Anda di halaman 1dari 7

Etika Manajer

Etika Manajer
Written by FARDIANSYAH NURHAKIM on December 22, 2009 8:26 pm


etika manajeR Manajer

Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengoordinasikan kegiatan-
kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi. Tingkatan manajer Piramida jumlah karyawan pada
organisasi dengan struktur tradisional, berdasarkan tingkatannya. Pada organisasi berstruktur
tradisional, manajer sering dikelompokan menjadi manajer puncak, manajer tingkat menengah, dan
manajer lini pertama (biasanya digambarkan dengan bentuk piramida, di mana jumlah karyawan lebih
besar di bagian bawah daripada di puncak).
Berikut ini adalah tingkatan manajer mulai dari bawah ke atas:
1. Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah manajemen
operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan
mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering
disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer
departemen, atau mandor (foreman).
2. Manajemen tingkat menengah (middle management), mencakup semua manajemen yang
berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai
penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya kepala
bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.
3. Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive officer. Bertugas
merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya
perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief
Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer). Meskipun demikian, tidak semua
organisasi dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan menggunakan bentuk piramida
tradisional ini. Misalnya pada organisasi yang lebih fleksibel dan sederhana, dengan pekerjaan
yang dilakukan oleh tim karyawan yang selalu berubah, berpindah dari satu proyek ke proyek
lainnya sesuai dengan dengan permintaan pekerjaan.
Peran manajer
Henry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada sepuluh peran
yang dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian mengelompokan kesepuluh peran itu ke
dalam tiga kelompok, yaitu:
1. Peran antarpribadi Merupakan peran yang melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat
seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi peran sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan
penghubung.
2. Peran informasional Meliputi peran manajer sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta
peran sebagai juru bicara.
3. Peran pengambilan keputusan Yang termasuk dalam kelompok ini adalah peran sebagai seorang
wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding.
Mintzberg kemudian menyimpulkan bahwa secara garis besar, aktivitas yang dilakukan oleh manajer
adalah berinteraksi dengan orang lain. Keterampilan manajer Gambar ini menunjukan keterampilan
yang dibutuhkan manajer pada setiap tingkatannya. Robert L. Katz pada tahun 1970-an mengemukakan
bahwa setiap manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga keterampilan tersebut
adalah:
1. Keterampilan konseptual (conceptional skill) Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki
keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan
atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan
untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana
kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh
karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana
kerja.
2. Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill) Selain kemampuan konsepsional,
manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan
berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang
persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan
komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa
dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan
berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.
3. Keterampilan teknis (technical skill) Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi
manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk
menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer,
memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.

Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu
dimiliki manajer, yaitu: Keterampilan manajemen waktu Merupakan keterampilan yang merujuk pada
kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin
mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji
$2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2
minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jamsekitar $13 per menit. Dari sana dapat
kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer,
tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki
tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi
produktivitas perusahaan. 1. Keterampilan membuat keputusan Merupakan kemampuan untuk
mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat
keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top
manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer
harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk
menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah
alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang
telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.
Etika manajerial
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Etika manajerial Etika manajerial adalah standar prilaku yang
memandu manajer dalam pekerjaan mereka.
Ada tiga kategori klasifikasi menurut Ricky W. Griffin:
Perilaku terhadap karyawan
Perilaku terhadap organisasi
Perilaku terhadap agen ekonomi lainnya
Etika Para Manajer
Pengertian Etika Kepemimpinan yang baik dalam bisnis adalah kepemimpinan yang beretika. Etika yaitu
ilmu normative penuntun manusia, yang mengandung sistem nilai dan prinsip moral yang memberi
perintah pandangan, Sedangkan Menurut Griffin Etika adalah keyakinan dan nilai akan sesuatu yang baik
dan buruk, benar dan salah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengertian etika Manajerial adalah
standar kelayakan pengelolaan organisasiyang memenuhi kriteria etika yang akan dijelaskan kemudian.
Menurut data dari Gathering Analysis Pengumpulan Data (Griffin, 2002) mengenai tindakan atau
kegiatan yang dilakukan, apakah tindakan atau kegiatan yang dilakukan memenuhi 4 kriteria dalam etika
yakni:
1. Manfaat :
Apakah tindakan yang diambil oleh para manajer memberikan kepuasan atau manfaat bagi
semua pihak.
2. Pemenuhan Hak :
Apakah tindakan yang dilakukan menjamin terpenuhinya dan terpeliharanya hak-hak dari semua
pihak?
3. Keadilan :
Apakah tindakan yang diambil adil bagi semua pihak
4. Pemeliharaan :
Apakah tindakan yang dilakukan konsisten dengan tanggung jawab pemeliharaan dalam
berbagai hal?
2Pandangan tentang Etika Ada empat sudut pandang mengenai etika bisnis, yakni:
a. Pandangan Utilitarian keputusan-keputusan yang dibuat hanya berdasarkan hasil-hasilnya atau
akibat-akibatnya. Di satu pihak, utilitarianisme mendorong efesiensi dan produktivitas dan
sesuai dengan sasaran memaksimalkan laba. Namun di lain pihak, pandangan ini menyebabkan
hak-hak sejumlahorang yang berkepentingan menjadi terabaikan.
b. Pandangan Hak-Hak tentang Etika Pandangan ini perduli terhadap penghormatan dan
perlindungan hak-hak dan kebebasan individu, termasuk hak berbicara, hak terhadap
kerahasiaan. Segi positif pandangan ini adalah bahwa sudut pandang ini melindungi kerahasiaan
dan kebebasan individu-individu. Segi negatifnya adalah hambatan terhadap produktivitas dan
efisiensiyang tinggi karena dapat menciptakan iklimkerja yang lebih memperhatikan
perlindungan hak-hak individu daripada menyelesaikan pekerjaan.
c. Pandangan Teori Keadilan tentang Etika Pandangan ini menuntut para manajer untuk
menerapkan peraturan-peraturan secara adil dan tidak memihak. Segi positif pandangan
iniadalah kepentingan-kepentingan pihak yang berkepentingan menjadi terlindungi. Segi
negatifnya adalah karena haknya sudah terpenuhi, maka para karyawan cenderung akan
menjadi enggan untuk berinovasi.
d. Pandangan Teori Kontrak Sosial Terpadu Pandangan ini mengusulkan agar keputusan-keputusan
yang diambil sebaiknya dibuat berdasarkan faktor-faktor empiris (apa yang ada) dan faktor-
faktor yang normatif (apa yang seharusnya). Pandangan etika ini menyarankan para manajer
harus melihat norma-norma yang ada di industri-industri dan perusahaan-perusahaan untuk
menentukan apa yang merupakan tindakan-tindakan atau keputusan-keputusan yang benar
atau salah.

Prinsip prinsip dan Unsur etika bisnis
Prinsip umum etika bisnis Secara umum, prinsip- prinsip yang berlaku dalam kegiatan bisnis yang
baik sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita sebagai manusia. Demikian pula
prinsip-prinsip itu sangat erat terkait dengan system nilai yang dianut oleh masing-masing
masyarakat. Begitu Pula, prinsip-prinsip etika bisnis yang berlaku di Indonesia akan sangat
dipengaruhi oleh system nilai masyarakat kita.

Prinsip prinsip tersebut adalah:
a. Prinsip otonomi.
Otonomi adalah sikap dankemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan
bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri tentang apa yang dianggapnyabaik
untuk dilakukan. Orang bisnis yang otonom adalah orang yang sadar sepenuhnya
akan apa yang menjadi kewajibannya dalam dunia bisnis.
b. Prinsip kejujuran.
Bisnis tidak dapat bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan pada prinsip
kejujuran. Dan sesungguhnya para manajer sadar dan mengaku bahwa memang
kejujuran dalam berbisnis adalah kunci keberhasilannya, termasuk untuk bertahan
dalam jangka panjang, dalam suasana bisnis penuh persaingan yang ketat.
c. Prinsip Keadilan.
Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai
dengan aturan yang adil dan sesuaidengan criteria yang rasional objektif dan dapat
dipertanggung jawabkan. Demikian pula, prinsip keadilan menuntut agar setiap
orang dalam kegiatan bisnis, entah dalam relasi eksternal perusahaan maupun relasi
internal perusahaan perlu diperlakukan sesuai dengan haknya masing-masing.
Keadilan menuntut agar tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak dan
kepentingannya.
d. Prinsip Saling menguntungkan.
Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga
menguntungkan semua pihak.
e. Prinsip integritas moral.
Prinsip ini dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau
perusahaan agar dia perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baiknya
atau nama baik perusahaan.

Dalam bisnis, kebanyakan pertanyaan etika termasuk dalam salah satu atau beberapa dari
empat kategori, yaitu :
1. Sosial ( Masyarakat ), masalah Apartheid di Afrika adalah salah satu pertanyaan tingkat
sosial. Apakah benar secara etika mempunyai system sosial yang sekelompok orang.
2. Pihak yang berkepentingan, jenis pertanyaan etika ini menyangkut pihak yang
berkepentingan seperti pemasok, pelanggan, pemegang saham dan lain-lain. Disini
mengajukan pertanyaan mengenai cara sebuah perusahaan seharusnya menangani
kelompok eksternal yang terpengaruh oleh keputusanya, disamping bagaimana pihak yang
berkepentingan seharusnya berhubungan dengan perusahaan.
3. Kebijakan Internal, pertanyaan disini mengenai sifat hubungan perusahaan dengan para
karyawannya. Kontrak perjanjian kerja yang seperti apa yang adil, apa yang menjadi
kewajiban bersama dari manajer dan pekerjaan, apa hak yang dimiliki karyawan dan
sebagainya.
4. Inidvidual ( Pribadi ), disini kita mengajukan pertanyaan mengenai bagaimana orang
seharusnya saling memperlakukan di dalam sebuah organisasi. Apakah kita harus saling
bersikap jujur apapun konsekuensinya, apa kewajiban yang kita punyai baik sebagai manusia
maupun sebagai pekerja.

sumbeR : http://wiwapia.com/id/Manajer#Etika_manajerial dan http://one.indoskripsi.com/node/7033

Anda mungkin juga menyukai