepsi bahwa di dalam
kelompok terjadi konflik. Keadaan ini disebut dengan konflik yang dipersepsikan
(perceived conflict). Kemudian jika individu terlibat secara emosional, dan
mereka merasa cemas, tegang, frustrasi, atau muncul sikap bermusuhan, maka
konflik berubah menjadi konflik yang dirasakan (felt conflict). Selanjutnya,
konflik yang telah disadari dan dirasakan keberadaannya itu akan berubah
menjadi konflik yang nyata, jika pihak-pihak yang terlibat mewujudkannya dalam
bentuk perilaku. Misalnya, serangan secara verbal, ancaman terhadap pihak lain,
serangan fisik, huru-hara, pemogokan, dan sebagainya
7.4.

Manajemen Konflik dalam Organisasi Sosial dan Penyelesaiannya


Organisasi sebagai suatu sistem terdiri dari komponen-komponen

(subsistem) yang saling berkaitan atau saling tergantung (inter dependence) satu
sama lain dan dalam proses kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu (Kast dan
Rosenzweigh, 1974). Sub-subsistem yang saling tergantung itu adalah tujuan dan
nilai-nilai (goals and values subsystem), teknikal (technical subsystem),
manajerial (managerialsubsystem), psikososial (psychosocial subsystem), dan
subsistem struktur (structural subsystem).
Dalam proses interaksi antara suatu subsistem dengan subsistem lainnya
tidak ada jaminan akan selalu terjadi kesesuaian atau kecocokan antara individu
pelaksananya. Setiap saat ketegangan dapat saja muncul, baik antar individu
maupun antar kelompok dalam organisasi. Banyak faktor yang melatar belakangi

93

munculnya ketidakcocokan atau ketegangan, antara lain sifat-sifat pribadi yang


berbeda, perbedaan kepentingan, komunikasi yang buruk, perbedaan nilai, dan
sebagainya. Perbedaan-perbedaan inilah yang akhirnya membawa organisasi ke
dalam suasana konflik.
Agar organisasi dapat tampil efektif, maka individu dan kelompok yang
saling tergantung itu harus menciptakan hubungan kerja yang saling mendukung
satu sama lain, menuju pencapaian tujuan organisasi. Namun, sabagaimana
dikatakan oleh Gibson, et al. (1997:437), selain dapat menciptakan kerjasama,
hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika
masing-masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendirisendiri dan tidak saling bekerjasama satu sama lain.
Sebuah organisasi tidak akan berjalan dengan baik kalau didalamnya tidak ada
pemimpin sebagai orang yang bertanggung jawab atas organisasi tersebut, dan
pemimpin itu tidak akan maksimal dalam melaksanakan tugasnya tanpa adanya
bawahan (karyawan) yang selalu berintraksi dan membantunya. Adanya
pemimpin dan bawahan (karyawan) tersebut adalah suatu bukti bahwa organisasi
dan struktur saling berkaitan. Oleh karena itu, istilah struktur digunakan dalam
artian yang mencakup: ukuran (organisasi), derajat spesialisasi yang diberikan
kepada anggota kepada organisasi, kejelasan jurisdiksi (wilayah kerja), kecocokan
antara tujuan anggota dengan tujuan organisasi, gaya kepemimpinan, dan sistem
imbalan.
Untuk meminimalkan terjadinya konflik maka perlu adanya manajemen
konflik, yaitu mengelola konflik yang akan terjadi. Mengelola konflik di sini tidak
berarti

kita

harus

menghindari

konflik,

apalagi

menguburnya,

karena

bagaimanapun konflik memang harus ada. Menekan konflik sering menimbulkan


lahirnya sebuah kebijakan yang prematur. Menekan konflik juga cenderung
mengundang hadirnya kesalahpahaman yang tidak mewakili kepentingan siapa
pun. Bahkan menurut penulis buku Social Conflict itu, tanpa konflik, keadilan
sulit bisa diwujudkan. Karenanya, mengubur konflik akan sama artinya dengan
menyimpan bom sosial yang siap meledak kapan saja ketika ada kesempatan yang
memicunya.

94

Namun sebaliknya, mengelola konflik itu juga tidak berarti harus


membiarkan apalagi menumbuhsuburkan konflik. Mengelola konflik di sini
berarti cerdas memilih dan menentukan strategi pengelolaannya. Dalam bukunya
yang berjudul Social Conflict (1986), Rubin dan Pruitt mengajukan beberapa
strategi dasar yang bisa digunakan dalam pengelolaan konflik sosial yang sifatnya
sangat alami itu.
Pertama, adalah strategi yang disebut dengan contending atau bertanding.
Intinya, masing-masing pihak yang akan berebut kepentingan bisa melakukan
segala upaya untuk menjadi pemenang tanpa harus memperhatikan kepentingan
pihak lain yang menjadi lawan politiknya, bahkan berusaha agar pihak lain
menyerah atau mengalah. Bentuknya pun sangat beragam. Bisa dengan membuat
janji, ancaman, atau bahkan hukuman. Bahkan bisa pula dilakukan dengan
ditunjukkan hanya dengan cara membuat argumentasi persuasif kalau bukan
dengan cara sebaliknya, ngotot dengan pendirian sepihaknya. Tentu dengan segala
dampak sosial yang bakal ditimbulkannya.
Berbeda dengan yang pertama, maka strategi kedua dilakukan dengan cara
mencari alternatif cara yang seoptimal mungkin bisa memuaskan masing-masing
pihak yang akan berebut kepentingan. Itu sebabnya, strategi ini disebut dengan
cara problem solving (pemecahan masalah). Intinya, strategi dasar ini
menyarankan agar masing-masing pihak yang terlibat konflik berusaha
mempertahankan aspirasinya, tetapi sekaligus menghormati akan kepentingan
lawan politiknya. Upaya kompromi, rekonsiliasi, adalah dua bentuk cara yang
biasa digunakan dalam strategi kedua ini.
Memang tidak mudah untuk mencari cara pemecahan yang bisa
memuaskan sepenuhnya semua pihak yang saling berebut kepentingan, lebih-lebih
dalam perebutan kekuasaan. Itu sebabnya, ada beberapa strategi dasar lain yang
lazim muncul dalam proses mengatasi konflik. Yielding (sikap mengalah),
withdrawing (menarik diri), dan inaction (aksi diam), adalah tiga alternatif strategi
lain yang mesti dijadikan acuan dalam menyelesaikan konflik. Dalam konteks itu,
satu atau beberapa pihak yang terlibat dalam perebutan kepentingan bersedia
menurunkan aspirasinya, bahkan jika perlu mundur menarik diri, atau sekadar

95

tidak berbuat apa pun semata demi menghindari konflik yang membahayakan
karena sudah cenderung destruktif.
Menurut Kreitner dan Kinicki (1995) dalam mengelola konflik ada 5 gaya antara
lain:
a.

Integrating

(Problem

Solving).

Dalam

gaya

ini

pihak-pihak

yang

berkepentingan secara bersama-sama mengidentifikasikan masalah yang


dihadapi, kemudian mencari, mempertimbangkan dan memilih solusi
alternatif pemecahan masalah. Gaya ini cocok untuk memecahkan isu-isu
kompleks yang disebabkan oleh salah paham (misunderstanding), tetapi tidak
sesuai untuk memecahkan masalah yang terjadi karena sistem nilai yang
berbeda. Kelemahan utamanya adalah memerlukan waktu yang lama dalam
penyelesaian masalah.
b. Obliging (Smoothing). seseorang yang bergaya obliging lebih memusatkan
perhatian pada upaya untuk memuaskan pihak lain daripada diri sendiri. Gaya
ini sering pula disebut smothing (melicinkan), karena berupaya mengurangi
perbedaan-perbedaan dan menekankan pada persamaan atau kebersamaan di
antara pihak-pihak yang terlibat. Kekuatan strategi ini terletak pada upaya
untuk mendorong terjadinya kerjasama. Kelemahannya, penyelesaian bersifat
sementara dan tidak menyentuh masalah pokok yang ingin dipecahkan.
c. Dominating (Forcing). Orientasi pada diri sendiri yang tinggi, dan rendahnya
kepedulian terhadap kepentingan orang lain, mendorong seseorang untuk
menggunakan taktik saya menang, kamu kalah. Gaya ini sering disebut
memaksa

(forcing)

karena

menggunakan

legalitas

formal

dalam

menyelesaikan masalah. Gaya ini cocok digunakan jika cara-cara yang tidak
populer hendak diterapkan dalam penyelesaian masalah, masalah yang
dipecahkan tidak terlalu penting, dan waktu untuk mengambil keputusan
sudah mepet. Tetapi tidak cocok untuk menangani masalah yang menghendaki
partisipasi dari mereka yang terlibat. Kekuatan utama gaya ini terletak pada
minimalnya waktu yang diperlukan. Kelemahannya, sering menimbulkan
kejengkelan atau rasa berat hati untuk menerima keputusan oleh mereka yang
terlibat.

96

d. Avoiding. Taktik menghindar (avoiding) cocok digunakan untuk menyelesaikan


masalah yang sepele atau remeh, atau jika biaya yang harus dikeluarkan untuk
konfrontasi jauh lebih besar daripada keuntungan yang akan diperoleh. Gaya
ini tidak cocok untuk menyelesaikan masalah-malasah yang sulit atau
buruk. Kekuatan dari strategi penghindaran adalah jika kita menghadapi
situasi yang membingungkan atau mendua (ambiguous situations), sedangkan
kelemahannya, penyelesaian masalah hanya bersifat sementara dan tidak
menyelesaikan pokok masalah.
e. Compromising. Gaya ini menempatkan seseorang pada posisi moderat, yang
secara seimbang memadukan antara kepentingan sendiri dan kepentingan
orang lain. Ini merupakan pendekatan saling memberi dan menerima (giveand-take approach) dari pihak-pihak yang terlibat. Kompromi cocok
digunakan untuk menangani masalah yang melibatkan pihak-pihak yang
memiliki tujuan berbeda tetapi memiliki kekuatan yang sama. Misalnya,
dalam negosiasi kontrak antara buruh dan majikan. Kekuatan utama dari
kompromi adalah pada prosesnya yang demokratis dan tidak ada pihak yang
merasa dikalahkan. Tetapi penyelesaian konflik kadang bersifat sementara dan
mencegah munculnya kreativitas dalam penyelesaian masalah.
Berikut ini ada 5 strategi yang bisa digunakan untuk mengelola konflik :
1) Menghindar Menghindari konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah
yang memicu konfik tidak terlalu penting atau jika potensi konfrontasinya
tidak seimbang dengan akibat yang akan ditimbulkannya. Penghindaran
merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak yang berkonfrontasi
untuk menenangkan diri. Biarlah kedua pihak mengambil waktu untuk
memikirkan hal ini dan menentukan tanggal untuk melakukan diskusi.
2) Mengakomodasi Memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur
sstrategi pada waktu bersamaan, strategi pemecahan masalah, khususnya
apabila isu tersebut penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan
timbulnya kerjasama dengan memberi kesempatan pada mereka untuk
membuat keputusan. Seseorang yang menjadi bagian dari konflik dapat

97

mengakomodasikan pihak lain dengan menempatkan kebutuhan pihak lain


pada tempat yang pertama.
3) Kompetisi Gunakan metode ini jika percaya bahwa Anda memiliki lebih
banyak informasi dan keahlian yang lebih dibandingkan yang lainnya atau
ketika Anda tidak ingin mengkompromikan nilai-nilai Anda. Metode ini
mungkin bisa memicu konflik tetapi bisa jadi merupakan metode yang
paling penting untuk alasan-alasan keamanan
4) Kompromi atau negosiasi Masing-masing memberikan dan menawarkan
sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling memberi dan menerima, saling
meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan
semua pihak.
5) Memecahkan Masalah atau kolaborasi Pemecahan sama-sama menang
(win-win solution) dimana individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja
yang sama. Perlu adanya komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk
saling mendukung dan saling memperhatikan satu dengan lainnya.
Untuk memilih strategi mana yang akan diambil, maka terlebih dulu kita lakukan
pendekatan pada situasi konflik :
a)

Diawali melalui penilaian diri sendiri

b)

Analisa isu-isu seputar konflik

c)

Tinjau kembali dan sesuaikan dengan hasil eksplorasi diri sendiri.

d)

Atur dan rencanakan pertemuan antara individu-individu yang terlibat


konflik

e)

Memantau sudut pandang dari semua individu yang terlibat

f)

Mengembangkan dan menguraikan solusi

g)

Memilih solusi dan melakukan tindakan

h)

Merencanakan pelaksanaannya

Agar dalam mengelola konflik mendapatkan hasil positif, maka ada 5 prinsip
memelihara hubungan posistif selama konflik :
(a)

Mendorong semua orang untuk berpartisipasi

(b)

Mendengarkan secara aktif

(c)

Sediakan waktu untuk meninjau-ulang

98

(d)

Bedakan fakta dari pendapat


Dalam proses interaksi antara suatu sub sistem dengan sub sistem lainnya

tidak ada jaminan akan selalu terjadi kesesuaian atau kecocokan antara individu
pelaksananya. Setiap saat ketegangan dapat saja muncul, baik antar individu
maupun antar kelompok dalam organisasi. Banyak faktor yang melatarbelakangi
munculnya ketidakcocokan atau ketegangan, antara lain: sifat-sifat pribadi yang
berbeda, perbedaan kepentingan, komunikasi yang buruk, perbedaan nilai, dan
sebagainya. Perbedaan-perbedaan inilah yang akhirnya membawa organisasi ke
dalam suasana konflik. Agar organisasi dapat tampil efektif, maka individu dan
kelompok yang saling tergantung itu harus menciptakan hubungan kerja yang
saling mendukung satu sama lain, menuju pencapaian tujuan organisasi.
Namun, sebagaimana dikatakan oleh Gibson, et.al. (1997:437), selain
dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan
konflik. Hal ini terjadi jika masing-masing komponen organisasi memiliki
kepentingan atau tujuan sendiri-sendiri dan tidak saling bekerjasama satu sama
lain. Konflik dapat menjadi masalah yang serius dalam setiap organisasi, tanpa
peduli apapun bentuk dan tingkat kompleksitas organisasi tersebut. Konflik
tersebut mungkin tidak membawa kamatian bagi organisasi, tetapi pasti dapat
menurunkan kinerja organisasi yang bersangkutan, jika konflik tersebut dibiarkan
berlarut-larut tanpa penyelesaian. Karena itu keahlian untuk mengelola konflik
sangat diperlukan bagi setiap pimpinan atau manajer organisasi.
Konflik merupakan bagian integral dari kehidupan manusia. Secara
personal kita mengalami konflik dalam rumah tangga. Dalam hubungan yang luas,
konflik terjadi dalam hubungan sosial, ekonomi, dan politik, seperti tawuran
pelajar, konflik industri dan agraria, konflik etnis dan sektarian, hingga konflik
antar negara.
Jika dikelola, konflik sebenarnya memiliki nilai positif bagi interaksi
manusia. Masalahnya pengetahuan dan ketrampilan yang memadai untuk
mengelola konflik sering tidak dimiliki oleh mereka yang terlibat konflik ataupun
yang menangani konflik. Akibatnya konflik tidak hanya tidak berhasil dikelola,
dalam banyak kasus bahkan memperparah konflik yang terjadi.

99

Konflik di sini tidak selamanya harus dimaknai permusuhan atau


pertikaian, karena dalam kajian sosiologis, konflik itu juga bisa bermakna
kompetisi, tegangan (tension) atau sekadar ketidaksepahaman. Itu pula sebabnya,
kehadiran konflik itu tidak selamanya harus dimaknai sebagai sebuah kekuatan
yang menghancurkan a necessarily destructif force, karena dalam banyak hal
konflik itu juga bernilai positif, bahkan konstruktif, dan karenanya fungsional.
Persisnya, dengan konflik dinamika lahir, dengan konflik kreativitas
muncul. Bahkan menurut pakar sosiologi, konflik asal Jerman, George Mills,
konflik adalah penggerak sejarah sekaligus sumber perubahan, dan karenanya,
konflik akan besar sumbangannya dalam mencegah kebekuan sosial. The changes
caused by conflict prevent society from stagnating, tegas Mills (1956).
7.5.

