Anda di halaman 1dari 12

TUGAS SISTEM AGRIBISNIS

STANDARISASI DAN MUTU PRODUKSI AGRIBISNIS

Oleh :

CARESKA WINTARI (05011381823146)

DOSEN PENGAMPU :
DR.Ir.H.Marwan Sufri, M.Si.

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN


PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2019
A. Grading dan Standardisasi
Dengan makin berkembang majunya teknologi dalam tataniaga, pengolahan dan
pengawetan hasil-hasil pertanian, maka makin menonjol peranan dari grading dan
standarisasi. Yang dimaksud dengan Grading tidak lain adalah kualifikasi hasil-hasil
pertanian ke dalam beberapa golongan mutu yang berbeda-beda ,masing-masing dengan
nama dan etiket tertentu. Perbedaan itu dapat ditentukan oleh perbedaan bentuk dan besar
barang-barang, rasa, tingkat kematangan dan spesifikasi-spesifikasi teknis lainnya.
Penentuan mutu barang manurut ukuran atau patokan tertentu inilah yang disebut
dengan Standarisasi. Penentuan standar sedapat mungkin dibuat sesuai dengan ukuran-
ukuran yang umum dipakai dalam praktek tataniaga baik nasional maupun internasional.
Grading yang baik,adil dan teliti atas hasil-hasil pertanian member manfaat pada
semua pihak baik konsumen maupun produsen. Konsumen untung karena dapat
memperoleh barang yang paling sesuai dengan keinginannya dan tingkat pendapatannya.
Sedangkan produsen juga mendapat jaminan memperoleh harga sesuai dengan mutu hasil
produksinya. Dengan sistem grading yang baik maka produsen dan konsumen masing-
masing terlindung darinpraktek-praktek kurang jujur dalam tataniaga.

B. Grading dalam Pasar Dalam Negeri


Kemajuan sistem Grading berhubungan erat dengan luasnya pasar. Dalam pasar
yang bersifat local dimana produsen dan konsumen dapat bertemu secara pribadi maka
Grading yang sangat lanjut belum begitu menonjol keperluannya. Dalam hal yang
demikian konsumen atau pembeli akan memilih mutu barang yang diinginkannya dan
menawarkan harga yang sesuai. Sebaliknya penjual atau produsen akan meminta harga
tertentu pula sesuai dengan penilaiannya atas mutu komoditi yang diproduksikannya. Dari
tawar-menawar ini terjadilah persetujuan jual beli dengan harga tententu.
Namun proses jual beli demikian tidak lagi mungkin bila produsen dan konsumen
terpisah jauh antara daerah satu dengan daerah yang lain atau antara satu Negara dengan
Negara lain. Dalam hal yang demikian sudah muncul peranan pedagang perantara yang
membawa pesan keinginan konsumen atas mutu barang-barang dan ini dinyatakan dalam
Grade-grade tertentu dengan harga yang berbeda-beda. Buah-buahan seperti mangga dan
salak disusun oleh penjual eceran dikota menurut macam dan besarnya. Demikian pula
dengan beras Karawang dipisahkan dari beras Cianjur, beras tuton dari beras giling, beras
pecah kulit dari beras putih, dan sebagainya. Misalnya Badan Urusan Logistik (BULOG)
dalam pembelian beras di dalam negeri menentukan Grade berdasarkan presentasi yang
pecah (20% atau 30% Broken). Makin banyak prensentase beras yang pecah makin
rendah harganya.
Dalam hal buah-buahan, Grading dapat didasarkan atas asal hasil itu. Suatu
daerah tertentu dapat mempunyai reputasi menghasilkan buah-buahan yang bermutu tungi,
misalnya salak dari bali mangga dari Probolinggo atau Rambutan dari Jakarta. Karena
sistem Grading ini dinegara kita belum maju maka belum ada standarisasi yang mantap,
dan sering menimbulkan perselisihan antara pembeli dan penjual bila barang tidak sesuai
dengan Monster.(Contoh) Apabila sudah ada standarisasi maka penipuan-penipuan
kualitas dapat dikurangi dan perkumpulan-perkumpulan pedangang di bawah pengawasan
pemerintah dapat mengadakan sanksi-sanksi kepada para anggotanya yang berbuat
curang.

C. Grading dalam Komoditi Ekspor


Kalau untuk pasaran dalam negeri grading belum begitu maju maka untuk hasil-
hasil pertanian ekspor seperti karet, kopi tembakau, dan lain-lain, grading ini sangat
penting. Pembeli di luar negeri dapat mengajukan claim (tuntutan ganti rugi) berupa uang
tunai bila barang yang diterima tidak sesuai dengan contoh yang dikirimkan.
Dalam hal karet alam, kualitasnya dapat dibagi dalam banyak grade, misalnya
RSS (Ribbed Smoked Sheet) I s/d V, Blanket D., Flatbark dan sebagainya. Sampai tahun
1968, 75% ekspor Indonesia terdiri atas karet bermutu rendah hasil dari perkebunan-
perkebunan karet rakyat dan hanya 25% yang bermutu tinggi atau mutu sedang. Hal ini
merupakan kemunduran, karena sebelum perang susunan mutunya jauh lebih baik.
Misalnya Kalimantan Selatan penghasil sheet terpenting di Indonesia , pada tahun-tahun
1963-1966 hanya mengekspor 3% RSS II dan 6,2% RSS V padahal sebelum perang 62%
dari seluruh ekspornya terdiri atas RSS II. Kemunduran kualitas ini sangat mempengaruhi
jumlah penuruan ekspor karet kita. Seperti sudah disebutkan, Indonesia pernah menjadi
produsen karet alam nomor 1 di dunia, tetapi sejak 1959 jumlah ekspor Malaysia
melampaui ekspor Indonesia. Dengan proses crumb rubber Indonesia berusaha untuk
memperbaiki pasarannya di luar negeri . proses ini mampu meghasilkan karet dengan
spesifikasi teknis (Technically Specified Rubber-TSR) yang hampir menyerupai karet
sintesis sehingga dapat mempermudah pembeli. Grades dalam RSS hanya didasarkan
pada standar visuil berdasar pada pedoman-pedoman tertentu (green book) yang tidak ada
hubungannya dengan sifat-sifat teknis. Sebaliknya TSR-Indonesia atau disebut Standard
Indonesia Rubber (SIR-5L, SIR-5, SIR-20, SIR-35 dan SIR-50) memakai ukuran-ukuran
tertentu dalam kekotoran (dirt), banyak abu (ash), faktor-faktor ketahanan (volatile
matters), dan indeks retensi plastisitas (plasticity retention index). Untuk menjaga nama
SIR di luar negeri pengawasan dilakukan oleh Balai Penelitian Perkebunan Besar di
Bogor (RIEC) dan Balai Penelitian Perkebunan di Medan (RISPA) .
Untuk komoditi lain-lainnya grading didasarkan atas kriteria sendiri-sendiri. Bagi
kopi dan tembakau misalnya, aroma digunakan pula sebagai salah satu kriteria yang
penting; untuk kopra persentase banyaknya fat (65%, 64%, atau 60%); sedangkan untuk
jagung ekspor dari Jawa Timur syarat-syarat grade ditentukan oleh eksportir berdasarkan
uuran-ukuran tertentu pasaran di luar negeri, misalnya :
1. Kadar air kering alam maksimum 15%
2. Kadar air kering buatan maksimum 14%
3. Kerusakan maksimum 1,2%
4. Pecah maksimum 0,3%
5. Weevil maksimum 0,5%
6. Admixture maksimum 0,5%
7. Warna lain maksium 0,5%
8. Biji muda maksimum 0,7%
Pertanyaan dan Latihan
1. Apa arti tataniaga? Apa ukuran untuk menyatakan suatu system tataniaga sudah
efisien atau belum?

2. Apakah fungsi tataniaga dan bagaimana peranannya dalam memajukan pertanian?

3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tinggi rendahnya biaya tataniaga?

4. Apakah peranan industri pengolahan dalam memajukan pertanian? Berilah contoh


dimana baik konsumen maupun produsen diuntungkan oleh pengenalan industri
pengolahan!

5. Berilah contoh di mana grading dan standarisasi untuk komoditi dapat benar-benar
mempermudah pemasaran!

6. Kriteria apa saja yang biasanya dipakai untuk menentukan grade komoditi ekspor kita,
misalnya karet, kopi, jagung dan lain-lain?

Jawaban :

1. Tataniaga adalahh semua kegiatan bisnis yang terlibat dalam arus barang dan jasa dari
titik produksi tersebut ada ditangan konsumen. Atau dengan kata lain segala kegiatan
yang berhubungan dengan perpindahan hak milik dan fisik barang-barang dari tangan
produsen ke tangan konsumen. Termasuk kegiatan-kegiatannya yang ada didalamnya.
Peningkatan efisiensi secara menyeluruh sulit dilakukan karena adanya keinginan
berlainan atau bertentangan dari pelaku tata niaga yang terlibat dalam proses tata
niaga (produsen, lembaga niaga perantara, konsumen dan tata pemerintah). Walaupun
demikian, diperlukan suatu pengukuran untuk mencapai efisiensi. Tataniaga dapat
dikatakan efisien apabila mampu menyampaikan hasil produksi kepada konsumen
dengan biaya semurah-murahnya dan mampu mengadakan pembagian keuntungan
yang adil dari keseluruhan harga yang dibayar konsumen kepada semua pihak yang
ikut serta dalam kegiatan produksi dan tataniaga.

2. fungsi tataniaga sendiri adalah sebagai menempatkan barang-barang dari produsen ke


konsumen. Adapun Peran Tataniaga pertanian merupakan kunci bagi pertumbuhan
ekonomi Negara –negara berkembang. Tanpa suatu system pemasaran yang efektif,
Negara –negara berkembang tidak akan menghindarkan diri dari lingkaran
kemiskinan. Tataniaga efektif dibutuhkan untuk menghubungkan produsen dengan
konsumen. Pemasaran yang efektif berarti menyerahkan barang – barang dan jasa
yang dibutuhkan konsumen dengan tepat waktu, tepat bentuk, tepat kualitas, yang
sesuai dengan selera dan harga yang mereka bayar.

3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya biaya tata niaga


 Biaya persiapan dan pengepakan produk (Preparation and packaging cost),
kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam komponen ini adalah: Pembersihan Sortasi
dan grading Pengepakan.
 Biaya penanganan (handlingcost),mencakup kegiatan-kegiatan: Penimbangan
Pengepakan ulang produk pada pedagang perantara Bongkar dan muat produk dari
alat angkut Sortasi dan grading ulang oleh pedagang.
 Biaya pengangkutan (transportationcost), mencakup: Biaya angkut perunit produk
(jika menggunakan angkutan umum) Biaya bahan bakar, perbaikan alat angkutan
Asuransi dan pajak yang harus dibayar dari angkutan Biaya lain-lain selama produk
dalam perjalanan.
 Kehilangan produk (product losses), yaitu kehilangan atau penyusutan produk yang
terjadi selama pengankutan, penyimpanan atau akibat kegiatan-kegiatan lain seperti
pada waktu pencucian, handling, sortasi dan grading yang dilakukan. Biaya
kehilangan produk dihitung dengan mengasumsikan produk yang hilang tersebut
terjual.
 Biaya penyimpanan (storage cost), mencakup: Biaya fisik penyimpanan akibat
penggunaan tempat penyimpanan, seperti penyusutan gedung, keamanan, listrik, dll
Biaya perbaikan kualitas produk selama penyimpanan, seperti biaya pembelian bahan
bahan kimia. Biaya yang termasuk dalam biaya kehilangan produk Biaya finansial
(financial cost) yang harus diterima pemilik produk selama produk dalam gudang
penyimpanan.
 Biaya pengolahan (processing cost), mencakup seluruh biaya yang digunakan dalam
proses transformasi produk primer menjadi produk olahan, seperti bahan bakar,
tenaga kerja, penyusutan alat. Hal penting yang harus diperhatikan dalam biaya
pengolahan adalah faktor konversi produk primer menjadi produk olahan, seperti 1 kg
padi dikonversikan dengan 65-70 persen beras setelah dihuller.Untuk menghitung
biaya pengolahan perlu diketahui: Faktor konversi Jumlah (kuantitas) produk Biaya
pengolahan.
 Fees, commissions and unofficial payments, mencakup biaya-biaya yang dibayar
oleh lembaga pemasaran, seperi biaya-biaya pengurusan izin usaha, biaya komisi
yang dibayarkan kepada agen dan pedagang besar, serta biaya-biaya tidak resmi
lainnya yang dibayarkan oleh lembaga pemasaran selama proses pemasaran produk.

4. Makin maju suatu negara, maka industri pengolahan hasil pertanian semakin penting
dalam pemasaran. Semula dari barang setengah jadi menjadi barang-barang yang siap
untuk dikonsumsikan. Dengan adanya pengolahan hasil pertanian,diharapkan
keuntungan yang didapat menjadi semakin tinggi. Contoh ; produsen dan konsumen
yaitu petani dan produsen sama-sama diuntungkan yaitu mendapatkan hasil-hasil
pertanian yang kemudian dijadikan bahan baku industri kemudian disalurkan lagi ke
petani yang berbentuk barang jadi. Adapun keuntungan bagi petani dengan adanya
industri hasil-hasil pertaniannya bisa terjual dan mendapatkan keuntungannya :
1.Konsumen dapat memperoleh barang yang paling sesuai dengan keinginannya dan
tingkat pendapatannya. 2. Produsen mendapat jaminan memperoleh harga yang sesuai
dengan mutu hasil produksinya. 3.Konsumen dan produsen terlindung dari praktek-
praktek kurang jujur dalam tataniaga.

5. Standardisasi dan Grading merupakan Penentuan atau penetapan dasar


penggolongan (kelas atau derajat) untuk barang dan memilih barang untuk
dimasukkan ke dalam kelas atau derajat yang telah ditetapkan dengan jalan
standardisasi.

6. Kriteria yang digunakan yaitu :


 Produsen (Indonesia adalah negara penghasil kelapa sawit terbesar nomor satu
didunia. Produksi minyak sawit ( CPO ) dunia didominasi oleh Indonesia dan
Malaysia. Kedua negara ini secara total menghasilkan sekitar 85-90% dari total
produksi minyak sawit dunia)
 Kebutuhannya atau konsumen (Dalam jangka panjang, permintaan dunia akan
minyak sawit menunjukkan tren demand yang memiliki kecenderungan
meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah populasi dunia yang karenanya
akan berdampak kepada meningkatnya konsumsi produk-produk dengan bahan
baku minyak sawit)
 Kunci untuk membangun ekonomi negara (Industri perkebunan dan pengolahan
minyak kelapa sawit adalah industri utama ( key of resource ) bagi
perekonomian Indonesia karena ekspor minyak kelapa sawit adalah salah satu
sektor penghasil devisa yang paling besar dan paling penting serta industri ini
memberikan kesempatan lowongan kerja bagi jutaan orang Indonesia.
 Sumber Daya Alam yang sangat Mencukupi (Hampir 70% perkebunan kelapa
sawit terletak di Sumatra dan juga berada di pulau Kalimantan.)
 Negara tujuan ekspor produk sawit adalah : Rusia, Jepang, China, Bangladesh,
India, Pakistan, Singapore, dan lain- lainnya.
PERTANYAAN
1. Definisi dari Tataniaga dapat diartikan sama dengan….
pemasaran atau distributor

2. Apa yang dimaksud dengan tataniaga…..


yaitu sebuah kegiatan ekonomi yang berfungsi membawa atau menyampaikan barang
dari produsen ke konsumsen.

3. 2 syarat agar tataniaga dapat efisien yaitu….


 Mampu menyampaikan hasil dari petani produsen kepada konsumen dengan biaya
semurah-murahnya.
 Mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayar
konsumen terakhir kepada semua pihak yang ikut serta didalam produksi dan
tataniaga.

4. Di dalam Tataniaga terdapat suatu sistem yaitu meliputi….


dalam tataniaga memiliki suatu system meliputi cara, model strategi penyampaian
barang-barang dan jasa-jasa dari sektor produsen kegiatan sektor konsumen.

5. Apa saja Fungsi-fungsi dalam lembaga dan tataniaga….


 fungsi pertukaran,
 fungsi fisik, maupun
 fungsi fasilitas

6. Apa yang dimaksud dengan fungsi pertukaran dalam tataniaga …


Fungsi pertukaran adalah kegiatan yang memperlancar perpindahan hak milik dari
barang dan jasa yang dipasarkan. Fungsi pertukaran meliputi : Fungsi Pembelian dan
fungsi pembelian

7. Apa yang dimaksud dengan fungsi fisik dalam tataniaga …


Fungsi fisik adalah semua tindakan yang langsung berhubungan dengan pengadaan
barang secara fisik yang berarti memperlancar jalannya fungsi pertukaran.
8. Apa yang dimaksud dengan fungsi fasilitas dalam tataniaga…
Fungsi Fasilitas adalah semua tidakan yang bertujuan untuk memperlancar fungsi
pertukaran dan fungsi fisik.

9. Apa yang dimaksud dengan standarisasi….


Standarisasi merupakan penentuan ukuran yang harus diikuti dalam memproduksikan
sesuatu

10. Darimana istilah standarisasi berasal…


istilah standarisasi berasal dari kata standar yang berarti satuan ukuran yang
dipergunakan sebagai dasar pembanding kuantitatif, kualitatif, nilai, hasil karya yang
ada. Dalam arti yang lebih luas maka standar meliputi spesifikasi baik produk, bahan
maupun proses.

11. Apa yang dimaksud dengan Grading….


Grading adalah proses pengelompokkan tingkat mutu yang diberikan pada
sekelompok produk yang memiliki keseragaman tertentu.

12. Apa tujuan dilakukannya Grading ini…


Tujuan grading adalah untuk meminimalkan praktek-praktek kotor seperti penjualan
komoditi dengan kualitas yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

13. Apa fungsi dari grading dan standarisasi….


Fungsi standardisasi dan grading yaitu untuk menyederhanakan dan mempermudah
serta meringankan biaya pemindahan komoditi melalui saluran pemasaran.

14. Faktor faktor apa saja yang dapat menentukan Grade(kualitas) dari suatu produk….
Faktor – faktor yang umumnya digunakan berbagai komoditi untuk mengelompokkan
ke berbagai spesifikasi kualitas (grade) adalah: Ukuran, Berat, Warna, Aroma,
Panjang, Kekuatan/kepadatan,Tekstur, Keseragaman, Kandungan berbagai elemen
seperti uap dan bahan asing.
15. Apa saja keuntungan apabila melakukan grading yang baik, adil dan teliti…
a. Konsumen dapat memperoleh barang yang paling sesuai dengankeinginannya dan
tingkat pendapatannya.
b. Produsen mendapat jaminan memperoleh harga yang sesuai dengan mutu hasil
produksinya
c. Konsumen dan produsen terlindung dari praktek-praktek kurang jujur dalam
tataniaga.
DAFTAR PUSTAKA

Alven.2013.”PENGERTIAN STANDARISASI”.http://alvenrofarelly.blogspot.com/2013
/03/pengertian-standarisasi.html.Diakses pada tanggal 15 September 2019
Anissa.2016.”Makalah Tataniaga Pertanian”.https://myblogannisagreen.blogspot.com/2016
/04/makalah-tataniaga-pertanian.html. Diakses pada tanggal 15 September 2019
Anonim.2013.”Tugas Tata Niaga Pertanian”.http://sibatakrantau.blogspot.com/2013/03/
tuigas-tata-niaga-pertanian.html. Diakses pada tanggal 15 September 2019
Anonym.2010.” Peranan Sektor Industri Dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia”.https://
lh3i4r.wordpress.com/2010/05/09/peranan-sektor-industri-dalam-pembangunan-
ekonomi-indonesia/. Diakses pada tanggal 15 September 2019
Hafid,Jumiati.” Tataniaga Atau Marketing”.https://www.academia.edu/30334196/Tataniaga
_Atau_Marketing. Diakses pada tanggal 15 September 2019
Kurniawan, Fredi.”Pengertian Tataniaga dan Fungsi Tataniaga”.http://fredikurniawan.com/
penge rtian-tataniaga-dan-fungsi-tataniaga/. Diakses pada tanggal 15 September 2019
Nurlisanisa.” LEMBAGA DAN SALURAN TATANIAGA”.http://nurlisanisa.blogspot.com/.
Diakses pada tanggal 15 September 2019
Satria.2012.” Fungsi Tataniaga Grading “.http://shaylife.blogspot.com/2012/04/fungsi-
tataniaga-grading.html. Diakses pada tanggal 15 September 2019

Anda mungkin juga menyukai