Anda di halaman 1dari 70

SKRIPSI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN FINANSIAL PADA


USAHATANI JAGUNG DI KELURAHAN OESAO KECAMATAN KUPANG
TIMUR KABUPATEN KUPANG

OLEH:

THOMAS KARDIANUS ALFREDO

1604020096

KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS NUSA CENDANA
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
KUPANG
2022
ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN FINANSIAL PADA
USAHATANI JAGUNG DI KELURAHAN OESAO KECAMATAN
KUPANG TIMUR KABUPATEN KUPANG

SKRIPSI

OLEH

THOMAS KARDIANUS ALFREDO

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana


Pertanian Pada Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana

KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS NUSA CENDANA
FAKULTAS PERTANIAN

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


KUPANG
2022

ii
LEMBARAN PERSETUJUAN SKRIPSI

JUDUL : ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN FINANSIAL


PADA USAHATANI JAGUNG DI KELURAHAN OESAO
KECAMATAN KUPANG TIMUR KABUPATEN KUPANG

NAMA : THOMAS KARDIANUS ALFREDO

NIM : 1604020096

JURUSAN : AGRIBISNIS

MINAT : MANAJEMEN AGRIBISNIS

Disetujui Oleh

Pembimbing I Pembimbimg II

Ir. Marthen R. Pellokila, MP,Ph.D Santhy Chamdra,SP,M.Si


NIP. 19650317 198903 1 002 NIDK. 8831080018

Dekan FakultasPertanian Koordinator Program Studi

Dr. Ir. Muhammad S.M. Nur,M.Si Ir. Marthen R. Pellokila, MP,Ph.D


NIP. 19650628 198803 1 001 NIP. 19650317 198903 1 002

iii
LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI

JUDUL : ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN


FINANSIAL PADA USAHATANI JAGUNG DI
KELURAHAN OESAO KECAMATAN KUPANG
TIMUR KABUPATEN KUPANG

NAMA : THOMAS KARDIANUS ALFREDO

NIM : 1604020096

PROGRAM STUDI : AGRIBISNIS

MINAT : MANAJEMEN AGRIBISNIS

Tim Penguji

1. Ir. Marthen Robinson Pellokila, MP,Ph.D 1.

2. Santhy Chamdra, SP,M.Si 2.

3. Dr. Ir. Damianus Adar, M.Ec 3.

MENYETUJUI

Dekan FakultasPertanian Koordinator Program Studi

Dr. Ir. Muhammad S.M. Nur,M.Si Ir. Marthen R. Pellokila, MP,Ph.D


NIP. 19650628 198803 1 001 NIP. 19650317 198903 1 002

iv
DEKLARASI

Dengan ini saya mendeklarasikan bahwa: “Skripsi ini ditulis berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan penulis sendiri , dan belum pernah diajukan oleh
siapapun dan dimanapun. Referensi dan informasi yang digunakan dalam Skripsi
ini telah diacu sesuai dengan syarat-syarat baku dan disebutkan dalam daftar
pustaka”.

Kupang, Desember 2022


Penulis

Thomas Kardianus Alfredo


NIM. 1604020096

v
MOTTO:

HIDUPKU SEPERTI SENIKU MENGGAMBAR TANPA PENGHAPUS

vi
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Lewe Kelurahan Nggalak Leleng


Kecamatan Lamba Leda Selatan Kabupaten Manggarai Timur
pada tanggal 06 Juni 1997dari pasangan Bapak Alfonsius Mei
dan Ibu Melsiana Pia, adalah anak pertama dari tiga bersaudara.
Pada tahun 2004 penulis masuk Sekolah Dasar Katolik Lewe
Kelurahan Nggalak Leleng Kecamatan Lamba Leda Selatan Kabupaten Manggarai
Timur dan tamat pada tahun 2010. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan studi
pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Poco Ranaka Desa Bangka Pau
Kecamatan Lamba Leda Selatan Kabupaten Manggarai Timur dan tamat pada tahun
2013. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan studi di Sekolah Menengah Atas
Negeri 1 Poco Ranaka di Kelurahan Mandosawu Kecamatan Lamba Leda Selatan
Kabupaten Manggarai Timur dan tamat pada tahun 2016. Pada tahun 2016 penulis
melanjutkan studi ke perguruan tinggi dan di terima menjadi mahasiswa pada
Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana Kupang melalui jalur SBMPTN.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala

Rahmat dan karunia serta bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini dengan baik. Penulis menyadari bahwa selama penyusunan

skripsi ini banyak mendapat bimbingan, dukungan dan motivasi dari berbagai pihak.

Untuk itu iringan doa dan ucapan terimakasih yang sebesarnya penulis sampaikan

kepada:

1. Bapak Ir. Marthen Robinson Pellokila, MP,Ph.D selaku Pembimbing Utama

yang membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini

dan selaku Koordinator program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Nusa Cendana.

2. Ibu Santhy Chamdra, SP,MSi selaku Dosen Pembimbing anggota yang telah

banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan dan

membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

3. Bapak Dr.Ir. Damianus Adar, M.Ec selaku Dosen Penguji yang juga banyak

memberi waktu dan arahan dalam penulisan skripsi ini.

4. Seluruh staf dan pegawai atas bantuan akademis yang diberikan kepada

Penulis.

viii
5. Orangtuaku ( Bapa, Mama) dan saudara-saudari tercinta.

6. Teman-teman Agribisnis 2016, serta semua pihak yang tidak dapat penulis

sebut satu persatu, yang telah membantu dan memberi dukungan kepada

penulis selama menjalani perkuliahan sampai penyusunan hasil penelitian ini

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan

semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi para

pembaca.

Kupang, 2022

Penulis

ix
ABSTRAK
ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN FINANSIAL PADA
USAHATANI JAGUNG DI KELURAHAN OESAO KECAMATAN KUPANG
TIMUR KABUPATEN KUPANG

Thomas Kardianus Alfredo, Marthen Robinson Pellokila*) dan Santhy


Chamdra**)
Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana
Penelitian ini telah dilakukan di Kelurahan Oesao Kecamatan Kupang Timur
Kabupaten Kupang, pada bulan Juli sampai Agustus 2022, yang melibatkan petani
dengan fokus usahatani jagung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
pendapatan dan kelayakan usahatani jagung di Kelurahan Oesao Kecamatan Kupang
Timur Kabupaten Kupang. Daerah penelitian ditentukan secara sengaja berdasarkan
pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan daerah penghasil jagung. Teknik
penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara non probability sampling.
sampel yang diambil sebanyak 37 responden dari 122 petani (30%) yang melakukan
usahatani jagung. Hasil analisis menunjukan bahwa rata-rata pendapatan yang terima
petani jagung di kelurahan Oesao dalam satu kali musim tanam adalah sebesar
Rp.131.900.000 dengan rata-rata pendapatan sebesar yang diterima petani sebesar
Rp.2.915.426 per musim tanam. Hasil perhitungan revenue of cost ratio terhadap
usahatani jagung diperoleh nilai sebesar 5,4. dengan demikian, usahatani jagung di
Kelurahan Oesao layak untuk diusahakan.
Kata Kunci: Pendapatan, Kelayakan, Usahatani, Jagung

*) Pembimbing I

**) Pembimbing II

x
ABSTRACT

INCOME ANALYSIS AND FINANCIAL FEASIBILITY IN OESAO SUB-

DISTRICT, KUPANG TIMUR DISTRICT, KUPANG DISTRICT

Thomas Kardianus Alfredo, Marthen Robinson Pellokila*) dan Santhy


Chamdra**)
Faculty of Agriculture, University of Nusa Cendana
This research was conducted in the Oesao Village, East Kupang District, Kupang
Regency, from July to August 2022, involving farmers with a focus on corn farming.
This study aims to determine the level of income and feasibility of corn farming in
Oesao Village, East Kupang District, Kupang Regency. The research area was
determined deliberately based on the consideration that the area is a corn-producing
area. The sampling technique in this study was carried out by non-probability
sampling. The samples taken were 37 respondents from 122 farmers (30%) who did
corn farming. The results of the analysis show that the average income received by
corn farmers in the Oesao sub-district in one planting season is IDR 131,900,000 with
an average income of IDR 2,915,426 per planting season. The results of calculating
the revenue of cost ratio for corn farming obtained a value of 5.4. Thus, corn farming
in Oesao Village is feasible.

Keywords: Income, Feasibility, Farming, Corn

*) Supervisor I

**) Supervisor II

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................................... iii

ABSTRAK..................................................................................................................... v

ABSTRACT .................................................................................................................. vi

DAFTAR ISI ................................................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ......................................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. x

BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 3

1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................. 3

1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 5

2.1 Penelitian Terdahulu ......................................................................................... 5

2.2 Deskripsi Tanaman Jagung ............................................................................... 8

2.3 Biaya Usahatani ............................................................................................... 11

2.4 Pendapatan Usahatani ....................................................................................... 16

2.5 Harga Jual ........................................................................................................ 17

2.6 Penerimaan Usahatani ...................................................................................... 18

2.7 Analisis Pendapatan Usahatani ......................................................................... 18

xii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................................... ..21

3.1 Kerangka Berpikir ............................................................................................ ..21

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................................... ..23

3.3 Metode Penentuan Lokasi Penelitian ................................................................ ..23

3.4 Metode Pengambilan Sampel ........................................................................... ..23

3.5 Metode Pengumpulan Data ............................................................................... ..24

3.6 Variabel dan Konsep Pengukuran ..................................................................... ..24

3.7 Metode Analisis Data ....................................................................................... ..26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................... 29

4.1. Gambaran Umum .......... ................................................................................... 29

4.1.1. GambaranUmum Daerah Penelitian ................................................................ 29

4.2. Karakteristik Responden ................................................................................... 33

4.2.1 Karakteristik Berdasarkan Umur ...................................................................... 33

4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............................. 34

4.2.3 karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga ............... 35

4.2.4 karakteristik Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan ..................... 36

4.3. Analisis Ekonomi Usahatani Jagung ............................................................. ... 37


4.3.1 Biaya Usahatani Di Kelurahan Oesao .......................................................... ... 37

4.3.2 Penerimaan usahatani Jagung Di Kelurahan Oesao ...................................... ... 41


4.3.3 Pendapatan Usahatani Jagung Di Kelurahan Oesao .......................................... 42

4.3.4. Analisis R/C Ratio ...... ................................................................................... 42

BAB V PENUTUP ...................... ................................................................................... 45

5.1. Kesimpulan ................... ................................................................................... 45

xiii
5.2. Saran ............................. ................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 46

LAMPIRAN .................................................................................................................. 48

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Skema Kerangka Berpikir .............................................................................. 22

xv
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Sebaran Responden Berdasarkan Umur di Kelurahan Oesao ........................... 32

Tabel 4.2 Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan Oesao...... 33

Tabel 4.3 Sebaran Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga di


Kelurahan Oesao ............................................................................................ 34

Tabel 4.4 Sebaran Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan di Kelurahan


Oesao ........................................................................................................... 35

Tabel 4.5. Nilai Penyusutan Alat (NPA) Petani Padi di Kelurahan Oesao .......................... 37

Tabel 4.6. Hasil Rekapitulasi Biaya penyusutan Alat Dan Pajak .. ................................ …38

Tabel 4.7. Biaya Usahatani Jagung per Hektar di Kelurahan Oesao Kecamatan
Kupang Timur Kabupaten Kupang ............................................................. …39

Tabel 4.8 Rata-rata Biaya Penerimaan, Pendapatan, R/C Ratio Usahatani Jagung di
Kelurahan Oesao .................................................................................... …41

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Biaya Usahatani Jagung Di Kelurahan Oesao ................................................ 49

Lampiran 2 Penerimaan dan Pendapatan Petani Jagung Di Keluragan Oesao ................... 50

Lampiran 3 Karakteristik Petani Responden Usahatani Jagung Di Kelurahan Oesao ........ 51

Lampiran 4 Nilai Penyusutan Alat Traktor ..................................................................... 52

Lampiran 5 Nilai Penyusutan Alat Skop........................................................................... 53

Lampiran 6 Nilai Penyusutan Alat Sprayer ....................................................................... 54

Lampiran 7 Nilai Penyusutan Alat Sabit .......................................................................... 55

xvii
xviii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jagung menjadi salah satu komoditas pertanian yang sangat penting dansaling
terkait dengan industri besar. Kondisi ini membuat budidaya jagung memiliki
prospek yang sangat menjanjikan, baik dari segi permintaan maupun harga
jualnya.Terlebih lagi setelah ditemukan benih jagung hibrida yang memiliki banyak
keunggulan dibandingkan dengan benih jagung biasa. Keunggulan tersebut antara
lain, masa panennya lebih cepat, lebih tahan serangan hama dan penyakit, serta
produktivitasnya lebih banyak (Warsana, 2007).

NTT merupakan salah satu daerah penghasil jagung di Indonesia. Pada tahun
2020 produksi jagung di NTT sebesar 725.024,30 ton (BPS RI, 2021). Oleh sebab itu
pemerintah menetapkan NTT sebagai lumbung pangan di Indonesia. Nusa Tenggara
Timur memiliki beberapa daerah potensial penghasil jagung seperti TTS, Sumba
Barat Daya, TTU, Malaka dan Kabupaten Kupang.

Kabupaten Kupang merupakan salah satu Kabupaten di Nusa Tenggara


Timur, dan merupakan salah satu kabupaten penghasil jagung jika dilihat dari jumlah
produksi jagung pada tahun 2020 yakni sebesar 42.689 ton. Dengan tingkat produksi
jagung tertinggi ke-lima setelah Kabupaten Timor Tenggah Selatan yakni sebesar
183.931 ton, Sumba Barat Daya sebesar 105.177 ton, Malaka sebesar 67.796 ton dan
Timur Tengah Utara sebesar 42.689 ton. (BPS NTT, 2021)

Kecamatan Kupang Timur merupakan salah satu kecamatan yang


memberikan kontribusi terhadap produksi jagung di Kabupaten Kupang. Tahun 2020
Kecamatan Kupang Timur menghasilkan produksi jagung sebesar 4.554 Ton dengan

1
total produktivitas jagung sebesar 40 ton/ha. Dengan luas panen 21.138,5 Ha (BPS
Kab. Kupang, 2021).

Kelurahan Oesao merupakan salah satu penghasil jagung yang paling diminati
oleh petani untuk ditanam. Banyak upaya yang telah dilakukan dalam rangka
meningkatkan produksi jagung baik melalui program intensifikasi maupun program
ekstensifikasi. Program gerakan mandiri jagung merupakan salah satu contoh upaya
untuk memacu produksi jagung. Program peningkatan produktivitas jagung
diharapkan tidak hanya mampu meningkatkan produksi tetapi dapat pula
meningkatkan pendapatan petani dan terwujudnya swasembada jagung.

Kelurahan Oesao memiliki potensi pada komoditas jagung sehingga


pengembangan usahatani tanaman ini perlu terus ditingkatkan, antara lain dengan
pemanfaatan sumber daya yang dimiliki agar usahatani menjadi lebih efisien. Saat ini
skala usaha tiap usahatani masih kecil dan belum terintegrasi, sehingga diperlukan
berbagai upaya agar usahatani jagung dapat mencapai economic of scale.
Sebagaimana kita ketahui bahwa sektor pertanian sangat diandalkan sebagai salah
satu tumpuan dalam meningkatkan perekonomian Masyarakat, hal ini disebabkan
karena sektor pertanian memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam
penyediaan bahan pangan pokok dan kesempatan kerja, selain itu juga menjadi
penarik bagi pertumbuhan hulu dan pendorong pertumbuhan industri hilir, yang
kontribusinya pada pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat khususnya di Kelurahan
Oesao Kabupaten Kupang.

Sebagai salah satu daerah pengembangan jagung di Nusa Tenggara Timur


dengan luas panen di tahun 2020 sebesar 1.947 Ha dan rata-rata produksi sebesar 3
ton/ha, dengan demikian produktivitas yang diperoleh adalah 1,540 ton/ha. (BPS,
NTT, 2021). Petani jagung di Kelurahan Oesao Kecamatan Kupang Timur
Kabupaten Kupang dalam menjalankan usahataninya belum mengetahui besarnya
biaya secara terperinci. Dalam menghitung biaya usahatani jagung hanya berdasarkan
nilai uang yang di keluarkan dan diterima saja, sehingga dengan demikian tidak dapat

2
diketahui secara pasti berapa besarnya pendapatan yang mereka terima dari usahatani
yang dijalankan tersebut. Dari data yang ada belum ada hasil penelitian yang dapat
memberikan informasi tentang besarnya bianya ataupun pendapatan petani jagung di
Kelurahan Oesao. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui
pendapatan para petani jagung di daerah tersebut.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian


dengan judul “Analisi Pendapatan Usahatani Jagung di Kelurahan Oesao Kecamatan
Kupang Timur Kabupaten Kupang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Berapa besar pendapatan usahatani jagung di Kelurahan Oesao Kecamatan


Kupang Timur Kabupaten Kupang pada tahun 2021?

2. Apakah usahatani jagung di Kelurahan Oesao Kecamatan Kupang Timur


Kabupaten Kupang secara ekonomis layak diusakan pada tahun 2021?

1.3 Tujuan

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan dari


penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui tingkat pendapatan petani pada usahatani jagung di


Kelurahan Oesao Kecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang tahun 2021.

2. Untuk mengetahui kelayakan usahatani jagung secara di Kelurahan Oesao


Kecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang tahun 2021.

3
1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini yaitu:

1. Pemerintah, sebagai pertimbangan bagi pemerintah khususnya Departemen


Pertanian dalam rangka peningkatan pembangunan pertanian.
2. Peneliti, penelitian ini merupakan suatu tahapan belajar yang harus
ditempuh sehingga memperoleh pengetahuan yang bermanfaat untuk
menambah wawasan dan merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana.
3. Petani, sebagai sumber informasi bagi petani untuk mengembangkan
pertanian yang lebih luas.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rujukan penelitian terdahulu

Adar D, Telnoni dan Gela, (2021), meneliti tentang Analisis Pendapatan Jambu
Mete di Desa Kila Kecamatan Aimere Kabupaten Ngada. Dari hasil penelitian
diperoleh total pendapatan sebesar Rp. 112.417.668 dengan rata-rata pendapatan
sebesar Rp.2.007.458. Sedangkan nilai R/C Ratio yang diperoleh adalah 5,65 yang
berarti setiap 1 rupiah yang dikeluarkan berarti memperoleh penerimaan sebesar
Rp.5,6. Oleh karena R/C lebih besar dari 1 maka disimpulkan bahwa ushatani jambu
mete secara ekonomi menguntungkan bagi petani di daerah penelitian.

Karbaju, (2017) meneliti tentang Analisis Usahatani Jagung pada Kelompok Tani
Oelbubuk Di Desa Oelolo Kecamatan Musu Kabupaten Timor Tengah Utara. Dari
hasil penelitian diperoleh jumlah produksi pada musim panen tahun 2016 berkisar
antara 195-290 kg dengan total keseluruhan produksi usahatani jagung sebesar 4.648
kg. total produksi yang dijual sebesar 3.448 kg dengan harga jual Rp. 3.500/kg. total
penerimaan kelompok tani Oelbubuk sebesar Rp. 12.068.000, dengan rata-rata Rp.
5.732,500 per anggota. Pendapatan total sebesar Rp. 5.732.000 dengan rata-rata
pendapatan masing-masing anggota sebesar Rp.286.626 per musim tanam.

Tahir dan Suddin, (2017) meneliti tentang Analisis Pendapatan Usahatani


Jagung pada Lahan Sawah dan Tegal (Studi Kasus di Kecamatan Ulaweng,
Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan).Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat
pendapatan petani dari usahatani jagung, baik yang di lahan sawah maupun di lahan
tegalan.Penelitian dilakukan di Kecamatan Ulaweng, Kabupaten Bone, Sulawesi
Selatan mulai Oktober sampai Desember 2016.Penentuan responden dilakukan secara
acak sederhana sebanyak 64 orang petani dari populasi petani jagung sebanyak 186
orang.Responden dibagi menjadi dua kategori yaitu petani lahan sawah dan tegalan

5
yang masing-masing berjumlah 32 orang.Data terdiri dari data primer dan sekunder
yang dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif.Analisis kualitatif digunakan untuk
mengetahui kegiatan yang berkaitan dengan usahatani jagung diuraikan secara
deskriptif.Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan analisis fungsi
produksi dan efisiensi penggunaan faktor produksi, analisis pendapatan usahatani dan
analisis imbangan penerimaan dan biaya (R/C ratio analysis).Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pendapatan usahatani jagung di lahan sawah relatif lebih besar
dibandingkan lahan tegalan.Analisis rasio R/C, usahatani jagung lahan sawah
maupun lahan tegalan menguntungkan (rasio R/C > 1).Namun demikian, rasio R/C
lahan tegalan lebih tinggi dibandingkan rasio R/C lahan sawah.

Nahak dan Kune, (2015).Meneliti tentang Analisis Pendapatan Usahatani


Jagung (Studi Kasus di Desa Bannae Kecamatan Insana Barat Kabupaten Timor
Tengah Utara). Hasil penelitian menunjukkan biaya yang dikeluarkan selama
berusahatani jagung selama satu musim tanam ada dua jenis biaya yaitu biaya
variabel dan biaya tetap dengan total biaya sebesar Rp17.236.516,00 dengan rata-rata
biaya sebesar Rp430.913,00 sedangkan total penerimaan yang diperoleh petani
jagung Rp63.190.000,00 dengan rata-rata penerimaan sebesar Rp1.579.750,00
sehingga total pendapatan petani jagung sebesar Rp45.953.483,00 dengan rata-rata
pendapatan sebesar Rp1.148.837,00. Keuntungan relatif yang diperoleh petani rata-
rata 3,61 dan dapat dikatakan bahwa kegiatan usahatani jagung menguntungkan
secara ekonomis dan setiap pengeluaran satu rupiah dapat memberikan rata-rata
keuntungan sebesar 3,61.

Suwarta dkk, (2011).Meneliti tentang Analisis Fungsi Produktivitas dan


Fungsi Pendapatan Usahatani Jagung Arjuna (Studi Kasus di Desa Mulyoagung
Kecamatan Dau Kabupaten Malang). Tujuan penelitian ini adalah untuk: a.
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas usahatani jagung Arjuna,
b. mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani jagung
Arjuna. Lokasi penelitian di desa Mulyo Agung, Kecamatan Dau, Kabupaten
Malang.Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan

6
bahwa daerah tersebut termasuk salah satu penghasil jagung Arjuna di Malang. Jenis
data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Alat analisis menggunaan
model regeresi liniar berganda dalam bentuk natural. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa: 1. Pupuk urea berpengaruh positif terhadap produktivitas usahatani jagung
Arjuna. Sementara itu variabel lain, yaitu bibit, pestisida, jumlah tenaga kerja dan
luas lahan, tidak berpengaruh terhadap produktivitas usahatani jagung arjuna. 2.
Pendapatan usahatani jagung Arjuna dipengaruhi secara negatif oleh upah tenaga
kerja dan pajak. Sementara itu, pendapatan usahatani jagung Arjuna dipengaruhi
secara positif oleh umur petani.

Kune, (2018) meneliti tentang Analisis Pendapatan dan Keuntungan Relatif


Usahatani Jagung di Desa Bitefa Kecamatan Miomaffo Timur Kabupaten TTU. Dari
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa total pendapatan usahatani jagung di Desa
Bitefa adalah Rp 623.145.000 dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp 13.546.630.43
/ musim tanam. Dengan total luas lahan 3.513 are dan rata-rata luas lahan 76,37 are.
Sedangkan Rata-rata Keuntungan relatif dalam kegiatan usahatani jagung yang
diperoleh petani sebesar 25,83 artinya kegiatan usahatani jagung menguntungkan
secara ekonomis karena hasil perhitungannya lebih besar dari 1 (25,83 ≥1).

Tangkesalu (2021) meneliti tentang Analisis Pendapatan Usahatani Jagung di


Desa Labuan Toposo Kecamatan Labuan Kabupaten Donggala. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar pendapatan usahatani jagung di
Desa Labuan Toposo Kecamatan Labuan kabupaten Donggala, dan Untuk
mengetahui kelayakan usahatani Jagung di Desa Labuan Toposo Kecamatan Labuan
Kabupaten Donggala. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja, Penentuan
responden dipilih dengan teknik pengambilan sampel secara Simpel Random
Sampling Jumlah petani sampel yang diambil distratakan berdasarkan petani jagung
sebanyak 30 responden dari populasi petani sebesar 98 petani jagung. Alat analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis pendapatan usahatani dan
Analisis Kelayakan R/C Ratio. Hasil penelitian ini adalah rata-rata/ha pendapatan
yang diterima oleh petani jagung selama satu kali musim tanam adalah sebesar

7
Rp.4.059.531,47/0,66Ha/MT atau Rp.6.166.376,91/Ha/MT. Hasil analisis kelayakan
R/C Ratio usahatani jagung di Desa Labuan Toposo sebesar 1,86 dimana usahatani
jagung di Desa Labuan Toposo layak untuk di usahakan. Artinya bahwa dengan
pengeluaran sebesar Rp.1 akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 1,86.

2.2 Tanaman Jagung

Jagung sebagai salah satu komoditas pertanian penghasil utama karbohidrat


sudah tidak asing lagi bagi masyara kat dunia.Komoditas ini merupakan bahan
pangan beras.Didaerah pedesaan yang sangat miskin, jagung biasa dijadikan bahan
pangan (makanan) sehari-hari sebagai penganti beras (nasi).Bahkan di beberapa
daerah di Indonesia, jagung dijadikan bahan makanan pokok.Sehingga sebagai
sumber utama karbohidrat memiliki peranan yang penting sebagai cadangan pangan
apabila produksi beras menurun sangat praktis dan tidak mencukupi kebutuhan
masyarakat (Bambang, 2007).

Jagung merupakan tanaman biji-bijian (serealla) dan tergolong tanaman


semusim (berumur pendek).Tanaman jagung hanya satu kali berproduksi, setelah itu
tanaman mati.Tanaman jagung tumbuh tegak dengan ketinggian 1 – 3 m, tergantung
pada varietasnya.Dan, tanaman tidak bercabang.Tanaman ini berasal dari
Amerika.(Bambang, 2007).

Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi untuk pertumbuhan jagung


secara optimal antara lain sebagai berikut :

1. Menghendaki penyinaran matahari yang penuh.

2. Menghendaki suhu optimal 21-34°C.

3. Menghendaki tanah gembur, subur, memerlukan aerasi dan drainase yang


baik dengan pH 5,6 –7,2.

4. Membutuhkan air yang cukup terutama pada saat awal pertumbuhannya.

8
Deskripsi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays L.) digolongkan ke dalam
jenis tanaman palawija (tanaman pangan).Tanaman jagung ini membentukbuah
(tongkol) yang dipenuhi biji.Secara morfologi.
Berikut ini merupakan deksripsi singkat tentang Jagung (Zea mays L) :

Kingdom : Planteae
Divisio : Spermatophyta

Sub Divisio :Angiospermae


Classis : Monocotyledonae
Ordo : Graminales
Familia : Graminaeae
Genus : Zea
Species : Zea mays L

(Rahmat Rukmana, 1997)

Jagung merupakan tanaman serealia yang paling produktif di dunia, sesuai


ditanam di wilayah bersuhu tinggi dan pematangan tongkol ditentukan oleh
akumulasi panas yang diperoleh tanaman.Luas pertanaman jagung di dunia
mencapai lebih dari 100 juta ha, menyebar di 70 negara termasuk 53 negara
berkembang. Penyebaran tanaman jagung sangat luas karena mampu beradaptasi
dengan baik pada berbagai lingkungan (Dowswell,1996)

Tanaman jagung dapat tumbuh di daerah yang beriklim panas dan di daerah
yang beriklim sedang.Jagung tumbuh baik pada temperatur 23º sampai 27ºC.Suhu
minimum yang dapat menghambat pertumbuhan jagung adalah 3ºC dan suhu
maksimum 45ºC.

9
Menurut Bahtiar et al., (2010), Berdasarkan tipe biji, jagung dapat dibedakan
atas:

1. Jagung gigi kuda (dent corn), biji berbentuk gigi dan berlekuk.

2. Jagung mutiara (flint corn), biji seperti mutiara, gembung dan keras.

3. Jagung bertepung (floury corn), endosperm diliputi pati dan sangat lunak.

4. Jagung berondong (pop corn), biji sangat kecil dan keras, bila dipanaskan
menjadi “berondong” (popping).

5. Jagung manis (sweet corn), kulit tipis, kandungan gula tinggi, pati sedikit
dan saat kering biji berlekuk.

6. Jagung pulut (waxy corn), endosperm lunak, amilopektin tinggi >80%.

7. Jagung polong (pod corn), tiap butir diselimuti oleh kelobot.

Berdasarkan penggunaannya, jagung dapat dibagi menjadi dua golongan


yaitu: 1. Grain corn, atau jagung yang dipanen tua dan bijinya dikeringkan untuk
selanjutnya diproses menjadi pakan ternak, minyak goreng, ethanol, dan bahan
industri lain. 2. Green corn, atau jagung muda, dipanen untuk langsung dikonsumsi,
seperti jagung manis, jagung pulut, baby corn untuk sayur, dan jagung lain yang
dipanen sebelum biji kering.

Varietas unggul mempunyai sifat: berproduksi tinggi, umur pendek, tahan


serangan penyakit utama dan sifat-sifat lain yang menguntungkan. Varietas unggul ini
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: jagung hibrida dan varietas jagung bersari bebas
(nonhibrida).

1. Jagung Hibrida

Penggunaan jagung hibrida merupakan salah satu breakthrough dalam


keberhasilan the green revolution (revolusi hijau). Produksi jagung di Amerika
Serikat sebelum menggunakan jagung hibrida yaitu antara tahun 1860 - 1940 dapat

10
dikatakan konstan yaitu berkisar 1,5 ton pipilan kering per hektar. Sejak tahun 1940
ketika jagung hibrida mulai banyak ditanam, produksi rata - rata naik dengan cepat
dan mencapai lima ton per hektar pada tahun 1970. Sejarah perkembangan jagung
hibrida pada awal perintisannya kurang mendapat tanggapan karena tanaman inbreed
tumbuh kecil dan berproduksi rendah sehingga benih hybrid single cross (hibrida
silang tunggal) sangat mahal. Petani harus membeli benih baru jika ingin menanam
jagung hibrida kembali.Jagung hibrida unggul memberikan hasil panen yang lebih
besar daripada jagung varietas bersari bebas (Wisnu, 2016).

2. Jagung Non Hibrida

Menurut Bahtiar et al., (2010), Jagung bersari bebas adalah varietas yang
benihnya dapat digunakan secara terus-menerus. Benih yang tergolong bersari bebas
berasal dari tongkol tanaman yang sesuai dengan varietas yang bersangkutan.Benih
varietas bersari bebas masih sering diusahakan oleh petani untuk keperluan
sendiri.Secara umum varietas bersari bebas dibagi dua golongan yaitu varietas
sintetik dan varietas komposit.Benih varietas komposit berasal dari campuran
sejumlah plasma nutfah yang telah mengalami perkawinan acak, sementara benih
varietas sintetik berasal dari campuran dua atau lebih galur perkawinan
sendiri.Keberhasilan pembentukan dan perbaikan varietas bersari bebas saat ini
tertuju pada sifat hasil tinggi, umur, warna dan tipe biji, tertutupnya tongkol, serta
interaksi genotipe dan lingkungan.Pembentukan varietas bersari bebas mulai
diarahkan pada sifat toleransi terhadap pH rendah dan kekeringan, sedangkan
toleransi terhadap penyakit masih dititik beratkan kepada penyakit bulai, karat, busuk
tongkol dan bercak daun.

2.3 Biaya Usahatani

Menurut Sadono Sukirno (2006) biaya produksi adalah semua pengeluaran


yang dilakukan oleh petani untuk memperoleh faktor–faktor produksi dan bahan–
bahan mentah yang akan untuk menciptakan barang–barang yang diproduksikan
petani tersebut.

11
Menurut Suherman Rosyidi dalam buku Pendekatan Kepada Teori Ekonomi
Mikro dan Makro (2009) biaya produksi adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh
petani untuk dapat menghasilkan output, seorang petani yang ingin melakukan
produksi tentu harus terlebih menyediakan faktor–faktor produksi itu.

Menurut Hernanto (1995) ada empat unsur pokok dalam usahatani atau
dikenal dengan faktor-faktor produksi dalam usahatani yaitu:

1. Lahan/Tanah

Proses-proses fisik, kimiawi dan biologis di dalam tanah sangat dipengaruhi


oleh iklim kehidupan tanaman dan hewan serta aktifitas manusia. Petani harus
menyadari bagaimana proses-proses ini dipengaruhi dan bias dimanipulasi guna
membudidayakan tanaman sehat dan produktif. Petani harus menciptakan dan atau
mempertahankan kondisi-kondisi tanah sebagai berikut; ketersediaan air, udara dan
unsur hara tepat waktu dalam jumlah seimbang dan mencukupi, struktur tanah yang
meningkatkan pertumbuhan akar, pertukaran unsur – unsur gas, ketersediaan air dan
kapasitas penyimpanan, suhu tanah yang meningkatkan kehidupan tanah dan
pertumbuhan tanaman serta tidak adanya unsur-unsur toksis (Suratiyah, 2002).

Lahan pertanian menjadi perbincangan dunia, karena terjadinya proses


dehumanisasi dalam sistem produksi pertanian feodalistik, karena terjadi ketika para
petani tidak berlahan menjadi penggarap tanah para tuan tanah ataupun pemilik tanah.
Para petani yang menumpang itu lama-kelamaan berubah menjadi petani gurem yang
selain bertani pada ladang terbatas, juga bekerja pada tuan tanah. Ketika sistem
kapitalisme diperkenalkan di dunia pertanian, hubungan feodal berubah menjadi
hubungan buruh-majikan dan lahirlah buruh tani yang jumlahnya sangat banyak
seperti di Indonesia. Tuntutan reformasi agraria terhenti dengan adanya program
revolusi hijau, tidak ada lagi sistem rembug desa atau gotong royong untuk
menentukan komoditas apa yang akan ditanam. Sehingga semakin punahnya benih
padi lokal, yang sejak lama menjadi fundamen bagi petani untuk mengontrol
kehidupan pertaniannya. Hak-hak petani laki-laki maupun perempuan menghilang

12
seiring hilangnya kegiatan pemeliharaan, perbaikan, dan penyediaan sumber daya
genetik tanaman (Suratiyah, 2002)

Luas Lahan dipandang dari sudut efisiensi, semakin luas lahan yang diusahan
maka semakin tinggi produk dan pendapatan persatuan luasnya. Pengukuran luas
usahatani dapat diukur dengan berdasarkan hal-hal sebagai berikut:

• Luas total adalah jumlah seluruh tanah yang ada dalam usahatani termasuk
sawah, tegal, pekarangan saluran, dan sebagainya

• Luas lahan pertanaman adalah jumlah seluruh tanah yang dapat


ditanami/diusahakan. Dipandang dari sudut efisiensi, semakin luas lahan yang
diusahakan maka semakin tinggi produksi dan pendapatan persatuan dan
luasnya.

• Luas tanah adalah jumlah luas tanaman yang ada pada suatu saat.

2. Tenaga kerja

Tenaga kerja menjadi pelaku usahatani diperlukan dalam menyelesaikan berbagai


macam kegiatan produksi.Tenaga kerja dalam usahatani dibedakan kedalam tiga jenis
yaitu, tenaga kerja manusia, tenaga kerja ternak, dan tenaga kerja mekanik. Tenaga
kerja manusia dibedakan menjadi tenaga kerja pria, wanita dan anak-anak yang
dipengaruhi umur, pendidikan, keterampilan, pengalaman, tingkat kesehatan,dan
kondisi lainnya.oleh karena itu, dalam praktiknya digunakan satuan ukuran yang
umum untuk mengatur tenaga kerja yaitu jumlah jam dan hari kerja total. Besar
kecilnya upah tenaga kerja ditentukan oleh mekanisme pasar, jenis kelamin ,kualitas
dan umur. Tenaga kerja ternak digunakan untuk pengelolahan tanah. Begitu pula
dengan tenaga kerja mekanik yang digunakan untuk pengolahan lahan, penanaman,
pengendalian hama dan pemanenan.

13
3. Modal

Modal adalah faktor produksi dalam usahatani setelah lahan dan tenaga kerja.
Modal merupakan barang atau uang yang secara bersama-sama dengan faktor
produksi lain dan tenaga kerja serta manajemen menghasilkan barang-barang baru
yaitu produk pertanian. Penggunaan modal untuk membantu meningkatkan
produktivitas baik lahan maupun tenaga kerja guna meningktkan pendapatan dan
kekayaan petani.Modal dalam suatu usaha tani untuk membeli sarana produksi serta
pengeluaran selama usahatani berlansung. Sumber modal diperoleh dari milik sendiri,
pinjaman atau kredit (kredit formal, non-formal dan lainlain), warisan, usaha lain atau
kontrak sewa.

4. Pengelolaan usahatani

Pengelolaan usahatani adalah kemampuan petani untuk menentukan,


mengorganisir dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi dengan sebaik-baiknya
sehingga mampu memberikan produksi pertanian sedemikian rupa sebagaimana yang
diharapkan.Untuk dapat menjadi pengelola yang berhasil, maka pemahaman
mengenai prinsip teknis maupun ekonomis harus dikuasai oleh pengelola.
Kemampuan dalam mengelola usahatani yang baik dan menjadikan setiap keputusan
baik teknis maupun ekonomis akan memberikan resiko sekecil mungkin bagi
usahanya dan memberikan keuntungan yang maksimum.

5. Biaya Produksi Usahatani

Fuad, dkk (2000) mendefinisikan tentang biaya adalah satuan nilai yang
dikorbankan dalam suatu proses produksi untuk mencapai suatu hasil produksi.
Beban arus barang dan jasa yang dibebankan kepada pendapatan (benefit) untuk
menentukan laba(income),atau harga perolehan yang dikorbankan dalam rangka
memperoleh penghasilan dan dipakai sebagai pengurang penghasilan yang disebut
beban (expense), sedangkan nilai uang dari alat-alat produksi yang dikorbankan
disebut harga pokok. Menurut Mulyadi 2000, (dalam Nasihah, 2014) biaya produksi

14
adalah biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi
yang siap untuk dijual. Sedangkan menurut Hansen dan Mowen (2004, dalam nasihah
2014) menjelaskan bahwa biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan
pembuatan barang dan penyediaan jasa.

Menurut Mubyarto ( (2014) biaya produksi dapat dibagi menjadi dua yaitu
biaya-biaya berupa uang tunai misalnya upah kerja untuk biaya persiapan atau
penggarapan tanah, termasuk upah ternak, biaya untuk membeli pupuk, pestisida dan
lain-lain. Biaya panen, bagi hasil, sumbangan dan mungkin juga pajak-pajak
dibayarkan dalam bentuk in-natura.Besar kecilnya bagian biaya produksi yang berupa
uang tunai ini sangat mempengaruhi pengembangan usaha tani. Menurut Blocher
(2007) biaya variabel (variabel cost) adalah perubahan pada biaya total yang
dihubungkan dengan tiap perubahan pada jumlah (volume) output. Contoh yang
lazim dari biaya variabel adalah biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Sebaliknya, biaya tetap (fixed cost) adalah bagian dari biaya total yang tidak berubah
meskipun jumlah penggerak biaya berubah dalam rentan yang relevan. Penentuan
apakah suatu biaya merupakan biaya variabel tergantung pada sifat dari objek
biaya.dalam perusahaan manufaktur, objek biaya biasanya berupa produk.Tetapi
dalam perusahaan jasa, objek biaya seringkali sulit untuk didefinisikan karena jasa
bersifat kualitatifmaupun kuantitatif.Kadang-kadang dikatakan semua biaya adalah
variabel pada jangka waktu. Biaya variabel adalah biaya dimana biaya total berubah
seiring dengan perubahan jumlah output.biaya tetap dihubungkan dengan suatu
periode waktu dan bukan jumlah output, dan diasumsikan biaya tetap tidak akan
berubah selama periode waktu yang pada umumnya 1 tahun.

Rumus biaya produksi adalah sebagai berikut :

TC = FC+VC

Dimana :

TC = Total cost / biaya total

15
FC = Fixed cost / biaya tetap

VC = Variable cost / biaya variabel

2.4. Pendapatan Usahatani

Menurut Suratiyah (2009) pendapatan usahatani adalah pendekatan nominal


tanpa memperhitungkan nilai uang menurut waktu (time value money) tetapi yang
dipakai adalah harga yang berlaku, sehingga dapat lansung dihitung jumlah
pengeluaran dan jumlah penerimaan dalam suatu periode proses produksi.
Perhitungan biaya dan pendapatan dalam suatu usahatani dapat dilakukan melalui
pendekatan (nominal approach). Menurut Soekartawi (2003) total pendapatan di
peroleh dari total penerimaan dikurangi dengan total biaya dalam suatu proses
produksi. Sedangkan total penerimaan diperoleh dari produksi fisik dikalikan dengan
harga produksi. Menurut hermanto (1995) faktor-faktor yang mempengaruhi
pendapatan usahatani meliputi luas usaha di mana ukuran-ukuran untuk untuk usaha
yang penting adalah pendapatan total usaha tani yang menunjukan ukuran ekonomi
usaha tani. Tingkat produksi dimana ukuran tingkat produksi dapat berupa
produktivitas per hektar dan indeks pertanaman. Pilihan dan kombinasi cabang usaha
dan intensitas pengusahaan dan pertanaman yang ditunjukan oleh jumlah tenaga
kerja dan total biaya usahatani.

Pendapatan Usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya.


Usahatani juga menerapkan hal tersebut. Besar kecilnya pendapatan usahatani dapat
digunakan untuk melihat keberhasilan kegiatan usahatani yang dilakukan.

Untuk memperhitungkan pendapatan usahatani diperlukan informasi mengenai


keadaan penerimaan dan pengeluaran yang diperhitungkan dalam jangka waktu yang
ditetapkan .

Penerimaan usahatani adalah nilai produksi yang diperoleh dalam jangka waktu
tertentu dan merupakan hasil perkalian antara jumlah produksi total dengan harga
satuan dari hasil produksi tersebut. Sementara itu, biaya atau pengeluaran usahatani

16
adalah nilai penggunaan faktor-faktor produksi dalam melakukan proses produksi
usahatani (Soekartawi, 2006). Penerimaan usahatani adalah perkalian antar produk
dengan harga jual.

Menurut Soekartiwi (1994) dalam proses produksi pertanian, luas lahan


pertanian, tenaga kerja, produksi dan sarana produksi berperan dalam mempengaruhi
tingkat pendapatan. Adapun faktor-faktor sosial ekonomi lainnya seperti tingkat
pendidikan, umur, jumlah tanggungan dan pengalaman bertani berperan dalam
mempengaruhi tingkat pendapatan petani. Sedangkan menurut Suratiyah (2009)
faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usaha tani meliputi faktor internal dan
faktor eksternal.Faktor internal terdiri dari segi umur, pendidikan dan modal. Faktor
eksternal terdiri dari segi faktor produksi (input) dan segi produksi (output). Rumus
pendapatan adalah sebagai berikut :

𝜋=TR-TC

Dimana :

n = Pendapatan

TR = Penerimaan

TC= Biaya Total Produksi

2.5. Harga Jual

Menurut Kotler (2014) harga jual dalam arti sempit merupakan jumlah uang
yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa. Dalam arti luas, harga jual adalah
jumlah dari nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat memiliki atau
menggunakan produk atau jasa. Titik berat dari proses penetapan harga adalah harga
pada berbagai pasar. Untuk ini, harga suatu barang munglkin merupakan struktur
yang kompleks dari pada syaratsyarat penjualan yang saling berhubungan. Setiap
perubahan dari struktur tersebut merupakan keputusan harga dan akan mengubah

17
pendapatan yang diperoleh. Peranan perusahaan dalam proses penetapan harga jual
barangnya sangat berbeda-beda, tergantung pada bentuk pasar yang dihadapinya

2.6. Penerimaan Usahatani

Penerimaan usahatani adalah perkalian antara prouksi yang di peroleh dengan


harga jual. Penerimaan atau pendapatan kotor dapat diartikan sebagai niali produksi
total dalam jangka waktu tertentu baik dipasarkan maupun tidak. Penerimaan
usahatani terdiri dari hasil penjualan produksi pertanian, produksi yang dikonsumsi
dan kenaikan nilai invertasi, penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi
yang diperoleh dengan harga juanya. Menurut Hernato (1993).

Penerimaan Usaha tani yang penerimaan dari sumber-sumber usahatani dan


keluarga. Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut:

TR = Y . Py

Dimana

TR = Total Revenue (Total penerimaan)

Y = Produksi yang diperoleh da lam suatu u

Py = Harga produk (Y)

2.7 Analisis Pendapatan Usahatani

Menurut Soekartawi (2003) untuk menganalisis pendapatan usaha diperlukan


dua keterangan pokok, yaitu keadaan permintaan dan pengeluaran selama jangka
waktu yang ditetapkan. Sedangkan menurut Soeharjo dan patong ( 1973) analisis
pendapatan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pendapatan yang
sesungguhnya diperoleh pengusaha dan untuk membantu perbaikan pengelolaan
usaha.

18
2.8 Analisis Rasio Penerimaan atas Biaya ( R/C Rasio

Menurut Harmoko dan Andoko (2005) dalam Marissa (2010) menyatakan bahwa
rasio penerimaan yang akan diperoleh dari setiap rupiah yang dikeluarkan dalam
produksi usaha. Dengan kata lain, analisis rasio atas biaya produksi dapat digunakan
untuk mengukur tingkat keuntungan relative kegiatan usaha. Artinya, dari angka rasio
penerimaan atas biaya tersebut dapat diketahui apakah usaha tersebut menguntungkan
atau tidak. Tingkat pendapatan dapat diukur dengan menggunakan analisis
penerimaan dan biaya ( R/C rasio analisys) yang didasaran pada perhitungan
finansial.

Analisis ini menunjukan besar penerimaan usaha yang diperoleh pengusaha untuk
setiap rupiah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan usaha. Usaha dikatakan layak,
jika R/C ratio bernilai lebih besar dari ( R/C > 1).

Rumus analisis rasio penerimaan atas biaya (R/C Rasio) secara sistematis
seperti berikut :

𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐏𝐞𝐧𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚𝐚𝐧 𝐏𝐞𝐧𝐣𝐮𝐚𝐥𝐚𝐧


R/C Ratio = 𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥𝐁𝐢𝐚𝐲𝐚𝐏𝐫𝐨𝐝𝐮𝐤𝐬𝐢

19
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran didasarkan pada latar belakang kajian teoritis


untuk membahas bagaimana petani memberikan manfaat pendapatan
usahatani jagung terhadap petani jagung di Kelurahan Oesao Kecamatan
Kupang Timur Kabupaten Kupang.

Kelurahan Oesao merupakan daerah penghasil jagung di Kabupaten


Kupang yang memiliki potensi untuk menjadi daerah pengembangan jagung
dengan luas panen pada tahun 2020 sebesar 1.947 Ha dengan rata-rata
produksi sebesar 3 ton/ha.dan produktivitas yang diperoleh sebesar 1,540
ton/ha.

Banyak faktor produksi yang mempengaruhi keberhasilan usahatani


jagung diantaranya biaya tetap seperti sewa lahan, biaya penyusutan dan
pajak. Sedangkan biaya variabel meliputi : benih, pupuk, tenaga kerja dan
pestisida. Terdapat faktor produksi non tekis yang mempengaruhi
keberhasilan usahatani yakni umur petani, tingkat pendidikan, dan jumlah
anggota keluarga. Biaya yang dikeluarkan oleh petani merupakan total biaya
usahatani yang dipergunakan untuk menghasilkan produksi jagung. Besarnya
keseluruhan biaya akan diperbandingkan dengan total penerimaan yang
diperoleh dari produksi dengan harga yang sudah ditetapkan. Selisih antara
penerimaan dengan biaya akan menghasilkan pendapatan. Dari jumlah
pendapatan yang diperoleh di lakukan analisis R/C Ratio untuk mengetahui
apakah usahatani ini layak atau tidak untuk di usahakan.

20
Secara ringkas kerangka pemikiran dapat dilihat pada skema kerangka pemikiran di
bawah ini .

Usahatani Jagung

Faktor Produksi Produksi

Biaya Variabel Biaya Tetap Non Teknis

1. Benih 1. Sewa Lahan 1. Umur Petani Harga Jual


2. Tenaga Kerja 2. Biaya 2. Pendidikan
3. Pupuk Penyusutan 3. Ʃ Anggota
4. Pestisida 3. pajak Keluarga

Total Cost Penerimaan

Pendapatan

R/C Ratio

Tidak Layak
Layak

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir

21
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni 2022 sampai dengan selesai,
yang berlokasi di Kelurahan Oesao Kecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang.

1.3. Metode Penentuan Lokasi Penelitian

Menurut Soekartiwi (2006) purposive berarti sengaja, purposive sampling


dapat diartikan pengambilan sampel berdasarkan kesengajaan, pemilihan kelompok
subjek didasarkan atas ciri atau sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkutpaut
yang erat dengan ciri atau sifat populasi.

Pemilihan lokasi penelitian ini secara sengaja (Purposive), dikarenakan


Kelurahan Oesao Kecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang merupakan daerah
pengahasil jagung.

3.4. Metode Pengambilan Sampel

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah petani jagung di Kelurahan
Oesao berjumlah 122 orang.Teknik penarikan sampel dalam penelitian ditentukan
menggunakan teknik Non probabilitysampling.Menurut Sugiyono (2017:84) Non
probabilitysamplingadalah tenik pengambilan sampel yang tidak memberikan
peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel.

Menurut Arikunto (2012:104) jika jumlah populasinya kurang dari 100 orang,
maka jumlah sampelnya diambil secara keseluruhan, tetapi jika populasinya lebih
besar dari 100 orang, maka bisa diambil 10-15% atau 20-25% dari jumlah
populasinya.

22
Berdasarkan definisi diatas maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah:

𝑛=𝑑×𝑁

𝑛 = 122 × 30%

𝑛 = 36,6

Jadi jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 37 orang.

Keterangan:

n= Besaran sampel

N= Jumlah populasi

d= Presisi/ nilai eror 30% (0,30)

3.5. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dibedakan atas data primer dan data sekunder.
Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara langsung dengan responden
melalui instrument yang digunakan adalah daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah
disiapkan sebelum melaksanakan penelitian.Data sekunder diperoleh dari literatur
ataupun dari data statistik daerah penelitian maupun dari instansi terkait. Data
sekunder ini diambil dari Kelurahan Oesao meliputi letak wilayah, letak geografis,
kepemilikan lahan, jumlah penduduk, sarana dan prasarana dan data lainnya sebagai
penunjang dalam penelitian ini

3.6 Variabel dan Konsep Pengukuran

Definisi variabel menurut Yusuf (2014), dalam suatu penelitian perlu dilihat
secara tajam apakah variabel atau aspek yang dipilih sesuai dengan fungsinya
menurut rancangan yang cocok dengan masalah yang akan diteliti. Terdapat dua jenis
variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas merupakan variabel
yang dapat mempengaruhi, menjelaskan, menerangkan variabel yang lain yang

23
menyebabkan perubahan pada variabel terikat. Variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi atau diterangkan oleh variabel lain tetapi tidak dapat mempengaruhi
variabel lain.

Hal-hal yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Identitas responden meliputi nama, jenis Kelamin, yaitu dan umur petani jagung
di Kelurahan Oesao

2. Tingkat Pendidikan, yaitu status pendidikan terakhir yang pernah dijalani oleh
petani

3. Pengalaman berusahatani (tahun) dan jumlah tanggungan anggota keluarga


(orang)

4. Jenis Pekerjaan, yaitu pekerjaan yang dilakukan petani selain berusahatani


jagung

5. Luas Lahan, yaitu luas lahan yang digunakan untuk usahatani jagung (are)

6. Status Kepemilikan Lahan (are), yaitu milik sendiri atau warisan

7. Tenaga kerja yaitu jumlah hari orang kerja pada usahatani jagung , mulai dari
persiapan lahan sampai pasca panen

8. Jumlah benih yang digunakan dalam usahatani jagung (g)

9. Jumlah pupuk yang digunakan dalam usahatani jagung (Kg)

10. Jumlah pestisida yang digunakan dalam usahatani jagung (Liter)

11. Harga input atau factor produksi (benih, pupuk, pestisida) adalah hal yang
diperlukan secara teknis untuk memproduksi barang atau jasa

12. Biaya produksi adalah semua uang yang dikeluarkan dalam usahatani jagung
(Rp)

24
13. Produksi jagung yaitu produksi fisik yang dihasilkan dari usahatani jagung (Rp)

14. Harga produksi atau output, yaitu harga yang dihasilkan dari usahatani jagung
yang berlaku di masyarakat (Rp/Kg)

15. Penerimaan adalah nilai dari produksi hasil usahatani jagung yang diterima
petani (Rp)

16. Pendapatan adalah total penerimaan dikurangi total biaya produksi (Rp)

3.7. Metode Analisis Data

Untuk menjawab permasalahan pertama yaitu mengetahui besar pendapatan


petani jagung maka dilakukan analisis usahatani untuk mengetahuinya.

Untuk menghitung biaya usahatani jagung menggunakan rumus: ( Soekartawi, 1995)

TC= TVC+TFC

Dimana:

TC = Total Cost (Biaya Total)

TVC = Total Variable Cost (Total Biaya Variabel)

TFC = Total Fixed Cost (Total Biaya Tetap)

Untuk mengetahui tingkat pendapatan petani, maka analisis data dapat


menggunakan analisis pendapatan usahatani yang dihitung menggunakan formulasi:
(Soekartawi,1995)

π =TR – TC

Dimana :

Π = Income( pendapatan usahatani)

TR = Total Revenue( Total Penerimaan)

25
TC = Total Cost (Total Biaya).

Total revenue atau total penerimaan diperoleh dari jumlah


produksi dikalikan dengan harga jual produksi dalam satuan Rp/kg,
dengan menggunakan rumus penerimaan sebagai berikut:

TR = Q . P

Dimana:

TR = Total Revenue ( total penerimaan)

P = Price/harga (Rp/Kg)

Q = Quantity/jumlah produksi (Kg)

Untuk menjawab tujuan kedua yaitu mengetahui kelayakan usahatani jagung dengan
menghitung Revenue Cost Ratio (RCR atau R/C) menggunakan rumus (Hernanto, F.
1996);

R/C = TR/TC

Dimana :

R/C :Revenue Cost Ratio

TR :Total Revenue /Total Penerimaan (Rp)

TC :Total Cost /Total Biaya (Rp)

Dengan ketentuan kelayakan usahatani berdasarkan Soekawi, 1996 adalah sebagai


berikut:

Jika nilai hitung:

 R/C > 1 maka usahatani layak diusahakan


 R/C≤1 usahatani tidak layak diusahakan

26
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum

4.1.1. GambaranUmum Daerah Penelitian

Secara geografis Kabupaten Kupang terletak pada 121ᴼ.30' BT-124ᴼ.11'

BT dan 9ᴼ.19' LS -10ᴼ.57' LS. Luas wilayah Kabupaten Kupang seluas 53.958,28

Km² yang terdiri dari wilayah daratan seluas 7.178,28 Km² dan wilayah laut

seluas 46.780 Km² dengan garis pantai ± 492,4 Km. Kabupaten Kupang

mencakup 27 pulau, dimana diantaranya terdapat 8 pulau yang belum memiliki

nama. Hingga saat ini hanya 5 pulau yaitu Pulau Timor, Pulau Sabu, Pulau Raijua,

Pulau semau, dan Pulau kera yang telah dihuni (BPS Kabupaten Kupang, 2020).

Permukaan tanah di Kabupaten Kupang umumnya berbukit-bukit,

bergunung-gunung dan sebagian terdiri dari dataran rendah dengan tingkat

kemiringan rata-rata mencapai 450 meter, ketinggian kabupaten kupang diatas

permukaan laut adalah 0 –500 meter, sebagian besar flora di Kabupaten Kupang

terdiri dari rumput, pohon lontar, pohon pinus, cendana dan gewang. Sedangkan

fauna terdiri dari kerbau, sapi, kuda, kambing, babi, domba, ular, dan unggas

(ayam, burung kakatua,nuri dan sebagainya).

Iklim di Kabupaten Kupang seperti halnya ditempat lain di Indonesia,

Kabupaten Kupang hanya mengalami 2 musim yaitu musim kemarau dan musim

hujan. Secara umum pada bulan Juni –September, arus angin berasal dari

27
Australia dan tidak banyak mengandung uap air sehingga mengakibatkan musim

kemarau. Sebaliknya pada bulan Desember –Maret, arus angin banyak

mengandung uap air yang berasal dari Asia dan Samudera pasifik sehingga terjadi

musim hujan. Rata-rata kelembaban udara di Kota Kupang tahun 2009 sebesar

76,5 %, tekanan udara1.010,42 milibar, dan rata-rata suhu udara diatas 27,260.

Batas wilayah Kabupaten Kupang antara lain :

Sebelah Timur : Kabupaten TTS dan Ambeno/Timor Leste

Sebelah Barat : Kabupaten Rote Ndao dan laut sawu

Sebelah Utara : Laut Sawu, selat Ombai,

Sebelah Selatan : Samudra Hindia.

Penduduk di Kabupaten Kupang pada tahun 2021 berjumlah 338.415 jiwa.

Penduduk laki-laki sebanyak 173.596 (51,29 %), dan perempuan 164.819

(48,70%). Tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Kupang hingga tahun 2021

masih cukup rendah yakni rata-rata hanya 64 jiwa setiap kilometer persegi. Di antara

24 kecamatan yang terdapat di Kabupaten Kupang, Kupang Tengah merupakan

kecamatan terpadat dengan jumlah penduduk 475 jiwa/km2, disusul Taebenu, Kupang

Timur, Kupang Barat dan Sulamu dengan tingkat kepadatan penduduk diatas 100

jiwa/km2. Sedangkan kepadatan penduduk terendah terdapat di Kecamatan Fatuleu

Barat, dimana hanya terdapat 18 jiwa setiap km2 wilayahnya (BPS Kupang 2020).

Mata pencaharian utama masyarakat Kabupaten Kupang adalah bertani. Sebagian

besar lahan di Kabupaten Kupang adalah lahan kering dan hanya 3,46% yang

merupakan lahan sawah. Tanaman pangan yang diusahakan adalah padi sawah, padi

ladang, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, jagung. Hanya beberapa kecamatan

28
yang memiliki sumber air yang oleh masyarakat dimanfaatkan untuk mengairi lahan

pertanian. Salah satunya adalah Kecamatan Kupang Tengah yang memiliki

bendungan Tilong dengan volume yang cukup besar sehingga petani diwilayah

sekitarnya dapat menanam padi dua bahkan ada yang tiga kali setahun. Jumlah

kecamatan di Kabupaten Kupang adalah 24 Kecamatan dan salah satunya

adalah Kecamatan Kupang Timur.

Kecamatan Kupang Timur merupakan salah satu kecamatan yang berada di

Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur. Kecamatan ini berjarak sekitar 33 km

dari kota Kupang kearah Timur. Kecamatan Kupang Timur merupakan ibu Kota

Kabupaten Kupang. Luas daerah Kecamatan Kupang Timur 160.99 Km², Luas

tanaman menurut komoditas yaitu jagung yang diusahakan di Kecamatan Kupang

Timur tersebut sebesar 959,2 hektar. Jumlah penduduk Kecamatan Kupang

Timur 32.585 jiwa dan kecamatan Kupang Timur memilki 4 Kelurahan dan 8

Desa. Batas wilayah Kecamatan Kupang Timur antara lain, Bagian Utara

berbatasan dengan Kecamatan Sulamu dan Kecamatan Fatuleu Tengah,

Bagian Timur berbatasan dengan Kecamatan Fatuleu dan Kecamatan Amabi

Oefeto, bagian Selatan berbatasan dengan Kecamatan Amarasi dan

Kecamatan Taebenu dan Bagian Barat berbatasan dengan Teluk Kupang.

Kelurahan Oesao termasuk dalam wilayah Kecamatan Kupang Timur,

Kelurahan Oesao. memiliki luas wilayah ± 4 KM2 dengan ketinggian tempat 0 hingga

150 m dpl. Topografi tanah di kelurahan ini datar dan didominasi oleh areal

persawahan. Jenis tanah di kelurahan ini adalah aluvial clay, bobonaro clay. Memilki

jumlah penduduk lebih dari 2 ribu orang.

29
Mata pencaharian penduduk umumnya didominasi oleh petani, peternak,

sebagai kecil pagawai dan pedagang. Potensi sumber daya lahan terutama lahan

pertanian di kelurahan ini cukup luas. Kelurahan Oesao ini berbatasan langsung

dengan Desa Tuatuka di bagian selatan, sebelah barat berbatas dengan Desa Oefafi

dan sebelah timur berbatasan dengan Desa Pukdale.

Kelurahan Oesao secara umum memiliki dua musim yakni musim kemarau

berlangsung dari bulan awal akhir April hingga Akhir November sedangkan musim

hujan berlangsung pada bulan Desember sampai dengan bulan April. Berdasarkan

klasifikasi ilkim oleh Scmidt dan Ferguson, maka Kelurahan Oesao termasuk wilayah

tipe D. Musim kemarau yang relatif cukup panjang ini maka pola usahatani di

Kelurahan Oesao sangat bergantung pada bagaimana mengoptimalkan teknologi

dalam menunjang pola penggunaan lahannya. Produktifitas lahan sangat tergantung

pada pola usaha tani yang dikembangkan serta penggunaan teknologi dalam

menunjang keberhasilan usahataninya. Rataan suhu udara di desa ini 290C hingga 37
0
C

Kelurahan Oesao memiliki luas wilayah ± 4 KM 2 dengan pola penggunaan

lahan pekarangan, pemukiman, sawah tadah hujan, kebun/tegalan. Tanaman yang

ditanaman di areal wilayah Kelurahan Oesao adalah jagung, padi, hortikultura,

pisang, tanaman buah-buahan, tanaman pelindung erosi dan tanaman umur panjang

lainnya.

30
4.2. Karakteristik Responden

Yang merupakan responden dalam penelitian ini adalah petani yang

membudidayakan jagung, dimana jumlah responden sebanyak 37 orang. Karakteristik

responden sangat berkaitan dengan kemampuan seorang petani dalam mengambil

keputusan untuk menjalankan kegiatan usahatani jagung. Adapun karakteristik

responden yang dibagi menurut tingkat umur petani, tingkat pendidikan, jumlah

tanggungan dalam keluarga, status kepemilikan lahan, pengalaman berusahatani dan

penguaasaan lahan.

4.2.1 Karakteristik Berdasarkan Umur

Umur petani berpengaruh terhadap usahatani jagung. Umur petani berpengaruh

terhadap pengambilan keputusan, seperti berapa besar usahatani yang akan dilakukan

ini berhubungan dengan kekuatan fisik petani ketika melakukan usahatani jagung

serta upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produktivitas jagung.

Tabel 4.1 Sebaran Responden Berdasarkan Umur di Kelurahan Oesao

No Umur Responden Jumlah (orang) Presentase (%)


(Tahun)
1 25-40 5 20,83 %
2 41-60 22 58,33 %
3 61-75 10 20,83 %
Jumlah 37 100 %

Data menunjukkan bahwa sebanyak 20,83% merupakan persentase terbanyak

petani di daerah penelitian yang bekerja pada tingkat umur 25 sampai 40 tahun.

Diikuti dengan interval umur 41-60 tahun dengan persentase sebanyak 58,33%,

kemudian petani yang bekerja pada interval umur 61 sampai 75 tahun sebanyak

31
20,83%. Petani responden minimal bekerja pada umur 25 tahun dan maksimal 74

tahun.

4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan yang dimiliki petani akan sangat mempengaruhi usahatani

yang dilakukan petani terutama dalam pengambilan keputusan usahatani jagung.

Tingkat pendidikan memiliki hubungan terhadap kualitas sumber daya manusia yang

dimiliki serta diharapkan dapat membawa pengaruh yang positiv terhadap

pembangunan suatu daerah, sehingga semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki

maka semakin baik pula keputusan-keputusan yang diambil dalam melakukan

berbagai usaha dalam usahatani jagung.

Tabel 4.2 Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan


Oesao

No Tingkat Pendidikan AK Jumlah (orang) Persentase (%)


1 Tidak Sekolah 3 8,10%
2 SD 24 64,86%
3 SMP 6 16,21%
4 SMA 4 10,81%
Jumlah 37 100%

Berdasarkan hasil survei, diketahui bahwa sebagian besar tingkat pendidikan

yang dimiliki petani responden di daerah penelitian adalah tidak sekolah, tidak tamat

SD, SD, SMP dan SMA dengan persentase tertinggi yaitu petani responden yang

memiliki tingkat pendidikan SD (6 tahun) yakni sebesar 64,86%. Diposisi yang kedua

yaitu petani responden yang memiliki tingkat pendidikan SMP dengan persentase

yakni sebesar 16,21%. Diikuti dengan petani responden yang memiliki tingkat

32
pendidikan SMA dengan persentase yakni sebesar 10,81% Kemudian diikuti oleh

petani responden yang tidak sekolah dengan persentase yakni sebesar 8,19%.

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah anggota keluarga dapat memberikan dampak positif dan juga negatif

dalam berusahatani. Dikatakan berdampak positif apabila dalam menjalankan

kegiatan usahatani, jika anggota keluarga sebagian besar berada pada umur produktif

yang dapat memberikan kontibusi untuk kegiatan usahatani tersebut, sedangkan

berdampak negatif jika sebagian besar umur anggota keluarga berada pada umur tidak

produktif. Selain itu, petani perlu membagi waktu antara mengurusi keluarga dan

melakukan kegiatan usahatani jagung.

Tabel 4.3 Sebaran Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga di


Kelurahan Oesao

NO Jumlah tanggungan keluarga Jumlah (orang) Persentase (%)


1 0-5 25 67,56%
2 6-10 12 32,43%
Jumlah 37 100%

Data hasil survei menunjukan bahwa jumlah tanggungan keluarga dari petani

responden di daerah penelitian yang banyak berada pada kisaran 0 sampai 5 orang per

KK sebesar 67,56% petani dan sedikitnya berada pada kisaran 6 sampai 10 per KK

tahun yakni sebesar 32,43% petani. Besarnya jumlah tanggungan keluarga akan

mempengaruhi kebutuhan keluarga tersebut, tetapi akan menjadi kebutuhan yang

penting dalam tenaga kerja bagi yang memiliki usia produktif untuk melaksanakan

usahatani tersebut.

33
4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan

Status kepemilikan lahan sangatlah penting untuk dikaji dalam penelitian ini.

Status kepemilikan lahan memiliki pengaruh terhadap besar-kecilnya skala usaha

petani.

Tabel 4.4 Sebaran Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan di


Kelurahan Oesao

No Status kepemilikan lahan Jumlah Persentase (%)


(orang)
1 Milik sendiri 31 83,8%
2 Sewa/garap 6 16,2%
Jumlah 37 100%

Dari data diketahui bahwa persentase terbesar untuk status kepemilikan lahan

‘Milik Sendiri’ yaitu sebesar 83,8% petani. Sedangkan untuk persentase status

kepemilikan lahan ‘Garap’ yaitu sebesar 16,2% petani.

4.3 Analisis Ekonomi Usahatani Jagung

4.3.1. Biaya Usahatani Di Kelurahan Oesao

Analisis biaya dalam penelitian ini adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk

petani, baik biaya yang dikeluarkan atau tidak dikeluarkan. Biaya tersebut terdiri dari

biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap yaitu biaya PBB (Pajak Bumi dan

Bangunan) dan penyusutan peralatan, biaya variabel terdiri dari biaya penggunaan

pestisida,penggunaan pupuk,benih, pestisida dan biaya tenaga kerja.

Biaya tetap dalam pendapatan petani meliputi biaya penyusutan peralatan yang

dihitung berdasarkan umur ekonomis dan PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) petani

hanya membayar pajak lahan sekali dalam setahun. Biaya PBB (Pajak Bumi dan

34
Bangunan) yakni biaya yang harus dikeluarkan oleh petani setiap 1 kali musim panen.

Sedangkan biaya penyusutan yaitu penyusutan dari biaya biaya peralatan yang

digunakan petani yang disesuaikan dengan nilai ekonomis masing masing peralatan.

Nilai penyusutan peralatan yang dikeluarkan petani dalam usahatani jagung dapat

dilihat pada Tabel 4.5:

Tabel 4.5. Nilai Penyusutan Alat (NPA) Petani Jagung di Kelurahan Oesao

No Jenis Alat Jumlah Biaya (Rp/Tahun) Per Musim Tanam (Rp)


1 Traktor 7.869.500 3.934.750
2 Skop 895.071 447.535
4 Sprayer 935.000 467.500
Total 9.856.794 4.849.785
Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2022

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa petani di Kelurahan Oesao yang

menggunakan alat traktor dan mengeluarkan biaya sebesar Rp. 7.869.500 per tahun

dan biaya per musim tanam sebesar Rp.3.934.750, biaya skop sebesar Rp.

895.071/tahun dan Rp. 447.535 per musim tanam, biaya sprayer sebesar Rp. 935.000

dan Rp. 447.500 per musim tanam. Jadi total biaya penyusutan peralatan petani

jagung di Kelurahan Oesao sebesar Rp.9.856.794/tahun dan biaya per musim tanam

sebesar Rp. 4.849.785

Tabel 4.6. Hasil Rekapitulasi Biaya penyusutan Alat Dan Pajak yang
dikeluarkan oleh Petani Jagung di Kelurahan Oesao

No Uraian Total Biaya Per Musim Tanam


(Rp/Tahun) (Rp)
1 Nilai Penyusutan alat (NPA) 9.856.794 4.849.785
2 Pajak Lahan 3.651.900 1.825.950
Total 13.508.721 6.754.347

35
Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan bahwa Nilai Penyusutan Alat (NPA)

sebesar Rp. 4.928.397 per musim tanam sedangkan biaya pajak yang dibayar oleh

petani per musim tanam sebesar Rp. 1.825.950. Jadi, Total biaya tetap usaha tani

yaitu sebesar Rp. 6.754.347 per musim tanam.

Pendapatan yang diperoleh petani responden merupakan kriteria untuk

menentukan keberhasilan usahatani jagung yang dijalankan petani di lokasi

penelitian. Tujuan dari kegiatan usahatani jagung tidak lain adalah untuk memperoleh

pendapatan yang optimal sebagai hasil atas usaha yang telah dijalankan oleh para

petani.

Pendapatan merupakan selisih antara penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan

yang secara matematis dapat dihitung dengan menggunakan formula: 𝜋=TR-TC.

Untuk menghitung pendapatan usahatani jagung pada lokasi penelitian, maka terlebih

dahulu perlu dihitung biaya usahatani dan biaya penerimaannya seperti yang

disajikan pada Tabel 4.7.

36
Tabel 4.7. Biaya Usahatani Jagung per Musim Tanam di Kelurahan Oesao
Kecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang

No Jenis Biaya Total (Rp/Thn) Total Rata-rata


(Rp/Musim (Rp/Musim
Tanam) Tanam)
1 Pajak lahan 3.651.900 1.825.950 49.350

2 Penyusutan Alat
a) Traktor 7.869.500 3.934.750 106.334

b) Skop 895.071 447.535 447.535

c) Alat penyemprot 935.000 467.500 12.635


(knapsack sprayer)
Total Biaya Tetap 13.508.721 4.849.785 182.550

2 Biaya Variabel

a. Benih 1.470.000 735.000 19.864

b. Pupuk 794.000 397.000 10.729

c. Pestisida 4.391.500 2.195.750 59.344

d. Tenaga kerja 23.940.250 11.970.125 342.406

e. Biaya transportasi 3.795.000 1.897.500 59.296

f. Karung 159.000 79.500 2.148

Total Biaya Variabel 34.549.750 17.274.875 485.777

Total Biaya Tetap dan 48.058.471 24.029.235 649.438


Total Biaya Variabel
Sumber: Data Primer Diolah, 2022

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.7, diketahui bahwa total biaya tetap dan

biaya variabel adalah Rp. 24.029.235 per musim tanam. Biaya tetap adalah biaya yang

relatif jumlahnya tetap dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh

banyak atau sedikit, yang termasuk biaya tetap adalah pajak lahan dan biaya

37
penyusutan alat. Pajak lahan sebesar Rp. 1.825.950 per musim tanam, biaya pajak

dibayar oleh petani yang memili lahan sendiri sedangkan petani penggarap hanya

memakai lahan yang sudah disediakan oleh pemilih lahan, sehingga petani

penggarap hanya mengeluarkan biaya untuk kegiatan usahatani yang hasil

produksinya dibagi 2. Sedangkan biaya penyusutan alat berupa traktor, skop, karung

dan alat penyemprot (knapsack sprayer). Total Nilai Penyusutan Alat (NPA) sebesar

Rp. 4.849.785 per musim tanam .

Biaya variabel pada usahatani jagung di daerah penelitian adalah biaya benih,

pupuk, pestisida dan tenaga kerja. Dimana dari tabel 4.7 diketahui bahwa total biaya

variabel adalah Rp.34.549.750/tahun dengan total Rp.17.274.875 per musim tanam,

yang teridiri dari biaya benih, biaya pupuk, biaya pestisida, biaya karung, biaya

transportasi dan biaya tenaga kerja. Biaya pembelian benih per hektar/musim tanam

oleh petani responden di daerah penelitian adalah sebesar Rp.735.000 , biaya

pembelian pupuk per hektar per musim tanam adalah sebesar Rp.397.000, biaya

pembelian pestisida per hektar per musim tanam adalah sebesar Rp. 2.195.750, biaya

karung sebesar Rp.79.500 per musim tanam, biaya transportasi sebesar Rp. 1.897.500

per musim tanam dan biaya tenaga kerja adalah sebesar Rp.11.970.125 per musim

tanam.

38
4.3.2. Penerimaan Usahatani Jagung Di Kelurahan Oesao

Penerimaan usahatani adalah perkalian antara prouksi yang di peroleh dengan

harga jual. Penerimaan atau pendapatan kotor dapat diartikan sebagai niali produksi

total dalam jangka waktu tertentu baik dipasarkan maupun tidak. Penerimaan

usahatani terdiri dari hasil penjualan produksi pertanian, produksi yang dikonsumsi

dan kenaikan nilai invertasi, penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi

yang diperoleh dengan harga juanya. Setelah mengetahui total biaya usahatani

jagung, perlu juga diketahui biaya penerimaan petani. Dimana, penerimaan petani

jagung diperoleh dari jumlah produksi jagung dikalikan dengan harga jual.

Tabel 4.8 Rata-rata Biaya Penerimaan, Pendapatan, R/C Ratio Usahatani


Jagung di Kelurahan Oesao

No Uraian Total/Musim Rata-Rata Per Musim


Tanam Tanam

1 Produksi (Kg) 26.380 712,97


2 Harga (Rp/Kg) 5000 4.959,46
3 Penerimaan (Rp/Ha) 131.900.000 3.565.864
4 Total Biaya Produksi (Rp) 24.029.235 273.723
5 Pendapatan 107.870.765 2.915.426
6 R/C Ratio 5,4
Sumber: Data Primer Diolah,2022

Dari tabel 4.8 dapat dijelaskan bahwa harga jual yang tetapkan oleh petani

jagung di daerah penelitian adalah Rp.5000 dengan total produksi jagung sebesar

Rp. 26.380 Kg. maka total penerimaan sebesar Rp. 131.900.000 per musim tanam

dengan rata-rata penerimaan yang diterima oleh petani responden sebesar Rp.

3.565.864 per musim tanam.

39
4.3.4. Pendapatan Usahatani Jagung Di Kelurahan Oesao

Dari tabel 4.8 dapat diketahui bahwa penerimaan yang diterima petani

sebesar Rp. 131.900.000 per musim tanam sedangkan total biaya produksi yang

digunakan dalam usahatani jagung sebesar Rp. 24.029.235 per musim tanam.

sehingga dari perhitungan selisih antara total penerimaan usahatani jagung dikurangi

total biaya produksi jagung, maka memperoleh pendapatan sebesar Rp. 107.870.765

per musim tanam dengan rata-rata pendapatan yang diterima petani sebesar Rp.

2.915.426 per musim tanam.

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa penerimaan yang diterima petani

lebih besar dari pengeluaran atau total biaya yang dikeluarkan, hal ini berarti

penerimaan petani dapat menutup semua biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam

proses produksi usahatani jagung di Kelurahan Oesao dan usahatani jagung ini dapat

menjadi usahatani yang menjanjikan bagi petani responden dalam menjalankan

kegiatan usahatani jagung. Hasil pendapatan usahatani yang cukup besar ini dapat

digunakan untuk menutupi kebutuhan hidup petani responden.

4.3.5. Analisis R/C Ratio Usahatani Jagung Di Kelurahan Oesao

Analisis R/C Ratio merupakan gambaran tentang keberlanjutan usahatani

jagung yang dilakukan termasuk kategori layak atau tidak. Apabila nilai R/C ratio >1

maka usahatani layak untuk diusahakan.

R/C ratio adalah penerimaan total usahatani jagung dibagi dengan seluruh

biaya yang dikeluarkan atau total pengeluaran. Dengan memperbesar penerimaan

total usahatani dan menekan biaya total usahatani. Nilai R/C ratio yang semakin besar

40
akan memberikan keuntungan yang semakin besar juga kepada petani dalam

melakukan usahataninya.

Analisis R/C ratio menggunakan model persamaan sebagai berikut:

R/C Ratio= TR/TC

𝟏𝟑𝟏.𝟗𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎
=
𝟐𝟒.𝟎𝟐𝟗.𝟐𝟑𝟓

= 5,4

Hasil perhitungan R/C ratio terhatap usahatani jagung diperoleh nilai 5,4

artinya setiap pengeluaran Rp.1000 maka petani akan mendapatkan penerimaan

sebesar Rp.5.400.

Berdasarkan keriteria kelayakan usahatani jagung dengan perhitungan R/C >1 maka

usahatani jagung Di Kelurahan Oesao dikatakan layak untuk diusahakan.

41
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pada pembahasan yang telah

dikemukakan, maka dapat disimpulkan beberapa hal penting sebagai berikut:

1. Pendapatan petani jagung per hektar adalah sebesar Rp. 131.900.000 per musim

tanam dengan rata-rata pendapatan yang diterima petani sebesar Rp. 2.915.426

per musim tanam.

2. Hasil perhitungan R/C ratio terhatap usahatani jagung diperoleh nilai 5,4 artinya

setiap pengeluaran Rp. 1000 maka petani akan mendapatkan penerimaan sebesar

Rp.5.400. Berdasarkan pada nilai ini menunjukan bahwa penerimaan lebih besar

dari biaya produksi sehingga dapat dikatakan bahwa usahatani jagung Di

Kelurahan Oesao berada pada posisi yang menguntungkan dan layak di jalankan.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan beberapa

hal sebagai berikut:

1. Diharapkan petani lebih memperhatikan penggunaan varietas benih yang

berkualitas dan juga penggunaan pestisida baik untuk megendalikan gulma

maupun hama dan penyakit, sehingga dapat mengurangi risiko produksi jagung.

Serta memperhatikan penggunaan input lainnya (lahan, tenaga kerja, pupuk, dan

42
pengalaman berusahatani) yang dapat meningkatkan produksi dan pendapatan

petani jagung di Timor Barat.

2. Perlu adanya pelatihan dan penyuluhan terhadap petani yang difokuskan pada

pola usahatani lahan kering khususnya komoditi jagung dan juga peningkatan

terhadap pelatihan pemberdayaan kelompok tani dalam sistem pengelolaan

usahatani untuk meningkatkan pendapatan.

43
DAFTAR PUSTAKA

Adar, D, BD Gela dan HL Telnoni.2021. Analisis Pendapatan Usahatani Jambu Mete


Di Desa Kila Kecamatan Aimere Kabupaten Ngada. Buletin Ilmiah IMPAS-
2021. Ejurnal.undana.ac.id

Antara. M. 2003. Tingkat Pendapatan dan Konsumsi Masyarakat di Kawasan


Tertinggal Terpencil Kecamatan Kulawi Kabupaten Donggala. J. Agroland.
Vol. 10 No. 3 September 2003. Fakultas Pertanian UniversitasTadulako. Palu.

Alfrida Karbaju. 2017.Analisis Usahatani Jagungpada Kelompok Tani Oelbubuk Di


Desa Oelolo Kecamatan Musu Kabupaten Timor Tengah Utara.Jurnal
Fakultas Pertanian, Universitas Timor, Kefamenanu, Indonesia.

Abd. Gaffar Tahir, Andi Faisal Suddin. 2017. Analisis Pendapatan Usahatani Jagung
pada Lahan Sawah dan Tegal (Studi Kasus di Kecamatan Ulaweng,
Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan).

Andria Pereira Joan, Iwan Nugroho, S Suwarta.2011.Analisis fungsi produktivitas


dan fungsi pendapatan usahatani Jagung Arjuna (Studi Kasus di Desa
Mulyoagung Kecamatan Dau Kabupaten Malang). Jurnal Ilmu Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Widayagama, Malang.

Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Timur. 2020. Nusa Tenggara Timur Dalam
Angka.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Kupang. 2020. Kabupaten Kupang Dalam Angka.
Christoporus dan Sulaeman.2009. Analisis Produksi dan Pemasaran Jagung di Desa
Labuan Toposo Kecamatan Tawaeli Kabupaten Donggala. J. Agroland. 16 (2)
: 141-147. (1/8/2013).

Dance Tangkesalu. 2021. Analisis Pendapatan Usahatani Jagung di Desa Labuan


Toposo Kecamatan Labuan Kabupaten Donggala.Jurnal.Fakultas Pertanian,
Universitas Tadulako. Sulawesi Selatan.

Giannakas et al, 2003 dalam Sukiyono, 2005). Analisis Pendapatan,Resiko dan Dan
Efisiensi Usahatani Bawang Merah di Kabupaten Bantul. Jurnal Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.

Hernanto.F. 1995.Ilmu usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

44
Hidayatullah.Mosher , A. T. 1991. Menggerakan Pembangunan Pertanian : sayarat-
syarat Pokok Pembangunan dan Modernisasi. CV. Yasaguna. Jakarta .

Idani, Florent Rostrina. 2012. Analisis Pendapatan Usahatani dan Optimalisasi Pola
Tanam Sayuran di Kelompok Tani Pondok Menteng Desa Citapen di
Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor Jawa Barat (skripsi). Bogor. Institut
Pertanian Bogor.

Marissa. 2010.Analisis Pendapatan Usahatani Tebu di PT.PG Rajawali II Unit PG


Tersana Baru, Babakan, Cirebon, Jawa Barat.(Skripsi). Jakarta. Universitas
Islam Negeri Syarif

Matilde Hoar Nahak, Simon Juan Kune, 2015. Analisis Pendapatan Usahatani Jagung
(Studi Kasus di Desa Bannae Kecamatan Insana Barat Kabupaten Timor
Tengah Utara).

Nasihah , Mia Fidyatun. 2014. Analisis Pendapatan usahatani Belimbing Pada Petani
Mitra di Depok Organik.(Skripsi). Jakarta. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.
Poetriyani.2011. Analisis Perbandingan Efisiensi Usahatani Padi Organik dengan
Anorganik di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.
(skripsi). Bogor, Institut Pertanian Bogor.

Rahmawati, D.A. 2012. Upaya Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Penggunaan


Pupuk Organik (Studi Kasus pada Petani Jagung Di Desa Surabayan,
Kecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan). Naskah Publikasi Jurnal. Jawa
Timur.

Rahim, A. dan Hastuti, D.R.D. 2008.Ekonomitrika Pertanian_Pengantar, Teori


danKasus, Penebar Sawadaya, Jakarta.

Ridwan, 1997.Mengemukakan dengan Menggunakan Rumus Slovin untuk


menghitung Jumlah Populasi.Shinta, 2011. Upaya Peningkatan Produksi.
Jakarta.

Simon Juan Kune. 2018. Analisis Pendapatan dan Keuntungan Relatif Usahatani
Jagung di Desa Bitefa Kecamatan Miomaffo Timur Kabupaten TTU.Jurnal.
Agribisnis Lahan Kering, Fakultas Pertanian, Universitas Timor. Timor
Tengah Selatan

Soeharjo, A dan Patong. 1973. Sendi-sendi Pokok Usahatani. Jurusan Ilmu-ilmu


Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Bogor: Institut Pertanian
Bogor.

45
Soekartawi.1995. Analisis Usaha Tani. Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. Jakarta: Universitas Indonesia.

Suratiyah. 2006. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta

Tohir, 1991.Pengetahuan Usaha Tani Indonesia.Jakarta: Rineka Cipta Moehar. 2001.


Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara: Jakarta

46
LAMPIRAN

Lampiran 1. KARAKTERISTIKPETANI RESPONDEN USAHATANI JAGUNG DI KELURAHAN OESAO

Nomor Produksi Lahan Lahan Benih Pupuk Pestisida Tenaga Umur Pengalaman Tingkat Jumlah Tanggungan Status Kepemilikan Pekerjaan
Responden Total Jagung Kerja Berusahatani Pendidikan Keluarga Lahan Sampingan
(Kg) (Ha) (Kg) (Kg) (Ltr) (THN) (THN) (THN) (ORG) 1= milik sendiri 1= Memiliki PS
0= garap/sewa 0= Tidak Memiliki PS

1 950 2.00 0.80 25 25 3 675000 53 30 3 3 1 1


2 345 0.75 0.40 15 0 1 349950 37 23 6 5 0 1
3 750 1.00 0.80 18 30 0 870100 71 40 2 4 1 1
4 1200 1.50 1.00 30 50 0 894950 64 35 6 6 1 0
5 600 1.00 0.40 12 10 0 590000 44 28 6 4 1 1
6 250 0.50 0.25 9 25 2 420150 60 34 6 6 0 1
7 350 0.50 0.30 11 10 1 640150 46 32 12 8 0 0
8 600 1.00 0.50 17 0 4 700000 60 35 2 9 1 1
9 350 0.50 0.25 10 8 2 589900 55 26 0 4 1 0
10 850 0.75 0.50 15 50 3 860150 58 30 6 8 1 0
11 300 0.50 0.30 10 0 2 870100 45 27 9 6 1 0
12 500 0.80 0.50 15 0 4 795000 42 24 6 6 1 0
13 350 0.75 0.40 10 0 0 590050 31 15 3 3 0 0
14 250 0.50 0.25 8 0 0 705100 45 25 0 2 1 0
15 1950 2.00 1.50 30 0 5 800000 27 50 6 9 0 1
16 350 0.65 0.40 9 0 0 550150 60 48 6 5 1 1
17 300 0.50 0.30 6 5 1 490000 35 10 12 5 0 0
18 400 0.50 0.40 6 5 1 710100 58 30 6 1 1 1
19 550 1.00 0.50 8 0 1 550000 58 30 3 5 1 0
20 600 1.00 0.50 13 0 0 894900 41 30 6 4 1 0
21 240 0.25 0.10 5 0 0 439950 68 50 4 1 1 0
22 425 0.50 0.30 7 0 0 360100 28 30 6 4 1 0
23 650 1.00 0.50 15 0 4 439850 62 40 0 4 1 1
24 1100 1.25 1.00 20 40 6 529900 64 40 12 5 1 0
25 550 0.80 0.50 20 0 4 340150 65 40 6 6 1 0
26 350 0.50 0.30 11 10 0 755100 50 30 6 6 1 0
27 1000 1.50 1.00 20 0 0 764850 58 40 6 5 1 0
28 1800 2.00 1.50 25 0 5 839950 63 50 6 4 1 0
29 1250 1.50 1.00 15 0 4 559850 38 20 6 4 1 1
30 950 1.50 1.00 15 0 4 809850 26 40 9 4 1 0
31 300 0.50 0.20 6 10 0 785050 70 50 6 4 1 0
32 450 0.75 0.40 11 25 3 680000 41 20 9 4 1 0
33 450 1.00 0.60 8 0 0 730100 65 50 6 3 1 0
34 1000 1.50 1.00 20 0 4 500000 40 20 6 5 1 1
35 750 1.00 0.75 18 0 3 539850 52 30 6 3 1 0
36 550 1.00 0.50 15 0 0 629900 42 20 6 7 1 1
37 850 1.00 0.60 8 0 0 690050 30 40 6 3 1 0
Jumlah 24460 35.25 21.5 516 303 67 23940250 1852 1212 212 175 31 13
Rata-rata 661.0811 0,96 0,58 13,94 8,18 1,81 646294.3 50.05405 32.75675676 5.72972973 4.72972973 0.837837838

47
Lampiran 2. PENERIMAAN DAN PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI KELURAHAN OESAO

No. RespHarga Produksi Luas Lahan Biaya Benih Biaya Pupuk Biaya Pestisida Biaya Tenaga Kerja TC TR Pendapatan
Jagung Jagung (Ha) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
(Rp/Kg) (Kg)
1 5000 950 0.8 0 62500 202500 675000 3940000 4750000 810000
2 5000 345 1 0 0 40000 349950 1389950 1725000 335050
3 5000 750 0.8 180000 75000 0 870100 1825100 3750000 1924900
4 5000 1200 1 0 125000 0 894950 5219950 6000000 780050
5 5000 600 1 0 25000 0 590000 1215000 3000000 1785000
6 5000 400 0.8 0 75000 124000 420150 1119150 1250000 130850
7 4500 350 0.5 110000 30000 62000 640150 1542150 1575000 32850
8 5000 760 0.5 0 0 280000 700000 1750000 3000000 1250000
9 5000 350 0.5 0 24000 120000 589900 1233900 1750000 516100
10 5000 850 0.5 0 125000 165000 860150 4150150 4250000 99850
11 5000 450 1 0 0 130000 870100 1000100 1500000 499900
12 5000 500 0.5 0 0 260000 795000 2239950 2500000 260050
13 5000 500 1 0 0 0 590050 1590050 1750000 159950
14 5000 650 1 0 0 0 705100 905100 1250000 344900
15 5000 1950 1.5 300000 0 250000 800000 9630050 9750000 119950
16 5000 350 0.4 0 0 0 550150 1550150 1750000 199850
17 5000 300 1 60000 15000 75000 490000 1099900 1500000 400100
18 5000 400 0.4 0 15000 60000 710100 1785100 2000000 214900
19 5000 550 0.5 0 0 70000 550000 2075150 2750000 674850
20 5000 600 0.5 130000 0 0 894900 2024900 3000000 975100
21 5000 500 1 0 0 0 439950 439950 1200000 760050
22 5000 425 1 70000 0 0 360100 1430100 2125000 694900
23 5000 650 0.5 150000 0 280000 439850 1469850 3250000 1780150
24 5000 1100 1 0 100000 390000 529900 1719900 5500000 3780100
25 5000 550 0.5 0 0 300000 340150 1640150 2750000 1109850
26 5000 450 1 55000 30000 0 755100 1340100 1750000 409900
27 5000 1000 1 200000 0 0 764850 2464850 5000000 2535150
28 4500 1800 1.5 0 0 350000 839950 2189950 8100000 5910050
29 5000 1250 1 15000 0 300000 559850 3874850 6250000 2375150
30 5000 950 1 0 0 280000 809850 2789850 4750000 1960150
31 5000 850 1.5 0 30000 0 785050 815050 1500000 684950
32 5000 450 0.4 0 62500 180000 680000 1922500 2250000 327500
33 5000 450 0.6 0 0 0 730100 2130100 2250000 119900
34 4500 1000 1 200000 0 248000 500000 2952950 4500000 1547050
35 5000 750 0.75 0 0 225000 539850 1964850 3750000 1785150
36 5000 550 0.5 0 0 0 629900 2629900 2750000 120100
37 5000 850 0.6 0 0 0 690050 3690050 4250000 559950
Jumlah 183500 26380 30.05 1470000 794000 4391500 23940250 24029235 131900000 107870765
Max 5000 1950 1.5 300000 125000 390000 894950 9630050 9750000 5910050
Min 4500 300 0.4 0 0 0 340150 439950 1200000 32850
Rata-rata 4959.459 712.973 0.812162162 39729.72973 21459.45946 118689.1892 647033.7838 273723 3565864 2915426

48
LAMPIRAN 3. BIAYA PRODUKSI USAHATANI JAGUNG DI KELURAHAN OESAO

No. Resp Biaya Benih Biaya Pupuk Biaya Pestisida Biaya Tenaga Kerja Biaya Pengangkutan Pajak Lahan Biaya Karung (Rp)
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

1 0 62500 202500 3675000 100000 216000 5000


2 0 0 40000 1349950 80000 178000 4000
3 180000 75000 0 1570100 206400 4000
4 0 125000 0 5094950 50000 243000 4000
5 0 25000 0 1190000 150000 135000 5000
6 0 75000 124000 920150 100000 4000
7 110000 30000 62000 1340150 100000 4000
8 0 0 280000 1470000 40000 194000 4000
9 0 24000 120000 1089900 150000 4000
10 0 125000 165000 3860150 150000 4000
11 0 0 130000 870100 159000 5000
12 0 0 260000 1979950 203000 4000
13 0 0 0 1590050 250000 177000 5000
14 0 0 0 905100 65000 4000
15 300000 0 250000 9080050 120000 4000
16 0 0 0 1550150 100000 221000 5000
17 60000 15000 75000 949900 100000 4000
18 0 15000 60000 1710100 150000 4000
19 0 0 70000 2005150 80000 5000
20 130000 0 0 1894900 135000 5000
21 0 0 0 439950 100000 93000 4000
22 70000 0 0 1360100 125000 4000
23 150000 0 280000 1039850 125000 229000 4000
24 0 100000 390000 1229900 200000 4000
25 0 0 300000 1340150 100000 5000
26 55000 30000 0 1255100 150000 168500 4000
27 200000 0 0 2264850 120000 237000 4000
28 0 0 350000 1839950 100000 4000
29 15000 0 300000 3559850 100000 4000
30 0 0 280000 2509850 150000 200000 5000
31 0 30000 0 785050 4000
32 0 62500 180000 1680000 100000 4000
33 0 0 0 2130100 194000 4000
34 200000 0 248000 2504950 80000 202000 4000
35 0 0 225000 1739850 175000 213000 5000
36 0 0 0 2629900 100000 4000
37 0 0 0 3690050 150000 183000 5000
Jumlah 1470000 794000 4391500 76095250 3795000 3651900 159000

Rata-rata 39729.72973 21459.45946 118689.1892 2056628.378 118593.75 192205.2632 4297

49
50
LAMPIRAN 5. Penyusutan Alat Skop Petani Jagung di Kelurahan Oesao
No Jumlah (Unit) Harga Baru (Rp) Nilai Sisa (15%) Lama Pemakaian (Thn) NPA (Rp)
1 3 80000 12000 3 24333
2 2 85000 12750 3 24083
3 4 85000 12750 3 24083
4 4 85000 12750 3 24083
5 3 80000 12000 3 24333
6 2 80000 12000 3 24333
7 2 80000 12000 3 24333
8 5 85000 12750 3 24083
9 3 85000 12750 3 24083
10 3 85000 12750 3 24083
11 4 85000 12750 3 24083
12 2 85000 12750 3 24083
13 2 80000 12000 3 24333
14 2 85000 12750 3 24083
15 3 80000 12000 3 24333
16 4 85000 12750 3 24083
17 1 85000 12000 3 24083
18 2 80000 12000 3 24333
19 2 85000 12750 3 24083
20 4 80000 12000 3 24333
21 3 85000 12750 3 24083
22 4 80000 12000 3 24333
23 4 85000 12750 3 24083
24 3 85000 12750 3 24083
25 3 80000 12000 3 24333
26 1 80000 12000 3 24333
27 3 80000 12000 3 24333
28 4 80000 12000 3 24333
29 3 85000 12750 3 24083
30 4 85000 12750 3 24083
31 2 85000 12750 3 24083
32 3 80000 12000 3 24333
33 3 80000 12000 3 24333
34 4 85000 12750 3 24083
35 3 85000 12750 3 24083
36 2 85000 12750 3 24083
37 4 80000 12000 3 24333
Jumlah 110 3065000 459000 111 895071
Rata-rata 2,98 82,837 12,405 4 24,191

51
LAMPIRAN 6. Penyusutan Alat Penyemprot (Sprayer) Petani Jagung di Kelurahan Oesao
No Jumlah (Unit) Harga Baru (Rp) Nilai Sisa (15%)Lama Pemakaian (Thn) NPA (Rp)
1 1 500000 75000 5 85000
2 1 500000 75000 5 85000
3
4 1 500000 75000 5 85000
5
6
7
8 1 500000 75000 5 85000
9
10
11
12
13 1 500000 75000 5 85000
14
15
16
17
18
19 1 500000 75000 5 85000
20
21
22 1 500000 75000 5 85000
23
24
25
26
27
28 1 500000 75000 5 85000
29
30
31
32
33
34 1 500000 75000 5 85000
35
36 1 500000 75000 5 85000
37 1 500000 75000 5 85000
Jumlah 11 5500000 825000 55 935000
Rata-rata 0,30 148648 22287 1,486 1785000

52

Anda mungkin juga menyukai