Anda di halaman 1dari 22

TERNAK DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN DAN HADIST

(PEMANFAATAN HEWAN BAGI MANUSIA)

OLEH :

 MUSLIHA 607001160
 A. WARDATUL JANNAH 607001160
 NURJIHAN ISLAMI ANSAR 60700116064

JURUSAN ILMU PETERNAKAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hewan bukan makhluk yang asing lagi bagi manusia, dalam kehidupan
sehari-hari manusia senantiasa berinteraksi dengan hewan. Semua hewan yang
terdapat di muka bumi adalah bagian dari kelengkapan kehidupan bersama dengan
manusia. Hewan menjadi teman sehari-hari bagi manusia, baik itu sebagai peliharaan
dan sebagai hiburan.dan merupakan salah salah satu yang sengaja dipelihara untuk
dimanfaatkan hasilnya, sebagai bahan industry dan sebagai kesenangan para pencinta
hewan. Selain itu ternak juga digunakan untuk membantu pekerjaan manusia.
Menurut Undang-Undang No. 41 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-
Undang No. 18 Tahun 2009 Tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, selanjutnya
ditulis dengan Perubahan Undang- Undang Peternakan, Pasal 1 angka 5 mengatakan
bahwa: “Ternak adalah hewan peliharaan yang produknya diperuntukan sebagai
penghasil pangan, bahan baku industri, jasa dan/atau hasil ikutannya yang terkait
dengan pertanian”.
Hewan ternak terbagi atas 3 yaitu ternak besar seperti sapi, kuda, kerbau, unta
dan sebaginya. Jenis ternak ini sering kali dimanfaatkan dagingnya, kotorannya,
kulitnya dan apa saja yang bisa digunakan untuk kebutuhan manusia. Yang kedua
Hampir sama dengan ternak besar, bila jenis ini contohnya seperti babi, kambing,
kelinci. Untuk alasannya sendiri bisa diambil dagingnya, susunya dan kotorannya
sebagai lahan pupuk pertanian dan ketiga yaitu unggas umumnya hewan yang
memiliki bulu seperti, ayam, bebek, angsa dan sebagainya. Yang diambil dari
peternakan unggas biasanya adalah telur, daging, dan bulunya.
Hewan ternak selain dimanfaatkan sebagai bahan industri juga dijadikan
sebagai hobi atau koleksi. Pada zaman modern ini banyak ternak hanya dijadikan
sebagai peliharaan untuk kesenangan dunia semata atau dijadikan hiasan didalam
rumah. Berdasarkan latar belakang diatas maka dibuatlah makalah ini untuk
mempelajari manfaat ternak sebagai kesenangan dunia. Hewan juga sudah menjadi
bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia sejak dulu dan manusia pun
banyak bergantung kepadanya yang sering digunakan banyak jenis hewan yang
sering digunakan manusia untuk meringankan pekerjaan yang sedang di jalankan da
nada juga yang memang di jadikan sumber pemasukan untuk dompet.
Berdasarkan uaraian diatas yang menjelaskan tentang manfaat hewan ternak
bagi kehidupan manusia yang dapat di gunakan atau di manfaat dalam berbagai
macam jenis untuk meringankan beban hidup maka hal tersebut yang melatar
belakangi dari penulisan makalah yang berjudul Pemanfaatan hewan bagi manusia.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil rumusan masalah dari
penulisan makalah ini bagaimana cara pemanfaatan hewan bagi masusia?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui manfaat hewan
bagi manusia.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pandangan Islam Tentang Hewan

Alquran memberi manusia kekuatan untuk memperlakukan hewan


dengan baik, untuk tidak menyakiti dan merendahkannya. Hewan, bersama dengan
semua ciptaan Allah, dipercaya menyembah Allah, walaupun tidak dengan cara
seperti yang manusia lakukan. Allah berfirman dalam Qs an-Nur/24:41 :

     


   
     
    
  

Terjemahnya :
Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di
langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya.
masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya[1043], dan
Allah Maha mengetahui apa yang mereka kerjakan. (Kementrian Agama,
RI;2012)

Secara eksplisit Alquran memperbolehkan manusia untuk mengonsumsi


daging hewan. Walaupun banyak umat muslim yang memilih menjadi vegetarian,
yang hanya makan produk tumbuhan, Alquran tidaklah mempersoalkan hal tersebut.
Hewan jenis tertentu hanya dapat dimakan apabila disembelih dengan cara tertentu.
Di sisi yang lain, beberapa binatang dan produknya dinyatakan oleh Alquran sebagai
barang haram, misalnya saja daging babi, darah, dan daging yang disembelih bukan
atas nama Allah. Binatang pemangsa di darat dan burung berparuh bengkok dan
tajam juga diharamkan. Akan tetapi, hewan-hewan laut, meski bentuk tubuhnya
menyerupai hewan darat yang haram, tetap saja dihalalkan.
Di antara hewan yang banyak disebutkan di dalam Alquran adalah jenis-jenis hewan
mamalia, burung, serangga, reptil, dan amfibi. Di kelompok burung ada burung hupu
atau hud-hud yang berperan sebagai peninjau yang membawa balik berita mengenai
sebuah negeri bernama Saba’ dalam kisah Nabi Sulaiman. Ada juga burung gagak
yang Allah kirim kepada putra Adam -dipercaya bernama Qabil- untuk mengajarinya
cara menguburkan mayat saudara yang dibunuhnya. Ada pula burung puyuh (salwā)
yang diturunkan Allah kepada umat Nabi Musa pada masa pelarian. Menu ini
merupakan salah satu hidangan surgawi yang dianugerahkan kepada mereka-menu
satunya lagi bernama mann. Alquran juga menyebut burung-burung yang Allah utus
untuk meluluhlantakkan tentara bergajah yang hendak menyerbu Ka’bah.
Unta juga merupakan hewan yang luar biasa. Allah melalui Alquran meminta
manusia untuk merenungkan bagaimana ia diciptakan. Cara minum unta menjadi
permisalan para penghuni neraka yang meminum air mendidih dengan rakus. Alquran
juga menyebut keledai dalam kisah Uzair yang diwafatkan Allah selama seratus
tahun, dan dihidupkan kembali setelah itu. Kitab ini juga menyebut kuda tunggangan
yang menjadi salah satu perhiasan duniawi yang paling diinginkan oleh manusia
dalam hidupnya.
Sapi disebut dalam kisah tiga nabi, yaitu Ibrahim, Yūsuf, dan Musa.
Disebutkan bahwa Ibrahim menghidangkan sapi muda panggang untuk menjamu
malaikat yang menjumpainya. Sapi juga disebut dalam mimpi penguasa Mesir yang
kemudian mampu ditakwilkan oleh Yūsuf. Musa juga meminta Bani Israil untuk
menyembelih seekor sapi ketika salah satu dari mereka terbunuh dan tidak diketahui
pembunuhnya.
Adapun kambing disebut dalam kisah Nabi Daud yang diminta menjadi
pengadil ketika dua orang bersaudara berselisih perihal kepemilikan hewan tersebut.
Sementara itu, babi selalu digambarkan sebagai hewan yang haram dikonsumsi
sekaligus dicela sifat-sifatnya. Dalam Alquran Allah melaknat orang-orang yang
durhaka dengan merubah rupa mereka menjadi babi dan kera. Adapun anjing,
binatang yang dibenci oleh sebagian orang, juga banyak disebut di sana, salah
satunya adalah anjing bernama Qiṭmīr.
Ular disebut sebanyak lima kali di dalam Alquran; kesemuanya berkaitan
dengan kisah penjelmaan tongkat Nabi Musa menjadi ular ketika dilempar. Adapun
serangga, semut misalnya, dimasukkan dalam kisah Nabi Sulaiman. Sementara itu
ikan dikisahkan dalam Alquran menelan Nabi Yunus yang sedang melarikan diri dari
kaumnya. Semua ini menunjukkan bahwa hewan adalah makhluk Tuhan seperti
halnya manusia. Bedanya, Allah menjadikan mereka tunduk kepada manusia dan
dapat diambil manfaatnya sebagai wujud dari kebesaran dan keagungan Allah. Itu
semua karena Allah telah menganugerahi manusia apa-apa yang berada di langit dan
di bumi (al-Jāṡiyah/45: 13)
Meski ada lebih dari 200 ayat di dalam Alquran yang berbicara tentang
hewan, baik secara umum maupun menunjuk secara spesifik jenis tertentu, namun
kehidupan hewan tidak menjadi tema yang mendominasi Alquran. Uraian mengenai
hewan juga tidak terlalu rinci, kendati penduduk asli Jazirah Arab pada pasa pra-
Islam banyak menggunakan hewan sebagai permisalan, misalnya ayam jantan yang
menggambarkan manusia yang ringan tangan kepada sesama, kadal yang
merepresentasikan pengkhianat, burung puyuh yang mewakili orang dungu, dan singa
yang menggambarkan pemberani.
Alquran juga menyebut jenis-jenis hewan dengan ungkapan dābbah, bentuk
tunggal dari ad-dawāb yang berarti makhluk melata -terkadang dimaknai manusia
dan hewan secara umum. Dalam Surah al-Ḥajj/22: 18, an-Nūr/24: 45 dan Fāṭir/35:
28, dijelaskan bahwa apa saja yang ada di langit dan bumi bersujud kepada Allah.
Sebagian dari hewan-hewan itu berjalan di atas perutnya, sebagian lagi berjalan
dengan dua kaki, dan sebagian lainnya dengan empat kaki. Allah menciptakan
hewan-hewan itu beragam, baik jenis maupun warnanya. Ini semua membuktikan
kekuasaan Allah yang tak terhingga. Dalam Surah Hūd/11: 6, Allah menegaskan
bahwa betapapun hewan-hewan itu amat beragam, namun tidak satu pun dari mereka
lepas dari pengawasan dan pemeliharaan-Nya.
Kesetaraan di antara makhluk -dalam artian setara dalam statusnya sebagai makhluk
Allah- sangat ditekankan Tuhan. Meski pada kenyataannya manusia jauh lebih mulia
daripada hewan, namun di akhirat nanti keduanya akan dikumpulkan bersama oleh
Allah. Apakah dalam posisi sejajar atau tidak, kita tidak pernah tahu. Allah berfirman
dalam Qs al-An-am/6:38 :
     
   
     
     
  
Terjemahnya :
Dan Tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang
terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah
Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab[472], kemudian kepada Tuhanlah
mereka dihimpunkan. [472] Sebahagian mufassirin menafsirkan Al-Kitab itu
dengan Lauhul mahfudz dengan arti bahwa nasib semua makhluk itu sudah
dituliskan (ditetapkan) dalam Lauhul mahfudz. dan ada pula yang
menafsirkannya dengan Al-Quran dengan arti: dalam Al-Quran itu telah ada
pokok-pokok agama, norma-norma, hukum-hukum, hikmah-hikmah dan
pimpinan untuk kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat, dan kebahagiaan
makhluk pada umumnya. (Kementrian Agama, RI; 2012).

Kesetaraan banyak dibicarakan dalam Alquran antara manusia di satu pihak


dan hewan di pihak lain. Ayat di atas menjelaskan bahwa hewan juga makhluk Allah,
sama dengan manusia. Walau mereka mempunyai ciri, kekhususan, dan sistem
kehidupan yang berbeda-beda, pada hakikatnya mereka sama dengan manusia di mata
Allah. Manusia diwajibkan untuk mengingat hal itu; bahwa mereka semua
adalah ummah. Ayat ini sudah sangat jauh melihat ke depan dalam implikasi moral
dan ekologi di dunia ini.
Meski setara (dalam perlakuan), akan tetapi hewan itu sendiri secara fisik bila
dibandingkan manusia memang masih kalah mulia. Hewan yang hina secara fisik
menjadi tamsil bagi orang kafir. Allah berfirman dalam Qs Muḥammad/47: 12 :
    
  
    
  
  
   


Terjemahnya :
Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang mukmin dan beramal saleh ke
dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. dan orang-orang kafir
bersenang-senang (di dunia) dan mereka Makan seperti makannya binatang.
dan Jahannam adalah tempat tinggal mereka. (Kementrian Agama, RI; 2012).
Beberapa ayat Alquran lainnya juga menyinggung perihal hewan; tentang
bagaimana manusia harus memperlakukan hewan, kegunaan hewan bagi manusia,
perilaku hewan yang patut ditiru manusia, dan banyak lagi lainnya.
Membicarakan hubungan kesetaraan antara manusia dengan hewan,
Muḥammad Fazlur Rahman Anshari menulis demikian, “Segala yang di muka bumi
ini diciptakan untuk kita, maka sudah menjadi kewajiban alamiah kita untuk menjaga
segala sesuatu dari kerusakan, memanfaatkannya dengan tetap menjaga martabatnya
sebagai ciptaan Tuhan, dan melestarikannya sebisa mungkin. Dengan demikian kita
mensyukuri nikmat Tuhan dalam bentuk perbuatan nyata.”
Dalam Alquran banyak disebutkan nama-nama hewan, baik sebagai tamsil
maupun model untuk memberi pelajaran dan petunjuk kepada manusia. Peran hewan
dalam kehidupan manusia sejajar dengan sumber daya alam lainnya, seperti air dan
tumbuhan, dan semuanya merupakan tanda-tanda keesaan Allah.
Allah berfirman dalam Qs al-Baqarah/2: 164 :

   


  
  
    
    
    
   
    
 
  
  
 

Terjemahnya :
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan
siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia,
dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia
hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala
jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit
dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi
kaum yang memikirkan. (Kementrian Agama, RI; 2012).
Ayat di atas menegaskan bahwa hewan merupakan salah satu tanda keesaan dan
kebesaran Allah, dan yang memahami hal tersebut hanyalah manusia yang dapat
memikirkannya. Ayat tersebut juga bisa menjadi motivasi bagi manusia untuk
memanfaatkan hewan-hewan untuk kepentingannya, salah satunya melalui proses
yang dinamakan domestikasi hewan, dan juga tumbuhan tentunya. Domestikasi
adalah proses penjinakan hewan dan penyesuaian hidup tumbuhan untuk berbagai
keperluan hidup manusia. Berikut menjelaskan beberapa manfaat hewan, baik hewan
secara umum maupun satwa peliharaan secara khusus, bagi manusia. Allah berfirman
dalam Qs an-Nahl/16:5-8 :
    
   
    
   
   
    
    
   
  
     
Terjemahnya :
Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada (bulu)
yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan sebahagiannya kamu
makan. dan kamu memperoleh pandangan yang indah padanya, ketika kamu
membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya ke tempat
penggembalaan, dan ia memikul beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu
tidak sanggup sampai kepadanya, melainkan dengan kesukaran-kesukaran
(yang memayahkan) diri. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang, dan (dia telah menciptakan) kuda, bagal[820] dan
keledai, agar kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. dan Allah
menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya. [820] Bagal Yaitu peranakan
kuda dengan keledai. (Kementrian Agama, RI; 2012).

B. Peternakan Dalam Kacamata Islam


Mahasuci Allah dengan segala FirmanNya yang telah menciptakan beraneka
macam hewan ternak dan beragam produk ternak yang sangat bermanfaat bagi
manusia. Jika kita perhatikan makna yang tersirat dalam kutipan surat Al Mukminuun
ayat 21 dapat dilihat betapa pentingnya peran hewan ternak dalam kehidupan
manusia. Allah berfirman dalam Q.S Al- Mukminuun/23:18:

   


    
   
 
Terjemahnya :
Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air
itu menetap di bumi, dan Sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa
menghilangkannya. (Kementrian Agama, RI; 2012).
Betapa tidak, produk utama ternak (susu, daging, telur dan madu) merupakan
bahan pangan hewani yang memiliki gizi tinggi dan dibutuhkan manusia untuk hidup
sehat, cerdas, kreatif dan produktif. Selain itu, ternak merupakan sumber pendapatan,
sebagai tabungan hidup (tabungan untuk membiaya sekolah dan untuk naik haji),
sebagai tenaga kerja pengolah lahan, alat transportasi, penghasil biogas, pupuk
organik dan sebagai hewan kesayangan. Selain itu, ternak juga bermanfaat dalam
ritual keagamaan, seperti dalam pelaksanaan ibadah qurban, menunaikan zakat (zakat
binatang ternak) dan sebagai dam pada saat melakukan ibadah haji.
Di samping itu, dalam sebuah riwayat menyebutkan bahwa Rasulullah saw
pernah berbincang-bincang dengan para sahabat mengenai dunia peternakan “Semua
Nabi pernah menggembala kambing”, kata Beliau.Kemudian, seorang Sahabat
bertanya, “Engkau sendiri bagaimana, ya Rasul?”. “Aku pernah menggembala
kambing,” jawab Nabi saw. Dialog singkat tersebut mengisyaratkan bahwa menjadi
peternak (penggembala ternak) adalah profesi yang pernah dilakukan para nabi.
Bahkan, banyak penulis sirrah nabawiyah menjelaskan bahwa ketika berusia muda,
Nabi Muhammad saw adalah seorang penggembala kambing yang terampil. Beberapa
riwayat menjelaskan, Nabi yang mulia itu sering memerah susu ternak domba
piaraannya untuk konsumsi keluarga beliau.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Manfaat Hewan Bagi Manusia


Di dalam sejumlah ayat, Allah menegaskan bahwa hewan merupakan satu
karunia besar dan menganjurkan orang-orang beriman agar mengambil manfaat dari
mereka. Allah berfirman dalam Q.S an-Nahl/16:80 :
    
    
 
  
   
 
  
  
Terjemahnya:
Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal dan Dia
menjadikan bagi kamu rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit binatang ternak
yang kamu merasa ringan (membawa)nya di waktu kamu berjalan dan waktu
kamu bermukim dan (dijadikan-Nya pula) dari bulu domba, bulu onta dan bulu
kambing, alat-alat rumah tangga dan perhiasan (yang kamu pakai) sampai
waktu (tertentu). (Kementrian Agama, RI; 2012).
Banyak ayat-ayat lain yang merujuk pada manfaat hewan. Bagian terbesar
manusia mereguk manfaat dari hewan-hewan tanpa memikirkan bahwa semua
karunia itu datang dari Allah. Mereka hanya mengonsumsi semua itu sebagai produk-
produk harian. Namun, sebagai balasan atas beragam-macam karunia-Nya itu, Allah
berkehendak agar manusia mensyukuri dan tidak melupakan semua karunia yang
telah Dia limpahkan itu. Dalam bab ini kita akan berkutat pada aneka macam rahmat
yang dianugerahkan Allah kepada manusia melalui hewan.

1. Sumber Gizi
Allah berfirman dalam Q.s Yaasiin/36:71-73 :
   
   
   
  
  
   
   
 
Terjemahnya :
Dan Apakah mereka tidak melihat bahwa Sesungguhnya Kami telah
menciptakan binatang ternak untuk mereka Yaitu sebahagian dari apa yang
telah Kami ciptakan dengan kekuasaan Kami sendiri, lalu mereka
menguasainya?. Dan Kami tundukkan binatang-binatang itu untuk mereka;
Maka sebahagiannya menjadi tunggangan mereka dan sebahagiannya mereka
makan. Dan mereka memperoleh padanya manfaat-manfaat dan minuman.
Maka Mengapakah mereka tidak bersyukur?. (Kementrian Agama, RI; 2012).
Allah menciptakan manusia dengan pelbagai kekurangan dan kelemahan
untuk menguji mereka di dunia ini. Dengan ketergantungan pada makanan untuk
bertahan hidup, yang sebetulnya satu kelemahan. Akan tetapi, kebanyakan manusia
tidak menganggap ini sebagai kelemahan dan begitu mudahnya menerima itu sebagai
kebutuhan alami yang tak terelakkan. Akan tetapi, ketergantungan pada makanan
bergizi adalah satu kelemahan dan untuk tujuan suci. Manusia seharusnya mencoba
memahami kehendak suci ini. Sebab hanya dengan begitu, mereka dapat memahami
kekurangan diri mereka di hadapan keperkasaan Sang Maha Pencipta mereka dan
kenyataan bahwa mereka membutuhkan semua karunia yang Dia anugerahkan. Puasa
juga mencakup kehendak ini, sebab menahan lapar dan haus untuk waktu pendek dan
temporer mengingatkan manusia pada kelemahan diri mereka serta membantu orang
lain mengerti akan kebutuhan mereka kepada Allah. Melibatkan diri dalam kegiatan
amal perbuatan semacam ini membuat mereka mampu mensyukuri nikmat karunia
yang telah diberikan kepada mereka dan merenungkannya dengan tulus.

Kemanusiaan memerlukan Allah, dan Allah, Maha Pemberi (ar-Razzaq),


menganugerahkan semua hamba-hamba-Nya dengan segala rupa kebutuhan. Salah
satu kebutuhan tersebut adalah bahan makanan yang berasal dari binatang, seperti
telur, daging, unggas, susu, madu, dan macam-macam lagi. Di dalam bab ini, akan
kita bahas beberapa aspek dari sumber-sumber hikmah dari sumber gizi yang
disebutkan dalam Al-Qur`an.

2. Daging dan Kesehatan Pribadi


Allah berfirman dalam Q.s ath-Thuur/52:22
 
   
Terjemahnya:
Dan Kami beri mereka tambahan dengan buah-buahan dan daging dari segala
jenis yang mereka ingini. (Kementrian Agama, RI; 2012).
Daging, yang disebut secara khusus, adalah satu nutrisi penting bagi tubuh
manusia. Asam-asam Amino, bongkahan-bongkahan prinsipil dari protein, sangatlah
penting untuk jaringan pertumbuhan dan perbaikan. Sebab itu, kecukupan asam
amino (pasokan protein) adalah vital bagi beragam kegiatan seperti ini. Protein
lengkap, berasal dari daging, menyediakan semua asam amino esensial dalam
makanan yang dikonsumsi dalam jumlah yang tepat. Beberapa jenis dari protein,
terutama sekali yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, tidak mengandungi jumlah asam
amino yang diperlukan tubuh manusia. Kaum Vegetarian yang tergantung pada
sayuran untuk kebutuhan protein dapat memperoleh jumlah yang cukup dari asam-
asam amino esensial hanya dengan melengkapi aturan makan harian mereka dengan
protein sempurna. Pola makan kaum vegetarian yang kurang kandungan protein,
sementara kaya dengan unsur karbohidrat, menghadang pasokan yang cukup dari
asam amino yang akhirnya bisa terkena edema (pembengkakan akibat akumulasi air
berlebihan dalam jaringan tubuh). Ini merupakan satu kesalahan serius dari pola
makan yang mematikan.
Daging tidak sekedar bahan makanan berprotein tinggi, tapi juga kaya dengan
mineral-mineral vital seperti zat besi, seng, fosfor, potasium, selenium, dan banyak
vitamin lainnya (bagian terbesarnya kelompok vitamin B kompleks). Sayuran juga
mengandung zat besi dan seng, tapi karena manusia yang ikut pola makan kaya
dengan sayuran dan sangat tergantung pada bahan-bahan makanan kaya-serat, maka
tubuh mereka tidak dapat sepenuhnya mencerna zat besi dan seng.
Lemak-lemak basah yang ditemukan di dalam daging merah dapat mencegah
kelumpuhan, khususnya di kalangan lelaki. 5 Kelumpuhan terjadi akibat dari
pemompaan darah secara mendadak ke sel-sel otak, satu tindakan yang membunuh
banyak sel darah. Namun, pengkajian belum lama ini mengungkapkan bahwa lemak
binatang mengatur aliran darah ke otak.
Berseberangan dengan sangkaan umum, makanan bebas daging tidaklah
rendah kadar kolesterolnya. Dengan anggapan bahwa bahan-bahan makanan di luar
daging adalah kaya dengan lemak-lemak terselubung, kaum vegetarian secara relatif
mengonsumsi lebih banyak lemak terselubung. Dalam upaya menjaga pola makan
gizi tinggi, spesialis kesehatan menganjurkan agar konsumsi kolesterol kurang dari
300 mgs per hari. Ini merupakan jumlah persis kolesterol yang didapat dari daging.
Pencernaan protein (daging) secara relatif merupakan proses panjang, tapi 95
persen dari kandungan protein dan 96 persen lemak dapat dicerna dengan mudah.
Lemak memungkinkan pencernaan bahan-bahan bergizi lainnya juga. Daging, yang
mengandung lemak dalam jumlah pantas, tetap bercokol di dalam perut dalam
rentang perpanjangan waktu, menunda rasa lapar, dan meningkatkan kekuatan
seseorang untuk menolak rasa lapar. Sebagai tambahan, karena unsur-unsur
kandungannya mempergiat kelenjar air liur, ia mempertajam selera makan dan
menfasilitasi pencernaan.
Terlepas dari fakta-fakta ilmiah ini, daging sangatlah menyedapkan. Kalaulah
sumber gizi esensial ini tidak demikian sedapnya, tentu kita akan harus dipaksa
memakannya, terlepas dari cita rasanya, demi mencukupkan kebutuhan kita akan
protein. Namun, sebagai satu karunia Allah, ia memang sedap. Sementara itu, Allah
menegaskan nilai daging dengan menyebutnya sebagai salah satu makanan di surga,
“Dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.” (al-Waaqi’ah [56]: 21).

3. Susu: Keajaiban Produk Hewani


Allah Berfirman dalam Q.s an-Nahl/16:66
   
    
    
  
 
Terjemahnya:
Dan Sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi
kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya
(berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi
orang-orang yang meminumnya. (Kementrian Agama, RI; 2012).
Pembentukan susu merupakan satu keajaiban. Itu menggugah pemikiran
bahwa minuman yang bersih dan sedap itu dihasilkan di antara darah dan apa yang
akan dikeluarkan dari tubuh.
Dengan segala penghargaaan akan manfaat-manfaatnya bagi kesehatan anak-
anak dan juga orang dewasa, kandungan susu patut dianalisis. Kasein, sejenis protein,
memberikan warna putih pada susu. Dengan meneliti setetes susu di bawah
mikroskop, orang akan melihat unsur-unsur sangat mungil yang mengapung. Terlepas
dari kasein dan lemak, susu terdiri atas laktosa (larutan kadar gula) dan sejumlah
vitamin esensial untuk kesehatan dan mineral (seperti fosfor dan kalsium). Kalsium
adalah unsur esensial dari tulang dan gigi.
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, susu adalah bahan makanan yang amat
bermanfaat, kaya dengan bahan-bahan esensial untuk pertumbuhan badan. Allah
menciptakan susu untuk kemanusiaan sebagai satu rahmat-Nya agar mereka
merenungkannya dan mensyukuri Keperkasaan-Nya. Itu juga suatu rahmat yang
akan, dengan izin Allah, dapat dinikmati di surga.
“(Apakah) perumpamaan (penghuni) surga yang dijanjikan kepada orang-
orang yang bertaqwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah
rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tiada berubah rasanya, sungai-
sungai dari khamar (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai
dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh didalamnya segala macam buah-
buahan dan ampunan Tuhan mereka, sama dengan orang yang kekal di neraka, dan
diberi minum dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya?”
(Muhammad [47]: 15).

4. Madu
Allah berfirman dalam Q.s an-Nahl/16: 68-69
    
   
   
     
    
   
   
     
  
Terjemahnya :
Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-
bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia",
kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan
Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke luar
minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat
yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang
memikirkan. (Kementrian Agama, RI; 2012).
Madu, beserta vitamin-vitamin dan mineral-mineral, sangatlah bermanfaat
bagi manusia. Ia mangandung gula (glukosa dan fruktosa), beragam mineral (kalsium,
potassium, magnesium, sodium klorin, sulfur, besi, dan fosfor), dan vitamin-vitamin
(B1, B2, B3, B5, B6, dan C).8 Tambahannya, ia juga mengandung sejumlah kecil
dari beberapa macam hormon, tembaga, iodium dan zinc-dengan kata lain, ia
mengandung, hampir segala yang diperlukan tubuh manusia.
Informasi berikut dikeluarkan ketika Konferensi Pertanian Dunia tahun 1993.
Dalam konferensi tersebut, ada satu sesi khusus tentang penyembuhan dengan
menggunakan elemen-elemen berasal dari madu lebah. Beberapa ilmuwan Amerika
mengatakan bahwa madu, royal jelly, tepung sari, dan propolis (tahi lebah) dapat
menyembuhkan banyak penyakit. Seorang dokter dari Rumania mengatakan dia
sudah mencoba penggunaan madu untuk penyembuhan katarak pada sejumlah pasien,
dan ternyata 2.002 dari 2.094 penderita (95%) sembuh sepenuhnya. Seorang dokter
Polandia juga memberitahukan bahwa tahi lebah menyembuhkan banyak penyakit
seperti haermorrhoid (demam berdarah), penyakit kulit, penyakit-penyakit pada
peranakan, dan bermacam-macam keluhan lainnya.
Manfaat lain dari madu adalah, dibandingkan dengan jumlah gula yang sama,
ia mengandung 44% kalori lebih sedikit. Artinya, meskipun madu merupakan
penyumbang energi yang besar, ia tidak menambah berat badan orang yang
meminumnya.
Cairan kental sedap rasa dan rendah kalori ini gampang sekali dicerna. Karena
molekul-molekul cairan manis dapat berubah menjadi glukosa, madu, meski
mengandung kadar asam tinggi, mudah dicerna, bahkan oleh penderita penyakit
perut.
Madu menolong ginjal dan usus berfungsi lebih baik. Karena tidak
mengandung molekul-molekul gula, madu juga manjur untuk otak. Sementara itu,
madu juga membersihkan darah dan aliran darah serta instrumental dalam
memproduksi darah. Dengan banyaknya jumlah energi yang dikeluarkannya, madu
punya kemampuan yang diperlukan untuk memproduksi daya tenaga guna
memproduksi darah.
Madu melindungi tubuh dari keluhan penyempitan kapiler (capillary) dan

arteriosklerosis (saluran darah ke jantung), dan juga membunuh bakteri. Bila

diminum bersama air sejuk, madu menyatu ke dalam aliran darah hanya dalam waktu

tujuh menit, dan dengan demikian merupakan unsur penyembuh cepat dan bagus

untuk tubuh. Bila diaduk dengan air, ia mujarab dengan kandungan kualitas

antiseptik. Terlepas dari ini, madu mengandung semacam bahan-bahan kimia

antibakteri, seperti benzyl alcohol dan banyak lagi.

Sumbangan madu lebah untuk kesehatan manusia tidak terbatas pada madu,
sebab lebah juga menghasilkan produk lain: royal jelly. Royal jelly, bahan berbau
tajam yang dikeluarkan oleh lebah pekerja untuk memberi makan ratu lebah, adalah
karunia lain untuk manusia, karena di dalamnya terkandung sejumlah mineral seperti
fosfor, kalsium, besi, sodium, potassium dan magnesium, vitamin B2, B3, dan B6,
serta protein dan karbohidrat. Allah berfirman dalam Q.s Luqman/31:20
     
    
  
   
     
     
 
Terjemahnya:
Tidakkah kamu perhatikan Sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk
(kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan
menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. dan di antara manusia
ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau
petunjuk dan tanpa kitab yang memberi penerangan. (Kementrian Agama, RI;
2012).

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada makalah ini adalah bahwa hewan sangat bermanfaat
bagi manusia seperti hasil hewan ternak menjadi sumber pangan penting bagi
manusia, mulai dari daging telur susu menjadi sumber energy.
B. Saran
Diharapkan pembaca dapat memberikan saran dan kritik untuk membuata
makalah lebih baik kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Resimli Saglik Ansiklopedisi (Illustrated Health Encyclopedia) (Bilpa-Inkilap


Publishing), vol. 4, hlm. 476.

Sabah Gazetesi (koran Turki), 25 Desember 1997, dari Harvard University.

Ana Britannica Ansiklopedisi (Britannica Encyclopedia), vol. 8, hlm. 334.

http://www.bawarchi.com/health/milk2.html

http://biorganic.ifrance.com/biorganic/honey.htm

Hurriyet Gazetesi (koran Turki), 19 October 1993.

http://www.naturalark.com/honey.html

Anda mungkin juga menyukai