Anda di halaman 1dari 10

Analisis Kasus Tentang Seorang

Bapak yang Membopong Jenazah


Anaknya Karena Tidak diijinkan
Menggunakan Ambulance
Oleh : Oleh :
Syarif Firdaus Dede Khyrul Rizal
1822111005 1822111009
Analisis Kebijakan Publik Analisis Kebijakan Publik
Magister Ilmu Administrasi Magister Ilmu Administrasi
Perumusan Masalah
Beberapa waktu lalu direktur sebuah RS ditegur bahkan dicerca di media sosial, karena
dianggap tidak mau meminjamkam ambulans (pasien) untuk mengantarkan jenazah. Hal
tersebut berawal dari seorang bapak yang hendak ingin mengantarkan jenazah anaknya yang
tenggelam di sungai ke rumah keluarganya. Yang menjadi ramai dimasyarakat beredarnya
Video seorang bapak yang membopong jenazah anaknya dengan tulisan “Viral Ayah Gendong
Jenazah Anak karena Tak Dipinjami Ambulans Puskesmas, Dinkes Tangerang Minta Maaf”
sontak saja dari tulisan tersebut mengundang kemarahan dari para netizen atau pengguna
media social, karena tersirat bahwa pihak Puskesmas tidak berperikemanusiaan, tidak punya
rasa kasihan dan lain sebagainya.

Ini terjadi karena kurangnya pemahaman Masyarakat tentang penggunaan Ambulance Pasien
dan Mobil Jenazah.
Perumusan Masalah

• Apa Pengertian dari “Jenazah”?


• Apa Pengertian dari “Pasien”?
• Apa Perbedaan Mobil Ambulance dengan Mobil Jenazah
Penjelasan
• Jenazah, mayat, jasad dalam istilah medis, literal, dan legal, atau
saat dimaksudkan dalam pembedahan, adalah tubuh yang sudah
tidak bernyawa. Jenazah tentunya akan mengalami Penguraian atau
Pembusukan.
• Pasien adalah seseorang yang masih hidup yang menerima
perawatan medis. Sering kali, pasien menderita penyakit atau cedera
dan memerlukan bantuan dokter untuk memulihkannya. Pasien
ketika di tangani oleh orang ahli di bidang kesehatan tentunya
memiliki kemungkinan untuk selamat ataupun meninggal dunia.
Perbedaan Mobil Ambulance dengan Mobil jenazah
• Ambulans dalam pemahaman yang lebih tepat, adalah digunakan untuk memindahkan pasien,
bukan untuk jenazah. Agar mudah, kita sebut ambulans pasein. Sesuai kondisi dan
penggunaannya, dikenal 3 tingkatan umum ambulans pasien: dasar (atau basic), transport dan
lengkap (atau advance).
 Ambulans basic digunakan untuk pemindahan pasien dalam keadaan relatif stabil dan
aman pada jarak relatif dekat. Dukungan alat dan sarananya tentu bersifat dasar saja.
 Ambulans transport untuk suatu tujuan pemindahan jarak sedang-jauh. Karena kondisinya,
tentu dukungan sarana prasarananya juga lebih lengkap daripada ambulans dasar. Bahkan
sesuai jarak, dan kondisi pasien, bisa saja ada perlengkapan khusus yang harus disediakan.
 Ambulans lengkap, digunakan untuk suatu kondisi khusus yang bahkan bisa saja dilakukan
tindakan gawat darurat di dalam ambulans bila kondisi pasien mengharuskan demikian.
Karena itulah diperlukan dukungan sarana prasarana lengkap dan advance (tingkat lanjut).
Perbedaan Mobil Ambulance dengan Mobil jenazah
• Sedangkan untuk keperluan membawa jenazah, tentu sudah tidak lagi
diperlukan peralatan sebagaimana ambulans untuk pasien. Yang jelas adalah
tempat untuk meletakkan jenazah secara aman dan terhormat. Kemudian ada
tempat bagi keluarga bila berkenan mendampingi selama perjalanan. Itu saja.
Dan karenanya sangat berbeda tentu dengan ambulans pasien.
• Menggunakan ambulans pasien untuk membawa jenazah tentu kurang tepat,
karena sebenarnya tidak dibutuhkan banyak alat, dan membuat penempatan
jenazah dan keluarga pendamping justru tidak nyaman.
Peraturan Pemerintah Tentang Penggunaan
Mobil Ambulance
• Kepmenkes 143/Menkes-Kesos/SK/II/2001 tentang Standarisasi Kendaraan
Pelayanan Medik
Dalam Kepmenkes tersebut, dijelaskan secara lengkap aturan dan jenis-jenis
kendaraan medis di Indonesia. Ada enam, yaitu: Ambulans Transportasi,
Ambulans Gawat Darurat, Ambulans Rumah Sakit Lapangan, Ambulans
Pelayanan Medik Bergerak, Kereta Jenazah, dan Ambulans Udara.
Untuk peristiwa di Cikokol, Puskesmas menolak mengantar jenazah Husein
karena di tempat tersebut hanya ada satu ambulans. Ambulans itu khusus
pasien, jadi tergolong sebagai ambulans gawat darurat. Puskesmas Cikokol
tidak memiliki Kereta Jenazah. Mereka sempat memberikan nomor telepon
instalasi-instalasi yang menyediakan kereta jenazah untuk mengangkut
Husein.
Bila memang kondisinya terpaksa, maka yang bisa dilakukan adalah
menurunan sebanyak mungkin alat-alat yang ada di dalamnya. Ini tentu hanya
dalam kondisi terpaksa, bukan sekadar karena ingin menggunakan mobil
ambulans untuk mengantarkan jenazah.
Sebaliknya, membawa pasien gawat dengan mobil jenazah, tentu juga tidak
tepat, karena tidak memenuhi kebutuhan medisnya. Spesifikasi mobil jenazah
tentu tidak mendukung untuk membantu keadaan pasien dalam kegawatan.
Sekian
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai