Anda di halaman 1dari 11

MODUL II

FAKTOR PRODUKSI TANAH DAN TENAGA KERJA

I. PENDAHULUAN

1.1. Deskripsi Singkat

Faktor produksi tanah dan tenaga kerja merupakan factor produksi yang esensial bagi petani.

Kedua factor produksi ini sering disebut factor produksi “asli”, karena dengan dua factor produksi

ini saja, suatu kegiatan usahatani sudah dapat dilakukan, meskipun dengan tingkat produktivitas

yang rendah.

1.2. Kompetensi Umum

Setelah mengikuti perkuliahan Mahasiswa dapat memahami pengertian factor produksi

dalam kegiatan usahatani

1.3. Kompetensi Khusus

Setelah selesai mengikuti kuliah, Mahasiswa diharpakan dapat :

1. Menjelaskan factor produksi tanah.

2. Mampu menjelaskan ukuran usahatani berdasarkan factor produksi tanah

3. Mampu menghitung distribusi penguasaan lahan pertanian

4. Mampu menjelaskan factor produksi tenaga kerja.

5. Mampu menghitung potensi tenaga kerja

6. Mampu menghitung curahan tenaga kerja dalam usahatani

13
II. PENYAJIAN

Kegiatan Belajar 1 : Faktor Produksi Tanah.


Pada umumnya di Indonesia tanah merupakan faktor produksi yang :

(a) Relatif langka dibanding dengan faktor produksi lainnya.

(b) Distribusi penguasaannya di masyarakat tida merata.

Tanah mempunyai beberapa sifat antara lain :

(a) Luas relative tetap atau dianggap tetap.

(b) Tidak dapat dipindah-pindahkan.

(c) Dapat dipindahtangankan dan atau diperjualbelikan.

Karena sifatnya yang khusus tersebut tanah kemudian dianggap sebagai salah satu faktor

produksi usahatani, meskipun di bagian lain dapat juga berfungsi sebagai faktor atau unsur

pokok modal usahatani.

1.1 Tanah Usahatani dan Permasalahannya di Indonesia.

a. Dilema pertanian

Indonesia sebagi Negara agraris, demikian julukan yang diberikan pada republic kita ini.

Hal ini tidak lain karena sebagian besar rakyat mendapat nafkah dari sumber-sumber

pertanian. Cara mendapat nafkah tersebut dapat langsung maupun tidak langsung dari

sektor ini. Masalah tanah di Indonesia boleh disebut gawat atau kritis. Hal itu mulai

dirasakan sekarang dan apalagi di watu yang akan datang. Kegawatan ini tidak akan terjadi

manakala (Hasan Usman, 1985):

(a) Penduduknya tidak berjumlah lebih dari 240 juta jiwa.

14
(b) Pertambahan penduduknya tidak sebesar 2,3 persen.

(c) Bila lahan kering dan basah yang tergolong “ arable land” di wilayah RI yang saat ini

luasnya 70 juta ha, di empat pulau besar ( Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi) tetap

menyebar.

Belum lagi ada hal yang menyangkut kepesatan pembangunan. Tiada pembangunan tanpa

perlu tanah, membuat bertambah kisruhnya masalah tanah. Dengan kata lain pertambahan

manusia dan pembangunan menuntut tanah. Sementara itu antara manusia itu sendiri dan

pembangunan juga berebut tanah.

Tanah selalu mempunyai konotasi erat dengan pertanian dan desa. Dalam

perjalanan waktu, pembangunan, situasi dan kondisi sekitar pertanian pada posisi bersaing

yang ketat dengan sektor-sektor lainnya seperti industri, prasarana umum, perumahan dan

kperkantoran, serta bangunan-bangunan pendidikan, sosial, dan lain-lain.

Pada dasarnya empat golongan petani berdasar tanahnya yaitu:

(a) Golongan petani luas ( lebih 2 ha).

(b) Golongan petani sedang ( 0,5- 2 ha ).

(c) Golongan petani sempit ( 0,5 ha).

(d) Golongan buruh tani tidak bertanah.

Perbedaan golongan petani berdasar luas tanah tersebut akan berpengaruh terhadap sumber

dan distribusi pendapatannya.

Faktor produksi tanah (lahan) merupakan factor produksi yang paling penting bagi seorang

petani. Meskipun saat ini sudah dikembangkan berbagi bentuk usahatani yang tidak menggunakan

media tanah, namum masih dalam skala kecil. Oleh karena itu ke depan factor produksi lahan

masih akan merupakan gaktor produksi yang penting bagi kegiatan usahatani.

15
Sumber pemilikan tanah adalah berasal dari jual- beli, sewa, sakap, pemberian negara,

warisan, wakaf, membuka lahan sendiri. Sedangkan status tanah bias berupa : milik, sewa, sakap,

gadai, tanah pinjaman.

Pengaruh tanah milik terhadap pengelolaan UT :

- bebas dikelola petani

- bebas mengadakan investasi

- menumbuhkan tanggungjawab dalam pengelolaan

- Dapat dijual dan dijadikan agunan

Fragmentasi tanah adalah suatu kondisi dimana tanah usahatani yang dimiliki oleh seorang

petani berada dalam keadaan terpencar- pencar. Kondisi ini mengakibatkan kesulitan dalam

mengelola usahatani di lahan-lahan tersebut karena beberapa alasan berikut (Mubyarto 1989) :

a. Petani akan kesulitan dalam mengalokasikan waktu, tenaga, sumberdaya dalam

usahataninya.

b. Petani akan sulit untuk melakukan investasi dalam usahataninya. Misalanya kalau

petani mau membuat sumur bor dia akan mengalami kerugian karena biaya yang

dikeluarkan lebih besar dari biaya investasi yang ia keluarkan.

Tanah sebagai ukuran UT:

Sumberdaya tanah (lahan) dapat menentukan ukuran suatu usahatatani. Lahan dengan

luasan yang sama belum tentu akan memiliki ukuran usahatani yanga sama. Di bawah ini akan

diberikan suatu contoh tentang menghitung ukuran usahatani berdasarkan pola pemanfataan lahan.

16
a. Total tanah UT: Jmi tatal luas tanah yg dimiliki

- Persil I : 3 Ha

- persil 2: 0,5 Ha

- Persil 3 : 0.8 Ha

Jadi total Tanah UT : 4,3 Ha

Sedangkan ukuran usahatani berdasarkan total Luas pertanaman/Pertanian dapat dihitung sebagai

berikut :

Persil Luas kemarau hujan Ttl setahun

I 3 Ha 3 Ha 3 Ha 6 Ha

II 0.5 sepanjang tahun 0,5

III 0.8 0,3 0.8 1.1

Ttl 4,3 7,6

Jadi ukuran usahatani berdasarkan luas pertanaman(pertanian) alahah , 7,6 Ha, lebih beasar

dari total luas lahan total sebesar 4,3 Ha. Sedangkan intensitas penggunaan tanah : 7.6/4.3 x 100%

= 155 %

Nilai Ekonomi Tanah :

Nilai ekonomi sebidang tanah ditentukan oleh beberapa factor berikut :

a. Tinkat kesuburan tanah

b. Fasilitas pengairan

c. Posisi terhadap jalan dan sarana perhubungan

d. Adanya rencana pemerintah di sekitar lokasi tsb.

17
Distribusi pemilikan lahan

1. Gini Ratio :

GC = 1 - ∑ [(Xi - Xi-1 ) ( Yi -1 + Yi)]

Ket. GC = Gini concentrasi

Xi = Proporsi jml RT kumulatif dlm kelas ke I

Yi = proporsi jml luas lahan kumulatif dlm kelas ke i

Kegiatan Belajar 2. Tenaga Kerja

Tenaga kerja usahatani merupakan faktor produksi kedua selain tanah, modal, dan

pengelolaan, kita mengenal jenis tenaga kerja :

(a) Tenaga kerja manusia.

(b) Tenaga kerja ternak.

(c) Tenaga kerja mekanik.

Tenaga kerja manusia dibedakan atas tenaga kerja pria, wanita dan anak-anak. Tenaga kerja

manusia dapat mengerjakan semua jenis pekerjaan usahatani berdasar tingkat kemampuannya.

Kerja manusia dipengaruhi oleh :

(a) Umur

(b) Pendidikan

(c) Keterampilan

(d) Pengalaman

(e) Tingkat kecukupan

(f) Tingkat kesehatan


18
(g) Faktor alam seperti iklim dan kondisi lahan usahatani.

Tenaga kerja pria umumnya dapat mengerjakan semua pekerjaan, pekerja wanita umumnya

dapat mengerjakan semua pekerjaan secara umum yaitu menanam, memelihara tanaman, ternak

dan panen. Tenaga kerja anak-anak umumnya membantu pekerjaan pria atau wanita dewasa.

2.1. Potensi dan pencurahan tenaga kerja Usahatani

Potensi tenaga erja keluarga petani adalah jumlah tenaga kerja potensial yang tersedia

pada satu keluarga petani. Dengan demikian semua jenis tenaga kerja yang ada yaitu pria, wanita,

anak-anak, terna dan mekanik yang dimiliki dihitung.

Informasi tentang potensi tenaga kerja penting bagi petani, karena akan berguna dalam penentuan

pilihan altrnatif mengolah usahataninya, khususnya yang menyangkut tenaga kerja.

2.2. Masalah tenaga kerja

Tenaga kerja sebagai faktor produksi yang cukup dominan pada usahatani, selain

merupakan harapan juga menghadapi dilema.

Hal-hal yang menyangkut pengangguran yang antara lain di sebabkan oleh cepatnya

pertumbuhan penduduk yang tidak terkejar oleh pengadaan kesempatan kerja. Pengertian

pengangguran menurut Departemen Tenaga Kerja adalah orang yang di dalam seminggu bekerja

kurang dari 40 jam.

Konsep tenaga kerja (man power) adalah besarnya bagian dari penduduk yang dapat

diikutsertakan dalam proses pembangunan (15 -64 tahun). Jenis tenaga kerja berupa manusia,

ternak, mekanik.

19
Tenaga kerja usahatani berasal dari dalam dan luar keluarga. Tenaga kerja luar keluarga

berupa tenaga kerja upahan, sambatan (tolong-menolong) dan arisan tenaga kerja.

Konsep potensi tenaga kerja adalah Jumlah tenaga kerja potensial yang ada dalam satu

keluarga. Menurut Rukasah (1974) :

1 Tk pria = 300 HK/thn

1 TK wanita = 226 HK/thn

1 TK anak = 140 HK/thn

Sedangkan menurut FAO (Food anf Agriculture Organization) adalah 250 Hari Kerja orang/thn

Ada dua konsep perhitungan tenaga kerja :

a. Hari kerja/Hari kerja orang (HKO) : tdk ada perbedaan antara tenaga kerja pria, wanita dan

anak-anak.

b. Setara hari kerja pria (HKP)/man equivalent:

- 1 pria = 1 hari kerja pria

- 1 wanita = 0,7 hari kerja pria

- 1 anak = 0,5 hari kerja pria

- 1 ternak = 2 hari kerja pria

- 1 traktor = 25 hari kerja pria (?)

20
Ukuran tenaga kerja yaitu produktivitas tenaga kerja , yaitu perbandingan antara produksi

dengan tenaga kerja yg dikeluarkan.

Dalam sehari orang bekerja selama 7 jam.

Jumlah curahan kerja :

Jml org X jml jam kerja X jml hari


_________________________
7

RANGKUMAN

21
Faktor produksi tanah (lahan) merupakan factor produksi yang paling penting bagi seorang

petani. Ada 4 golongan petani menurut luas lahan : a) Glolongan petani berlahan luas (> 2 Ha);

b) Golongan petani berlahan sedang (0.5 – 2 Ha); c) Golongan petani berlahan sempit (< 0.5 Ha);

dan d) Buruh tani (tidak berlahan).

Konsep tenaga kerja (man power) adalah besarnya bagian dari penduduk yang dapat

diikutsertakan dalam proses pembangunan (15 -64 tahun). Jenis tenaga kerja berupa manusia,

ternak, mekanik.

Ada dua konsep perhitungan tenaga kerja :

c. Hari kerja/Hari kerja orang (HKO) : tdk ada perbedaan antara tenaga kerja pria, wanita dan

anak-anak.

d. pria Setara hari kerja pria (HKP)/man equivalent:

Dalam sehari orang bekerja selama 7 jam. Oleh karena itu jumlah curahan kerja :

Jml org X jml jam kerja X jml hari

_________________________

III. PENUTUP

22
3.1.Soal Latihan
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan factor produksi tanah.
2. Jelaskan ukuran usahatani berdasarkan factor produksi tanah
3. Buatlah suatu data hipotetik untuk menghitung distribusi penguasaan lahan pertanian
4. Jelaskan tentang factor produksi tenaga kerja.
5. Hitunglah potensi tenaga kerja yang dimiliki oleh sebuah keluarga tani
6. Gunakan data hipotetik untuk menghitung curahan tenaga kerja dalam usahatani

3.2. Petunjuk jawaban soal


1. Lihat penjelasan tentang factor produksi tanah
2. Lihat penjelasan tentang factor produksi tenaga kerja
3.3. Umpan balik
Arti tingkat penguasaan materi oleh Mahasiswa :
90% - 100% = sangat baik
80% - 89% = baik
70% - 79% = sedang
≤ 70% = kurang

Jika tingkat penguasan materi oleh Mahasiswa 80% ke atas dikategorikan bagus dan
Mahasiswa tersebut dapat melanjutkan ke materi kuliah berikutnya. Bila penguasaan materi di
bawah 80%, maka dianjurkan kepada Mahasiswa yang bersangkutan untuk mengulang kembali
materi yang belum dikuasai, sebelum melanjutkan ke materi kuliah berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Hernanto, F. 1989. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta


2. Mosher, A.T. 1985. Menggerakan dan Membangun Pertanian. Binacipta, Jakarta.
3. Mubyarto. 1995. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES, Jakarta
4. Suratiyah, K. 2006. Ilmu Usahatani. Gajahmada University Press, Yogyakarta.

23

Anda mungkin juga menyukai