Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1. A. LATAR BELAKANG

Kerja merupakan kekhasan bagi manusia. Melalui kerja manusia mengekspresikan dirinya,
sehingga melalui kerja orang dapat lebih dikenal oleh orang lain. Kerja bukan hanya sekedar
untuk mendapat upah atau gaji, jabatan atau kekuasaan, dan berbagai maksud-maksud lainnya.
Dalam dan melalui kerja manusia mengungkapkan dirinya lebih otentik sebagai manusia yang
disiplin, bertanggung jawab, jujur, tekun, pantang menyerah, memiliki visi dan misi atau
sebaliknya. Dunia kerja merupakan sarana bagi perwujudan dan sekaligus pelatihan diri untuk
menjadi semakin baik.

Untuk lebih mendalami mengenai dunia kerja, perlu lebih mendalami topik-topik yang berkaitan
dengan peningkatan kualitas diri dan pribadi sebagai seorang pekerja maupun sebagai seorang
profesional. Dalam melaukukan perkerjaan perlu juga dibatasi dengan kode etik, yang mana
seorang pekerja dalam melakukan kinerjanya. Maka etika profesi seorang pekerja yang dalam
menjalankan tugas akan berjalan dengan secara profesional dan tepat sesuai dengan tujuan
pekerjaannya.

Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau bersama-sama dalam
suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan mengobati
penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, kelompok ataupun masyarakat. Dalam
pelayanan kesehatan tentu ada aturan-aturan yang berkaitan dengan kesehatan yaitu bagaimana
mengatur masalah-masalah itu tidak keluar dari etika dan hukum agar apa yang dikerjakan tidak
menimbulkan efek secara etika dan hukum terhadap diri sendiri dan orang lain

Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris "Profess", yang dalam bahasa
Yunani adalah"", yang bermakna: "Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu
tugas khusus secara tetap atau permanen". Profesi juga
sebagai pekerjaan yangmembutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap
suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta
proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Contoh profesi adalah
pada bidang hukum, kedokteran, keuangan, militer,teknik desainer, tenaga pendidik.

Kode etik profesi dalam bidang apapun merupakan bagian dari etika profesi. Kode etik profesi
merupakan lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang telah dibahas dan dirumuskna
dalam etika profesi. Kode etik lebih memperjelas, memepertegas, dan merinci norma-norma ke
bentuk yang lebih sempurna walaupun sebenarnya norma-norma tersebut sudah tersira dalam
etika profesi. Tujuan utama dari kode etik adalah memberi pelayanan khusus dalam masyarakat
tanpa mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok
B. RUMUSAN MASALAH

Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagaimana yang telah dijabarkan dalam latar
belakang diatas adalah :

1. Pengertian profesi dan lingkup etika

2. Pengertian etika profesi

3. Peranan dan prinsip etika profesi

4. Kode etik profesi dan standar profesi

C. TUJUAN

Tujuan penyusunan makalah ini bertujuan agar pembaca dapat mengetahui dan
memahami tentang pengertian profesi dan lingkup etika, pengertian etika profesi, peranan dan
prinsip etika profesi dan kode etik profesi serta standar profesi

BAB II

PEMBAHASAN

A PEKERJAAN DAN PROFESI

Antara pekerjaan dan profesi terdapat kaitan yang erat. Profesi merupakan pekerjaan yang
ditekuni oleh seseorang. Namun tidak semua pekerjaan dapat digolongkan sebagai profesi,
karena hal yang dikerjakan, yang digolongkan sebagai profesi, memiliki kekhususan.

1. Pekerjaan sebagai profesi

Kerja atau pekerjaan meliputi bidang yang sangat luas, dan tidak hanya terbatas pada bidang-
bidang tertentu. Tidak semua pekerjaan dapat digolongkan sebagai profesi. Hanya pekerjaan
tertentu, yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang
mengandalkan suatu keahlian yang dapat disebut sebagai profesi. Seorang profesional adalah
orang yang melakukan suatu pekerjaan purna waktu, dan hidup dari pekerjaan itu dengan
mengandalkan keahlian yang tinggi.

2. Profesi umum dan profesi khusus

Hal utama yang membedakan suatu profesi khusus dari profesi pada umumnya adalah tekanan
utamanya pada pengabdian atau pelayanan kepada masyarakat. Orang yang menjalankan suatu
profesi luhur atau profesi khusus juga membutuhkan nafkah hidup yang didapatkan dari kegiatan
menjalankan profesi tersebut. Akan tetapi sasaran utamanya adalah untuk mengabdi dan
melayani masyarakat. Pelayanan dan pengabdian itu diberikan bahkan dijalani sebagai suatu
panggilan dari Allah atau Tuhan, yang memanggil dan menugaskan mereka untuk
menyampaikan kasih kepada yang membutuhkan.

B. KEUTAMAAN DAN ETHOS

1. Keutamaan

Keutamaan adalah disposisi watak yang dimiliki seseorang dan yang memungkinkan dia
bertingkah laku baik secara moral.

Keutamaan adalah suatu kecenderungan tetap. Itu tidak berarti bahwa keutamaan tidak
bisa hilang, walau hal itu tidak mudah terjadi. Artinya, jika suatu dorongan ke arah
kebaikan tertentu yang ada pada seseorang dengan mudah bisa hilang, maka bisa jadi
bahwa hal itu belum menjadi keutamaan bagi dia. Keutamaan adalah sifat watak yang
dilandasi kestabilan. Keutamaan sama saja dengan keutamaan moral, yaitu
kecenderungan untuk bertingkah laku baik secara moral.

Keutamaan berkaitan dengan kehendak, suatu disposisi watak yang membuat kehendak
tetap cenderung kearah tertentu.

Keutamaan diperoleh melalui jalan membiasakan diri, dan karena itu merupakan hasil
latihan. Dalam hal ini pendidikan memiliki peranan penting dalam membentuk
keutamaan.

Keutamaan berbeda dengan keterampilan, yaitu :

* Dari jenis perbuatan, keutamaan mempunyai lingkup yang lebih luas dari keterampilan.

* Dalam hal keterampilan, kesulitan itu bersifat teknis, sehingga dengan keberhasilan
mengatasinya maka kesulitan teknis tadi selesai. Dalam hal keutamaan, kesulitan itu berkaitan
dengan kehendak.

* Karena bersifat teknis, keterampilan dapat diperoleh dengan membaca buku petunjuk,
mengikuti kursus dan lain sebagainya, sedangkan proses membentuk keutamaan melalui suatu
tahapan yang lebih kompleks dari hanya sekedar membaca buku petunjuk. Proses ini sama
kompleksnya dengan seluruh proses pendidikan yang dijalani seseorang.

* Jika seseorang yang mempunyai keterampilan membuat kesalahan, keterampilannya tidak


akan hilang. Sedangkan jika seseorang yang berkeutamaan baik hati dengan sengaja berbuat
jahat kepada orang lain maka ia tidak dapat dikatakan mempunyai keutamaan baik hati.

1. Ethos

Ethos berkaitan dengan kelompok dan berkaitan dengan suasana etis yang menandai atau
mewarnai keberadaan suatu kelompok. Kelompok yang merupakan tempat di mana ethos
menjadi ciri khas adalah kelompok kerja atau profesi. Ethos dalam arti ini adalah nilai-nilai luhur
dan sifat-sifat baik yang terkandung dalam profesi tersebut. Etos suatu profesi sebagian besar
tercermin dalam kode etik untuk profesi itu.

C. 1. PENGERTIAN PROFESI DAN LINGKUP ETIKA

a) Pengertian profesi

Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris "Profess", yang dalam bahasa
Yunani adalah"", yang bermakna: "Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu
tugas khusus secara tetap atau permanen".

Profesi juga sebagai pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap
suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta
proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Contoh profesi adalah
pada bidang hukum, kedokteran, keuangan, militer, teknik desainer, tenaga pendidik.

Pengertian profesi menurut para ahli :

1) Peter Jarvis ( 1983: 21 ), profesi merupakan suatu pekerjaan yang didasarkan pada studi
intelektual dan latihaan yang khusus, tujuannya ialah untuk menyediakan pelayanan ketrampilan
terhadap yang lain dengan bayaran maupun upah tertentu.

2) Cogan (1983: 21 ), profesi merupakan suatu ketrampilan yang terdapat dalam prakteknya
didasarkan atas suatu struktur teoritis tertentu dari beberapa bagian pelajaran ataupun ilmu
pengetahuan

3) Dedi Supriyadi ( 1998: 95 ),profesi merupakan pekerjaan atau jabatan yang menuntut
suatu keahlian, tanggung jawab serta kesetiaan terhadap profesi.

4) SCHEIN, E.H (1962)


Profesi adalah suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun suatu set norma yang sangat
khusus yang berasal dari perannya yang khusus di masyarakat

5) HUGHES, E.C (1963)


Perofesi menyatakan bahwa ia mengetahui lebih baik dari kliennya tentang apa yang diderita
atau terjadi pada kliennya

6) DANIEL BELL (1973)


Profesi adalah aktivitas intelektual yang dipelajari termasuk pelatihan yang diselenggarakan
secara formal ataupun tidak formal dan memperoleh sertifikat yang dikeluarkan oleh sekelompok
/ badan yang bertanggung jawab pada keilmuan tersebut dalam melayani masyarakat,
menggunakan etika layanan profesi dengan mengimplikasikan kompetensi mencetuskan ide,
kewenangan ketrampilan teknis dan moral serta bahwa perawat mengasumsikan adanya
tingkatan dalam masyarakat.

7) PAUL F. COMENISCH (1983)


Profesi adalah komunitas moral yang memiliki cita-cita dan nilai bersama.

8) KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA


Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan, kejuruan, dan
sebagainya) tertentu.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat diartikan bahwa profesi merupakan suatu


pekerjaan , jabatan yang menuntut suatu keahlian , yang didapat melalui pendidikan
serta latiahan tertentu, menuntut persyaratan khusus , memiliki tanggung jawab serta kode etik
tertentu.

b) Lingkup etika

Ruang lingkup etika sangat luas sehingga terbagi atau terpecah menjadi beberapa bagian atau
bidang atau bidang seperti :

- Etika terhadap sesama

- Etika keluarga

- Etika Profesi

- Etika Politik

- Etika Lingkungan

- Etika Ideologi

2. PENGERTIAN ETIKA PROFESI

a) Pengertian etika profesi

Etika profesi berasal terdiri atas etika dan profesi.Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani
kuno. Bentuk tunggal kata etika yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta
etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang,
kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat
kebiasaan.

Menurut Brooks (2007), etika adalah cabang dari filsafat yang menyelidiki penilaian normatif
tentang apakah perilaku ini benar atau apa yang seharusnya dilakukan. Kebutuhan akan etika
muncul dari keinginan untuk menghindari permasalahan permasalahan di dunia nyata. Kata
etika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru (Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1988 mengutip dari Bertens 2000), mempunyai arti :

1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral
(akhlak);

2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;

3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

Istilah etika menghubungkan penggunaan akal budi perseorangan dengan tujuan untuk
menentukan kebenaran atau kesalahan dan tingkah laku seseorang terhadap orang lain. Dalam
bahasa Indonesia perkataan etika lazim juga disebut susila atau kesusilaan yang berasal dari
bahasa Sanskerta yaitu dari kata su yang artinya indah dan kata indah yang artinya kelakuan. Jadi
kesusilaan mengandung arti kelakuaan yang baik yang berwujud kaidah, norma (peraturan hidup
kemasyaratan).

Sedangkan dalam bahasa agama Islam, istilah etika ini merupakan bagian dari

akhlak. Dikatakan merupakan bagian dari akhlak, karena akhlak bukanlah sekedar menyangkut
perilaku manusia yang bersifat perbuatan yang lahiriah saja, akan tetapi mencakup hal- hal yang
lebih luas, yaitu meliputi bidang akidah, ibadah, dan syariah.

Profesi sendiri berasal dari bahasa latin Proffesio yang mempunyai dua pengertian yaitu
janji atau ikrar dan pekerjaan, dalam arti sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan
berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan norma-norma
sosial dengan baik. Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan
kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang
rumit dari manusia.

Etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam menjalankan
kehidupan sebagai pengemban profesi. Etika profesi adalah cabang filsafat yang mempelajari
penerapan prinsip-prinsip moral dasar atau norma-norma etis umum pada bidang-bidang khusus
(profesi) kehidupan manusia. Etika Profesi adalah konsep etika yang ditetapkan atau disepakati
pada tatanan profesi atau lingkup kerja tertentu. Etika profesi Berkaitan dengan bidang pekerjaan
yang telah dilakukan seseorang sehingga sangatlah perlu untuk menjaga profesi dikalangan
masyarakat atau terhadap konsumen (klien atau objek).

Menurut para ahli, sebagai berikut :

1. Drs. O.P. SIMORANGKIR, etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku
menurut ukuran dan nilai yang baik.

2. Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku
perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
3. Keiser dalam ( Suhrawardi Lubis, 1994:6-7 ) merupakan suatu sikap hidup berupa keadilan
untuk dapat memberikan pelayanan yang professional terhadap masyarakat dengan penuh
ketertiban serta keahlian ialah sebagai pelayanan didalam rangka melaksanakan suatu tugas yang
berupakan kewajiban terhadap masyarakat.

4. Menurut Anang Usman, SH., MSi

Etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam menjalankan
kehidupan sebagai pengemban profesi.

Etika profesi adalah cabang filsafat yang mempelajari penerapan prinsip-prinsip moral dasar
atau norma-norma etis umum pada bidang-bidang khusus (profesi) kehidupan manusia

Etika profesi adalah konsep etika yang ditetapkan atau disepakati pada tatanan profesi atau
lingkup kerja tertentu. Contoh : pers dan jurnalistik, engineering (rekayasa),
science,medis/dokter,dsb.

Etika profesi berkaitan dengan bidang pekerjaan yang telah dilakukan seseorang sehingga
sangatlah perlu untuk menjaga profesi dikalangan masyarakat atau terhadap konsumen (klien
atau objek).

Etika profesi adalah sebagai sikap hidup untuk memenuhi kebutuhan pelayanan profesional
dari klien dengan keterlibatan dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka kewajiban
masyarakat sebagai keseluruhan terhadap para angglta masyarakat yang membutuhkannya
dengan disertai refleksi yang seksama.

Jadi menurut kami etika profesi adalah aturan-aturan atau norma standar perilaku serta tanggung
jawab yang ditetapkan pada profesi tersebut agar tidak terjadi penyimpangan atau
penyalahgunaan oleh orang-orang di bidang profesi tersebut.