Membangun Kerjasama Tim


Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat dipisahkan dari komunitasnya

dan setiap orang di dunia ini tidak ada yang dapat berdiri sendiri melakukan
segala aktivitas untuk memenuhi kebutuhannya, tanpa bantuan orang lain. Secara
alamiah, manusia melakukan interaksi dengan lingkungannya, baik sesama
manusia maupun dengan makhluk hidup lainnya.
Begitupun Anda,

dalam

aktivitas

usahanya

setiap

orang

selalu

membutuhkan kehadiran dan peran orang lain. Tidak seorang pengusaha atau
wirausaha yang sukses karena hasil kerja atau usahanya sendiri.
Karena dalam kesuksesan usahanya, pasti ada peran orang atau pihak lain.
Oleh karena itu, salah satu kunci sukses usaha adalah sukses dalam kerja sama
usaha. Kerja sama pada intinya menunjukkan adanya kesepakatan antara dua
orang atau lebih yang saling menguntungkan, sebagaimana dua pengertian kerja
sama di bawah ini:
1.

Moh. Jafar Hafsah menyebut kerja sama ini dengan istilah kemitraan, yang
artinya adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih
dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prisip
saling membutuhkan dan saling membesarkan.

100

2.

H. Kusnadi mengartikan kerja sama sebagai dua orang atau lebih untuk
melakukan aktivitas bersama yang dilakukan secara terpadu yang diarahkan
kepada suatu target atau tujuan tertentu. Dari pengertian kerjasama di atas,
maka ada beberapa aspek yang terkandung dalam kerja sama, yaitu:
a.
Dua orang atau lebih, artinya kerja sama akan ada kalau ada minimal
dua orang/pihak yang melakukan kesepakatan. Oleh karena itu, sukses
tidaknya kerjasama tersebut ditentukan oleh peran dari kedua orang atau
kedua pihak yang bekerja sama tersebut.
b.
Aktivitas, menunjukkan bahwa kerja sama tersebut terjadi karena
adanya aktivitas yang dikehendaki bersama, sebagai alat untuk mencapai
tujuan dan ini membutuhkan strategi (bisnis/usaha).
c. Tujuan/target, merupakan aspek yang menjadi sasaran dari kerjasama
usaha tersebut, biasanya adalah keuntungan baik secara financial maupun
nonfinansial yang dirasakan atau diterima oleh kedua pihak.
d. Jangka waktu tertentu, menunjukkan bahwa kerja sama tersebut dibatasi
oleh waktu, artinya ada kesepakan kedua pihak kapan kerjasama itu
berakhir. Dalam hal ini, tentu saja setelah tujuan atau target yang
dikehendaki telah tercapai.
Sebuah tim adalah gabungan dari berbagai karakter manusia. Sebuah tim

yang solid membutuhkan kerjasama dan kekompakan dalam melangkah. Bahkan,


sebelum berada dalam tahap melangkahpun mereka harus satu kata dan legowo
dalam menetapkan sebuah keputusan. Silang pendapat merupakan sebuah kondisi
normal dari penerapan demokrasi dalam korporasi.
Kerjasama bagi sebuah tim adalah kebutuhan mutlak yang tidak dapat
ditawar-tawar lagi. Betapapun suksesnya masa lalu sebuah tim juara, ia tidak akan
dapat bertahan dalam laju keberhasilan jika saja dalam era kekinian tidak mampu
mempererat kerjasama. Telah banyak kisah sukses hadir di sekeliling kita terkait
peran penting kekompakan dalam tim. Tim yang mampu survive di tengah
persaingan masyarakat modern adalah yang mampu mengerem ego dan
mengutamakan kerjasama kelompok.
Lantas, bagaimana cara membangun kekompakan tim agar setiap pihak
dapat berfungsi dengan optimal? Disinilah dibutuhkan figur pemimpin yang

101

mampu merangkul berbagai karakter anak buah. Setiap individu memiliki


kelebihan dan kelemahan sebagai satu paket pemberian Allah. Namun bagi
kehidupan sebuah tim, setiap individu harus tampak sebagai pribadi unggul.
Ketika satu individu memiliki kelemahan di depan umum, maka anggota yang lain
wajib menutupi dengan kelebihan yang dimiliki.
7.6.

Penutup
Kesimpulan
1.

konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau
lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha
menyingkirkan

pihak

lain

dengan

menghancurkannya

atau

membuatnya tidak berdaya.


2.

Jenis konflik dilihat dari fungsi, fihak yang terlibat didalamnya, dilihat
dari posisi dalam struktur organisasi

3.

Penyebab konflik adalah komunikasi, struktur,

4.

5 (lima) gaya mengelola konflik yakni integrating (problem solving),


obliging

(smoothing),

Dominating

(forcing),

avoding(taktik

menghindar), compromising.
5.

Kerjsama pada intinya menunjukkan adanya kesepakatan antara dua


orang atau lebih yang saling menguntungkan.

6.

Beberapa aspek yang terkandung dalam kerjasama adalah dua orang


atau lebih, aktifitas, tujuan /target dan jangka waktu tertentu.

Tes/Umpan Balik (Soal-Soal Latihan)


1. Apa yang dimaksud dengan konflik?
2. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis konflik?
3. Jelaskan strategi dalam mengelola konflik?
4. Bagaimanakah cara membangun kerjasama tim dalam rangka
mencapai tujuan?
PERKULIAHAN KE 11

102

Tujuan Pembelajaran
Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu :
1.

Meningkatkan motivasi berprestasi dalam segala bidang

2.

Menjeaskan sifata-sifat dan faktor-faktor serta komponen berprestasi


Pokok Bahasan : Motivasi Berprestasi

Deskripsi singkat : Dalam pertemuan ini Anda akan mempelajari Pengertian


Motivasi berprestasi, Faktor-faktor yang mempengaruhi berprestasi,

Ciri-ciri

Orang yang mempunyai Motivasi Berprestasi Tinggi, sifat-sifat motivasi


berprestasi, faktor-faktor yang menentukan tingkat motivasi

berprestasi,

komponen motivasi berprestasi.


I.

Bahan Bacaan :
1. Abu Ahmadi, cet 2, 1998, Psikologi Umum, PT Rineka Cipta, Jakarta
2. Agus Suyanto, cet II, 1981, Psikologi Umum, Penerbit Aksara Baru,
Jakarta
3. Bimo Walgito, cet I, 1981, Pengantar Psikologi Umum, Yayasan
Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta
4. Winardi, J, 2001, Motivasi dan Permotivasian dalam Manajemen, Raja
Grafindo Persada, Jakarta.

II. Pertanyaan Kunci/tugas :


Ketika Anda membaca bahan bacaan berikut, gunakanlah pertanyaanpertanyaan berikut ini untuk memandu Anda:
1. Menjelaskan pengertian motivasi dan berprestasi?
2. Mengemukakan Faktor-faktor yang mempengaruhi berprestasi?
3. Membedakan Ciri-ciri dan sifat-sifat Orang yang mempunyai Motivasi
Berprestasi Tinggi?
4. Menjelaskan Komponen-komponen motivasi berprestasi?
BAB VIII
MOTIVASI BERPRESTASI

103

8.1.

Pengertian Motivasi berprestasi


Sebelum menjelaskan tentang Motivasi berprestasi maka kami terlebih

dahulu memaparkan tentang makna motif dan motovasi itu sendiri. Motif sering
diartikan dengan dorongan. Sedangkan dorongan akan berbentuk tenaga yang
merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat sesuatu. Dalam hal ini motif
merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah
laku, dan dalam perbuatannya mempunyai tujuan tertentu.
Crow A. (1983) mengartikan bahwa motif adalah suatu keadaan yang
menyebabkan seseorang mampu melakukan dan mengarahkan sesuatu perbuatan
atau aktivitas untuk mencapai tujuan tertentu.
As'ad (1986) berpendapat bahwa motif didefinisikan sebagai need atau
kebutuhan, want atau keinginan. Drivers atau dorongan atau impuls dalam diri
manusia. Motif diarahkan pada tujuan yang mungkin disadari atau mungkin tidak
disadari.
Gerungan (1983) menyatakan bahwa motif itu mempunyai pengertian
yang mencakup semua penggerak, alasan-alasan, dorongan-dorongan dalam diri
manusia untuk melakukan suatu perbuatan.
Ruch (dalam Ancok dan Raismin, 1989) menyatakan bahwa motif, sebagai
kondisi internal yang komplek yang mendorong dan mengarahkan individu
kepada tujuan tertentu.
Atkinson (diambil dari Mulyadi, 1989) mengungkap motif, merupakan
suatu disposisi laten yang berusaha dengan kuat untuk mencapai tujuan tertentu :
tujuan ini dapat berupa prestasi, afiliasi ataupun kekuasaan.
Teevan dan Smith (1967), motivasi adalah konstruksi yang mengaktifkan
perilaku, sedangkan komponen yang lebih spesifik dari motivasi yang
berhubungan dengan tipe perilaku tertentu disebut motiv.
Menurut Klien dan Maher mengatakan makin tinggi tingkat pendidikan
akan mempengaruhi tingkat kebutuhan individu tersebut. Individu yang
pendidikannya rendah dalam hal ini menuntut pemenuhan kebutuhan pokok atau
dasar

dalam

memperjuangkan

kehidupannya.

Sedangkan

individu

yang

104

mempunyai pendidikan yang tinggi akan menuntut perbaikan taraf kehidupan.


Kesejahteraan sehingga macam dan tingkat kebutuhannya pun makin bervariasi
dan makin tinggi.
Handoko (1987), motivasi adalah keadaan dalam arti pribadi seseorang
untuk mendorong individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai
tujuan. Motivasi yang terdapat dalam individu akan terealisir dalam suatu perilaku
yang mengarah pada tujuan yang diinginkan untuk memperoleh kepuasan. Atas
dasar pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa motif atau motivasi mampu
memberikan kekuatan, dorongan untuk menggerakkan diri seseorang dalam
perilaku tertentu dan sekaligus memberikan arahan terhadap diri seseorang untuk
merespon atau melakukan kegiatan ke arah pencapaian tujuan.
Atas dasar beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa motif
merupakan dorongan dari dalam, inner need yang bersifat komplek, laten dan
potensial, yang memberikan arahan dan perilaku manusia di dalam mencapai
tujuan baik berupa prestasi, afilikan ataupun kekuatan.
Setelah menguraikan tentang motif dan motivasi, maka penulis akan
menguraikan tentang konsep motivasi berprestasi dirumuskan pertama kali oleh
Henry Alexander Murray. Murray memakai istilah kebutuhan berprestasi (need
for achievement) untuk motivasi berprestasi, yang dideskripsikannya sebagai
hasrat atau tendensi untuk mengerjakan sesuatu yang sulit dengan secepat dan
sebaikmungkin. (Purwanto,1993:20-521). Menurut Murray (dalam Winkel
1984:29) achievement motivation (motivasi berprestasi) adalah daya penggerak
untuk mencapai taraf prestasi belajar yang setinggi mungkin demi pengharapan
kepada dirinya sendiri. Mc. Clelland yang merupakan pionir dalam studi motivasi
berprestasi dan mengembangkan metode pengukurannya, memberi batasan
motivasi berprestasi sebagai usaha untuk mencapai sukses dan bertujuan untuk
berhasil dalam kompetisi dengan suatu ukuran keunggulan. Ukuran keunggulan
itu dapat berupa prestasinya sendiri sebelumnya atau prestasi orang lain (Haditono
1979 : 8).
Menurut Hall dan Lindzey, motif berprestasi sebagai dorongan yang
berhubungan dengan prestasi yaitu menguasai, mengatur lingkungan sosial, atau

105

fisik, mengatasi rintangan atau memelihara kualitas kerja yang tinggi, bersaing
melebihi prestasi yang lampau dan mempengaruhi orang lain.
Lebih lanjut Atkinson (1984) mengatakan bahwa individu yang tinggi
motivasi berprestasi, namun tinggi dalam kecemasannya ada kecenderungannya
untuk realistis. Faktor kecemasan dalam diri individu akan mempengaruhi
perilakunya dalam manifestasi motivasi berprestasi yang diaktualisasikan.
McClelland dalam bukunya Memacu Masyarakat Berprestasi (1983)
membedakan tiga kebutuhan yang ada pada manusia, yaitu : kebutuhan berprestasi
atau n-Ach, kebutuhan untuk berkuasa n-Afiliation, dan kebutuhan untuk
berafiliasi atau n-Afiliation. Ia mengatakan bahwa motivasi berprestasi di dalam
menyeleksi suatu aktivitas atau pekerjaan yaitu dengan usaha aktif, sehingga
memberikan hasil yang terbaik. n-Ach, ini akan mencerminkan dalam perilaku
individu yang selalu mengarah pada suatu keunggulan. Seseorang yang memiliki
motivasi berprestasi yang tinggi akan menyukai tugas-tugas yang menantang,
bertanggung jawab, dan terbuka untuk umpan balik yang memperbaiki prestasi
inovatif-kreatif.
McClelland

(Myron

Weiner, 1984)

menyatakan

bahwa

motivasi

berprestasi diberi nama Virus mental yaitu n-Ach ("Need for Achievement"). Virus
mental terjadi pada diri seseorang, cenderung orang itu akan bertingkah laku
secara giat. Dengan menambah n-Ach seseorang akan menjadi bertambah giat dan
tekun dalam berupaya, tidak hanya sekedar mencari keuntungan, namun berupaya
lebih keras agar mencintai pekerjaan, untuk mendapat kepuasan dalam hidup.
McClelland and Heckhausen menyatakan bahwa motivasi berprestasi
adalah motif yang mendorong individu dalam mencapai sukses dan bertujuan
untuk berhasil dalam kompetisi dengan beberapa ukuran keberhasilan, yaitu
dengan membandingkan prestasinya sendiri sebelumnya maupun dengan prestasi
orang lain.
Menurut Atkinson (1959), adalah kecenderungan seseorang mengadakan
reaksi untuk mencapai tujuan dalam suasana kompetisi, demi mencapai tujuan
yaitu apabila prestasi yang dicapai melebihi aturan yang lebih baik dari
sebelumnya. Khususnya yang menantang dan mempunyai reward yang bersifat

106

intrinsik. Individu yang mempunyai motif berprestasi yang tinggi mempunyai


motif untuk meraih sukses.
8.2.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Berprestasi


Motivasi berprestasi merupakan suatu proses psikologis yang mempunyai

arah dan tujuan untuk sukses sebagai ukuran terbaik. Sebagai proses psikologis,
motivasi berprestasi dipengaruhi oleh dua faktor (Martianah 1984 : 26).
a. Faktor Individu (intern)
Individu sebagai pribadi mencakup sejumlah aspek yang saling berkaitan.
Motivasi berprestasi sebagai salah satu aspek psikis, dalam prosesnya dipengaruhi
oleh faktor individu, seperti :
1. Kemampuan
Kemampuan adalah kekuatan penggerak untuk bertindak yang dicapai oleh
manusia melalui latihan belajar. Dalam proses motivasi, kemampuan tidak
mempengaruhi secara langsung tetapi lebih mendasari fungsi dan proses
motivasi. Individu yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi biasannya juga
mempunyai kemampuan tinggi pula.
2. Kebutuhan
Kebutuhan adalah kekurangan, artinya ada sesuatu yang kurang dan oleh
karena itu timbul kehendak untuk memenuhi atau mencukupinya. Kehendak itu
sendiri adalah tenaga pendorong untuk berbuat sesuatu atau bertingkah laku.
3. Minat
Minat adalah suatu kecenderungan yang agak menetap dalam diri subjek untuk
merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung
dalam bidang itu (Winkel 1984: 30). Minat juga menjadi penyebab dari suatu
keaktifan dan berhasil daripada keikutsertaannya dalam keaktifan tersebut.
4. Harapan/Keyakinan
Harapan merupakan kemungkinan yang dilihat untuk memenuhi suatu
kebutuhan tertentu dari seseorang/individu yang didasarkan atas pengalaman
yang telah lampau; harapan tersebut cenderung untuk mempengaruhi motif
pada seseorang (Moekijat 1984 : 32). Seseorang anak yang merasa yakin akan

