OLEH:
1604020096
SKRIPSI
OLEH
ii
LEMBARAN PERSETUJUAN SKRIPSI
NIM : 1604020096
JURUSAN : AGRIBISNIS
Disetujui Oleh
Pembimbing I Pembimbimg II
iii
LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI
NIM : 1604020096
Tim Penguji
MENYETUJUI
iv
DEKLARASI
Dengan ini saya mendeklarasikan bahwa: “Skripsi ini ditulis berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan penulis sendiri , dan belum pernah diajukan oleh
siapapun dan dimanapun. Referensi dan informasi yang digunakan dalam Skripsi
ini telah diacu sesuai dengan syarat-syarat baku dan disebutkan dalam daftar
pustaka”.
v
MOTTO:
vi
RIWAYAT HIDUP
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala
penulisan skripsi ini dengan baik. Penulis menyadari bahwa selama penyusunan
skripsi ini banyak mendapat bimbingan, dukungan dan motivasi dari berbagai pihak.
Untuk itu iringan doa dan ucapan terimakasih yang sebesarnya penulis sampaikan
kepada:
2. Ibu Santhy Chamdra, SP,MSi selaku Dosen Pembimbing anggota yang telah
3. Bapak Dr.Ir. Damianus Adar, M.Ec selaku Dosen Penguji yang juga banyak
4. Seluruh staf dan pegawai atas bantuan akademis yang diberikan kepada
Penulis.
viii
5. Orangtuaku ( Bapa, Mama) dan saudara-saudari tercinta.
6. Teman-teman Agribisnis 2016, serta semua pihak yang tidak dapat penulis
sebut satu persatu, yang telah membantu dan memberi dukungan kepada
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan
semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi para
pembaca.
Kupang, 2022
Penulis
ix
ABSTRAK
ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN FINANSIAL PADA
USAHATANI JAGUNG DI KELURAHAN OESAO KECAMATAN KUPANG
TIMUR KABUPATEN KUPANG
*) Pembimbing I
**) Pembimbing II
x
ABSTRACT
*) Supervisor I
**) Supervisor II
xi
DAFTAR ISI
ABSTRAK..................................................................................................................... v
ABSTRACT .................................................................................................................. vi
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
xii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................................... ..21
xiii
5.2. Saran ............................. ................................................................................... 45
LAMPIRAN .................................................................................................................. 48
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.5. Nilai Penyusutan Alat (NPA) Petani Padi di Kelurahan Oesao .......................... 37
Tabel 4.6. Hasil Rekapitulasi Biaya penyusutan Alat Dan Pajak .. ................................ …38
Tabel 4.7. Biaya Usahatani Jagung per Hektar di Kelurahan Oesao Kecamatan
Kupang Timur Kabupaten Kupang ............................................................. …39
Tabel 4.8 Rata-rata Biaya Penerimaan, Pendapatan, R/C Ratio Usahatani Jagung di
Kelurahan Oesao .................................................................................... …41
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
Jagung menjadi salah satu komoditas pertanian yang sangat penting dansaling
terkait dengan industri besar. Kondisi ini membuat budidaya jagung memiliki
prospek yang sangat menjanjikan, baik dari segi permintaan maupun harga
jualnya.Terlebih lagi setelah ditemukan benih jagung hibrida yang memiliki banyak
keunggulan dibandingkan dengan benih jagung biasa. Keunggulan tersebut antara
lain, masa panennya lebih cepat, lebih tahan serangan hama dan penyakit, serta
produktivitasnya lebih banyak (Warsana, 2007).
NTT merupakan salah satu daerah penghasil jagung di Indonesia. Pada tahun
2020 produksi jagung di NTT sebesar 725.024,30 ton (BPS RI, 2021). Oleh sebab itu
pemerintah menetapkan NTT sebagai lumbung pangan di Indonesia. Nusa Tenggara
Timur memiliki beberapa daerah potensial penghasil jagung seperti TTS, Sumba
Barat Daya, TTU, Malaka dan Kabupaten Kupang.
1
total produktivitas jagung sebesar 40 ton/ha. Dengan luas panen 21.138,5 Ha (BPS
Kab. Kupang, 2021).
Kelurahan Oesao merupakan salah satu penghasil jagung yang paling diminati
oleh petani untuk ditanam. Banyak upaya yang telah dilakukan dalam rangka
meningkatkan produksi jagung baik melalui program intensifikasi maupun program
ekstensifikasi. Program gerakan mandiri jagung merupakan salah satu contoh upaya
untuk memacu produksi jagung. Program peningkatan produktivitas jagung
diharapkan tidak hanya mampu meningkatkan produksi tetapi dapat pula
meningkatkan pendapatan petani dan terwujudnya swasembada jagung.
2
diketahui secara pasti berapa besarnya pendapatan yang mereka terima dari usahatani
yang dijalankan tersebut. Dari data yang ada belum ada hasil penelitian yang dapat
memberikan informasi tentang besarnya bianya ataupun pendapatan petani jagung di
Kelurahan Oesao. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui
pendapatan para petani jagung di daerah tersebut.
1.3 Tujuan
3
1.4 Manfaat Penelitian
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Adar D, Telnoni dan Gela, (2021), meneliti tentang Analisis Pendapatan Jambu
Mete di Desa Kila Kecamatan Aimere Kabupaten Ngada. Dari hasil penelitian
diperoleh total pendapatan sebesar Rp. 112.417.668 dengan rata-rata pendapatan
sebesar Rp.2.007.458. Sedangkan nilai R/C Ratio yang diperoleh adalah 5,65 yang
berarti setiap 1 rupiah yang dikeluarkan berarti memperoleh penerimaan sebesar
Rp.5,6. Oleh karena R/C lebih besar dari 1 maka disimpulkan bahwa ushatani jambu
mete secara ekonomi menguntungkan bagi petani di daerah penelitian.
Karbaju, (2017) meneliti tentang Analisis Usahatani Jagung pada Kelompok Tani
Oelbubuk Di Desa Oelolo Kecamatan Musu Kabupaten Timor Tengah Utara. Dari
hasil penelitian diperoleh jumlah produksi pada musim panen tahun 2016 berkisar
antara 195-290 kg dengan total keseluruhan produksi usahatani jagung sebesar 4.648
kg. total produksi yang dijual sebesar 3.448 kg dengan harga jual Rp. 3.500/kg. total
penerimaan kelompok tani Oelbubuk sebesar Rp. 12.068.000, dengan rata-rata Rp.
5.732,500 per anggota. Pendapatan total sebesar Rp. 5.732.000 dengan rata-rata
pendapatan masing-masing anggota sebesar Rp.286.626 per musim tanam.
5
yang masing-masing berjumlah 32 orang.Data terdiri dari data primer dan sekunder
yang dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif.Analisis kualitatif digunakan untuk
mengetahui kegiatan yang berkaitan dengan usahatani jagung diuraikan secara
deskriptif.Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan analisis fungsi
produksi dan efisiensi penggunaan faktor produksi, analisis pendapatan usahatani dan
analisis imbangan penerimaan dan biaya (R/C ratio analysis).Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pendapatan usahatani jagung di lahan sawah relatif lebih besar
dibandingkan lahan tegalan.Analisis rasio R/C, usahatani jagung lahan sawah
maupun lahan tegalan menguntungkan (rasio R/C > 1).Namun demikian, rasio R/C
lahan tegalan lebih tinggi dibandingkan rasio R/C lahan sawah.
6
bahwa daerah tersebut termasuk salah satu penghasil jagung Arjuna di Malang. Jenis
data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Alat analisis menggunaan
model regeresi liniar berganda dalam bentuk natural. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa: 1. Pupuk urea berpengaruh positif terhadap produktivitas usahatani jagung
Arjuna. Sementara itu variabel lain, yaitu bibit, pestisida, jumlah tenaga kerja dan
luas lahan, tidak berpengaruh terhadap produktivitas usahatani jagung arjuna. 2.
Pendapatan usahatani jagung Arjuna dipengaruhi secara negatif oleh upah tenaga
kerja dan pajak. Sementara itu, pendapatan usahatani jagung Arjuna dipengaruhi
secara positif oleh umur petani.
7
Rp.4.059.531,47/0,66Ha/MT atau Rp.6.166.376,91/Ha/MT. Hasil analisis kelayakan
R/C Ratio usahatani jagung di Desa Labuan Toposo sebesar 1,86 dimana usahatani
jagung di Desa Labuan Toposo layak untuk di usahakan. Artinya bahwa dengan
pengeluaran sebesar Rp.1 akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 1,86.
8
Deskripsi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays L.) digolongkan ke dalam
jenis tanaman palawija (tanaman pangan).Tanaman jagung ini membentukbuah
(tongkol) yang dipenuhi biji.Secara morfologi.
Berikut ini merupakan deksripsi singkat tentang Jagung (Zea mays L) :
Kingdom : Planteae
Divisio : Spermatophyta
Tanaman jagung dapat tumbuh di daerah yang beriklim panas dan di daerah
yang beriklim sedang.Jagung tumbuh baik pada temperatur 23º sampai 27ºC.Suhu
minimum yang dapat menghambat pertumbuhan jagung adalah 3ºC dan suhu
maksimum 45ºC.
9
Menurut Bahtiar et al., (2010), Berdasarkan tipe biji, jagung dapat dibedakan
atas:
1. Jagung gigi kuda (dent corn), biji berbentuk gigi dan berlekuk.
2. Jagung mutiara (flint corn), biji seperti mutiara, gembung dan keras.
3. Jagung bertepung (floury corn), endosperm diliputi pati dan sangat lunak.
4. Jagung berondong (pop corn), biji sangat kecil dan keras, bila dipanaskan
menjadi “berondong” (popping).
5. Jagung manis (sweet corn), kulit tipis, kandungan gula tinggi, pati sedikit
dan saat kering biji berlekuk.
1. Jagung Hibrida
10
dikatakan konstan yaitu berkisar 1,5 ton pipilan kering per hektar. Sejak tahun 1940
ketika jagung hibrida mulai banyak ditanam, produksi rata - rata naik dengan cepat
dan mencapai lima ton per hektar pada tahun 1970. Sejarah perkembangan jagung
hibrida pada awal perintisannya kurang mendapat tanggapan karena tanaman inbreed
tumbuh kecil dan berproduksi rendah sehingga benih hybrid single cross (hibrida
silang tunggal) sangat mahal. Petani harus membeli benih baru jika ingin menanam
jagung hibrida kembali.Jagung hibrida unggul memberikan hasil panen yang lebih
besar daripada jagung varietas bersari bebas (Wisnu, 2016).
Menurut Bahtiar et al., (2010), Jagung bersari bebas adalah varietas yang
benihnya dapat digunakan secara terus-menerus. Benih yang tergolong bersari bebas
berasal dari tongkol tanaman yang sesuai dengan varietas yang bersangkutan.Benih
varietas bersari bebas masih sering diusahakan oleh petani untuk keperluan
sendiri.Secara umum varietas bersari bebas dibagi dua golongan yaitu varietas
sintetik dan varietas komposit.Benih varietas komposit berasal dari campuran
sejumlah plasma nutfah yang telah mengalami perkawinan acak, sementara benih
varietas sintetik berasal dari campuran dua atau lebih galur perkawinan
sendiri.Keberhasilan pembentukan dan perbaikan varietas bersari bebas saat ini
tertuju pada sifat hasil tinggi, umur, warna dan tipe biji, tertutupnya tongkol, serta
interaksi genotipe dan lingkungan.Pembentukan varietas bersari bebas mulai
diarahkan pada sifat toleransi terhadap pH rendah dan kekeringan, sedangkan
toleransi terhadap penyakit masih dititik beratkan kepada penyakit bulai, karat, busuk
tongkol dan bercak daun.
11
Menurut Suherman Rosyidi dalam buku Pendekatan Kepada Teori Ekonomi
Mikro dan Makro (2009) biaya produksi adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh
petani untuk dapat menghasilkan output, seorang petani yang ingin melakukan
produksi tentu harus terlebih menyediakan faktor–faktor produksi itu.
Menurut Hernanto (1995) ada empat unsur pokok dalam usahatani atau
dikenal dengan faktor-faktor produksi dalam usahatani yaitu:
1. Lahan/Tanah
12
seiring hilangnya kegiatan pemeliharaan, perbaikan, dan penyediaan sumber daya
genetik tanaman (Suratiyah, 2002)
Luas Lahan dipandang dari sudut efisiensi, semakin luas lahan yang diusahan
maka semakin tinggi produk dan pendapatan persatuan luasnya. Pengukuran luas
usahatani dapat diukur dengan berdasarkan hal-hal sebagai berikut:
• Luas total adalah jumlah seluruh tanah yang ada dalam usahatani termasuk
sawah, tegal, pekarangan saluran, dan sebagainya
• Luas tanah adalah jumlah luas tanaman yang ada pada suatu saat.
2. Tenaga kerja
13
3. Modal
Modal adalah faktor produksi dalam usahatani setelah lahan dan tenaga kerja.
Modal merupakan barang atau uang yang secara bersama-sama dengan faktor
produksi lain dan tenaga kerja serta manajemen menghasilkan barang-barang baru
yaitu produk pertanian. Penggunaan modal untuk membantu meningkatkan
produktivitas baik lahan maupun tenaga kerja guna meningktkan pendapatan dan
kekayaan petani.Modal dalam suatu usaha tani untuk membeli sarana produksi serta
pengeluaran selama usahatani berlansung. Sumber modal diperoleh dari milik sendiri,
pinjaman atau kredit (kredit formal, non-formal dan lainlain), warisan, usaha lain atau
kontrak sewa.
4. Pengelolaan usahatani
Fuad, dkk (2000) mendefinisikan tentang biaya adalah satuan nilai yang
dikorbankan dalam suatu proses produksi untuk mencapai suatu hasil produksi.
Beban arus barang dan jasa yang dibebankan kepada pendapatan (benefit) untuk
menentukan laba(income),atau harga perolehan yang dikorbankan dalam rangka
memperoleh penghasilan dan dipakai sebagai pengurang penghasilan yang disebut
beban (expense), sedangkan nilai uang dari alat-alat produksi yang dikorbankan
disebut harga pokok. Menurut Mulyadi 2000, (dalam Nasihah, 2014) biaya produksi
14
adalah biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi
yang siap untuk dijual. Sedangkan menurut Hansen dan Mowen (2004, dalam nasihah
2014) menjelaskan bahwa biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan
pembuatan barang dan penyediaan jasa.
Menurut Mubyarto ( (2014) biaya produksi dapat dibagi menjadi dua yaitu
biaya-biaya berupa uang tunai misalnya upah kerja untuk biaya persiapan atau
penggarapan tanah, termasuk upah ternak, biaya untuk membeli pupuk, pestisida dan
lain-lain. Biaya panen, bagi hasil, sumbangan dan mungkin juga pajak-pajak
dibayarkan dalam bentuk in-natura.Besar kecilnya bagian biaya produksi yang berupa
uang tunai ini sangat mempengaruhi pengembangan usaha tani. Menurut Blocher
(2007) biaya variabel (variabel cost) adalah perubahan pada biaya total yang
dihubungkan dengan tiap perubahan pada jumlah (volume) output. Contoh yang
lazim dari biaya variabel adalah biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Sebaliknya, biaya tetap (fixed cost) adalah bagian dari biaya total yang tidak berubah
meskipun jumlah penggerak biaya berubah dalam rentan yang relevan. Penentuan
apakah suatu biaya merupakan biaya variabel tergantung pada sifat dari objek
biaya.dalam perusahaan manufaktur, objek biaya biasanya berupa produk.Tetapi
dalam perusahaan jasa, objek biaya seringkali sulit untuk didefinisikan karena jasa
bersifat kualitatifmaupun kuantitatif.Kadang-kadang dikatakan semua biaya adalah
variabel pada jangka waktu. Biaya variabel adalah biaya dimana biaya total berubah
seiring dengan perubahan jumlah output.biaya tetap dihubungkan dengan suatu
periode waktu dan bukan jumlah output, dan diasumsikan biaya tetap tidak akan
berubah selama periode waktu yang pada umumnya 1 tahun.
TC = FC+VC
Dimana :
15
FC = Fixed cost / biaya tetap
Penerimaan usahatani adalah nilai produksi yang diperoleh dalam jangka waktu
tertentu dan merupakan hasil perkalian antara jumlah produksi total dengan harga
satuan dari hasil produksi tersebut. Sementara itu, biaya atau pengeluaran usahatani
16
adalah nilai penggunaan faktor-faktor produksi dalam melakukan proses produksi
usahatani (Soekartawi, 2006). Penerimaan usahatani adalah perkalian antar produk
dengan harga jual.
𝜋=TR-TC
Dimana :
n = Pendapatan
TR = Penerimaan
Menurut Kotler (2014) harga jual dalam arti sempit merupakan jumlah uang
yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa. Dalam arti luas, harga jual adalah
jumlah dari nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat memiliki atau
menggunakan produk atau jasa. Titik berat dari proses penetapan harga adalah harga
pada berbagai pasar. Untuk ini, harga suatu barang munglkin merupakan struktur
yang kompleks dari pada syaratsyarat penjualan yang saling berhubungan. Setiap
perubahan dari struktur tersebut merupakan keputusan harga dan akan mengubah
17
pendapatan yang diperoleh. Peranan perusahaan dalam proses penetapan harga jual
barangnya sangat berbeda-beda, tergantung pada bentuk pasar yang dihadapinya
TR = Y . Py
Dimana
18
2.8 Analisis Rasio Penerimaan atas Biaya ( R/C Rasio
Menurut Harmoko dan Andoko (2005) dalam Marissa (2010) menyatakan bahwa
rasio penerimaan yang akan diperoleh dari setiap rupiah yang dikeluarkan dalam
produksi usaha. Dengan kata lain, analisis rasio atas biaya produksi dapat digunakan
untuk mengukur tingkat keuntungan relative kegiatan usaha. Artinya, dari angka rasio
penerimaan atas biaya tersebut dapat diketahui apakah usaha tersebut menguntungkan
atau tidak. Tingkat pendapatan dapat diukur dengan menggunakan analisis
penerimaan dan biaya ( R/C rasio analisys) yang didasaran pada perhitungan
finansial.
Analisis ini menunjukan besar penerimaan usaha yang diperoleh pengusaha untuk
setiap rupiah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan usaha. Usaha dikatakan layak,
jika R/C ratio bernilai lebih besar dari ( R/C > 1).
Rumus analisis rasio penerimaan atas biaya (R/C Rasio) secara sistematis
seperti berikut :
19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
20
Secara ringkas kerangka pemikiran dapat dilihat pada skema kerangka pemikiran di
bawah ini .
Usahatani Jagung
Pendapatan
R/C Ratio
Tidak Layak
Layak
21
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni 2022 sampai dengan selesai,
yang berlokasi di Kelurahan Oesao Kecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang.
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah petani jagung di Kelurahan
Oesao berjumlah 122 orang.Teknik penarikan sampel dalam penelitian ditentukan
menggunakan teknik Non probabilitysampling.Menurut Sugiyono (2017:84) Non
probabilitysamplingadalah tenik pengambilan sampel yang tidak memberikan
peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel.
Menurut Arikunto (2012:104) jika jumlah populasinya kurang dari 100 orang,
maka jumlah sampelnya diambil secara keseluruhan, tetapi jika populasinya lebih
besar dari 100 orang, maka bisa diambil 10-15% atau 20-25% dari jumlah
populasinya.
22
Berdasarkan definisi diatas maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah:
𝑛=𝑑×𝑁
𝑛 = 122 × 30%
𝑛 = 36,6
Keterangan:
n= Besaran sampel
N= Jumlah populasi
Metode pengumpulan data dibedakan atas data primer dan data sekunder.
Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara langsung dengan responden
melalui instrument yang digunakan adalah daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah
disiapkan sebelum melaksanakan penelitian.Data sekunder diperoleh dari literatur
ataupun dari data statistik daerah penelitian maupun dari instansi terkait. Data
sekunder ini diambil dari Kelurahan Oesao meliputi letak wilayah, letak geografis,
kepemilikan lahan, jumlah penduduk, sarana dan prasarana dan data lainnya sebagai
penunjang dalam penelitian ini
Definisi variabel menurut Yusuf (2014), dalam suatu penelitian perlu dilihat
secara tajam apakah variabel atau aspek yang dipilih sesuai dengan fungsinya
menurut rancangan yang cocok dengan masalah yang akan diteliti. Terdapat dua jenis
variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas merupakan variabel
yang dapat mempengaruhi, menjelaskan, menerangkan variabel yang lain yang
23
menyebabkan perubahan pada variabel terikat. Variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi atau diterangkan oleh variabel lain tetapi tidak dapat mempengaruhi
variabel lain.
1. Identitas responden meliputi nama, jenis Kelamin, yaitu dan umur petani jagung
di Kelurahan Oesao
2. Tingkat Pendidikan, yaitu status pendidikan terakhir yang pernah dijalani oleh
petani
5. Luas Lahan, yaitu luas lahan yang digunakan untuk usahatani jagung (are)
7. Tenaga kerja yaitu jumlah hari orang kerja pada usahatani jagung , mulai dari
persiapan lahan sampai pasca panen
11. Harga input atau factor produksi (benih, pupuk, pestisida) adalah hal yang
diperlukan secara teknis untuk memproduksi barang atau jasa
12. Biaya produksi adalah semua uang yang dikeluarkan dalam usahatani jagung
(Rp)
24
13. Produksi jagung yaitu produksi fisik yang dihasilkan dari usahatani jagung (Rp)
14. Harga produksi atau output, yaitu harga yang dihasilkan dari usahatani jagung
yang berlaku di masyarakat (Rp/Kg)
15. Penerimaan adalah nilai dari produksi hasil usahatani jagung yang diterima
petani (Rp)
16. Pendapatan adalah total penerimaan dikurangi total biaya produksi (Rp)
TC= TVC+TFC
Dimana:
π =TR – TC
Dimana :
25
TC = Total Cost (Total Biaya).
TR = Q . P
Dimana:
P = Price/harga (Rp/Kg)
Untuk menjawab tujuan kedua yaitu mengetahui kelayakan usahatani jagung dengan
menghitung Revenue Cost Ratio (RCR atau R/C) menggunakan rumus (Hernanto, F.
1996);
R/C = TR/TC
Dimana :
26
BAB IV
BT dan 9ᴼ.19' LS -10ᴼ.57' LS. Luas wilayah Kabupaten Kupang seluas 53.958,28
Km² yang terdiri dari wilayah daratan seluas 7.178,28 Km² dan wilayah laut
seluas 46.780 Km² dengan garis pantai ± 492,4 Km. Kabupaten Kupang
nama. Hingga saat ini hanya 5 pulau yaitu Pulau Timor, Pulau Sabu, Pulau Raijua,
Pulau semau, dan Pulau kera yang telah dihuni (BPS Kabupaten Kupang, 2020).
permukaan laut adalah 0 –500 meter, sebagian besar flora di Kabupaten Kupang
terdiri dari rumput, pohon lontar, pohon pinus, cendana dan gewang. Sedangkan
fauna terdiri dari kerbau, sapi, kuda, kambing, babi, domba, ular, dan unggas
Kabupaten Kupang hanya mengalami 2 musim yaitu musim kemarau dan musim
hujan. Secara umum pada bulan Juni –September, arus angin berasal dari
27
Australia dan tidak banyak mengandung uap air sehingga mengakibatkan musim
mengandung uap air yang berasal dari Asia dan Samudera pasifik sehingga terjadi
musim hujan. Rata-rata kelembaban udara di Kota Kupang tahun 2009 sebesar
76,5 %, tekanan udara1.010,42 milibar, dan rata-rata suhu udara diatas 27,260.
masih cukup rendah yakni rata-rata hanya 64 jiwa setiap kilometer persegi. Di antara
kecamatan terpadat dengan jumlah penduduk 475 jiwa/km2, disusul Taebenu, Kupang
Timur, Kupang Barat dan Sulamu dengan tingkat kepadatan penduduk diatas 100
Barat, dimana hanya terdapat 18 jiwa setiap km2 wilayahnya (BPS Kupang 2020).
besar lahan di Kabupaten Kupang adalah lahan kering dan hanya 3,46% yang
merupakan lahan sawah. Tanaman pangan yang diusahakan adalah padi sawah, padi
ladang, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, jagung. Hanya beberapa kecamatan
28
yang memiliki sumber air yang oleh masyarakat dimanfaatkan untuk mengairi lahan
bendungan Tilong dengan volume yang cukup besar sehingga petani diwilayah
sekitarnya dapat menanam padi dua bahkan ada yang tiga kali setahun. Jumlah
dari kota Kupang kearah Timur. Kecamatan Kupang Timur merupakan ibu Kota
Kabupaten Kupang. Luas daerah Kecamatan Kupang Timur 160.99 Km², Luas
Timur 32.585 jiwa dan kecamatan Kupang Timur memilki 4 Kelurahan dan 8
Desa. Batas wilayah Kecamatan Kupang Timur antara lain, Bagian Utara
Kelurahan Oesao. memiliki luas wilayah ± 4 KM2 dengan ketinggian tempat 0 hingga
150 m dpl. Topografi tanah di kelurahan ini datar dan didominasi oleh areal
persawahan. Jenis tanah di kelurahan ini adalah aluvial clay, bobonaro clay. Memilki
29
Mata pencaharian penduduk umumnya didominasi oleh petani, peternak,
sebagai kecil pagawai dan pedagang. Potensi sumber daya lahan terutama lahan
pertanian di kelurahan ini cukup luas. Kelurahan Oesao ini berbatasan langsung
dengan Desa Tuatuka di bagian selatan, sebelah barat berbatas dengan Desa Oefafi
Kelurahan Oesao secara umum memiliki dua musim yakni musim kemarau
berlangsung dari bulan awal akhir April hingga Akhir November sedangkan musim
hujan berlangsung pada bulan Desember sampai dengan bulan April. Berdasarkan
klasifikasi ilkim oleh Scmidt dan Ferguson, maka Kelurahan Oesao termasuk wilayah
tipe D. Musim kemarau yang relatif cukup panjang ini maka pola usahatani di
pada pola usaha tani yang dikembangkan serta penggunaan teknologi dalam
menunjang keberhasilan usahataninya. Rataan suhu udara di desa ini 290C hingga 37
0
C
pisang, tanaman buah-buahan, tanaman pelindung erosi dan tanaman umur panjang
lainnya.
30
4.2. Karakteristik Responden
responden yang dibagi menurut tingkat umur petani, tingkat pendidikan, jumlah
penguaasaan lahan.
terhadap pengambilan keputusan, seperti berapa besar usahatani yang akan dilakukan
ini berhubungan dengan kekuatan fisik petani ketika melakukan usahatani jagung
petani di daerah penelitian yang bekerja pada tingkat umur 25 sampai 40 tahun.
Diikuti dengan interval umur 41-60 tahun dengan persentase sebanyak 58,33%,
kemudian petani yang bekerja pada interval umur 61 sampai 75 tahun sebanyak
31
20,83%. Petani responden minimal bekerja pada umur 25 tahun dan maksimal 74
tahun.
Tingkat pendidikan memiliki hubungan terhadap kualitas sumber daya manusia yang
pembangunan suatu daerah, sehingga semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki
yang dimiliki petani responden di daerah penelitian adalah tidak sekolah, tidak tamat
SD, SD, SMP dan SMA dengan persentase tertinggi yaitu petani responden yang
memiliki tingkat pendidikan SD (6 tahun) yakni sebesar 64,86%. Diposisi yang kedua
yaitu petani responden yang memiliki tingkat pendidikan SMP dengan persentase
yakni sebesar 16,21%. Diikuti dengan petani responden yang memiliki tingkat
32
pendidikan SMA dengan persentase yakni sebesar 10,81% Kemudian diikuti oleh
petani responden yang tidak sekolah dengan persentase yakni sebesar 8,19%.
Jumlah anggota keluarga dapat memberikan dampak positif dan juga negatif
kegiatan usahatani, jika anggota keluarga sebagian besar berada pada umur produktif
berdampak negatif jika sebagian besar umur anggota keluarga berada pada umur tidak
produktif. Selain itu, petani perlu membagi waktu antara mengurusi keluarga dan
Data hasil survei menunjukan bahwa jumlah tanggungan keluarga dari petani
responden di daerah penelitian yang banyak berada pada kisaran 0 sampai 5 orang per
KK sebesar 67,56% petani dan sedikitnya berada pada kisaran 6 sampai 10 per KK
tahun yakni sebesar 32,43% petani. Besarnya jumlah tanggungan keluarga akan
penting dalam tenaga kerja bagi yang memiliki usia produktif untuk melaksanakan
usahatani tersebut.
33
4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan
Status kepemilikan lahan sangatlah penting untuk dikaji dalam penelitian ini.
petani.
Dari data diketahui bahwa persentase terbesar untuk status kepemilikan lahan
‘Milik Sendiri’ yaitu sebesar 83,8% petani. Sedangkan untuk persentase status
Analisis biaya dalam penelitian ini adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
petani, baik biaya yang dikeluarkan atau tidak dikeluarkan. Biaya tersebut terdiri dari
biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap yaitu biaya PBB (Pajak Bumi dan
Bangunan) dan penyusutan peralatan, biaya variabel terdiri dari biaya penggunaan
Biaya tetap dalam pendapatan petani meliputi biaya penyusutan peralatan yang
dihitung berdasarkan umur ekonomis dan PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) petani
hanya membayar pajak lahan sekali dalam setahun. Biaya PBB (Pajak Bumi dan
34
Bangunan) yakni biaya yang harus dikeluarkan oleh petani setiap 1 kali musim panen.
Sedangkan biaya penyusutan yaitu penyusutan dari biaya biaya peralatan yang
digunakan petani yang disesuaikan dengan nilai ekonomis masing masing peralatan.
Nilai penyusutan peralatan yang dikeluarkan petani dalam usahatani jagung dapat
Tabel 4.5. Nilai Penyusutan Alat (NPA) Petani Jagung di Kelurahan Oesao
menggunakan alat traktor dan mengeluarkan biaya sebesar Rp. 7.869.500 per tahun
dan biaya per musim tanam sebesar Rp.3.934.750, biaya skop sebesar Rp.
895.071/tahun dan Rp. 447.535 per musim tanam, biaya sprayer sebesar Rp. 935.000
dan Rp. 447.500 per musim tanam. Jadi total biaya penyusutan peralatan petani
jagung di Kelurahan Oesao sebesar Rp.9.856.794/tahun dan biaya per musim tanam
Tabel 4.6. Hasil Rekapitulasi Biaya penyusutan Alat Dan Pajak yang
dikeluarkan oleh Petani Jagung di Kelurahan Oesao
35
Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan bahwa Nilai Penyusutan Alat (NPA)
sebesar Rp. 4.928.397 per musim tanam sedangkan biaya pajak yang dibayar oleh
petani per musim tanam sebesar Rp. 1.825.950. Jadi, Total biaya tetap usaha tani
penelitian. Tujuan dari kegiatan usahatani jagung tidak lain adalah untuk memperoleh
pendapatan yang optimal sebagai hasil atas usaha yang telah dijalankan oleh para
petani.
Untuk menghitung pendapatan usahatani jagung pada lokasi penelitian, maka terlebih
dahulu perlu dihitung biaya usahatani dan biaya penerimaannya seperti yang
36
Tabel 4.7. Biaya Usahatani Jagung per Musim Tanam di Kelurahan Oesao
Kecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang
2 Penyusutan Alat
a) Traktor 7.869.500 3.934.750 106.334
2 Biaya Variabel
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.7, diketahui bahwa total biaya tetap dan
biaya variabel adalah Rp. 24.029.235 per musim tanam. Biaya tetap adalah biaya yang
relatif jumlahnya tetap dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh
banyak atau sedikit, yang termasuk biaya tetap adalah pajak lahan dan biaya
37
penyusutan alat. Pajak lahan sebesar Rp. 1.825.950 per musim tanam, biaya pajak
dibayar oleh petani yang memili lahan sendiri sedangkan petani penggarap hanya
memakai lahan yang sudah disediakan oleh pemilih lahan, sehingga petani
produksinya dibagi 2. Sedangkan biaya penyusutan alat berupa traktor, skop, karung
dan alat penyemprot (knapsack sprayer). Total Nilai Penyusutan Alat (NPA) sebesar
Biaya variabel pada usahatani jagung di daerah penelitian adalah biaya benih,
pupuk, pestisida dan tenaga kerja. Dimana dari tabel 4.7 diketahui bahwa total biaya
yang teridiri dari biaya benih, biaya pupuk, biaya pestisida, biaya karung, biaya
transportasi dan biaya tenaga kerja. Biaya pembelian benih per hektar/musim tanam
pembelian pupuk per hektar per musim tanam adalah sebesar Rp.397.000, biaya
pembelian pestisida per hektar per musim tanam adalah sebesar Rp. 2.195.750, biaya
karung sebesar Rp.79.500 per musim tanam, biaya transportasi sebesar Rp. 1.897.500
per musim tanam dan biaya tenaga kerja adalah sebesar Rp.11.970.125 per musim
tanam.
38
4.3.2. Penerimaan Usahatani Jagung Di Kelurahan Oesao
harga jual. Penerimaan atau pendapatan kotor dapat diartikan sebagai niali produksi
total dalam jangka waktu tertentu baik dipasarkan maupun tidak. Penerimaan
usahatani terdiri dari hasil penjualan produksi pertanian, produksi yang dikonsumsi
dan kenaikan nilai invertasi, penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi
yang diperoleh dengan harga juanya. Setelah mengetahui total biaya usahatani
jagung, perlu juga diketahui biaya penerimaan petani. Dimana, penerimaan petani
jagung diperoleh dari jumlah produksi jagung dikalikan dengan harga jual.
Dari tabel 4.8 dapat dijelaskan bahwa harga jual yang tetapkan oleh petani
jagung di daerah penelitian adalah Rp.5000 dengan total produksi jagung sebesar
Rp. 26.380 Kg. maka total penerimaan sebesar Rp. 131.900.000 per musim tanam
dengan rata-rata penerimaan yang diterima oleh petani responden sebesar Rp.
39
4.3.4. Pendapatan Usahatani Jagung Di Kelurahan Oesao
Dari tabel 4.8 dapat diketahui bahwa penerimaan yang diterima petani
sebesar Rp. 131.900.000 per musim tanam sedangkan total biaya produksi yang
digunakan dalam usahatani jagung sebesar Rp. 24.029.235 per musim tanam.
sehingga dari perhitungan selisih antara total penerimaan usahatani jagung dikurangi
total biaya produksi jagung, maka memperoleh pendapatan sebesar Rp. 107.870.765
per musim tanam dengan rata-rata pendapatan yang diterima petani sebesar Rp.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa penerimaan yang diterima petani
lebih besar dari pengeluaran atau total biaya yang dikeluarkan, hal ini berarti
penerimaan petani dapat menutup semua biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam
proses produksi usahatani jagung di Kelurahan Oesao dan usahatani jagung ini dapat
kegiatan usahatani jagung. Hasil pendapatan usahatani yang cukup besar ini dapat
jagung yang dilakukan termasuk kategori layak atau tidak. Apabila nilai R/C ratio >1
R/C ratio adalah penerimaan total usahatani jagung dibagi dengan seluruh
total usahatani dan menekan biaya total usahatani. Nilai R/C ratio yang semakin besar
40
akan memberikan keuntungan yang semakin besar juga kepada petani dalam
melakukan usahataninya.
𝟏𝟑𝟏.𝟗𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎
=
𝟐𝟒.𝟎𝟐𝟗.𝟐𝟑𝟓
= 5,4
Hasil perhitungan R/C ratio terhatap usahatani jagung diperoleh nilai 5,4
sebesar Rp.5.400.
Berdasarkan keriteria kelayakan usahatani jagung dengan perhitungan R/C >1 maka
41
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Pendapatan petani jagung per hektar adalah sebesar Rp. 131.900.000 per musim
tanam dengan rata-rata pendapatan yang diterima petani sebesar Rp. 2.915.426
2. Hasil perhitungan R/C ratio terhatap usahatani jagung diperoleh nilai 5,4 artinya
setiap pengeluaran Rp. 1000 maka petani akan mendapatkan penerimaan sebesar
Rp.5.400. Berdasarkan pada nilai ini menunjukan bahwa penerimaan lebih besar
Kelurahan Oesao berada pada posisi yang menguntungkan dan layak di jalankan.
5.2. Saran
maupun hama dan penyakit, sehingga dapat mengurangi risiko produksi jagung.
Serta memperhatikan penggunaan input lainnya (lahan, tenaga kerja, pupuk, dan
42
pengalaman berusahatani) yang dapat meningkatkan produksi dan pendapatan
2. Perlu adanya pelatihan dan penyuluhan terhadap petani yang difokuskan pada
pola usahatani lahan kering khususnya komoditi jagung dan juga peningkatan
43
DAFTAR PUSTAKA
Abd. Gaffar Tahir, Andi Faisal Suddin. 2017. Analisis Pendapatan Usahatani Jagung
pada Lahan Sawah dan Tegal (Studi Kasus di Kecamatan Ulaweng,
Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan).
Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Timur. 2020. Nusa Tenggara Timur Dalam
Angka.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kupang. 2020. Kabupaten Kupang Dalam Angka.
Christoporus dan Sulaeman.2009. Analisis Produksi dan Pemasaran Jagung di Desa
Labuan Toposo Kecamatan Tawaeli Kabupaten Donggala. J. Agroland. 16 (2)
: 141-147. (1/8/2013).
Giannakas et al, 2003 dalam Sukiyono, 2005). Analisis Pendapatan,Resiko dan Dan
Efisiensi Usahatani Bawang Merah di Kabupaten Bantul. Jurnal Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
44
Hidayatullah.Mosher , A. T. 1991. Menggerakan Pembangunan Pertanian : sayarat-
syarat Pokok Pembangunan dan Modernisasi. CV. Yasaguna. Jakarta .
Idani, Florent Rostrina. 2012. Analisis Pendapatan Usahatani dan Optimalisasi Pola
Tanam Sayuran di Kelompok Tani Pondok Menteng Desa Citapen di
Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor Jawa Barat (skripsi). Bogor. Institut
Pertanian Bogor.
Matilde Hoar Nahak, Simon Juan Kune, 2015. Analisis Pendapatan Usahatani Jagung
(Studi Kasus di Desa Bannae Kecamatan Insana Barat Kabupaten Timor
Tengah Utara).
Nasihah , Mia Fidyatun. 2014. Analisis Pendapatan usahatani Belimbing Pada Petani
Mitra di Depok Organik.(Skripsi). Jakarta. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.
Poetriyani.2011. Analisis Perbandingan Efisiensi Usahatani Padi Organik dengan
Anorganik di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.
(skripsi). Bogor, Institut Pertanian Bogor.
Simon Juan Kune. 2018. Analisis Pendapatan dan Keuntungan Relatif Usahatani
Jagung di Desa Bitefa Kecamatan Miomaffo Timur Kabupaten TTU.Jurnal.
Agribisnis Lahan Kering, Fakultas Pertanian, Universitas Timor. Timor
Tengah Selatan
45
Soekartawi.1995. Analisis Usaha Tani. Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
46
LAMPIRAN
Nomor Produksi Lahan Lahan Benih Pupuk Pestisida Tenaga Umur Pengalaman Tingkat Jumlah Tanggungan Status Kepemilikan Pekerjaan
Responden Total Jagung Kerja Berusahatani Pendidikan Keluarga Lahan Sampingan
(Kg) (Ha) (Kg) (Kg) (Ltr) (THN) (THN) (THN) (ORG) 1= milik sendiri 1= Memiliki PS
0= garap/sewa 0= Tidak Memiliki PS
47
Lampiran 2. PENERIMAAN DAN PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI KELURAHAN OESAO
No. RespHarga Produksi Luas Lahan Biaya Benih Biaya Pupuk Biaya Pestisida Biaya Tenaga Kerja TC TR Pendapatan
Jagung Jagung (Ha) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
(Rp/Kg) (Kg)
1 5000 950 0.8 0 62500 202500 675000 3940000 4750000 810000
2 5000 345 1 0 0 40000 349950 1389950 1725000 335050
3 5000 750 0.8 180000 75000 0 870100 1825100 3750000 1924900
4 5000 1200 1 0 125000 0 894950 5219950 6000000 780050
5 5000 600 1 0 25000 0 590000 1215000 3000000 1785000
6 5000 400 0.8 0 75000 124000 420150 1119150 1250000 130850
7 4500 350 0.5 110000 30000 62000 640150 1542150 1575000 32850
8 5000 760 0.5 0 0 280000 700000 1750000 3000000 1250000
9 5000 350 0.5 0 24000 120000 589900 1233900 1750000 516100
10 5000 850 0.5 0 125000 165000 860150 4150150 4250000 99850
11 5000 450 1 0 0 130000 870100 1000100 1500000 499900
12 5000 500 0.5 0 0 260000 795000 2239950 2500000 260050
13 5000 500 1 0 0 0 590050 1590050 1750000 159950
14 5000 650 1 0 0 0 705100 905100 1250000 344900
15 5000 1950 1.5 300000 0 250000 800000 9630050 9750000 119950
16 5000 350 0.4 0 0 0 550150 1550150 1750000 199850
17 5000 300 1 60000 15000 75000 490000 1099900 1500000 400100
18 5000 400 0.4 0 15000 60000 710100 1785100 2000000 214900
19 5000 550 0.5 0 0 70000 550000 2075150 2750000 674850
20 5000 600 0.5 130000 0 0 894900 2024900 3000000 975100
21 5000 500 1 0 0 0 439950 439950 1200000 760050
22 5000 425 1 70000 0 0 360100 1430100 2125000 694900
23 5000 650 0.5 150000 0 280000 439850 1469850 3250000 1780150
24 5000 1100 1 0 100000 390000 529900 1719900 5500000 3780100
25 5000 550 0.5 0 0 300000 340150 1640150 2750000 1109850
26 5000 450 1 55000 30000 0 755100 1340100 1750000 409900
27 5000 1000 1 200000 0 0 764850 2464850 5000000 2535150
28 4500 1800 1.5 0 0 350000 839950 2189950 8100000 5910050
29 5000 1250 1 15000 0 300000 559850 3874850 6250000 2375150
30 5000 950 1 0 0 280000 809850 2789850 4750000 1960150
31 5000 850 1.5 0 30000 0 785050 815050 1500000 684950
32 5000 450 0.4 0 62500 180000 680000 1922500 2250000 327500
33 5000 450 0.6 0 0 0 730100 2130100 2250000 119900
34 4500 1000 1 200000 0 248000 500000 2952950 4500000 1547050
35 5000 750 0.75 0 0 225000 539850 1964850 3750000 1785150
36 5000 550 0.5 0 0 0 629900 2629900 2750000 120100
37 5000 850 0.6 0 0 0 690050 3690050 4250000 559950
Jumlah 183500 26380 30.05 1470000 794000 4391500 23940250 24029235 131900000 107870765
Max 5000 1950 1.5 300000 125000 390000 894950 9630050 9750000 5910050
Min 4500 300 0.4 0 0 0 340150 439950 1200000 32850
Rata-rata 4959.459 712.973 0.812162162 39729.72973 21459.45946 118689.1892 647033.7838 273723 3565864 2915426
48
LAMPIRAN 3. BIAYA PRODUKSI USAHATANI JAGUNG DI KELURAHAN OESAO
No. Resp Biaya Benih Biaya Pupuk Biaya Pestisida Biaya Tenaga Kerja Biaya Pengangkutan Pajak Lahan Biaya Karung (Rp)
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
49
50
LAMPIRAN 5. Penyusutan Alat Skop Petani Jagung di Kelurahan Oesao
No Jumlah (Unit) Harga Baru (Rp) Nilai Sisa (15%) Lama Pemakaian (Thn) NPA (Rp)
1 3 80000 12000 3 24333
2 2 85000 12750 3 24083
3 4 85000 12750 3 24083
4 4 85000 12750 3 24083
5 3 80000 12000 3 24333
6 2 80000 12000 3 24333
7 2 80000 12000 3 24333
8 5 85000 12750 3 24083
9 3 85000 12750 3 24083
10 3 85000 12750 3 24083
11 4 85000 12750 3 24083
12 2 85000 12750 3 24083
13 2 80000 12000 3 24333
14 2 85000 12750 3 24083
15 3 80000 12000 3 24333
16 4 85000 12750 3 24083
17 1 85000 12000 3 24083
18 2 80000 12000 3 24333
19 2 85000 12750 3 24083
20 4 80000 12000 3 24333
21 3 85000 12750 3 24083
22 4 80000 12000 3 24333
23 4 85000 12750 3 24083
24 3 85000 12750 3 24083
25 3 80000 12000 3 24333
26 1 80000 12000 3 24333
27 3 80000 12000 3 24333
28 4 80000 12000 3 24333
29 3 85000 12750 3 24083
30 4 85000 12750 3 24083
31 2 85000 12750 3 24083
32 3 80000 12000 3 24333
33 3 80000 12000 3 24333
34 4 85000 12750 3 24083
35 3 85000 12750 3 24083
36 2 85000 12750 3 24083
37 4 80000 12000 3 24333
Jumlah 110 3065000 459000 111 895071
Rata-rata 2,98 82,837 12,405 4 24,191
51
LAMPIRAN 6. Penyusutan Alat Penyemprot (Sprayer) Petani Jagung di Kelurahan Oesao
No Jumlah (Unit) Harga Baru (Rp) Nilai Sisa (15%)Lama Pemakaian (Thn) NPA (Rp)
1 1 500000 75000 5 85000
2 1 500000 75000 5 85000
3
4 1 500000 75000 5 85000
5
6
7
8 1 500000 75000 5 85000
9
10
11
12
13 1 500000 75000 5 85000
14
15
16
17
18
19 1 500000 75000 5 85000
20
21
22 1 500000 75000 5 85000
23
24
25
26
27
28 1 500000 75000 5 85000
29
30
31
32
33
34 1 500000 75000 5 85000
35
36 1 500000 75000 5 85000
37 1 500000 75000 5 85000
Jumlah 11 5500000 825000 55 935000
Rata-rata 0,30 148648 22287 1,486 1785000
52