A. LEADER
Menurut Hersey & Campbell (2004), pemimpin harus mengembangkan tiga kompetensi
penting yaitu:
1. Kemampuan untuk mendiagnosa atau memahami situasi dan mempengaruh
pengikut/bawahan.
2. Beradaptasi agar dapat mengembangkan perilaku dan sumber daya lainnya untuk menutupi
kesenjangan antara situasi saat ini dan harapan masa depan.
3. Komunikasi. Jika pemimpin tidak dapat berkomunikasi secara efektif, tujuan organisasi tidak
akan tercapai.
Pemimpin perawat yang efektif adalah melibatkan orang lain untuk bekerja sama
secara efektif dalam mencapai suatu tujuan.
B. FOLLOWER
Followership dan kepemimpinan adalah peran terpisah namun timbal balik. Tanpa
pengikut, seseorang tidak bisa menjadi Pemimpin, sebaliknya, seseorang tidak bisa menjadi
pengikut tanpa seorang pemimpin (Lyons, 2002).
Menjadi pengikut yang efektif adalah sama pentingnya dengan perawat baru seperti yang
menjadi pemimpin yang efektif. Bahkan, sebagian besar dari kita adalah pengikut: anggota tim,
peserta pada pertemuan, staf keperawatandan sebagainya.
3
Menyadari arti penting pengikut bagi tujuan bisnis, mana¬jemen perlu secara serius
mengembangkannya. Terdapat 4 langkah untuk mengembangkan effective followership:
1. Mendefinisikan kembali peran pengikut dan pemimpin de¬ngan seimbang tetapi
dengan kesadaran bahwa aktivitas ke¬duanya berbeda
2. Mengembangkan keterampilan untuk menjadi pengikut yang efektif melalui
pendelegasian tugas
3. Mengimplementasikan evaluasi kinerja berdasarkan ka¬pasitas pengikut
4. Membangun struktur organisasi yang dapat menggali terciptanya pengikut yang
efektif dengan menciptakan kesempatan yang sama bagi semua pengikut untuk
menjadi pemimpin
4
Karakteristik Pengikut
mereka biasanya hanya satu yaitu untuk mengamankan pemimpin dan kebijakan mereka (pro
pemimpin), atau, mendongkel seseorang dari kursi pimpinan secepat mungkin apabila mereka
tidak menyukainya (kontra pemimpin). Dengan kata lain merekalah yang menggerakkan
situasi.
C. Situational Leadership
Situational Leadership, pertama kali diperkenalkan oleh Paul Hersey dan Ken
Blanchard di tahun 1977. Di tahun tersebut juga dibangun sebuah model atau instrumen yang
dapat menggambarkan cara untuk memilih gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi yang
sedang dihadapi oleh seorang pimpinan. Teori ini kemudian disempurnakan kembali oleh Ken
Blanchard di tahun 1985 menjadi Situational leadership II dengan model dengan nama yang
sama.
6
DAFTAR PUSTAKA
Kotek.Lutfi(2016, September 22). Situational Leadership, sebagai salah satu teori kepemimpinan
pada behavior theorists. Dipetik Desember 17, 2019, dari blog LutfiKotek:
http://lutfikotek.blogspot.com/2016/09/situational-leadership-sebagai-salah.html
Risconsulting (2017). Situational Leadership. Dipetik Desember 17, 2019, dari blog Riconsulting:
https://www.ris.co.id/situational-leadership