Anda di halaman 1dari 11

AKUNTANSI BIAYA

CRITICAL CHAPTER REPORT


“metode harga pokok proses lanjutan”

Dosen Pengampu:
CHOMS GARRY GT SIBARANI, S.E., M.Si., Ak., CA., S.Pd.

Disusun oleh :
Adnan Rosadi Situmorang
(7163342001)
C’ 2016

PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018
BAB I
IDENTITAS BUKU

A. Buku Utama
̵ Judul buku : Akuntansi Biaya
̵ Bab : Metode Harga Pokok Proses Lanjutan
̵ Penulis : Dr. H. Arwansyah, M.Si
̵ Penerbit : Unimed Press
̵ Tahun terbit : 2018
̵ Kota terbit : Medan
̵ ISBN : 978-602-7938-09-0
̵ Tebal halaman bab : 19 halaman

B. Buku Pembanding
̵ Judul buku : Akuntansi Biaya
̵ Bab : Metode Harga Pokok Proses Lanjutan
̵ Penulis : Drs. Mulyadi, Msc
̵ Penerbit : Akademi Manajemen Perusahaan YPKN
̵ Tahun terbit : 2005
̵ Kota terbit : Yogyakarta
̵ ISBN : 979-3532-08-04
̵ Tebal halaman bab : 23 halaman
BAB II
PEMBAHASAN

I. Ikthisar buku utama.


Suatu perhitungan harga pokok produk dilakukan dengan anggapan tidak
terdapat persediaan produk dalam proses awal periode. Perlu diketahui bahwa
produk dalam proses akhir periode dalam proses produksi menjadi produk dalam
proses awal periode selanjutnya. Dalam periode persediaan awal barang dalam
proses terdapat 2 macam harga pokok, yaitu: harga pokok yang terjadi pada
periode sebelumnya dan periode berjalan.

Dalam bab ini terdapat dua metode untuk menentukan harga pokok produk
selesai meliputi :
1. Metode pokok rata-rata
Metode ini menghitung harga pokok rata-rata persatuan produk seperti
unsur biaya (bahan, tenaga kerja dan overhead pabrik) dan dijumlahkan dengan
biaya produksi yang sama pada periode berjalan. Dalam bab ini terdapat 2
bagian dari metode pokok rata-rata yaitu metode harga pokok rata-rata diolah
melalui satu departamen produksi dan diolah melalui lebih dari satu
departemen produksi.
a) Dalam perhitungannya (satu departemen produksi) yang pertama kita
lakukan adalah mencatat apa saja yang diketahui dalam soal setelah itu
masuk ke penyelesaian. Biaya produk dalam proses awal periode dan yang
sedang terjadi harus kita bedakan , pertama harga pokok produk dalam
proses awal periode kita jumlahkan biaya produksinya setelah itu jumlahkan
biaya produksi yang sedang terjadi.
Jika penjumlahannya sudah selesai, yang selanjutnya yakni menghitung
biaya perunit sehingga dapatlah biaya persatuan produk yang dihasilkan.
Dalam tabel perhitungannya terdapat 5 kolom yaitu jenis biaya (biaya-biaya
yang kita keluarkan), jumlah produk yang dihasilkan (produk jadi +
(persentase biaya tersebut x biaya koversi ), biaya produk dalam proses
awal, biaya periode berjalan, biaya perunit. Setelah itu menghitung harga
pokok produk yang dihasilkan pada periode tertentu. Harga pokok produk
yang dihitung yaitu harga pokok produk selesai diperoleh dari jumlah unit x
biaya perunit dan harga pokok dalam proses akhir diperoleh dari
penjumlahan biaya produksi (persentase biaya tersebut x jumlah unit akhir x
biaya perunit), jika kita sudah mendapatkan keduanya maka kita akan
mencari jumlah biaya produksi pada periode bersangkutan yang diperoleh
dari HPP selesai – HPP dalam proses akhir.
Setelah perhitungan HPP sudah selesai maka akan disajikan dalam
laporan biaya produksinya. Nilai yang didapat dalam perhitungan tadi
memiliki nilai yang sama dengan dilaporan biaya produksinya hanya tata
letak atau pencatatan yang berbeda.

b) Dalam perhitungan (lebih dari satu departemen produksi), pertama-tama


catat apa yang diketahui dalam soal. Pada penyelesaiannya cari terlebih
dahulu HPP dalam proses awal periode dengan cara harga pokok dari
departemen 1 + biaya-biaya yang ditambah di departemen 2, setelah itu cari
harga pokok produk yang diterima dari departemen 1 diperoleh dari HPP
yang diterima pada periode tersebut – biaya produksi yang terjadi pada
periode tersebut.
Tahap ketiga yakni menghitung harga pokok perunit produk selesai
departemen 2 dengan cara menjumlah satuan barang dalam proses awal dan
yang diterima dep. 1 dan HP dari dep.1 dalam proses awal dan yang
diterima dep. 1, setelah itu kita akan memperoleh HP rata-rata per unit
produk dari dep.1 dengan cara jumlah HP dari dep.1 : jumlah satuan.
Tahap keempat yakni menghitung biaya produksi rata-rata perunit yang
ditambahkan di dep. 2, dalam tabel perhitungannya terdapat 5 kolom antara
lain jenis biaya, jumlah produk yang dihasilkan, biaya produk dalam proses
awal, biaya yang dikeluarkan dalam periode bersangkutan, dan biaya
perunit. Setelah itu, mencari HP rata-rata perunit produk selesai dep. 2
dengan cara memperoleh HP rata-rata per unit produk dari dep.1 dengan
cara jumlah HP dari dep.1+ biaya perunit dep.2
Tahap selanjutnya, menghitung HPP yang dihasilkan selama periode
tersebut dari HPP selesai yang ditransfer kegudang + HPP dalam proses
akhir.
Tahap terakhir yaitu menyajikan perhitungan tadi dalam laporan biaya
produksi.

2. Metode masuk pertama keluar pertama (mpkp)


Dasar perhitungan HPP dengan metode MPKP bahwa:
̵ Produk dalam proses awal periode dianggap produk yang lebih dahulu
selesai dan ditransfer kedepartemen berikutnya atau kegudang
̵ Biaya produksi yang terjadi dalam periode itu lebih dahulu
dipergunakan untuk penyelesian produk dalam proses awal yang belum
selesai pada periode sebelumnya.

a) MPKP produk diolah di satu departemen


Untuk mencari jumlah biaya produksi pada periode tertentu maka yang
pertama dilakukan adalah membuat data biayanya yakni HPP dalam proses
awal periode dan biaya produksi yang terjadi selama periode tersebut, setelah
itu menghitung unit ekuivalennya setelah memperoleh hal itu maka kita
menghitung HPP yang dihasilkan selama periode tersebut dengan cara
menjumlahkan HPP selesai yang ditranfer kegudang + jumlah biaya produksi
untuk penyelesaian + HPP dalam proses akhir sehingga dapatlah jumlah biaya
produksinya.
Pada tahap akhir metode ini sama dengan metode pokok rata-rata yaitu
menyajikan perhitungan tadi ke dalam laporan biaya produksi.

b) MPKP produk diolah lebih dari satu departemen


Didalam departemen produksi setelah departemen pertama, produk telah
membawa HP dari periode sebelumnya. Produk dalam proses yang telah
membawa HP dari HPP yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke
gudang. Penyelesaian perhitungan dan penyajian dalam laporan biaya
produksinya tidak jauh beda dengan MPKP satu departemen bedanya
hanyalah MPKP ini untuk lebih dari satu departemen dan biaya bahan baku
tidak dicatat (berdasarkan contoh soal).

Kelebihan:
̵ Terdapat contoh soal beserta perhitungannya dalam buku untuk membantu
pemahaman mengenai harga pokok proses lanjutan.
̵ Menjelaskan kedua metode yang digunakan dalam menentukan harga
pokok produk selesai.
̵ Terdapat latihan soal dalam bab ini sebagai tes bagi mahasiswa apakah
memahami materi harga pokok proses lanjutan atau tidak.
̵ Dalam materi MPKP dijelaskan perhitungan unit ekuivalen darimana
diperoleh nilainya, dan dari contoh yang dibuat saya mendapatkan
darimana biaya perunit diperoleh.

Kekurangan:
̵ Dalam contoh soal perhitungan pada metode harga pokok rata-rata produk
diolah melalui satu departemen produksi tidak ada penjelasan darimana
diperoleh biaya perunit dalam tabel perhitungan biaya perunit jika dihitung
biaya produksi : unit ekuivalen seperti dalam MPKP tidak mendapat hasil
seperti yang dicatat dalam tabel.
̵ Dalam contoh penyelesaian soal halaman 122 tentang harga pokok produk
yang diterima departemen A jumlah biaya produksi tidak diketahui
darimana diperoleh dengan kata lain kesalahan pencatatan. Selain itu
terdapat juga kesalahan perhitungan dalam materi MPKP produk diolah di
satu departemen tentang perhitungan biaya bahan baku (BBB) yakni hasil
biaya perunit.
II. Ikthisar buku pembanding

1. Metode harga pokok rata-rata tertimbang


Harga pokok persediaan produk dalam proses awal ditambahkan kepada
biaya produksi sekarang dan jumlahnya kemudian dibagi dengan unit
ekuivalen produk untuk mendapatkan harga pokok rata-rata tertimbang.

a) Metode harga pokok rata-rata tertimbang departemen pertama


Dalam departemen produksi pertama, biaya yang harus diperhitungkan
dalam penentuan HPP adalah biaya yang melekat pada persediaan produk
dalam proses awal dan biaya produksi yang dikeluarkan dalam periode
sekarang. Biaya yang melekat pada persediaan produk dalam proses awal
merupakan biaya yang berasal dari periode sebelumnya.
Rumus perhitungan HPP perunit:
̵ BBB perunit = (BBB produk dalam proses awal + biaya bahan baku
dikeluarkan dalam periode sekarang) : unit ekuivalensi biaya bahan baku
̵ BTK perunit = (BTK produk dalam proses awal + BTK dikeluarkan dalam
periode sekarang) :unit ekuivalensi BTK
̵ BOP perunit = (BOP produk dalam proses awal + BOP dikeluarkan dalam
periode sekarang) : unit ekuivalensi BOP

Dalam tabel perhitungan harga pokok perunit terdapat 6 kolom yakni


unsur biaya produksi, yang melekat pada produk dalam proses, yang
dikeluarkan dalam periode sekarang , total biaya, unit ekuivalensi, biaya
produksi perkg yang berisikan biaya-biaya produksi. Setelah itu, menghitung
harga pokok produksi selesai. Jika perhitungan departemen satu sudah selesai
maka kita akan mencatatnya dalam laporan biaya produksi, yang terbagi
menjadi 3 bagian yaitu data produksi, biaya yang dibebankan dalam
departemen 1, dan perhitungan biaya. Perhitungan biaya merupakan
perhitungan dari biaya yang dibebankan dalam departemen 1 makanya jumlah
biaya pada perhitungan biaya sama dengan biaya yang dibebankan.
b) Metode harga pokok rata-rata tertimbang departemen setelah departemen
pertama
HPP yang dihasilkan oleh departemen produksi setelah departemen
produksi yang pertama merupakan penjumlahan harga pokok dari
departemen sebelumnya dengan biaya produksi yang ditambahkan dalam
departemen yang bersangkutan.
1. HPP perunit yang dibawa dari departemen sebelumnya
Diperoleh dari HPP dalam proses awal yang berasal dari departemen
sebelumnya ditambakan dengan HPP yang ditransfer dari departemen
sebelumnya dalam periode sekarang dibagi dengan produk dalam
proses awal ditambah produk yang ditransfer dari departemen
sebelumnya dalam periode sekarang.
2. HPP perunit yang ditambahkan setelah departemen pertama memiliki
rumus perhitungan yang sama dengan departemen satu baik itu biaya
bahan baku perunit, biaya tenaga kerja perunit, biaya overhead pabrik
perunit.
3. Total harga pokok produksi persatuan
HPP perunit yang dibawa dari departemen sebelumnya + BBB perunit
+ BTK perunit + BOP perunit.

2. Metode masuk pertama keluar pertama

a) Metode masuk pertama keluar pertama departemen produksi pertama


Pertama menghitung unit ekuivalensi biaya bahan baku departemen 1,
menghitung unit ekuivalensi biaya konversi departemen 1, menghitung
biaya per satuan, dan menghitung HPP selesai dan persediaan produk dalam
proses departemen 1. Setelah itu kita menyajikan perhitungan tersebut
dalam laporan biaya produksi, yang terbagi menjadi 3 bagian yaitu data
produksi, biaya yang dibebankan dalam departemen 1, dan perhitungan
biaya.
b) Metode masuk pertama keluar pertama departemen produksi setelah
departemen produksi pertama
Bahan baku diolah pertama kali dalam departemen pertama, departemen
berikutnya hanya mengolah lebih lanjut produk hasil departemen pertama
dengan mengeluarkan biaya tenaga kerjadan biaya overhead pabrik. Bahan
baku ditambahkan dalam departemen produksi setelah departemen produksi
pertama.
Tambahan baku mempunyai dua kemungkinan:
1. Tidak menambah jumlah produk yang dihasilkan oleh departemen
produksi yang mengkonsumsi bahan baku tersebut. apabila bahan baku
tidak menambah jumlah produk yang dihasilkan tidak akan terpengaruh
terhadap perhitungan unit ekuivalensi produk jadi yang akibatnya tidak
mempengaruhi HPP persatuan produk yang diterima.
2. Menambah jumlah produk yang dihasilkan oleh departemen produksi
yang mengkonsumsi tambahan baku tersebut. apabila penambahan
produk yang dihasilkan terjadi karena adanya tambahan baku dalam
departemen setelah departemen pertama , maka akan mengakibatkan
diadakannya penyesuaian HPP persatuan produk yang diterima dari
departemen produksi sebelumnya.

Dalam perhitungannya yang perlu kita hitung yakni harga pokok produk
selesai dan persediaan pokok dalam proses departemen kedua yang
diperoleh dengan cara HPP selesai yang ditransfer kegudang ditambah HPP
dari produksi sekarang ditambah HPP dalam proses akhir sehingga dapatlah
jumlah biaya yang dibebankan dalam departemen 2.
Tahap terakhirnya sama dengan metode harga pokok rata-rata tertimbang
yakni penyajian laporan biaya produksi yang terbagi menjadi 3 bagian yaitu
data produksi, biaya yang dibebankan dalam departemen 2, dan perhitungan
biaya.
Kelebihan:
̵ Dalam bab ini dibuat rumus perhitungan harga pokok per unit produk
departemen pertama dan juga departemen produk setelah departemen
pertama dengan menggunakan metode harga pokok rata-rata tertimbang.
̵ Dalam buku terdapat latihan soal sebagai bentuk tes bagi mahasiswa
apakah memahami materi atau tidak, selain itu terdapat juga rangkuman isi
materi bab.
̵ Dalam bab ini lebih jelas (contoh soal) didapatkan maksud dari
departemen satu dan departemen produk setelah departemen satu atau
departemen 2, departemen 2 memiliki sangkut paut dengan departemen
satu atau dengan kata lain berlanjut. Bukan dua perusahaan atau
departemen yang berbeda melainkan satu departemen atau satu perusahaan
yang pencatatannya berkelanjutan.

Kekurangan:
̵ Dalam MPKP tidak ada dibuat rumus perhitungannya baik itu departemen
satu atau departemen produk seteleh departemen satu.
̵ Dalam contoh 2 tentang MPKP departemen setelah departemen produk
pertama tidak ada perhitungan untuk memperoleh jumlah biaya produksi
departemen 2 bulan, langsung dicatat dalam bentuk laporan.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Harga pokok persediaan produk dalam proses awal menimbulkan masalah
penentuan harga pokok produk selesai yang dikirimkan dari suatu departemen
ke departemen produksi berikutnya atau kegudang. Sehingga, harga pokok
proses lanjutan memiliki dua metode perhitungan yaitu metode harga pokok
tertimbang satu dan metode masuk pertama, keluar pertama baik itu untuk
departemen satu maupun departemen produksi setelah departemen satu
(departemen 2).
Oleh karena itu, berdasarkan kelebihan dan kekurangan buku yang ada baik
itu dari segi penjelasannya atau pun yang lain saya menyimpulkan bahwa
kedua buku ini layak digunakan sebagai sumber refrensi untuk memahami
lebih mudah dan lebih dalam mengenai akuntansi biaya terkhusus materi harga
pokok proses lanjutan.

2. Saran
̵ Agar penulis melihat lagi kekurangan yang terdapat dalam bab ini dan jika
ada edisi berikutnya dapat ditingkatkan lebih baik lagi guna untuk menjadi
refrensi mengenai akuntansi biaya.
̵ Bagi pembaca, agar membaca buku ini terutama materi harga pokok
proses lanjutan guna untuk lebih paham mengenai harga pokok proses
lanjutan baik itu penjelasan materi dan secara terkhusus perhitungannya
dan penyajian laporannya dengan kedua metode.

Anda mungkin juga menyukai