Anda di halaman 1dari 9

1

Defenisi Perencanaan produksi


Perencanaan produksi adalah aktivitas untuk menetapkan produk yang
diproduksi, jumlah yang dibutuhkan, kapan produk tersebut harus selesai dan sumber-
sumber yang dibutuhkan. Pengendalian produksi adalah aktivitas yang menetapkan
kemampuan sumber-sumber yang digunakan dalam memenuhi rencana, kemampuan
produksi berjalan sesuai rencana, melakukan perbaikan rencana. Tujuan utamanya
adalah memaksimumkan pelayanan bagi konsumen, meminimumkan investasi pada
persediaan, perencanaan kapasitas, pengesahan produksi dan pengesahan
pengendalian produksi, persediaan dan kapasitas, penyimpanan dan pergerakan
material, peralatan, routing dan proses planning, dan sebagainya.
Seperti di bidang manajemen lainnya, manajemen produksi memerlukan
perencanaan yang cermat. Faktor pertimbangan yang terlibat di antara lain adalah
lokasi fasilitas, ukuran pabrik, tata letak, pembelian persediaan dan pengendalian
produksi. Semua faktor pertimbangan ini merupakan bagian dari tinjauan sistem yang
menyeluruh.
1. Pemilihan Komoditas Pertanian
Mempunyai peranan penting dalam keberhasilan usaha produksi pertanian.
Komoditas yang mempunyai nilai ekonomis tinggi akan menjadi prioritas utama,
tetapi perlu dipertimbangkan hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan
pemasarannya. Komoditas yang telah dipilih selanjutnya ditetapkan jenis/ varetasnya
sesuai dengan kondisi topografi dan iklim lokasi
2. Pemilihan lokasi produksi pertanian dan penempatan fasilitas
Pemilihan lokasi diperlukan untuk usaha agribisnis dalam skala menengah ke atas
untuk keberhasilan dan kesinambungan usaha. Yang perlu dipertimbangkan dalam
pemilihan lokasi antara lain; ketersediaan tenaga kerja, ketersediaan sarana dan
prasarana fisik penunjang, lokasi pemasaran, dan ketersediaan insentif wilayah,
proses penanganan dan pengangkutan produk, dan keberadaan alat telekomunikasi.
2

Dalam memilih tempat untuk fasilitas, pada umumnya manajer agribisnis
mempertimbangkan empat bahan pemikiran yang saling berkaitan yaitu:
1) Sumber bahan baku atau perbekalan
Seperti telah di sebutkan sebelumnya, lokasi agribisnis mungkin berdekatan
dengan sumber bahan bakunya jika pada dasarnya hanya di butuhkan satu jenis bahan
baku dan ongkos angkutnya dalam bentuk bahan baku sangat besar. Di pihak lain,
agribisnis mungkin memerlukan sedemikian banyak jenis bahan baku dari lokasi
yang terpencar dan berjauhan sehingga lebih tepat untuk menempatkan lokasi
produksi di dekat pasar.
2) Ketersediaan tenaga kerja;
Wilayah yang berbeda menawarkan jenis tenaga kerja yang berbeda pula. Daerah
pemukiman elit bukanlah tempat yang cocok untuk menempatkan jalur perakitan dari
usaha pengalengan dan daerah kumuh tidak dapat untuk di jadikan lokasi kantor
eksekutif. Di samping itu, wilayah tertentu memerlukan upah dan tunjangan yang
lebih tinggi bagi para pekerja karena biaya hidup yang lebih tinggi di daerah tersebut.
Ada pula daerah yang menjanjikan tingkat produktifitas yang lebih tinggi serta
tingkat ketidakhadiran dan pergantian kerja yang lebih rendah. Pengaruh serikat
pekerja wilayah tertentu juga harus di perhitungkan, karena serikat pekerja yang kuat
sering menghadapkan majikan pada tuntutan yang keras dalam hal upah dan
pemogokan. Akhirnya, agribisnis yang memerlukan banyak kegiatan penelitian sangt
tepat jika di tempatkan di daerah pelajar. Semua faktor ini di pertimbangkan dalam
memilih lokasi.
3) Lokasi pasar;
Jika perusahaan membutuhkan banyak jenis bahan baku dengan ongkos angkut
yang tidak begitu besar, maka penempatan di dekat pasar bisa sangat
menguntungkan. Penempatan yang berdekatan dengan pasar terutama penting bagi
pengejer, karena dengan demikian pelanggan tidak harus pergi jauh-jauh untuk
membeli.
4) Insentif khusus yang tersedia pada daerah tertentu.
3

Industri pertanian yang membutuhkan air dan pembangkit tenaga yang besar
sebaiknya di tempatkan di daerah yang berlimpah dengan sember perbekalan
tersebut. Dalam rangka mengairahkan bisnis, adakalanya pemerintah menawarkan
keringanan pajak dan biaya listrik atau air di daerah tertentu, di samping kemudahan
perizinan dan penyediaan prasarana yang lebih baik.

3. Skala Usaha Pertanian
Skala usaha sangat berkaitan erat dengan ketersediaan input dan pasar,
sehingga perlu diperhitungkan dengan matang agar produksi yang dihasilkan tidak
mengalami kelebihan pasokan atau kelebihan permintaan. Dalam merencanakan
usaha produksi pertanian, maka keputusan mengenai skala usaha menjadi sangat
penting. Karakteristik produk dan produksi komoditas pertanian juga menyebabkan
skala usaha kecil di bidang agribisnis kebanyakan dapat mencapai skala ekonomis.
Terlepas dari lokasi, ukuran pabrik yang optimal merupakan dimensi penting
dari agribisnis. Pada umumnya, unit-unit yang lebih besar lebih muda di operasikan,
tetapi dengan pabrik yang terlalu besar hanya akan merupakan pemborosan besar jika
kita tinjau dari berbagai faktor:
1) Skala usaha yang ekonomis
Menurut prinsip skala usaha yang ekonomis pabrik yang makin besar
biasanya akan mengakibatkan biaya peryunit semakin kecil. Akan tetapi, ukuran
pabrik yang makin kecil mungkin saja menwarkan lebih banyak fleksibilitas dalam
hal jaraknya ke sumber bahan baku atau ke pasar, yang pada gilirannya akan
mengakibatkan ongkos angkut yang lebih murah. Jadi, dengan mempertimbangkan
faktor-faktor lain kita akan mengetahui berapa nilai yang sesungguhnya dari pabrik
yang lebih besar.
2) Sifat musiman dan pola produksi
Kita telah membicarakan bahwa produk pertanian yang bersifat musiman
dapat membuat manajer produksi pusing tujuh keliling. Pabrik yang cukup besar
untuk menyerap volume pada musim tersibuk akan merupakan pemborosan besar
4

pada masa lelang. Dengan keadaan demikian, mungkin akan lebih ekonomis untuk
mengoperasikan beberapa pabrik yang lebih kecil yang sebagian di antaranya akan di
tutupi pada masa lelang. Memang hal ini tidak akan mengurangi biaya tetap dari
fasilitas yang tidak di gunakan tetap pengeluaran sehari-hari untuk mengoperasikan
fasilitas tersebut biasa di kurangi.
3) Dampak inflasi
Agribisnis yang menggeluti operasi besar dan mahal, harus
mempertimbangkan laju inflasi yang makin membumbung dan kemungkinan
pelonjakan biaya untuk beberapa tahun mendatang. Di samping itu, daya beli modal
yang tersedia saat ini akan menurun dengan cepat.
4) Kuantitas keluaran yang di butuhkan
Salah satu penentu ukuran pabrik yang sangat penting adalah kuantitas
keluaran yang di butuhkan. Agribisnis yang mampu menjual berjuta-juta unit
keluaran pada tingkat yang konstan kecil kemungkinan akan menginvestasi pada
pabrik yang kecil. Serentak dengan itu, manajer harus mempertimbangkan faktor-
faktor jangka panjang dan harus memperkirakan kelanjutan permintaan yang
sedemikian tinggi untuk mendukung investasi besar-besaran.
5) Jumlah gilir kerja
Sekiranya tenaga kerja tersedia, maka cara lain untuk mencapai kapasitas
sarana yang maksimum adalah dengan mengadakan beberapa gilir kerja. Menurut
teorinya, kita biasa menghasilkan jumlah keluaran yang berlipat dua dengan
mengadakan dua gilir kerja, di mana kita membatasi kebutuhan akan ruang dan
peralatan kerja dengan menyebarkannya pada jam produksi yang di lipat gandakan.
Tetapi sebelum mencapai kesimpulan ini, manajer agribisnis harus
mempertimbangkan banyak faktor.

4. Perencanaan Produksi Pertanian
Perencanaan merupakan suatu upaya untuk menyusun program, baik program
yang sifatnya umum maupun spesifik, baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang. Suatu usaha produks yang baru memerlukan perencanaan yang bersifat
5

umum yang dikenal dengan praperencanaan. Dalam praperencanaan ada beberapa hal
yang harus diputuskan meliputi pemilihan komoditas, pemilihan lokasi produksi,
pertimbangan fasilitas, serta skala usaha Setelah tahap pra perencanaan dibuat,
selanjutnya dibuat rencana yang lebih spesifik menyangkut kebutuhan input-input
serta perlengkapan produksi.
A. Perencanaan Proses Produksi Pertanian
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan proses produksi
pertanian meliputi biaya produksi, penjadwalan proses produksi, pola produksi, dan
sumber-sumber input dan sistem pengadaannya.
Biaya produksi
Biaya produksi adalah semua pengeluaran ekonomis yang harus di keluarkan
untuk memproduksi suatu barang. Biaya produksi juga merupakan pengeluaran yang
di lakukan perusahaan untuk mendapatkan faktor faktor produksi dan bahan baku
yang akan di gunakan untuk menghasilkan suatu produk. Biaya-biaya yang
digunakan dalam proses produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik yang jumlahnya lebih besar dibandingkan
dengan jenis biaya lain.
Jenis-jenis biaya produksi
Biaya produksi di golongkan dalam 3 jenis yang juga merupakan elemen-
elemen utama dari biaya produksi, meliputi:
1. Biaya bahan baku
Merupakan bahan secara langsung digunakan dalam produksi untuk
mewujudkan suatu produk yang siap untuk dipasarkan.
2. Biaya tenaga kerja langsung
Merupakan biaya-biaya tenaga kerja langsung ditempatkan dalam kegiatan-
kegiatan proses produk jadi secara langsung.
6

3. Biaya overhead pabrik
Merupakan bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung dan biaya
pabrik lainnya yang tidak secara mudah didefenisikan secara mudah pada suatu
pekerjaan.
Penjadwalan proses produksi
Penjadwalan merupakan masalah alokasi sumber daya Waktu, Mesin, SDM,
Bahan, dll. Selain itu penjadwalan produksi juga kegiatan produksi yg sangat penting
untuk mengambil keputusan dalam melakukan serangkaian kegiatan produksi dengan
keterbatasan sumberdaya. Suatu penjadwalan dikatakan baik jika sumberdaya yang
ada dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Tujuan penjadwalan
1. Meningkatkan penggunaan sumberdaya.
2. Mengurangi persedian barang setengah jadi.
3. Mengurangi keterlambatan pada job, sehingga meminimasi biaya
keterlambatan.
4. Membantu pengambilan keputusan mengenai perencanaan kapasitas
pabrik.

Pola produksi
Pola produksi didefenisikan sebagai distribusi jumlah produksi tahunan
kedalam periode yang lebih pendek dari setahun misalnya caturwulan, triwulan, bulan
atau minggu.
Jenis-jenis pola produksi
Pada prinsipnya ada tiga macam pola produksi
1. Pola produksi konstan
Pada pola produksi ini jumlah yang diproduksi setiap periode yang lebih
pendek dari satu tahun selalu sama.
7

2. Pola produksi bergelombang
Pada pola produksi ini jumlah produksi untuk setiap satuan waktu yang lebih
pendek dari satu tahun tidak selalu sama biasanya mengikuti pola penjualan.
3. Pola produksi moderat
Pada pola produksi ini prinsipnya merupakan pola produksi bergelombang.
Namun, diusahakan agar gelombang produksi tidak terlalu tajam sehingga dapat
mendekati konstan.
Sumber-sumber input dan sistem pengadaannya
Mencakup kegiatan mengidentifikasi input-input dan sarana produksi yang
dibutuhkan baik dari segi jenis jumlah, mutu, ataupun spesifikasinya. Secara umum
input-input dalam agribisnis adalah bibit, pupuk, obat-obatan(pestisida), tenaga kerja
dan modal. Dilain pihak sarana dan prasarana produksi adalah areal tempat produksi,
perlengkapan dan peralatan, serta bangunan-bangunan pendukung dan teknologi.
Setelah input-input serta sarana dan prasaran produksi diidentifikasi dan spesifikasi
maka disusun rencana dan sistem pengadaannya.










8

KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari tulisan yang dibuat adalah :
1. Dalam melakukan produksi pada perusahaan agribisnis harus memperhatikan
faktor-faktor yang mempengaruhi produksi tersebut.
2. Perencanaan produksi adalah aktivitas untuk menetapkan produk yang
diproduksi, jumlah yang dibutuhkan, kapan diproduksi dan sumber-sumber
bahan bakunya.
3. Hal-hal yang harus di perhatikan dalam perencanaan produksi adalah
pemilihan komoditas, pemilihan lokasi, skala usaha dan perencanaan proses
produksi.
4. Perencanaan proses produksi harus memperhatikan biaya produksi,
penjadwalan proses produksi, pola produksi dan sumber-sumber pengadaan
input.
5. Hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan komoditas adalah jenis dan
varietasnya, topografinya, dan iklim.
6. Pemilihan lokasi sangat penting dalam perencanaan proses produksi untuk itu
harus memperhatikan sumber bahan baku, dekat dengan pasar, ketersedian
tenaga kerja dan intensif khusus pada daerah tertentu.
7. Pemilihan skala usaha juga menjadi hal yang tidak mungkin dilupakan karena
sama pentingnya dengan pemilihan komoditas. Hal-hal tersebut adalah skala
ekonomis, dampak inflasi, sifat musiman dari pola produksi, jumlah giliran
tenaga kerja, dan kuantitas keluran yang dibutuhkan.





9

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Http : // www. Academia. edu/ 3519231 /
PENJADWALAN_PRODUKSI_DAN_PERENCANAAN_PERSEDIAAN_
BAHAN_BAKU. Diakses pada tanggal 12 Maret 2014
Anonim, Http : // www. Joni Pertanian 2012. wordpress.com/
2012/12/05/MAKALAH MANAJEMEN PERTANIAN. Diakses pada
tanggal 12 Maret 2014
Downey D. W, Erickson Steven. P, 1987. MANAJEMEN AGRIBISNIS. Erlangga,
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai