Anda di halaman 1dari 28

Hubungan Non Linear

(Penerapan Ekonomi)

Kelompok 2
 
Aryo Alamsyah ( 2007025030 )
Mohammad Rizki Maulana (2007025032)
Cintya putri samarta (2007025042)
A. Permintaan, Penawaran dan
Keseimbangan Pasar
 Permintaan
• Fungsi dan Kurva Permintaan Garis Tidak Lurus
Parabola (Kuadrat)
Pada suatu kurva permintaan garis tidak lurus (nonlinear)
yang berbentuk parabola, fungsi permintaannya merupakan
fungsi kuadrat. Bentuk umum dari fungsi permintaan yang
kuadrat dari x = f (p) adalah x = ap2 + bp + c di mana x adalah
variabel kuantitas (yang merupakan variabel yang dicari) dan
p adalah variabel harga (yang merupakan variabel
menentukan/independent variable).
Bentuk umum lain dari fungsi permintaan kuadrat P = f (x)
adalah p = ax2 + bx + c. Bentuk umum ini mengikuti bentuk
umum yang sering berlaku dalam matematika atau aljabar,
yaitu y = ax2 + bx + c.

• Fungsi dan Kurva Permintaan Garis Tidak Lurus


Hiperbola (Fungsi Pecah)
Pada suatu kurva permintaan garis tidak lurus (nonlinear) yang
berbentuk hiperbola, fungsi permintaannya merupakan fungsi
pecah. Bentuk umum sederhana dan dari fungsi permintaan
yang berbentuk fungsi pecah adalah:
p = ax +b/cx +d
dimana x merupakan variabel kuantitas/jumlah dan p
merupakan variabel harga. Selanjutnya, a, b, c, dan d adalah
konstanta.
 Penawaran
• Fungsi dan Kurva Penawaran Garis Tidak
Lurus Parabola (Kuadrat)
Pada suatu kurva penawaran garis tidak lurus (nonlinear)
yang berbentuk parabola, fungsi penawarannya merupakan
fungsi kuadrat. Bentuk umum dari fungsi penawaran kuadrat
dari x = f (p) adalah x = ap2 +bp + c dimana
• x adalah variabel kuantitas (merupakan variabel yang dicari)
• p adalah variabel harga (merupakan variabel yang
menentukan/independent variable)
Bentuk umum yang lain dari fungsi penawaran yang kuadrat adalah p
= f (x) yaitu p = ax2 + bx + c. Dalam bentuk umum fungsi penawaran
kuadrat, x adalah variabel kuantitatif dan p adalah variabel harga.
Selanjutnya, a, b, dan c adalah konstanta. Besarnya tingkat
pertambahan/penuruhan harga merupakan akibat pertambahan
/penurunan jumlah yang diminta. Hal ini tergantung pada elastisitas
penawaran dari barang tersebut.

• Fungsi dan Kurva Penawaran Garis Tidak Lurus Hiperbola


(Fungsi Pecah)
Pada suatu kurva penawaran garis tidak lurus (nonlinear) yang
berbentuk hiperbola, fungsi penawarannya merupakan fungsi pecah.
Bentuk umum fungsi penawaran yang berbentuk fungsi pecah adalah:
p = ax +b / cx +d
di mana x merupakan variabel kuantitas/jumlah; p merupakan variabel
harga; a, b, c, dan d adalah konstanta
..
P
Qs

Keseimbangan Pasar :
Pe E
Qd = Qs
Qd Qd = jumlah permintaan
Q
Qs = jumlah penawaran
0 Qe
E = titik keseimbangan
Pe = harga keseimbangan
Qe = jumlah keseimbangan
• Keseimbangan Pasar

Analisis pengaruh dan subsidi terhadap keseimbangan


pasae juga sama seperti pada kondisi linear. Pajak atau
subsidi yang ditawarkan oleh produsen akan berubah
harga jualnya. Sehingga harga keseimbangan dan
jumlah keseimbangan yang tercipta dipasar pun akan
berubah. Pajak menyebabkan harga keseimbangan
menjadi lebih tinggi dan jumlah keseimbangan menjadi
lebih sedikit. Sebaliknya, subsidi menyebabkan harga
keseimbangan menjadi lebih rendah dan jumlah
keseimbangan lebih banyak.
Contoh
Apabila diketahui fungsi permintaan suatu barang ditunjukann oleh persamaan Qd = 19 – P²,
Sedangkan fungsi penawarannya Qs = -8 + 2P², berapakah harga dan kuantitas keseimbangan
yang tercipta di pasar? Kemudian jika misalkan dikenakan pajak spesifik sekitar 1 rupiah Per unit,
Bagaimana keseimbangan yang tercipta di pasar saat ini?
Jawab: Keseimbangan terjadi pada saat permintaan = penawaran
Qd = Qs
19 – P² = -8 + 2P²
3P² = 27
P² = 9
P=3
Kemudian nilai P dimasukan ke dalam salah satu Qd atau Qs
Qd = 19 – P²
Qd = 19 – (3)² = 10
Maka keseimbangan pasar tercipta pada tingkat harga 3 dan kuantitas 10. Kemudian apabila
pemerintah mengenakan pajak spesifik sebesar 1 per unit, maka persamaan penawarannya akan
berubah menjadi:
Qs = -8 + 2(P-1)²
= -8 + 2(P²-2P+1)
= 2P²– 4P - 6
Keseimbangan pasar yang baru menjadi:
Qd = Qs
19 – P2 = 2P² – 4P - 6
3P2 – 4P – 25 = 0
Dengan menggunakan rumus abc diperoleh nilai P1 = 3,63 dan nilai P2 = -2,30.
Karena P2 irasional maka tidak digunakan.
Kemudian nilai P= 3,63 dimasukkan ke dalam salah satu persamaan Qd atau Qs
Qd = 19 – P²
Qd = 19 – (3,63)² = 5,82
Beban pajak (tk) yang ditanggung oleh konsumen sebesar selisih antara harga
setelah pajak dikurangi dengan harga sebelum pajak, yaitu
tk = 3,63 – 3 = 0,63
Beban pajak (tp) yang ditanggung oleh produsen ialah sebesar nilai pajak yang
dikenakan dikurangi dengan beban pajak yang ditanggung oleh konsumen, yaitu
tp = 1 – 0,63 = 0,37
Sedangkan pajak yang diterima oleh pemerintah ialah besarnya pajak dikalikan
kuantitas yang terjual, yaitu T = 1 x 5,82 = 5,82
B. Fungsi Biaya
Selain Pengertian biaya tetap, biaya variable dan biaya total,
dalam konsep biaya dikenal pula pengertian biaya rata-rata
(average cost) dan biaya marjinal (marginal cost). Biaya rata-rata
adalah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan tiap unit produk
atau keluaran, merupakan hasil bagi biaya total terhadap jumlah
keluran yang dihasilkan. Kemudian Biaya Marjinal adalah biaya
tambahan yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit tambahan
produk.
Biaya Tetap : FC = k (konstanta)
Biaya Variabel : VC = J(Q)
Biaya Total : C = FC + VC = k + f(Q) = c(Q)
Biaya Tetap rata-rata : AFC = FC / Q
Biaya Variabel rata-rata : AVC = VC/Q
Biaya rata-rata : AC = C/Q = AFC + AVC
Biaya marjinal : MC = ∆𝐶/∆𝑄
Penjelasan kurva diatas adalah karena C dan V berbentuk
parabola. Maka, dengan memanfaatkan rumus titik rumus
ekstrim parabola, dapat dihitung (Q) pada C minimum dan VC
minimum serta besarnya C minimum dan VC minimumnya. C
dan VC yang berbentuk parabola membawa konsekuensi AC
dan AVC berbentuk linear. Sementara, AFC asimtotik terhadap
kedua sumbu C dan sumbu Q. Sebab FC itu linear.
Pada gambar yang (a), C minimum dan VC minimum
terjadi kepada posisi Q yang sama, tetapi C minimum
itu sendiri tidak sama dengan VC minimum. Hanya jika
FC = c = 0 Maka C minimum = VC minimum.
Selanjutnya pada gambar yang (b), AC = AFC pada
posisi Q dimana AVC = 0.
