Anda di halaman 1dari 10

CRITICAL JOURNAL REVIEW

AKUNTANSI BIAYA
BIAYA PRODUKSI

DOSEN PENGAMPU:
CHOMS GARRY GT SIBARANI, S.E., M.Si., Ak., CA., S.Pd.

Disusun Oleh:

Nama : ADNAN ROSADI SITUMORANG


Nim : 7163342001
No.Absen : 05

PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016
Critical Journal Review 1 Akuntansi Biaya

ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE


VARIABEL COSTING PT. TROPICA COCOPRIMA

ABSTRAK
Suatu perhitungan HPP dan penetapan harga jual yang tepat menghasilkan laba
yang tepat sasaran juga. Biaya produksi lebih mengarah ke perusahaan
manufaktur dalam hal ini PT. Tropica Cocoprima menjadi sasaran penelitian.
Selisih biaya-biaya yang cukup signifikan berpengaruh terhadap penetapan harga
jual sehingga perusahaan ini harus menghasilkan HPP yang tepat dengan biaya
seminimal mungkin jika ingin memperoleh laba yang maksimal. Sehingga,
abstrak memiliki korelasi dengan judul jurnal penelitian.

PENDAHULUAN
Harga pokok produksi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mengolah
bahan baku menjadi barang jadi. PT. Tropica Cocoprima yang bergerak dalam
industri tepung kelapa menjadi sasaran penelitian ini, yang mana penelitian ini
membandingkan teori dan kenyataan dalam penggunaan perhitungan HPP di PT.
Tropica Cocoprima. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
tentang perhitungan biaya produksi dengan menggunakan metode variabel
costing. Pendahuluan dengan abstrak dengan judul penelitian masih koheren
yakni masih membahas tentang HPP dalam PT. Tropica Cocoprima.

PERSPEKTIF TEORITIS
Harga pokok produksi adalah semua pengorbanan yang dilakukan perusahaan
untuk memproduksi suatu produk. Dalam penelitian ini penggolongan biaya yang
digunakan adalah penggolongan biaya berdasarkan fungsi pokoknya dalam
perusahaan, sehingga biaya produksi yang dikeluarkan meliputi berikut. Biaya
Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja, Biaya Overhead Pabrik. Kegiatan utama
perusahaan ini adalah makanan sehingga untuk memenuhi kebutuhan
konsumennya perusahaan tidak memasukkan biaya overhead tetap kedalam
perhitungan harga produksinya, karena dianggap tidak relevan.
Dalam tinjauan pustaka peneliti menggunakan 2 metode penentuan HPP nya
yakni full costing dan variabel costing. Dari penjelasan ini saya mengambil
kesimpulan bahwa perspektif teoritis masih koheren dengan yang lainnya.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Hasil penelitian:
Total biaya bahan baku sebesar Rp 2.859.143.864 dari pemakaian kelapa
biji+biaya pembelian kelapa+ biaya bahan penolong. Sedangkan total biaya
tenaga kerjanya sebesar Rp. 353.903.713 dari biaya tenaga kerja langsung + upah
langsung. Total biaya overhead pabrik sebesar 529.902.835 yang diperoleh dari
biaya-biaya (selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung) +
penyusutan. Setelah itu dapatlah dicari HPP per unit menggunakan metode Full
Costing yakni BBB+BTKL+BOP = total harga produksi, sehingga total harga
produksi : total produksi per unit = HPP per unit sebesar Rp 29.943,60 kg/bulan

Pembahasan :
Pembahasan penelitian mengenai biaya PT. Tropica Cocoprima menggunakan
variabel costing. Harga pokok bahan yang dipakai = Persediaan yang tersedia
untuk dipakai – persediaan akhir periode. Total Biaya tenaga kerja langsung =
BTKL + upang langsung. BOP variabel = biaya listrik + biaya bahan bakar +
Gaji karyawan + perlengkapan pabrik + reparasi ases tetap + pemeliharaan aset
tetap. Metode full costing menghasilkan harga pokok yang lebih besar, sedangkan
metode variable costing menghasilkan harga pokok lebih kecil dikarenakan
variabel menelusuri biaya-biaya yang berkaitan langsung dengan proses produksi,
sehingga metode variabel costing bisa menghasilkan laba yang lebih besar buat
perusahaan.

KESIMPULAN
Jadi, Perhitungan biaya produksi dengan menggunakan metode variable
costing menghasilkan laba yang tinggi dibandingkan dengan metode full costing.
Karena, metode variabel costing memisahkan antara biaya-biaya produksi dan non
produksi yaitu biaya tetap, biaya semi varibel dan variabel.
KELEBIHAN
1. Dalam pengertian HPP peneliti mencantumkan 3 pendapat ahli setelah itu
menyimpulkan apa itu HPP dengan pendapatnya sendiri.
2. Tidak lupa peneliti juga memaparkan penelitian sebelumnya oleh
sihombing terkait dengan penelitian yang dilaksanakannya.
3. Dalam tinjauan pustaka peneliti memaparkan pencatatan menggunakan 2
metode penentuan HPP.
4. Peneliti mencantumkan nama ahli yang mungkin sudah pernah melakukan
penelitian terkait tentang judul penelitian sehingga pada baris pertama latar
belakang masalah terdapat teori beliau.

KELEMAHAN
1. Pada penjelasan mengenai pengertian biaya, peneliti menyimpulkan biaya
berdasarkan satu pendapat ahli saja.
2. Kelemahannya pada latar belakang masalah tidak memperlihatkan masalah
apa yang ada dalam PT. Tropica Cocoprima sehingga peneliti tertarik
meneliti di industi yang bergerak dalam pembuatan tepung kelapa ini.
Critical Journal Review 2 Akuntansi Biaya

ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI SISTEM


PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT CELEBES MINA PRATAMA

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di PT Celebes Mina Pratama yang bergerak di sektor
perikanan, dengan tujuannya membandingkan sistem pengendalian biaya yang
selama ini digunakan oleh perusahaan dengan metode target costing, target
costing itu merupakan penentuan biaya suatu produk dengan harga yang
kompetitif untuk mencapai laba maksimal. Pengendalian biaya PT. Celebes Mina
Pratama akan lebih baik jika menggunakan target costing bagi daripada metode
yang masih mereka gunakan. Abstrak ini masih membahas tentang target costing
seta pengendalian biaya produksi pada PT. Celebes Mina pratama. Oleh karena
itu, abstrak memiliki korelasi dengan judul jurnal penelitian.

PENDAHULUAN
Dalam era saat ini perusahaan dituntut untuk berinovasi, menciptakan produk-
produk dengan harga yang kompetitif. Oleh karena itu, PT. Celebes Mina Pratama
berencana ingin meminimalisir biaya-biayanya agar dapat menyesuaikan harga
dengan yang lain tetapi memperoleh laba sesuai harapan tanpa menaikkan harga
jualnya. Peneliti berpendapat apakah dengan target costing dapat dijadikan
sebagai salah satu alternatif metode penentuan biaya produksi dalam mencapai
tujuan dari perusahaan. Maka, penelitian ini bertujuan untuk membandingkan
sistem pengendalian biaya yang selama dini digunaakan oleh perusahaan dengan
metode target costing. Dengan demikian, pendahuluan masih sejalan dengan yang
lainnya terkait target costing untuk pengendalian biaya produksi
Pendahuluan dengan abstrak dengan judul penelitian masih koheren yakni
masih membahas tentang perbandingan biaya produksi (khususnya target
costing) dalam PT. Celebes Minapratama
PERSPEKTIF TEORITIS
Metode penentuan harga pokok produksi yang digunakan yaitu full costing dan
variabel costing, biaya terbagi menjadi dua berdasarkan fungsinya yaitu biaya
produksi dan non-produksi. Target costing meruakan penentuan biaya produk
dengan harga yang kompetitif untuk menghasilkan laba sesuai yang diharapkan.
Tujuannya dilakukan target costing adalah mengurangi biaya. Untuk menentukan
target costing terdapat 3 langkah yaitu menentukan allowable cost (harga jual
produk – profit yang diinginkan), drifting cost (penjumlahan BBB, biaya proses,
dan biaya lain-lain), value engineering (rekayasa nilai). Berdasarkan penelitian
terlebih dahulu baik itu aprianty, damayani dan amaluddi bahwa target costing
dapat dijadikan sebagai alat dalam mengendalikan biaya-biaya produksi
perusahaan tetapi penelitian ini dengan objek penelitian yang berbeda. Dari
penjelasan ini saya mengambil kesimpulan bahwa perspektif teoritis masih
koheren dengan yang lainnya.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Hasil penelitian:
Biaya produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead
pabrik, serta biaya non-produksi terdiri dari biaya administrasi dan biaya
pemasaran. Biaya produksi yang diperoleh PT. Celebes Minapratama sebesar
35.979.895.319 dan biaya non-produksi sebesar 1.820.187.595. setelah
merincikan biaya produksi dan non-produksi yaitu penentuan standar costing
meliputi biaya bahan baku standar, biaya tenaga kerja standar, biaya overhead
pabrik standar sehingga diperoleh harga pokok standar sebesar 38.681.286.360.
Untuk mencari target costing menggunakan drifting cost, drifting cost = biaya
produksi (35.979.895.319) + biaya non-produksi (1.820.187.595). Drifting cos
per kg = drifting cost (37.800.082.914) : jumlah produk yang dihasilkan (859.188
kg) sehingga drifting cost per kgnya sebesar 43.995.

Pembahasan :
Berdasarkan perbandingan biaya dalam hasil penelitian didapatkan bahwa
perbandingan biaya menurut perusahaan, standar costing dan target costing
memiliki jumlah nilai biaya yang berbeda satu sama lain. perbandingan biaya
menurut perusahaan diperoleh total drifting cost sebesar 41.550.431.253 dan
jumlah produksi sebesar 859.188 kg, didapatkan drifting per kg 48.360.
berdasarkan standar costing, total drifting cost sebesar 40.570.421.801 dan jumlah
produksi 859.188 kg, diperoleh drifting per kg 47.219. sedangkan berdasarkan
target costing, total drifting cost 37.800.082.914 dan jumlah produksi 859.188 kg,
diperoleh drifting per kg 43.995

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, drifting cost perusahaan yaitu
sebesar Rp 41.550.431.253 sedangkan total drifting cost menurut target costing
yaitu sebesar Rp 37.800.082.914. Oleh karena itu, penerapan target costing lebih
efisien digunakan dibandingkan menggunakan penerapan yang dilakukan
perusahaan maupun standar costing. Jika menggunakan target costing perusahaan
dapat menghemat biaya sebesar Rp 3.750.348.339

KELEBIHAN
1. Dalam tinjauan pustaka, peneliti menggunakan penelitian terdahulu dalam
menambah data pendukung dalam penelitian ini.
2. Latar belakang masalah penelitian ini sangat jelas karena peneliti
menjelaskan kenapa dia melakukan penelitian ini baik penjelasan masalah
dengan bentuk pernyataan maupun pertayaan.
3. Hasil penelitian dan pembahasan penelitian menjelaskan dengan baik
alasan target costing lebih efisien digunakan dibandingkan perbandingan
biaya menurut perusahaan dan standar costing.

KELEMAHAN
1. Dalam tinjauan pustaka pendapat dari peneliti tidak ada, dapat dilihat dari
tidak adanya kesimpulan oleh peneliti setelah dipaparkan pendapat para
ahli baik mengenai biaya, harga pokok produksi maupun target costing.
Critical Journal Review 3 Akuntansi Biaya

An Economic Order Quantity Model With Demand-Dependent Unit


Production Cost And Imperfect Production Processes
(Model Kuantitas Pemesanan Ekonomi dengan Unit Permintaan-Bergantung
Biaya Produksi dan Proses Produksi yang Tidak Sempurna)

ABSTRAK
Model EOQ beranggapan bahwa produk jadi memiliki kualitas yang baik dan
biaya produksi unit yang tidak bergantung pada permintaan. Keandalan proses
produksi mempengaruhi kualitas produk. Model EOQ dengan biaya produksi unit
tergantung permintaan dan proses produksi yang tidak sempurna. Keputusan
inventaris ini masalah sebagai program geometrik (GP) dan mengatasinya
sehingga berguna untuk mendapatkan solusi optimal bentuk tertutup. Dapat saya
simpulkan bahwa abstrak masih selaras dengan judul penelitian ini.

PENDAHULUAN
Pada dasarnya suatu perencanaan maupun pengendalian inventaris terkait
dengan desain, operasi dan sistem kontrol persediaan. Sedangkan desain
melibatkan spesifikasi persediaan prosedur sistem, operasi dan pengendalian
persediaan. Kondisi yang kurang stabil biasanya dikenal sebagai
masalah inventaris kuarter klasik. Pertanyaan mendasar untuk menjawab
kaitannya dengan sistem utama yaitu (1) Berapa jumlah pesanan (produksi)?, (2)
Kapan dan seberapa sering pesanan (produksi) ditempatkan (diinisialisasi)?
Pendahuluan masih memiliki kaitan dengan abstrak dan judul penelitian
walaupun hanya sedikit karena pada pendahuluan ini peneliti lebih berfokus pada
inventaris dibangdingkan model EOQ.
PERSPEKTIF TEORITIS
Model EOQ klasik memiliki dua asumsi utama yaitu permintaan itu konstan
dan deterministik, dan unitnya harga (satuan biaya produksi) tidak tergantung
pada kuantitas pesanan produksi (Perak dan Peterson [l9}). Dengan asumsi
barang yang dihasilkan memiliki kualitas yang sempurna. Yang kedua,
lingkungan distribusi yaitu perusahaan mengatur kontrak pasokan jagka dengan
pemasok dengan tujuan mengambil keuntungan dari diskon kuantitas pada harga
satuan. Satuan biaya produksi merupakan peningkatan fungsi proses kehandalan
dan penurunan fungsi tingkat permintaan. Memodelkan hubungan antara biaya
produksi unit dan keandalan proses dan tingkat permintaan sebagai fungsi daya
umum bertujuan untuk melakukan minimalisir biaya rata-rata tahunan. Dari
penjelasan ini, saya menyimpulkan bahwa perspektif teoritis koheren dengan
penelitian ini.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


¢ (a *) adalah konstan dalam kasus ini sehingga masalah optimasi kendala yang
asli (3) telah telah dikurangi menjadi sekadar evaluasi kuantitas q, (a *) sebagai
ditentukan dari (20) di mana semua a / * (i = 1,2,3,4) dan ditentukan dari
persamaan (16) - (19).
Dalam model EOQ klasik, siklus produksi secara implisit diasumsikan untuk
mengulangi tanpa batas waktu sepanjang perencanaan yang tak terbatas sehingga
dapat memfokuskan analisis pada satu siklus produksi yang khas. Tingkat
keandalan proses r dari semua barang yang diproduksi dalam produksi hanya r
persen yang bisa diterima yang bisa digunakan untuk memenuhi permintaan.
Dengan demikian jelaslah bahwa lamanya produksi siklus adalah qr / D.
Menurut teori GP, nilai dari variabel ganda a, * mewakili fraksi dari biaya
minimum C (D, q, r) dicatat berdasarkan ketentuan masing-masing dalam tujuan
fungsi dari masalah minimisasi Persamaan linier (9) dan (13) - (15) bersifat
independen dari koefisien fungsi total biaya S, H dan a.
Dengan demikian pecahannya tidak berubah karena perubahan koefisien ini. A, *
hanya mengubah jika setidaknya satu eksponen dalam fungsi biaya (1) diubah.
KESIMPULAN
Perusahaan akan lebih efisien jika menggunakan fungsi daya umum untuk
memodelkan hubungan antara biaya produksi unit dan tingkat permintaan dan
keandalan proses.
Penerapan teori GP berfungsi untuk membantu mendapatkan solusi optimal
dalam bentuk tertutup yang dijelaskan melalui contoh ilustrasi kekuatan dan
efisiensi GP yang dibandingkan dengan kalkulus. Pendekatan GP memungkinkan
Analisis sensitivitas sederhana dan mudah dilakukan pada solusi optimal.

KELEBIHAN
1. Peneliti memaparkan penelitian sebelumnya yang sesuai dengan penelitian
ini yang berfungsi untuk menambah data pendukung,
2. Model Kuantitas Pemesanan Ekonomi dengan Unit Permintaan-
Bergantung Biaya Produksi dan Proses Produksi yang Tidak Sempurna
dijelaskan dengan baik dalam setiap bagian.

KELEMAHAN
1. Tidak ada pemisahan antara pendahuluan dengan perspektif teoritis dan
hasil penelitian dan pembahasan yang akibatnya susah untuk memahami
isi jurnal ini.
2. Latar belakang dilakukannya penelitian ini tidak ada dijelaskan oleh
peneliti, apa alasannya dia melakukan penelitian terhadap model ini dan
masalah yang menyebabkan perlunya penelitian terkait dengan model ini,
bahkan tujuan penelitian pun tidak tertera dalam laporan penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai