Anda di halaman 1dari 11

Rabu, 14 November 2012

risiko dalam agribisnis dan penanggulangannya

RESIKO DALAM USAHA PERTANIAN DAN PENANGGULANGANNYA


(Risk In Agriculture Business And Handling)
OLEH:
KELOMPOK 4
(MUHAMMAD ARIF,AYU SUNDARI,RABIATUL HADAWIYAH)
JURUSAN AGRIBISNIS UNIVERSITAS ANDALAS
2012

I.PENDAHULUAN

Dalam melaksanakan setiap usaha tidak akan terlepas dari sebuah risiko.Seperti
hal nya dalm usaha pertanian.Usah Pertanian selalu tidak terlepas dari sebuah
ketidak pastian dan mengandung risiko.Karena disebabkan dalam melaksanakan
usaha pertanian sangat banyak factor yang dapat mempengaruhi keberhasilan
usaha tersebut yang terkadang tidak semua factor dapat dikendalikan oleh si
pengusaha. Meskipun demikian usaha ini masih banyak digeluti oleh masyarakt di
banyak Negara,seperti di Indonesia dan di India. Di Indonesia Usaha pertanian
merupakan mata pencaharian utama masyarakat Indonesia.Lebih kurang 60 %
masyarakat Indonesi bekerja di bidang pertanian dan juga salah satu pengahasi
devisa Negara.Begitu juga seperti di India banyak masyarakatnya yang
bergantung penghidupannya di bidang pertanian.Lebih kurang 70% masyarakat di
India bergantung pada usaha pertanian ini. (Perkiraan dari Survei Pengeluaran
Konsumsi, Survei Sampel Nasional, 1999/00).
Risiko yang muncul dari usaha pertanian merupakan suatu hal yang
buruk/negative yang akan timbul selama melaksanakan usaha tersebut dimana
peluang kejadian tersebut serta dampaknya,sebenarnya dapat dihitung dan
diperkirakan.Risiko pertanian muncul dari factor yang tidak bisa diprediksi dan
dikendalikan sempurna oleh pengusaha,seperti kegiatan biologi (hama dan
penyakit),iklim,harga,kecelakaan dll.Dimana untuk dapat mengatasi sebuah risiko
yang muncul kita harus dapat mengenali jenis resiko,penyebab risiko,serta
seberapa besar dampaknya jika risiko itu terjadi.

1.2. JENIS RISIKO

(I) Risiko Produksi


usaha pertanian merupaka usaha yang sering ditandai dengan varibialitas hasil
produksi yang tinggi atau risiko yang tinggi.Tidak seperti usaha lain petani tidak
dapat menentukan jumlah pasti output yang dapat dihasilkan dalam satu kali
proses produksi pada saat awal perencanaan.tidak seperti usaha pabrik roti
dimana pada tahap awal produksi pengusaha sudah dapat memproduksi output
yang dihasilkan dengan patokan kapasitas mesin yang digunakan dan input yang
digunakan ,karena pada usaha pembuatan roti hamper semua factor dapat
dikendalikan oleh pengusaha.Tetapi tidak halnya dengan usaha pertanian.Faktor
seperti hama,cuaca,penyakit, akan dapat menghalangi maksimalnya produksi
pertanian yang mungkin menyebabkan penurunan jumlah produksi bahkan
kerugian produksi.

(II) Risiko harga Atau Risiko Pasar

Volatilitas harga input dan Output merupakan sumber penting dari risiko pasar di
bidang pertanian.Harga pertanian cenderung berubah dan tidak memiliki kestabian
serta tidak adanya kepastian.Varibilitas harga berasal dari pengaruh pasar baik
pasar endogen maupun eksogen.Perubahan yang terjadi di pasar akan dipengaruhi
oleh kondisi permintaaan aupun penawaran,Jika jumlah barang yang ditawarkan
jumlahnya barang maka secara otomatis harga menjadi anjlok.sedangkan secara
global pasar akan dipengaruhi secara signifikan oleh dinamikan produksi
internasional.perubahan harga yang dihadapi oleh pelaku pertanian akan
memepengaruhi minat dan kesediaan mereka untuk memproduksi suatu jenis
komoditi.

(III) Risiko Keuangan/Kredit


Cara sebuah bisnis dalm membiayai kegiatan bisnisnya merupakan sebuah hal
yang diperhatikan dan sering diprihatinkan dalam banyak perusahaan.Dalam hal
ini,kegiatan pertanian mempunyai kekhasan tersendiri.petani harus melakukan
pertanian dengan modal mereka sendiri dan membutuhkan waktu yang cukup
lama untuk proses produksi,dan petani harus mengantisipasi semua biaya dan
semua kemungkinan risiko yang terjadi sebelum usahanya menghasikan dan bisa
dipasarkan.Hal ini menyebabkan potensi permasalahan arus kas yang diperburuk
juga dengan kurangnya akses petani ke layanan kredit,layanan asuransi dan
tingginya biaya pinjaman.Selain itu proses yang berbelit dan dipersulit dalam
melakukan peminjaman modal dapat diklasifikasikan sebagai risiko keuangan.

(IV) Risiko Kelembagaan


Sumber penting lain ketidakpastian bagi petani adalah resiko institusional, yang
dihasilkan oleh hal yang tak terduga,seperti perubahan peraturan yang
mempengaruhi aktivitas petani. Perubahan peraturan, jasa keuangan, tingkat
pembayaran dukungan harga atau pendapatan dan subsidi secara signifikan dapat
mengubah profitabilitas kegiatan pertanian. Hal ini terutama berlaku untuk
impor / ekspor rezim dan untuk tunjangan khusus, tetapi juga penting dalam
kasus peraturan sanitasi dan phyto-sanitasi yang dapat membatasi aktivitas
produsen dan membebankan biaya pada produsen

(V) Teknologi risiko:


Seperti kebanyakan pengusaha lain, petani bertanggung jawab atas semua
konsekuensi dari merekakegiatan. Adopsi teknologi baru dalam modernisasi
pertanian seperti dipengenalan tanaman transgenik menyebabkan peningkatan
risiko produsen pengadopsi.
(Vi) Personal risiko:
hamper semua kegiatan mengandung unsure risiko,salah satunya risiko
personal.Risiko personal dalm usaha pertanian akan mempengaruhi kesejahteraan
pelaku kegiatan tersebut.Resiko personal yang mungkin muncul seperti risiko
asset dari banjir,kekeringan,dan kemungkinan kerusakan atau pencurian asset
produksi dan asset pertanian yang lainnya.

2.3. RISIKO STRATEGI MANAJEMEN:

Dalam membahas bagaimana merancang kebijakan manajemen risiko yang tepat,


hal ini berguna untuk memahami strategi dan mekanisme yang digunakan oleh
produsen untuk menangani risiko.Strategi risiko terdiri dari strategiinformal
danstrategi formal.Strategi informal diidentifikasi sebagai "Pengaturan yang
melibatkan individu atau rumah tangga atau kelompok-kelompok seperti
masyarakat atau desa, "sementara pengaturan formal" berbasis pasar dan kegiatan
umum disediakanmekanisme. "berfokus The ex ante atau klasifikasi ex post pada
titik waktu di mana reaksi terhadap risiko terjadi: sebelum terjadinya peristiwa
merugikan potensial (ex ante) atau setelah acara tersebut telah terjadi (ex post).
Di antara reaksi ex ante, juga dapat berguna untuk menyoroti perbedaan
antara on-farm strategi dan risiko-berbagistrategi

2.3.1. Informal mekanisme:

Ex ante strategi informal ditandai dengan adanya diversifikasi sumber pendapatan


dan pilihan strategi produksi pertanian. Satu strategi produsen dapatditerapkan
untuk menghindari risiko. Dalam banyak kasus, kemiskinan membuat orang
sangat menolak risiko, sering menghindari kegiatan yang memerlukan resiko
tetapi juga bisa membawa keuntungan pendapatan yang lebih besar.
ketidakmampuan untuk mengelola risiko dan menumpuk dan mempertahankan
kekayaan kadang-kadang disebut sebagai"Perangkap kemiskinan".Setelah petani
telah memutuskan untuk terlibat dalam kegiatan pertanian, strategi produksi yang
dipilih merupakan sarana penting mengurangi risiko kegagalan panen. sistem
tanamTradisional di banyak tempat bergantung pada diversifikasi tanaman dan
pertanian campuran. diversifikasiTanaman dan sistem tumpangsariadalah sarana
untuk mengurangi risiko kegagalan panen karenaperistiwa cuaca buruk, hama
tanaman atau serangan serangga.

Selain mengubah strategi produksi pertanian,untuk memeinimalkan guncangan


akibat risiko stiap petani juga sseharusnya melakukan diversifikasi mata
pencaharian.jadi mereka tidak hanya terfokus pada usaha tani saja,tapi juga
melakukan diversifikasi seperti beternak,berdagang,membuat kerajinan
dll.Pentingnya diversifikasi sebagai bagian dari manajemen resiko banyak
ditekankan oleh banyak penelitian.
selain itu manajemen risiko juga dapat dilakukan seperti pengaturan pembagian
tanah,menyewa,mempekerjakan orang lain yang gunanya adalah untuk berbagi
risiko antar sesame individu sehingga mengurangi dampak dari risiko.untuk
mengurang dampak kerugian salah satu usaha terakhir adalah dengan menjual
asset,realokasi sumber daya dan tenaga kerja untuk kegiatan off-
farm,penangguhan tenaga kerja,mengurangi pola konsumsi dan migrasi.

2.3.2. Formal mekanisme:

Mekanisme manajemen risiko formal dapat diklasifikasikan sebagai


publik yang disediakan atau pasar based . Tindakan pemerintah memainkan peran
penting dalammanajemen resiko pertanian baik ex ante dan ex post. Ex ante
pendidikan dan layanan yang diberikan oleh penyuluh pertanian untuk membantu
membiasakan produsen dengan konsekuensi risiko dan membantu
mereka dalam mengadopsi strategi untuk menghadapi risiko. Pasokan input
pertanian berkualitas laininstitusional institusional. Pemerintah juga mengurangi
dampak risiko dengan mengembangkan infrastruktur yang relevan dengan
mengadopsi skema sosial dan bantuan langsung tunai untuk bantuan setelah
guncangan telah terjadi.Seperti disebutkan sebelumnya,. produksi dan risiko pasar
mungkin memiliki dampak terbesar padaprodusen pertanian. Solusi berbagai
risiko berbasis manajemen pasatelah dikembangkan untuk mengatasi sumber
risikotersebut.

2.3.2.1. manajemen resiko Produksi / Cuaca

Asuransi merupakan mekanisme formal yang digunakan di banyak negara untuk


berbagi risiko produksi. Asuransi pertanian adalah suatu lembaga ekonomi
formal yang berfungsi mengelola risiko yang dihadapi oleh petani.
Lembaga ini bertujuan untuk :
Menstabilkan pendapatan petani dengan mengurangi kerugian akibat
kehilangan hasil.
Merangsang petani mengadopsi teknologi yang dapat meningkatkan produksi
dan secara konseptual,pengembangan ke arah efisiensi penggunaan
sumberdaya.
Mengurangi risiko yang dihadapi lembaga perkreditan dan meningkatkan
akses petani ke lembaga tersebut.
Asuransi pertanian di Indonesia belum terwujud meskipun secara konseptual
pengembangan ke arah itu sudah dicanangkan sejak tahun 1982, sehingg trend
dalam bentuk implementasinya belum terlihat meskipun pernah dibentuknya
Kelompok Kerja Persiapan Pengembangan Asuransi Panen.
Berkaitan dengan pentingnya lembaga semacam ini, dari tujuan pengadaan
lembaga ini dapat disimpulkan lembaga asuransi pertanian akan sangat membantu
petani khususnya dalam manajemen risiko. Risiko akan ditekan secara terus
menerus sehingga akan menguntungkan pihak petani dan pihak asuransi pun dapat
melaksanakan tujuannya dengan baik.
2.3.2.2. Manajemen resiko harga
Salah satu cara produsen secara tradisional mengantisipasi harga yaitu
denganperjanjian yang menetapkan harga tertentu untuk pengiriman di masa
depan. Pengaturan ini adalah dikenal sebagai kontrak forward dan memungkinkan
produsen untuk mengunci harga tertentu, sehingga mengurangi resiko, tetapi juga
mendahului kemungkinan manfaat dari penyimpangan harga positif. Dipasar
tertentu, dan untuk produk tertentu, jenis-jenis pengaturan telah berkembang
menjadi kontrak berjangka, diperdagangkan di bursa diatur berdasarkan aturan
perdagangan tertentu dan untuk produk standar tertentu. Hal ini mengurangi
beberapa risiko harga yang mungkin terjadi

2.4 Penanggulangan Risiko


(2..4.1) alat dalam Resiko Produksi
a. Stabilitas Usaha
Beberapa perusahaan pertanian memiliki sejarah menghasilkan pendapatan yang
lebih stabil dari yang lain. Teknologi modern mungkin dapat mengontrol
pengaruh cuaca dalam kegiatan produksi, atau program pemerintah dan
permintaan pemasaran dapat mengendalikan harga atau kualitas komoditas yang
dijual. Sebagai contoh, irigasi akan menghasilkan hasil panen lebih stabil daripada
lahan kering di daerah di mana curah hujan kurang atau tinggi selama musim
tanam. Pada ekstrem yang lain, perusahaan seperti ternak, dimana membeli dan
menjual harga dapat bervariasi, dan mengembangkan produk yang mudah rusak
seperti bunga, buah, dan sayuran, cenderung memiliki pendapatan sangat
bervariasi.

b. Diversifikasi
Banyak peternakan menghasilkan lebih dari satu produk untuk menghindari
pendapatan mereka tergantung sepenuhnya pada produksi dan harga komoditas
tunggal. Jika keuntungan dari satu produk sedikit, keuntungan dari produksi dan
penjualan produk lainnya dapat mencegah total keuntungan jatuh di bawah
tingkat yang dapat diterima. Dalam produksi pertanian, diversifikasi dengan
memproduksi dua atau lebih komoditas akan mengurangi variabilitas pendapatan
jika semua harga dan hasil tidak rendah atau tinggi pada saat yang sama.

Rencana diversifikasi dapat mencakup kegiatan non pertanian juga. Investasi


dalam saham dan obligasi, memunculkan bisnis paruh waktu yang tidak terkait
dengan pertanian, atau menumbuhkan pekerjaan non pertanian dapat
meningkatkan stabilitas pendapatan keluarga. Diversifikasi juga mungkin
memerlukan spesialisai keuntungan dalam satu perusahaan untuk mendapatkan
manfaat dari variabilitas yang lebih kecil dalam pendapatan bersih.

c. Asuransi
Ada beberapa jenis asuransi yang akan membantu mengurangi resiko produksi
dan keuangan. Asuransi formal dapat diperoleh dari perusahaan asuransi untuk
menutupi kejadian yang bisa mengancam ekuitas dan kelangsungan bisnis.
Alternatif adalah untuk bisnis yang akan ditanggung sendiri, untuk menjaga
beberapa jenis ketersediaan cadangan atau keuangan dalam bentuk lancar dalam
kasus tidak terjadi kerugian. Tanpa cadangan keuangan, gagal panen, badai angin
besar, atau api mungkin menyebabkan seperti penurunan keuangan sehingga
bisnis tidak dapat dilanjutkan.

Cadangan keuangan yang dimiliki dalam bentuk yang dapat dengan mudah
dilikuidasi, seperti rekening tabungan, seringkali mendapatkan tingkat
pengembalian yang lebih rendah dari modal yang sama jika itu diinvestasikan
dalam bisnis pertanian atau investasi jangka panjang lainnya. Pengorbanan laba
adalah biaya kesempatan yang akan ditanggung sendiri dan harus dibandingkan
dengan biaya premi untuk polis asuransi yang akan memberikan perlindungan
yang sama.

d. Kapasitas Produksi Tambahan


Ketika cuaca buruk menunda menanam atau memanen tanaman, banyak petani
bergantung pada kelebihan mesin pemanen atau kapasitas para pekerja untuk
membantu mereka mengejar ketinggalan. Mereka dikenakan lebih tinggi dari
biaya kepemilikan mesin atau upah dalam beberapa tahun sebagai asuransi
terhadap kerugian tanaman yang bisa terjadi karena penanaman terlambat atau
panen di tahun-tahun lainnya. Beberapa operator juga lebih suka untuk memiliki
mesin baru untuk mengurangi risiko kerusakan pada saat-saat penting atau biaya
perbaikan tak terduga.

e. Pembagian Sewa
Di banyak negara, pembagaian sewa tanaman atau ternak adalah umum. Pemilik
tanah biasanya membayar bagian dari beban operasi dan menerima sebagian dari
tanaman atau ternak yang dihasilkan bukan pembayaran sewa . Dengan cara ini,
risiko produksi yang buruk, harga jual rendah, atau biaya input tinggi dibagi
antara penyewa dan pemilik. Penyewa juga membutuhkan modal yang kecil
dalam pembagian sewa dari sewa tunai. Beberapa penyewa menggunakan sewa
tunai variabel untuk mencapai pengurangan risiko serupa. Kedua jenis sewa
dijelaskan dalam Bab 20.

f. Kebiasaan Pertanian dan Makanan


Daripada resiko ketidakpastian harga dan hasil, beberapa operator lebih memilih
untuk lahan pertanian peternakan. Mereka melakukan semua operasi mesin
lapangan untuk pemilik tanah dengan imbalan pembayaran tetap. Pemilik tanah
mengambil semua harga dan risiko hasil. Kebiasaan pengaturan makanan yang
sama. Produsen pakan ternak atau dimiliki oleh investor dalam fasilitas mereka
sendiri dengan harga tetap per kepala atau per ruang atau tingkat bunga tetap per
hari. Kontrak untuk menaikkan atau merawat pengembangan ternak juga tersedia.
Meskipun kontrak ternak produksi kustom menyampaikan risiko produksi kepada
pemilik ternak, beberapa berisi hukuman untuk menurunkan kematian. Semua
perjanjian adat harus dianalisis dengan cermat untuk membandingkan risiko
potensial mereka dan mengembalikan indepensi produsen dan pedagang.

g. Pengadaan Input
Beberapa penyedia pakan ternak tergantung pada sumber yang pasti untuk pakan
ternak atau untuk menjaga penuh fasilitas mereka. Sebuah kontrak jangka panjang
dengan pemasok mengurangi risiko memiliki untuk beroperasi di bawah
kapasitas. Harga dapat ditentukan dengan formula yang ditetapkan berdasarkan
faktor-faktor kualitas dan harga pasar saat ini. Input utama lainnya dapat dijamin
dengan kontrak sebelumnya, juga, seperti tenaga kerja untuk memanen buah dan
sayuran.

h. Alat dalam Risiko Pasar


Risiko pasar terjadi karena variabilitas harga komoditas dan karena manajer tidak
tahu harga di masa depan ketika akan membuat keputusan untuk menghasilkan
komoditas. Beberapa metode dapat digunakan untuk mengurangi variabilitas
harga atau untuk menetapkan harga yang baik sebelum saat tanaman atau ternak
siap untuk dijual.

i. Penyebaran Penjualan
Alih-alih menjual semua tanaman pada satu waktu, banyak petani lebih suka
menjual beberapa kali sepanjang tahun. Sebagai contoh, 25 persen dari hasil
panen dapat dijual setiap 3 bulan atau seperenam setiap 2 bulan. Penyebaran
penjualan menghindari menjual semua tanaman dengan harga terendah tahun ini,
namun juga menghalangi menjual semuanya dengan harga tertinggi. Hasil
penyebaran penjualan harus dijadikan harga rata-rata yang mendekati harga
tahunan rata-rata komoditas.
Penjualan ternak juga dapat menyebar sepanjang tahun. Ini bisa dicapai dengan
memberi pakan beberapa kelompok sepanjang tahun atau dengan melahirkan
beberapa kali per tahun. Penyebaran penjualan produk susu dan telur terjadi
secara alami, karena sifat terus menerus dari produksi mereka.

j. Penjualan Kontrak
Produsen tanaman seperti biji, stok pembibitan, dan buah-buahan dan sayuran,
sering menandatangani kontrak dengan pembeli atau pengolah sebelum
penanaman tanaman. Kontrak ini biasanya akan menentukan praktik manajemen
tertentu yang harus diikuti, serta harga yang akan diterima untuk tanaman dan
mungkin jumlah yang akan diberikan. Jenis kontrak ini menghilangkan risiko
harga pada saat tanam dan jaminan produsen akan memiliki pasar. Namun,
standar kualitas yang ketat, menimbulkan penambahan risiko produksi.
k. Hedging
Sebuah harga pasar dapat ditetapkan terlebih dahulu oleh hedging pada pasar
komoditas berjangka. Hedging adalah kemungkinan sebelum tanaman ditanam
serta selama musim tanam atau saat gabah disimpan. Ternak juga dapat hedging
pada saat pembelian, atau setiap saat selama periode menyusui.
Hedging melibatkan penjualan komoditi kontrak berjangka bukan komoditas yang
sebenarnya, biasanya karena manajer saat ini tidak mampu atau tidak mau
memberikan komoditi pada waktu itu. Kontrak tersebut dibeli oleh seorang
pembeli di bursa pasar berjangka di suatu tempat, yang mungkin merupakan
pengolah yang ingin mengunci harga komoditas untuk penggunaan masa depan
atau spekulan berharap untuk menjual kontrak kemudian untuk harga yang lebih
tinggi. Meskipun kontrak berjangka untuk beberapa komoditas memungkinkan
untuk pengiriman saat kontrak berakhir, kontrak biasanya dibeli kembali dan
komoditas dijual di pasar tunai lokal. Harga tunai dan berjangka biasanya
bergerak ke atas atau ke bawah bersama-sama. Dengan demikian, laba atau rugi
yang terjadi karena pasar tunai naik atau turun diimbangi dengan kerugian yang
sesuai atau keuntungan atas kontrak berjangka.

l. Pilhan Komoditas
Banyak pemasar tidak menyukai kenyataan bahwa meskipun kontrak kedepan
atau hedging melindungi mereka terhadap penurunan harga, itu juga mencegah
mereka dari mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga. Mereka lebih suka
menggunakan pilihan komoditas yang menetapkan harga minimal dalam
pertukaran untuk membayar biaya mengatur atau premium, tetapi masih
memungkinkan mereka untuk menjual dengan harga lebih tinggi.

m. Fleksibilitas
Beberapa strategi manajemen memungkinkan pelaksana untuk mengubah
keputusan jika tren harga atau kondisi cuaca berubah. Penanaman tanaman
tahunan bukan tanaman tahunan atau permanen adalah salah satu contoh.
Investasi pada bangunan dan peralatan yang dapat digunakan untuk lebih dari satu
perusahaan lain. Banyak produsen gandum membangun tempat penyimpanan
sehingga mereka dapat menunda pemasaran sampai harga lebih menguntungkan.
Dalam kasus ternak, hewan dapat dijual sebagai ternak pengumpan atau selesai
untuk bobot potong. Menyewa aset tertentu seperti tanah atau mesin daripada
membelinya adalah contoh lain dari mempertahankan fleksibilitas manajemen.

