Anda di halaman 1dari 8

CRITICAL JOURNAL REVIEW

LECTURER :

TUTI SRIWEDARY M.Si

ARRANGED BY :

AYU PASARIBU 7163342005


EKO PUSPITO 7163342010
MAHDALENA SIRINGORINGO 7163342021
MOONSEN SARAGI 7163342028

C-REGULER

ACCOUNTING EDUCATION

FACULTY ECONOMY

STATE UNIVERSITY OF MEDAN

2018
JURNAL 1
A. IDENTITAS JURNAL

Judul Studi Kelayakan Pengembangan Usaha Tani Tebu di Kabupaten


Sampang / The Feasibility Study on Development of Sugar cane
Farming in Sampang Regency
Nama jurnal Jurnal Kelayakan pengembangan usaha tani tebu
Penulis Kuntoro Boga Andri, Prima Diarini Riajaya, Fitriningdyah Tri
Kadarwati, Budi Santoso, Suminar Diyah Nugraheni.
Tahun terbit 11 Desember 2014
Halaman 15-27
Issn 2085-6717
Reviwer Ayu Pasaribu, Eko Puspito, Mahdalena Siringoringo, dan
Moonsen Saragi
Tanggal 12 Maret 2018

B. Pembahasan
Judul Studi Kelayakan Pengembangan Usaha Tani Tebu di
Kabupaten Sampang / The Feasibility Study on Development
of Sugar cane Farming in Sampang Regency
Abstrak Dalam mendukung pencapaian swasembada gula, Pulau
Madura menjadi salah satu sasaran lokasi pengembangan tebu.
Di Kabupaten Sampang pengembangan usaha tani tebu dimulai
sejak tahun 2009. Program ini didukung oleh masuknya
perusahaan perkebunan serta bantuan penganggaran dari
APBN. Penelitian bertujuan mengetahui kelayakan secara
sosial dan ekonomi serta potensi pengembangan usaha tani
tebu ke depan dan untuk mengetahui peluang dari usaha tani
tebu ini bagi masyarakat di Pulau Madura secara umum.
Penelitian dilaksanakan mulai September sampai Desember
2013 di lokasi-lokasi kecamatan pengembangan tebu
Kabupaten Sampang. Informasi dikumpulkan dengan
memanfaatkan data sekunder dan data primer melalui
wawancara dengan individu maupun grup/kelompok
masyarakat, dinas/institusi terkait. Data dianalisa menggunakan
analisis deskriptif untuk memperoleh gambaran kondisi yang
dihadapi dan pemecahan dari masalah yang dihadapi di
wilayah yang diamati. Analisis aspek usaha tani meliputi data
input-output komoditas existing dengan analisis finansial.
Untuk melihat kelayakan usaha tani digunakan R/C Ratio.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kelayakan usaha tani tebu adalah kepemilikan
lahan, insentif rangsangan dana bantuan sosial (Bansos) APBN
dan subsidi pengembangan Tebu Madura (Dinas Perkebunan
Provinsi), serta kerja sama kemitraaan dengan pabrik gula
(PTPN X) yang menawarkan bantuan modal, subsidi saprotan,
alat/mesin pertanian, serta jaminan pasar. Kemitraan yang telah
ada antara PTPN X dengan petani tebu di Sampang dapat
dikategorikan dalam tipe kemitraan subkontrak dan layak
diteruskan. Skema yang sudah diterapkan dalam kontrak ini
adalah pola kemitraan antara pemerintah daerah, swasta (PTPN
X), dan petani tebu. Usaha tani tebu dengan R/C ratio sebesar
1,05 dan 1,68 dan pendapatan bersih Rp1.358.920,00/ha dan
Rp14.024.360,00/ha pada usaha tani tebu awal dan tebu kepras
I, membuktikan usaha tani tebu di lokasi penelitian sangat
layak untuk diusahakan dan menguntungkan. Selain peluang
bagi masyarakat memanfaatkan potensi lahan tidur dan sub
optimal untuk pengembangan usaha tani tebu yang
memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat di Kabupaten
Sampang.
Latar belakang Secara historis, industri gula merupakan industri perkebunan
tertua dan penting di Indonesia, selain itu gula merupakan salah
satu kebutuhan pokok bagi masyarakat Indonesia. Kebutuhan
gula nasional selalu meningkat dari tahun ke tahun. Kebutuhan
gula nasional berkisar sekitar 5 juta ton/tahun (Gambar 1),
untuk memenuhi kebutuhan tersebut sesuai roadmap
swasembada gula nasional tahun 2010–2014, maka target
produksi gula pada tahun 2014 ditetapkan sebesar 5,7 juta ton
dengan rincian 2,96 juta ton untuk gula konsumsi dan 2,74 juta
ton gula industri (Balitbangtan 2007). Dalam mendukung
pencapaian penambahan lahan pertanaman tebu seluas 350 ribu
hektar di atas, Pulau Madura menjadi salah satu sasaran lokasi
pengembangan atau ektensifikasi usaha tani tebu. Hasil kajian
kelayakan yang dilakukan Pusat Penelitian Perkebunan Gula
Indonesia (2010) menunjukkan bahwa luas lahan di Madura
adalah 447.598 ha meliputi empat kabupaten yaitu Kabupaten
Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep.
Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan
secara sosial dan ekonomi serta potensi pengembangan usaha
penelitian
tani tebu ke depan dan untuk mengetahui peluang dari usaha
tani tebu ini bagi masyarakat di Pulau Madura secara umum.
Secara khusus, dengan adanya pengembangan usaha tani tebu
di Madura diharapkan adanya percepatan untuk mendukung
percepatan pembangunan Pulau Madura, mendukung
tercapainya swasembada gula nasional, pemanfaatan lahan
potensial untuk pengembangan tebu di Pulau Madura, dan
meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan petani di Pulau
Madura.
Metode Penelitian tentang aspek sosial dan manajemen kemitraan,
penelitian menggunakan metode survei analitik. Data primer dan
sekunder dianalisa menggunakan analisis deskriptif untuk
memperoleh gambaran kondisi yang dihadapi dan pemecahan
dari masalah yang dihadapi di wilayah yang diamati. Analisis
aspek usaha tani meliputi data input-output komoditas existing/
prospective diolah dengan analisis finansial untuk melihat,
struktur biaya dan profitabilitas usaha tani (Jhingan 1993).
Hasil penelitian
Simpulan Usaha tani tebu di Kabupaten Sampang layak dikembangkan di
lahan kering/lahan tidur atau lahan dengan tingkat
produktivitas rendah dengan potensi lahan yang belum
dimanfaatkan. Dibandikan usaha tani tanaman tradisional
seperti jagung, wijen, dan kacang tanah pendapatan usaha tani
dari tebu lebih menguntungkan. Sedangkan dibandingkan
usaha tani hortikultura (melon, semangka, cabai, dan bawang
merah) risiko pasar dan fluktuasi harga komoditas tebu lebih
baik. Usaha tani tebu dengan R/C ratio sebesar 1,05 dan 1,68
dan pendapatan bersih Rp1.358.920,00/ha dan
Rp14.024.360,00/ha pada usaha tani tebu awal dan tebu kepras
I, membuktikan usaha tani tebu di lokasi penelitian sangat
layak untuk diusahakan dan menguntungkan.
Kelebihan 1. Dari segi isi, Jurnal di deskripsikan dengan baik dan benar.
Kata demi kata memiliki kesinambungan dan pembaca
mudah memahami isi jurnal. Karena dijelaskan secara
realita.
2. Abstrak dijelaskan dengan baik dan benar dan sudah
menunjukan ringkasan dari jurnal. Walaupun masih ada
sedikit kekurangan.
3. Pendahuluan sudah memnunjukan fenomena dari nilai-nlai
pancasila
Kelemahan Jurnal ini masih memiliki beberapa kekurangan seperti :
1. Pada bagian Abstark tidak dijelaskan tujuan peneliti, karena
dari struktur penulusan jurnal yang baik harus ditulis secara
ringkas tujuan penelitian pada bagian abstrak.
2. Pada bagian metodologi tidak dijelaskan sampel berapa
yang digunakan dan instrumen penelitiannya.
3. Kajian teori tidak dijelaskan pada jurnal/artikel
4. Saran tidak dibuat oleh penulis kepada pembaca.
Saran Untuk kesempurnaan jurnal ini saya memberi saran untuk
abstrak, metode penelitian, dan kajian teori agar di perbaharui
agar mencapai hasil yang lebih maksimal dan lebih baik dan
benar.

JURNAL 2
A. IDENTITAS JURNAL
Judul Evaluasi Kelayakan Finansial Usaha Peternakan dan
Pengembangan Biogas: Studi Kasus Desa Suntenjaya, Bandung /
Financial Feasibilty Evaluation of The Integration of Biogas: A
Case Study of Suntenjaya Village, Bandung
Nama jurnal Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia
Penulis Resty F Maeanti, Akhmad Fauzi, Asti Istiqomah
Tahun terbit Juli 2013
Vol/Halaman Vol.14 No. 1/27-42
Issn 1411-5212
Reviwer Ayu Pasaribu, Eko Puspito, Mahdalena Siringoringo, dan
Moonsen Saragi
Tanggal 12 Maret 2018

B. PEMBAHASAN
Judul Evaluasi Kelayakan Finansial Usaha Peternakan dan
Pengembangan Biogas: Studi Kasus Desa Suntenjaya, Bandung /
Financial Feasibilty Evaluation of The Integration of Biogas: A
Case Study of Suntenjaya Village, Bandung
Abstrak Studi ini bertujuan mengevaluasi kelayakan dari usaha biogas di
Desa Suntenjaya, Bandung dan mengidentikasi faktor-faktor yang
memengaruhi usaha pengembangan biogas, serta mengidentikasi
dampak ekonomi dan lingkungan dari keberadaan usaha biogas.
Metode yang digunakan adalah analisis keuangan, analisis biaya
manfaat, model regresi berganda, dan analisis deskriptif. Evaluasi
kelayakan proyek menunjukkan usaha peternakan sapi perah
dengan pengembangan biogas adalah layak. Faktor-faktor yang
memengaruhi usaha pengembangan biogas ialah jumlah kotoran
sapi, jumlah air yang digunakan, dan jumlah tenaga kerja.
Dampak ekonomi dari pengembangan biogas, yaitu penyerapan
tenaga kerja sebesar 1,96% dan penghematan biaya bahan bakar
yang dihemat sebesar Rp1.406.160 per tahun. Dampak
lingkungan menunjukkan peternak setuju bahwa biogas
memberikan dampak positif terhadap lingkungan.
Latar Desa Suntenjaya merupakan desa yang terletak di hulu Sungai
belakang Cikapundung, Bandung. Secara umum, kondisi perekonomian
masyarakatnya tergolong kelas menengah ke bawah. Rata-rata
penduduk desa ini memiliki mata pencaharian sebagai petani
dengan persentase sebesar 40%, pedagang sebesar 30%, dan
peternak sebesar 30%. Jumlah pengangguran masih tinggi di desa
ini di mana kondisi masyarakat masih memerlukan bantuan untuk
meningkatkan kesejahteraannya. Potensi yang ada di desa
iniberasal dari sumber daya alam, baik peternakan maupun
pertanian, yang cukup memberikan harapan terutama peternakan
sapi perah. Terdapat 732 peternak di Desa Suntenjaya di mana
kegiatan usaha peternakan yang dilakukan oleh penduduknya
menghasilkan sisa buangan atau limbah ternak. Sebagian besar
para pe- ternak di desa tersebut membuang limbah ke Sungai
Cikapundung. Dampak dari limbah dan bahan-bahan buangan dari
kegiatan manusia mengakibatkan menurunnya kualitas
lingkungan. Oleh karena itu, pengaturan lingkungan hidup
merupakan konsep yang penting berkaitan dengan kesehat- an
manusia untuk jangka panjang. Pengaturan lingkungan hidup
adalah pengambilan keputusan yang mengatur alokasi sumber dan
desain hasilnya memengaruhi siklus kehidupan ekologis
(Edmunds dan Letey, 1973).

Rumusan
masalah
Tujuan Studi ini bertujuan mengevaluasi kelayakan dari usaha biogas di
penelitian Desa Suntenjaya, Bandung dan mengidentikasi faktor-faktor yang
memengaruhi usaha pengembangan biogas, serta mengidenti_kasi
dampak ekonomi
dan lingkungan dari keberadaan usaha biogas.
Metode Studi ini dilaksanakan di Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang,
penelitian Kabupaten Bandung Barat. Daerah ini telah mengembangkan
biogas dari limbah ternak yang ada. Jenis data yang digunakan
dalam studi ini meliputi data primer dan sekunder. Data primer
diperoleh dengan melakukan pengamatan di lapangan dan
wawancara langsung dengan peternak. Data primer yang
dibutuhkan meliputi pengembangan biogas yang didukung oleh
BPPT. Data sekunder diperoleh dari laporan yang telah
dipublikasikan maupun laporan yang tidak dipublikasikan yang
bersumber dari BPPT, Biro Pusat Statistik (BPS), studi-studi
terdahulu, dan ar-
tikel terkait.
Hasil Analisis Finansial usaha peternakan sapi perah mengacu pada
kondisi usaha peternakan yang memiliki produk utama susu segar
penelitian
di mana tidak terdapat pengembangan biogas dari limbah kotoran
ternak yang dihasilkan. Komponen pertama yang dianalisis pada
aspek ini adalah komponen biaya yang dikeluarkan oleh usaha
peternakan sapi perah, mencakup biaya investasi, biaya tetap, dan
biaya operasional.

Rangkaian kegiatan PTL BPPT yang dilaksanakan melalui


program PKPP Ristek yaitu diseminasi teknologi biogas
dilakukan melalui pembangunan unit percontohan pengolahan
limbah kotoran hewan menjadi biogas. Usaha peternakan sapi
perah yang terdapat di Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang
mendapatkan bantuan dari BPPT yang bertujuan untuk
mengurangi pembuangan limbah ternak ke dalam aliran sungai.
Dengan adanya bantuan tersebut, usaha peternakan sapi perah pun
memiliki manfaat tambahan serta biaya investasi baru yang
dikeluarkan. Untuk itu perlu dianalisis lebih lanjut kelayakan dari
usaha peternakan sapi perah yang memanfaatkan limbah ternak
untuk menghasilkan biogas.

Hasil Analisis Sensitivitas dalam Integrasi Usaha Peternakan


Sapi Perah dan Usaha Pengembangan Biogas

Peningkatan harga konsentrat sebesar 10% membuat NPV


yang didapatkan menjadi Rp121.713.833, IRR sebesar 17%, Net
B/C 1,69, dan PP selama 5 tahun 11 bulan. Berdasarkan hasil dari
kriteria investasi yang didapatkan, usaha peternakan sapi perah
dengan pengembangan biogas tetap layak untuk dilanjutkan
walaupun mengalami peningkatan harga konsentrat sebesar 10%.
Model regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh
produksi biogas yang dihasilkan dari usaha pengembangan
biogas, seperti jumlah kotoran ternak, jumlah air yang digunakan,
lama usaha pengembangan biogas, jumlah tenaga kerja, dan
tingkat pendidikan peternak. Hasil estimasi data dapat dilihat pada
Tabel berikut, yaitu faktor-faktor yang memengaruhi produksi
biogas adalah jumlah kotoran ternak, jumlah air yang digunakan,
dan jumlah tenaga kerja.

Hasil Estimasi Regresi Produksi Biogas dari Usaha


Pengembangan Biogas

Simpulan Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa


saran. Pertama, pemerintah sebaiknya memberikan insentif
kepada peternak berupa subsidi reaktor biogas secara langsung
kepada para peternak. Pemberian subsidi ini agar para peternak
yang ingin melakukan integrasi usaha ternak dengan
pengembangan biogas menjadi semakin bertambah, dikarenakan
peternak dapat memperoleh reaktor biogas dengan harga yang
lebih murah. Kedua, peternak sebaiknya meningkatkan jumlah
ternaknya sehingga pendapatan yang diperoleh meningkat,
sehingga biogas yang dihasilkan juga akan meningkat.
Peningkatan ini agar penggunaan reaktor dapat optimal. Selain
jumlah peternak yang sebaiknya ditambah,adanya pelatihan
biogas juga masih tetap diperlukan, karena hal ini akan membantu
para peternak yang tingkat pendidikannya kurang akan mendapat
pendampingan serta pengetahuan yang bertambah.
Kelebihan Pada jurnal ini sudah dijelaskan secara rinci dan dibuat dalam
bentuk tabel untuk mempermudah mahasiswa dalam memahami
jurnal.
Kelemahan Pada jurnal ini terdapat beberapa kekurangan seperti penulisan,
dan pada bagian abstrak masih bisa ditulis lebih rinci karen pada
abstrak itu biasanya memuat tujuan, metode dan hasil secara
ringkas.
Saran Saran untuk studi selanjutnya ialah menganalisis kelayakan sapi
perah serta usaha pengembangan biogas dengan analisis
kelayakan ekonomi menggunakan harga bayangan, yang
menggambarkan nilai sosial atau nilai ekonomis yang
sesungguhnya. Selain itu, dalam menganalisis faktor-faktor yang
memengaruhi produksi biogas dari usaha pengembangan biogas
sebaiknya ditambah dengan variabel lain.

Anda mungkin juga menyukai