Anda di halaman 1dari 15

MODUL IV

PRODUKSI, PRODUKSI RATA-RATA DAN PRODUKSI MARJINAL

I. PENDAHULUAN

1.1. Deskripsi Singkat

Produksi merupakan tujuan utama dari setiap kegiatan usahatani, apakah untuk usahatani

yang berorientasi bisnis atau subsisten sekalipun. Secara matematis hubungan antara produksi dan

factor produksi (input) : Y = f(x1,x2,x3...xn). Klau kita hanya melihat pengaruh variable x1 terhadap

produksi, maka formulasinya : Y = f(x1 I x2,x3...xn), artinya perubahan produksi hanya disebabkan

oleh variable x1, sedangkan variable x2, x3...xn dianggap tetap (ceteris paribus)

Produksi fisik total (total physical product/TPP) yang tinggi menjadi incaran para petani

dan pelaku kegiatan usahatani. Namun produksi fisik total yang tinggi belum tentu

menguntungkan secara ekonomi. Oleh sebab itu perlu diketahui juga konsep produksi rata-rata

(average physical produc./APP) dan konsep produksi marjinal (marginal physical product/MPP)

untuk mengkur tingkat keuntungan ekonomi dari produksi suatu kegiatan usahatani.

1.2. Kompetensi Umum


Setelah mengikuti perkuliahan Mahasiswa dapat memahami pengertian produksi total,
produksi rata-rata dan produksi marjinal.
1.3. Kompetensi Khusus
Setelah selesai mengikuti kuliah, Mahasiswa diharpakan dapat :
1. Menjelaskan konsep produksi total
2. Mampu menjelaskan konsep produksi rata-rata
3. Mampu menjelaskan konsep produksi marjinal
4. Mampu menjelaskan hubungan antara produksi total, rata-rata dan marjinal dengan
menggunakan grafik fungsi produksi..

31
II. PENYAJIAN

Kegiatan Belajar 1 : Produksi Fisik Total (Total Physical Product)

Dengan berkembangnya teknologi pertanian, pemahaman fungsi-fungsi produksi

yang terjadi di sektor pertanian ternyata telah meluas, melebihi apa yang bisa

dtberikan oleh setiap buku teks yang ada. Dan para peneliti tidak pernah dapat

mengukur ataupun mencatat seluruh fungsi produksi yang ada itu. Maksud dari

penelitian mengenai fungasi produksi di sektor pertanian adalah untuk memberikan

pemahaman yang lebih baik tentang hubungan input-output, sehingga bisa diperoleh

pedoman dan indikasi umum terutama bagi para manajer. Selanjutnya setiap

manajer atau petani harus menentukan sendiri fungsi produksi yang paling

tepat bagi lokasi atau pertaniannya.

Oleh karena tidak setiap fungsi produksi bisa dijelaskan dalam modul ini,

maka perlu dicari/ditemukan prinsip-prinsip umum fungsi produksi yang dapat

diterapkan pada seluruh situasi, tanpa memperhatikan bentuk khusus fungsi

produksi tersebut. Untuk itu maka pertama-tama akan dibahas dua konsep umum

dari suatu fungai produksi, yaitu konsep produksi rata-rata (average phyisical

product) dan konsep produksi marjinal (marginal physical product).

Fungsi produksi yang telah disinggung agak terinci dan disajikan dalam bentuk

tabel maupun grafik. 4.1. Fungsl produksi tersebut akan digunakan untuk menunjukkan

prinsip-prinsip umum yang penting dalam analisis ekonomi produksi. Mari kita

gambarkan lagi fungsi produksi tersebut pada Gambar 4.1. dengan data yang lain.

Fungsi produksi pada Gambar 4.1. itu disebut fungal produksi klasik karena

32
menyajikan seluruh sifat-sifat yang diperlukan oleh kajian mengenai fungsi-

fungsi produksi. Kurva produksi tersebut mempunyai bentuk yang unik, yaitu

menggambarkan perubahan output (Q) yang diakibatkan oleh perubahan jumlah input

variabel (X) pada sejumlah input tetap sebagai unit teknis menurut teknologi

tertentu.

Pada Gambar 4.1. dapat dilihat bahwa bila input variable sama dengan nol maka

output juga sama dengan nol. Output akan meningkat, bila ditambahkan input variabel

pada unit-unit yang pertama, dan terus akan meningkat bila input terus

ditambahkan. Tetapi penambahan input pada tingkat yang lebih tinggi, akan

mengakibatkan kenaikan output yang makin kecil. Output makasimum akan

dicapai pada tingkat 159,6 unit sebagai akibat penggunaan input variabel X

sejumlah 14 unit. Penggunaan input X lebih besar dari pada 14 unit maka akan

mengakibatkan output menurun.

0 2 4 6 8 10 12 14 16 X

Gambar 4.1. Kurva Produksi Fisik

Fungsi produksi pada Tabel 4.1 dan Cambar 4.1. dapat pula disajikan

33
secara matenatik, dalam bentuk persamaan:

Q = 3X + 2X2 - 0.1X3

dimana Q adalah jumlah unit output yang dihasilkan oleh pemakaian beberapa

jumlah unit X. Dengan menggunakan nilai-nilai X pada Tabel 4.1 maka nilai -

nilai Q dapat diprediksikan melalui substitusi X ke dalam persamaan fungsi

produksi di atas. Nilai-nilai output dapat juga ditaksir untuk setiap nilai

X yang lain, seperti 2,5; 7,91; 14,357; atau 15,33. Persamaan di atas dapat

juga dtmanfaatkan untuk berbagai macam penggunaan.

Tabel 4.1. Produksi Fisik, Produksi Rata-Rata, Produksi Marjinal dan Elastisitas produksi
Input (X) Output (Q)/TPP Produksi Fisik Produksi Fisik Marjinal (MPP)
Rata-Rata Mutlak Rata-rata Elastisitas Produksi
(APP) (∆TPP/∆X) (MPP/APP)
0 0 0 0 0
1 4.9 4.9 6.7 4.9 1.37
2 13,2 6.6 9.8 8.3 1.48
3 24.3 8.1 12.3 11.1 1.52
4 37.6 9.4 14.2 13.3 1.51
5 52.5 10.5 15.5 14.9 1.48
6 68.4 11.4 16.2 15.9 1.42
7 84,7 12.1 16.3 16.3 1.35
8 100.8 12,6 15.8 16.1 1,25
9 116.1 12.9 14.7 15.3 1.14
10 130,0 13.0 13.0 13.9 1.00
11 141.9 12,9 10.7 11.9 0.83

34
12 7.8

151.2 12,6 9.3 0.62

35
13 157,3 12.1 4.3 6.1 0.36
14 159.6 11.4 0.2 2.3 0.02
15 157.5 10,5 -4.5 -2.1 -0.43
16 150.4 9.4 -9.8 -7.1 -1.04

Fungsi produksi Fisik Total (TPP) : Q = 3x + 2x2 - 0.1x3


Fungsi produksi Fisik rata-rata (APP) : Q = 3 + 2x – 0.1x2 (APP =Q/X)
Fungsi Produksi Marjinal (MPP) : Q = 3 + 4x – 0.3x2 (MPP =dQ/dX)

Gambar 5.1. Kurva Produksi Total, Produksi Rata-Rata dan Produksi Marjinal.

Kegiatan Belajar 2. Produkai Fisik Rata-rata (APP)


APP diperoleh dengan membagi jumlah total output Q, dengan jumlah

input variabel X. Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa bila X = 1 dan Q =

4,9, maka APP = 4,9/1 = 4,9. Bila X = 10 dan Q = 130, maka APP =

130/10 = 13. Demikian seterusnya.

Istilah "fisik" menunjukkan bahwa rata-rata produksi tersebut diukur

dalam unit-unit fisik, seperti kilogram, liter, ton, dan bukan dalam unit

nilai sepertt rupiah.

Pada Tabel 4.1. itu terlihat bahwa produksi fisik rata -rata

meningkat sampat tingkat X = 10 dan Q = 130. Namun setelah tingkat itu

tercapai, apabila input X terus ditambah, maka APP menurun. Bentuk dari kurva

APP tergantung kepada bentuk kurva Produksi Fisik Total (TPP) atau fungsi

produksinya. Jadi, bentuk APP tergantung kepada variasi hubungan teknis

antara output dan input.

Secara geometris, APP dapat digambarkan dengan cara menarik Satu

garis lurus melalui titik origin (titik nol) dan memotong atau

menyinggung salah satu titik pada TPP. Karena APP = Q/P tiada lain adalah

36
kemiringan dari garis lurus tersebut pada suatu titik produksi dan input

tertentu. Tampak, pada Cambar 4.1, garis lurus tersebut memotong kurva

TPP pada titik A dan C, pada tingkat penggunasn input X = 5 dan X = 15.

Oleh karena kedua titik A dan C itu terletak pada garis yang sama, yang

berarti mempunyat kemiringan yang sama, maka APP pada kedua titik tersebut

identik.

Q 3x +2x2 – 0.1x3

APP = ----------------- = ------------------------------ = 3 + 2x – 0.1x2

X X

Kegiatan Belajar 3. Prcduksi Fisik Marjinal (MPP)

MPP adalah perubahan output total yang diakibatkan oleh tambahan atau

perubahan input variabel sebesar satu unit. Peningkatan jumlah satuan yang

digunakan bisa mengakibatkan kenaikan atau peningkatan output total. Secara

geometric, MPP merupakan kemiringan (slope) dari fungsi produksi.

Ada dua cara untuk menghitung MPP, yaitu secara rata-rata dan secara

teliti (pasti). Metode rata-rata (average) digunakan bila datanya

iberbentuk tabel. Metode penghitungani MPP dengan rata-rata ini tidak

membutuhkan kalkulus. Sedangkan metode teliti/pasti (exact) membutuhkan

kalkulus. dan oleh karenanya harus dihitung dari fungsi produksi dalam

bentuk permamaan.

MPP rata-rata diperoleh dengan membagi perubahan output total dengan

37
perubahan input yang digunakan. Secara matematis, MPP rata-rata itu bLsa

dituliskan sebagai:

∆ Q
MPP = ---------------------------
∆ X
Dimana ∆ Q adalah perubahan output total dan ∆ X adalah perubahan jumlah input yang

digunakan. Pada Tabel 4.1. kolom 5, MPP diantara x =10 dan x = 11 adalah :

141.9 – 130.0 11.9


MPP = -------------------------- = -------------------- = 11.9
11 – 10 1

Artinya kenaikan penggunaan input dari 10 unit menjadi 11 unit

mengakibatkan kenaikan output sebesar 11.9 unit.

MPP juga bisa bernilai negative, misalnya diantara penggunaan

input 15 unit dan 14 unit.

157.5 – 159.6 -2.1


MPP = ------------------- = -------- = -2.1
15 – 14 1
Di atas telah disinggung bahwa MPP merupakan kemiringan dari kurva produksi

total. Untuk membukttkan hal int, begian dari kurva produksi di antara X -

12 dan X - 13 diperbesarkan gambarnya seperti pada Cambar 5.2.

MPP diantara X = 12 dan x = 13 adalah ∆ Q/∆ X = 6.1/1 = 6.1

Pada Gambar 5.2. angka 6,1 itu juga merupakan kemiringan dari garis lurus

AB, yaitu garis yang digamharkan melalui dua titik pada kurva produksi,

38
titik A (X = 12, Q = 151.2) dan titik B (X = 13, Q = 157,3) Q

mencerminkan kenaikan produksi, yaitu 157,3 - 151,2 = 6,1. Sedangkan X

mencerminkan tambahan penggunaan tenaga kerja, yaitu 13 - 12 = 1.

Perbandingan antara ∆ Q dan ∆ X merupakan kemiringan (slope) dari

garis lurua AB, yaitu dQ/ d X = 6,1.

Angka 6,1 tersebut bukanlah MPP pada input sejumlah 12 unit ataupun input

sejumlah 13 unit, melainkan MPP di antara kedua satuan jumlah input tersebut.

MPP didefinisikan sebagai kemiringan kurva produksi total, namun kemiringan

dari bagian kurva yang mana? Di antara satuan input X = 12 dan X = 13,

terdapat sejumlah kemiringan (slope) kurva produksi total yang berbeda-

beda. Jawabnya adalah bahwa MPP = 6.1. itu mewakili rata-rata dari

seluruh kemiringan kurva produksi total di antara kedua

tingkat input tersebut.

39
Ukuran rata-rata kemiringan dari busur kurva produksi

menghasilkan perhitungan kemiringan yang pasti dari kurva

produksi total, karena kurva produksi tersebut bukan

merupakan garis liniar. Bagian kurva produksi di antara

titik A d a n B pada gambar 5.2 m empunya i nil ai ke mirin gan

yang beru bah -u bah pad a setiap titik. Sehingga penggunaan

konsep MPP rata-rata tidak ak an menghasilkan perhitungan

yang seksama. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, maka

dipakal konsep MPP yang lebih pasti. Caranya adalah dengan

menurunkan MPP dari fungsi produksi, melalui perhitungan-

perhitungan kalkulus - diferensial.

40
Apabila fungsi produksinya adalah Q = 3x + 2x 2 - 0.1x 3 maka

MPP merupakan turunan pertama (first derivative) dari Q

terhadap input variabel, yakni:

MPP = dQ/dX = 3 + 4 X - 0,3X 2

Untuk x =12, maka MPP = 3 + 4(12) – 0.3 (12)2 = 7.8

Untuk x = 13, maka MPP = 3 + 4(13)-0.3(13)2 = 4.3

Konsep perhitungan MPP secara seksama atau pasti (exact)

ini mengandung arti tambahan produksi total yang diakibatkan

oleh tambahan unit variabel tenaga kerja dalam jumlah yang

sangat kecil pada input tetap yang tertentu jumlahnya.

Perhatikan pula bahwa dengan konsep MPP rata-rata diantara

input X = 12 dan X = 13, mengha s ilkan angka MPP 6, 1 ( lthat

Tabel 4 .1).

Tabel 4.1. menyajikan MPP berdasarkan kedua kons ep

tersebut. Perbedaan angka MPP antara kedua konsep tersebut

tidaklah begitu besar, karena interval antara kedua input

(atau busur kurva produksi ) tidak begtu besar. Perbedaan

antara kedua konsep tersebut akan menjadi nyata kalau interval

input X yang digunakan cukup besar.

Tabel 4.1 dan Gambar 5.1 tersebut juga menunjukkan bahwa

MPP (seperti halnya APP) dari fungsi produksi klasik,

tidaklah konstan, melainkan bervariasi menurut jumlah input

yang digunakan.

41
Bentuk kurva MPP tergantung kepada bentuk fungsi

produksinya. Menurut fu ngsi pr oduksi pada T ab el 4 .1. di

atas, MPP n aik sam pai mencapai titik maksimum pada tingkat

input X = 6,67 unit dan produksi total Q = 79,3 dan

selanjutnya menurun apabila input X terus menerus ditambah

lagi. MPP akan sama dengan nol apabila output total mencapai

titik maksimum (Q = 159,6) atau pada tingkat pemakaian X

sebanyak 14,04 unit. Penambahan X selanjutnya setelah output

maksimum itu dicapai akan me n gh a si lk a n MP P ne ga t if .

G a mb a ra n l ai n ya ng pa t ut di pe r ha t ik a n p ul a i a l a h h u b u n g a n

antara MPP dan output total. Pada saat MPP menaik,

output total na ik dengan tingkat kena ikan yang semak in

besar. Pada sa at M P P t u r u n m a s i h p o s i t i f , o u t p u t t o t a l

masih naik tetapi kenaikannya s emakin kecil. Pala saat

MPP = 0, output total mencapa i titik maksimum. A khi rn ya,

p ad a s aa t M PP ne ga tif . ou tpu t t ot al ma nur un .

RANGKUMAN

produksi klasik merupakan fungsi produksi yang menyajikan seluruh sifat-

sifat yang diperlukan oleh kajian mengenai fungsi -fungsi produksi. Kurva

produksi fisik total tersebut mempunyai bentuk yang unik, yaitu menggambarkan

perubahan output (Q) yang diakibatkan oleh perubahan jumlah input variabel (X)

pada sejumlah input tetap sebagai unit teknis menurut teknologi tertenru.

APP diperoleh dengan membagi jumlah total output Q, dengan

42
jumlah input variabel X APP diperoleh dengan membagi jumlah total

output Q, dengan jumlah input variabel X APP diperoleh dengan

membagi jumlah total output Q, dengan jumlah input variabel X.

MPP adalah perubahan output total yang diakibatkan oleh tambahan atau

perubahan input variabel sebesar satu unit. Peningkatan jumlah satuan yang

digunakan bisa mengakibatkan kenaikan atau peningkatan output total. Secara

geometric, MPP merupakan kemiringan (slope) dari fungsi produksi.

III, PENUTUP

2.1.Soal Latihan
1. Bi la di ke tah ui fu ng si pr odu ks i Q = X + 4X 2 – 0. 2X 3

a. Hi tun gl ah : a . MPP d an AP P

b . N il ai x pad a saa t MM P d an AP P mak si mum

c . Nil ai X pa da sa at MP P = A PP

2.2. Petunjuk jawaban soal


1. Lihat penjelasan tentang produksi total
2. Lihat penjelasan tentang produksi rata-rata dan produksi marjinal

2.3. Umpan balik


Arti tingkat penguasaan materi oleh Mahasiswa :
90% - 100% = sangat baik
80% - 89% = baik
70% - 79% = sedang
≤ 70% = kurang

43
Jika tingkat penguasan materi oleh Mahasiswa 80% ke atas dikategorikan bagus dan
Mahasiswa tersebut dapat melanjutkan ke materi kuliah berikutnya. Bila penguasaan materi di
bawah 80%, maka dianjurkan kepada Mahasiswa yang bersangkutan untuk mengulang kembali
materi yang belum dikuasai, sebelum melanjutkan ke materi kuliah berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA
1. Anonimous. 2010. Ekonomi Produksi. Universitas Terbuka Indonesia. Jakarta.
2. Hernanto, F. 1989. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta
3. Suratiyah, K. 2006. Ilmu Usahatani. Gajahmada University Press, Yogyakarta.

Tabel 4.1. Produksi Fisik, Produksi Rata-Rata, Produksi Marjinal dan Elastisitas produksi
Input (X) Output (Q) Produksi Fisik Produksi Fisik Marjinal (MPP)
Rata-Rata Mutlak Rata-rata Elastisitas Produksi
(APP) (MPP/APP)
0 0 0 0 0
1 4.8 4.8 7.4 1.54
2
3
4
5 80 16 25 1.56
6
7
8
9
10 210 21 20 0.95
11
12
13
14 249.2 17.8 -5.6 -0.31

44
15
16

45

Anda mungkin juga menyukai