107

sukses dalam ulangan akan lebih terdorong untuk belajar giat, tekun agar dapat
mendapatkan nilai setinggi-tingginya.
b. Faktor Lingkungan (ekstern)
Menurut Mc. Clelland (1987 : 89-90; 128-133) beberapa faktor lingkungan
yang dapat membangkitkan motivasi berprestasi adalah:
1. Adanya norma standar yang harus dicapai
Lingkungan secara tegas menetapkan standar kesuksesan yang harus dicapai
dalam setiap penyelesaian tugas, baik yang berkaitan dengan kemampuan
tugas,

perbandingan

dengan

hasil

yang

pernah

dicapai

maupun

perbandingan dengan orang lain. Keadaan ini akan mendorong seseorang


untuk berbuat yang sebaik-baiknya.
2. Ada situasi kompetisi
Sebagai konsekuensi adanya standar keunggulan, timbullah situasi
kompetisi. Namun perlu juga dipahami bahwa situasi kompetitif tersebut
tidak secara otomatis dapat memacu motivasi seseorang manakala individu
tersebut tidak beradaptasi didalamnya.
3. Jenis tugas dan situasi menantang
Jenis tugas dan situasi yang menantang adalah tugas yang memungkinkan
sukses dan gagalnya seseorang. Setiap individu terancam akan gagal apabila
kurang berusaha.
8.3.

Ciri-ciri Orang yang mempunyai Motivasi Berprestasi Tinggi


Mussen el al. (1994:307) menyebutkan bahwa motivasi berprestasi

seringkali dimanifestasikan dalam perilaku motivasi berprestasi, seperti tekun


dalam tugas yang sulit, bekerja giat untuk mencapai penguasaan, dan memilih
tugas yang menantang tetapi tidak terlalu sulit. Sementara itu Uyun (1998:47)
dengan mengutip pendapat Mc. Clelland tahun 1981 menyebutkan bahwa individu
yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi akan mempunyai rasa tanggung
jawab dan rasa percaya diri yang tinggi, lebih ulet, lebih giat dalam melaksanakan
suatu tugas, mempunyai harapan yang tinggi untuk sukses dan mempunyai

108

keinginan untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik. Menurut Asnawi (2002:86)


manifestasi dari motivasi berprestasi ini terlihat dalam perilaku seperti:
1. . Mengambil tanggung jawab pribadi atas perbuatan-perbuatannya,
2.

Mencari umpan baik tentang perbuatannya,

3.

.Memilih resiko yang moderat atau sedang dalam perbuatannya, dan

4.

Berusaha melakukan sesuatu dengan cara-cara baru dan kreatif.

Sedangkan menurut Rohwer dalam Syaodih (2003) mengemukakan dalam dua


jenis motivasi berprestasi yaitu:
a.

Motivasi berprestasi ekstrinsik dan

Motivasi berprestasi intrinsik. Motivasi instrinsik berasal dari dalam diri

sendiri yaitu dorongan untuk bertindak efisien dan kebutuhan untuk berprestasi
secara baik. Ciri-cirinya adalah siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi
akan berusaha mencoba setiap tugas yang diberikan meskipun sulit untuk
dikerjakan. Sebaliknya yang bermotivasi rendah, akan enggan melakukan tugas
yang diberikan apabila ia tahu bahwa dirinya tidak mampu melakukannya, tanpa
ada usaha.
Ciri-ciri seseorang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi diungkapkan
oleh Mc. Clelland dikutip dalam Wahidin (2001) adalah :
1). Mempunyai keinginan untuk bersaing secara sehat dengan dirinya sendiri
maupun dengan orang lain.
2). Mempunyai keinginan bekerja dengan baik.
3). Berfikir realistis, tahu kemampuan serta kelemahan dirinya.
4). Memiliki tanggung jawab pribadi
5). Mampu membuat terobosan dalam berfikir
6). Berfikir strategis dalam jangka panjang
7). Selalu memanfaatkan umpan balik untuk perbaikan.
Motivasi berprestasi dibandingkan dengan menggunakan standar keunggulan
motivasi berprestasi. Menurut Heckhausen (dalam Haditono 1979 : 8). Ada tiga
standar keunggulan motivasi berprestasi, yaitu standar keunggulan dalam :
a)

Penyelesaian tugas (the accomplishment of task)

109

b)

Perbandingan dengan prestasi sebelumnya {the comparison of one's own


precious achievement)

c)

Perbandingan dengan prestasi orang lain (the comparison with another's


achievement)
Dalam suatu kompetisi, orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi

akan selalu mengejar yang terbaik diantara rival-rivalnya. Dalam menerangkan


motivasi berprestasi, teori nilai ekspektansi menyatakan bahwa tendensi untuk
terlibat dan menekuni situasi yang berkaitan dengan prestasi adalah merupakan
fungsi multiplikatif dan motif untuk sukses, ekspektansi atau probabilitas untuk
sukses, dan nilai insentif dari sukses. Secara lebih operasional, Lindgren (dalam
Purwanto 1993 : 21-22) memberi batasan motivasi berprestasi sebagai dorongan
untuk menguasai, memanipulasi, serta mengatur lingkungan sosial secara fisik,
mengatasi rintangan-rintangan dan memelihara kualitas kerja yang tinggi,
bersaing melalui usaha-usaha untuk melebihi perbuatannya yang lampau serta
mengganggu orang lain. Dengan demikian dapatlah dipahami bahwa seseorang
yang memiliki motivasi berprestasi memiliki kelebihan untuk menjadikan dirinya
berhasil dan sukses dalam berbagai kegiatan dalam kehidupan ini.
8.4.

Sifat-sifat Motivasi Berprestasi


Motivasi berprestasi bersifat tetap; artinya bahwa jika seseorang memiliki

motivasi berprestasi tinggi maka pada waktu lain pun akan memiliki motivasi
berprestasi tinggi pula, walaupun tidak dalam semua hal. Motivasi untuk
berprestasi bersifat tetap, tidak disadari, dan tidak mudah melemah oleh faktorfaktor situasional, seperti kesukaran pekerjaan/tugas atau berfungsinya insentif.
Motivasi berprestasi ini dapat dimiliki dalam gradasi yang tinggi, namun dapat
juga dalam gradasi yang rendah (Stipek, dalam Wolfoolk, 1994:342). Mussen et
al. (1994:289) menjelaskan bahwa motivasi dan perilaku berprestasi tidak konstan
dalam semua tugas dan situasi. Variasi tersebut dapat terjadi pada satu bidang
subjek ke bidang lain atau dari satu periode waktu ke periode berikutnya. Dalam
mengerjakan suatu projek misalnya, mungkin saja seseorang nampak sangat tekun

110

dan terlibat, sementara dalam kegiatan lain ia hanya memperlihatkan kurang


optimum.
8.5.

Faktor-faktor yang Menentukan Tingkat Motivasi Berprestasi


Ada empat faktor yang menentukan tingkat motivasi berprestasi seseorang

dalam bidang tugas tertentu yaitu:


1. Nilai yang dilekatkan pada keberhasilan dalam bidang itu (nilai pencapaian
atau nilai insentif);
2.

Harapan individu akan keberhasilan;

3.

Atribusi mengenai mengapa seseorang berhasil atau gagal; dan

4.

Standar performansi individu

8.6.

Komponen Motivasi Berprestasi


Motivasi berprestasi terdiri atas dorongan-dorongan dari dalam individu

untuk dapat mencapai tujuan dan bertahan ketika menghadapi rintangan. Weiner
(1972) mengemukakan bahwa motivasi berprestasi terdiri atas empat komponen.
Pertama, Menyukai aktivitas yang prestatif dan mengaitkan keberhasilan
dengan kemampuan dan usaha keras. Individu akan merasa puas dan bangga atas
keberhasilannya sehingga akan berusaha keras untuk meiningkatkan segala
kemungkinan untuk berprestasi. Ketika mengerjakan tugas ia lebih didorong oleh
harapan untuk sukses daripada untuk menghindari gagal (Heckhausen, 1967).
Kedua. Beranggapan bahwa kegagalan disebabkan oleh kurangnya usaha.
Individu dengan motivasi berprestasi tinggi akan merasa marah pada diri sendiri
dan merasa menyesal apabila prestasi yang dicapai tidak sebaik apa yang
diharapkan, karena ia seharusnya dapat mencapai prestasi yang tinggi kalau ia
berusaha lebih keras lagi (Madina, 1998).
Ketiga. Selalu menampilkan perasaan suka bekerja keras dibanding
individu lain yang mempunyai motivasi berprestasi rendah. Hal ini menjadikan
ketangguhan individu dalam menjalankan tugas. Ia akan memelihara kualitas
kerja yang tinggi untuk menyelesaikan tugas dengan sukses, untuk dapat
mencapai prestasi terbaik yang dapat diraihnya dan mengungguli orang lain
(Heckhausen, 1967).

111

Keempat. Mempunyai satu pertimbangan dalam memilih tugas dengan


tingkat kesulitan sedang, yaitu tugas yang tidak terlalu mudah tetapi juga tidak
terlalu sukar. Hal ini dikarenakan orientasi motivasi berprestasi adalah adanya
kesuksesan sebagai nilai prestasi, sehingga tugas yang terlalu mudah tidak bernilai
tantangan dan tugas yang terlalu sulit akan sedikit memberikan kemungkinan
untuk berhasil.
8.7.

Penutup
Kesimpulan
1. Motivasi berprestasi dirumuskan pertama kali oleh Henry Alexander
Murray motivasi berprestasi adalah daya penggerak untuk mencapai
taraf prestasi belajar yang setinggi mungkin demi pengharapan kepada
dirinya sendiri.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi adalah faktor
individu

(intern)

yakni:

kemampuan,

kebutuhan,

minat,

harapan/keyakinan dan faktor lingkungan(ekstern) yakni: adanya


norma standar yang harus dicapai, ada situasi kompetisi, jenis tugas
dan situasi menantang.
Tes/Umpan Balik (Soal-Soal Latihan)
1. Berikan defenisi motivasi berprestasi menurut para fakar?
2. Kemukakan Faktor-faktor yang mempengaruhi berprestasi?
3. Apa perbedaan ciri-ciri dan sifat-sifat orang yang mempunyai
motivasi berprestasi tinggi?
4. Jelaskan Komponen-komponen motivasi berprestasi?

PERKULIAHAN KE 12
Tujuan Pembelajaran
Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu :

112

1.

Mengidentifikasi gejala stress dan cara


pencegahannya dengan benar
Pokok Bahasan : Stress dan Pencegahannya

Deskripsi singkat : Dalam pertemuan ini anda akan mempelajari bermacammacam pandangan untuk memperoleh pengertian dasar tentang stress, penyebab
timbulnya stress. Dengan timbulnya berbagai macam stress, bagaimana cara
mengatasi sehingga tidak terjadi stress baik dalam kehidupan sehari-hari maupun
dalam lingkungan kerja.
I. Bahan Bacaan:
1.

Anoraga, Panji & Sri Suyati. 1995. Psikologi Industri & Sosial.
Jakarta: Pustaka Jaya.

2.

Steven J.Stein, Ph.D, Howard E.book, M.D, 2000, Ledakan EQ 15


Prinsip Dasar Kecerdasan Emosional Meraih Sukses, Bandung:
Penerbit Kaifa.

3.

Asnawi, Sahlan. 2002. Teori Motivasi dalam Pendekatan Psikologi


Industri & Organisasi. Jakarta: Studia Press.

4.
5.

Anonim. 1999. Pengembangan Kepribadian. Semarang.


R.Wayne Pace & Don F. Faules. 2000. Komunikasi Organisasi
Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung: Penerbit PT
Remaja Rosdakarya.

II. Bacaan Tambahan:


1. Santoso, R. 1998. Pengembangan Kepribadian. Jakarta: LPK Jakarta.
2. John RobertPower, Sekolah Pengembangan Pribadi,. 1985. Jakarta: Yayasan
Multi Ayu.
3. Susanto, A.B. 1997. Profesionalisme Image. Jakarta: Grasindo.
III. Pertanyaan Kunci/tugas:

113

Ketika Anda membaca bahan bacaan berikut, gunakanlah pertanyaanpertanyaan berikut ini untuk memandu Anda:
1. Menjelaskan pengertian stress ?
2. Menjelaskan sumber dan penyebab timbulnya stress?
3. Menjelaskan cara mengatasi stress?

BAB IX

114

STRESS DAN PENCEGAHANNYA


Istilah Stress bukan merupakan istilah yang asing lagi bagi telinga kita,
setiap kita mengalami tekanan atau ketegangan, kita selalu mengatakan sedang
stress, sebagai contoh saat menghadapi situasi yang menegangkan seperti
menghadapi ujian, masuk kerja pertama kali, berada dilingkungan baru, di tengahtengah orang-orang yang belum begitu dikenal (asing) dan sebagainya. Terlebih
dalam kehidupan modern saat ini, dalam era globalisasi di mana sesuatunya
dituntut cepat dan tepat dalam menangani segala informasi yang kita peroleh dan
semakin kompetitif. Begitu pula halnya dalam dunia kerja dituntut untuk bergerak
dan bekerja cepat akibat kemajuan perkembangan teknologi modern.
Kemampuan untuk menghadapi peristiwa yang tidak menyenangkan dan
situasi yang penuh tekanan tanpa menjadi berantakan, dengan secara aktif dan
positif mengatasi stress. Kemampuan didasarkan pada kemampuan memilih
tindakan untuk menghadapi stress, sikap optimis dan berperan menangani kendali.
9.1. Pengertian Stress
Stress sering kali dikonotasikan dalam pengertian yang buruk atau negatif,
namun sebenarnya stress tidak selalu berarti negatif, karena tidak semua stress
tidak kita inginkan. Tanpa stress atau tekanan dalam kehidupan kita dapat
menjadikan kehidupan kita apatis, tidak bergairah. Dengan adanya stress
khususnya dalam dosis yang ringan dalam kehidupan kita dapat merupakan suatu
tantangan kita berusaha menghilangkan tekanan dengan bekerja secara optimal
dan lebih baik.
Stress dapat diartikan sebagai ketegangan fisik maupun psikis yang
biasanya berlangsung

jangka waktu tertentu yang ditimbulkan oleh suatu

peristiwa atau keadaan yang sulit diatasi oleh individu bersangkutan. Stress adalah
bagian integral dari hidup, kita tidak bisa lepas dari padanya, sebagaimana yang
dinyatakan oleh Selye (1973) dalam Sahlan Asnawi mengatakan bahwa
Kebebasan mutlak dari stress adalah kematian.

115

Adapun pengertian Stress menurut para ahli sebagai berikut:


1. R. Wayne Pace (2000:343) mendefinisikan stress sebagai penderitaan
jasmani, mental, atau emosional yang diakibatkan interpretasi atas suatu
peristiwa sebagai suatu ancaman bagi agenda pribadi seseorang individu.
2. Selye (1973) dalam Sahlan Asnawi mendefinisikan stress sebagai respon
yang mengalami deviasi sebagai akibat tuntutan apa pun yang ditujukan
kepadanya.
3. Simposium International tentang masyarakat, stress dan penyakit yang
disponsori oleh Organisasi Kesehatan Sedunia dan Universitas Uppasala di
Stockholm, tahun 1972 mendefinisikan stress sebagai berikut :
Stress adalah suatu tanggapan organisme yang lazim terhadap setiap
tuntutan biologis yang muncul
4. Prabandari (1989) dalam Anonim (1997) stress adalah respon yang tidak
spesifik dari tumbuh terhadap tuntutan yang dikenakan padanya. Atau
dengan kata lain istilah stress dapat digunakan untuk suatu perubahan fisik
yang luas, yang disulut oleh berbagai factor psikologis ataupun factor fisik
atau kombinasi dari faktor-faktor tersebut.
Dari pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa stress sebagai
penderitaan yang diakibatkan adanya ketegangan fisik maupun psikis dalam
jangka waktu tertentu yang dianggap oleh individu sebagai suatu ancaman yang
sulit diatasi.
Kemampuan untuk menghadapi peristiwa yang tidak menyenangkan dan
situasi yang penuh tekanan tanpa menjadi berantakan, dengan secara aktif dan
positif mengatasi stress. Kemampuan ini didasarkan pada (1) kemampuan
memilih tindakan untuk menghadapi stress (banyak akan dan efektif, dapat
menemukan cara yang pas, tahu apa yang harus dilakukan dan bagaimana
melakukannya; (2) sikap optimis menghadapi pengalaman baru dan perubahan
pada umumnya dan optimis pada kemampuan sendiri untuk mengatasi masalah
yang dihadapi; dan (3) perasaan bahwa kita dapat mengendalikan atau berperan
dalam menangani situasi stress dengan tetap tenang dan memegang kendali.

116

Ketahanan menanggung stress berarti memiliki segudang tanggapan yang sesuai


untuk menghadapi situasi yang menekan. Ketahanan ini berkaitan dengan
kemampuan untuk tetap tenang dan sabar, serta kemampuan menghadapi kesulitan
dengan kepala dingin, tanpa terbawa emosi.

9.2.

Penyebab Timbulnya Stress


Stress bisa dihindari melalui cara mengambil jarak dengan sumber-

sumber penyebab stress. Tetapi, tidak semua jenis stressor memang dapat dijauhi.
Menurut Pandji Anoraga dan Sri Suyati (1995:150) untuk menghindari terkena
stress, seseorang harus menghindari munculnya stressor :
1. Tidak merasa dihargai
Kurangkan tuntutan-tuntutan untuk menerima penghargaan dari pihak lain atas
apa yang telah dilakukan. Upayakan untuk secara pribadi menikmati hasil
kerja atau daya upaya dengan kebanggaan sewajarnya. Kalaupun orang lain
mengesankan sikap tidak peduli dengan hasil yang dicapai, yakinlah bahwa
orang itu hanya pura-pura cuek.
2. Tidak memiliki tujuan
Sesuatu kegiatan yang dilakukan tidak memiliki tujuan merupakan sangat
potensial timbulnya stress. Yakinkan diri Anda bahwa tidak melakukan sesuatu
dengan sia-sia.
3. Persoalan keluarga
Kunci untuk mengurangkan kemungkinan munculnya persoalan keluarga yang
utama adalah keterbukaan dan kesediaan untuk selalu mewujudkan itikad
berdialog dalam mengatasi persoalan yang muncul.
4. Berbagai kebutuhan yang tidak terpenuhi
Kebutuhan yang tidak terpenuhi adalah stressor yang ganas. Perlukanlah dan
butuhkanlah sesuatu hanya hal-hal yang sanggup dipenuhi.

Dengan

memahami kemampuan diri adalah hal yang mutlak diperlukan agar tidak
selalu kecewa.
5. Kurang waktu

117

Agar tidak sampai kekurangan waktu, kita dituntut untuk mengatur waktu dan
merencanakan segala sesuatu dengan cermat.
6. Kebosanan
Rasa bosan lantaran situasi yang monoton dan bagai tidak mengalami tahap
perbaikan bisa menimbulkan stress berlarut-larut. Situasi kebosanan dapat
dikurangkan dengan cara mengeluhkesahkannya pada orang terdekat tanpa
harus terlalu membebani lawan atau kawan bicara atau dengan mendekatkan
diri kepada Tuhan sang pencipta.
7. Perubahan yang terlalu sering terjadi
Perubahan yang muncul bisa disebabkan oleh faktor dari luar ataupun dari
dalam diri sendiri. Untuk mengatasi hal tersebut anggap saja suatu perubahan
identik dengan membaiknya keadaan walau mungkin sering malah sebaliknya.
8. Rasa tidak aman
Stressor ini dapat diatasi jika seseorang mempunyai partner atau teman tetap
dalam hidup, kawan dekat, atau sahabat.
9. Pertentangan dengan orang lain
Pergaulan memang membuka peluang munculnya pertentangan dengan orang
lain.

Namun begitu, untuk mengurangkannya bukan berarti harus tidak

bergaul. Perkembangan taraf toleransi dan kepedulian seseorang terhadap halhal di luar diri, maka pertentangan dengan orang lain punya kemungkinan
untuk dihindarkan.
9.3.

Gejala Stress
1. Nervous mannerism (nervous); b. Anxiety (gelisah); c. Irritability and
excitabilith (mudah marah); d. Excessive talking (berbicara berlebihan); e.
Constant fatigue (kelelahan); f. Boredom (rasa bosan); g. Poor
concertration (konsentrasi rendah); h. Frekuent headaches, stomach upsets,
muscle tremors,. (sakit kepala, sakit perut, otot bergetar); i.Feeling of
isolation (merasa terisolasi); j.Increased smoking and drinking (banyak
merokok dan minum); k. Change in eating habits (merupakan kebiasaan
makan);

l.

Sudden

gain

or

loss

of

weight

(berat

badan

118

bertambah/berkurang); m. Development of phobias (berkembangnya rasa


takut); n. Hostility and loss of temper (rasa bermusuhan & kehilangan
kepribadian); o. Lowered self-respect (rendah diri); p. Poor job
perfomance (kinerja rendah); q. Suicidal thoughts (terlintas untuk bunuh
diri); r. Major illness; s. iredness (kelelahan), t. headaches, pains and colds;
u. Insomnia (sulit tidur); v.Nervousness (nervous); w.Withdrawal
(menjauhkan diri); x.Depression (depresi/merasa tertekan); y. Loss of
wight (kehilangan berat); z. Poor appetite (selera makan rendah)
9.4.

Sumber Stress
Sumber stress menurut Northeraft dalam Sahlan (2002:79) menemukan

ada 6 sektor besar yang dapat menjadi sumber stress yaitu :


1. Pekerjaan itu sendiri
Dalam hal ini dapat dicerminkandari beban kerja yang terlalu berat
melebihi kapasitas subyek, ataupun dapat juga terlampau sedikit, kondisi
lingkungan Phisik yang jelek, tekanan waktu yang mungkin terlalu pendek
dan sebagainya.
2. Peran dalam organisasi
Merasa ada konflik, besarnya tanggung jawab, partisipasi dalam
organisasi, keikutsertaan dalam pengambilan keputusan, dan sebagainya.
3. Perkembangan karier
Merasakan over promotion, atau justru sebaliknya under promotion,
kurangnya rasa aman dalam pekerjaan, dan sebagainya.
4. Hubungan dalam organisasi
Antara pimpinan denganpimpinan, pimpinan dengan bawahan dan antara
bawahan dengan bawahan.
5. Keberadaan organisasi
Meliputi konsultatif kurang efektif, hambatan dalam perilaku, dan politik
dalam organisasi.
6. Hubungan organisasi dengan pihak luar

119

Bagaimana kesesuaian antara tuntutan keluarga vs organisasi, minat


pribadi vs kebijakan organisasi.
9. 5.

