Secara umum, ada tiga tantangan dalam proses seleksi penempatan SDM yaitu :
1. Tantangan suplai, makin besar jumlah pelamar yang memenuhi syarat (qualified), semakin
mudah bagi departemen personalia untuk memperoleh pegawai baru yang berkualitas. Pada
kenyataannya sulit untuk menemui banyak pelamar yang memenuhi persyaratan yang
diinginkan oleh lowongan jabatan dibalik adanya kepentingan politik.
2. Tantangan ethis, bahwa dalam seleksi pegawai banyak dilakukan sistem keluarga/famili,
kolega politik, pemberian komisi, lebih ekstrem adanya suap menyuap ataupun praktik KKN.
Ini semua merupakan tantangan bagi pengelola organisasi.
3. Tantangan organisasional. Organisasi menghadapi keterbatasan-keterbatasan seperti:
anggaran, strategi, kebijaksanaan, budaya atau sumber daya lainnya yang mungkin akan
membatasi proses seleksi (Handoko,1995).
RESPONSIVITAS POLITIK, FUNGSI PENEMPATAN DAN AKTIVITAS
PERENCANAAN SDM
Proses penempatan sumber daya manusia ini tidak hanya bagi pegawai baru yang diseleksi tetapi juga
berlaku bagi pegawai lama yang dimutasikan dan dipromosikan dari jabatannya yang lama
(Sihotang, 2007;149).
Perbedaan kedua penempatan sumber daya manusia itu adalah :
a. Penempatan sumberd aya manusia baru adalah setelah mereka lulus dari seleksi penerimaan
pegawai dan diangkat pada jabatan dan pangkat baru untuk memulai pekerjaan yang dipercayakan
kepadanya.
b. Penempatan sumber daya manusia lama berarti dipindahkan tugas pekerjaannya pada
jabatan baru dan lokasi kantornya juga bisa jadi kantor yang baru.
Komponen Utamanya adalah penentuan tipe sumber daya manusia yang dibutuhkan suatu
organisasi atau perusahaan dalam jangka waktu tertentu.
Perencanaan SDM merupakan kegiatan mengidentifikasi jumlah sumber daya manusia yang
dibutuhkan organisasi untuk mencapai tujuan di masa depan. Untuk menyusun rencana tenaga
kerja, dibutuhkan :
a. Proyeksi penawaran dan permintaan terhadap SDM,
b. Menemukan perbedaan antara permintaan dengan suplai, apakah terdapat kekurangan
atau kelebebihan.
EFISIENSI ADMINISTRASI, FUNGSI PENGEMBANGAN, AKTIVITAS,
PRODUKTIVITAS DAN KINERJA PEGAWAI
Suatu pekerjaan dapat dijalankan dengan sistem sentralisasi, desentralisasi, atau gabungan kedua-duanya.
1. Sistem sentralisasi, pekerjaan dijalankan oleh satu kantor pusat atau satu unit tertentu.
2. Sistem desentralisasi, jika organisasi mencakup banyak bidang atau bagian, sehingga sebagian pekerjaan kantor
dilaksanakan oleh unit administrasi masing-masing bagian.
3. Sistem penggabungan sentralisasi dan desentralisasi, jika hal-hal administratif yang khusus dan berkaitan
langsung dengan pekerjaan unit tertentu dijalankan oleh bagian administrasi unit yang bersangkutan,
sedangkan hal-hal yang umum ditangani oleh kantor pusat.
Yang terpenting dalam administrasi, pekerjaan kantor harus dikelola seefektif dan seefisien mungkin (Haryadi,
2009).
Efisiensi sebagai perbandingan terbaik antara input dengan output atau antara suatu usaha dengan hasilnya atau
antara suatu kerja dengan hasil yang dicapai oleh kerja itu dapat diterapkan juga dalam bidang pekerjaan
administrasi. Dalam hal ini menurut Gie (1998), bahwa sejalan dengan adanya unsur usaha atau sumber kerja
dalam konsep efisiensi (pikiran, tenaga, waktu, ruang, benda/uang), maka pelaksanaan efisiensi pada macam-
macam pekerjaan administrasi dapat digolong menurut penggunaan masing-masing sumber kerja itu, yakni :
1. Pikiran – Untuk Mencapai Cara Yang Termudah;
2. Tenaga – Untuk Mencapai Cara Yang Teringan,
3. Waktu – Untuk Mencapai Cara Yang Tercepat,
4. Ruang– Untuk Mencapai Cara Yang Terdekat,
5. Benda – Untuk Mencapai Cara Yang Termurah.
EFISIENSI ADMINISTRASI, FUNGSI PENGEMBANGAN, AKTIVITAS,
PRODUKTIVITAS DAN KINERJA PEGAWAI
KEBUTUHAN KARIR KEBUTUHAN KINERJA
SDM MATCH ? ORGANISASI
Action Based
Studi Literatur Cross Training
Learning
11
EFISIENSI ADMINISTRASI, FUNGSI PENGEMBANGAN, AKTIVITAS,
PRODUKTIVITAS DAN KINERJA PEGAWAI
Pengertian Produktifitas :
1. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil.
2. Perbedaan antara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan yang dinyatakan dalam satu-satuan (unit)
umum.
3. Ukuran produktivitas yang paling terkenal berkaitan dengan tenaga kerja yang dapat dihitung dengan
membagi pengeluaran oleh jumlah yang digunakan atau jam-jam kerja orang.
Ada tiga fungsi penting dari penghargaan yang berperan besar bagi pembentukan tingkah laku yang
diharapkan :
1. Memperkuat motivasi untuk memacu diri agar mencapai prestasi
2. Memberikan tanda bagi seseorang yang memiliki kemampuan lebih
3. Bersifat Universal
Sanksi/Hukuman (punishment) adalah sebuah cara untuk mengarahkan sebuah tingkah laku agar sesuai
dengan tingkah laku yang berlaku secara umum. Dalam hal ini, hukuman diberikan ketika sebuah tingkah laku
yang tidak diharapkan ditampilkan oleh orang yang bersangkutan atau orang yang bersangkutan tidak
memberikan respon atau tidak menampilkan sebuah tingkah laku yang diharapkan.
Penghargaan dan Sanksi/Hukuman merupakah hak individu yang akan diterima berdasarkan atas kinerja dari
individu itu sendiri.
HAK-HAK INDIVIDU FUNGSI PENGHARGAAN DAN SANKSI DAN
AKTIVITAS DISIPLIN
Dalam menjalankan organisasi diperlukan sebuah aturan dan hukum yang berfungsi sebagai alat
pengendali agar kinerja pada organisasi tersebut dapat berjalan dengan baik. Jika aturan dan hukum
dalam suatu organisasi tidak berjalan baik maka akan terjadi konflik kepentingan baik antar individu
maupun antar organisasi.
Pada beberapa kondisi tertentu, penggunaan hukuman dapat lebih efektif untuk merubah perilaku
pegawai, yaitu dengan mempertimbangkan: Waktu, Intensitas, Jadwal, Klarifikasi, dan Impersonalitas
(tidak bersifat pribadi).
Untuk mengembangkan suatu program yang menggunakan hukuman secara efektif.
Ada tiga fungsi penting dari hukuman yang berperan besar bagi pembentukan tingkah laku yang
diharapkan:
1. Membatasi perilaku. Hukuman menghalangi terjadinya pengulangan tingkah laku yang tidak
diharapkan.
2. Bersifat mendidik.
3. Memperkuat motivasi untuk menghindarkan diri dari tingkah laku yang tidak diharapkan
Sedangkan aturan dan hukum berfungsi sebagai suatu alat pengendali agar suatu kinerja dalam suatu
organisasi tersebut dapat berjalan dengan baik.
HAK-HAK INDIVIDU FUNGSI PENGHARGAAN DAN SANKSI DAN
AKTIVITAS DISIPLIN
Terkait KEDISIPLINAN :
1. Merupakan Fungsi oferatif MSDM yang paling penting karena semakin disiplin karyawan,
semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya.
2. Kedisiplinan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan
dan norma-norma sosial yang berlaku.
3. Kesadaran sikap seseorang yang secara sukarela mentaati semua peraturan dan sadar akan
tugas dan tanggungjawabnya, bukan atas paksaan. Kesediaan suatu sikap, tingkah laku dan
perbuatan seseorang sesuai dengan peraturan perusahaan, tertulis atau tidak tertulis.
Disiplin Kerja juga merupakan alat yang digunakan oleh manajer untuk berkomunikasi dengan
karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya
untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan
perusahaan dan norma sosial yang berlaku.
HAK-HAK INDIVIDU FUNGSI PENGHARGAAN DAN SANKSI DAN
AKTIVITAS DISIPLIN
Terdapat empat perspektif yang menyangkut disiplin kerja yaitu: (Rivai, 2009:825)
1. Disiplin Retributif (Retributif Discipline), yaitu berusaha menghukum orang yang
berbuat salah.
2. Disiplin Korektif (Correktive Discipline), yaitu berusaha membantu karyawan
mengkoreksi perilakunya yang tidak tepat.
3. Perpektif hak-hak individu (Individual Rights Perspective), yaitu berusaha melindungi
hak-hak dasar individu selama tindakan-tindakan disipliner.
4. Perspektif Utilitarian (Utilitarian Perspective), yaitu berfokus kepada penggunaan
disiplin hanya pada saat konsekuensi- konsekuensi tindakan disiplin melebihi dampak-
dampak negatif.
STUDI KASUS
Bagaimana Pandangan Saudara terkait penolakan rencana
penunjukan Basuki Tjahaya Purnama sebagai salah satu
Direktur Utama BUMN bidang energi ?
1. Pandangan dari sisi Kemampuan ke-SDM-an.
2. Pandangan dari sisi Kinerja BUMN yang akan
dipimpin.
(gunakan teori sebagai referensi)