Dosen Pengampu :
FAKULTAS EKONOMI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah Manajemen Agribisnis. Kami juga berterima kasih kepada Dosen mata kuliah
Manajemen Agribisnis yang telah memberikan tugas makalah ini kepada kami. Kami
sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap
adanya kritikan, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun. Semoga tugas ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.2 Saran................................................................................................................................................. 18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui manajemen risiko secara umum.
2. Untuk mengetahi macam-macam manajemen risiko.
3. Untuk mendeskripsikan aplikasi manajemen risiko di bidang agribisnis.
Dua faktor penyebab resiko adalah bencana (perils) dan bahaya (hazards). Banjir,
tanah longsor, gempa, gelombang laut tinggi merupakan contoh-contoh bencana yang
secara langsung dapat menimbulkan kerugian. Sementara bahaya terbagi atas beberapa
jenis :
1. Bahaya fisik (physical hazard) misalnya berhubungan dengan fasilitas bangunan
suatu perusahaan,
2. Bahaya moral (moral hazard) misalnya sikap ketidakjujuran atau ketidakdisiplinan.
3. Bahaya morale (morale hazard) misalnya sikap yang tidak hati-hati ataupun
kurangnya perhatian dari pihak-pihak terkait dalam suatu perusahaan.
4. Bahaya karena hukum atau peraturan (legal hazard) misalnya akibat mengabaikan
undang-undang atau peraturan yang telah ditetapkan.
2. Deskripsi Produk
Tim HACCP yang telah dibentuk kemudian menyusun deskripsi atau uraian dari
produk pangan yang akan disusun rencana HACCP-nya. Deskripsi produk yang dilakukan
berupa keterangan lengkap mengenai produk, termasuk jenis produk, komposisi, formulasi,
proses pengolahan, daya simpan, cara distribusi, serta keterangan lain yang berkaitan
dengan produk. Semua informasi tersebut diperlukan Tim HACCP untuk melakukan
evaluasi secara luas dan komprehensif.
Manajemen perusahaan dalam kelompok tani tunas hijau memiliki beberapa cara
dalam menanggulangi beberapa ancaman risiko yang akan menimpa perusahaan tersebut.
Sebagai contoh, dalam menanggulangi sumber– sumber risiko seperti, risiko sosial, fisik
dan ekonmi. manajemen tunas hijau memiliki beberapa cara agar ancaman risiko tersebut
tidak terjadi kepada sebuah perusahaan, dan jika kemungkinan terburuknya itu terjadi,
maka kerugian yang menimpa tidak begitu besar. Dan ini ditanggulangi berdasarkan
sumber-sumber risiko yang ada.
1. Dalam mengatasi sumber risiko sosial beberapa manajemen perusahaan yang berada
di tunas hijau, melakukan sweeping setiap malam dan menseleksi secara ketat
sumber daya manusia yang akan di rekrut sebagai karyawan. Dalam hal ini,
kelompok tani tunas hijau lebih memilih sumber daya manusia yang berasal dari
garut dikarenakan pengetahuannya tentang agribisnis sudah mumpuni, tunas hijau
tidak mengambil sumber daya manusia ddari daerah sekitar dikarenakan minat
warga sekitar yang masih tidak mau untuk bekerja sebagai petani agribisnis.
Tingkat efisiensi dari manajemen risiko yang diterapkan oleh kelompok tani tunas
hijau belum efisien. Adapun faktor yang menyebabkan manajemen risiko kelompok tani
tunas hijau belum efisien dan masih perlu pembaharuan diantaranya, Persaingan usaha yang
begitu ketat dan perkembangan teknologi yang semakin pesat serta pengawasan yang harus
diberikan secara ekstra dalam meminimalisir risiko-risiko yang ada.
3.1 Kesimpulan
Manajemen risiko adalah suatu cara dalam mengorganisir suatu risiko yang akan
dihadapi baik itu sudah diketahui maupun yang belum diketahui atau yang tak terpikirkan
yaitu dengan cara memindahkan risiko kepada pihak lain,menghindari risiko, mengurangi
efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko
tertentu.Macam-macam manajemen risiko dalam agribisnis dikelompokkan menjadi 3
kelompok, yaitu risiko berdasarkan sifatnya, yang terdiri atas risiko spekulatif dan risiko
murni, risiko berdasarkan dapat tidaknya dialihkan, yang terdiri atas risiko yang dapat
dialihkan dan risiko yang tidak dapat dialihkan, serta risiko berdasarkan asal timbulnya,
yang terdiri atas risiko internal dan risiko eksternal.
Pengaplikasian manajemen risiko yang dikembangkan di industri dilakukan dengan
cara berbeda-beda, tergantung dari kebijakan industri tersebut. Contohnya pada industri
pangan, salah satu bentuk manajemen resiko yang dikembangkan di industri pangan untuk
menjamin keamanan pangan dengan pendekatan pencegahan (preventive) yang dianggap
dapat memberikan jaminan dalam menghasilkan makanan yang aman bagi konsumen
adalah HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point).
Resiko adalah kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Sedangkan Manajemen Risiko yaitu upaya-upaya
dalam bentuk aturan maupun tindakan yang ditujukan untuk mengoptimalkan
(meminimalisir) risiko atas suatu portfolio sesuai dengan Kebijakan Investasi masing-
masing dana kelolaan. Penerapan sistem manajemen risiko mengacu pada peraturan serta
ketentuan yang tertuang dalam kebijakan perusahaan. Manajemen risiko dan pengendalian
internal memiliki kesamaan materi dan komponen, dan saling terkait satu dengan lainnya.
Manajemen risiko yang ada perlu dievaluasi keandalannya. Sementara itu, aktifitas
pengendalian akan menjadi optimal dengan menggunakan pendekatan risiko.
Risiko adalah hal yang tidak akan pernah dapat dihindari pada suatu kegiatan atau
aktivitas yang dilakukan manusia, oleh karena itu pemakaian teknik analisis risiko, yang
diadopsi dari disiplin ilmu manajemen dalam proses pengambilan keputusan pada kegiatan
investasi di sektor industri konstruksi, khususnya subsektor sangat penting, karena dalam
setiap kegiatan, seperti bisnis properti, pasti ada berbagai ketidakpastian (uncertainty).
Demikian makalah yang kami buat, kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam tulisan maupun dari referensi yang diperlukan, untuk itu kami harap saran yang bisa
membangun demi kesempurnaan makalah ini.semoga makalah inidapat bermanfaat bagi
semuanya.
Siagian, Faira dan Sekarsari, Jane. 2001, Penerapan Model Manajemen Risiko pada Proyek
Konstruksi Joint Venture di Indonesia Suatu Studi Kasus. Universitas Trisakti,
Jakarta.
Basuki, Minto. 2008. Studi Pengembangan Manajemen Risiko Usaha BangunanBaru Pada
Industri Galangan Kapal.
Jurnal.journal.uii.ac.id/index.php/Teknoin/article/view/2106[Terhubung Berkala](9
Maret 2012)
Nasution Zulfikar. 2011. Standar Keamanan Pangan Global.
http://zulkiflinasution.blogspot.com/2011/01/standar-keamanan-pangan-global.html
[Terhubung Berkala] (29 Februari 2012)
http://sangid-com.blogspot.com/2013/12/makalah-manajemen-resiko.html