Mencegah dan Mengatasi Stress


Pada saat kita mengalami stress, kita sebenarnya berhubungan dengan

suatu keadaan di mana kita harus mengambil keputusan. Pada umumnya kita
cenderung menghindarkan diri. Untuk itu sebenarnya kita bisa mempersiapkan
diri menghadapi stress. Berikut ini beberapa hal yang dapat mencegah stress:
1. Kenalilah hal-hal yang ada pada kita yang memungkinkan menjadi
sumber stress.
2. Mengatur waktu dengan baik. Untuk mengurangi stress akibat tekanan
waktu, maka tetapkan tujuan berdasarkan skala prioritas, bedakan antara
apa yang harus kita lakukan dan apa yang ingin kita lakukan.
3. Menjaga kesehatan tubuh. Kesehatan tubuh yang prima akan menghindarkan penyakit fisik maupun mental. Dengan keadaan badan yang
sehat kita mampu mengeluarkan energi dengan baik dan cukup dalam
menghadapi masalah.
4. Miliki sikap dan gaya hidup yang sehat. Makan teratur dengan makanan
yang sehat dan seimbang, hindarkan dan kurangi merokok, olah raga
teratur, tidur teratur.
5. Bersikap tegas berusaha berkata TIDAK untuk hal-hal yang tidak kita
inginkan.
6. Kemampuan berfikir rasional objektif.
7. Kembangkan harga diri yang sehat. Kenali kelemahan dan kelebihan
yang kita miliki.
8. Mempunyai teman dekat atau orang yang kita percaya. Teman yang
mampu mendengan keluh kesan dan membantu mencarikan jalan keluar.
9.6.

Strategi Komunikatif Pengurangan Stress


Face (2000:353-367) mengidentifikasi lima strategi komunikatif atau

interpretatif yang memberi kontribusi terhadap pelepasan dan pengurangan stress.

120

Dengan pelaksanaan kelima strategi tersebut akan membantu dalam kehidupan


yang lebih baik dan hidup dengan lebih nyaman.

Adapun ke lima strategi

tersebut:
1. Perkuat harapan
Mempunyai harapan berarti mempercayai dan bertindak seakan-akan apa yang
diinginkan sebenarnya dapat dicapai. Harapan adalah melihat, mempersepsi,
dan menginterpretasikan kondisi hidup sedemikian rupa sehingga anda
percaya bahwa yang ingin dimiliki anda miliki adalah mungkin untuk anda
pegang, miliki atau capai.
Sebaliknya ketiadaan harapan berarti mempercayai dan bertindak seakan-akan
apa yang anda inginkan tidaklah mungkin untuk diperoleh. Ketiadaan harapan
mendasari semua kegagalan, kekecewaan, keputusasaan, dan kehilangan. Dari
ketiadaan harapan muncullah kekesalan, depresi, dan kelambanan.

Untuk

memiliki harapan de Vries dalam Face terdapat empat syarat dasar yaitu :
a. Kita harus mempunyai pikiran yang jelas mengenai apa sesungguhnya
yang kita inginkan.
b. Kita harus merasa bahwa kita memiliki energi memadai untuk mendapatkan apa yang kita inginkan.
c. Kita harus merasa bahwa kita memiliki bakat, keterampilan dan
kemampun untuk mendapatkan apa yang kita inginkan.
d. Kita harus merasa bahwa kita akan mampu mendapatkan apa yang kita
inginkan bila kita menggunakan energi dan menerapkan kemampuan kita
terhadap tugas.
2. Keterhubungan
Keterhubungan adalah pengaruh yang memelihara dan secara sosial
mendukung

keluarga,

kawan-kawan,

identifikasi nasional, dan ikatan dunia.

tetangga,

organisasi

komunitas,

Para ahli menemukan bahwa

dukungan sosial adalah salah satu sumber terbesar untuk melepaskan stress.
Keluarga yang akrab dan ikatan sosial yang tercipta oleh komunikasi

121

interpersonal yang akrab mempunyai pengaruh besar atas interprestasi kita


yang positif mengenai peristiwa-peristiwa.
Menurut Albrecht dalam Face bahwa dukungan sosial alam bentuk
hubungan interpersonal di tempat kerja merupakan pengaruh yang kuat dalam
pengurangan stress.
3. Kehati-hatian
Salah satu strategi komunikatif paling efektif untuk mengatasi stress adalah
strategi kehati-hatian (mindfulness).

Kehati-hatian adalah seni menerima

kehidupan ketika kehidupan itu datang dan menikmatinya dari saat ke saat.
Kehati-hatian mendorong kita untuk hidup seolah-olah setiap saat itu penting,
yang berarti bahwa setiap saat harus diperhatikan, dijaga, diterima dan
dihargai.

Dengan kata lain kehati-hatian berarti bersedia melihat segala

sesuatu sebagaimana segala sesuatu itu eksis tanpa usaha untuk menyangkal,
mengubah, atau menyimpangkannya. Kehati-hatian diartikulasikan melalui
lima prinsip dasar, yaitu :
a

Tanpa usaha keras, tanpa usaha keras (nonstriving) berarti membiarkan


segala sesuatu terjadi secara alami.

b. Tanpa penilaian,

berarti kita mencoba memutuskan apakah peristiwa

tersebut baik atau buruk, membantu atau menghambat, atau dapat diterima
atau tidak dapat diterima.
c

Perspektif terbuka, berarti memandang kehidupan dari sudut pandang yang


segar, melihat peristiwa dengan cara yang baru.

d. Kepercayaan diri, kepercayaan berarti kesediaan untuk mempercayai dan


bergantung pada pengalaman kita sendiri sebesar pada pengalaman orang
lain. Prinsip kepercayaan diri mengatakan bahwa setiap orang perlu
mengembangkan kepercayaan untuk bergantung pada pengamatan kita
sendiri, pada kemampuan kita sendiri untuk menemukan makna segala
sesuatu di tengah-tengah kekacauan.
e. Kesabaran, dimaksud adalah menunggu dengan bijaksana. Kesabaran
menyangkut penderitaan tanpa mengeluh, melatih kesabaran ketika anda

122

ada di bawa provokasi, dan tidak merasa terganggu oleh hambatan,


penundaan, dan kegagalan.
4. Daya Tahan
Maddi dan Kobasa dalam Face menunjukkan bahwa stress mungkin bisa di
atasi melalui efek penyangga suatu suatu kualitas kepribadian yang disebut
daya tahan.

Dengan daya tahan berarti mengembangkan komitmen,

melaksanakan kontrol, dan menemukan tantangan dalam hidup sejauh bahwa


anda mengembangkan kepribadian yang luwes. Dengan cara tersebut, mampu
mengatasi keadaan stress dengan mengubah peristiwa yang kurang
menimbulkan stress.
5. Kesediaan Memaafkan
Kesediaan memaafkan adalah perlu bagi pengurangan dan pelepasan stress
dalam kehidupan kita karena hal itu menyangkut redanya kebencian.
Kebencian adalah setiap perasaan negatif, betapapun kecilnya, terhadap objek,
atau peristiwa, meskipun sebagaian besar kebencian tampkanya melibatkan
apa yang orang lakukan dan katakan pada kita. Tindakan memaafkan adalah
menghentikan perasaan benci kepada seseorang yang menyinggung perasaan
kita untuk menghentikan kebencian atau pembalasan atas suatu hinaan.
9.7.

Penutup
Kesimpulan
1. Stress dapat diartikan sebagai ketegangan fisik maupun psikis yang
biasanya berlangsung jangka waktu tertentu yang ditimbulkan oleh
suatu peristiwa atau keadaan yang sulit diatasi oleh individu
bersangkutan.
2. Penyebab timbulnya stress: tidak merasa dihargai, tidak memiliki
tujuan, persoalan keluarga, berbagai kebutuhan yang tidak terpenuhi,
kurang waktu, kebosanan, perbuatan yang terlalu sering terjadi, rasa
tidak aman, dan pertentangan dengan orang lain.

123

3. Sumber Stress berasal dari pekerjaan itu sendiri, peran dalam


organisasi,

perkembangan

karir,

hubungan

dalam

organisasi,

keberadaan organisasi dan hubungan organisasi dengan fihak luar.


4. Strategi komunikatif pengurangan stress yakni: perkuat harapan,
keterhubungan, kehati-hatian, daya tahan dan kesediaan memafkan.
Tes/Umpan Balik (Soal-Soal Latihan)
1. Jelaskan pengertian stress?
2. Uraikan sumber dan penyebab terjadinya stress
3. Bagaimanakah cara mencegah dan mengatasi stress?
4. Jelaskan strategi komunikatif dalam mengurangi stress?

124

Anda mungkin juga menyukai