5. PERANAN DAN PRINSIP ETIKA PROFESI

a) Peranan etika profesi

Nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu atau dua orang, atau segolongan orang saja, tetapi
milik setiap kelompok masyarakat, bahkan kelompok yang paling kecil yaitu keluarga sampai
satu bangsa. Dengan nilai-nilai etika tersebut, suatu kelompok diharapakan akan mempunyai tata
nilai untuk mengtur kehidupan bersama. Salah satu golongan masyarakat yang mempunyai nilai-
nilai yang menjadi landasan dalam pergaulan baik dengan kelompok atau masyarakat umumnya
maupun dengan sesama anggotanya, yaitu masyarakat profesional. Golongan ini sering menjadi
pusat perhatian karena adanya tata nilai yang mengatur dan tertuang secara tidertulis(yaitu kode
etik profesi) dan diharapkan menjadi pegangan para anggotanya.

Sorotan masyarakat menjadi semakin tajam manakala perilaku-perilaku sebagian para anggota
profesi yang tidak didasarkan pada nilai-nilai pergaulan yang telah disepakati bersama (tertuang
dalam kode etik profesi), sehingga terjadi kemerosotan etik pada masyarakat profesi tersebut.
Sebagai contohnya adalah pada profesi hukum dikenal adanya maia peradilan,demikian juga
pada profesi dokter dengan pendirian klinik super spesialis didaerah mewah, sehingga
masyarakat miskin tidak mungkin menjamahnya.

b) Prinsip etika profesi

1) Tanggung jawab

Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.

Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada
umumnya.

2) Keadilan

Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya.

3) Otonomi

Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan di beri kebebasan dalam
menjalankan profesinya.

4) Prinsip Kompetensi

Prinsip ini menuntut untuk melaksanakan pekerjaan sesuai jasa profesionalnya, kompetensi dan
ketekunan.

5) Prinsip Perilaku Profesional

Prinsip ini menuntut kita untuk berprilaku konsisten dengan reputasi profesi

6) Prinsip kerahasiaan

Prinsip ini menuntut untuk menghormati kerahasiaan informasi.

6. KODE ETIK PROFESI DAN STANDAR PROFESI

a) Kode Etik Profesi

Kode etik profesi adalah suatu sistem norma, nilai serta aturan professsional tertulis yang dengan
secara tegas menyatakan apa yang benar serta baik, dan juga apa yang tidak benar serta tidak
baik bagi professional. Kode etik tersebut menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah,
perbuatan apa yang harus dilakukan serta juga apa yang harus dihindari.
Tujuan kode etik

Supaya dapat professional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau


juga kustomernya. Dengan adanya kode etik tersebut akan dapat melindungi perbuatan yang
tidak professional.

Fungsi kode etik

Menurut Biggs dan Blocher (1986:10) mengemukakan tiga fungsi kode etik yaitu :

1. Melindungi suatu profesi dari campur tangan pemerintah

2. Mencegah terjadinya pertentangan internal dalam suatu profesi

3. Melindungi para praktisi dari kesalahan praktik suatu profesi

Sifat dan susunan kode etik

1) Harus rasional

2) Harus konsisten, tetapi tidak kaku

3) Harus bersifat universal

Kode etik profesi terdiri atas :

1. Aturan kesopanan

2. Aturan kelakuan, dan

3. Sikap antara para anggota profesi

b) Standar profesi

Standar adalah nilai atau acuan yang menentukan level praktek terhadap staf atau sistem yang
telah ditetapkan untuk dapat diterima sampai pada wewenang tertentu (schroeder, 1991).

Profesi adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan badan ilmu sebagai dasar untuk
pengembangan teori yang sistematis guna menghadapi banyak tantangan baru, memerlukan
pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, serta memiliki kode etik dengan fokus utama pada
pelayanan (Winsley, 1964).

Dalam melaksanakan kewajibannya para profesional harus mengacu pada standar profesi
menurut bidangnya masing-masing. Standar profesi adalah pedoman yang harus digunakan
sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik (Komalawati, 2002:17)
Menurut KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NO
377/MENKES/SK/III/2007, Standar profesi ini disusun sebagai pedoman bagi tenaga profesi
manaajemen informasi kesehatan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam
memberikan pelayanan kesehatan di Indonesia.

Penyalahgunaan Profesi

Dalam bidang computer sering terjadi penyalahgunaan profesi contohnya penjahat berdasi yaitu
orang-orang yang menyalahgunakan profesinya dengan cara penipuan kartu kredit, cek,
kejahatan dalam bidang komputer lainnya yang biasa disebut Cracker dan bukan Hacker, sebab
Hacker adalah Membangun sedangkan Cracker Merusak. Hal ini terbukti bahwa Indonesia
merupakan kejahatan komputer di dunia diurutan 2 setelah Ukraine. Maka dari itu banyak orang
yang mempunyai profesi tetapi tidak tahu ataupun tidak sadar bahwa ada kode Etik tertentu
dalam profesi yang mereka miliki, dan mereka tidak lagi bertujuan untuk menolong kepentingan
masyarakat, tapi sebaliknya masyarakat merasa dirugikan oleh orang yang menyalahgunakan
profesi.

Penjelasan Mengapa Kode Etik Profesi Sangat Penting

a. Kode etik merupakan suatu cara untuk memperbaiki iklim organisasional sehingga individu-
individu daoat berperilaku secara etis.

b. Kontrol etis diperlukan karena sistem legal dan pasar tidak cukup mampu mengarahkan
perilaku organisasi untuk mempertimbangkan dampak moral dalam setiap keputusan bisnisnya.

c. Perusahan memerlukan kode etik untuk menentukan status bisnis sebagai sebuah profesi,
dimana kode etik merupakan salah satu penandanya.

d. Kode etik dapat juga dipandang sebagai upaya menginstitusionalisasikan moral dan nilai-nilai
pendiri perusahaan, sehingga kode etik tersebut menjadi bagian dari budaya perusahaan dan
membantu sosialisasi individu baru dalam memasuki budaya tersebut.

Pelanggaran Kode Etik Profesi

Terjadinya penyimpangan yang dilakukan oleh anggota kelompok profesi dari kode etik profesi
di mata masyarakat. Oleh karena itu, kelompok profesi harus mencoba menyelesaikan
berdasarkan kekuasaannya sendiri.

Karena kode etik profesi merupakan produk etika terapan karena dihasilkan berdasarkan
penerapan pemikiran etis atas suatu profesi.

Beberapa Penyebab Pelanggaran Kode Etik Profesi

1) Idealisme yang terkandung dalam kode etik profesi tidak sejalan dengan fakta yang terjadi di
sekitar para profesional, sehingga harapan terkadang sangat jauh dari kenyataan.
2) Memungkinkan para profesional untuk berpaling kepada kenyataan dan mengabaikan
idealisme kode etik profesi. Kode etik profesi bisa menjadi pajangan tulisan berbingkai.

3) Kode etik profesi merupakan himpunan norma moral yang tidak dilengkapi dengan sanksi
keras karena keberlakuannya semata-mata berdasarkan kesadaran profesional.

4) Memberi peluang kepada profesional yang untuk berbuat menyimpang dari kode etik
profesinya.

Pentingnya Kode Etik Dan Tanggung Jawab Profesi

Ada beberapa alasan mengapa kode etik perlu untuk dibuat. Beberapa alasan tersebut adalah:

a. Kode etik merupakan suatu cara untuk memperbaiki iklim organisasional sehingga individu-
individu daoat berperilaku secara etis.

b. Kontrol etis diperlukan karena sistem legal dan pasar tidak cukup mampu mengarahkan
perilaku organisasi untuk mempertimbangkan dampak moral dalam setiap keputusan bisnisnya.

c. Perusahan memerlukan kode etik untuk menentukan status bisnis sebagai sebuah profesi,
dimana kode etik merupakan salah satu penandanya.

d. Kode etik dapat juga dipandang sebagai upaya menginstitusionalisasikan moral dan nilai-nilai
pendiri perusahaan, sehingga kode etik tersebut menjadi bagian dari budaya perusahaan dan
membantu sosialisasi individu baru dalam memasuki budaya tersebut.

Manfaat Etika Profesi & Tanggung Jawab Profesi

Etika profesi pada awalnya terbentuk guna kepentingan kelompok profesi itu sendiri karena
bermula dari pemasalahan-permasalahan yang imbul, dalam perkembangannya sesuai dengan
situasi dan kondisi ilmu pengetahuan filsafat yang terkait dengan etika maka berkembang
menjadi lebih maju sesuai dengan hasil penelitian empiris yang didukung oleh norma yang ada
diperoleh suatu hipotesa dan sampailah pada hasil akhir profesi guna kepentingan masyarakat
dengan konsekuensi logis etika profesi merefleksikan kinerjanya secara etis atas kebutuhan
masyarakat.

Etika profesi merupakan bagian dari kebutuhan profesi dalam system pergulatan profesi baik
diantara profesi itu sendiri maupun terhadap masyarakat.

Perkembangan masyarakat yang makin majemuk , mengglobal, berkembang maju baik


bidang ekonomi, teknologi, serta bidang yang lain. Komunikasi antar daerah maupun negara
makin cepat membuktikan mobilitas masyarakat makin meninggi dan tidak terkendali. Seiring
dengan hal tersebut maka peran profesi makin dibutuhkan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Kualitas dari profesi harus makin meningkat guna mengimbangi kemajuan jaman serta
kuantitas dari bertambahnya jenis kebutuhan penanganan oleh profesi akibat kemajuan dari
berbagai bidang merupakan tantangan profesi yang harus didukung perangkat etika profesi yang
memadai sebagai suatu tanggung jawab profesi. Tanggung jawab etika profesi tidak dapat lepas
dari manfaat etika profesi.

Adapun manfaat etika profesi dalam perkembangan terdiri dari:

(a) Manfaat terhadap diri sendiri. Penyandang profesi memiliki kesempatan luas untuk
mengabdikan diri demi kepentingan publik.

(b) Manfaat terhadap masyarakat. Masyarakat dapat memperoleh pelayanan sesuai dengan
kebutuhannya mengingat profesi memiliki keahlian khusus yang tidak dimiliki pihak lain.

(c) Manfaat terhadap negara. Penyandang profesi dapat berperan serta memajukan negara
dengan keahlian bidang tertentu yang dimilikinya. Segala bidang dalam aktifitas negara saling
terkait, apabila segala bidang kehidupan dapat berjalan dengan maksimal maka mekanisme
pembangunan dalam segala bidang menjadi maju yang berdampak pada kemajuan negara.

(d) Manfaat terhadap hukum. Negara kita adalah negara hukum dan hukum sebagai panglima
yang tertinggi. Profesi pada bidangnya masing-masing tetap hukum menjadi panutan bagi profesi
sesuai pandangan segala segi kehidupan harus berpatokan pada hukum yang berlaku. Profesi
hukum merupakan profesi yang terdepan dalam berupaya menegakkan hukum berfungsi sebagai
panutan bagi profesi selain hukum dan masyarakat.

Setiap orang memiliki kebebasan baik secara natural maupun secara yuridis untuk menentukan
sikap dalam kehidupan sehari-hari termasuk memilih pekerjaan/profesi yang akan digeluti.
Kebebasan tersebut menimbulkan konsekuensi logis terhadap dampak positif maupun negatif
yang harus diterima dengan analogi segala langkah kehidupan tidak dapat lepas dari efek positif
dan efek negatif. Tanggung jawab tidaklah dapat lepas dari akibat kebebasan memilih yang harus
diterima dengan lapang dada.

Kebebasan tidaklah dapat dilaksanakan dengan sebebas-bebasnya mengingat kebebasan dapat


menyentuh hak hukum atau kebebasan orang lain. Kebebasan harus diartikan sebagai kebebasan
hukum yakni kebebasan sesuai ketentuan hukum yang berupaya mengcover moral , hukum
kebiasaan, dan adat istiadat yang berlaku dimasyarakat.

Tanggung jawab merupakan bentuk pelaksanaan kewajibannya dan yang tak kalah pentingnya
tanggung jawab atas kesalahan yang telah diperbuat. Tanggung jawab oleh sebagian ahli hukum
diartikan sebagai tanggung gugat. Tanggung gugat sebenarnya merupakan tanggung jawab atas
tuntutan hukum, tapi disisi lain terdapat tanggung jawab moral yang tidak dapat digantikan oleh
tanggung gugat secara hukum, bahkan moral pertanggungjawabannya diwakilkan pada kode etik
melalui Dewan Kehormatan. Terdapat pertanggungjawaban lain yang tidak dapat terselesaikan
yaitu tanggung jawab hati nurani serta dampaknya terhadap nama baik penyandang profesi.
Profesi

Harus kita ingat dan fahami betul bahwa Pekerjaan / Profesi dan Profesional terdapat
beberapa perbedaan :

1. Profesi :

a. Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus.

b. Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu).

c. Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup.

d. Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam.

2. Profesional :

a. Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya.

b. Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu.

c. Hidup dari situ.

d. Bangga akan pekerjaannya.

Etika profesional dan surveyor

Profesional adalah kelompok terorganisir orang yang telah sistematis dan umum pengetahuan
yang dapat diterapkan untuk berbagai masalah. their Selain itu, mereka perilaku secara ketat
dikontrol oleh kode etik yang didirikan dan dipelihara oleh asosiasi profesional dan belajar
sebagai bagian dari pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi syarat sebagai seorang
profesional. Akhirnya, mereka harus memiliki kepedulian untuk kepentingan mereka klien dan
masyarakat daripada kepentingan pribadi ketika mereka menawarkan layanan mereka. Etika
dalam penggunaan umum berarti filosofi perilaku manusia dengan penekanan pada pertanyaan
moral yang benar dan Etika profesional. Namun, selalu terikat dengan konsep yang lebih praktis
dan harapan dari masyarakat, kompetensi tanggung jawab, suka dan kesediaan untuk melayani
publik RICS juga telah mendirikan persyaratan yang sama untuk surveyor.

Selain mencapai standar yang diperlukan pelayanan di bidang spesialis mereka, itu adalah
diharapkan anggota akan memahami pentingnya RICS profesional etika dan bersedia untuk
memenuhi standar yang dibutuhkan dari mereka (Salah satu isu-isu inti untuk RICS etika
profesional adalah bahwa 'mengamankan klien' kepentingan '. The Para Etika Profesional Partai
Kerja juga telah menekankan pandangan ini: ia mengatakan bahwa 'Etika profesional adalah
memberikan seseorang terbaik untuk memastikan bahwa klien kepentingan benar dirawat, tetapi
dengan begitu kepentingan umum yang lebih luas juga diakui dan dihormati. RICS
mendefinisikan etika sebagai seperangkat prinsip moral meluas melampaui kode resmi perilaku
Ia juga mengatakan bahwa kesediaan anggota untuk mengikuti prinsip-prinsip ini adalah salah
satu kunci untuk ekspansi profesi Berlatih dan memberikan saran kepada klien secara etis
profesional adalah salah satu alasan utama orang memilih untuk jawaban pada anggota mengakui
badan profesional. Dengan mengikuti kode etika profesional, anggota menyelesaikan konflik
yang tak terelakkan antara kepentingan dari profesional, klien dan masyarakat pada umumnya
Namun, etika bukan teks tetap yang bisa dipelajari sekali. 'Etis standar' adalah dinamis masalah
Tindakan tertentu dapat etis saat ini atau dalam masyarakat khususnya dan dalam tertentu situasi,
tapi mungkin bisa dipandang secara berbeda oleh orang lain atau di lain waktu. Oleh karena itu,
diperlukan untuk terus meninjau perilaku dalam rangka untuk mengikuti dengan terus-menerus
mengubah standar Selain itu, penilaian pribadi juga diperlukan bila etika dilema menghadapi

Dengan cara yang sama seperti yang dilakukan lembaga-lembaga profesional lainnya; RICS
menyediakan satu set Aturan Perilaku mana semua anggota harus mengikuti secara ketat.
Lembaga ini telah diperbarui Aturan Perilaku secara teratur untuk tetap sejalan dengan sosial
yang berubah lingkungan Dokumen-dokumen menutupi area standar pribadi dan profesional,
melakukan kegiatan profesional dan professional bisnis rincian praktek, dan kerjasama, konflik
kepentingan, profesional ganti rugi asuransi, aturan account anggota ', belajar seumur hidup dan
disiplin prosedur. Selain itu, pedoman etika lainnya-isu terkait disediakan. masalah meliputi
prosedur penanganan keluhan, mendirikan sebuah perusahaan survei, perlindungan terhadap
pencucian uang, kepemilikan file bisnis, dan pengangkatan sebuah locum untuk menutupi
pekerjaan jika surveyor sedang pergi. Sebagai bagian dari ini, RICS telah merancang prinsip-
prinsip inti sembilan etika, yang merupakan 'Alasan' untuk Aturan Perilaku. Tujuan dari prinsip-
prinsip adalah untuk membantu surveyor di keraguan tentang bagaimana menangani keadaan
yang sulit, atau dalam situasi di mana ada bahaya bahwa profesionalisme anggota dapat
dikompromikan. Ini sembilan prinsip adalah: bertindak dengan integritas, selalu jujur, terbuka
dan transparan dalam urusan Anda, bertanggung jawab untuk semua tindakan Anda, tahu dan
bertindak dalam keterbatasan Anda, obyektif sepanjang waktu, tidak pernah mendiskriminasikan
orang lain, menetapkan contoh yang baik dan memiliki keberanian untuk membuat berdiri.
Surveyor diharapkan tidak hanya untuk menunjukkan pengetahuan dan pemahaman tentang
prinsip-prinsip ini, tetapi juga memiliki komitmen untuk memenuhi etika standar dan
mempertahankan integritas profesi.

Sembilan prinsip dan kode etik melayani tujuan yang sama yaitu untuk memberikan layanan
profesional untuk memastikan bahwa kepentingan klien terjaga dan kepentingan umum
dianggap.

Ciri- Ciri Profesi

Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu:

1. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki berkat
pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.
2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku profesi
mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.

3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus meletakkan
kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.

4. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan
dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan,
kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih
dahulu ada izin khusus.

5. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.

Dengan melihat ciri-ciri umum profesi di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa kaum
profesional adalah orang-orang yang memiliki tolak ukur perilaku yang berada di atas ratarata.
Di satu pihak ada tuntutan dan tantangan yang sangat berat, tetapi di lain pihak ada suatu
kejelasan mengenai pola perilaku yang baik dalam rangka kepentingan masyarakat. Seandainya
semua bidang kehidupan dan bidang kegiatan menerapkan suatu standar profesional yang tinggi,
bisa diharapkan akan tercipta suatu kualitas masyarakat yang semakin baik.

Profesi selalu dikaitkan dengan gagasan 'layanan'. Dengan demikian, profesi telah digambarkan
sebagai sekelompok orang terorganisir untuk melayani tubuh khusus pengetahuan dalam
kepentingan masyarakat (Appelbaum & Lawton, 1990: p4). Demikian pula, Whitbeck (1998:
p74) menegaskan bahwa profesi adalah "pekerjaan yang baik memerlukan studi lanjutan dan
penguasaan tubuh khusus pengetahuan dan melakukan untuk mempromosikan, menjamin atau
menjaga beberapa hal yang secara signifikan mempengaruhi 'kesejahteraan orang lain ".
Tanggung jawabnya telah banyak digambarkan sebagai termasuk kepuasan "kebutuhan sosial
sangat diperlukan dan bermanfaat" (Johnson, 1991: p63- 64); dan tujuan pelayanan kepada
publik (Murdock dan Hughes, 1996, dikutip dalam Fryer, 1997:p31). Seorang profesional
beroperasi di dunia orang-orang dengan siapa mereka bekerja, rekan dan spesialis lain, dan
orang-orang yang mereka layani, seperti klien mereka dan publik (Pressman, 1997: p10) -
hubungan yang telah disebut sebagai "konsensus dan fidusia "(Pressman, (1997).

Profesional tidak dibebaskan dari perilaku etis yang umum - seperti, kewajiban, tugas dan
tanggung jawab - yang mengikat orang-orang biasa (Johnson, 1991:p131) dan biasanya terikat
oleh seperangkat prinsip, sikap atau jenis karakter disposisi yang mengontrol cara profesi
dipraktekkan Hal ini telah disebut dan kekhawatiran potensi masalah menghadapi anggota
profesi atau kelompok dan dampaknya terhadap masyarakat (Johnson, 1991:p132) dengan
implikasi bahwa keadilan harus dikaitkan tidak hanya untuk klien tapi juga rekan-rekan dan
publik (Johnson, 1991: p117). Salah satu aspek penting adalah bahwa konflik kepentingan,
didefinisikan sebagai bunga yang, jika diikuti, bisa tetap profesional dari pertemuan salah satu
kewajiban mereka (Coleman, 1998: P34). Lain adalah profesional yang tepat yang relevan
disebut sebagai "Hak Penolakan nurani" yang merupakan hak karyawan untuk menolak untuk
mengambil bagian dalam tidak etis melakukan ketika dipaksa untuk melakukannya oleh majikan.
Hal ini dapat terjadi dalam pekerjaan atau non-kerja situasi dan mungkin tidak perlu melibatkan
melanggar hukum (Whitbeck (1998: P51).

Penolakan nurani dapat dilakukan dengan baik hanya tidak berpartisipasi dalam kegiatan yang
satu melihat sebagai tidak bermoral, atau mungkin dilakukan dengan harapan membuat protes
publik yang akan menarik perhatian pada situasi yang orang percaya yang salah (Whitbeck,
1998). Profesi yang berbeda, bagaimanapun, memiliki reputasi yang berbeda sepanjang etika
perilaku yang bersangkutan. Dalam sebuah survei pendapat terbaru umum, misalnya, arsitek
dinilai unggul dalam perilaku etis untuk pengacara, beberapa dokter dan hampir semua
pengusaha, dengan para ulama berada di peringkat tertinggi Pengacara, tampaknya, diharapkan
untuk memprioritaskan kewajiban mereka untuk klien atas kewajiban mereka kepada publik
bahkan jika klien mereka bersalah melakukan kejahatan, terlepas dari bagaimana keji kejahatan
(Johnson, 1991).

BAB III
KESIMPULAN
Kode etik bisa dilihat sebagai produk dari etika terapan, sebab dihasilkan berkat penerapan
pemikiran etis atas suatu wilayah tertentu, yaitu profesi. Tetapi setelah kode etik ada, pemikiran
etis tidak berhenti. Kode etik tidak menggantikan pemikiran etis, tapi sebaliknya selalu
didampingi refleksi etis.
Supaya kode etik dapat berfungsi dengan semestinya, salah satu syarat mutlak adalah bahwa
kode etik itu dibuat oleh profesi sendiri. Kode etik tidak akan efektif kalau di drop begitu saja
dari atas yaitu instansi pemerintah atau instansi-instansi lain; karena tidak akan dijiwai oleh cita-
cita dan nilai-nilai yang hidup dalam kalangan profesi itu sendiri. Instansi dari luar bisa
menganjurkan membuat kode etik dan barang kali dapat juga membantu dalam merumuskan,
tetapi pembuatan kode etik itu sendiri harus dilakukan oleh profesi yang bersangkutan. Supaya
dapat berfungsi dengan baik, kode etik itu sendiri harus menjadi hasil SELF REGULATION
(pengaturan diri) dari profesi.
Dengan membuat kode etik, profesi sendiri akan menetapkan hitam atas putih niatnya untuk
mewujudkan nilai nilai moral yang dianggapnya hakiki. Hal ini tidak akan pernah bisa
dipaksakan dari luar. Hanya kode etik yang berisikan nilainilai dan cita-cita yang diterima oleh
profesi itu sendiri yang bisa mendarah daging dengannya dan menjadi tumpuan harapan untuk
dilaksanakan untuk dilaksanakan juga dengan tekun dan konsekuen. Syarat lain yang harus
dipenuhi agar kode etik dapat berhasil dengan baik adalah bahwa pelaksanaannya di awasi terus
menerus.

Anda mungkin juga menyukai