Contoh:
Apabila biaya total yang harus dikeluarkan oleh perusahaan ditunjukkan oleh persamaan C = 2Q 2
– 24Q + 102. Pada tingkat produksi berapakah unit biaya total ini minimum? Hitunglah besarnya
biaya total minimum tersebut serta hitung pula berapa besarnya biaya tetap, biaya variabel, biaya
rata-rata, biaya tetap rata-rata, dan biaya variabel rata-rata pada tingkat produksi tadi? Kemudian
jika produksi ditambah sebesar 1 unit, berapa besarnya biaya marjinal?
Jawab :
Berdasarkan rumus titik ekstrim parabola, biaya minimum terjadi pada kedudukan
𝑄 = − 𝑏/2𝑎 = 24/4 = 6 𝑢𝑛𝑖𝑡
Besarnya biaya (C) minimum = 2Q2– 24 Q + 102
C = 2(6)2 – 24 (6) + 102
C = 30
Besarnya biaya tetap (FC) ialah sebesar 102, yaitu biaya yang tidak berubah-ubah berapapun
besarnya produksi yang dilakukan oleh perusahaan.
Biaya variabel (VC), yaitu 2Q2 – 24Q  2(6)2 – 24 (6) = -72
Biaya rata-rata (AC) = C/Q  = 30/6 = 5
Biaya tetap rata-rata (AFC) = FC/Q  = 102/6 = 17
Biaya variabel rata-rata (AVC) = VC/Q  = -72/6 = -12
Kemudian jika Q dinaikkan 1 unit menjadi 7 unit, maka
Biaya marjinal (MC) = ∆𝐶/∆𝑄 = 32−30/7−6 = 2
Berarti untuk menaikkan produksi dari 6 unit menjadi 7 unit diperlukan biaya tambahan (biaya
marjinal) sebesar 2.
C. Fungsi Penerimaan
Bentuk fungsi penerimaan Total (total revenue) yang non-linear pada
umumnya berupa sebuah persamaan parabola terbuka ke bawah. Ini
merupakan bentuk yang biasa dihadapi oleh seseorang produsen
yang beropasi di pasar monopoli.Penerimaan total merupakan fungsi
dari jumlah barang, juga merupakan hasil kali jumlah barang dengan
harga barang per unit. Kemudian terdapat penerimaan rata-rata
(average revenue , AR) adalah penerimaan yang diperoleh per unit
barang, merupakan hasil bagi penerimaan total terhadap jumlah
barang. Selanjutnta penerimaan marjinal (marjinal revenue, MR)
adalah penerimaan tambahan yang diperoleh dari setiap tambahan
satu unit barang yang dihasilkan atau terjual.
Penerimaan Total : TR = Q x P = f(Q)
Penerimaan rata-rata : AR = R/Q
Penerimaan marjinal : MR = ∆𝑇𝑅/∆𝑄
TR ( Total Revenue)
Contoh:
Jika fungsi permintaan yang dihadapi seorang produsen sebesar P = 900 – 1,5Q.
bagaimanakah persamaan penerimaan totalnya? Kemudian berapa besarnya penerimaan jika
produsen mampu menjual sebesar 200 unit, dan berapa harga jual per unit? Apabila terjadi
kenaikan penjualan menjadi 250 unit, hitunglah penerimaan marjinal?
Jawab:
P = 900 – 1,5Q
TR = P x Q
= (900 – 1,5Q) x Q
= 900Q – 1,5Q²
Jika Q = 200 unit, maka
TR = 900 (200) – 1,5 (200)²
= 120.000
Maka penerimaan total yang mampu dihasilkan pada kondisi 200 unit ialah sebesar Rp 120.000
Harga jual per unit ialah
P = 900 – 1,5Q²
P = 900 – 1,5(200)²
P = 600
Harga jual barang per unit ialah Rp 600
Jika penjualan meningkat menjadi 250 unit, maka
TR = 900 Q – 1,5Q²
= 900 (250) – 1,5(250)²
= 131.250
Sehingga penerimaan marjinalnya ialah
𝑀𝑅 = ∆𝑇𝑅/∆𝑄
𝑀𝑅 = 131.250−120.000/250−200
𝑀𝑅 = 225
Sehingga tambahan penerimaan marjinal jika produsen mampu meningkatkan
penjualan dari 200 unit menjadi 250 unit ialah sebesar Rp 225
Kemudian tingkat penjualan yang mampu menghasilkan penerimaan total
maksimum ialah:
TR maksimum pada Q = − 𝑏/2𝑎 = − 900/2(−1,5) = 300
Besarnya TR maksimum menjadi:
TR = 900 Q – 1,5Q²
= 900 (300) – 1,5 (300)²
TR = 135.000
D. Keuntungan, Kerugian, dan Pulang Pokok
Tingkat produksi yang menghasilkan keuntungan dan
keadaan pulang-pokok secara grafik dapat dilihat sebagai
berikut:
C, R C= c(Q)

TPP

R = r (Q)

TPP

Q
0
Q1 Q2 Q3 Q4
!
Tingkat produksi Q4 dan Q4 mencerminkan keadaan pulang pokok,
sebab penerimaan total sama dengan pengeluaran (biaya) total, R = C
Area di sebelah kiri Q1 dan di sebelah kanan Q4 mencerminkan keadaan
rugi, sebab penerimaan total lebih kecil daripada pengeluaran total, R <
C Sedangkan area di antara Q1 dan Q4 mencerminkan keadaan untung,
sebab penerimaan total lebih besar daripada pengeluaran total, R>C.
Tingkat produksi Q3 mencerminkan tingkat produksi yang memberikan
penerimaan total maksimum.
Besar kecilnya keuntungan dicerminkan oleh besar kecilnya selisih
positif antara R dan C. Secara grafik, hal ini ditunjukkan oleh jarak
antara kurva R dan kurva C. Semakin lebar jarak positif tersebut
semakin besar keuntungan yang diperoleh. Jarak positif terlebar antara
kurva R dan kurva C terjadi pada posisi di mana lereng (slope) dari
kedua kurva itu sama besar, dan ini mencerminkan keuntungan terbesar
atau maksimum. Dalam grafik di atas, hal ini terjadi pada kedudukan Q 2;
lereng kurva R dan kurva C pada tingkat produksi ini sama besar.
Contoh:
Jika fungsi penerimaan total yang mampu dihasilkan oleh suatu perusahaan ditunjukkan dengan persamaan
penerimaan total (TR) = - 0,10Q 2 + 20Q, sedangkan biaya total yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dalam
proses produksinya ialah TC = 0,25Q 3 – 3Q2 + 7Q + 20.
Hitunglah keuntungan perusahaan ini jika dihasilkan dan terjual barang sebanyak 10 dan 20 unit?
 
 Jawab:
Keuntungan (π) = TR – TC
= (-0,10Q2 + 20Q) – (0,25Q3- 3Q2 + 7Q + 20)
= -0,10Q 2+ 20Q – 0,25Q3+ 3Q2 – 7Q – 20
π = -0,25Q 3+ 2,90Q + 13Q 2– 20
Pada kuantitas Q = 10
π = -0,25Q2 + 2,90Q2 + 13Q – 20
= -0,25(10)3 + 2,90(10)2 + 13(10) – 20
= -250 + 290 + 130 – 20
= 150 (keuntungan)
Perusahaan memperoleh keuntungan sebesar 150 pada saat memproduksi barang
sebanyak 10 unit
Pada kuantitas Q = 20
π = -0,25Q3 + 2,90Q2 + 13Q – 20
= -0,25(20)3 + 2,90(20)2 + 13(20) – 20
= -2000 + 1160 + 260 – 20
= -600 (kerugian)
Perusahaan menderita kerugian sebesar 600 pada saat memproduksi barang sebanyak 20 unit.
E. Fungsi Utilitas
Fungsi utilitas menjelaskan besarnya utilitas (kepuasan, kegunaan) yang
diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan suatu barang atau jasa. Pada
umumnya semakin banyak jumlah barang yang dikonsumsi semakin besar
utilitas yang diperoleh, kemudian mencapai puncaknya (titik jenuh) pada jumlah
konsumsi tertentu, sesudah itu justru menjadi berkurang atau bahkan negatif
bila jumlah barang yang dikonsumsi terus menerus ditambah.

Utilitas total merupakan fungsi dari jumlah barang yang dikonsumsi. Persamaan
utilitas total (total utility, U) dari mengkonsumsikan suatu jenis barang berupa
fungsi kuadrat parabolik, dengan kurva berbentuk parabola terbuka ke bawah.
Utilitas marjinal (marginal utility, MU) ialah utilitas tambahan yang diperoleh
dari setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi.
Utilitas total : U = f(Q)
Utilitas Marjinal : MU = ∆U/∆𝑄
Utilitas Total mencapai puncaknya ketika utilitas marjinal nol dan berkurang
ketika utilitas marjinal negative.
• Contoh :
• Diketahui Utilitas total dengan fungsi U = -2x2
+ 40x . Tentukan Marginal utility…
• Jawab :
• U = -2x2 + 40x
• MU = U’ = -2.2 x + 40 = -4x + 40
F. Fungsi Produksi
Bentuk fungsi produk total (total product, P) yang nonlinear pada
umum nya berupa sebuah persamaan kubik yang mempunyai titik
belok dan sebuah titik puncak. Produk total merupakan fungsi dari
jumlah masukan (input, faktor produksi) yang digunakan.
Jika dalam suatu kegiatan produksi dianggap hanya terdapat satu masukan variabel,
katakanlah X, sementara masukan-masukan lainnya.
merupakan masukan tetap, maka fungsi produksinya dapat dinyatakan dengan
notasi P=f(x).
Produk total = P = f(x)
Produk rata-rata = AP = p/x
Produk marjinal = MP = ∆p/∆x
Secara grafik, kurva produk total P mencapai puncaknya tepat ketika kurva
produk marjinal MP = 0.
Sedangkan MP mencapai puncaknya tepat pada posisi titik belok kurva P.
Di samping itu, kurva MP memotong kurva AP pada posisi maksimum AP.
Contoh:
Fungsi produksi yang dihadapi oleh seorang produsen ditunjukkan
oleh P = 9X²-X³. Bentuklah persamaan produk rata-ratanya serta
hitunglah produk total dan produk rata-rata tersebut jika digunakan
masukan sebanyak6 unit. Berapa produk marjinalnya jika masukan
yang digunakan ditambah 1 unit?
Jawab :
P = 9X² - X³
Untuk X = 6 P = 9(6)² - (6)³ = 108
AP = P/X =108/6 = 18

Jika X = 7 P = 9(7)² - (7)³ = 98


AP = P/X = 98/7 = 14
MP = 108-98 / 7-6 = 10
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan di atas, dapat disimpulkan
bahwa fungsi non linear dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari untuk menyelesaikan masalah ekonomi yang
berhubungan dengan permintaan, penawaran dan
keseimbangan pasar, Fungsi biaya, penerimaan, Kerugian, dan
Pulang Pokok, Fungsi Utilitas dan Fungsi Produksi dengan
rumus-rumus yang telah ditetapkan sehingga dapat dicari
penyelesaiannya.
Latihan Soal
• 1. Fungsi permintaan yang dihadapi oleh seorang produsen monopolis
ditunjukkan oleh P = 800 – 2 Q. Bagaimana persamaan penerimaan totalnya?
Berapa besarnya penerimaan total jika terjual barang sebanyak 300 unit, dan
berapa harga jual perunit? Hitunglah penerimaan marjinal dari penjualan
sebanyak 300 unit menjadi 350 unit. Tentukan tingkat penjualan yang
menghasilkan penerimaan total maksimum, dan besarnya penerimaan maksimum
tersebut.
• 2. Jika suatu perusahaan harus mengeluarkan biaya tetap setiap bulan sebesar Rp
450.000 dengan biaya variable per unit output adalah 1500. Harga jual produk
adalah sebesar Rp 6.000/unit. Hitunglah besarnya kuantitas pada kondisi pulang-
pokok dan besarnya keuntungan pada saat mampu menjual sebesar 650/unit!
• 3. Fungsi permintaan akan suatu barang ditunjukan oleh persamaan Qd = 6 – 2P2 ,
sedangkan fungsi penawarannya adalah Qs = –10 + 2P2 . Berapakah harga dan
jumlah keseimbangan yang tercipta di pasar ?
• 4. Jika diketahui fungsi permintaan suatu barang adalah P d = 100-
2q , fungsi penawarannya adalah Ps = 30+5q dan terhadap barang
subsidi sebesar S=8 . Hitunglah :
a. Harga dan kuantitas keseimbangan sebelum dan sesudah diberikan
subsidi
b. Subsidi yang dinikmati oleh produsen dan konsumen serta subsidi
yang diberikan oleh pemerintah
• 5. Penerimaan total yang diperoleh sebuah perusahaan ditunjukkan
oleh persamaan R = -0,2Q2 + 40Q, sedangkan biaya total yang
dikeluarkan C = 0,3Q3 + Q2 - 7Q - 30. Hitunglah profit perusahaan
ini jika dihasilkan dan terjual barang sebanyak 10 dan 20 unit ?
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai