KELOMPOK 4:
Audina Yuniarsanty
H0812023
Cahyaningtyas Putri S.
H0812029
Denny Kusuma I.
H0812033
Dian Utami
H0812041
Endah Trisnawati
H0812053
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Revolusi industri di mulai di inggris pada tahun 1750-an di kenal oleh
seluruh peradaban barat sebagai wahana untuk meningkatkan produksi sampai
ke tingkat yang gila-gilaan. Hal yang kurang di ketahui dalah usaha peredaan
atau pengelolaan demam produksi itu melalui telaah sistematik.
Sebagaimana manajemen operasi yang lain, dalam agribisnis juga di
terapkan fungsi manajemen yang telah diterapkan di berbagai kalangan umum,
yang dimulai dari fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
evaluasi, dan pengendalian. Agribisnis sebagai suatu bidang usaha akan
menjadi lebih efisien dan menguntungkan apabila di lakukan dengan penuh
kehati-hatian dan ketelitian dalam perencanaan, pengambilan keputusan, serta
pelaksanaan pada saat yang tepat. Oleh karena itu fungsi perencanaan
memegang peranan yang sangat penting dalam agribisnis agar usaha agribisnis
tidak mengalami kegagalan. Menurut said (2004) fungsi perencanaan
mencankup semua kegiatan yang ditujukan untuk menyusun program kerja
selama periode tertentu pada masa yang akan datang berdasarkan visi, misi,
tujuan, serta sasaran organisasi. Dalam perencanaan agribisnis dapat dilakukan
beberapa perencanaan di antaranya: keuangan, pemasaran, produksi,
persediaan dan lain-lain, tujuannya agar perusahaan agribisnis mendapat posisi
yang terbaik berdasarkan kondisi bisnis dan permintaan konsumen pada masa
mendatang. Apabila rencana yang telah dicita-citakan tercapai dan sarana
telah digunakan, maka manajer mengemban tugas melakukan pengendalian
proses produksi yang berlangsung. Sehingga makalah ini membahas khusus
pada perencanaan dan pengendaliam produksi dalam agribisnis. Untuk
mengetahui lebih lanjut tentang perencanaan dan pengendalian produksi kita
masuk dalam pembahasan makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Berikut rumusan masalah yang dikaji dalam makalah ini:
1. Apa yang dimaksud produksi, perencanaan produksi dan manajemen risiko
pada agribisnis?
2. Apa saja yang perlu dilakukan guna pengendalian proses produksi dalam
agribisnis?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu:
1. Mengetahui penjelasan dari produksi, perencanaan produksi dan
manajemen risiko pada agribisnis.
2. Mengetahui aspek yang perlu dilakukan atau diperhatikan dalam
pengendalian proses produksi dalam agribisnis.
PEMBAHASAN
A. Definisi Produksi
Produksi dapat di nyatakan seperangkat prosedur dan kegiatan yang
terjadi dalm penciptaan produk dan jasa. Dan jika demikian tidaklah begitu
sukar untuk mengkaji manajemen produksi dengan cara umum, yaitu sebagai
rangkaian keputusan yang rumit guna mendukung proses produksi. Pada
berbagai jenis bisnis dapat kita lihat bahwa prinsip-prinsip manajemen
produksi telah di rangkaikan dengan interaksi pekerja, bahan dan mesin,
pengendalian biaya dan mutu, dan penataan lokasi fasilitas.
Pada agribisnis, prinsip-prinsip manajemen produksi terbukti telah
bermanfaat dalam memperbaiki metode pengumpulan, penyortiran, dan
pengelompokan mutu, pemrosesan dan pabrikasi, dan pengepakan serta
pengiriman produk pertanian. Semua kegiatan ini di rangkum dalam kerangka
kerja untuk salah satu dari ke empat proses produksi.
1. Proses Produksi
Proses penguraian atau analisis adalah pengadaan berbagai macam
produk dari satu jenis bahan baku. Contoh karena perbedaan cara
pemrosesan dan pengepakan maka jagung dapat di hidangkan dalam
bentuk jagung bakar, jagung rebus, jagung goreng, minyak jagung, jagung
kalengan, atau keripik. Agribisnis yang mengolah satu jenis bahan untuk
semua produknya mungkin lebih tepat menempatkan fasilitasnya di dekat
sumber bahan ketimbang di dekat pasar.
Peramuan atau sintesis persis merupakan kebalikan dari
penguraian artinya, satu produk di hasilkan dari berbagai jenis bahan baku.
Karena bahan baku ini mungkin di datangkan dari tempat yang berbedabeda, yang terkadang saling berjauhan ssatu sama lain, maka perusahaan
yang menekuni bidang peramuan sering menempatkan fasilitasnya di
dekat pasar akhir ( pembeli terkhir ) karena hal ini lebih praktis dan
menguntungkan. Dengan demikian, jika bahan baku tersebut di rakit, di
proses, dan di kemas sebagai satu produk, maka biaya pengirimannya ke
pasar akan lebih murah.
di
bidang
manajemen
lainnya,
manajemen
produksi
Disamping itu,
wilayah tertentu memerlukan upah dan tunjangan yang lebih tinggi bagi
para pekerja karena biaya hidup yang lebih tinggi di daerah tersebut. Ada
pula daerah yang menjanjikan tingkat produktifitas yang lebih tinggi serta
tingkat ketidak hadiran dan pergantian kerja yang lebih rendah. Pengaruh
serikat pekerja wilayah tertentu juga harus di perhitungkan, karena serikat
pekerja yang kuat sering menghdapkan majikan pda tuntutan yang keras
dalam hal upah dan pemogokan. Akhirnya, agribisnis yang memerlukan
banyak kegiatan penelitian sangt tepat jika di tempatkan di daerah pelajar.
Semua faktor ini di pertimbangkan dalam memilih lokasi.
3. Lokasi pasar;
Jika perusahaan membutuhkan banyak jenis bahan baku dengan
ongkos angkut yang tidak begitu besar, maka penempatan di dekat pasar
bisa sangat menguntungkan. Penempatan yang berdekatan dengan pasar
3. Dampak inflasi
Agribisnis yang menggeluti operasi besar dan mahal, harus
mempertimbangkan
laju
inflasi
yang
makin
membumbung
dan
terendah untuk setiap tindakan di hitung, dan pilihan di jatuhkan pada rata-rata
tertimbang yang terbesar.
Savage, kriteria ini menetapkan kriteria ketidak beruntungan yang
merupakan
biaya
kesempatan
(opertunity
cost).
Ketidakberuntungan
DAFTAR PUSTAKA
http://pusatpembelajaransisteminformatika.blogspot.com/2012/04/manajemenagribisnis.html
http://manajemenagb.blogspot.com/2012/12/perencanaan-produksi-dalamagribisnis.html