Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Haha Esa. Yang
memberi hikmah dan yang paling bermanfaat bagi seluruh umat manusia,
sehingga oleh karenaNya saya dapat menyelesaikan tugas manajemen Agribisnis
ini dengan baik dan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pada mata kuliah
Manajemen Agribisnis.
Dalam proses penyusunan tugas ini kami menjumpai hambatan, namun
berkat dukungan materiil dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan
tugas ini dengan cukup baik, oleh karena itu melalui kesempatan ini kami
menyampaikan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua
pihak terkait yang telah membantu terselesaikannya tugas ini.
Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal
yang benar datangnya hanya dari agama berkat adanya nikmat iman dari Tuhan
Yang Maha Esa, meski begitu tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami
harapkan demi perbaikan pada tugas selanjutnya. Harapan kami semoga tugas ini
bermanfaat khususnya bagi kami dan bagi pembaca lain pada umumnya.

Medan, Juni 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................i


DAFTAR ISI .......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................2
1.3 Tujuan ....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................3
2.1 Pengertian Manajemen Risiko ...............................................................3
2.2 Macam – macam Manajemen Risiko .....................................................4
2.3 Risiko dan Ketidakpastian .....................................................................6
2.4 Pengambilan Keputusan.........................................................................9
BAB III PENUTUP ............................................................................................10
3.1 Kesimpulan ............................................................................................10
3.2 Saran ......................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................11

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kejadian sesungguhnya kadang-kadang menyimpang dari perkiraan


(expectation) ke salah satu dari dua arah, artinya, ada kemungkinan
penyimpangan yang menguntungkan dan ada pula penyimpangan yang
merugikan. Menurut Wideman, ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan
menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (opportunity), sedangkan
ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan dikenal dengan istilah
risiko (risk). Sedangkan kerugian adalah penyimpangan yang tidak diharapkan
karena mengandung risiko. Risiko berhubungan dengan ketidakpastian terjadi
karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan
terjadi. Secara umum risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi
seseorang atau perusahaan dimana terdapat kemungkinan yang merugikan.
Begitupun dalam bidang agrobisnis, segala kegiatan didalamnya juga
mengandung risiko yang harus ditangani agar tidak menimbulkan kerugian yang
fatal. Untuk menangani risiko tersebut bisa dilakukan dengan manajemen risiko.

Menurut Smith : 1990, manajemen risiko didefinisikan sebagai proses


identifikasi, pengukuran, dan kontrol keuangan dari sebuah risiko yang
mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang dapat
menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan tersebut. Dengan kata
lain, manajemen risiko adalah suatu cara dalam mengorganisir suatu risiko yang
akan dihadapi baik itu sudah diketahui maupun yang belum diketahui atau yang
tak terpikirkan yaitu dengan cara memindahkan risiko kepada pihak lain,
menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian
atau semua konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko juga bisa disebut suatu
pendekatan terstruktur dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan
ancaman.Oleh karena itu, melalui manajemen risiko, diharapkan kerugian yang

1
ditimbulkan dari ketidakpastian dapat dikurangi bahkan dihilangkan untuk
kelangsungan kegiatan di bidang agrobisnis.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan manajemen resiko dalam agribisnis ?
b. Resiko apa saja yang dapat terjadi dalam agribisnis ?
c. Bagaimana cara mengatasi risiko dan ketidakpastiaan yang bisa saja terjadi
?
d. Bagaimana pengambilan keputusan yang baik dalam agribisnis ?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui dan memahami manajemen risiko dalam agribisnis
b. Untuk mengetahui resiko yang dapat saja terjadi dalam agribisnis.
c. Untuk mengetahui cara penanganan risiko serta ketidakpastian yang bisa
saja terjadi dalam agribisnis.
d. Untuk mengetahui pengambilan keputusan yang baik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen Risiko

Menurut Wikipedia bahasa Indonesia menyebutkan bahwa manajemen


resiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola
ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia
termasuk: penilaian resiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan
mitigasi resiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumber daya.
Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan resiko kepada pihak
lain, menghindari resiko, mengurangi efek negatif resiko, dan menampung
sebagian atau semua konsekuensi resiko tertentu. Manajemen resiko tradisional
terfokus pada resiko- resiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti
bencana alam atau kebakaran, kematian, dan tuntutan hukum).
Manajemen resiko adalah bagian penting dari strategi manajemen semua
perusahaan. Proses di mana suatu organisasi yang sesuai metodenya dapat
menunjukkan resiko yang terjadi pada suatu aktivitas menuju keberhasilan di
dalam masing-masing aktivitas dari semua aktivitas. Fokus dari manajemen
resiko yang baik adalah identifikasi dan cara mengatasi resiko. Sasarannya untuk
menambah nilai maksimum berkesinambungan (sustainable) organisasi. Tujuan
utama untuk memahami potensi upside dan downsidedari semua faktor yang dapat
memberikan dampak bagi organisasi. Manajemen resiko meningkatkan
kemungkinan sukses, mengurangi kemungkinan kegagalan dan ketidakpastian
dalam memimpin keseluruhan sasaran organisasi.
Manajemen resiko seharusnya bersifat berkelanjutan dan mengembangkan
proses yang bekerja dalam keseluruhan strategi organisasi dan strategi dalam
mengimplementasikan. Manajemen resiko seharusnya ditujukan untuk
menanggulangi suatu permasalahan sesuai dengan metode yang digunakan dalam
melaksanakan aktifitas dalam suatu organisasi di masa lalu, masa kini dan masa
depan.
Resiko dapat terjadi pada pelayanan, kinerja, dan reputasi dari institusi
yang bersangkutan. Resiko yang terjadi dapat disebabkan oleh berbagai faktor

3
antara lain kejadian alam, operasional, manusia, politik, teknologi, pegawai,
keuangan, hukum, dan manajemen dalam agribisnis.

2.2 Macam – Macam Manajemen Risiko Dalam Agribisnis


1. Risiko berdasarkan sifatnya
a. Risiko Spekulatif
Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang
dapat memberikan keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian. Resiko
spekulatif kadang-kadang dikenal pula dengan istilah risiko bisnis (business risk).
Seseorang yang menginvestasikan dananya disuatu tempat menghadapi dua
kemungkinan. Kemungkinan pertama investasinya menguntungkan atau malah
investasinya merugikan. Risiko yang dihadapi seperti adalah risiko spekulatif.
Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi yang dapat memberikan
keuntungan dan juga dapat menimbulkan kerugian.

b. Risiko murni
(pure risk) adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau
tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu contohnya
adalah kebakaran, apabila perusahaan mengalami kebakaran, maka perusahaan
tersebut akan mengalami kerugian. Kemungkinan yang lain adalah tidak terjadi
kebakaran. Dengan demikian kebakaran hanya

2. Risiko berdasarkan dapat tidaknya dialihkan


a. Risiko yang dapat dialihkan
Risiko yang dapat dialihkan yaitu risiko yang dapat dipertanggungkan
sebagai obyek yang terkena risiko kepada perusahaan asuransi dengan membayar
sejumlah premi. Dengan demikian kerugian tersebut menjadi tanggungan (beban)
perusahaan asuransi.
b. Risiko yang tidak dapat dialihkan,
Risiko yang tidak dapat dialihkan yaitu semua risiko yang termasuk dalam
risiko spekulatif yang tidak dapat dipertanggungkan pada perusahaan asuransi.

4
3. Risiko berdasarkan asal timbulnya
a. Risiko Internal
Risiko Internal yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri.
Misalnya risiko kerusakan peralatan kerja pada proyek karena kesalahan operasi,
risiko kecelakaan kerja, risiko mismanagement, dan sebagainya.
b. Risiko Eksternal
Risiko Eksternalyaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan atau
lingkungan luar perusahaan. Misalnya risiko pencurian, penipuan, fluktuasi harga,
perubahan politik, dan sebagainya.

Contoh pengambilan keputusan


Perusahaan anda telah menggariskan tiga kemungkinan perluasan pabrik,
yang disebut tindakan A1. A2, dan A3. Dalam proses perencanaan, tim produksi
dan pemasaran perusahaan telah menetapkan target laba untuk setiap tindakan
pada tiga “ keadaan perekonomian “ yang berbeda. Keadaan perekonomian ini
disebut sebagai E1 untuk masa cerah, E2 untuk pertumbuhan yang stabil, dan E3
untuk kemerosotan. Kemudian kita mengembangkan suatu matriks yang
merangkaikan variabel – variabel pengambilan keputusan tersebut secara
bersama- sama. Disisi kiri matriks kita menempatkan ketiga tindakan khusus yang
dapat diambil manajemen, dan pada bagian atas kita mencantumkan ketiga
keadaan khusus tersebut.

Keadaan Perekonomian
E1 E2 E3
Tindakan A1 12 6 1
A2 8 10 -1
A3 4 3 7

Angka – angka dalam tabel merupakan laba dari setiap rangkaian tindakan pada
setiap keadaaan perekonomian. Jika perusahaan beroperasi dalam keadaan pasti
dan bertujuan memaksimisasi laba. Maka tindakan yang akan di ambil dapat
ditentukan dengan mudah. Dalam keadaan pasti “ jalur tempuh “ perusahaan akan

5
jelas dan lingkungan ekonomi yang akan membuahkan hasil dapat diidentifikasi
pada saat keputusan akan dimabil. Jadi, jika masa cerah E1 akan terjadi di masa
mendatang, tindakan A1 akan dipilih.hal ini akan memberikan hasil taruhan laba
tertinggi, yaitu 12. Tetapi, jika keadaan stabil atau merosot terjadi di masaa
mendatang, maka untukmasing –masing keadaan, tindakan A2 dan A3 lah yang
tepat karena hasil taruhannya (pay off) merupakan yang tertinggi.

2.3 Risiko dan Ketidakpastian

Empat alternatif dasar yang dapat digunakan untuk menuntun perncanaan


manajer dalam keadaan tidak pasti, yaitu :
1. Wald – strategi Maksimin
Wald starategi sering dsebut sebagai strategi ketidakpastian yang paling
pessimistik. Strategi pengambilan keputusan ini sangat konservatif dan cenderung
mendorong perusahaan untuk mengutamakan keterjaminan karena mengandaikan
bahwa kejadian terburuk yang mungkin akan selalu terjadi.
Kaidah pengambilan keputusan dalam menghitung hasil taruhan yang di
harapkan untuk strategi Wald boleh dikatakan sederhana. Pertama, kita harus
menentukan hasil terburuk dari setiap tindakan, kemudian memilih yang terbaik
dari antara yang terburuk tersebut. Itulah sebabnya mengapa startegi Wald disebut
strategi maksimin yaitu karena memilih hasil taruhan maksimum dari antara hasil
minimum yang diakibatkan oleh setiap tindakan.
Jika kitameninjau matriks yang telah kita kembangkan sebelumnya,
strategi Wald akan membuat pilihan sebagai berikut :

E1 E2 E3 Kemungkinan Terburuk
A1 12 6 1 1
A2 8 10 -1 -1
A3 4 3 7 3
Tindakan A3 akan dipilih karena memberikan hasil taruhan tertinggi jika
hasil terburuk yang mungkin terjadi. Jelaslah bahwa strategi ini sangat konservatif

6
dan mungkin sangat cocok untuk perusahaan yang kurang mampu memanfaatkan
peluang – peluang yang ada.

2. Strategi Hurwicz
Strategi hurwicz atau kriteria alfa mengambil sudut pandang lain dari
proses pengambilan keputusan dalam keadaan tidak pasti. Pengambil keputusan
diminta untuk memilih koefisien optimisme berkenaan dengan hasil taruhan
maksimum untuk setiap tindakan dan koefisien pessimisme yang terkait dengan
hasil taruhan minimum untuk setiap tindakan. Sekali lagi, pengambilan keputusan
yang menggunakan strategi ini sangatlah subyektif. Jelas , jika manajer yang
sangat optimistik akan memilih tindakan yang sangat berbeda dari tindakan yang
dipilih oleh manajer yang sangat konservatif jika ditinjau dari segi keuangan.
Rata – rata tertimbang dari hasil taruhan tertinggi dan terendah untuk
setiap tindakan dihitung dan pilihan dijatuhkan pada rata – rata tertimbangi yang
terbesar. Dengan menerapkan kriteria Hurwicz pada matriks taruhan kita akan
memperoleh hasil berikut :

Koefisien Optimisme adalah 0.6


Koefisien pesimisme adalah 0,4
A1 = 0,6 (12) + 0,4 (1) = 7,6
A2 = 0,6 (10) + 0,4 (-1) = 5,4
A3 = 0,6 (7) + 0,4 (3) = 5,4

Tindakan A1 akan dipilih karena memberikan hasil taruhan terbesar jika diukur
menurut rata – rata tertimbang.

3. Kriteria Savage
Kriteria savage menetapkan kriteria “ ketidakberuntungan “ yang
merupakan biaya kesempatan (opportunity Cost). Ketidakberuntungan
didefiniskan sebagai perbedaan absolut antara hasil taruhan dari tindakan tertentu
dengan hasil taruhan tertinggi yang yang terdapat pada keadaan perekonomian
tertentu. Setelah menghitung ketidakberuntungan meksimum untuk setiap
tindakan, manajer harus memilih tindakan yang menghasilkan
kektidakberuntungan terkecil diantara yang maksimum.

7
MATRIKS KETIDAKBERUNTUNGAN
E1 E2 E3 E1 E2 E3 Ketidakberutungan
Maksimum
A1 12 6 1 0 4 6 6
A2 8 10 -1 4 0 8 8
A3 4 3 7 8 7 0 8

Matriks ketidakberuntungan dihitung dari setiap kolom pada matriks


taruhan. Jadi, sekiranya keadaan perekonomian E1 terjadi, tindakan A1 akan
memberikan hasil taruhan terbesar. Tindakan A2 dan A3 harus dievaluasi dalam
kaitannya dengan tindakan tebaik yang mungkin (A1) . pebedaan hasil taruhan
antara A2 dan A1 dan antara A3 dan A1 dalam keadaan perekonomian yang sama,
yaitu E1 merupakan biaya kesempatan. Jika E1 terjadi dan A1 dipilih, tidak ada
biaya kesmepatan. Tindakan terbaik telah dipilih. Akan tetapi, jika A2 dipilih
sebagai pasangan E3, perusahaan akan menanggung biaya kesempatan sebesar 4.
Begitulah cara perhitungan matriks ketidakberuntungan.

4. Bayesin atau Laplace


Strategi ini mengasumsikan bahwa profitabilitas dari setiap keadaan
perkenomian adalah berimbang. Sebagaimana halnya dengan kriteria savage,
strategi ini cenderung lebih bermanfaat bagi keputusan ekonomi jangka panjnag
dan kecil kemungkinan untuk menghasilkan keputusan jangka pendek. Dalam
jangka pendek, jika perekonomian sedang mengalami resesi moderat, maka kecil
kemungkinannya untuk mengalami inflasi yang melonjak. Jadi dalam jangka
pendek tidaklah logis untuk mengandaikan probabilitas yang berimbang untuk
semua keadaan perekonomian.
Jika telah memilih strategi bayesin untuk memecahkan masalah yang
dihadapi, maka perhitungan menurut contoh sebelumnya adalah :

E(A) = 0,33(12) + 0,33 (6) + 0,33(1) = 6,33

8
E(B) = 0,33(8) + 0,33(10) + 0,33(- 1) = 5,67
E(C) = 0,33(4) + 0,33(3) + 0,33(7) = 4,67

Terlihat bahwa setiap keadaan perekonomian dikenakan probabilitas


sebesar 0,33. Hasil taruhan yang diharapkan untuk setiap tindakan dihitung
dengan menggunakan metode yang serupa dengan menghitung hasil taruhan
untuk keadaan berisiko. Dalam contoh, tindakan A1 akan dipilih karena
menghasilkan taruhan terbesar.

2.4 Pengambilan Keputusan


Pengambil keputusan selalu berhubungan dengan adanya kesulitan,
konflik, dan problema.melalui pengambilan keputusan dan implementasinya,
perusahaan akan memecahkan masalah atau menyelesaikan konflik. Pengambilan
keputusan adalah suatu proses untuk memilih salah satu cara atau arah tindakan
dari berbagai alternatif yang ada demi tercapainya hasil yang diinginkan.
Syarat pengambilan keputusan yang rasional:
 Keterangan harus didasarkan pada fakta.
 Bebas dari prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan subjektif.
 Harus berusaha untuk mencapai tujuan.
 Harus mengetahui tujuan mana yang dapat dicapai beserta dengan
kelemahannya.
 Berdasarkan pada prinsip – prinsip analisis dalam menilai berbagai alternatif
 Menggunakan ukuran objektif
 Sejauh mungkin menggunakan ukuran kuantatif
Pengambilan keputusan merupakan proses yang sangat dinamis. Makin banyak
alat bantu yang anda gunakan sebagai pedoman dalam mengambil keputusan
manajemen penting, makin cerah masa depan suatu perusahaan,

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Manajemen risiko merupakan pertimbangan penting dalam banyak
agribisnis dewasa ini. Dalam mengambil keputusan mengenai belanja barang dan
modal (capital expenditure), manajer harus mempertimbangkan berbagai keadaan
perekonomian yang bisa saja terjadi di masa mendatang. Empat alternatif untuk
menghadapi risiko dan ketidakpastian : Wald, Hurwicz, Savage, dan LaPlace atau
Bayesian. Strategi yang dipilih tergantung pada kadar optimismie dan pesimisme
didalam tim manajemen yang akan mengambil keputusan.

3.2 Saran
Penyusun berharap kepada pembaca untuk menyimak, mempelajari
dan menggunakan makalah ” Manajemen Risiko“ sebagai motivasi dan menjadi
referensi kepada pembaca dalam melakukan kegiatan usaha disektor
pertanian. Akhirnya penyusun sadari sepenuhnya bahwa makalah yang kami
susun jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan. Terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Downey W.David and P. Erickson Steven. 1987. Manajemen Agribsinis.


Jakarta : Erlangga
Imam Syafi’i. 1990. Dasar- Dasar Manajemen. Jember : Jurusan Sosial Ekonomi
Fakultas Pertanian Universitas Jember
Suharyanto.2008.Pengambilan Keputusan Dalam Agribisnis.
https://suharyanto.files.wordpress.com/2008/03/pengambilan-keputusan-
dalam-agribisnis.pdf. diakses pada 07 Juni 2018

11

Anda mungkin juga menyukai