Anda di halaman 1dari 4

III.

Kepemimpinan dalam Perubahan pada Model Kaizen


Kaizen merupakan istilah berasal dari Jepang dimana Kai berarti Perubahan
dan Zen berarti lebih baik atau dapat diartikan juga sebagai perbaikan terus-menerus
dengan melakukan hal-hal kecil yang lebih baik dan menetapkan serta mencapai
standar yang semakin tinggi. Kaizen merupakan bagian dari teori manajemen Jepang
sejak pertengahan tahun 1980-an. Pada saat itulah konsultan manajemen di Negara
bagian Barat secara cepat menggunakan istilah Kaizen untuk diterapkan dalam
praktek manajemen secara luas. Hal tersebut dikarenakan Kaizen dianggap cenderung
membuat perusahaan Jepang menjadi kuat dibidang peningkatan yang terus-menerus
(Roen, 2011).
Saat ini istilah Kaizen telah diterima secara umum sebagai istilah kunci dalam
manajemen dan inti dari manajemen adalah kepemimpinan (Leadership). Sama
dengan penjelasan sebelumnya bahwa dalam bahasa Jepang Kaizen adalah perbaikan
secara berkesinambungan. Kalau digunakan untuk menguraikan suatu proses
manajemen dan budaya bisnis, Kaizen mempunyai arti perubahan dan perbaikan
secara terus-menerus dan perlahan-lahan diimplementasikan keikutsertaan, keaktifan
dan komitmen dari semua karyawan. Sehingga cara Kaizen yang dimaksud bukan
hanya pelaksanaan yang lebih baik tetapi juga mencapai tujuan yang spesifik secara
produktif melalui perubahan dan perbaikan (Uha, 2014). Hal tersebut sesuai dengan
prinsip kepemimpinan perubahan model Kaizen yang merupakan penggunaan
langkah-langkah sebagai berikut :
1.

Fokus pada pelanggan

2.

Melakukan pembaharuan dan perbaikan secara terus-menerus

3.

Mengakui masalah secara terbuka

4.

Mendorong keterbukaan

5.

Menciptakan tim kerja

6.

Mengelola proyek melalui tim lintas fungsional

7.

Mengembangkan proses hubungan yang tepat

8.

Mengembangkan disiplin pribadi

9.

Memberi informasi bagi setiap karyawan

10. Membuat setiap karyawan menjadi mampu (Uha, 2014)


Seni pada manajemen Kaizen Jepang sangat sederhana yaitu bahwa setiap
orang dalam organisasi memiliki kemaauan dan kemampuan untuk berkontribusi
dalam penyempurnaan dan perbaikan kinerja secara terus-menerus, tidak ada kata
puas ataupun cukup. Sehingga pimpinan berperan dalam mengarahkan dan
memotivasi seluruh pelaksana pada masing-masing unit pengelola. Manajemen
Kaizen juga mencetak kemauan untuk berubah dan maju serta memprioritaskan
kualitas. Selain itu memberikan upaya yang konsisten terhadap keinginan berubah
makin baik, keterlibatan seluruh pegawai dan komunikasi (Simanjuntak, 2007).
Mengembangkan

perubahan

dan

perbaikan

suatu

perusahaan

ataupun

oerganisasi, Kaizen banyak diperlukan. Umumnya perubahan pada organisasi dimulai


dari structural, misal yang paling penting pengenalan secara aktif dan secara terusmenerus dengan pekerjaan tim sampai perubahan sikap yang mengubah karyawan
menjadi manusia Kaizen. Karakteristik manusia Kaizen adalah perhatian pada hal
yang rinci, pendekatan yang melihat kedepan, mau menerima saran konstruktif,
bersedia memikul tanggung jawab, bangga akan pekerjaan dan organisasinya dan
bersedia untuk bekerja sama (Uha, 2014).
Menurut Barues (1998), seorang pemimpin dalam tim Kaizen memfokuskan
perhatiannya pada manusia, lalu setelahnya pada hasil sehingga tanggung jawab
pemimpin merupakan kebalikan dari tugas supervisor. Secara singkat seorang
pemimpin pendekatan Kaizen dalam melakukan perubahan, harus melakukan
beberapa hal seperti :

Memperkuat tim sebagai bahan pembangunan yang fundamental dalam


struktur organisasi

Menggabungkan aspek positif individualisme dari berbagai manfaat


kesepakatan tim

Berfokus secara detail dalam mengimplementasikan gambaran besar tentang


organisasi

Menerima tanggung jawab pribadi untuk mengidentifikasi setiap masalah

Membangun hubungan pribadi yang kuat

Menjaga pikiran untuk tetap terbuka terhdap kritik dan nasihat yang
konstruktif

Memelihara sikap yang progresif dan berpandangan masa depan

Bersedia menerima tanggung jawab dan mengikuti pelatihan

Bangga dan menghargai kerja tim

Membuat pembaharuan kebijakan yang sudah diterima serta mendukung


inovasi dan kreativitas (Uha, 2014)
Perwujudan paling nyata dari kemampuan memimpin terlihat pada

ketangguhan seseorang menyelenggarakan berbagai fungsi yang menjadi tanggung


jawabnya. Yang dimaksud adalah setiap orang mampu menjalankan tugasnya sesuai
dengan tingkat jabatan yang dipangkunya dalam organisasi. Pemimpin yang efektif
adalah pemimpin yang mampu melakukan perubahan dan perbaikan dalam organisasi
dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :

Menemukan strategi yang tepat

Menjadi perencana yang tangguh

Menjadi organisator yang cekatan

Motivator yang efektif

Pengawas yang objektif dan rasional

Penilai yang tidak terpengaruh oleh pertimbangan-pertimbangan yang

subjektif atau emosional (Uha, 2014)


Sumber :
Uha, Ismail Nawawi. 2014. Manajemen Perubahan : teroi dan aplikasi pada organisasi publik
dan bisnis. Bogor : Ghalia Indonesia.

Roen,

Ferry.

Dipost

pada

Agustus,

2011.

Kaizen.

Online:

http://perilakuorganisasi.com/kaizen-strategies-for-wining-through-people-menang-melaluimanusia.html. Diakses pada 27 November 2015


Simanjuntak, Mariana. 2007. Penerapan Manajemen Kaizen di Institusi Publik Non Profit.
Online

pada

http://mmpt.pasca.ugm.ac.id/downloads/6.%20penerapan%20manajemen

%20kaizen%20di%20PT%20non%20profit.pdf

. Diakses pada 27 November 2015

Anda mungkin juga menyukai