(2.4.2) Alat dalam Risiko Keuangan


Mengurangi risiko keuangan memerlukan strategi untuk menjaga likuiditas dan
solvabilitas. Likuiditas diperlukan untuk menyediakan uang tunai untuk
membayar kewajiban hutang dan untuk memenuhi kebutuhan keuangan yang tak
terduga dalam jangka pendek. Solvabilitas adalah berkaitan dengan kelangsungan
usaha jangka panjang, atau memiliki cukup aset untuk mengamankan hutang
bisnis.

a. Suku Bunga Tetap


Banyak pemberi pinjaman menawarkan pinjaman di tingkat bunga tetap atau
variabel. Tingkat bunga tetap mungkin lebih tinggi ketika pinjaman dibuat tetapi
mencegah biaya pinjaman dari peningkatan jika suku bunga terus meningkat.

b. Self-Kredit Likuidasi
Self-liquidating pinjaman adalah yang dapat dilunasi dari penjualan agunan
pinjaman. Contohnya adalah kredit untuk pembelian ternak pengumpan dan input
produksi tanaman. Pinjaman pribadi dan pinjaman untuk tanah atau mesin adalah
contoh pinjaman untuk yang tidak self-liquidating. Keuntungan dari diri likuidasi
pinjaman adalah bahwa sumber uang yang akan digunakan untuk pembayaran
kembali dikenal dan relatif bisa diandalkan.

c. Cadangan Liquid
Memegang cadangan uang tunai atau aset lainnya yang mudah dikonversi menjadi
kas akan membantu pertanian saat hasil buruk dari strategi yang berisiko. Namun,
mungkin ada biaya kesempatan untuk menyimpan dana dalam cadangan daripada
investasi mereka dalam bisnis atau aset jangka panjang

d. Cadangan Kredit
Banyak petani tidak meminjam sampai batas dikenakan pada mereka oleh
pemberi pinjaman mereka. Kredit yang tidak terpakai atau cadangan kredit berarti
dana tambahan pinjaman dapat diperoleh dalam hal beberapa hasil yang tidak
menguntungkan. Teknik ini tidak secara langsung mengurangi risiko tetapi
memberikan margin keamanan. Namun, juga memiliki biaya kesempatan, sama
dengan keuntungan tambahan modal yang tidak terpakai mungkin telah
menguntungkan dalam bisnis.

e. Pemilik Modal
Dalam analisis akhir, itu adalah ekuitas dalam bisnis yang menyediakan
solvabilitas dan banyak likuiditas. Oleh karena itu, ekuitas harus terus meningkat,
terutama selama tahun-tahun awal bisnis, dengan mempertahankan keuntungan
dalam bisnis atau menarik modal luar.

(2.4.3) Alat dalam Risiko Hukum


a.Bisnis Organisasi
Pertanian dan peternakan dapat diatur dalam beberapa bentuk hukum yang
berbeda. Beberapa dari mereka, seperti perusahaan, perseroan terbatas, dan
koperasi, menawarkan perlindungan yang lebih dari kewajiban hukum dan
kerusakan daripada yang lain.
b. Perencanaan Estate
Memiliki kemauan dan rencana estate yang menyediakan untuk transisi tertib
peternakan atau bisnis pertanian untuk ahli waris akan sering menyimpan ribuan
dolar dalam pajak real dan pendapatan atau pendapatan yang hilang karena
manajemen terganggu dan pembagian ukuran sebuah bisnis efisien. Memiliki
sewa lahan dan kontrak secara tertulis juga akan mengurangi masalah hukum di
jalan.

c. Kewajiban Asuransi
Kewajiban asuransi melindungi terhadap tuntutan hukum oleh pihak ketiga atas
cedera atau kerusakan peralatan yang diasuransikan atau karyawan mungkin akan
bertanggung jawab. Kewajiban klaim di sebuah peternakan dapat terjadi ketika
ternak berkeliaran ke jalan dan menyebabkan kecelakaan atau ketika seseorang
terluka karena peralatan pertanian. Risiko klaim kewajiban mungkin kecil, tetapi
beberapa kerusakan sudah sangat besar. Kebanyakan orang merasa asuransi
metode yang tidak mahal untuk memberikan beberapa ketenangan pikiran dan
perlindungan terhadap kejadian tak terduga.

(2.4.4)Alat dalam Risiko Pribadi


a.Asuransi Kesehatan
Petani wiraswasta dan peternak sering mengalami kesulitan memperoleh asuransi
kesehatan dengan biaya yang wajar. Biaya setelah pajak telah dikurangi sedikit
dengan membuat lebih dari pajak premi. Meningkatkan tingkat di mana cakupan
dimulai dan memperoleh kebijakan melalui organisasi pertanian juga dapat
mengurangi biaya. Mengingat tingginya biaya perawatan medis dan
ketidakpastian yang dihadapi dalam masalah kesehatan, tidak ada manajertanpa
beberapa jenis asuransi kesehatan. Ini juga berlaku untuk asuransi kompensasi
pekerja bagi karyawan.

b. Asuransi jiwa
Asuransi jiwa tersedia untuk memberikan perlindungan terhadap risiko kerugian
yang mungkin timbul dari kematian mendadak dari pelaksana pertanian atau
anggota keluarga. Dana asuransi dapat digunakan untuk memenuhi pengeluaran
hidup keluarga, melunasi hutang yang ada, membayar pajak warisan, dan
memenuhi biaya lain untuk mentransfer manajemen dan kepemilikan bisnis.
Perawatan harus dilakukan untuk memilih jenis asuransi jiwa yang paling cocok
bagi kebutuhan setiap individu.

c.Tindakan Pengamanan
Akal sehat, perhatian atas pekerjaan di tangan, dan tidak terburu-buru akan
menghindari kecelakaan dan cedera. Langkah-langkah keselamatan umum
termasuk penjaga mesin tetap di tempat: mematikan mesin sebelum membuat
perbaikan atau penyesuaian, bukan memindahkan peralatan di jalan umum setelah
gelap; prosedur yang ditentukan untuk menerapkan pestisida dan pupuk; dan
menghindari kedekatan dengan besar, ternak yang tidak terkendali.

d. Backup Manajemen

Ketika hanya satu orang yang mengetahui tentang aspek-aspek kunci dari bisnis
pertanian, kecelakaan tiba-tiba atau penyakit serius bisa mengganggu hari-hari
dan jangka panjang operasional. Karyawan kunci, pasangan dan pengacara harus
tahu lokasi pajak, keuangan, dan catatan hukum dan mampu turun tangan ketika
operator utama tidak dapat melanjutkan.
Manakah dari alat-alat manajemen risiko banyak dipekerjakan oleh sebuah
pertanian atau peternakan tertentu akan tergantung pada jenis risiko yang
dihadapi, stabilitas keuangan bisnis, dan sikap menanggung risiko dari manajer.

2.5 Kesimpulan
setiap usaha yang dijalani pasti mengandung risiko.Begitu juga usaha
pertanian,Pada usaha ini tingkat risiko yang dapat terjadi cukup besar karena
banyak factor yang menyebabkan timbulnya risiko tersebut tidak dapat
dikendalikan sepenuhnya oleh petani.Seperti,cuaca,harga,keadaan
ekonomi,pasar,dll.Jenis risiko pada usah pertanian terdiri dari risiko
produksi,teknologi,personal,kelembagaan dan risiko harga/pasar.
Meskipun demikian untuk mengatasi dan menanggulangi risiko tersebut banyak
cara yang dapat dilakukan dengan tujuan untuk mengalihkan risiko,berbagi
risiko,atau memperkecil dampak risiko tersebut.

sumber :
-report of the working group on risk management in agriculture
http://www.bpplampung.info/artikels/artikel-umum/113-manajemen-risiko-dan-
ketidakpastian.html

http://agribisnis.blogspot.com/2011/09/risiko-di-bidang-pertanian.html

http://journal.ipb.ac.id/index.php/jmagr/article/view/3319/2244 manajemen resiko


produksi dan penerimaan pad1 semi organic

Anda mungkin juga menyukai